Anda di halaman 1dari 62

am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUTUSAN

si
Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk
DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

ne
ng
Pengadilan Negeri Kuala Kapuas Kelas II yang mengadili perkara pidana
pada tingkat pertama dengan acara pemeriksaan biasa telah menjatuhkan putusan
sebagai berikut dibawah ini dalam perkara Terdakwa :

do
gu
Nama lengkap : MUHAMAD PUNDING JAHARI Bin JAHARI
(Alm);

In
A
Tempat lahir : Jabiren;
Umur atau tanggal lahir : 53 tahun / 07 Agustus 1965;
ah

lik
Jenis kelamin : Laki-Laki;
Kebangsaan : Indonesia;
Tempat tinggal : UPT Anjir Pulang Pisau Rt. 001 Rw. 000
am

ub
Kelurahan Anjir Pulang Pisau Kecamatan
Kahayan Hilir Kabupaten Pulang Pisau
ep
Propinsi Kalimantan Tengah;
k

Agama : Islam;
ah

Pekerjaan : Petani;
R

si
Terdakwa dalam perkara ini tidak dilakukan penahanan;
Terdakwa dalam perkara ini didampingi oleh Penasihat Hukumnya yang

ne
ng

bernama 1. PARLIN BAYU HUTABARAT, S.H.,M.H., 2. BENNY PAKPAHAN,


S.H., 3. SUKRI GAZALI, S.H., 4. ROYANTO GUNAWAN SIMANJUNTAK, S.H.,

do
gu

5. WILSON SIANTURI, S.H., 6. YULIANDHO EKA PUJA KESUMA, S.H.,


kesemuanya Advokat pada Kantor Hukum “PAKPAHAN HUTABARAT LAW
OFFICE”, yang berkantor di Jalan Kalibata Ruko Nomor 04 Blok 02 Palangka
In
A

Raya – Kalimantan Tengah, berdasarkan Surat Kuasa Khusus tertanggal 02 Juli


2019;
ah

lik

PENGADILAN NEGERI TERSEBUT;


Telah membaca Surat Penetapan Ketua Pengadilan Negeri Kuala Kapuas
m

ub

Kelas II Nomor 143/Pen.Pid.B-LH/2019/PN Klk tertanggal 24 Juni 2019 tentang


penunjukan Majelis Hakim yang mengadili perkara Terdakwa MUHAMAD
ka

PUNDING JAHARI Bin JAHARI (Alm);


ep

Telah membaca penetapan Hakim Ketua Majelis Nomor 143/Pen.Pid.B-


ah

LH/2019/PN Klk tertanggal 24 Juni 2019, tentang penetapan Hari Sidang dalam
R

perkara Terdakwa MUHAMAD PUNDING JAHARI Bin JAHARI (Alm);


es

Telah membaca berkas perkara dan surat-surat lain yang bersangkutan;


M

ng

on
gu

halaman 1 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Telah mendengar keterangan Saksi-Saksi, Ahli-Ahli, dan Terdakwa, serta

si
memperhatikan bukti surat dan barang bukti yang diajukan di persidangan;
Telah mendengar tuntutan pidana Penuntut Umum Reg. Perk. No. : PDM-

ne
ng
60/Eku.2/Kpuas/0719 tertanggal 11 September 2019, yang pada pokoknya
menuntut agar Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini memutus:
1. Menyatakan Terdakwa MUHAMAD PUNDING. J Bin JAHARI (Alm) terbukti

do
gu
secara sah dan meyakinkan bersalah “secara tidak sah yang mengerjakan,
menggunakan, menduduki, dan/atau menguasai lahan perkebunan”

In
A
sebagaimana diatur dalam Pasal 107 huruf (a) Jo Pasal 55 huruf (a) UU RI
No.39 tahun 2014 tentang Perkebunan , dalam dakwaan Jaksa Penuntut
ah

lik
Umum;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa MUHAMAD PUNDING. J Bin JAHARI
(Alm) dengan pidana penjara selama 1 (satu) tahun dan 6 (enam) bulan
am

ub
dengan perintah terdakwa segera ditahan;
3. Menyatakan barang bukti berupa :
ep
- 1 (satu) unit Excavator PC 200, Merk Komatsu PC200, warna kuning;
k

Dikembalikan kepada Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalteng.


ah

- 14 (empat belas) lembar fotocopy surat perjanjian penunjukan jasa


R

si
pekerjaan persiapan lahan kebun sawit, dengan nomor :
CLD/019/VIII/2018, tanggal 1 Agustus 2018 antara Sdr. TIMBUL SINAGA

ne
ng

sebagai pemilik perkebunan dengan Sdr. HARSON;


- 15 (lima belas) lembar Surat perjanjian penunjukan jasa pengerjaan

do
gu

persiapan lahan kebun sawit, Nomor : Kosong, tanggal 12 September


2018, antara Sdr. HARSON sebagai pemegang kontrak pembukaan lah an
In
dengan Sdr. MUHAMAD NURHADI Sebagai Sub-Kontraktor pengadaan
A

jasa persiapan lahan kebun kelapa sawit;


- 4 (empat) Buah buku merk OKEY, yang isinya catatan kegiatan
ah

lik

perkebunan kelapa sawit;


Tetap terlampir dalam berkas perkara;
m

ub

- 1 (satu) buah gunting pemotong kabel warna hijau dengan pegangan dililit
karet warna hitam;
ka

Dirampas untuk dimusnahkan;


ep

4. Menetapkan untuk membayar biaya perkara sebesar Rp. 5.000,- (lima ribu
ah

rupiah);
R

Menimbang, bahwa terhadap tuntutan tersebut, Penasihat Hukum Terdakwa


es

mengajukan pembelaan secara tertulis (pledoi) tertanggal 17 September 2019,


M

ng

on
gu

halaman 2 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang pada pokoknya memohon kepada Majelis Hakim agar terhadap diri Terdakwa

si
dijatuhi putusan sebagai berikut :
1. Menyatakan Terdakwa MUHAMAD PUNDING JAHARI Bin JAHARI (Alm) tidak

ne
ng
terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
sebagaimana didakwakan dalam surat dakwaan Penuntut Umum;
2. Membebaskan Terdakwa karena itu dari dakwaan (vrijspraak) atau setidak-

do
gu
tidaknya menyatakan Terdakwa diputus lepas dari segala tuntutan hukum
(onslag van recht vervolging);

In
A
3. Memulihkan segala hak Terdakwa dalam kemampuan, kedudukan serta harkat
dan martabatnya;
ah

lik
4. Membebankan biaya perkara kepada Negara;
Menimbang, bahwa atas Nota Pembelaan tertulis dari Penasihat Hukum
Terdakwa tersebut, Penuntut Umum menyatakan tetap telah mengajukan Jawaban
am

ub
atas pembelaan tersebut (replik) secara tertulis tertanggal 24 September 2019
yang pada pokoknya menyatakan tetap pada tuntutannya semula, dan Penasihat
ep
Hukum Terdakwa secara tertulis menyampaikan tanggapan (duplik) tertanggal 01
k

Oktober 2019;
ah

Menimbang, bahwa Terdakwa dihadapkan dalam persidangan dengan


R

si
dakwaan telah melakukan tin dak pidana sebagaimana diuraikan dalam Surat
Dakwaan Penuntut Umum No. Reg. Perkara : PDM-60/Euh.1/06/2019 tertanggal

ne
ng

20 Juni 2019 sebagai berikut :


Bahwa terdakwa MUHAMAD PUNDING JAHARI Bin JAHARI (Alm) pada

do
gu

hari, tanggal dan bulan yang sudah tidak dapat diingat lagi oleh terdakwa di
pertengahan tahun 2012 sampai dengan akhir tahun 2018, atau setidak-tidaknya
In
diwaktu lain di pertengahan tahun 2012 sampai dengan akhir tahun 2018,
A

bertempat di Kelurahan Mandomai, Kecamatan Kapuas Barat, Kabupaten Kapuas,


Propinsi Kalimantan Tengah , atau setidak-tidaknya pada suatu tempat lain yang
ah

lik

masih termasuk dalam daerah hukum Pengadilan Negeri Kuala Kapuas, dilarang
secara tidak sah yang mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau
m

ub

menguasai lahan perkebunan, perbuatan tersebut dilakukan oleh terdakwa


dengan cara sebagai berikut :
ka

- Bahwa pada awalnya pada pertengahan tahun 2012 sampai dengan akhir
ep

tahun 2018 terdakwa melakukan kegiatan perkebunan kelapa sawit seperti


ah

antara lain, pembersihan lahan (land clearing), pembibitan, dan penanaman


R

kelapa sawit di Kelurahan Mandomai, Kecamatan Kapuas Barat, Kabupaten


es

Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah, dimana kegiatan -kegiatan tersebut


M

ng

dilakukan oleh terdakwa dengan membeli tanah atau lahan di kelurahan


on
gu

halaman 3 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Mandomai Kecamatan Kapuas Barat sejak tahun 2012 sampai tahun 2014

si
dengan harga yang bervariasi mulai dengan harga terendah senilai
Rp.2.000.000 (dua juta rupiah) dan sampai harga tertinggi senilai

ne
ng
Rp.25.000.000 (dua puluh lima juta rupiah), dimana terdakwa membayar lahan
atau tanah di kelurahan Mandomai dengan luas kurang lebih 1.300 (seribu tiga
ratus) hektar tersebut menggunakan uang terdakwa sendiri dengan total

do
gu
pembayaran atau ganti rugi sebesar Rp. 5.000.000.000 (Lima Miliyar Rupiah);
- Bahwa terdakwa dalam melakukan kegiatan perkebunan kelapa sawit tersebu t

In
A
dimulai pada tanggal yang sudah tidak dapat dapat diingat lagi oleh terdakwa
pada bulan Februari 2013 berupa Bloking keliling dengan menggunakan alat
ah

lik
berat, kemudian pada tanggal yang sudah tidak dapat diingat lagi oleh
terdakwa pada bulan September 2013 pada saat kegiatan Bloking akan
selesai terdakwa bertemu dengan saksi TIMBUL SINAGA dimana saat itu
am

ub
terjadi pembicaraan tentang kerja sama dibidang perkebunan kelapa sawit
yaitu rencana bagi hasil akan tetapi belum disetujui nominalnya antara
ep
terdakwa dan saksi TIMBUL SINAGA dan kemudian saksi TIMBUL SINAGA
k

menyetujui pembicaraan tersebut dengan terdakwa hingga akhirnya sampai


ah

saat ini dimana uang atau modal yang dikeluarkan oleh saksi TIMBUL SINAGA
R

si
sekitar Rp.12.000.000.000 (Dua Belas Miliyar Rupiah) untuk kegiatan kebun
kelapa sawit yang dikelola oleh terdakwa dimana uang atau modal dari saksi

ne
ng

TIMBUL SINAGA tersebut digunakan untuk pembukaan lahan/Land Clearing,


Penanaman, pemupukan, dan pembayaran gaji karyawan, dimana modal atau

do
gu

uang saksi TIMBUL SINAGA tersebut ditransfer/dikirimkan kepada sdr


GULTOM dan diganti dengan saksi MARTIN SITANGGANG;
In
- Bahwa pada tanggal yang sudah tidak dapat diingat lagi oleh terdakwa pada
A

bulan Oktober 2013 terdakwa melakukan kegiatan pembuatan camp,


pembibitan, pembukaan lahan, atau stacking, kemudian pada tanggal yang
ah

lik

sudah tidak dapat diingat lagi oleh terdakwa pada bulan Maret 2016
penanaman kelapa sawit dimulai semua di wilayah Kelurahan Mandomai,
m

ub

Kecamatan Kapuas Barat, Kabupaten Kapuas, Propinsi Kalimantan Tengah;


- Bahwa luas areal yang dikerjakan oleh terdakwa dengan bekerja sama dengan
ka

saksi TIMBUL SINAGA di wilayah Kapuas Barat kurang lebih seluas 1.300
ep

(seribu tiga ratus) Hektar, dimana sampai sekarang kegiatan perkebunan yang
ah

terdakwa kerjakan berupa penanaman seluas kurang lebih 278 (dua ratus
R

tujuh puluh delapan) Hektar, pembibitan seluas kurang lebih 4 (empat ) Hektar,
es

dan yang sudah dilakukan Land Clearing seluas kurang lebih 50 (lima puluh)
M

ng

Hektar;
on
gu

halaman 4 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa dalam melakukan pengerjaan dan kegiatan perkebunan kelapa sawit

si
milik saksi TIMBUL SINAGA tersebut terdakwa menggunakan sarana atau alat
berupa 2 (dua) unit alat berat Excavator KOMATSU PC 200 milik saksi

ne
ng
TIMBUL SINAGA, 1 (satu) unit alat berat Excavator KOMATSU PC 200 milik
saksi HARSON yang disewa dari Dinas Pekerjaan Umum Palangkaraya, 4
(empat) unit alat berat Excavator HATCHI PC 200 milik sdr OSIS yang kontrak

do
gu
kerjanya melalui terdakwa sendiri;
- Bahwa Karyawan atau pekerja yang ikut membantu terdakwa dalam

In
A
pengerjaan dan kegiatan perkebunan kelapa sawit milik saksi TIMBUL
SINAGA di Kelurahan Mandomai antara lain 1 (satu) Manager sdr.DEDI, 1
ah

lik
(satu) asisten kebun / kepala kebun saksi MARTIN SITANGGANG, 1 (satu)
Mandor Pembibitan saksi RUDY, 1 (satu) Mandor Land Clearing/(LC) sdr.
SYAHYAGO, 1 (satu) Mandor perawatan sdr RUDI, dan 15 (lima belas)
am

ub
Karyawan perawatan, 4 (empat) orang karyawan pembibitan, 6 (enam) orang
tenaga borongan yang bekerja dibagian penanaman, 2 (dua) orang security,
ep
dan 2 (dua) orang Penjaga keamanan yang kesemuannya karyawan/pekerja di
k

bayar atau di gaji oleh saksi TIMBUL SINAGA;


ah

- Bahwa lahan atau tanah di kelurahan Mandomai milik terdakwa dan saksi
R

si
TIMBUL SINAGA tersebut sampai dengan saat ini belum memiliki perijinan
apapun, baik itu Izin Usaha Perkebunan (IUP) ataupun Surat Tanda Daftar

ne
ng

Budidaya (STDB) dan tidak berbadan hukum, bahwa dasar terdakwa dapat
melakukan kegiatan dan pengerjaan lahan di kelurahan Mandomai tersebut

do
gu

hanyalah dengan dasar SPPT milik warga atau masyarakat Kelurahan


Mandomai Kecamatan Kapuas Barat yang menurut terdakwa telah di beli atau
In
diganti rugi oleh terdakwa dengan total sebanyak 609 (enam ratus sembilan)
A

SPPT, 8 (delapan) SPPT dibuat ditahun 2005, 3 (tiga) SPPT dibuat pada tahun
2012, dan sebanyak 598 (lima ratus sebilan puluh delapan) SPPT dibuat
ah

lik

ditahun 2015 jadi yang kesemuannya dengan total luas 1.300 (seribu tiga
ratus) hektar;
m

ub

Perbuatan terdakwa sebagaimana diatur dan diancam pidana dalam


Pasal 107 huruf (a) Jo Pasal 55 huruf (a) UU RI No.39 tahun 2014 tentang
ka

Perkebunan;
ep

Menimbang, bahwa atas Surat Dakwaan tersebut, Terdakwa menyatakan


ah

sudah mengerti akan maksud dari dakwaan itu, dan Terdakwa maupun Pen asihat
R

Hukumnya mengajukan keberatan;


es

Menimbang, bahwa atas Surat Dakwaan tersebut, Penasihat Hukum


M

ng

Terdakwa telah mengajukan keberatan / eksepsi tertanggal 4 Juli 2019;


on
gu

halaman 5 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa atas nota keberatan / eksepsi Penasihat Hukum

si
Terdakwa tersebut, Penuntut Umum telah mengajukan pendapatnya tertanggal 09
Juli 2019;

ne
ng
Menimbang, bahwa terhadap keberatan/eksepsi Penasihat Hukum Terdakwa,
Majelis Hakim telah menjatuhkan Putusan Sela Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk
tertanggal 18 Juli 2019, yang amarnya berbunyi sebagai berikut :

do
gu
1. Menolak Keberatan / Eksepsi Penasihat Hukum Terdakwa untuk seluruhnya;
2. Memerintahkan pemeriksaan perkara atas nama Terdakwa dilanjutkan;

In
A
3. Menangguhkan biaya perkara sampai dengan putusan akhir;
Menimbang, bahwa selanjutnya untuk membuktikan dakwaan tersebut di
ah

lik
atas, Penuntut Umum telah menghadirkan 8 (delapan) orang Saksi dan 3 (tiga)
orang Ahli dalam persidangan, yang masing-masing memberikan keterangan
sebagai berikut :
am

ub
1. Saksi Ir. TIMBUL SINAGA Bin SAHALA SINAGA, M.Hum., di bawah janji
yang pada pokoknya menerangkan :
ep
- Bahwa yang Saksi ketahui sehubung perkara Terdakwa yang dilaporkan
k

melakukan perkebunan tanpa izin;


ah

- Bahwa Saksi mengetahui Terdakwa dilaporkan tidak memiliki izin perkebunan


R

si
setelah diberitahu oleh Terdakwa karena antara Saksi dan Terdakwa bermitra
atau kerja sama melakukan budidaya perkebunan bersama sama masyarakat;

ne
ng

- Bahwa kerja sama antara Saksi dan Terdakwa untuk melakukan budidaya
perkebunan tersebut, awal pertemuan dan kerjasamanya untuk melakukan

do
gu

budidaya perkebunan tersebut dilakukan pada tahun 2012;


- Bahwa areal yang akan dipergunakan untuk melakukan budidaya perkebu nan
In
seluas 1.300 (seribu tiga ratus) hektar, yang terletak di kelurahan mandomai,
A

tempat Terdakwa;
- Bahwa Terdakwa tidak memiliki perkebunan dan juga bukan seorang
ah

lik

pengusaha, Terdakwa adalah petani biasa dan Saksi juga tidak memiliki
perusahaan, intinya antara Saksi dan Sdr. Terdakwa bekerjasama untuk
m

ub

melakukan budidaya perkebunan tersebut;


- Bahwa budidaya perkebunan sawit yang akan Saksi dan Terdakwa lakukan
ka

tersebut Saksi sudah mengeluarkan dana untuk sebesar Rp. 5.000.000.000,-


ep

(lima milyar rupiah);


ah

- Bahwa yang mengelola atau mengkoordinir selama ini adalah Terdakwa sejak
R

pembukaan lahan sampai sekarang;


es

- Bahwa sepengetahuan Saksi, lahan yang dipergunakan untuk budidaya


M

ng

perkebunan tersebut adalah lahan milik masyarakat yang memiliki Surat


on
gu

halaman 6 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pernyataan Pemilikan Tanah (SPPT) dan dilakukan ganti rugi oleh Terdakwa,

si
dan pemiliknya tersebut juga bekerja atau sebagai pekerja di perkebunan
tersebut;

ne
ng
- Bahwa selama ini Terdakwa ada mempunyai tempat / kantor serta karyawan,
dan Saksi pernah turun ke lapangan;
- Bahwa untuk izin perkebunan tidak ada untuk budidaya perkebunan tersebu t,

do
gu
tetapi untuk kelompok tani sudah terbentuk;
- Bahwa alat yang dipergunakan untuk melakukan aktifitas pembukaan lahan

In
A
adalah alat berat Excavator sebanyak 2 (dua) unit yang disewa oleh Terdakwa,
tetapi Saksi tidak mengetahui disewa dimana;
ah

lik
- Bahwa yang Saksi ketahui untuk ganti rugi yang dilakukan Terdakwa dengan
areal 1.300 (seribu tiga ratus) hektar tersebut adalah sebanyak 608 buah Surat
Pernyataan Pemilikan Tanah (SPPT) dan dilakukan secara bertahap sejak
am

ub
tahun2012-2015;
- Bahwa sebelum adanya pengakuan dari PT. Kapuas Sawit Sejahtera pada
ep
September 2018, semua lahan dikuasai oleh Terdakwa sebagaimana Su rat
k

Pernyataan Pemilikan Tanah (SPPT) tersebut, dan pada saat dilakukan


ah

mediasi oleh aparat, PT. Kapuas Sawit Sejahtera tidak memiliki Surat
R

si
Pernyataan Pemilikan Tanah (SPPT) terhadap lahan yang diganti rugi oleh
Terdakwa;

ne
ng

- Bahwa sepengetahuan Saksi, areal seluas 1.300 (seribu tiga ratus) hektar
tersebut belum keseluruhan ditanami sawit, areal yang sudah ditanami sawit

do
gu

baru seluas 400 (empat ratus) hektar, sementara sisanya ada yang diserobot
dan dirusak oleh PT. Kapuas Sawit Sejahtera;
In
- Bahwa terkait legalitas atas lahan masyarakat yang di bebaskan sejak 2013
A

berupa Surat Pernyataan Pemilikan Tanah (SPPT), dan tidak ada pihak-pihak
yang keberatan hingga dilakukannya Land Clearing dari tahun 2013 s/d tah u n
ah

lik

2018, Terdakwa juga tidak pernah menyampaikan masalah baik dari


masyarakat maupun pemerintah daerah setempat;
m

ub

- Bahwa sepengetahuan Saksi, Terdakwa dilaporkan oleh PT. Kapuas Sawit


Sejahtera karena melakukan penyerobotan ke Polres Kapuas pada September
ka

2018 karena tidak memiliki izin;


ep

- Bahwa budidaya perkebunan yang dilakukan Terdakwa tidak ada izin


ah

perkebunan karena untuk izin perkebunan diperuntukan kepada badan u sah a


R

dan kalau untuk budidaya dilakukan pendaftaran yaitu Surat Tanda Daftar
es

Budidaya (STDB) yang merupakan kewenangan pemerintah daerah, jika


M

ng

sudah berhasil/menghasilkan dan membayar pajak;


on
gu

halaman 7 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa sepengetahuan Saksi, yang bisa membuat pengakuan adalah badan

si
usaha yang mempunyai Hak Guna Usaha (HGU);
- Bahwa Surat Pernyataan Pemilikan Tanah (SPPT) dan surat-surat yang

ne
ng
pernah Saksi lihat masih terdapat atas nama pemilik asal sekitar 28 (dua puluh
delapan) Surat Pernyataan Pemilikan Tanah (SPPT) dan lahan yang sudah
diganti-rugi, pemiliknyapun dibawa kerjasama untuk mengerjakan lahan

do
gu
tersebut sehingga para pekerja yang ikut hampir 99.9% adalah warga sekitar
dan pemilik lahan;

In
A
- Bahwa luas lahan yang sudah ditanami sawit sekitar 400 (empat ratus) hektar,
akan tetapi belum menghasilkan;
ah

lik
- Bahwa antara Saksi dan Terdakwa pada saat menyerahkan sejumlah uang
Rp. 5.000.000.000,- (lima milyar rupiah) tidak ada melakukan suatu perjanjian,
dan melakukan kerja sama tersebut secara lisan;
am

ub
- Bahwa Saksi kenal dengan Terdakwa pada tahun 2010 karena pada waktu itu
ada perkebunan PT. Graha Inti Jaya yang rencananya membuka Plasma
ep
1.300 (seribu tiga ratus) hektar tetapi hasil tidak maksimal dan masyarakat
k

tidak mau lagi dan disitu Saksi bertemu dengan Terdakwa;


ah

- Bahwa lahan masyarakat yang telah diganti rugi oleh Terdakwa semula ada
R

si
tanaman di atasnya seperti pohon sengon dan ada juga persawahan milik
masyarakat;

ne
ng

- Bahwa uang Saksi dan uang Sdr. Terdakwa juga ada dalam kerjasama
tersebut;

do
gu

- Bahwa pada saat adanya permasalahan dengan PT. Kapuas Sawit Sejahtera,
Saksi tidak ada bertemu dengan pimpinan PT. Kapuas Sawit Sejahtera
In
tersebut;
A

- Bahwa pada saat Saksi awal bertemu dengan Terdakwa, tidak ada bentuk
kerjasama yang disepakati ataupun yan g direncanakan;
ah

lik

- Bahwa pada saat ada permasalahan antara PT. Kapuas Sawit Sejahtera
dengan Terdakwa tersebut, Saksi tidak ada di lokasi pada saat ada
m

ub

permasalahan tersebut karena Terdakwa adalah sebagai pimpinan di lokasi


tersebut, Saksi hanya menerima laporan saja dari Terdakwa;
ka

- Bahwa terkait masalah lain Terdakwa untuk mengelola lahan tersebut tidak
ep

ada, yang terbentuk barulah kelompok kami;


ah

- Bahwa lahan yang dibebaskan tidak atas nama Terdakwa dan masih atas
R

nama pemilik awal;


es
M

ng

on
gu

halaman 8 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa ganti rugi dilakukan dengan jual beli antara Terdakwa dan masyarakat

si
dengan harga perhektar secara cash dengan bukti kwitansi, tetapi tidak melalui
notaris dan balik nama melalui notaris Saksi tidak tahu;

ne
ng
- Bahwa Saksi tidak pernah melihat secara langsung tentang ganti rugi yang
dilakukan Terdakwa, Saksi hanya menerima laporan saja dari Terdakwa dan
Saksi melihat kwintansi dan juga pernah melihat ke lokasi;

do
-
gu
Bahwa luas lahan yang diakui oleh PT. Kapuas Sawit Sejahtera di atas lahan
yang telah dilakukan ganti rugi oleh Terdakwa adalah seluas 400 (empat ratus)

In
A
hektar dan yang dirusak sekitar 50 (lima puluh) hektar, dimana ganti rugi
kepada masyarakat sejak tahun 2012 dan PT. Kapuas Sawit Sejahtera tidak
ah

lik
ada pada waktu itu;
- Bahwa setelah menerima laporan dari Sdr. Terdakwa dan menanyakan
masalah tersebut, sepengetahuan Saksi ada Terdakwa menghubungi
am

ub
Kecamatan setempat yang mengatakan kalau PT. Kapuas Sawit Sejahtera
juga mengklaim kalau ada memiliki lain arahan dari Bupati Kapuas;
ep
- Bahwa masyarakat yang menerima ganti rugi dan sebagai pekerja di lahan
k

tersebut marah karena mereka sebagai pemilik lahan tersebut dan juga
ah

sebagai Kelompok Tani;


R

si
- Bahwa penanaman sawit di atas lahan tersebut dilakukan sejak tahun 2 014 di
atas lahan seluas 400 (empat ratus) hektar, dan tidak ada warga masyarakat

ne
ng

yang komplain terkait hal tersebut;


- Bahwa saksi mengenali barang bukti yang diperlihatkan dipersidangan;

do
gu

Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut di atas, pada dasarnya


Terdakwa memberikan pendapat keterangan Saksi yang diberikan tersebut benar
In
dan Terdakwa tidak keberatan;
A

2. Saksi EDDY SUCIPTO, S.E., dibawah janji yang pada pokoknya


menerangkan:
ah

lik

- Bahwa Saksi pernah diperiksa oleh Penyidik sehubungan sengketa lahan


antara PT. Kapuas Sawit Sejahtera dengan Terdakwa;
m

ub

- Bahwa Saksi mengetahui adanya permasalahan antara PT. Kapuas Sawit


Sejahtera dan Terdakwa pada September 2018 dimana Saksi pada saat itu
ka

masih sebagai Lurah di Kelurahan Mandomai sejak tahun 2014 – Mei 2019;
ep

- Bahwa yang Saksi ketahui pada tahun 2015, Terdakwa bersama dengan
ah

masyarakat mengerjakan lahan di atas lahan atau tanah milik masyarakat


R

yang telah dilakukan ganti rugi (jual beli) oleh Terdakwa, dan dari pihak PT.
es

Kapuas Sawit Sejahtera menyatakan bahwa berdasarkan izin arahan yang


M

ng

on
gu

halaman 9 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dikeluarkan Bupati Kapuas di atas lahan yang digarap dan dikelola Terdakwa

si
termasuk dalam izin arahan milik PT. Kapuas Sawit Sejahtera tersebut;
- Bahwa yang Saksi lakukan atas adanya permasalahan tersebut, ada dilakukan

ne
ng
pertemuan dengan masyarakat dan mereka menjelaskan lahan tersebut
dimiliki oleh Terdakwa dimana pembebasan lahan seluas 1.300 (seribu tiga
ratus) hektar yang terbagi beberapa handel, dan Terdakwa sudah memblok

do
gu
lahan tersebut, lahan masyarakat yang sudah dijual belikan kepada Terdakwa;
- Bahwa pada saat melakukan ganti rugi terhadap lahan milik masyarakat

In
A
tersebut, Saksi selaku Lurah di Kelurahan Mandomai tidak dilibatkan dalam hal
ganti rugi / jual beli lahan masyarakat yang dilakukan Terdakwa tersebut;
ah

lik
- Bahwa Terdakwa memiliki Surat Pernyataan Pemilikan Tanah (SPPT) atas
nama masyarakat tersebut sejak tahun 2015, Terdakwa bekerja sama dengan
masyarakat untuk mengelola kebun sawit yang sebagian sudah mulai
am

ub
dilakukan Terdakwa bersama masyarakat;
- Bahwa Saksi tidak tahu, selain dengan masyarakat apakah Terdakwa juga ada
ep
kerjasama dengan pihak lain atau tidak;
k

- Bahwa untuk izin Terdakwa atas pengelolaan tersebut Saksi tidak tahu dan
ah

tidak memahami, karena lahan yang telah diganti rugi Terdakwa semuanya
R

si
rata-rata milik teman-teman Terdakwa;
- Bahwa Saksi tidak mengetahui berapa ganti rugi yang diberikan Terdakwa

ne
ng

kepada masyarakat per Surat Pernyataan Pemilikan Tanah (SPPT) tersebut;


- Bahwa di wilayah Saksi ada perusahaan yang mengelola perkebunan sawit

do
gu

yaitu PT. Wira Usahatama Lestari dan PT. Kapuas Sawit Sejahtera, dan izin
mereka peroleh dari Bupati Kapuas sedan gkan di Kelurahan tidak ada lain;
In
- Bahwa sepengetahuan Saksi, diatas lahan yang telah diganti rugi Terdakwa /
A

lokasi budidaya sebagian sudah ada ditanami sawit, akan tetapi belum ada
hasil dan mereka pada tahun 2019 baru memiliki kelompok tani;
ah

lik

- Bahwa Saksi sejak bulan Mei 2019 tidak lagi menjabat sebagai Lurah di
Kelurahan Mandomai lagi;
m

ub

- Bahwa pada saat sebagai Lurah, Saksi tidak mengetahui mengenai legalitas
lahan tersebut karena mekanisme permohonan dilanjutkan ke perizinan
ka

Kabupaten Kapuas;
ep

- Bahwa selama Saksi menjabat sebagai Lurah, tidak pernah mendapatkan


ah

penyuluhan yang sehubungan dengan perizinan;


R

- Bahwa yang Saksi lakukan sejak mengetahui kegiatan yang dilakukan oleh
es

Terdakwa tersebut, Saksi hanya melihat saja kegiatan tersebut dan Saksi ada
M

ng

menyarankan untuk membuat kelompok tani, dan pada tahun 2019


on
gu

halaman 10 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
terbentuklah 2 (dua) kelompok tani karena kelompok tani merupakan langkah

si
awal atau dasar untuk mengurus perizinan berkaitan dengan lahan yang
dimiliki oleh Terdakwa;

ne
ng
- Bahwa adanya sengketa antara PT. Kapuas Sawit Sejahtera dengan
Terdakwa, Saksi sebagai aparat di Desa tersebut memberikan arahan dan
menyarankan agar tidak terjadi tumpang tindih di antara lahan mereka karena

do
gu
izin arahan bukan berarti serta merta sebagai pemilik lahan;
- Bahwa ada dilakukan pertemuan atau mediasi di tingkat Tripika, yang dalam

In
A
mediasi tersebut ditetapkan agar tidak ada aktifitas di atas lahan yang kena
sengketa, akan tetap tidak diindahkan dan tetap menggarap lahan tersebut;
ah

lik
- Bahwa pada saat mediasi sudah mengetah ui kalau Terdakwa tidak memiliki
legalitas perizinan, sedangkan PT. Kapuas Sawit Sejahtera ada izin lokasi dan
izin arahan;
am

ub
- Bahwa pihak PT. Kapuas Sawit Sejahtera tidak pernah meminta kepada pih ak
Desa terhadap lokasi yang tumpang tindih dengan milik Sdr. Terdakwa
ep
tersebut;
k

- Bahwa seingat Saksi, warga atau masyarakat Kelurahan Mandomai yang


ah

melepaskan Hak Atas Tanahnya kepada PT. Kapuas Sawit Sejahtera adalah
R

si
Sdr. ALAN dan Sdr. SURIYAN;
- Bahwa sepengetahuan Saksi, selama ini tidak ada masalah atas Surat

ne
ng

Pernyataan Pemilikan Tanah (SPPT) tanah warga yang dijual dan digan ti ru gi
oleh Terdakwa, sedangkan sebelum dijual di atas lahan mereka ada yang

do
gu

berkebun sengon;
- Bahwa yang Saksi ketahui tanah yang telah dilakukan ganti rugi oleh
In
Terdakwa dan juga PT. Kapuas Sawit Sejahtera adalah tanah milik
A

masyarakat sendiri dan bukan tanah ulayat karena masyarakat disana


pekerjaanya bertani / berkebun;
ah

lik

- Bahwa kegiatan yang dilakukan Terdakwa di atas lahan tersebut adalah


pengelolaan kebun sawit;
m

ub

- Bahwa untuk masalah Izin / SIUP, Saksi tidak mengetahui karena izin itu dari
Dinas Perizinan Terpadu Kapuas;
ka

- Bahwa di lahan tersebut ada tanaman sawitnya, dan ada aktifitas alat berat
ep

juga;
ah

- Bahwa sepengetahuan Saksi, Terdakwa diperiksa penyidik pada tahun 2018,


R

dan alat berat juga digunakan;


es

- Bahwa Saksi tidak mengetahui dalam kelompok tani berapa luas lahannya;
M

ng

on
gu

halaman 11 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Saksi kenal dengan saudara Sdr. Nadi dan Sdr. Apong yang masih

si
warga masyarakat wilayah Saksi;
- Bahwa Saksi tidak mengetahui lokasi ataupun berapa banyak tanah milik Sdr.

ne
ng
Nadi;
- Bahwa Saksi tidak mengetahui dan tidak pernah dilibatkan dalam penggantian
rugi yang dilakukan oleh Terdakwa dan PT. Kapuas Sawit Sejahtera;

do
-
gu
Bahwa pada saat Terdakwa melakukan pembebasan atas lahan milik warga
oleh Terdakwa tersebut tidak ada masalah, dan diketahui adanya masalah

In
A
setelah PT. Kapuas Sawit Sejahtera melakukan penggarapan di atas lahan
yang telah diganti rugi oleh Terdakwa yang juga diganti rugi oleh PT. Kapuas
ah

lik
Sawit Sejahtera;
- Bahwa pada saat mediasi Sdr. Nadi mengaku menjual lahan hanya kepada
PT. Kapuas Sawit Sejahtera dan Saksi juga tidak mengetahui letak lahan
am

ub
yang dijual kepada PT. Kapuas Sawit Sejahtera dan kepada Terdakwa
tersebut, yang saya dengar lahan tersebut tumpang tindih;
ep
- Bahwa Saksi tidak pernah menanyakan hal tersebut kepada Sdr. Nadi;
k

- Bahwa setahu Saksi, Terdakwa membuat Kelompok Tani terbentuk setelah


ah

adanya PT. Kapuas Sawit Sejahtera masuk, dan telah didaftarkan di Balai
R

si
Tani Kapuas Barat;
- Bahwa yang Saksi dengar, Terdakwa ada bekerjasama dengan pihak lain

ne
ng

untuk melakukan pembukaan dan pengelolaan lahan tersebut, yaitu dengan


Sdr. Timbul Sinaga;

do
gu

Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut di atas, pada dasarnya


Terdakwa memberikan pendapat keterangan Saksi yang diberikan tersebut benar
In
dan Terdakwa tidak keberatan;
A

3. Saksi RIYANTO Bin GIMIN (Alm), dibawah sumpah yang pada pokoknya
menerangkan :
ah

lik

- Bahwa yang Saksi ketahui dalam perkara Terdakwa ini terkait masalah
sengketa tanah Terdakwa;
m

ub

- Bahwa Saksi tidak kenal dengan Terdakwa, baru ketemu disini;


- Bahwa yang Saksi lakukan di lahan milik Sdr. Terdakwa tersebut, Saksi
ka

melakukan pembukaan lahan dengan menggunakan alat berat Excavator atas


ep

permintaan Sdr. NURHADI;


ah

- Bahwa Saksi menerima upah atas pengerjaan dengan menggunakan


R

Excavator tersebut sebesar Rp. 300.000 (tiga ratus ribu rupiah) per hektar;
es

- Bahwa luas keseluruhan lahan yang dikerjakan Saksi tidak tahu, namu n yan g
M

ng

sudah Saksi kerjakan 28 (dua puluh delapan) hektar, sedangkan Excavator


on
gu

halaman 12 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang digunakan adalah milik Dinas PU Kota Palangka Raya yang disewa oleh

si
Sdr. NURHADI selama 1 (satu) bulan dengan sewa Rp. 1.400.000,- (satu juta
empat ratus ribu rupiah) perharinya;

ne
ng
- Bahwa lahan yang Saksi kerjakan dengan menggunakan Excavator tersebut,
katanya milik perkebunan tersebut Sdr. Timbul Sinaga;
- Bahwa sebagai operator operasional ada 3 (tiga) orang dan pada saat

do
gu
kejadian Saksi tidak ada di lokasi;
- Bahwa Saksi masih ingat dengan kejadian pada bulan September 2018;

In
A
- Bahwa setahu Saksi, di lokasi itu ada tanaman sawitnya;
- Bahwa Saksi tidak mengetahui tentang masalah antara Terdakwa dengan PT.
ah

lik
Kapuas Sawit Sejahtera;
- Bahwa Saksi mengetahui penahanan alat berat Excavator oleh pihak
kepolisian, tetapi Saksi saat itu tidak ada di lokasi;
am

ub
- Bahwa alat berat yang Saksi pergunakan adalah Excavator milik Dinas PU
Kota Palangkaraya, dengan Merk KOMATSU;
ep
- Bahwa setahu Saksi, alat berat tersebut dibawa Kepolres Kapuas;
k

- Bahwa yang menyewa alat berat itu Sdr. NURHADI, bukan karyawan
ah

Terdakwa, dan Saksi tidak pernah bertemu dengan Terdakwa karena yang
R

si
standby di lokasi adalah Sdr. NURHADI dan Sdr. MUSTOFA;
- Bahwa Saksi masuk ke lokasi lahan tersebut melalui gerbang PT. Graha Inti

ne
ng

Jaya berdasarkan arahan dari Sdr. MUSTOFA;


- Bahwa sepengetahuan Saksi, sewa alat berat tersebut sudah dibayarkan oleh

do
gu

Sdr. NURHADI;
- Bahwa upah Saksi juga sudah dibayarkan oleh Sdr. NURHADI;
In
- Bahwa sepengetahuan Saksi, alat berat tersebut boleh disewakan dan atas
A

izin dari Kabit dan Kadis, dan uang sewa untuk perbaikan alat tersebut;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut di atas, pada dasarnya
ah

lik

Terdakwa memberikan pendapat keterangan Saksi yang diberikan tersebut benar


dan Terdakwa tidak keberatan;
m

ub

4. Saksi MARTIN SITANGGANG Bin TARALI SITANGGANG, dibawah janji


yang pada pokoknya menerangkan :
ka

- Bahwa yang Saksi ketahui dalam perkara tersebut yaitu antara Terdakwa
ep

dengan PT. Kapuas Sawit Sejahtera, yang katanya Terdakwa tidak


ah

mempunyai izin perkebunan;


R

- Bahwa Saksi sudah lama kenal dengan Terdakwa dan Saksi bekerja dengan
es

Terdakwa sebagai asisten perkebunan milik masyarakat yang bekerjasama


M

ng

dengan Terdakwa sejak tahun 2017 sampai sekarang;


on
gu

halaman 13 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa tugas Saksi melakukan pengawasan di lokasi baik yang ada tanaman

si
sawit ataupun tidak, dan Saksi menerima upah sebesar Rp. 4.000.000, (empat
juta rupiah) perbulannya;

ne
ng
- Bahwa letak lokasi perkebunan milik Terdakwa tersebut di Kelurahan
Mandomai, Kecamatan Kapuas Barat;
- Bahwa luas lahan yang dikelola oleh Terdakwa sebesar 1.300 (seribu tiga

do
gu
ratus) hektar, dan pekerjanya ada 30 (tiga puluh) orang;
- Bahwa lahan yang sudah ditanami sawit di lokasi tersebut ada sekitar 400

In
A
(empat ratus) hektar yang izin masih tahap penggarapan;
- Bahwa yang Saksi ketahui, penggarapan atau penanaman dilakukan sejak
ah

lik
tahun 2016, tetapi sawit belum ada menghasilkan;
- Bahwa Terdakwa tidak mempunyai perusahaan , dan untuk Budidaya juga
tidak ada izin dan yang ada itu adalah kelompok tani saja;
am

ub
- Bahwa Saksi tidak kenal dan mengetahui pekerjaan orang bernama TIMBUL
SINAGA;
ep
- Bahwa Saksi mengetahui kedatangan pihak Polres Kapuas yang datang ke
k

lokasi perkebunan milik Terdakwa pada bulan September 2018;


ah

- Bahwa untuk mediasi dalam perkara tersebut Saksi tidak ikut, hanya
R

si
diberitahukan oleh Terdakwa, dan Saksi juga tidak paham dengan mediasi
tersebut;

ne
ng

- Bahwa setelah adanya mediasi antara Terdakwa dan PT. Kapuas Sawit
Sejahtera tidak ada penyelesaian, dan tidak ada juga teguran dari Pemerintah

do
gu

Daerah atau Polres dan PT. Kapuas Sawit Sejahtera tetap melakukan
aktifitasnya;
In
- Bahwa Saksi sudah pernah dilaporkan kepada instansi terkait, akan tetapi
A

tidak ada tanggapan dari PT. Kapuas Sawit Sejahtera, walaupun dari
Kementerian Hukum dan HAM menyatakan agar PT. Kapuas Sawit Sejahtera
ah

lik

tidak melakukan aktifitas sebelum permasalahan selesai;


- Bahwa pada saat Saksi bergabung dengan Terdakwa, di lokasi sudah ada
m

ub

tanaman sawit sekitar 300 (tiga ratu) hektar dan hingga 400 (empat ratus)
hektar di tahun 2018 tersebut;
ka

- Bahwa Saksi pernah bergabung dengan PT. Astra dalam hal perkebunan akan
ep

tetapi lebih banyak di kelompok tani;


ah

- Bahwa awal Saksi bergabung waktu itu Saksi sendiri yang datang ke
R

Terdakwa, dan sejak tahun 2017 Saksi bergabung dan di lahan tersebut sudah
es

ada kegiatan penanaman;


M

ng

on
gu

halaman 14 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Terdakwa ada membentuk kelompok tani, dan hal tersebut Saksi juga

si
yang menyarankan agar membentuk kelompok tani tersebut;
- Bahwa Saksi kenal Sdr. NADI sebagai pemilik lahan dan juga ikut sebagai

ne
ng
kelompok tani;
- Bahwa sepengetahuan Sakis, yang digarap PT. Kapuas Sawit Sejahtera
diantaranya di Handil Sei Bilu, Handil Simpang Pinang, Handil Sei Garan tu ng,

do
gu
Handil Sei Jangkit, Handil Saka Tampak, Handil Sei Tampak, Handil Simpang
Pakahum, Handil Simpang Bunut, Handil Saka Asin dan Handil Sei

In
A
Sanggalang;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut di atas, pada dasarnya
ah

lik
Terdakwa memberikan pendapat keterangan Saksi yang diberikan tersebut benar
dan Terdakwa tidak keberatan;
am

ub
5. Saksi RUDY I.R. Alias RUDY ISHAK Alias PAK LINDA Bin ISHAK Alm,
ep
dibawah sumpah yang pada pokoknya menerangkan :
k

- Bahwa Saksi ikut bekerja dengan Terdakwa yang semula sebagai pengantar
ah

minyak, dan selanjutnya sebagai mandor pembibitan yang ditunjuk Terdakwa


R

si
dengan gaji 2,6 juta / bulan dan Saksi digaji oleh Martin Sitanggang;
- Bahwa letak lahan yang dilakukan pembibitan yang Saksi awasi berada di

ne
ng

Desa Mandomai, dan pekerja lain yang ikut bekerja ada 8 (delapan) orang dan
jumlah pekerja Terdakwa ada 30 (tiga puluh) orang;

do
gu

- Bahwa Saksi masuk bergabung dengan Terdakwa tersebut pada tahu n 2013;
- Bahwa Saksi tidak memiliki lahan di lokasi tersebut;
In
- Bahwa pembibitan dilakukan sejak tahun 2017, tetapi Saksi tidak mengetahui
A

darimana dan asal bibit-bibit tersebut;


- Bahwa sawit tersebut belum menghasilkan / panen, karena adanya masalah
ah

lik

tersebut kegiatan sekarang hanya merawat saja;


- Bahwa lahan yang di milik oleh Terdakwa seluas 1.300 (seribu tiga ratus)
m

ub

hektar, tetapi tidak semua ditanami sawit dan yang ditanami baru 400 (empat
ratus) hektar;
ka

- Bahwa Saksi tidak tahu berapa luas lahan yang digarap PT. KAPUAS SAWIT
ep

SEJAHTERA;
ah

- Bahwa kelompok tani belum terbentuk pada tahun 2013;


R

- Bahwa Saksi tidak mengetahui masalah lain yang dimiliki oleh Terdakwa, dan
es

yang Saksi ketahui Terdakwa sebagai penggerak masyarakat;


M

ng

on
gu

halaman 15 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa yang bekerja dengan Terdakwa semua orang yang memiliki lahan,

si
kecuali Saksi dan Sdr. Martin Sitanggang;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut di atas, pada dasarnya

ne
ng
Terdakwa memberikan pendapat keterangan Saksi yang diberikan tersebut benar
dan Terdakwa tidak keberatan;
6. Saksi SUGIARTO, SP Bin TUGIMAN, dibawah sumpah yang pada pokoknya

do
gu
menerangkan :
- Bahwa Saksi diminta menjadi saksi dalam perkara ini sehubungan Terdakwa

In
A
yang melakukan penggarapan di atas lahan milik PT. KAPUAS SAWIT
SEJAHTERA;
ah

lik
- Bahwa Saksi bekerja di PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA sebagai projeck
manager;
- Bahwa sepengetahuan Saksi, PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA sejak
am

ub
tahun 2014 mempunyai izin arahan izin lokasi, izin penggarapan (LC /
Land Clearing) dan juga SIUP dari pemerintahan daerah tahun 2018,
ep
untuk penggarapan sudah dimulai tahun 2016 hingga pembibitan;
k

- Bahwa Terdakwa tidak memilki izin atas lahan yang digarapnya dan Sdr.
ah

Terdakwa bukan pimpinan perusahaan;


R

si
- Bahwa yang melaporkan masalah Terdakwa ke Polres Kapuas adalah Saksi
sendiri tahun 2019 ini;

ne
ng

- Bahwa alasan Saksi melaporkan, sehubungan dengan Terdakwa yang


melakukan penggarapan lahan yang tidak memiliki izin di atas lahan PT.

do
gu

KAPUAS SAWIT SEJAHTERA yang memiliki izin arahan, dan pihak Polres
juga mengamankan alat berat (excavator) yang ada di lahan tersebut;
In
- Bahwa Saksi tidak mengetahui luas lahan yang digarap oleh Sdr. Terdakwa
A

tersebut;
- Bahwa yang Saksi ketahui tentang perizinan PT. KAPUAS SAWIT
ah

lik

SEJAHTERA yaitu izin yang di miliki oleh PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA
berarti tidak ada lagi izin untuk yang lain ;
m

ub

- Bahwa Saksi mengetahui kegiatan Terdakwa melakukan penggarapan atas


lahan tersebut sejak awal datang tahun 2016 dan sudah ada pembibitan;
ka

- Bahwa sepengetahuan Saksi, sebelumnya PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA


ep

melakukan kegiatan di lahan tersebut, terlebih dahulu melakukan inventarisasi


ah

yang melibatkan orang-orang di desa hingga Kepala Handel dan juga


R

melakukan sosialisasi;
es

- Bahwa pada saat diinventarisir oleh PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA


M

ng

belum ada tanaman di lahan tersebut, dan lahan Terdakwa termasuk


on
gu

halaman 16 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang diinventarisir PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA dan Terdakwa

si
melakukan penanaman pada tahun 2016;
- Bahwa Saksi tidak pernah menerima panggilan / undangan dari Kementerian

ne
ng
Hukum dan Hak Asasi Manusia;
- Bahwa Saksi tidak mengetahui adanya hasil mediasi yang dilakukan unsur
Tripika;

do
-
gu
Bahwa Saksi tidak mengetahui alas hak yang dimiliki oleh PT. KAPUAS
SAWIT SEJAHTERA, begitu juga dengan masalah Undang-Undang

In
A
Perkebunan Saksi kurang mengetahui, PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA
boleh menggarap karena mempunyai izin Land Clearing (LC);
ah

lik
- Bahwa tugas Saksi di PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA adalah sosialisasi
untuk pembukaan lahan dan pengawasan terhadap kerja alat berat di lokasi
PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA;
am

ub
- Bahwa pada tahun 2016 Saksi ke lokasi lahan milik Terdakwa melihat
pembibitan dan kegiatan tersebut berada dalam izin lokasi dari PT.
ep
KAPUAS SAWIT SEJAHTERA sebagaimana izin lokasi;
k

- Bahwa Saksi lupa kapan akta pendirian PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA
ah

tersebut;
R

si
- Bahwa sepengetahuan Saksi, letak lokasi lahan yang dimiliki oleh PT.
KAPUAS SAWIT SEJAHTERA berada di Kelurahan Mandomai dan letak

ne
ng

lahan pembibitan milik Terdakwa seluas 400 (empat ratus) hektar juga di
Kelurahan Mandomai (Sei. Garantung);

do
gu

- Bahwa Saksi kenal dengan Sayago dan Istrinya adalah yang menjual lahannya
dengan PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA yang pada waktu itu dilakukan di
In
kantor PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA;
A

- Bahwa luas lahan yang telah di bebaskan Saksi lupa, dan untuk pembebasan
lahan di Sei Garantung juga melibatkan Sdr. Sayago;
ah

lik

- Bahwa saudara Sdr. Sayago tersebut katanya Kepala Handel Sei Garantung;
- Bahwa sepengetahuan Saksi luasan untuk Izin Arahan/ lokasi 7.904 (tujuh ribu
m

ub

sembian ratus empat) Hektar, Izin Usaha Perkebunan 4.500 (empat ribu lima
ratus) hektar kemudian untuk IUP 4.562,49 (empat ribu lima ratus enam puluh
ka

dua koma empat puluh sembilan) Hektar;


ep

- Bahwa berdasarkan IUP seluas 4.562,49 (empat ribu lima ratus enam puluh
ah

dua koma empat puluh sembilan) hektar tersebut belum seluruhnya dilakukan
R

pembebasan oleh PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA, dan yang telah


es

dilakukan pembebasan itu seluas 3.500 (tiga ribu lima ratus) hektar;
M

ng

on
gu

halaman 17 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Saksi tidak mengetahui dan juga tidak pernah membaca surat dari

si
Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia tersebut;
- Bahwa benar, sepengetahuan Saksi lahan yang digarap Sdr. Terdakwa

ne
ng
termasuk dalam area 3.500 (tiga ribu lima ratus) hektar tersebut;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut di atas, pada dasarnya
Terdakwa memberikan pendapat keterangan Saksi yang diberikan tersebut benar

do
gu
dan Terdakwa tidak keberatan;
7. Saksi YANIR, S.Sos Bin NUEL MASNU, dibawah janji yang pada pokoknya

In
A
menerangkan :
- Bahwa Saksi mengetahui lahan milik PT. Kapuas Sawit Sejahtera dan juga
ah

lik
mengetahui pembelian lahan dari PT. Kapuas Sawit Sejahtera;
- Bahwa Saksi mengetahui karena Saksi sebagai Kepala Desa Anjir Kelampan
sejak tahun 2015 sampai sekarang;
am

ub
- Bahwa luas lahan PT. Kapuas Sawit Sejahtera yang berada di wilayah Anjir
Kelampan seluas 200 hektar untuk perkebunan sawit, dan Saksi juga
ep
mengetahui tentang izin yang dimiliki oleh PT. Kapuas Sawit Sejahtera;
k

- Bahwa Saksi tidak tahu apakah ada lahan milik Sdr. Terdakwa di wilayah An jir
ah

Kalampan, tetapi Saksi pernah mendengar Terdakwa ada melakukan


R

si
pembebasan lahan;
- Bahwa Saksi mengetahui PT. Kapuas Sawit Sejahtera membeli atau

ne
ng

mengganti rugi lahan terhadap warga karena Surat Keterangan Tanah yang
dibebaskan dibuat oleh Saksi selaku Kepala Desa, dan Saksi kenal dengan

do
gu

warga yang menjual lahannya kepada PT. Kapuas Sawit Sejahtera tersebut;
- Bahwa yang mengeluarkan SPPT (surat pernyataan pemilik tanah) milik PT.
In
Kapuas Sawit Sejahtera adalah Kepala Desa (Saksi sendiri);
A

- Bahwa Terdakwa tidak pernah mengajukan izin untuk pembukaan lahan dan
pembebasan lahan tersebut;
ah

lik

- Bahwa sepengetahuan Saksi, maksud dan tujuan Terdakwa membeli tanah


atau lahan dari masyarakat tersebut adalah untuk perkebunan kelapa sawit;
m

ub

- Bahwa untuk kegiatan yang dilakukan Terdakwa, Saksi tidak melihat secara
langsung akan tetapi Saksi melihat ada kegiatan disana karena Saksi sering
ka

lewat saat ke lahan milik Saksi yang berdekatan dengan lahan Terdakwa;
ep

- Bahwa kegiatan yang Saksi lihat berupa kegiatan Land Clearing (LC) tetapi
ah

untuk tanaman Saksi tidak melihat


R

- Bahwa yang dikerjakan Terdakwa termasuk lahan PT. Kapuas Sawit


es

Sejahtera;
M

ng

- Bahwa Saksi tidak mengetahui peristiwa pada bulan September 2018 tersebut;
on
gu

halaman 18 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa untuk melakukan pembukaan lahan dan pembebasan lahan minimal

si
melakukan pertemuan dengan Kepala Desa, yang nantinya akan dilakukan
sosialisasi kepada warga masyarakat;

ne
ng
- Bahwa luas lahan yang digarap oleh Terdakwa secara pasti Saksi tidak
mengetahui, tetapi Saksi hanya mendengar luas lahan yang digarap Terdakwa
dan juga dari pengakuan Terdakwa seluas 1.300 (seribu tiga ratus) hektar

do
gu
termasuk di anjir kelampan seluas 200 (dua ratus) hektar;
- Bahwa setiap ada perusahaan yang masuk di wilayah tersebut akan di

In
A
sosialisasikan kepada warga masyarakat;
- Bahwa proses pembuatan SPPT (Surat Pernyataan Pemilikan Tanah) PT.
ah

lik
Kapuas Sawit Sejahtera dilakukan bertahap dari tahun 2015 sampai tahun
2018;
- Bahwa Saksi tidak mengetahui saat dilakukannya mediasi antara Sdr.
am

ub
Terdakwa dan PT. Kapuas Sawit Sejahtera, hingga PT. Kapuas Sawit
Sejahtera melaporkan Terdakwa kepihak kepolisian;
ep
- Bahwa sepengetahuan Saksi, tidak ada warga yang keberatan atas ganti rugi
k

lahan tersebut;
ah

- Bahwa yang melakukan pembebasan lahan kepada Terdakwa tersebut,


R

si
diantaranya Ketua Handel Sdr. Atay’
- Bahwa Saksi tidak mengetahui apakah Sdr. Atay juga menjual kepada PT.

ne
ng

Kapuas Sawit Sejahtera atau tidak;


- Bahwa di area PT. Kapuas Sawit Sejahtera sebagaimana izin yang dimiliki

do
gu

belum ditanami sawit, tetapi sudah di bloking;


- Bahwa Saksi tidak mengetahui penangkapan terhadap Terdakwa;
In
- Bahwa untuk bloking area, lebih dahulu dilakukan Terdakwa dari PT. Kapuas
A

Sawit Sejahter;
- Bahwa Saksi melihat kegiatan Terdakwa menggarap lahannya itu sebelum
ah

lik

Saksi menjadi Kepala Desa;


- Bahwa PT. Kapuas Sawit Sejahtera sudah ada sebelum Saksi menjadi Kepala
m

ub

Desa, dan sosialisasi untuk pembebasan lahan dulu Saksi juga tidak tah u dan
menurut Saksi kalau ada pihak perusahaan yang melakukan kegiatan terlebih
ka

dahulu disosialisasikan kepada masyarakat;


ep

- Bahwa Saksi tidak mengetahui siapa yang lebih dahulu menggarap ataupun
ah

memiliki lahan di wilayah tersebut;


R

- Bahwa Saksi pernah melihat atau mengetahui tentang izin perkebunan PT.
es

Kapuas Sawit Sejahtera;


M

ng

on
gu

halaman 19 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa tidak ada Terdakwa melibatkan Saksi pada saat melakukan balik

si
nama atas SPPT (Surat Pernyataan Pemilikan Tanah) yang dimiliki;
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut di atas, pada dasarnya

ne
ng
Terdakwa memberikan pendapat keterangan Saksi yang diberikan tersebut benar
dan Terdakwa tidak keberatan;
8. Saksi HARSON, S.Hut Als Bapak KEVIN Bin GINTER SIMER (Alm),

do
gu
dibawah janji yang pada pokoknya menerangkan :
- Bahwa Saksi memberikan keterangan sehubungan perkara Terdakwa yang

In
A
katanya tentang lahan yang Saksi garap / kerjakan;
- Bahwa Saksi bekerja mengerjakan lahan bersama Sdr. Nurhadi dilahan milik
ah

lik
Sdr. Ir. Timbul Sinaga, dengan menggunakan Excavator yang didatangkan
oleh Sdr. Nurhadi yang katanya disewa dari Dinas Pekerjaan Umum Kota
Palangka Raya;
am

ub
- Bahwa luas lahan yang Saksi kerjakan sebagaimana kontrak luas la h an yan g
dibuka 200 (dua ratus) hektar dengan biaya Rp. 4.500.000,- (empat juta lima
ep
ratus ribu rupiah) perhektar, dan telah dibayar seluas 20 (dua puluh) Hektar,
k

pembayaran telah ditransfer ke rekening Saksi sebesar Rp. 80.000.000,-


ah

(delapan puluh juta rupiah);


R

si
- Bahwa lahan seluas 20 (dua puluh) hektar tersebut dikerjakan selama 2 (dua)
minggu dan dikerjakan hingga malam hari;

ne
ng

- Bahwa pekerjaan tersebut ditawarkan oleh Sdr. Edi Sucipto yang beliau
sebagai Lurah Mandomai, Saksi hanya pernah mendengar nama Terdakwa

do
gu

sebagai pengelola lahan;


- Bahwa pekerjaan tersebut dihentikan saat itu Saksi tidak di lapangan dengan
In
menurut telepone dari Sdr. Nurhadi menerangkan alat berat telah disita dan
A

pekerjaan dihentikan sekitar 20 September 2018;


- Bahwa Saksi tidak mengetahui tentang perizinan tersebut;
ah

lik

- Bahwa Saksi tidak pernah bertemu Terdakwa di lokasi yang pembukaan lahan
dilakukan;
m

ub

- Bahwa Saksi ke lokasi pada bulan Agustus 2018, di lokasi itu ada camp dan
bibit sawit yang ditunjukan oleh Sdr. Edy;
ka

- Bahwa pada saat Excavator dibawa oleh Anggota Polres Kapuas tersebut
ep

Saksi tidak ada di lokasi, dan menurut info yang Saksi terima alat berat beru pa
ah

Excavator tersebut dibawa karena lahan yang digarap seluas 20 (dua puluh)
R

hektar tersebut tumpang tindih;


es
M

ng

on
gu

halaman 20 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Saksi melakukan pembukaan lahan pengerjaannya dilakukan sekitar

R
bulan Juli – Agustus 2018, dan di sekitar Lokasi tidak ada aktifitas yang sama

si
dari pihak lain;

ne
ng
Menimbang, bahwa atas keterangan Saksi tersebut di atas, pada dasarnya
Terdakwa memberikan pendapat keterangan Saksi yang diberikan tersebut benar
dan Terdakwa tidak keberatan;

do
gu Menimbang, bahwa didalam persidangan, Penuntut Umum juga telah
mengajukan 1 (satu) orang Ahli dari ASN (Kementerian Pertanian Republik

In
A
Indonesia), yang bernama KISWANDHONO, SH.,MH. Bin SOEKISNO
TIRTOSUGONDO, dibawah sumpah telah memberikan pendapatnya sebagai
ah

lik
berikut :
- Bahwa Ahli sudah pernah memberikan keterangan sebagai Ahli sebelumnya;
- Bahwa Ahli bertugas pada Kemeterian Pertanian sejak tahun 2002 sampai
am

ub
sekarang di Jakarta;
- Bahwa dalam perkara Terdakwa ini yang akan Ahli jelaskan adalah keterkaitan
ep
perijinan yang ada di Kementerian yang itu Perijinan Perkebunan yang termuat
k

dalam Pasal 44 UU Nomor 39 Tahun 2014;


ah

- Bahwa dalam Pasal 1 butir (3) UU Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan,
R

si
yang dimaksud Usaha Perkebunan adalah usaha yang menghasilkan baran g
dan/atau jasa Perkebunan;

ne
ng

- Bahwa maksud dan tujuan Ijin Usaha Perkebunan merupakan salah satu
syarat atau dasar bagi perusahaan perkebunan untuk melakukan usaha

do
gu

perkebunan;
- Bahwa bentuk perijinan yang harus dimiliki oleh pelaku usaha perkebunan
In
kelapa sawit, yaitu : Ijin Usaha Perkebunan yang terdiri dari 3 (tiga) jenis,
A

yaitu:
a. Ijin Usaha Perkebunan Budidaya (hanya kebunnya saja);
ah

lik

b. Ijin Usaha Perkebunan Pengolahan (hanya pengolahan atau pabriknya


saja);
m

ub

c. Ijin Perkebunan Terintegrasi (ada kebunnya dan ada pabrik/pengolahan);


- Bahwa syarat untuk memperoleh ijin usaha perkebunan diatur lebih lanjut
ka

dalam Pasal 21, Pasal 22 dan Pasal 23 Peraturan Menteri Pertanian Nomor
ep

98/Permentan/OT.140/9/2013 Tahun 2013;


ah

- Bahwa kriteria minimal bagi pelaku usaha perkebunan yang wajib memiliki ijin
R

usaha perkebunan, adalah sebagai berikut (Ahli contohkan perkebunan kelapa


es

sawit) :
M

ng

on
gu

halaman 21 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
a. IUP-B : wajib dimiliki pelaku usaha perkebunan ketika lahan yang

si
dikelolanya 25 (dua puluh lima) hektar atau lebih Pasal 8 jo Pasal 17 ayat
(1) Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 98/Permentan/OT.140/9/2013

ne
ng
Tahun 2013;
b. IUP-P : wajib dimiliki pelaku usaha perkebunan ketika pengolahan atau
pabriknya dapat mengolah 5 (lima) ton TBS per-jam Pasal 9 Peraturan

do
gu Menteri Pertanian Nomor : 98/Permentan/OT.140/9/2013 Tahun 2013;
c. IUP : wajib dimiliki pelaku usaha perkebunan sesuai Pasal 10 ayat (2) Jo

In
A
Pasal 17 Ayat (2) Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
98/Permentan/OT.140/9/2013 Tahun 2013;
ah

lik
- Bahwa Jenis Usaha Perkebunan diatur dalam Pasal 41 Undang-Undang
Nomor 39 Tahun 2014 Tentang Perkebunan;
- Bahwa Ijin yang diperlukan untuk seseorang melakukan usaha perkebunan
am

ub
kelapa sawit, yaitu IUP-B : wajib dimiliki pelaku usaha perkebunan ketika lahan
yang dikelolanya 25 (dua puluh lima) hektar atau lebih Pasal 8 jo Pasal 17 aya t
ep
(1) Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 98/Permentan/OT.140/9/2013 Tahun
k

2013;
ah

- Bahwa untuk lahan yang dikelola lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar, yang
R

si
mengajukan harus berupa badan hukum / perusahaan, tidak diperbolehkan
perseorangan hal ini diatur dalam Pasal 21 Peraturan Menteri Pertanian

ne
ng

Nomor : 98/Permentan/OT.140/9/2013 Tahun 2013;


- Bahwa seorang pekebun melakukan usaha perkebunan budidaya dengan luas

do
gu

lahan lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar menurut Ahli tidak diperbolehkan,
karena sesuai Lampiran II Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
In
98/Permentan/OT.140/9/2013 Tahun 2013 jika luas lahannya lebih dari 25
A

(dua puluh lima) hektar wajib memiliki Ijin Usaha Perkebunan Budidaya atau
IUP-B;
ah

lik

- Bahwa syarat mendapatkan IUP-B ada syarat khusus, sebagaimana diatur


dalam Pasal 21 huruf iPeraturan Menteri Pertanian Nomor :
m

ub

98/Permentan/OT.140/9/2013 Tahun 2013;


- Bahwa ada sanksi jika sebuah perusahaan tidak memiliki IUP-B, yaitu diatur
ka

dalam Pasal 105 Undang-Undang No 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan;


ep

- Bahwa sanksi jika seorang pekebun tidak memiliki IUP-B, diatur dalam Pasal
ah

107 Undang-Undang No 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan;


R

- Bahwa ada kerugian negara karena sebuah perusahaan tidak memiliki ijin
es

dalam melakukan usaha perkebunan, yaitu tidak ada pemasukan Negara dari
M

ng

pajak;
on
gu

halaman 22 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa ada kerugian bagi masyarakat karena sebuah perusahaan tidak

si
memiliki ijin dalam melakukan usaha perkebunan;
- Bahwa Undang-Undang No 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan memang

ne
ng
tidak menyebutkan secara rinci apa makna “secara tidak sah” menurut Pasal
107, karena klausul atau frase “secara tidak sah” bersifat “umum/general”, jadi
salah satunya yaitu tidak memiliki ijin;

do
-
gu
Bahwa Pasal 107 UU No 39/2014 tentang Perkebunan, Subjek Hukum juga
berlaku kepada Perorangan, karena Pasal 107 UU No. 39/2014 tentang

In
A
Perkebunan dalam pengertian “setiap orang” terdapat pada Pasal 1 butir 15
UU No. 39/2014 yaitu ‘Setiap orang adalah perseorangan atau korporasi, baik
ah

yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum’;

lik
- Bahwa frase “secara tidak sah” dalam Pasal 107 UU No. 39/2014 tentang
Perkebunan dimaknai juga karena tidak memiliki alas hak atas tanah, karena
am

ub
hal ini terkait juga dengan Pasal 42 UU No. 39/2014 tentang Perkebunan yaitu
“kegiatan usaha budidaya Tanaman Perkebunan dan/atau usaha Pengolahan
ep
Hasil Perkebunan sebagaimana dimaksud Pasal 41 ayat (1) hanya dapat
k

dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan apabila telah mendapatkan hak atas


ah

tanah dan/atau Izin Usaha Perkebunan”;


R

si
- Bahwa frase “secara tidak sah” dalam pasal 107 UU No. 39/2014 tentang
Perkebunan dimaknai juga dengan melakukan Usaha Perkebunan di atas

ne
ng

lahan milik orang lain, karena hal ini terkait dengan Pasal 42 UU No. 39/2014
tentang Perkebunan yaitu selain wajib memiliki izin, juga wajib memiliki hak

do
gu

atas tanah;
- Bahwa unsur dalam Pasal 107 butir ‘a’, ‘b’, ‘c’, dan ‘d’ UU No. 39/2014 tentan g
Perkebunan bersifat bisa kumulatif atau alternatif, karena ada frase “dan” dan
In
A

bisa juga alternatif karena atau frase “atau”;


- Bahwa setiap orang mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau
ah

lik

menguasai diperlukan sebuah izin, ketika mencapai skala luasan atau


kapasitas tertentu. Dan jika bukan jenis tanaman perkebunan maka tidak diatur
m

ub

dalam UU No. 39/2014 tentang Perkebunan;


- Bahwa dalam Pasal 114 ayat (2) UU No. 39/2014 tentang Perkebunan
ka

mengatur tentang pemberian waktu untuk penyesuaian terhadap UU No.


ep

39/2014 selama 5 (lima) tahun, atau dengan kata lain jika masih memiliki ijin
ah

maka setiap orang wajib mengurus alas hak atas tanah dan sebaliknya, dan
R

diberi batas waktu sampai 17 Oktober 2019, ketika sudah 17 Oktober 2019
es

maka setiap orang wajib memiliki “alas hak atas tanah” juga “izin usaha
M

ng

perkebunan”;
on
gu

halaman 23 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa terhadap Pasal 114 ayat (2) UU No. 39/2014 tentang Perkebunan yang

si
menjadi subjek adalah korporasi, untuk subjek yang perseorangan jika tidak
memiliki STD-B (Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Budidaya),

ne
ng
maka untuk STD-B ditekankan kepada pemerintah daerah sebagai pemberi
izin dan bukan kewajiban Pekebun, jadi pemerintah daerah yang harus aktif
mendata pekebun dan memberikan STD-B. Jadi kalau pekebun tidak wajib

do
gu
memenuhi ketentuan Pasal 114 ayat (2) UU No. 39/2014 tentang Perkebunan;
- Bahwa pekebun memang tidak diberi toleransi, karena Pasal 114 ayat (2) UU

In
A
No. 39/2014 subjeknya hanya korporasi dan untuk STD-B pekebun diberikan
oleh pemerintah daerah sebagai pemberi izin dan perlu Ahli tekankan bahwa
ah

lik
STD-B bukan merupakan salah satu Izin Usaha Perkebu nan, sesuai pasal 7
Peraturan Menteri Pertanian No 98/Permentan/OT.140/9/2013 yaitu “Perizinan
Usaha Perkebunan terdiri atas IUP-B, IUP-P dan IUP”;
am

ub
- Bahwa pekebun yang melakukan usaha perkebunan dibawah 25 (dua puluh
lima) hektar dan tidak memiliki STD-B tidak bisa dijerat pidana dengan
ep
menggunakan Pasal 107 UU No. 39/2014 tentang Perkebunan, karena seperti
k

keterangan Ahli sebelumnya bahwa STD-B bukan merupakan bentuk ijin


ah

usaha perkebunan;
R

si
- Bahwa untuk ijin penebangan seperti dalam Pasal 107 UU No. 39/2014
tentang Perkebunan tidak diatur lebih lanjut, karena bukan merupakan

ne
ng

kewenangan Undang-Undang Perkebunan atau telah diatur oleh Peraturan


Perundang-Udangan yang lainnya;

do
gu

- Bahwa Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan tidak


mengatur lebih lanjut bagaimana perlakuan terhadap tanaman yang terlanjur
In
sudah ditanam tersebut dan Ahli tidak memiliki kompetensi untuk menjawab
A

pertanyaan tersebut;
- Bahwa menurut pendapat Ahli bahwa Pasal 107 huruf a Jo Pasal 55 huruf a
ah

lik

UU No. 39/2014 tentang Perkebu nan masih berlaku, hanya saja ada
pengecualian untuk masyarakat hukum adat yang telah memenuhi persyaratan
m

ub

sebagaimana diatur dalam putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 31/PUU -


V/2007 atau dengan kata lain bahwa masyarakat hukum adat yang telah
ka

memenuhi persyaratan sebagaimana diatur dalam putusan Mahkamah


ep

Konstitusi Nomor 31/PUU-V/2007 tidak dapat dipidana karena pasal 107 hu ru f


ah

a Jo pasal 55 huruf a UU No. 39/2014 tentang Perkebunan;


R

- Bahwa masyarakat atau pekebun yang telah terlanjur memiliki lahan


es

perkebunan lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar, maka masyarakat atau
M

ng

on
gu

halaman 24 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Pekebun tersebut harus memiliki badan hukum, supaya dapat mengajukan

si
permohonan ijin usaha perkebunan;
- Bahwa yang dapat menjadi subjek hukum didalam Pasal 107 UU No. 39/2014

ne
ng
tentang Perkebunan dijelaskan dalam Pasal 1 butir 15 UU No. 39/2014 tentang
Perkebunan yaitu “setiap orang adalah orang perseorangan atau korporasi,
baik yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum”;

do
-
gu
Bahwa unsur dalam Pasal 107 butir a UU No. 39/2014 tentang Perkebunan,
bisa bersifat kumulatif karena ada frase “dan” dan bisa juga alternatif karena

In
A
atau frase “atau”;
- Bahwa jika perseorangan tidak diperkenankan untuk mengajukan izin seperti
ah

lik
dimaksud, karena di dalam Pasal 5 ayat (1) Peraturan Menteri Pertanian
Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 menegaskan “Usaha Budidaya Tanaman
Perkebunan sebagaimana dimaksud Pasal 3 ayat (1) huruf a dengan luas
am

ub
kurang dari 25 (dua puluh lima) hektar dilakukan pendaftaran oleh
Bupati/Walikota;
ep
- Bahwa menurut Sdr. Saksi Ahli pemakn aan “Lahan Perkebunan” tersebut
k

apakah lahan yang sudah menjadi perkebunan atau lahan yang akan dijadikan
ah

perkebunan, hal ini diatur di dalam Pasal 1 butir 7 UU No. 39/2014 tentang
R

si
Perkebunan, yaitu “Lahan Perkebunan adalah bidang tanah yang digunakan
untuk Usaha Perkebunan”;

ne
ng

- Bahwa ada perbedaan antara Pasal 107 butir a UU No. 39/2014 tentang
Perkebunan dan Pasal 107 butir b UU No. 39/2014 tentang Perkebunan, yaitu

do
gu

jika Pasal 107 butir a UU No. 39/2014 tentang Perkebunan “Lahan


Perkebunan” seperti dimaksud di dalam Pasal 1 butir 7 UU No. 39/2014
tentang Perkebunan, yaitu “Lahan Perkebunan adalah bidang tanah yang
In
A

digunakan untuk Usaha Perkebunan”, sedangkan Pasal 107 butir b UU No.


39/2014 tentang Perkebunan“Tanah Masyarakat atau Tanah Hak Ulayat
ah

lik

Masyarakat Hukum Adat”;


- Bahwa perlakuan Pelaku Usaha Perkebunan dalam hal bidang tanah yang
m

ub

akan digunakan sebagai usaha perkebunan adalah tanah masyarakat atau


tanah hak ulayat hukum adat, maka harus melakukan musyawarah dengan
ka

Masyarakat Hukum Adat pemegang Hak Ulayat untuk memperoleh


ep

persetujuan mengenai penyerahan Tanah dan imbalannya (Pasal 12 ayat (1)


ah

UU No. 39/2014 tentang Perkebunan);


R

- Bahwa terkait ganti rugi /Imbalan tersebut terdapat di dalam penjelasan dari
es

UU No. 39/2014, yaitu dapat berupa uang dan/atau kepemilikan saham;


M

ng

on
gu

halaman 25 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 25
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa jika dilakukan perseorangan, maka “kepemilikan saham” dapat berupa

si
bagi hasil;
- Bahwa menurut Ahli terkait Pasal 107 huruf a Jo Pasal 55 huruf a UU No.

ne
ng
39/2014 tentang Perkebunan dengan adanya Putusan Mahkamah Konstitusi
tanggal 24 Agustus 2015 Nomor 138/PUU-XIII/2015 telah dikecualikan bagi
masyarakat hukum adat, ketika masyarakat hukum adat ini memiliki lahan

do
gu
perkebunan dengan luas diatas 25 (dua puluh lima) hektar kemudian dibagi -
bagi kepada anggota masyarakat hukum adat tersebut sehingga setiap

In
A
orangnya memiliki lahan perkebunan yang tidak lebih dari 25 (dua pulu h lim a)
hektar, maka tidak dapat dipidana karena melanggar pasal 107 huruf a Jo
ah

lik
pasal 55 huruf a UU No. 39/2014 tentang Perkebunan tersebut sepanjang
masyarakat hukum adat tersebut telah memenuhi persyaratan sebagaimana
diatur dalam putusan Mahkamah Konstitusi Nomor 31/PUU-V/2007;
am

ub
- Bahwa masyarakat hukum adat tersebut harus memohonkan izin usaha
perkebunannya, jika tidak lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar, maka tidak
ep
perlu izin, namun hanya STD-B saja;
k

- Bahwa Peraturan Menteri Pertanian No. 98/Permentan/OT.140/9/2013 masih


ah

sesuai dengan UU No. 39/2014 tentang Perkebunan, adapun yang menjadi


R

si
dasar adalah Pasal 116 UU No. 39/2014 tentang Perkebunan;
- Bahwa dalam Pasal 1 angka 3 UU No. 39/2014 tentang Perkebunan, frase

ne
ng

“menghasilkan” tersebut tidak harus memperoleh hasil terlebih dahulu, karen a


usaha perkebunan dilakukan dengan usaha budidaya tanaman perkebunan

do
gu

dan/atau usaha industri pengolahan hasil perkebunan, dan kesemuanya


adalah merupakan “serangkai kegiatan” jadi mulai dari kegiatan pra-tanam
In
sampai kegiatan sortasi adalah merupakan usaha perkebunan hal ini terdapat
A

di dalam Pasal 41 ayat 2, 3 dan 4 UU No. 39/2014 tentang Perkebunan;


- Bahwa yang dihitung untuk penerapan luasannya lahan perkebunan adalah
ah

lik

luas tanah secara keseluruhan yang akan digunakan sebagai lahan


perkebunan tersebut, bukan luas tanah yang telah ditanami saja;
m

ub

- Bahwa Ahli mengetahui diminta menjadi Saksi Ahli dalam perkara ini, karena
diceritakan oleh Penyidik bahwa Terdakwa melakukan kegiatan usaha
ka

perkebunan di dalam Ijin Usaha Perkebunan PT. Kapuas Sawit Sejahtera;


ep

- Bahwa terkait permasalahan Terdakwa yang menyuruh atau mempekerjakan


ah

orang lain untuk “mengerjakan” sesuai frase di dalam Pasal 107 huruf a dan b
R

UU No. 39/2014 tentang Perkebunan, dapat dikategorikan sebuah perbuatan


es

melawan hukum atau hanya orang yang “mengerjakan” secara langsunglah


M

ng

yang dapat dikategorikan sebuah perbuatan melawan hukum, yaitu menurut


on
gu

halaman 26 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 26
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Ahli bahwa dalam KBBI “mengerjakan” mengandung makna “melakukan;

R
melaksanakan; menjalankan; berbuat sesuatu” jadi menurut Ahli

si
“menyuruh” juga dapat termasuk dalam “mengerjakan” sehingga yang

ne
ng
menyuruh maupun yang disuruh dapat dipidana;
- Bahwa yang dimaksud “memanen” dan/atau “memungut” seperti dalam pasal
107 huruf d UU No. 39/2014 tentang Perkebunan, adalah “memanen” dan/atau

do
gu
“memungut” seperti dalam pasal 107 huruf d UU No. 39/2014 tentang
Perkebunan yaitu memetik hasil perkebunan tersebut ketika sudah dalam

In
A
masa panen perkebunan tersebut;
- Bahwa selama perkebunan tersebut adalah milik orang lain, maka pencuri juga
ah

dapat dikategorikan ke dalam “memanen” dan/atau “memungut” hasil

lik
perkebunan ketika mengambil hasil dari perkebunan orang lain tersebut;
- Bahwa yang dimaksud “melakukan penebangan tanaman dalam kawasan
am

ub
Perkebunan” seperti dalam pasal 107 huruf c UU No. 39/2014 tentang
Perkebunan, yaitu didalam KBBI “penebangan” diartikan proses, cara,
ep
perbuatan menebang. Jadi setiap orang tidak boleh melakukan penebangan
k

tanaman dalam kawasan Perkebunan secara tidak sah atau dilakukan oleh
ah

orang lain yang tidak memiliki hak atas kawasan perkebunan tersebut;
R

si
- Bahwa Pasal 107 UU No. 39/2014 tentang Perkebunan dapat diterapkan pada
orang yang melakukan pemortalan terhadap Lahan Perkebunan, karena

ne
ng

pemortalan dapat dikategorikan “menduduki” dan/atau “menguasai”;


- Bahwa yang dimaksud Ahli sebagai “Lahan Perkebunan” menurut Ahli sesuai

do
gu

Pasal 1 angka 7 UU No. 39/2014 tentang Perkebunan, yang merupakan


“lahan perkebunan” adalah bidang tanah yang digunakan untuk usaha
In
perkebunan, jadi sudah ada atau terdapat usaha perkebunannya;
A

- Bahwa terhadap masyarakat yang memiliki lahan perkebunan lebih dari 25


(dua puluh lima) hektar dan dilakukan secara turun temurun, menurut Ahli
ah

lik

bahwa dalam Pasal 107 UU No. 39/2014 tentang Perkebunan ini merupakan
langkah terkahir supaya masyarakat tertib dalam melakukan usaha
m

ub

perkebunan;
Menimbang, bahwa atas keterangan Ahli tersebut di atas, Terdakwa
ka

menyatakan tidak paham mengenai peraturan -peraturan yang dikemukakan


ep

tersebut, dan tidak keberatan;


ah

Menimbang, bahwa didalam persidangan, Penuntu t Umum juga telah


R

mengajukan 1 (satu) orang Ahli dari PNS (Kabid. Penyelenggaraan Pelayanan


es

Perijinan dan Non Perijinan) Kabupaten Kapuas, yang bernama GEREK,


M

ng

on
gu

halaman 27 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 27
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
S.Hut.,MP. Bin KEON SINAR, dibawah sumpah telah memberikan pendapatnya

si
sebagai berikut :
- Bahwa Ahli sebelumnya sudah pernah memberkan keterangan sebagai Ahli;

ne
ng
- Bahwa Ahli bekerja sebagai PNS (Kabid. Penyelenggaraan Pelayanan
Perijinan dan Non Perijinan) pada Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Kapuas;

do
-
gu
Bahwa dalam hal ini akan menerangkan dalam keahlian Ahli dalam hal
Perijinan Usaha Perkebunan;

In
A
- Bahwa perijinan yang dimaksud di dalam UU No. 39/2014 tentang
Perkebunandi dalam UU No. 39/2014 tentang Perkebunan ada 3 (tiga) jenis
ah

lik
Perijinan yaitu :
a. Ijin Usaha Perkebunan atau IUP;
b. Ijin Usaha Perkebunan Budidaya atau IUP-B;
am

ub
c. Ijin Usaha Perkebunan Pengolahan atau IUP-P;
- Bahwa pengaturan tentang Perijinan dalam hal perkebunan , diatur didalam
ep
peraturan perundang-undangan, yaitu UU No. 39/2014 tentang Perkebunan ,
k

dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang


ah

Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan;


R

si
- Bahwa perijinan yang juga terkait luasan lahan, diatur di dalam Pasal 5 ayat
(1) Permentan No 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perijinan

ne
ng

Usaha Perkebunan mengatur tentang luasan yang kurang dari 25 (dua puluh
lima) hektar cukup dengan Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk

do
gu

Budidaya atau STD-B, dan Pasal 8 Permentan No


98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan
In
mengatur tentang luasan yang lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar wajib
A

memiliki Ijin Usaha Perkebunan untuk Budidaya atau IUP-B;


- Bahwa perijinan usaha perkebunan tersebut dapat diberikan kepada setiap
ah

lik

orang, baik yang tidak berbadan hukum maupun yang berbadan hukum;
- Bahwa setiap orang yang tidak berbadan hukum, boleh diberikan ijin usaha
m

ub

perkebunan;
- Bahwa proses permohonan penerbitan perijinannya jika dilakukan orang yan g
ka

tidak berbadan hukum, maka Pemohon harus memenuhi persyaratan sesuai


ep

dengan Pasal 21, Pasal 22 dan Pasal 23 Permentan Nomor :


ah

98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan;


R

- Bahwa permohonan penerbitan perijinan tersebut diajukan, sebelum ada Dinas


es

Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu, perijinan tersebut


M

ng

dimohonkan kepada Bupati untuk wilayah kabupaten, kemudian Bupati akan


on
gu

halaman 28 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 28
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mendisposisi kepada Kantor Dinas terkait untuk urusan teknis, sehingga

si
diketahui perijinan apa saja yang harus dimiliki;
- Bahwa didalam Permentan Nomor : 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang

ne
ng
Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan itu mengatur lebih dari 25 (dua puluh
lima) hektar, dengan kata lain jika seseorang melakukan budidaya tanaman
perkebunan dengan luasan 30 (tiga puluh) hektar atau 50 (lima puluh) hektar

do
gu
juga dikatakan lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar. Sedangkan di Pemerintah
Daerah tersebut pasti ada sebuah regulasi atau pertimbangan teknis, di dalam

In
A
pertimbangan-pertimbangan terebut dilakukan kajian-kajian apakah seseorang
tersebut layak atau tidak untuk diberikan ijin usaha perkebunan;
ah

lik
- Bahwa seseorang yang melakukan usaha perkebunan lebih dari 400 (empat
ratus) hektar dan dalam melakukan kegiatannya seolah-olah seperti korporasi,
ada karyawannya, ada memiliki alat berat dan lain sebagainya, maka hal itu
am

ub
tidak boleh, karena sesuai Pasal 8 Permentan No
98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan
ep
mengatur tentang luasan yang lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar wajib
k

memiliki Ijin Usaha Perkebunan;


ah

- Bahwa pemohon tersebut harus berupa badan hukum, karena usaha


R

si
perkebunannya sudah lebih dari 400 (empat ratus) hektar;
- Baha ketika usaha perkebunan tersebut lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar

ne
ng

tersebut dilakukan perorangan, maka kerugian negara dapat berupa tidak ada
pemasukan negara dari segi Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) dari ijin

do
gu

lokasi, sedangkan dari segi masyarakat karena tidak memiliki ijin lingkungan
tentunya seseorang tersebut tidak layak untuk mengelola lingkungan yang
In
mana di dalam setiap usaha perkebunan pasti memiliki dampak negatif
A

terhadap lingkungan seperti pencemaran dan lain sebagainya;


- Bahwa pendapat Ahli terhadap orang perorangan yang tidak berbadan h u kum
ah

lik

dapat diberikan perijinan dalam melakukan usaha perkebunan , menurut


Peraturan Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang
m

ub

Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan memang dimungkinkan untuk orang


perorangan yang tidak berbadan hukum untuk dapat diberikan perijinan
ka

berupa Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Budidaya (STD -B),
ep

namun selama Ahli bekerja dan menjadi Ahli Perijinan, Ahli belum pernah
ah

menemui orang perorangan yang tidak berbadan hukum diberikan Ijin Usaha
R

Perkebunan;
es

- Bahwa sebelum Peraturan Menteri Pertanian Nomor


M

ng

98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan


on
gu

halaman 29 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 29
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
diberlakukan, sebelumnya telah ada Peraturan Menteri Pertanian terkait

si
Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan pada tahun 2007, dimana Peraturan
Menteri Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 ini tidak jauh berbeda

ne
ng
dari peraturan menteri pertanian nomor 26/2007, termasuk pengaturan luasan
lahan perkebunan;
- Bahwa sepengetahuan Ahli, Pemerintah Daerah berperan aktif dalam

do
gu
memberikan STD-B kepada pekebun yang melakukan usaha perkebunan yang
mana luasan lahannya kurang dari 25 (dua puluh lima) hektar hanya

In
A
memberikan Surat Tanda Daftar untuk Budidaya atau STD-B ketika pekebun
menyampaikan permohonannya kepada kami, dengan kata lain Pemerintah
ah

lik
Daerah dalam hal pemberian STD-B berlaku pasif, karena menunggu pekebun
mengajukan permohonan untuk diberikan STD-B;
- Bahwa Ahli akan menjelaskan seseorang yang memiliki lahan perkebunan
am

ub
lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar wajib memiliki Ijin Usaha Perkebunan,
karena di dalam suatu Ijin Usaha Perkebunan tersebut telah dipersyaratkan
ep
seluruh aspek terkait Usaha Perkebunan. Dan terkait dapatkah seseorang
k

dipidana karena negara mengalami kerugian karena tidak terbayarnya


ah

Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP) Ahli tidak memiliki kompetensi untuk
R

si
menjelaskan hal tersebut;
- Bahwa jika seseorang tidak memenuhi persyaratan administrasi ijin usaha

ne
ng

perkebunan, dapat dipastikan bahwa Ijin Usaha Perkebunan tersebut tidak


akan diterbitkan oleh Pemerintah. Dengan kata lain jika tidak memiliki Ijin

do
gu

Usaha Perkebunan maka seseorang tersebut melanggar ketentuan di dalam


UU No. 39/2014 tentang Perkebunan dan Permentan No
In
98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan;
A

- Bahwa ketentuan sanksi administrasi di dalam Permentan No


98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan
ah

lik

hanya diperuntukan korporasi atau badan hukum bukan untuk orang


perorangan;
m

ub

- Bahwa menurut Ahli, menafsirkan 25 (dua puluh lima) hektar didalam


Permentan No 98/Permentan/OT.140/9/2013 tersebut ditafsirkan lahan
ka

perkebunan yang sudah berupa kebun secara nyata karena sudah ada
ep

tanamannya;
ah

- Bahwa seseorang yang memiliki lahan 1.000 (seribu) hektar sedangkan yang
R

dikelola untuk menjadi kebun masih dibawah 25 (dua puluh lima) hektar
es

tersebut, tidak wajib memiliki IUP karena masih di bawah 25 (dua puluh lima)
M

ng

on
gu

halaman 30 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 30
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
hektar, terkecuali kebunnya sudah lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar maka

si
wajib memiliki IUP;
- Bahwa didalam Pasal 1 butir 3 UU No. 39/2014 tentang Perkebunan “Usaha

ne
ng
Perkebunan adalah usaha yang menghasilkan barang dan/atau jasa
Perkebunan”. Menurut Sdr. Saksi Ahli, frase “menghasilkan” tersebut tidak
harus menghasilkan materil terlebih dahulu, karena Pasal 41 ayat 2 UU.

do
gu
No 39/2014 tentang Perkebunan menjelaskan kegiatan usaha budidaya
dimulai dari kegiatan pratanam, penanaman, pemeliharaan tanaman,

In
A
pemanenan dan sortasi. Jadi tidak harus menghasilkan secara materil
terlebih dahulu baru dikatakan “menghasilkan”;
ah

lik
- Bahwa jika ada seseorang sebagai pemodal/pemberi modal kepada pekebun
untuk usaha perkebunan, maka hal itu menjadi satu kesatuan dengan pekebun
itu sendiri dalam hal melakukan “Usaha Perkebunan untuk menghasilkan
am

ub
barang dan/atau jasa perkebunan , atau dapat dikatakan juga sebagai
pekebun;
ep
- Bahwa menurut Ahli, yang dimaksud Masyarakat Hukum Adat seperti yang
k

termuat di dalam Pasal 107 huruf (b) UU No 39/2014 tentang Perkebunan


ah

adalah masyarakat yang hidup di suatu tempat dengan komunitasnya yang


R

si
memelihara nilai-nilai adat istiadatnya dan masih terpelihara sampai sekaran g
dan diakui oleh Negara;

ne
ng

- Bahwa diperbolehkan bagi masyarakat hukum adat melakukan usaha


perkebunan dengan luasan kebun diatas 25 (dua puluh lima) hektar, namun

do
gu

tetap harus memiliki Ijin Usaha Perkebunan;


- Bahwa untuk membuktikan bahwa seseorang tersebut merupakan masyarakat
In
hukum adat bisa bekerjasama dengan Koperasi, korporasi dan/atau badan
A

hukum, yang jelas tidak mengerjakan sendiri untuk melakukan usaha


perkebunan dengan luasan kebun di atas 25 (dua puluh lima) hektar;
ah

lik

- Bahwa seseorang yang melakukan usaha perkebunan diatas 25 (dua puluh


lima) hektar dapat membentuk koperasi, namun untuk kelompok tani Ahli tidak
m

ub

tahu;
- Bahwa tidak ada luasan maksimal yang dipersyaratkan untuk sebuah
ka

kelompok tani dapat mengelola sebuah lahan perkebunan untuk usaha


ep

perkebunan, dan untuk kelompok tani tersebut Ahli tidak tahu berapa maksimal
ah

luasan lahan yang diperbolehkan untuk mengelola lahan perkebunan untuk


R

usaha perkebunan;
es

- Bahwa ada perbedaan dalam pengajuan Surat Tanda Daftar Usaha


M

ng

Perkebunan untuk Budidaya (STD-B) dengan Ijin Usaha Perkebunan (IUP),


on
gu

halaman 31 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 31
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yaitu jika luas lahan perkebunannya dibawah 25 (dua puluh lima) untuk

si
mendapatkan Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Budidaya (STD -
B), pemohon setelah memiliki perkebunan dengan luas dibawah 25 (dua puluh

ne
ng
lima) hektar baru dapat mengajukan permohonan, karena sifatnya adalah
perkebunan milik masyarakat, jadi setelah ada perkebunannya baru bermohon
untuk diberikan Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Budidaya (STD -

do
gu
B). sedangkan untuk lahan diatas 25 (dua puluh lima) hektar wajib bermohon
untuk diterbitkan Ijin Usaha Perkebunan (IUP) terlebih dahulu, setelah memiliki

In
A
Ijin Usaha Perkebunan baru diperbolehkan untuk melakukan aktivitas Usaha
Perkebunan;
ah

lik
- Bahwa pada Pasal 107 huruf (a) UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan
terdapat frase “Lahan Perkebun an”, dan didalam Pasal 107 huruf (c) UU RI
No. 39/2014 tentang Perkebunan terdapat frase “Kawasan Perkebunan”.
am

ub
Menurut Saksi Ahli, perbedaan dari frase tersebut yaitu “Lahan Perkebunan”
adalah lahan yang sudah memiliki legalitas atas kepemilikan lahan untu k
ep
perkebunan tersebut, sedangkan frase “Kawasan Perkebunan” yang terdapat
k

dalam Pasal 107 huruf (c) UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan adalah
ah

kawasan yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah atau Pemerintah Pusat


R

si
dalam bentuk litigasi atau perpetaan bahwa lahan tersebut ditetapkan sebagai
kawasan perkebunan, dan belum tentu kawasan perkebunan memili atau

ne
ng

sudah terdapat komiditi perkebunannya;


- Bahwa diperbolehkan menurut peraturan perundang-undangan orang

do
gu

perorangan yang tidak berbadan hukum memiliki lahan perkebunan dibawah


25 (dua puluh lima) hektar memiliki Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan
In
untuk Budidaya (STD-B), kemudian memiliki lahan dibawah 25 (dua puluh
A

lima) hektar lagi dan bermohon untuk diterbit Surat Tanda Daftar Usaha
Perkebunan untuk Budidaya (STD-B) yang kedua kalinya untuk lahan yang
ah

lik

berbeda, karena di dalam Lampiran Peraturan Menteri Pertanian Nomor


98/Permentan/OT.140/9/2013 terdapat contoh Surat Tanda Daftar Usaha
m

ub

Perkebunan untuk Budidaya (STD-B) yang diberikan bagi orang perseorangan


yang tidak berbadan hukum dan memiliki Kebun I, Kebun II, Kebun III dan
ka

seterusnya (Lampiran I Halaman 22);


ep

- Bahwa yang wajib mengajukan atau bermohon untuk dapat diterbitkan Surat
ah

Tanda Daftar Usaha Perkebunan untuk Budidaya (STD-B) untuk Usaha


R

Perkebunan yang luas lahannya dibawah 25 (dua puluh lima) hektar jika
es

Usaha Perkebunan tersebut dilakukan oleh Pemilik Modal dan Pemilik Lahan
M

ng

adalah jika usaha perkebunan tersebut luas lahannya dibawah 25 (du a pu lu h


on
gu

halaman 32 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 32
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lima) hektar, dan dilakukan oleh 2 (dua) orang atau lebih dan ada yang

si
bertindak sebagai Pemilik Modal dan ada juga yang bertindak sebagai Pemilik
Lahan, maka yang mengajukan permohonan untuk diterbitkan Surat Tanda

ne
ng
Daftar Usaha Perkebunan untuk Budidaya (STD-B) bisa Pemilik Modal
dan/atau Pemilik Lahan;
- Bahwa terhadap lahan perkebunan milik masyarakat yang hanya memiliki

do
gu
Surat Pernyataan Pemilikan Tanah (SPPT) dan tidak memiliki Surat Tanda
Daftar Usaha Perkebunan untuk Budidaya (STD-B), kemudian diterbitkanlah

In
A
Ijin Usaha Perkebunan untuk korporasi, jika terkait dengan Ijin Usaha
Perkebunan, selama tidak ada tercatat di lahan tersebut tentang Ijin Usaha
ah

lik
Perkebunan berarti di lahan tersebut dianggap belum dan/atau tidak ada
usaha perkebunan baik itu milik orang perorangan maupun milik korporasi.
Jika hal itu terkait dengan status kepemilikan tanah saya tidak berkompeten
am

ub
untuk menjelaskannya karena hal itu seharusnya dipertan yakan kepada Ahli
Pertanahan;
ep
- Bahwa dalam Pasal 1 angka (15) UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan
k

dijelaskan. “Setiap Orang adalah orang perseoran gan atau korporasi, baik
ah

yang berbadan hukum maupun yang tidak berbadan hukum”. Menurut Saksi
R

si
Ahli diperbolehkan orang perseorangan tersebut melakukan Usaha
Perkebunan;

ne
ng

- Bahwa tidak pernah selama Ahli bekerja dan menjadi Ahli di bidang Perijinan
Usaha Perkebunan memberikan Ijin Usaha Perkebunan kepada orang

do
gu

perseorangan yang tidak berbadan hukum, karena menurut Peraturan Men teri
Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perijinan
In
Usaha Perkebunan yang dapat mengajukan Ijin Usaha Perkebunan adalah
A

korporasi yang berbadan hukum;


- Bahwa menurut Ahli, Peraturan Menteri Pertanian Nomor :
ah

lik

98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perizinan Usaha Perkebunan


masih dapat diterapkan dengan berlakunya UU RI No. 39/2014 tentang
m

ub

Perkebunan, sedangkan untuk pengaturannya Ahli tidak tahu;


- Bahwa pada Pasal 107 huruf (a) UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan
ka

terdapat frase “Lahan Perkebunan” dan di Pasal 107 huruf (b) UU RI No.
ep

39/2014 tentang Perkebunan terdapat frase “Usaha Perkebunan”. Menurut


ah

Saksi Ahli, perbedaan dari frase tersebut untuk frase “Lahan Perkebunan”
R

adalah lahan yang sudah memiliki legalitas atas kepemilikan lahan untuk
es

perkebunan tersebut, sedangkan frase “Usaha Perkebunan” yang terdapat


M

ng

dalam Pasal 107 huruf (b) UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan adalah
on
gu

halaman 33 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 33
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
lahan yang merupakan tanah masyarakat atau tanah hak ulayat masyarakat

si
hukum adat yang keberadaannya sudah ditetapkan oleh negara sebagai tanah
adat;

ne
ng
- Bahwa Ahli mencontohkan sebuah kasus untuk Pasal 107 huruf (a) UU RI No.
39/2014 tentang Perkebunan, yaitu ada suatu korporasi yang berbadan hukum
yang bergerak di bidang perkebunan, dan korporasi tersebut sudah

do
gu
mengantongi Ijin Usaha Perkebunan, tiba-tiba ada seseorang dan/atau
sekelompok orang “mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau

In
A
menguasai Lahan Perkebunan” di lokasi yang sama dimana Ijin Usaha
Perkebunan tersebut diberikan;
ah

lik
- Bahwa menurut Ahli, pada point (5) dapat dipersamakan dengan orang yang
menguasai tanah milik orang lain dengan tanpa ijin dari pemilik sah tanah
tersebut;
am

ub
Menimbang, bahwa atas keterangan Ahli tersebut di atas, Terdakwa
menyatakan tidak paham mengenai peraturan -peraturan yang dikemukakan
ep
tersebut, dan tidak keberatan;
k

Menimbang, bahwa didalam persidangan, Penuntut Umum juga telah


ah

mengajukan 1 (satu) orang Ahli dari PNS pada Kantor Pertanahan Kabupaten
R

si
Kapuas, yang bernama JAHOLONG SIMAMORA, SH., MH. Alias JAHOLONG
Bin MORHAN SIMAMORA (Alm), dibawah janji telah memberikan pendapatnya

ne
ng

sebagai berikut :
- Bahwa dalam perkara ini ada hubungannya dengan pekerjaan Ahli;

do
gu

- Bahwa dalam hal ini Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Kapuas


memberikan pertimbangan teknis tentang izin lokasi;
In
- Bahwa pertimbangan teknis yang diberikan oleh Badan Pertanahan Nasional
A

Kabupaten Kapuas tersebut menyangkut legalitas tanah/lahan yang diberikan


kepada calon penerima izin/ izin oleh korporasi dan izin arahan lokasi
ah

lik

(mengarahkan lokasi yang dapat diberikan izin ;


- Bahwa Badan Pertanahan Nasional Kabupaten Kapuas tidak ada
m

ub

mengeluarkan izin apapun terkait perijinan usaha perkebunan;


- Bahwa untuk Terdakwa tidak ada dikeluarkan ijin arahan atau ijin lokasi,
ka

namun untuk PT. Kapuas Sawit Sejahtera ada diberikan ijin arahan dan ijin
ep

lokasi;
ah

- Bahwa sepengetahuan Ahli, tidak mungkin terjadi tumpang tindih dalam


R

pemberian ijin usaha perkebunan, karena untuk pemberian ijin tersebut su dah
es

di-ploting terlebih dahulu;


M

ng

on
gu

halaman 34 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 34
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa sepengetahuan Ahli, sangat dimungkinkan terjadi tumpang tindih

si
antara ijin usaha perkebunan dan kepemilikan lahan orang lain yang bukan
pemohon ijin usaha perkebunan;

ne
ng
- Bahwa ketika pemohon ijin arahan dan/atau pemohon ijin lokasi bermohon,
bisa saja didalam ijin lokasi tersebut terdapat Sertifikat Hak Milik dan/atau Hak
Ulayat, kemudian ketika dari ijin arahan dan/atau ijin lokasi tadi akan

do
gu
ditingkatkan menjadi Sertifikat Hak Guna Usaha, maka akan turun ke lokasi
Tim dari Badan Pertanahan Nasional untuk melakukan pengukuran secara

In
A
terperinci. Dan terhadap lahan atau bidang tanah yang telah memiliki alas h ak
atas tanah tersebut akan dikeluarkan dari bagian Sertifikat Hak Guna Usaha;
ah

lik
- Bahwa benar, penerbitan Sertifikat Hak Guna Usaha juga tergantung dari
luasan lahan atau bidang tanah yang telah dibebaskan oleh pemegang ijin
arahan dan/atau ijin lokasi;
am

ub
- Bahwa ijin lokasi bukan merupakan bukti kepemilikan atas tanah, karena
ijin lokasi masih harus ditingkatkan ke Sertifikat Hak Guna Usaha, dan
ep
korporasi mempunyai kewajiban mengganti rugi jika diatas ijin lokasi
k

yang telah diberikan tersebut terdapat hak-hak masyarakat hukum adat


ah

dan/atau lahan/bidang tanah milik masyarakat;


R

si
- Bahwa PT. Kapuas Sawit Sejahtera pada saat ini belum ada memiliki Sertifikat
Hak Guna Usaha walaupun sekarang PT. Kapuas Sawit Sejahtera telah

ne
ng

mengantongi ijin lokasi;


- Bahwa peran Badan Pertanahan Nasional dalam hal penerbitan ijin usaha

do
gu

perkebunan tersebut pada awalnya pemohon dalam hal ini adalah korporasi
diberikan ijin arahan lokasi, dan didalam pemberian ijin arahan lokasi tersebu t
In
Badan Pertanahan Nasional berperan sebagai Tim yang dibentuk oleh Bu pati
A

dan memberikan Badan Pertanahan Nasional Pertimbangan Teknis untuk


dasar Bupati dalam memberikan ijin lokasi. Ketika ijin lokasi sudah terbit,
ah

lik

barulah korporasi mulai melakukan pembebasan lahan kepada para pemilik


lahan/bidang tanah yang masuk ke areal ijin lokasinya tersebut. Setelah
m

ub

proses pembebasan lahan tersebut selesai barulah Badan Pertanahan


Nasional turun untuk mengukur secara pasti berapa luasan lahan/bidang tanah
ka

yang dapat diterbitkan Sertifikat Hak Guna Usaha;


ep

- Bahwa perbedaan Sertifikat Hak Guna Usaha adalah merupakan bukti Hak
ah

Atas Tanah, jadi ketika korporasi sudah memiliki Sertifikat Hak Guna Usaha
R

maka sudah berhak atas tanah tersebut sesuai perundang-undangan yang


es

berlaku di Indonesia. Sedangkan untuk Ijin Usaha Perkebunan Ahli tidak


M

ng

memiliki kompetensi untuk menjelaskan hal tersebut;


on
gu

halaman 35 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 35
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Sertifikat Hak Guna Usaha dapat diterbitkan, jika masih terdapat

si
keberatan dari masyarakat atas lahan atau bidang tanah tersebut, namun
terhadap lahan atau bidang tanah yang masih terdapat masalah akan

ne
ng
dikeluarkan dari total luasan yang terdapat di dalam Sertifikat Hak Guna Usaha
tersebut;
- Bahwa terhadap korporasi yang terus mengerjakan lahan atau bidang tanah

do
gu
sedangkan korporasi tersebut hanya mengantongi ijin lokasi dan belum
memiliki Sertifikat Hak Guna Usaha, maka Ahli akan menjelaskan terkait

In
A
Sertifikat Hak Guna Usaha, dan dalam hal ini luasan yang akan terdapat di
dalam Sertifikat Hak Guna Usaha adalah sejumlah luasan yang telah
ah

lik
dibebaskan korporasi tersebut sesuai ijin lokasi yang dimilikinya. Sedangkan
untuk sebuah korporasi yang terus mengerjakan lahan atau bidang tanah
sedangkan korporasi tersebut hanya mengantongi ijin lokasi Ahli tidak memiliki
am

ub
kompetensi untuk menjelaskannya;
- Bahwa menurut Ahli terkait permasalahan lahan atau bidang tanah tersebut
ep
sebaiknya korporasi tersebut harus menghargai hak-hak masyarakat atas
k

lahan atau bidang tanah dimaksud, walaupun telah memiliki ijin lokasi, karen a
ah

pada dasarnya ijin lokasi bukan merupakan bukti kepemilikan hak atas tanah;
R

si
Menimbang, bahwa atas keterangan Ahli tersebut di atas, Terdakwa
menyatakan tidak paham mengenai peraturan -peraturan yang dikemukakan

ne
ng

tersebut, dan tidak keberatan;


Menimbang, bahwa di persidangan telah didengar keterangan Terdakwa

do
gu

yang pada pokoknya menerangkan sebagai berikut :


- Bahwa Terdakwa mendapatkan lahan atau melakukan budidaya perkebunan
In
kelapa sawit tersebut sejak tahun 2012;
A

- Bahwa Terdakwa tidak memiliki sebuah perusahaan atau badan hukum lain;
- Bahwa Terdakwa mendapatkan modal untuk membeli lahan atau melakukan
ah

lik

budidaya perkebunan kelapa sawit tersebut dari hasil Terdakwa bekerja;


- Bahwa Terdakwa dengan Saksi Ir. Timbul Sinaga tidak ada hubungan, karen a
m

ub

bertemu baru sekitar tahun 2014;


- Bahwa dalam mengelola lahan tersebut Terdakwa melakukannya dengan
ka

karyawan dan/atau orang lain yang membantu, yaitu orang yang lahannya
ep

Terdakwa ganti rugi sebelumnya;


ah

- Bahwa Terdakwa ada memberikan gaji/upah kepada orang yang membantu


R

Terdakwa tersebut, namun gaji/upahnya tidak menentu, antara 1.500.000,-


es

(satu juta lima ratus ribu rupiah) sampai dengan 2.000.000,- (dua juta rupiah);
M

ng

on
gu

halaman 36 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 36
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa luas lahan perkebunan yang dimiliki oleh Terdakwa sekitar 1.300

si
(seribu tiga ratus) hektar, yang terletak di Kelurahan Mandomai;
- Bahwa luas lahan perkebunan Terdakwa yang sudah ditanami kelapa sawit

ne
ng
sekitar 400 (empat ratus) hektar;
- Bahwa ada orang yang membantu Terdakwa mengelola pembibitan kelapa
sawit di lokasi lahan perkebunan Terdakwa, termasuk juga sebagian orang

do
gu
yang tanahnya sudah Terdakwa ganti rugi;
- Bahwa Terdakwa sendiri yang melakukan pembukaan lahan / land clearing di

In
A
lahan perkebunan kelapa sawit Terdakwa dengan menggunakan alat berat
excavator PC 200 sebanyak 2 (dua) unit;
ah

lik
- Bahwa alat berat excavator PC 200 sebanyak 2 (dua) unit yang Terdakwa
maksud adalah bukan termasuk alat berat excavator PC 200 yang Terdakwa
sewa dari Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangkaraya, yang Terdakwa
am

ub
gunakan waktu membuka lahan / land clearing adalah milik Terdakwa sen diri,
sedangkan yang milik Dinas Pekerjaan Umum Kota Palangkaraya tersebut
ep
Terdakwa tidak tahu menahu, karena setahu Terdakwa alat berat tersebut
k

adalah milik Sdr. Harson;


ah

- Bahwa dari salah satu orang yang membantu Terdakwa mengelola lahan
R

si
perkebunan kepala sawit tersebut tidak ada yang memiliki keahlian di bidang
lingkungan;

ne
ng

- Bahwa Terdakwa dalam melakukan budidaya perkebunan kelapa sawit


tersebut tidak ada memiliki suatu ijin dari Pemerintah Daerah ;

do
gu

- Bahwa Terdakwa dalam melakukan budidaya perkebunan kelapa sawit


tersebut tidak ada memiliki “Ijin Usaha Perkebunan”;
In
- Bahwa Terdakwa memiliki lahan yang telah Terdakwa ganti rugi dan Surat
A

Pernyataan Pemilikan Tanah atas nama masyarakat serta kwitansi ganti rugi
lahan tersebut;
ah

lik

- Bahwa Terdakwa tidak tahu, ketika seseorang melakukan kegiatan


perkebunan kelapa sawit yang luas kebunya lebih dari 25 (dua puluh lima)
m

ub

hektar akan berdampak pada lingkungan;


- Bahwa Terdakwa tidak tahu dan tidak mengerti, bahwa kegiatan
ka

perkebunan/budidaya kelapa sawit diatur secara khusus di dalam peraturan


ep

perundang-udangan;
ah

- Bahwa jumlah orang yang membantu Terdakwa dalam mengelola perkebun an


R

kelapa sawit tersebut sekitar 20 s/d 30 orang, dan membantu Terdakwa dalam
es

mengelola perkebunan kelapa sawit tersebut ada yang menjadi bagian


M

ng

on
gu

halaman 37 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 37
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
menebas, ada yang menjadi bagian menanam dan ada juga yang men jadi

si
bagian kepala lapangan atau mandor;
- Bahwa dari usaha budidaya kelapa sawit tersebut Terdakwa sudah belum ada

ne
ng
melakukan pemanenan dan dijual;
- Bahwa Terdakwa dalam mengelola perkebunan kelapa sawit tersebut tidak
ada menggunakan bahan kimia atau pertisida atau pupuk kimia;

do
-
gu
Bahwa cara Terdakwa bisa memiliki lahan seluas 1.300 (seribu tiga ratus)
hektar tersebut dengan membeli atau mengganti rugi dari masyarakat secara

In
A
bertahap yang dimulai dari tahun 2012 s/d tahun 2014 dan langsung dibloking
sebagai batas;
ah

lik
- Bahwa cara Terdakwa memperoleh bibit kelapa sawit yang Terdakwa tanam
tersebut ada orang yang membantu di kebun dalam hal menanam/membuat
bibit tanaman kelapa sawit;
am

ub
- Bahwa Terdakwa tidak ada meminta ijin atau melaporkan kegiatan perkebunan
kelapa sawit tersebut kepada Kepala Desa khususnya di Desa Anjir Kelampan,
ep
namun Kepala Desa Anjir Kelampan tahu kegiatan Terdakwa;
k

- Bahwa Terdakwa sekarang ada mengajukan/mengurus ijin atau sejenisnya


ah

berupa ijin kelompok tani;


R

si
- Bahwa dalam melakukan kegiatan perkebunan kelapa sawit terebut Terdakwa
tidak ada membayar pajak;

ne
ng

- Bahwa Terdakwa membentuk kelompok tani pada tanggal 25 April 2019,


dan Terdakwa membentuk Kelompok Tani tersebut karena ada

do
gu

penyelidikan dari Kepolisian;


- Bahwa lokasi perkebunan kelapa sawit Terdakwa yang sudah ditanami
In
tanaman kelapa sawit dengan luas 400 (empat ratus) hektar dari total 1.300
A

(seribu tiga ratus) hektar tersebut, seluas 400 (empat ratus) hektar yang sudah
ditanami tanaman kelapa sawit tersebut berada di Kelurahan Man domai;
ah

lik

- Bahwa Terdakwa lupa pastinya kapan memulai menanami tanaman kelapa


sawit di kebun Terdakwa yang seluas 400 (empat ratus) hektar tersebut,
m

ub

namun seingat Terdakwa sekitar tahun 2014 atau 2015;


- Bahwa cara Terdakwa menanam tanaman kelapa sawit di kebun Terdakwa
ka

seluas 400 (empat ratus) hektar tersebut secara bertahap, sehingga sampai
ep

seluas 400 (empat ratus) hektar, tergantung kondisi keuangan Terdakwa;


ah

- Bahwa kondisi lahan perkebunan kelapa sawit Terdakwa seluas 900 (sembilan
R

ratus) hektar yang merupakan sisa dari lahan sejumlah 1.300 (seribu tiga
es

ratus) hektar dengan yang sudah ditanami tanaman kelapa sawit tersebut
M

ng

pada waktu antara tahun 2014 s/d tahun 2015 masih berupa hutan atau semak
on
gu

halaman 38 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 38
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
belukar, dan sekarang sudah diserobot oleh pihak lain yaitu PT. Kapuas Sawit

si
Sejahtera;
- Bahwa lahan perkebunan kelapa sawit milik Terdakwa seluas 400 (empat

ne
ng
ratus) hektar yang sudah Terdakwa tanami dengan tanamanan kelapa sawit
tersebut masih Terdakwa kuasai, walaupun ada sekitar lebih kurang 60
(enam puluh) hektar yang diserobot atau dibersihkan/land clearing oleh

do
gu
pihak PT. Kapuas Sawit Sejahtera;
- Bahwa Terdakwa mengganti rugi lahan milik Terdakwa kepada masyarakat

In
A
dengan harga bervariasi mulai dari Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu
rupiah) sampai dengan Rp. 15.000.000,- (lima belas juta rupiah) per hektar,
ah

lik
tergantung kondisi lahan atau tanah milik masyarakat yang Terdakwa ganti
rugi;
- Bahwa pada tahun 2012 ketika Terdakwa mulai mengelola lahan perkebunan
am

ub
kelapa sawit tersebut, tidak ada gangguan atau halangan atau komplain dari
pihak lain;
ep
- Bahwa pada tahun 2012 tersebut belum ada atau tidak ada gangguan dari
k

pihak PT. Kapuas Sawit Sejahtera, baru sekitar tahun 2016 baru muncul
ah

masalah dengan PT. Kapuas Sawit Sejahtera;


R

si
- Bahwa metode atau cara Terdakwa membayar gaji/upah orang yang
dipekerjakan di perkebunan kelapa sawit milik Terdakwa tersebut dengan

ne
ng

menggunakan sistem borongan pekerjaan, tidak semua pekerja digaji/upah


secara bulanan;

do
gu

- Bahwa lahan perkebunan yang 1.300 (seribu tiga ratus) hektar milik Sdr.
Terdakwa tersebut masih dikuasai atau dikelola oleh Terdakwa sampai
In
sekarang;
A

- Bahwa ketika Terdakwa melakukan proses ganti rugi kepada masyarakat


terhadap lahan seluas 1.300 (seribu tiga ratus) hektar tersebut, pada saat
ah

lik

tahun 2012 alas hak yang dimiliki masyarakat atas lahan yang telah Terdakwa
ganti rugi ada berupa Surat Pernyataan Pemilikan Tanah, dan banyak juga
m

ub

yang tidak memiliki alas hak atas tanah;


- Bahwa tindakan Terdakwa terhadap lahan yang belum memiliki alas hak atas
ka

tanah, Terdakwa meminta kepada masyarakat yang lahannya akan diganti rugi
ep

untuk mengurus alas hak atas tanah langsung kepada Kelurahan Man domai /
ah

Pemerintah Desa, setelah ada alas hak atas tanah tersebut, kemudian
R

Terdakwa berikan uang untuk ganti rugi atas lahan tersebut;


es
M

ng

on
gu

halaman 39 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 39
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa benar, Surat Pernyataan Pemilikan Tanah An. Baharudin, Ku wung, dll

si
(yang ditunjukkan) merupakan salah satu alas hak atas tanah yang Terdakwa
telah ganti rugi;

ne
ng
- Bahwa Terdakwa lupa pastinya jumlah Surat Pernyataan Pemilikan Tanah
yang Terdakwa ganti rugi, namun seingat Terdakwa ada sekitar 600 (enam
ratus) bundel Surat Pernyataan Pemilikan Tanah dengan total luas

do
gu
keseluruhan sekitar 1.300 (seribu tiga ratus) hektar;
- Bahwa tanah yang Surat Pernyataan Pemilikan Tanah telah ditunjukkan

In
A
kepada Terdakwa tersebut berada di Kelurahan Mandomai;
- Bahwa ada perjanjian lainnya, selain perjanjian ganti rugi atas tanah tersebut,
ah

lik
namun hanya berupa secara lisan, yaitu Terdakwa ajak mereka/masyarakat
untuk bersama-sama mengelola tanah tersebut untuk perkebunan kelapa
sawit;
am

ub
- Bahwa waktu itu belum ada bentuk nyatanya dari Terdakwa mengajak
mereka/masyarakat yang tanahnya sudah Terdakwa ganti rugi tersebut,
ep
namun sekarang Terdakwa mulai membentuk kelompok tani yang
k

beranggotakan masyarakat yang tadi tanahnya Terdakwa ganti rugi;


ah

- Bahwa benar, orang-orang yang bernama Ainus Zariah, Rano dan Kuwung
R

si
tersebut merupakan pemilik lahan yang telah Terdakwa ganti rugi yang juga
merupakan anggota kelompok tani yang Terdakwa bentuk (ditunjukkan Daftar

ne
ng

Anggota Kelompok Tani);


- Bahwa dari 900 (sembilan ratus) hektar lahan perkebunan kelapa sawit milik

do
gu

Terdakwa tersebut PT. Kapuas Sawit Sejahtera mau terus menggarap lahan
tersebut, namun Terdakwa melarangnya;
In
- Bahwa ada upaya lain yang dilakukan untuk menyelesaikan permasalahan
A

antara Terdakwa dengan PT. Kapuas Sawit Sejahtera pada waktu itu, dan
mediasi tersebut dilakukan di tingkat Kelurahan, di tingkat Kecamatan bah kan
ah

lik

di tingkat Kabupaten, namun tidak terjadi titik temu atau perdamaian antara
Terdakwa dan PT. Kapuas Sawit Sejahtera, serta karena seringnya dilakukan
m

ub

mediasi tersebut Terdakwa juga lupa kapan pastinya mediasi tersebut


dilakukan;
ka

- Bahwa upaya penyelesaian masalah dalam bentuk mediasi seperti ini yang
ep

Terdakwa maksud (ditunjukkan BA Mediasi), dan Terdakwa selalu hadir ketika


ah

diadakan mediasi tersebut;


R

- Bahwa rekomendasi atau anjuran dari hasil mediasi tersebut tidak ada, karen a
es

dari pihak PT. Kapuas Sawit Sejahtera bersikeras dengan alasan “kami
M

ng

bekerja atas perintah manajemen dan tidak bisa dihalang-halangi”;


on
gu

halaman 40 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 40
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa Terdakwa atau masyarakat di tempat Terdakwa tinggal tidak pernah

si
mendapat sosialisasi dari Pemerintah Daerah tentang perijinan dalam
perkebunan kelapa sawit, baik dari Pemerintah Daerah ataupun pihak lain;

ne
ng
- Bahwa pada tahun antara tahun 2012 sampai dengan tahun 2014,
Terdakwa belum ada melakukan aktifitas perkebunan kelapa sawit di atas
lahan seluas 1.300 (seribu tiga ratus) hektar tersebut, karena pada tahun

do
gu
2012 sampai dengan tahun 2014 Terdakwa hanya melakukan proses ganti
rugi atas tanah yang sebelumnya milik masyarakat;

In
A
- Bahwa pada tahun 2015 sampai dengan tahun 2019, Terdakwa tidak tah u PT.
Kapuas Sawit Sejahtera ada juga melakukan proses ganti rugi kepada
ah

lik
masyarakat terhadap lahan seluas 1.300 (seribu tiga ratus) milik Terdakwa
bersebut, namun pada tahun 2016 ada pihak PT. Kapuas Sawit Sejahtera
yang diwakili Sdr. Edy dan Sdr. Sapri bersama dengan Kepala Desa Anjir
am

ub
Kelampan yaitu Sdr. Yanir ada datang kepada Terdakwa, dan menyampaikan
bahwa tidak akan mengganggu lahan yang sudah Terdakwa ganti rugi;
ep
- Bahwa pada saat itu Terdakwa tidak berinisiatif untuk memanggil PT. Kapuas
k

Sawit Sejahtera untuk menemuri Terdakwa, dan PT. Kapuas Sawit Sejahtera
ah

yang diwakili Sdr. Edy dan Sdr. Sapri yang datang menemui Terdakwa
R

si
dirumah kediaman Terdakwa;
- Bahwa tidak seluruh orang yang membantu Terdakwa mengelola perkebu n an

ne
ng

kelapa sawit tersebut yang juga merupakan orang yang memiliki tanah di atas
lahan yang telah Terdakwa ganti rugi, namun hampir keseluruhan oran g yan g

do
gu

membantu Terdakwa mengelola perkebunan kelapa sawit tersebut adalah


orang yang dulu tanahnya telah Terdakwa ganti rugi;
In
- Bahwa Terdakwa penah melakukan upaya untuk membuat laporan kepada
A

pihak yang berwenang atas penyerobotan yang dilakukan PT. Kapuas Sawit
Sejahtera terhadap lahan milik Terdakwa tersebut ke Kepolisian Sektor
ah

lik

Kapuas Barat, Kepolisian Resort Kapuas, Kepolisian Daerah Kalimantan


Tengah, Pemerintah Daerah Kabupaten Kapuas bahkan kepada Dewan
m

ub

Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Kapuas, namun tidak pernah


ditindaklanjuti;
ka

- Bahwa alasan Terdakwa ketika menggarap tanah seluas lebih dari 25 (dua
ep

puluh lima) hektar tersebut tidak memiliki perijinan sesuai peraturan


ah

perundang-undangan, karena Terdakwa kurang mengerti tentang hal yang


R

terkait perijinan tersebut, dan Terdakwa hanya mengetahui memiliki lahan dan
es

Terdakwa jadikan kebun kelapa sawit, namun Terdakwa juga berniat untuk
M

ng

on
gu

halaman 41 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 41
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
mentaati peraturan perundang-undangan yang dikeluarkan oleh Pemerintah

si
setelah mendapatkan hasil dari kebun kelapa sawit tersebut;
- Bahwa Terdakwa tidak mengetahui dampak negatif yang ditimbulkan akibat

ne
ng
perkebunan kelapa sawit yang tidak memiliki ijin, karena yang Terdakwa tahu
hanya menanam pohon kelapa sawit saja;
- Bahwa dengan hasil yang akan diperoleh dari perkebunan kelapa sawit

do
gu
tersebut, hasilnya untuk Terdakwa, dan dibagi juga untuk anggota kelompok
tani dan orang yang telah menginvestasikan uangnya untuk mengelola kebu n

In
A
kelapa sawit tersebut;
- Bahwa dalam melakukan aktifitas perkebunan kelapa sawit tersebut Terdakwa
ah

lik
tidak ada membentuk suatu badan usaha;
- Bahwa waktu Terdakwa membeli tanah tersebut Pemerintah Desa
mengetahuinya, namun terkait perijinan Terdakwa tidak punya;
am

ub
- Bahwa cara Terdakwa untuk mengantisipasi terjadi kebakaran terhadap lah an
perkebunan kelapa sawit milik Terdakwa tersebut, Terdakwa ada membuat
ep
Menara Pandang dan Sumur Pompa Air dengan Mesin Pompa Air untuk
k

menjaga kebun kelapa sawit Terdakwa dari bahaya kebakaran lahan;


ah

- Bahwa total biaya yang sudah Terdakwa keluarkan untuk mengelola


R

si
perkebunan kelapa sawit tersebut sudah banyak, mungkin sampai sekarang
sudah sekitar lebih kurang Rp. 10.000.000.000,- (sepuluh milyar rupiah);

ne
ng

- Bahwa Terdakwa memperoleh uang untuk mengelola perkebunan kelapa sawit


tersebut dari uang Terdakwa pribadi dan juga ada investor lain yaitu Sdr. Ir.

do
gu

Timbul Sinaga;
- Bahwa bentuk kerjasama antara Terdakwa dengan Sdr. Ir. Timbul Sinaga
In
kalau kerjasama secara tertulis tidak ada, hanya kesepakatan waktu tahun
A

2015 ketika Ir. Timbul Sinaga berkunjung ke kebun kelapa sawit milik
Terdalwa, dan menyatakan berkeinginan untuk mengivestasikan uangnya
ah

lik

dalam perkebunan kelapa sawit tersebut;


- Bahwa Terdakwa kurang tahu jumlah uang yang sudah diinvestasikan Sdr. Ir.
m

ub

Timbul Sinaga, karena Terdakwa hanya menyediakan lahan dan Sdr. Ir.
Timbul Sinaga mencairkan sendiri uangnya untuk membiayai pengelolaan
ka

perkebunan kelapa sawit tersebut dan tidak melalui Terdakwa;


ep

- Bahwa besaran pembagian antara Terdakwa dengan Ir. Timbul Sinaga ten tang
ah

hasil kebun kelapa sawit tersebut akan bagi ketika sudah panen, dan terkait
R

besarannya Terdakwa dengan Ir. Timbul Sinaga belum membicarakannya


es

lebih lanjut;
M

ng

on
gu

halaman 42 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 42
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa awalmula perkenalannya, Ir. Timbul Sinaga datang dari Jakarta datan g

si
menemui Terdakwa, mungkin Ir. Timbul Sinaga mengetahui Terdalwa dari Sdr.
Hasim dan/atau Sdr. Aryo karena Sdr. Hasim dan/atau Sdr. Aryo ketika ingin

ne
ng
membeli tanah untuk perkebunan selalu menemui Terdalwa, mungkin dari
situlah Ir. Timbul Sinaga datang dari Jakarta menemui Terdakwa dan
bekerjasama mengelola kebun kelapa sawit tersebut;

do
-
gu
Bahwa luasan tanah Terdakwa yang diserobot oleh PT. Kapuas Sawit
Sejahtera lebih kurang sekitar 500 (lima ratus) hektar;

In
A
- Bahwa 500 (lima ratus) hektar tersebut bukan merupakan keseluruhan
dari lahan seluas 400 (empat ratus) hektar yang sudah Terdakwa tanami
ah

lik
kelapa sawit, tapi merupakan lahan dari 900 (sembilan ratus) hektar yang
belum Terdakwa tanami;
- Bahwa sepengetahuan Terdakwa, PT. Kapuas Sawit Sejahtera mulai
am

ub
menggarap lahan di areal tanah milik Terdakwa sekitar tahun 2018, namun
Terdakwa lupa kapan pastinya;
ep
- Bahwa dari lahan seluas 400 (empat ratus) hektar yang sudah Terdakwa
k

tanami kelapa sawit tersebut, ada yang dirusak oleh PT. Kapuas Sawit
ah

Sejahtera luasnya sekitar 50 (lima puluh) sampai dengan 60 (enam puluh)


R

si
hektar;
- Bahwa ketika PT. Kapuas Sawit Sejahtera masuk dan menggarap tanah yang

ne
ng

diakui sebagai tanah Terdakwa dan masyarakat tersebut, Terdakwa merasa


sangat keberatan;

do
gu

- Bahwa setelah Terdakwa merasa keberatan tersebut, Terdakwa tidak pernah


atau tidak ada berupaya untuk bertemu dengan PT. Kapuas Sawit Sejahtera,
In
namun Terdakwa pernah bertemu di lokasi lahan yang diserobot tersebut;
A

- Bahwa dari pertemuan Terdakwa dengan pihak PT. Kapuas Sawit Sejahtera
pada saat itu, intinya Terdakwa menyampaikan bahwa lahan seluas 1.300
ah

lik

(seribu tiga ratus) hektar ini milik Terdakwa, silahkan PT. Kapuas Sawit
Sejahtera mencari lahan yang lain dan jangan menyerobot lahan milik
m

ub

Terdakwa;
- Bahwa tanggapan PT. Kapuas Sawit Sejahtera terhadap keberatan Terdakwa
ka

tersebut hanya menjawab bahwa mereka atas dasar perintah manajemen PT.
ep

Kapuas Sawit Sejahtera;


ah

- Bahwa pada saat itu Terdakwa berbicara dengan Sdr. Sugiarto, dan
R

sepengetahuan Terdakwa bahwa Sdr. Sugiarto menjabat sebagai Manager di


es

PT. Kapuas Sawit Sejahtera;


M

ng

on
gu

halaman 43 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 43
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa pada saat itu PT. Kapuas Sawit Sejahtera tidak berhenti melakukan

si
aktifitasnya, dan masih terus melakukan aktifitasnya;
- Bahwa Terdakwa pernah atau ada mendatangi ke Kantor PT. Kapuas Sawit

ne
ng
Sejahtera sebanyak sekitar 3 (tiga) kali, dan Terdakwa bertemu dengan Sdr.
Edy kemudian dengan Sdr. Sapri lalu yang terakhir Terdakwa bertemu dengan
Sdr. Sugiarto;

do
-
gu
Bahwa Terdakwa pernah menanyakan apa dasar PT. Kapuas Sawit Sejahtera
dalam menggarap lahan tersebut, dan dijawab atas dasar perintah manajemen

In
A
dan tidak bisa dihalang-halangi;
- Bahwa pada saat itu Terdakwa tidak pernah ditunjukkan PT. Kapuas Sawit
ah

lik
Sejahtera memiliki perijinan baik itu Ijin Arahan atau Ijin Usaha Perkebunan
atau sejenisnya, namun Terdakwa pernah mendengar PT. Kapuas Sawit
Sejahtera memiliki Ijin;
am

ub
- Bahwa yang Terdakwa dengar, PT. Kapuas Sawit Sejahtera memiliki Ijin
Arahan dan Ijin Usaha Perkebunan;
ep
- Bahwa Terdakwa tidak pernah atau tidak ada mencari tahu kebenaran ijin -ijin
k

yang dimiliki oleh PT. Kapuas Sawit Sejahtera tersebut;


ah

- Bahwa Terdakwa tidak berusaha mencari tahu kebenaran ijin -ijin yang dimiliki
R

si
oleh PT. Kapuas Sawit Sejahtera, karena ada mediasi;
- Bahwa pada saat dilakukan mediasi, Terdakwa bertemu dengan PT. Kapuas

ne
ng

Sawit Sejahtera, namun tetap tidak diperlihatkan kepada Terdakwa terkait ijin -
ijin yang dimiliki oleh PT. Kapuas Sawit Sejahtera;

do
gu

- Bahwa Mediasi tersebut dilaksanakan di Kantor Pemerintah Daerah


Kabupaten Kapuas dan dipimpin oleh Asisten I;
In
- Bahwa dalam pelaksanaan mediasi yang Terdakwa maksud tersebut ada hadir
A

dari Dinas Perijinan;


- Bahwa Terdakwa tidak pernah atau tidak ada menanyakan kepada Dinas
ah

lik

Perijinan Kabupaten Kapuas, dan Dinas Perijinan Kabupaten Kapuas tidak


memperlihatkan terkait ijin-ijin yang dimiliki oleh PT. Kapuas Sawit Sejahtera;
m

ub

- Bahwa tidak ada yang dibahas atau dibicarakan dalam kegiatan mediasi yang
Terdakwa maksud tersebut, karena itulah dari beberapa kali pertemuan
ka

mediasi tidak menghasilkan kesepakatan perdamaian karena PT. Kapuas


ep

Sawit Sejahtera juga tidak pernah hadir dalam kegiatan mediasi tersebut;
ah

- Bahwa yang memiliki ide atau saran untuk menyarankan kepada Terdakwa
R

membuat kelompok tani dan mengurus perijinan perkebunan kelapa sawit atas
es

nama kelompok tani tersebut, karena Terdakwa mendengar kalau sudah


M

ng

on
gu

halaman 44 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 44
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
begini, sebaiknya membuat kelompok tani, lalu Terdakwa buatlah kelompok

si
tani tersebut;
- Bahwa benar, Terdakwa membuat kelompok tani tersebut setelah lahan

ne
ng
perkebunan kelapa sawit Terdakwa yang menurut Terdakwa telah diserobot
oleh PT. Kapuas Sawit Sejahtera;
- Bahwa lahan secara keseluruhan yang seluas 1.300 (seribu tiga ratus) hektar

do
gu
tersebutlah yang akan Terdakwa buat menjadi kelompok-kelompok tani;
- Bahwa terhadap kelompok-kelompok tani tersebut juga akan Terdakwa

In
A
buatkan ijin-ijinnya, sepanjang dipandang Pemerintah itu benar dan sesuai
dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku;
ah

lik
- Bahwa Terdakwa tidak dapat menyebutkan (belum tahu) peraturan perundang-
undangan mana yang mengatur tentang kelompok tani seperti yang Terdakwa
maksud tersebut;
am

ub
- Bahwa Terdakwa yang berprofesi sebagai pekebun belum melakukan perijinan
seperti yang Terdakwa maksud, terhadap kebun-kebun yang lain milik
ep
Terdakwa, karena Terdakwa hanya membeli lahan dari masyarakat;
k

- Bahwa tujuan Terdakwa membentuk kelompok-kelompok tani yang Terdakwa


ah

maksud tersebut supaya Terdakwa tidak dipersalahkan Pemerintah dalam


R

si
berkebun kelapa sawit;
- Bahwa Terdakwa mengetahui dalam membuat perkebunan kelapa sawit yang

ne
ng

dikelola secara perorangan tidak boleh lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar
dalam waktu yang tidak terlalu lama yaitu baru sekitar tahun 2019 ini saja;

do
gu

- Bahwa Terdakwa kurang mengerti apakah kelompok-kelompok tani baik yang


akan dan yang sudah Terdakwa bentuk tersebut mempunyai hak untuk
In
mengelola sebuah perkebunan kelapa sawit;
A

- Bahwa terhadap kelompok-kelompok tani tersebut, akan didaftarkan atau akan


diusulkan ijinnya dalam mengelola perkebunan kelapa sawit yang Terdakwa
ah

lik

maksud tersebut;
- Bahwa dalam hal memperoleh lahan seluas 1.300 (seribu tiga ratus) hektar
m

ub

tersebut, Terdakwa melakukan ganti rugi kepada masyarakat yang tanahnya


Terdakwa gunakan sebagai lahan perkebunan kelapa sawit tersebut;
ka

- Bahwa sampai saat ini Terdakwa tidak pernah ditunjukkan tentang ijin -ijin yang
ep

dimiliki oleh PT. Kapuas Sawit Sejahtera;


ah

- Bahwa lahan yang menurut Terdakwa telah diserobot oleh PT. Kapuas Sawit
R

Sejahtera diketahui sejak tahun 2018;


es

- Bahwa Terdakwa malas tidak berusaha menyelesaikan permasalahan


M

ng

Terdakwa dengan PT. Kapuas Sawit Sejahtera tersebut, karena Terdakwa


on
gu

halaman 45 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 45
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
berprinsip bahwa Terdakwa yang lebih dulu mengelola lahan seluas 1.300

si
(seribu tiga ratus) hektar tersebut;
- Bahwa Terdakwa mengenali barang bukti yang diperlihatkan dipersidangan;

ne
ng
Menimbang, bahwa didalam persidangan, Penasihat Hukum Terdakwa telah
mengajukan 1 (satu) orang Ahli yang meringankan (Ade Charge), yang
bernama DR. SADINO, SH.,MH, dari Biro Konsultasi Hukum dan Kebijakan

do
gu
Kehutanan (BKH-2K), dibawah sumpah telah memberikan pendapatnya sebagai
berikut :

In
A
- Bahwa pemaknaan Pasal 107 UU RI No 39/2014 tentang Perkebunan adalah
pengaturan tentang sanksi pidana, yang mana terkait dengan Pasal 55 UU RI
ah

lik
No 39/2014 tentang Perkebunan dimana seseorang baik petani atau pekebu n
dan/atau korporasi yang melakukan kegiatan di atas Lahan Perkebunan milik
orang lain yang sudah ada kebunnya;
am

ub
- Bahwa pemaknaan Pasal 107 UU RI No 39/2014 tentang Perkebunan den gan
Pasal 17 ayat (1) UU RI No. 18/2004 tentang Perkebunan adalah tidak sama,
ep
karena UU RI No. 18/2004 tentang Perkebunan telah diganti dengan UU RI No
k

39/2014 tentang Perkebunan;


ah

- Bahwa memaknai frase “Lahan Perkebunan” yang terdapat di dalam Pasal 107
R

si
UU RI No 39/2014 tentang Perkebunan, tentunya kita harus melihat pengertian
yang terdapat pada Pasal 1 angka 7 “Lahan Perkebunan adalah bidang Tanah

ne
ng

yang digunakan untuk Usaha Perkebunan”;


- Bahwa menurut Ahli yang dimaksud “Lahan Perkebunan” bukan semak

do
gu

belukar dan seterusnya, untuk itu kita harus kembali pada makna Pasal 55 UU
RI No. 39/2014 tentang Perkebunan “Setiap orang dilarang secara tidak sah :
In
a. mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau menguasai Lahan
A

Perkebunan”, jadi kalau berbicara tentang hal ini, jika sudah ada Lahan
Perkebunan dan orang mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau
ah

lik

menguasai itulah yang dilarang. Kalau misalkan tadi semak belukar pun
bagaimana dengan statusnya...?, apakah di tanah tersebut sudah terdapat
m

ub

perkebunan milik orang lain ataukah tanah tersebut adalah hak milik orang
lain. Sedangkan Lahan Perkebunan itu sendiri juga dibedakan, yaitu ada yan g
ka

sudah ditanami dan ada juga yang belum ditanami. Kalau lahan tersebut
ep

belum ditanami kita harus memandang dari status tanahnya, apakah sudah
ah

ada hak milik atas tanah berupa sertifikat, ataukah hak orang lain yang hanya
R

berupa Ijin Lokasi dan/atau Ijin Usaha Perkebunan. Karena hal tersebut akan
es

terkait dengan Pasal 107 huruf b UU RI No 39/2014 tentang Perkebunan


M

ng

“mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau menguasai Tanah


on
gu

halaman 46 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 46
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
masyarakat atau Tanah Hak Ulayat Masyarakat Hukum Adat dengan maksud

R
untuk Usaha Perkebunan”, kemudian Pasal 107 huruf c UU RI No 39/2014

si
tentang Perkebunan “melakukan penebangan tanaman dalam kawasan

ne
ng
Perkebunan”, atau Pasal 107 huruf d UU RI No 39/2014 tentang Perkebunan
“memanen dan/atau memungut Hasil Perkebunan”. Jadi dalam Pasal 107
huruf b UU RI No 39/2014 tentang Perkebunan sudah jelas bahwa yang

do
gu
dimaksud “Lahan Perkebunan” adalah Lahan Perkebunan milik orang lain;
- Bahwa memaknai “secara tidak sah” dalam frase dalam Pasal 107 huruf b UU

In
A
RI No 39/2014 tentang Perkebunan ini adalah ketika seseorang mengerjakan,
menggunakan, menduduki, menguasai, melakukan penebangan tanaman,
ah

lik
memanen dan/atau memungut Hasil Perkebunan di lahan orang lain;
- Bahwa frase “secara tidak sah” dalam Pasal 107 huruf b UU RI No 39/2014
tentang Perkebunan tidak dapat dimaknai dengan mengerjakan,
am

ub
menggunakan, menduduki, menguasai, melakukan penebangan tanaman,
memanen dan/atau memungut Hasil Perkebunan tanpa Ijin, karena
ep
pemaknaan “secara tidak sah” adalah mengerjakan, menggunakan,
k

menduduki, menguasai, melakukan penebangan tanaman, memanen dan/atau


ah

memungut Hasil Perkebunan milik orang lain, sedangkan tanpa Ijin dimaknai
R

si
dengan seseorang yang bekerja atau berkebun tanpa Ijin;
- Bahwa menurut Ahli pemaknaan “bekerja atau berkebun tanpa Ijin” tersebut

ne
ng

apakah bekerja atau berkebun tanpa Ijin dari pemilik tanah ataukah bekerja
atau berkebun tanpa Ijin dari Pemerintah dalam hal ini ada degradasi, karena

do
gu

Pasalnya berbeda, kalau “bekerja atau berkebun tanpa Ijin” kita harus
menundukan diri pada UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan, makanya kita
In
harus mengurus Ijin Usaha Perkebunan. Kalau Korporasi, ijinya adalah Ijin
A

Usaha Perkebunan, kalau korporasi yang bergerak di bidang perkebunan, mau


melakukan penanaman tanaman perkebunan, maka korporasi tersebut harus
ah

lik

memiliki Hak Atas Tanah. Kemudian jika masyarakat maka kita harus
memandang dari status Lahan Perkebunannya. Misalkan jika berupa koperasi
m

ub

yang melakukan usaha budidaya perkebunan, karena dia sebagai entitas


usaha badan hukum, maka dia harus tunduk pada UU RI No. 39/2014 ten tan g
ka

Perkebunan dan punya Ijin Usaha Perkebunan. Akan tetapi jika masyarakat
ep

dan dia tidak menundukan diri pada UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan,
ah

makanya dia tidak punya Ijin Usaha Perkebun an;


R

- Bahwa dalam UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan dan Peraturan Menteri


es

Pertanian Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perijinan


M

ng

Usaha Perkebunan, untuk pekebun pasti tidak mungkin melakukan usaha


on
gu

halaman 47 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 47
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
perkebunan lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar, maka dari itu di dalam UU RI

si
No. 39/2014 tentang Perkebunan dan Peraturan Menteri Pertanian Nomor
98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan,

ne
ng
jika lahannya tidak lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar maka tidak punya Ijin
Usaha Perkebunan. Di dalam peraturan perundang-udanganpun tidak pern ah
diatur untuk orang perorangan yang dapat diberikan Ijin Usaha Perkebunan,

do
gu
akan tetapi bila lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar maka harus punya Ijin
Usaha Perkebunan;

In
A
- Bahwa ketika seseorang yang memiliki usaha perkebunan tanpa ijin dan
luasan lahannya lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar, apakah dapat dikenakan
ah

lik
sanksi pidana sesuai pasal 107 UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan, maka
seseorang tadi tetap berhak, namun dia berkebun tanpa Ijin Usaha
Perkebunan. Karena Pasal 107 UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan
am

ub
tersebut mengatur tentang sanksi pidana bagi setiap orang yang
“mengerjakan, menggunakan, menduduki, menguasai, melakukan
ep
penebangan tanaman, memanen dan/atau memungut Hasil Perkebunan” di
k

Lahan Perkebunan milik orang lain. Kalau tentang sanksi pidana terkait
ah

perijinan, hal tersebut diatur di dalam Pasal 105 UU RI No. 39/2014 tentang
R

si
Perkebunan;
- Bahwa menurut Ahli, Peraturan Menteri Pertanian Nomor

ne
ng

98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan


masih sejalan dengan UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan, terkait den gan

do
gu

pemberian sanksi pidana pada UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan ini


adalah permasalahan regulasi. Kalau kita berbicara tentang peraturan
In
perundang-undangan, yang dapat memberikan sanksi pidana hanya Un dang -
A

Undang, kalau peraturan dibawah Undang-Undang sanksinya hanya sanksi


administratif;
ah

lik

- Bahwa menurut Ahli, jika pekebun melanggar Peraturan Menteri Pertanian


Nomor 98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perijinan Usaha
m

ub

Perkebunan, apakah dapat dikenakan sanksi pidana atau hanya sanksi


administratif, maka dalam hal ini memang didalam usaha perkebunan bahwa
ka

apa yang diatur oleh peraturan menteri tersebut tidak ada diatur di dalam
ep

Undang-Undang, jadi untuk pemberian sanksi pidana tidak bisa diterapkan


ah

ketika peraturan perundang-undangan tersebut di bawah Undang-Undang, lain


R

halnya dengan sanksi administratif karena itulah alat bekerjanya peraturan


es

yang levelnya di bawah Undang-Undang;


M

ng

on
gu

halaman 48 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 48
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa orang perorangan boleh menguasai perkebunan di atas 25 (du a pu lu h

si
lima) hektar, karena didalam Undang Undang tidak ada larangannya;
- Bahwa keuntungan yang diperoleh Negara dari Perijinan Usaha Perkebunan

ne
ng
secara administrasi belum atau tidak ada keuntungan yang diperoleh Negara
dari Perijinan Usaha Perkebunan, terkecuali sudah sampai pada pemberian
Hak Atas Tanah berupa Sertifikat Hak Guna Usaha;

do
-
gu
Bahwa penjelasan Ahli terkait Pasal 1 angka 9 UU RI No. 39/2014 tentang
Perkebunan, dalam Pasal 1 angka 9 UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan

In
A
berbunyi “Pekebun adalah orang perseorangan warga negara Indonesia yan g
melakukan Usaha Perkebunan dengan skala usaha tidak mencapai skala
ah

tertentu”. Skala tertentu dalam hal ini yaitu yang tidak mencapai lebih dari 25

lik
(dua puluh lima) hektar;
- Bahwa yang dimaksud dengan pekebun yang menundukan diri pada UU RI
am

ub
No. 39/2014 tentang Perkebunan, jika pekebun tersebut memiliki lahan
perkebunan lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar, dia harus mengurus Ijin
ep
Usaha Perkebunan, tetapi jika pekebun tersebut terdiri dari beberapa pekebu n
k

yang menjadi satu walaupun lahan perkebunannya lebih dari 25 (dua puluh
ah

lima) hektar dia tidak harus mengurus Ijin Usaha Perkebunan karena lahan
R

si
tersebut dimiliki oleh beberapa orang dan bukan dimiliki oleh 1 (satu) orang
saja;

ne
ng

- Bahwa dengan pekebun yang memperoleh lahan perkebunannya dengan cara


ganti rugi dan luasannya lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar, jika pekebun

do
gu

tersebut hanya sebagai kolektor yang mengumpulkan tanah milik masyarakat


untuk lahan perkebunan, pekebun tersebut tidak harus tunduk pada UU RI No.
In
39/2014 tentang Perkebunan sebelum terbit Sertifikat Hak Milik. Lain halnya
A

jika Sertifikat Hak Milik tersebut atas nama 1 (satu) orang, maka pekebun
tersebut harus tunduk pada UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan;
ah

lik

- Bahwa perlakukannya jika lahan perkebunan tersebut hanya berupa Surat


Pernyataan Pemilikan Tanah (SPPT) yang diketahui oleh Lurah atau Kepala
m

ub

Desa dan ternyata luasannya lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar maka haru s
tunduk pada UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan, yaitu mengurus Ijin
ka

Usaha Perkebunan;
ep

- Bahwa siapa yang harus mengurus Ijin Usaha Perkebunan tersebut, apakah
ah

pengelola atau pemilik lahan tersebut yang harus mengurus Ijin Usaha
R

Perkebunan, maka sebenarnya harus jelas dulu siapa pemilik lahan tersebut,
es

karena kalau hanya Surat Pernyataan Pemilikan Tanah (SPPT) dan belum
M

ng

merupakan Sertifikat Hak Milik, pemilik tanah tersebut harus mengurus


on
gu

halaman 49 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 49
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Sertifikat Hak Milik terlebih dahulu. Dan Sertifikat Hak Milik jelas tidak boleh

si
lebih dari 2 (dua) hektar, jadi harus atas nama beberapa orang pekebun. Dan
jika sudah merupakan Sertifikat Hak Milik, kemudian pengelola bertindak

ne
ng
sebagai kolektor lahan perkebunan dan alas hak atas tanah tersebut masih
atas nama masing-masing pekebun, maka pengelola disini tidak tunduk pada
UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan, karena lahan perkebunan tersebut

do
gu
dimiliki oleh beberapa pekebun. Dan jika lahan tersebut dimiliki oleh 1 (satu)
orang pekebun, maka dia harus berubah menjadi badan hukum dan status

In
A
Sertifikat Hak Milik tadi diturunkan menjadi Sertifikat Hak Guna Usaha, karen a
badan hukum tidak boleh memiliki Sertifikat Hak Milik;
ah

lik
- Bahwa untuk pekebun yang mengelola lahan perkebunan lebih dari 25 (dua
puluh lima) hektar, yang harus dudahulukan, apakah mengurus Ijin Usaha
Perkebunan atau menanam tanaman perkebunan baru mengurus Ijin Usaha
am

ub
Perkebunan sesuai pengalaman empiris Ahli, biasanya pekebun hanya
mengelola lahan di bawah 25 (dua puluh lima) hektar kemudian bermohon
ep
untuk diterbitkan Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan Budidaya (STD-B),
k

baru membuat lahan perkebunan lagi dibawah 25 (dua puluh lima) hektar dan
ah

bermohon untuk diterbitkan Surat Tanda Daftar Usaha Perkebunan Budidaya


R

si
(STD-B) lagi, begitu seterusnya;
- Bahwa orang perorangan maupun korporasi harus memiliki Ijin Usaha

ne
ng

Perkebunan, untuk orang perorangan harus memiliki STD-B atau STD-P dan
hak atas tanah berupa Sertifikat Hak Milik, dan untuk korporasi harus memiliki

do
gu

IUP-B, IUP-P dan/atau IUP serta hak atas tanah berupa Sertifikat Hak Guna
Usaha;
In
- Bahwa Ahli berpendapat diperbolehkan orang perorangan melakukan usaha
A

perkebunan dengan luas lahan lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar tan pa Ijin
Usaha Perkebunan, karena di dalam peraturan perundang-undangan RI tidak
ah

lik

ada disebutkan larangan bahwa orang perorangan dilarang melakukan u saha


perkebunan dengan luas lahan lebih dari 25 (dua puluh lima) hektar tan pa Ijin
m

ub

Usaha Perkebunan;
- Bahwa ketika kita melakukan usaha perkebunan dengan luas lahan lebih dari
ka

25 (dua puluh lima) hektar wajib memiliki Ijin Usaha Perkebunan, hal tersebut
ep

diatur di dalam Peraturan Menteri Pertanian Nomor


ah

98/Permentan/OT.140/9/2013 tentang Pedoman Perijinan Usaha Perkebunan


R

yang mengacu pada Undang-Undang terdahulu yang ssudah tidak berlaku


es

lagi, yaitu UU RI No. 18 Tahun 2004 tentang Perkebunan;


M

ng

on
gu

halaman 50 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 50
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa untuk orang perorangan alas haknya adalah Sertifikat Hak Milik, jika

si
korporasi alas haknya adalah Sertifikat Hak Guna Usaha;
- Bahwa Ijin Usaha Perkebunan bukan merupakan alas hak untuk korporasi

ne
ng
dapat mengelola lahan perkebunan, Ijin Usaha Perkebunan bukan merupakan
alas hak untuk mengelola lahan perkebunan;
- Bahwa korporasi yang sudah memiliki Ijin Usaha Perkebunan, untuk

do
gu
persiapan diperbolehkan mulai mengelola lahan perkebunan;
- Bahwa Korporasi baru diperbolehkan untuk menanam tanaman perkebunan

In
A
ketika sudah mengantongi Sertifikat Hak Guna Usaha, hal tersebut diatur di
dalam Pasal 42 UU RI No 39/2014 tentang Perkebunan “Kegiatan usaha
ah

lik
budidaya Tanaman Perkebunan dan/atau Pengelolaan Hasil Perkebunan
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh
Perusahaan Perkebunan apabila telah mendapatkan hak atas tan ah dan /atau
am

ub
Izin Usaha Perkebunan”, namun pasal tersebut telah dibatalkan dengan
Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor : 138/PUU-XIII/2015 tanggal 27 Oktober
ep
2016, sehingga berbunyi demikian “Kegiatan usaha budidaya Tanaman
k

Perkebunan dan/atau Pengelolaan Hasil Perkebunan sebagaimana dimaksu d


ah

dalam Pasal 41 ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan
R

si
apabila telah mendapatkan hak atas tanah dan Izin Usaha Perkebunan”;
- Bahwa alas hak atas tanah untuk korporasi adalah Sertifikat Hak Guna

ne
ng

Usaha tidak ada disebutkan atau dijelaskan di dalam UU RI No 39/2014


tentang Perkebunan, karena peraturan perundang-undangan yang

do
gu

mengatur tentang alas hak atas tanah terdapat di dalam UU RI No. 5/1960
tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria;
In
- Bahwa di dalam UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan, untuk menentukan
A

tentang syarat-syarat bahwa orang perorangan diperbolehkan untuk mengelola


lahan perkebunan di atas 25 (dua puluh lima) hektar, maka sebelumnya kita
ah

lik

harus mengetahui bahwa pekebun tersebut mengelola lah an perkebu nannya


bagaimana, karena untuk pekebun terbagi menjadi 3 (tiga) bagian yaitu,
m

ub

swadaya (disini pekebun melakukan usaha perkebunan dengan cara


membuka sendiri, menanam sendiri, dengan lahannya sendiri), mandiri (ini
ka

biasanya dengan melakukan kerjasama antara korporasi dengan pekebun itu


ep

sendiri dengan posisinya seimbang atau sejajar, biasanya mereka


ah

menundukan diri dengan hukum perjanjian), dan kemitraan (ini seperti plasma,
R

dimana pekebun bisa berdiri sendiri dan/atau menjadi satu kesatuan dengan
es

korporasi);
M

ng

on
gu

halaman 51 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 51
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
- Bahwa menurut Ahli, pekebun dengan kemitraan tersebut tidak harus

si
berbadan hukum;
- Bahwa sanksi yang dapat diberikan kepada pekebun adalah sanksi

ne
ng
administratif. Bagaimana Pemerintah Daerah dalam memberikan sanksi
administratif tersebut ketika ada pekebun yang tidak memiliki Surat Tanda
Daftar Usaha Perkebunan Budidaya (STD-B) akan tetapi terus melakukan

do
gu
usaha perkebunan, seharusnya Pemerintah Daerah bisa lebih pro-aktif dalam
melakukan pendaftaran usaha perkebunan milik pekebun, dan membuat

In
A
peraturan sendiri terkait permasalahan tersebut misalnya berupa Peraturan
Daerah;
ah

lik
- Bahwa di Kabupaten Kapuas ini tidak ada Peraturan Daerah untuk mengatur
permasalahan tersebut;
- Bahwa sanksi terhadap korporasi yang berbadan hukum, ketika baru memiliki
am

ub
Ijin Usaha Perkebunan dan belum memiliki Sertifikat Hak Guna Usaha, akan
tetapi telah melakukan penanaman tanaman perkebunan di lahan perkebunan,
ep
terlebih dahulu Ahli akan jelaskan tentang UU RI No. 39/2014 tentang
k

Perkebunan sebelum dirubah oleh Putusan Mahkamah Konstitusi No.


ah

138/PUU-XIII/2015 tanggal 27 Oktober 2016. Bahwa dalam Pasal 42 UU RI No


R

si
39/2014 tentang Perkebunan “Kegiatan usaha budidaya Tanaman Perkebunan
dan/atau Pengelolaan Hasil Perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal

ne
ng

41 ayat (1) hanya dapat dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan apabila telah
mendapatkan hak atas tanah dan/atau Izin Usaha Perkebunan”, namu n pasal

do
gu

tersebut telah dibatalkan dengan Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor :


138/PUU-XIII/2015 tanggal 27 Oktober 2016, sehingga berbunyi demikian
“Kegiatan usaha budidaya Tanaman Perkebunan dan/atau Pengelolaan Hasil
In
A

Perkebunan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 41 ayat (1) hanya dapat


dilakukan oleh Perusahaan Perkebunan apabila telah mendapatkan hak atas
ah

lik

tanah dan Izin Usaha Perkebunan”, jadi sebelum ada Putusan Mahkamah
Konstitusi Nomor : 138/PUU-XIII/2015 tanggal 27 Oktober 2016 tersebut
m

ub

korporasi yang berbadan hukum, ketika sudah mengantongi Ijin Usaha


Perkebunan saja, korporasi terebut sudah bisa menanam tanaman
ka

perkebunan, namun setelah ada Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor :


ep

138/PUU-XIII/2015 tanggal 27 Oktober 2016 tersebut korporasi yang berbadan


ah

hukum harus mengantongi Ijin Usaha Perkebunan dan Sertifikat Hak Guna
R

Usaha;
es

- Bahwa terhadap lahan perkebunan yang sudah dikuasai oleh masyarakat dan
M

ng

ternyata di atas lahan tersebut diterbitkan Ijin Usaha Perkebunan atas


on
gu

halaman 52 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 52
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
korporasi tertentu, maka yang berhak mengelola lahan perkebunan tersebut

si
kalau itu terjadi sebelum adanya Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor :
138/PUU-XIII/2015 tanggal 27 Oktober 2016, maka harus ditentukan terlebih

ne
ng
dahulu tentang siapa pemegang hak atas tanah yang dijadikan lahan
perkebunan tersebut melalui gugatan;
- Bahwa yang menjadi dasar diajukannya Uji Materil Pasal 107 UU RI No

do
gu
39/2014 tentang Perkebunan, karena menurut para pekebun bahwa Pasal 107
UU RI No 39/2014 tentang Perkebunan dianggap sama dengan Pasal 46 UU

In
A
RI No. 18/2004 tentang Perkebunan, maka dari itu secara prinsip yang dapat
dikenakan kepada orang yang tidak memiliki hak atas lahan perkebunan
ah

lik
tersebut;
- Bahwa benar, dapat diartikan Pasal 107 UU RI No. 39/2014 tentang
Perkebunan, bahwa pemaknaan “secara tidak sah” tersebut bukan karena
am

ub
seseorang tidak memiliki Ijin Usaha Perkebunan, karena kalau seseorang
melanggar UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan, yan g terkait Ijin Usaha
ep
Perkebunan, penerapannya adalah Pasal 105 UU RI No. 39/2014 tentang
k

Perkebunan bukan Pasal 107 UU RI No. 39/2014 tentang Perkebunan;


ah

Menimbang, bahwa dipersidangan Penuntut Umum juga telah mengajukan


R

si
barang bukti berupa :
- 1 (satu) unit Excavator PC 200, Merk Komatsu PC200, warna kuning;

ne
ng

- 14 (empat belas) lembar fotocopy surat perjanjian penunjukan jasa pekerjaan


persiapan lahan kebun sawit, dengan nomor : CLD/019/VIII/2018, tanggal 1

do
gu

Agustus 2018 antara Sdr. TIMBUL SINAGA sebagai pemilik perkebunan


dengan Sdr. HARSON;
In
- 15 (lima belas) lembar Surat perjanjian penunjukan jasa pengerjaan persiapan
A

lahan kebun sawit, Nomor : Kosong, tanggal 12 September 2018, antara Sdr.
HARSON sebagai pemegang kontrak pembukaan lahan dengan Sdr.
ah

lik

MUHAMAD NURHADI Sebagai Sub-Kontraktor pengadaan jasa persiapan


lahan kebun kelapa sawit;
m

ub

- 4 (empat) Buah buku merk OKEY, yang isinya catatan kegiatan perkebunan
kelapa sawit;
ka

- 1 (satu) buah gunting pemotong kabel warna hijau dengan pegangan dililit
ep

karet warna hitam;


ah

Menimbang, bahwa barang bukti yang diajukan dipersidangan telah diakui


R

kebenarannya oleh Terdakwa dan Para Saksi serta telah disita menurut hukum,
es

sehingga barang-barang bukti tersebut dapat dipakai sebagai barang bukti dalam
M

ng

persidangan;
on
gu

halaman 53 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 53
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa berdasarkan keterangan Saksi-Saksi, yang dihubungkan

si
dengan keterangan Terdakwa dan barang bukti yang saling bersesuaian satu
dengan lainnya, maka diperoleh fakta-fakta hukum sebagai berikut :

ne
ng
- Bahwa pada hari dan bulan yang Terdakwa sudah lupa sejak tahun 2012
sampai dengan tahun 2014 Terdakwa telah mendapatkan lahan seluas 1.300
(seribu tiga ratus) hektar yang didapatnya dengan cara membeli atau

do
gu
mengganti rugi dari lahan milik masyarakat secara bertahap yang terletak di
Kelurahan Mandomai, dengan harga bervariasi mulai dari Rp. 1.500.000,-

In
A
(satu juta lima ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp. 15.000.000,- (lima belas
juta rupiah) per hektar, tergantung kondisi lahan atau tanah milik masyarakat
ah

lik
yang diganti rugi;
- Bahwa kemudian sekitar tahun 2014 sampai dengan sekarang dari seluas
1.300 (seribu tiga ratus) hektar tersebut seluas 400 (empat ratus) hektar
am

ub
yang terletak di Kelurahan Mandomai telah Terdakwa tanami tanaman
kelapa sawit yang dilakukannya dengan cara Terdakwa mempekerjakan
ep
karyawan termasuk juga mempekerjakan pemilik lahan yang tanahnya sudah
k

diganti rugi dan memberikan gaji/upah;


ah

- Bahwa sejak tahun 2012 ketika Terdakwa mulai mengelola lahan perkebu nan
R

si
kelapa sawit tersebut, tidak ada gangguan atau halangan atau komplain dari
pihak lain, dan baru sekitar tahun 2016 baru muncul masalah dengan PT.

ne
ng

Kapuas Sawit Sejahtera;


- Bahwa PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA sejak tahun 2014 mempunyai

do
gu

izin arahan izin lokasi, izin penggarapan (LC / Land Clearing), dan juga
SIUP dari pemerintahan daerah tahun 2018, untuk penggarapan sudah
In
dimulai tahun 2016 hingga pembibitan, untuk luasan Izin Arahan/ lokasi
A

7.904 (tujuh ribu sembian ratus empat) Hektar, Izin Usaha Perkebunan 4.500
(empat ribu lima ratus) hektar, kemudian untuk IUP 4.562,49 (empat ribu lima
ah

lik

ratus enam puluh dua koma empat puluh sembilan) Hektar;


- Bahwa berdasarkan IUP seluas 4.562,49 (empat ribu lima ratus enam puluh
m

ub

dua koma empat puluh sembilan) hektar tersebut belum seluruhnya dilakukan
pembebasan oleh PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA, dan yang telah
ka

dilakukan pembebasan itu seluas 3.500 (tiga ribu lima ratus) hektar, dan lah an
ep

yang digarap Terdakwa termasuk dalam area 3.500 (tiga ribu lima ratus)
ah

hektar tersebut;
R

- Bahwa letak lokasi lahan yang dimiliki oleh PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA
es

berada di Kelurahan Mandomai dan letak lahan pembibitan milik Terdakwa


M

ng

on
gu

halaman 54 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 54
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
seluas 400 (empat ratus) hektar juga di Kelurahan Mandomai (Sei.

si
Garantung);
- Bahwa Terdakwa dalam melakukan budidaya perkebunan kelapa sawit

ne
ng
tersebut tidak ada memiliki suatu ijin dari Pemerintah Daerah, juga tidak ada
memiliki “Ijin Usaha Perkebunan”, dan pada tanggal 25 April 2019 Terdakwa
telah membentuk Kelompok Tani untuk usaha budidaya perkebunan kelapa

do
gu
sawit yang dilakukannya;
- Bahwa bentuk kerjasama antara Terdakwa dengan Sdr. Ir. Timbul Sinaga

In
A
kalau kerjasama secara tertulis tidak ada, hanya kesepakatan waktu tahun
2015 ketika Ir. Timbul Sinaga berkunjung ke kebun kelapa sawit milik
ah

lik
Terdakwa, dan menyatakan berkeinginan untuk mengivestasikan uangnya
dalam perkebunan kelapa sawit tersebut;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 182 ayat (4) Undang-Undang Nomor
am

ub
8 Tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana dasar Hakim untuk bermusyawarah
mengambil putusan adalah Surat Dakwaan dan fakta-fakta hukum yang terungkap
ep
dalam persidangan, karenanya Majelis Hakim akan mempertimbangkan apakah
k

berdasarkan fakta-fakta di atas Terdakwa dapat dinyatakan telah melakukan tindak


ah

pidana yang didakwakan sebagaimana termuat dalam surat dakwaan Penuntut


R

si
Umum;
Menimbang, bahwa untuk menyatakan seseorang telah melakukan tindak

ne
ng

pidana, maka perbuatannya haruslah memenuhi seluruh unsur-unsur dari tindak


pidana yang didakwakan;

do
gu

Menimbang, bahwa Terdakwa oleh penuntut umum didakwa dengan ben tuk
dakwaan Tunggal, yaitu melanggar Pasal 107 huruf (a) Jo Pasal 55 huruf (a) UU
In
RI Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan, dan sebagaimana diketahui
A

unsur-unsur tersebut adalah sebagai berikut :


1. setiap orang;
ah

lik

2. secara tidak sah mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan/atau


menguasai Lahan Perkebunan;
m

ub

Menimbang, bahwa terhadap unsur-unsur tersebut, Majelis Hakim akan


mempertimbangkan sebagai berikut :
ka

Ad. 1. Unsur “setiap orang”;


ep

Menimbang, bahwa unsur “setiap orang” sebagaimana yang dimaksud


ah

dalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang RI Nomor 39 tahun 2014 tentang


R

Perkebunan adalah perseorangan atau korporasi, baik yang berbadan hukum


es

maupun yang tidak berbadan hukum, dan dalam hubungannya dengan perkara ini,
M

ng

yang dimaksud dengan “setiap orang” adalah orang yang bernama MUHAMAD
on
gu

halaman 55 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 55
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
PUNDING JAHARI Bin JAHARI (Alm) yang dihadapkan sebagai pelaku atau

si
subyek hukum dari tindak pidana yang didakwakan oleh Penuntut Umum, yang
kebenaran identitasnya telah diakui oleh Terdakwa sendiri dan dibenarkan oleh

ne
ng
para saksi, disamping itu pula diketahui selama pemeriksaan di persidangan
Terdakwa dapat dengan baik menjawab setiap pertanyaan yang diajukan
kepadanya dan Terdakwa juga dalam kondisi sehat jasmani maupun rohani,

do
gu
karenanya Majelis Hakim tidak menemukan adanya alasan pemaaf untuk tidak
dapat dipidananya Terdakwa, sehingga berdasarkan fakta tersebut unsur “setiap

In
A
orang” telah terpenuhi menurut hukum;
Ad. 2. Unsur “secara tidak sah mengerjakan, menggunakan, menduduki,
ah

lik
dan/atau menguasai Lahan Perkebunan”;
Menimbang, bahwa unsur ini terdiri dari beberapa elemen unsur yang bersifat
alternatif, sehingga apabila salah satu elemen dari unsur tersebut terbukti, maka
am

ub
terpenuhilah apa yang dikehendaki oleh unsur tersebut.
Menimbang, bahwa yang dimaksud dengan Lahan Perkebunan berdasarkan
ep
Pasal 1 angka 7 Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 2014 tentang Perkebunan
k

adalah bidang tanah yang digunakan untuk Usaha Perkebunan;


ah

Menimbang, bahwa dalam Undang-Undang RI Nomor 39 Tahun 2014


R

si
tentang Perkebunan, tidak memberikan penjelasan mengenai apa yang dimaksu d
dengan mengerjakan, menggunakan, menduduki, dan atau menguasai, namun

ne
ng

berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia, dijelaskan yang dimaksud dengan


“mengerjakan” adalah kegiatan melakukan, melaksanakan, menjalankan, berbu at

do
gu

sesuatu; Yang dimaksud dengan “menggunakan” adalah memakai, melakukan,


mengambil suatu manfaat; Yang dimaksud dengan “menduduki” adalah merebu t,
menempati, mendiami, atau menguasai; sedangkan yang dimaksud “menguasai”
In
A

adalah berkuasa atas (sesuatu), memegang kekuasaan atas (sesuatu);


Menimbang, bahwa “tidak sah” dalam unsur ini tidak bisa lepas dari
ah

lik

pengertian tindak pidana, yaitu suatu perbuatan yang dilakukan manusia yang
dapat bertanggung jawab, yang mana perbuatan tersebut dilarang atau
m

ub

diperintahkan atau dibolehkan oleh undang-undang hukum pidana yang diberi


sanksi berupa sanksi pidana, dengan demikian pengertian tidak sah kaitan dengan
ka

perbuatan yang sudah diatur dalam perundang-undangan sebagai suatu tindak


ep

pidana yang bertentangan dengan hukum atau bertentan gan dengan kehendak
ah

orang lain;
R

Menimbang, bahwa dalam persidangan terungkap fakta hukum pada hari dan
es

bulan yang Terdakwa sudah lupa sejak tahun 2012 sampai dengan tahun 2014
M

ng

Terdakwa telah mendapatkan lahan seluas 1.300 (seribu tiga ratus) hektar yang
on
gu

halaman 56 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 56
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
didapatnya dengan cara membeli atau mengganti rugi dari lahan milik masyarakat

si
secara bertahap yang terletak di Kelurahan Mandomai, dengan harga bervariasi
mulai dari Rp. 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah) sampai dengan Rp.

ne
ng
15.000.000,- (lima belas juta rupiah) per hektar, tergantung kondisi lahan atau
tanah milik masyarakat yang diganti rugi; Kemudian sekitar tahun 2014 sampai
dengan sekarang dari seluas 1.300 (seribu tiga ratus) hektar tersebut seluas 400

do
gu
(empat ratus) hektar yang terletak di Kelurahan Mandomai telah Terdakwa
tanami tanaman kelapa sawit yang dilakukannya dengan cara Terdakwa

In
A
mempekerjakan karyawan termasuk juga mempekerjakan pemilik lahan yang
tanahnya sudah diganti rugi dan memberikan gaji/upah;
ah

lik
Menimbang, bahwa dalam persidangan juga terungkap fakta hukum PT.
KAPUAS SAWIT SEJAHTERA sejak tahun 2014 telah mempunyai izin arahan
izin lokasi, izin penggarapan (LC / Land Clearing), dan juga SIUP dari
am

ub
pemerintahan daerah tahun 2018, untuk penggarapan sudah dimulai tahun
2016 hingga pembibitan, untuk luasan Izin Arahan/ lokasi 7.904 (tujuh ribu
ep
sembian ratus empat) Hektar, Izin Usaha Perkebunan 4.500 (empat ribu lima
k

ratus) hektar, kemudian untuk IUP 4.562,49 (empat ribu lima ratus enam puluh dua
ah

koma empat puluh sembilan) Hektar;


R

si
Menimbang, bahwa sejak tahun 2012 ketika Terdakwa mulai mengelola lahan
perkebunan kelapa sawit tersebut, tidak ada gangguan atau halangan atau

ne
ng

komplain dari pihak lain, dan baru sekitar tahun 2016 baru muncul masalah
dengan PT. Kapuas Sawit Sejahtera; Dan letak lokasi lahan yang dimiliki oleh PT.

do
gu

KAPUAS SAWIT SEJAHTERA berada di Kelurahan Mandomai dan letak lahan


pembibitan milik Terdakwa seluas 400 (empat ratus) hektar juga di Kelurahan
In
Mandomai (Sei. Garantung); Bahwa Terdakwa dalam melakukan budidaya
A

perkebunan kelapa sawit tersebut tidak ada memiliki suatu ijin dari Pemerintah
Daerah, juga tidak ada memiliki “Ijin Usaha Perkebunan”, dan pada tanggal 25
ah

lik

April 2019 Terdakwa telah membentuk Kelompok Tani untuk usaha budidaya
perkebunan kelapa sawit yang dilakukannya;
m

ub

Menimbang, bahwa dari uraian fakta hukum di atas terlihat jelas Terdakwa
yang dari tahun 2012 telah mendapatkan lahan, selanjutnya pada sekitar tahun
ka

2014 sampai dengan sekarang dari seluas 1.300 (seribu tiga ratus) hektar lahan
ep

yang didapatkannya tersebut seluas 400 (empat ratus) hektar yang terletak di
ah

Kelurahan Mandomai telah ditanami tanaman kelapa sawit, setelah itu PT.
R

KAPUAS SAWIT SEJAHTERA yang sejak tahun 2014 telah mempunyai izin
es

arahan izin lokasi, izin penggarapan (LC / Land Clearing), dan juga SIUP dari
M

ng

pemerintahan daerah tahun 2018, kemudian mulai melakukan penggarapan lahan


on
gu

halaman 57 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 57
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
yang dimulai pada tahun 2016 hingga pembibitan. Dan letak lokasi lahan yang

si
dimiliki oleh PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA yang berada di Kelurahan
Mandomai tersebut dengan letak lahan yang dilakukan pembibitan dan

ne
ng
penanaman sawit oleh Terdakwa seluas 400 (empat ratus) hektar juga di
Kelurahan Mandomai (Sei. Garantung), sehingga dari uraian fakta tersebut Majelis
Hakim berpendapat bahwa meskipun Terdakwa yang terlebih dahulu mendapatkan

do
gu
lahan sejak tahun 2012 dan melakukan aktivitas perkebunan pada tahun 2014
sampai dengan sekarang, namun pada saat bersamaan pada tahun 2014 tersebu t

In
A
PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA telah mempunyai izin arahan izin lokasi, izin
penggarapan (LC / Land Clearing), dan juga SIUP dari pemerintahan daerah tahun
ah

lik
2018 yang artinya pada tahun tersebut PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA telah
berhak dan diperbolehkan untuk persiapan memulai mengelola lahan perkebunan ,
dan pendapat Majelis Hakim ini bersesuaian dengan keterangan Ahli ade charge
am

ub
yang bernama DR. SADINO, SH.,MH yang mengemukakan pendapatnya dalam
persidangan bahwa korporasi yang sudah memiliki Ijin Usaha Perkebunan, untuk
ep
persiapan diperbolehkan mulai mengelola lahan perkebunan;
k

Menimbang, bahwa dengan dimilikinya ijin yang dimiliki PT. KAPUAS SAWIT
ah

SEJAHTERA berupa izin arahan izin lokasi, izin penggarapan (LC / Land
R

si
Clearing), dan juga SIUP (Surat Ijin Usaha Perkebunan) dari pemerintahan daerah,
dan perbuatan Terdakwa yang dilakukan dari tahun 2014 sampai dengan sekarang

ne
ng

dengan tetap mengelola lahan perkebunannya tanpa memperoleh ijin terlebih


dahulu dari pejabat yang berwenang, bahkan baru membentuk Kelompok Tani

do
gu

pada tanggal 25 April 2019, disamping itu pula dalam keterangannya Terdakwa
ketika perolehan lahan tersebut dari masyarakat yang ternyata banyak yang tidak
In
memiliki alas hak atas tanah yang dibelinya, maka sudah jelas bahwa perbuatan
A

Terdakwa yang tetap mengerjakan dan menguasai lahan di Kelurahan


Mandomai yang ternyata lahan tersebut merupakan lahan yang dipergunakan
ah

lik

untuk usaha perkebunan PT. KAPUAS SAWIT SEJAHTERA, dan juga


dilakukannya tanpa seijin dan sepengetahuan terlebih dahulu dari PT. KAPUAS
m

ub

SAWIT SEJAHTERA yang telah memperoleh ijin, sehingga perbuatan yang


demikian tergolong atau termasuk perbuatan yang dilakukan “secara tidak sah
ka

mengerjakan dan menguasai Lahan Perkebunan” dari PT. KAPUAS SAWIT


ep

SEJAHTERA;
ah

Dengan demikian cukup beralasan bagi Majelis Hakim untuk menyatakan unsur ini
R

telah terpenuhi menurut hukum;


es

Menimbang, bahwa dari uraian pertimbangan di atas jelas telah terlihat


M

ng

seluruh unsur yang dikehendaki oleh Pasal 107 huruf (a) Jo Pasal 55 huruf (a)
on
gu

halaman 58 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 58
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
UU RI Nomor 39 tahun 2014 tentang Perkebunan telah terpenuhi, karenanya

si
Majelis Hakim berkesimpulan Terdakwa telah melakukan perbuatan sebagaimana
didakwakan kepadanya dalam dakwaan Tunggal Penuntut Umum;

ne
ng
Menimbang, bahwa oleh karena dalam pertimbangan unsur pasal yan g
didakwakan di atas sudah dinyatakan terpenuhi menurut hukum, maka terhadap
pembelaan dari Penasihat Hukum Terdakwa terkait perbuatan Terdakwa yang

do
gu
tidak dapat dikenakan pidana karena hanya melanggar sanksi administrasi dan
pembelaan lainnya, dengan sudah dipertimbangkan di atas maka sudah tidak

In
A
relevan lagi dengan pembuktian unsur-unsur dalam perkara ini, sehingga sudah
sepatutnya pembelaan tersebut kesampingkan ;
ah

lik
Menimbang, bahwa dari kenyataan yang diperoleh dipersidangan Majelis
Hakim tidak menemukan hal-hal yang dapat melepaskan pertanggungjawaban
pidana terhadap diri Terdakwa baik itu merupakan alasan pembenar maupun
am

ub
alasan pemaaf. Dengan demikian Majelis Hakim berkesimpulan Terdakwa mampu
bertanggungjawab;
ep
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa mampu bertanggungjawab, maka
k

tindak pidana yang telah terbukti Terdakwa lakukan tersebut haruslah


ah

dipertanggungjawabkan kepadanya karenanya cukup beralasan bagi Majelis


R

si
Hakim untuk menyatakan Terdakwa telah terbukti secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak pidana “secara tidak sah mengerjakan dan

ne
ng

menguasai Lahan Perkebunan” sebagaimana dalam dakwaan Tunggal;


Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah dinyatakan terbukti bersalah

do
gu

melakukan tindak pidana, maka berdasarkan pasal 193 ayat (1) Undang-Undang
Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, Terdakwa haruslah dijatuhi
In
pidana sesuai dengan kadar kesalahannya. Dan agar pidana yang akan dijatuhkan
A

kelak memenuhi rasa keadilan baik bagi Terdakwa maupun korbannya, maka perlu
dipertimbangkan terlebih dahulu keadaan yang memberatkan dan yang
ah

lik

meringankan sebagai berikut :


Keadaan yang memberatkan :
m

ub

- Perbuatan Terdakwa merugikan dan meresahkan, khususnya terkait usaha


Perusahan Perkebunan Kelapa Sawit;
ka

Keadaan yang meringankan :


ep

- Terdakwa mengakui terus terang perbuatannya dan bertindak sopan selama


ah

persidangan;
R

Menimbang, bahwa dalam perkara ini terhadap diri Terdakwa tidak dilakukan
es

penangkapan dan penahanan, disamping itu Majelis Hakim menilai ketentuan


M

ng

Pasal 21 Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana tidak
on
gu

halaman 59 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 59
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
dapat diterapkan pada diri Terdakwa dan tidak terdapat alasan yang cukup untuk

si
merintahkan supaya Terdakwa tersebut ditahan sebagaimana Pasal 193 ayat (2)
huruf “a” Undang-Undang Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana,

ne
ng
maka Majelis Hakim tidak perlu menetapkan status Terdakwa dalam tahanan;
Menimbang, bahwa berdasarkan Pasal 46 ayat (2) Undang-Undang Nomor 8
tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, apabila perkara sudah diputus, maka

do
gu
benda yang dikenakan penyitaan dikembalikan kepada mereka yang disebut
dalam putusan, kecuali jika menurut putusan hakim benda itu dirampas untuk

In
A
Negara, untuk dimusnahkan atau untuk dirusak sampai tidak dapat digunakan lagi
atau jika benda tersebut masih diperlukan sebagai barang bukti dalam perkara
ah

lik
lain, sehingga terhadap barang bukti berupa :
- 1 (satu) unit Excavator PC 200, Merk Komatsu PC200, warna kuning;
Oleh karena sudah tidak diperlukan lagi sebagai barang bukti baik dalam perkara
am

ub
ini maupun dalam perkara lain, disamping itu kegunaan barang bukti tersebut
masih sangat dibutuhkan oleh pemiliknya, maka terhadap barang bukti tersebut
ep
dikembalikan kepada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Kalimantan Tengah;
k

- 14 (empat belas) lembar fotocopy surat perjanjian penunjukan jasa pekerjaan


ah

persiapan lahan kebun sawit, dengan nomor : CLD/019/VIII/2018, tanggal 1


R

si
Agustus 2018 antara Sdr. TIMBUL SINAGA sebagai pemilik perkebunan
dengan Sdr. HARSON;

ne
ng

- 15 (lima belas) lembar Surat perjanjian penunjukan jasa pengerjaan persiapan


lahan kebun sawit, Nomor : Kosong, tanggal 12 September 2018, antara Sdr.

do
gu

HARSON sebagai pemegang kontrak pembukaan lahan dengan Sdr.


MUHAMAD NURHADI Sebagai Sub-Kontraktor pengadaan jasa persiapan
In
lahan kebun kelapa sawit;
A

- 4 (empat) Buah buku merk OKEY, yang isinya catatan kegiatan perkebunan
kelapa sawit;
ah

lik

Oleh karena sudah tidak diperlukan lagi sebagai barang bukti baik dalam perkara
ini maupun dalam perkara lain, dan barang bukti tersebut melekat dengan berkas
m

ub

perkara, maka terhadap barang bukti tersebu t tetap terlampir dalam berkas
perkara;
ka

- 1 (satu) buah gunting pemotong kabel warna hijau dengan pegangan dililit
ep

karet warna hitam;


ah

Oleh karena dipergunakan untuk melakukan kejahatan dan dikhawatirkan akan


R

dipergunakan lagi untuk melakukan kejahatan, maka perlu ditetapkan barang bukti
es

tersebut dirampas untuk dimusnahkan;


M

ng

on
gu

halaman 60 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 60
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
Menimbang, bahwa oleh karena Terdakwa telah dinyatakan bersalah dan

si
dijatuhi pidana dimana sebelumnya ia tidak meminta untuk dibebaskan dari
pembayaran biaya perkara, maka berdasarkan Pasal 222 ayat (1) Undang-Undang

ne
ng
Nomor 8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana, kepada Terdakwa haruslah
dibebankan untuk membayar biaya perkara yang besarnya ditentukan dalam amar
putusan ini;

do
gu Mengingat Pasal 107 huruf (a) Jo Pasal 55 huruf (a) UU RI Nomor 39
tahun 2014 tentang Perkebunan, dan pasal-pasal dalam Undang-Undang Nomor

In
A
8 tahun 1981 tentang Hukum Acara Pidana serta pasal-pasal lain dari peraturan
perundang-undangan yang berkaitan dengan perkara ini;
ah

lik
MENGADILI
1. Menyatakan Terdakwa MUHAMAD PUNDING JAHARI Bin JAHARI (Alm)
telah terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidan a
am

ub
“secara tidak sah mengerjakan dan menguasai Lahan Perkebunan”
sebagaimana dalam dakwaan Tunggal;
ep
2. Menjatuhkan pidana terhadap Terdakwa tersebut oleh karena itu dengan
k

pidana penjara selama 1 (satu) tahun;


ah

3. Menetapkan barang bukti berupa :


R

si
- 1 (satu) unit Excavator PC 200, Merk Komatsu PC200, warna kuning;
dikembalikan kepada Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Kalimantan

ne
ng

Tengah;
- 14 (empat belas) lembar fotocopy surat perjanjian penunjukan jasa

do
gu

pekerjaan persiapan lahan kebun sawit, dengan nomor :


CLD/019/VIII/2018, tanggal 1 Agustus 2018 antara Sdr. TIMBUL SINAGA
In
sebagai pemilik perkebunan dengan Sdr. HARSON;
A

- 15 (lima belas) lembar Surat perjanjian penunjukan jasa pengerjaan


persiapan lahan kebun sawit, Nomor : Kosong, tanggal 12 September
ah

lik

2018, antara Sdr. HARSON sebagai pemegang kontrak pembukaan


lahan dengan Sdr. MUHAMAD NURHADI Sebagai Sub-Kontraktor
m

ub

pengadaan jasa persiapan lahan kebun kelapa sawit;


- 4 (empat) Buah buku merk OKEY, yang isinya catatan kegiatan
ka

perkebunan kelapa sawit;


ep

tetap terlampir dalam berkas perkara;


ah

- 1 (satu) buah gunting pemotong kabel warna hijau dengan pegangan


R

dililit karet warna hitam;


es

dirampas untuk dimusnahkan;


M

ng

on
gu

halaman 61 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 61
am

u b
Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia

ep
putusan.mahkamahagung.go.id
hk

a
4. Membebankan kepada Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar

si
Rp. 5.000,- (lima ribu rupiah);
Demikian diputuskan dalam musyawarah Majelis Hakim Pengadilan Negeri

ne
ng
Kuala Kapuas Kelas II pada hari KAMIS tanggal 10 OKTOBER 2019 oleh PUTU
ENDRU SONATA, S.H., M.H., sebagai Hakim Ketua Majelis, EMNA AULIA, S.H.
dan AGUSTINUS HERWINDU WICAKSONO, S.H., masing-masing sebagai

do
gu
Hakim Anggota Majelis, putusan tersebut diucapkan pada hari SELASA tanggal 15
OKTOBER 2019 dalam persidangan yang terbuka untuk umum oleh Hakim Ketu a

In
A
Majelis tersebut dengan didampingi oleh Hakim-Hakim Anggota Majelis tersebut,
dengan dibantu oleh Hj. YUHANA SARI YASMINI, S.H., Panitera Pengganti pada
ah

lik
Pengadilan Negeri Kuala Kapuas Kelas II, dihadiri oleh SUPRITSON, S.H.,
Penuntut Umum pada Kejaksaan Negeri Kapuas, dan Terdakwa dengan
didampingi Penasihat Hukumnya;
am

ub
Hakim Anggota Hakim Ketua Majelis
ep
k

(EMNA AULIA, S.H.) (PUTU ENDRU SONATA, S.H., M.H.)


ah

si
(AGUSTINUS HERWINDU WICAKSONO , S.H.)
Panitera Pengganti

ne
ng

(Hj. YUHANA SARI YASMINI, S.H.)

do
gu

In
A
ah

lik
m

ub
ka

ep
ah

es
M

ng

on
gu

halaman 62 dari 62 Putusan Nomor 143/Pid.B-LH/2019/PN Klk


d
In
A

Disclaimer
Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas
h

pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.
ik

Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :
Email : kepaniteraan@mahkamahagung.go.id Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 62

Anda mungkin juga menyukai