Anda di halaman 1dari 14

Marni Swasti, Maimunah, Yenita Roza p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

MATH DIDACTIC: JURNAL PENDIDIKAN MATEMATIKA


Volume 6 Nomor 2, Mei – Agustus 2020, halaman 169 – 182
Tersedia Daring pada https://jurnal.stkipbjm.ac.id/index.php/math

ANALISIS KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA KELAS VIII SMP PADA


MATERI POLA DAN BARISAN BILANGAN

ANALYSIS OF MATHEMATICAL COMMUNICATION SKILL OF GRADE VIII STUDENTS


IN SMP ON PATTERNS AND ROW OF NUMBER

Marni Swasti, Maimunah, Yenita Roza


Universitas Riau
marni.swasti7023@grad.unri.acid, maimunah@lecture.unri.ac.id, yenita.roza@lecture.unri.ac.id

Abstrak: Hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa kemampuan komunikasi matematis siswa SMP masih
rendah. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisis dan mendeskripsikan kemampuan komunikasi
matematis siswa pada materi pola dan barisan bilangan. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif
kualitatif. Subjek penelitian terdiri dari 9 siswa kelas VIIIB MTS Nurul Bilad, Rokan Hilir tahun pelajaran
2019/2020 berkemampuan tinggi, sedang dan rendah. Teknik pengumpulan data menggunakan tes tertulis. Hasil
penelitian yang diperoleh yaitu kemampuan komunikasi matematis siswa berkemampuan tinggi sudah baik,
ditandai dengan terpenuhinya semua indikator yaitu: 1) menggunakan bahasa sendiri untuk menjelaskan solusi
dari suatu gambar, 2) menjelaskan solusi dari permasalahan matematika dalam bentuk gambar, 3) menyatakan
masalah sehari-hari ke dalam model matematika. Kemampuan komunikasi matematis siswa berkemampuan
sedang masih dalam kategori cukup karena siswa hanya memenuhi indikator menggunakan bahasa sendiri untuk
menjelaskan solusi dari suatu gambar, dan menyatakan masalah sehari-hari ke dalam model matematika.
Sedangkan kemampuan komunikasi matematis siswa berkemampuan rendah masih dalam kategori kurang baik
karena hanya mampu memenuhi indikator menggunakan bahasa sendiri untuk menjelaskan solusi dari suatu
gambar.
Kata Kunci: kemampuan komunikasi matematis, pola dan barisan bilangan
Abstract: The previous research show that the mathematical communication skills of junior high school students
are still low. This research has aims to analyze and description students' mathematical abilities communication
on patterns and rows of number. This research is qualitative descriptive. The subjects are 9 students of the MTS
Nurul Bilad class, Rokan Hilir 2019/2020 with high, moderate, and low ability. Data collection techniques
use written test. The results are the mathematical communication skills of high-ability students are already good,
marked by the achievement of all indicators: use own language to explain the solutions of a picture, explain the
solution of the problem mathematics in the form picture, stating the problem or every day in the mathematical
model Mathematical communication skills of moderately capable students are still in the category enough because
students can reach indicators use own language to explain the solutions of a picture and stating the problem or
every day in the mathematical model. Mathematical communication skills of low-ability students are still in the
unfavorable category because only reach indicator use own language to explain the solutions of a picture
Keywords: mathematical communication capabilities, patterns and row of number
Cara Sitasi: Swasti, M., Maimunah, M., Roza, Y. (2020). Analisis kemampuan komunikasi matematis siswa kelas
VIII SMP pada materi pola dan barisan bilangan. Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika, 6(2), 169-182.
https://doi.org/10.33654/math.v6i2.956

Submitted: April 25, 2020


Revised: June 18, 2020
Published: August 30, 2020
Available Online Since: September 3, 2020 https://doi.org/10.33654/math.v6i2.956
Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 169 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ....

Tujuan pembelajaran matematika dalam matematis dan keterampilan tingkat tinggi


kurikulum 2013 yakni mengkomunikasikan menunjukkan bahwa salah satu yang berperan
gagasan dengan simbol, tabel, diagram, dan penting dalam pemahaman matematis dan
media lain untuk memperluas keadaan atau keterampilan berpikir siswa di Turki adalah
masalah (Kemdikbud, 2014). Tujuan pembelajaran dengan pendekatan komunikasi
pembelajaran matematika tersebut matematis siswa, sehingga komunikasi
menekankan pada kemampuan komunikasi matematis menjadi fokus dalam tujuan
matematika siswa. Komunikasi merupakan hal pembelajaran matematika di Turki. Dari
penting dalam pembelajaran matematika beberapa pendapat ahli dan hasil penelitian
karena dengan komunikasi siswa bisa terdahulu dapat kita simpulkan bahwa
menyampaikan ide-idenya kepada guru komunikasi matematis sangat berperan penting
maupun siswa lainnya. Penjelasan tersebut dan dijadikan fokus dalam pembelajaran
mengisyaratkan bahwa komunikasi matematis matematika baik di Indonesia maupun di
berperan penting untuk mewujudkan siswa berbagai negara lainnya.
yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan Komunikasi matematis bisa diartikan
pendapat Astuti & Leonard (2012) yaitu sebagai proses penyampaian ide dan
“Komunikasi matematis memiliki peranan pengetahuan baik itu secara lisan maupun
yang sangat penting dalam membina siswa tulisan (Dewi, 2014). Sedangkan kemampuan
untuk membangun konsep dan kaitan antara komunikasi matematis (KKM) merupakan
ide atau bahasa dengan simbol dalam kemampuan dalam menyampaikan
matematika, sehingga komunikasi dapat gagasan/ide matematis baik secara lisan
menjadi ruang bagi siswa untuk berdiskusi maupun tulisan serta kemampuan dalam
matematika. Dengan demikian jika siswa memahami dan menerima gagasan/ide
memiliki kemampuan komunikasi matematis matematis dari orang lain secara cermat,
yang baik maka hasil belajar matematika siswa analitis, kritis maupun evaluatif untuk
juga akan baik”. memperdalam pemahaman (Eka, Lestari,
Adapun dua alasan penting komunikasi Yudhanegara, 2017). Menurut Noor & Ranti
matematis dijadikan sebagai fokus (2019) KKM merupakan kemampuan siswa
pembelajaran matematika menurut Umar dalam menyampaikan ide matematika baik
(2012) yaitu : “1) matematika pada dasarnya secara lisan maupun tulisan yang bergantung
merupakan suatu bahasa, 2) Komunikasi pada kemampuan memahami, mengumpulkan
matematis merupakan aktivitas sosial. Dengan dan mengorganisir, menjelaskan pemikiran
demikian salah satu tujuan yang ingin dicapai siswa serta mampu menemukan apa yang
dalam pembelajaran matematika adalah diketahui dan ditanyakan dari suatu masalah.
memberikan kesempatan kepada siswa agar Jadi KKM merupakan kemampuan siswa
mengembangkan keterampilan komunikasi dalam mengkomunikasikan ide atau gagasan
melalui lisan, tulisan, menggambar maupun matematikanya baik secara lisan maupun
menginterpretasikan yang telah dipelajari tulisan yang meliputi serangkaian memahami,
siswa”. Selain itu, penelitian di Turki yang mengumpulkan, menjelaskan serta menarik
dilakukan oleh Kaya & Aydin (2016) yang kesimpulan.
dilatarbelakangi adanya tuntutan kurikulum di KKM siswa dapat diukur dengan
Turki untuk menekankan pemahaman indikator. Adapun indikator KKM menurut

© by Author(s) 170 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020


Marni Swasti, Maimunah, Yenita Roza p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

Purba et al. (2020) diantaranya: 1) dari permasalahan matematika dalam bentuk


mendefinisikan dan merancang kembali ide- gambar, 3) ekspresi matematika berkaitan
ide matematis untuk menyelesaikan masalah dengan menyatakan masalah atau peristiwa
melalui tulisan, 2) menghubungkan benda sehari-hari dalam bahasa model matematika.
nyata gambar dan diagram untuk Sehingga, dalam penelitian ini kemampuan
menyelesaikan masalah secara tulisan dan komunikasi matematis yang diukur yaitu
lisan, 3) menggunakan istilah-istilah kemampuan komunikasi matematis tulisan
matematika untuk menyelesaikan masalah dengan modifikasi indikator KKM menurut
kontekstual. Sedangkan indikator KKM Hodiyonto (2017).
menurut Ahmad & Nasution (2018) yaitu: 1) Kemampuan komunikasi merupakan
menyatakan permasalahan sehari-hari ke salah satu penentu keberhasilan belajar
dalam model matematika, 2) matematika siswa. Hal ini sejalan dengan hasil
menginterpretasikan gambar ke dalam simbol penelitian Astuti & Leonard (2012) yang
atau bahasa matematika, 3) menuliskan menunjukkan bahwa “KKM memberikan
informasi dari pernyataan ke dalam model atau pengaruh positif terhadap prestasi belajar
bahasa matematika. Adapun indikator KKM matematika siswa. Hal ini menunjukkan
menurut Muslimahayati (2019) diantaranya: 1) bahwa salah satu bentuk keberhasilan belajar
menggunakan simbol/notasi, operasi matematika siswa adalah meningkatnya
matematika secara tepat guna, 2) prestasi belajar matematika siswa. Jika KKM
mengekspresikan, mendemonstrasikan dan siswa ditingkatkan maka prestasi siswa juga
melukiskan ide-ide matematika ke dalam semakin baik”. Hasil penelitian lain yang
bentuk gambar, 3) menyatakan suatu situasi, dilakukan Lomibao et al. (2016) juga
gambar, diagram atau benda nyata ke dalam menunjukkan bahwa siswa yang belajar
bahasa, simbol, ide atau model matematika, 4) dengan pendekatan KKM efektif dalam
menganalisis, mengevaluasi dan mengajukan meningkatkan keberhasilan belajar
pertanyaan terhadap suatu informasi yang matematika yang ditandai dengan
diberikan. Sedangkan, indikator KKM meningkatnya pemahaman konseptual siswa
menurut Budianti & Jubaedah (2018) adalah dan prestasi siswa serta kecemasan siswa
1) menghubungkan grafik, gambar, tabel ke dalam belajar matematika menjadi berkurang.
dalam ide matematika, 2) menjelaskan ide Selain itu Sundayana et al. (2017) juga
situasi dan relasi matematika secara lisan mengungkapkan pendapatnya bahwa
menggunakan gambar, 3) menyatakan komunikasi matematika merupakan kekuatan
kehidupan sehari-hari dalam bahasa atau utama bagi siswa dalam merumuskan konsep,
simbol, 4) menjelaskan dan membuat strategi matematika dan merupakan modal
pertanyaan tentang matematika yang serta salah satu faktor yang berkontribusi
dipelajari. menentukan keberhasilan siswa dalam belajar
Indikator KKM menurut Hodiyonto matematika, oleh karena itu KKM menjadi
(2017) adalah: 1) menulis berkaitan dengan sangat penting sehingga harus dikuasai dengan
menjelaskan ide atau solusi dari suatu baik oleh siswa.
permasalahan atau gambar dengan Namun, kenyataannya kategori KKM
menggunakan bahasa sendiri, 2) menggambar siswa SMP di Indonesia masih tergolong
berkaitan dengan menjelaskan ide atau solusi rendah. Hal ini didukung oleh hasil penelitian

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 171 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ....

Sriwahyuni et al. (2019) yang dilakukan di diagram ke dalam ide matematika tergolong
SMP Padalarang yang menunjukkan bahwa masih rendah. Sementara, itu kategori KKM
kategori KKM siswa SMP masih tergolong siswa dalam menjelaskan ide, situasi, tulisan
sangat rendah, 20 dari 31 siswa diantaranya dengan benda nyata, gambar, grafik dan
memperoleh skor kemampuan komunikasi aljabar tergolong sedang. Sedangkan, kategori
matematis 65. Hal ini diperkuat dengan hasil persentase KKM siswa dalam menyatakan
penelitian Ahmad & Nasution (2018) yaitu peristiwa sehari-hari dalam bahasa atau simbol
persentase KKM siswa berkategori tinggi matematika juga tergolong masih rendah.
sebesar 22,5%, persentase KKM siswa Kategori KKM siswa dalam membuat model
berkategori sedang sebesar 37,5% dan 40% dari suatu situasi melalui tulisan, benda-benda
persentase KKM siswa berkategori rendah. konkret, gambar, grafik, dan metode-metode
Hasil penelitian Purba et al. (2020) yang aljabar serta kemampuan komunikasi
dilakukan di salah satu SMP di Pekanbaru matematis siswa dalam menjelaskan dan
menunjukkan bahwa “kemampuan membuat pertanyaan tentang matematika yang
komunikasi matematis siswa yang telah dipelajari juga tergolong masih rendah.
berkemampuan tinggi sudah baik dimana Salah satu materi SMP di kelas VIII
siswa sudah memenuhi semua indikator KKM adalah materi Pola dan Barisan Bilangan. Pola
yaitu: 1) mendefinisikan dan merancang dan Barisan Bilangan menjadi salah satu
kembali ide-ide matematis untuk materi yang menuntut siswa untuk bisa
menyelesaikan masalah melalui tulisan, 2) mengkomunikasikan kemampuan komunikasi
menghubungkan benda nyata gambar dan matematis dengan cara mengungkapkan secara
diagram untuk menyelesaikan masalah secara tertulis tentang ide/pendapat dengan tepat. Hal
tulisan dan lisan, 3) menggunakan istilah- ini didukung dengan hasil penelitian
istilah matematika untuk menyelesaikan sebelumnya yang mengungkapkan bahwa
masalah kontekstual. Sementara itu, materi pola dan barisan bilangan merupakan
kemampuan komunikasi matematis siswa salah satu materi matematika SMP dalam
berkemampuan sedang masih dalam kategori kurikulum 2013 yang menggunakan pola
cukup dimana siswa hanya mampu memenuhi sebagai dugaan penyelesaian masalah dan
indikator mendefinisikan, merancang kembali mengeksplorasi kemampuan komunikasi
ide matematis dan menghubungkan benda matematis siswa (Juliant & Noviartati, 2016).
nyata untuk menyelesaikan masalah. Hasil penelitian Juliant & Noviartati (2016)
Sedangkan kemampuan komunikasi juga menunjukkan bahwa persentase
matematis siswa berkemampuan rendah kesalahan siswa dalam menyelesaikan soal
tergolong ke dalam kategori kurang baik esai komunikasi matematis pada materi pola
dimana siswa hanya mampu memenuhi bilangan sebesar 34%. Penelitian terdahulu
indikator mendefinisikan dan merancang belum mengkaji tentang KKM siswa jika
kembali ide matematis untuk menyelesaikan ditinjau dari kemampuan matematika siswa
masalah”. (tinggi, sedang dan rendah) dan hanya fokus
Hasil penelitian Aminah et al. (2018) menganalisis kesalahan yang dilakukan siswa
juga sejalan dengan hasil penelitian dalam menjawab soal komunikasi matematis
sebelumnya yaitu kategori KKM siswa dalam pada materi pola bilangan, oleh karena itu pada
menghubungkan benda nyata, gambar dan penelitian ini, peneliti lebih fokus mengkaji

© by Author(s) 172 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020


Marni Swasti, Maimunah, Yenita Roza p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

bagaimana kategori KKM tertulis siswa kelas Dalam penelitian ini pengambilan
VIII MTS Rokan Hilir pada materi pola dan sampel berdasarkan nilai ulangan matematika
barisan bilangan. siswa dan hasil wawancara dengan guru
matematika untuk menentukan siswa yang
berkemampuan tinggi, sedang dan rendah.
Metode Penelitian
Sehingga dari 18 siswa terpilih 9 subjek
Penelitian ini merupakan penelitian jenis penelitian yang terdiri dari 3 siswa
deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk berkemampuan tinggi, 3 siswa berkemampuan
menganalisis dan mendeskripsikan sedang dan 3 siswa berkemampuan rendah.
kemampuan komunikasi matematis (KKM) Instrumen penelitian ini menggunakan lembar
siswa SMP pada materi pola dan barisan tes KKM materi pola dan barisan bilangan
bilangan. Subjek penelitian yaitu siswa kelas yang disusun dan dirancang oleh peneliti dan
VIII MTS Nurul Bilad, Rokan Hilir semester sudah divalidasi oleh beberapa ahli. Rubrik
genap tahun pelajaran 2019/2020. Penelitian Penskoran KKM tertulis yang digunakan pada
dengan pendekatan kualitatif tidak penelitian ini adalah dengan menggunakan
menggunakan populasi dan sampel yang skor 0-4. Skor 0 apabila jawaban siswa tidak
banyak sehingga pengambilan sampel ada, skor 1 apabila jawaban siswa ada tetapi
disesuaikan dengan kebutuhan dan tujuan tidak sesuai dengan kriteria indikator, skor 2
penelitian. apabila jawaban siswa benar tetapi tidak sesuai
dengan sebagian besar kriteria indikator, skor
3 apabila jawaban siswa benar, sesuai dengan
1. Menentukan tempat dan
waktu penelitian kriteria indikator tetapi ada sedikit kesalahan
Persiapan
2. Menyusun dan membuat jawaban, sedangkan skor 4 apabila jawaban
soal tes KKM materi pola
dan barisan bilangan terdiri
siswa benar dan sesuai dengan kriteria
3 soal, masing-masing soal indikator tanpa ada kesalahan.
memuat 1 indikator KKM Teknik pengumpulan data dalam
yang berbeda
penelitian ini menggunakan teknik tes tertulis
1. Memberikan soal tes dan wawancara. Teknik tes KKM tertulis yang
KKM kepada 9 siswa yang digunakan dalam penelitian ini berupa soal
telah ditetapkan sebagai matematika uraian terdiri dari 3 soal dengan
Pelaksanaan subjek penelitian
2. Mengoreksi hasil pekerjaan masing-masing mengukur 1 indikator KKM
siswa berbeda yang sebelumnya sudah disesuaikan
antara materi dengan indikator, tingkat
1. Menganalisis hasil tes
2. Melakukan wawancara kesulitan siswa dalam mengerjakan soal.
dengan siswa Indikator KKM yang diukur dalam penelitian
3. Mengklasifikasikan data
dan mengelompokkan ini adalah 1) menggunakan bahasa sendiri
berdasarkan kategori untuk menjelaskan solusi dari suatu gambar, 2)
kemampuan siswa (tinggi, menjelaskan solusi dari permasalahan
sedang dan rendah) dan
Analisis indikator KKM matematika dalam bentuk gambar, 3)
4. Menarik kesimpulan dari menyatakan masalah sehari-hari ke dalam
data yang diperoleh
model matematika.
Bagan 1. Prosedur pelaksanaan Penelitian

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 173 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ....

Dalam mengkategorikan KKM siswa dan tidak satu pun siswa berkemampuan
(ditinjau dari siswa berkemampuan tinggi, sedang yang memenuhi indikator 2.1 dengan
sedang dan rendah), peneliti mengelompokkan kategori cukup. Sedangkan siswa
ke dalam tiga kategori yaitu baik, kurang dan berkemampuan rendah hanya memenuhi
cukup. KKM siswa dikatakan baik apabila indikator 1.1 dengan kategori kurang baik,
siswa memenuhi semua indikator KKM dan namun Sw-08 belum memenuhi indikator 1.1.
KKM siswa dikatakan cukup apabila hanya Peneliti mengecek dan menganalisis jawaban 9
memenuhi dua indikator KKM. sementara itu, siswa dalam menyelesaikan soal materi pola
KKM siswa dikatakan kurang baik apabila dan barisan bilangan untuk memperoleh
siswa hanya mampu memenuhi satu indikator temuan hasil penelitian tentang KKM kelas
KKM. Prosedur penelitian yang peneliti VIII MTS Nurul Bilad. Adapun temuan hasil
lakukan dapat dilihat pada Bagan 1. penelitian ini adalah sebagai berikut.
Indikator KKM (1.1) yaitu menggunakan
bahasa sendiri untuk menjelaskan solusi dari
Hasil Penelitian dan Pembahasan
suatu gambar dengan indikator soal ” disajikan
gambar pola batang korek api yang disusun
Hasil membentuk 4 buah pola segitiga, kemudian
Hasil dalam penelitian ini diperoleh dari siswa diinstruksikan menentukan banyaknya
analisis lembar hasil tes siswa pada materi pola segitiga sama sisi dengan ukuran satu satuan
bilangan. Berdasarkan analisis hasil tes siswa pada pola ke 5 dan 20”.
dalam menyelesaikan soal pola dan barisan Berdasarkan tinjauan dari indikator
bilangan dapat diperoleh hasil KKM siswa KKM (1.1) didapatkan temuan penelitian
yang dapat dilihat pada Tabel 1. bahwa Sw-01, Sw-02 dan Sw-03 yang
Tabel. 1 Kategori KKM Siswa
Indikator KKM Kemampuan Kemampuan Kemampuan
Tinggi Sedang Rendah
Sw- Sw- Sw- Sw- Sw- Sw- Sw- Sw- Sw-
01 02 03 04 05 06 07 08 09
1.1 Menggunakan bahasa sendiri untuk

menjelaskan solusi dari suatu gambar √ √ √ √ √ √ − √
2.1 Menjelaskan solusi dari suatu
permasalahan matematika dalam √ √ √
bentuk gambar
− − − − − −
3.1 Menyatakan masalah sehari-hari ke
dalam model matematika √ √ √ √ √ √ − − −
Kategori Baik Cukup Kurang baik
berkemampuan tinggi dapat memahami
Tabel 1 memberikan informasi tentang permasalahan dengan baik. Jawaban salah
kategori KKM siswa yang berkemampuan satu siswa berkemampuan tinggi dapat dilihat
tinggi, sedang dan rendah. Siswa pada Gambar 1.
berkemampuan tinggi dapat memenuhi semua
indikator KKM dengan kategori baik.
Sementara itu, siswa berkemampuan sedang
sudah mampu memenuhi indikator 1.1 dan 3.1

© by Author(s) 174 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020


Marni Swasti, Maimunah, Yenita Roza p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

melakukan sedikit kesalahan. Jawaban siswa


berkemampuan sedang dapat dilihat pada
gambar 2 berikut.

Gambar 1. Jawaban Sw-02 Berkemampuan Tinggi


terhadap Indikator KKM 1.1
Dari gambar 1 dapat dilihat bahwa Sw-02
Gambar 2. Jawaban Sw-06 Berkemampuan Sedang
mampu membaca gambar yang disajikan terhadap Indikator KKM 1.1
dalam soal kemudian menginterpretasikannya
Gambar 2 menunjukkan bahwa Sw-06
ke dalam tulisan dengan bahasanya sendiri
sudah mampu membaca gambar yang
yaitu berupa suatu barisan. Setelah
disajikan dalam soal kemudian
menyatakan ke dalam suatu barisan, Sw-02
menginterpretasikannya ke dalam tulisan yaitu
dapat menyelesaikan permasalahan tersebut
berupa suatu barisan. Namun, Sw-06 kurang
yaitu menentukan banyaknya segitiga sama
mengkomunikasikan jawabannya, Sw-06 juga
sisi dengan ukuran satu satuan yang terbentuk
tidak menuliskan yang diketahui dan ditanya
pada pola ke-5 dan 20 dengan baik dan benar.
dari soal, namun langsung menjawab. Selain
Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa
itu, Sw-06 juga melakukan kesalahan dalam
berkemampuan tinggi sudah mampu
mengoperasikan bilangan yaitu 49 + 15 =
menggunakan bahasa sendiri untuk
54, seharusnya adalah 64. Dari hasil
menjelaskan solusi dari suatu gambar dengan
wawancara dengan Sw-06 diperoleh penyebab
lengkap dan benar.
Sw-06 menjawab seperti gambar 2 karena Sw-
Berdasarkan tinjauan siswa
06 menganggap tidak penting menuliskan
berkemampuan sedang yaitu Sw-04, Sw-05
yang diketahui dan ditanya. Sedangkan
dan Sw-06 terhadap indikator KKM (1.1)
penyebab Sw-06 melakukan kesalahan karena
diperoleh temuan bahwa siswa berkemampuan
Sw-06 tidak berhati-hati dan memeriksa
sedang dapat memahami permasalahan dengan
kembali langkah-langkah penyelesaian soal.
baik. Siswa mampu membaca gambar yang
Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa
disajikan dalam soal kemudian
berkemampuan sedang secara umum sudah
menginterpretasikannya ke dalam tulisan
mampu menggunakan bahasa sendiri untuk
dengan bahasa sendiri yaitu berupa suatu
menjelaskan solusi dari suatu gambar namun
barisan. Setelah menyatakan ke dalam suatu
masih kurang tepat dalam menyelesaikan
barisan, siswa berkemampuan sedang dapat
masalah karena adanya kecerobohan.
menyelesaikan permasalahan tersebut yaitu
Berdasarkan tinjauan siswa
menentukan banyaknya segitiga sama sisi
berkemampuan rendah yaitu Sw-07, Sw-08
dengan ukuran satu satuan yang terbentuk pada
dan Sw-09 terhadap indikator KKM (1.1)
pola ke-5 dan 20. Namun Sw-05 dan Sw-06

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 175 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ....

diperoleh temuan bahwa siswa berkemampuan jumlah segitiga adalah 9, tetapi Sw-08 hanya
rendah dapat memahami permasalahan dengan memperoleh 6 segitiga sampai dan begitu pada
baik. Siswa mampu membaca gambar yang pola ke 4 Sw-08 mengabaikan lagi 6 segitiga
disajikan dalam soal kemudian di tengah, sehingga seharusnya ada 16 segitiga,
menginterpretasikannya ke dalam tulisan tetapi Sw-08 hanya memperoleh 10 segitiga.
dengan bahasa sendiri yaitu berupa suatu Hal ini menyebabkan Sw-08 salah menentukan
barisan. Setelah itu menyatakan ke dalam pola ke 20, karena dari awal pola segitiga yang
suatu barisan, siswa berkemampuan rendah diperoleh Sw-08 tidak sesuai dengan yang
dapat menyelesaikan permasalahan tersebut diminta soal. Sehingga dapat disimpulkan
yaitu menentukan banyaknya segitiga sama bahwa siswa kelompok rendah secara umum
sisi dengan ukuran satu satuan yang terbentuk sudah mampu menggunakan bahasa sendiri
pada pola ke-5 dan 20. Namun Sw-08 belum untuk menjelaskan solusi dari suatu gambar
dapat memahami permasalahan dengan baik. namun masih ada yang kurang tepat.
Jawaban Sw-08 dapat dilihat pada gambar 3 Indikator KKM (2.1) yaitu menjelaskan
berikut. solusi dari suatu permasalahan matematika
dalam bentuk gambar dengan soal ”Pak Evan
membuat beberapa desain kolam berbentuk
persegi. Tiap-tiap kolam dikelilingi oleh ubin
pembatas berwarna putih yang juga berbentuk
persegi. Sementara bagian dalam kolam (pada
area penampung air) diberi ubin berwarna biru.
Apabila bagian dalam kolam dipasang 1 ubin
biru maka akan ada 8 ubin warna putih yang
mengelilinginya. Sementara itu, apabila bagian
dalam kolam dipasang 4 ubin biru maka akan
ada 12 ubin putih yang menjadi pembatas di
Gambar. 3 Jawaban Sw-08 Berkemampuan Rendah sekelilingnya. Begitu juga dengan bagian
terhadap Indikator KKM 1.1 dalam kolam yang dipasang 9 ubin biru maka
Dari gambar 3 dapat dilihat bahwa Sw-08 akan dikelilingi oleh ubin putih pembatas
melakukan kesalahan dalam memahami soal sebanyak 16 ubin. a) Buatlah sketsa dari
yaitu siswa salah menafsirkan gambar dan ilustrasi di atas di lembar jawabanmu!, b)
menyebabkan siswa salah dalam menulis Temukanlah pola dari hasil sketsa yang telah
barisan yang terbentuk dari pola segitiga yang kamu buat!, c) Jika kolam renang terbentuk
ada pada gambar. Dari hasil wawancara dari 10.000 ubin biru, maka berapakah banyak
dengan Sw-08 diperoleh penyebab Sw-08 ubin putih yang mengelilingi kolam tersebut?”.
menjawab seperti gambar 3 tersebut yaitu Sw- Berdasarkan tinjauan dari indikator KKM
08 beranggapan pada pola ke 2 segitiga yang (2.1) didapatkan temuan penelitian yaitu siswa
di tengah diabaikan, sehingga seharusnya berkemampuan tinggi dapat memahami
jumlah segitiga pada pola ke 2 adalah 4, tetapi permasalahan dari soal, namun belum bisa
Sw-08 hanya mendapatkan 3. Begitu juga pada menjelaskan solusi dari suatu permasalahan
pola segitiga yang ketiga siswa mengabaikan matematika dalam bentuk gambar dengan
lagi 3 segitiga di tengah, sehingga seharusnya lengkap. Terdapat kekurangan dari jawaban

© by Author(s) 176 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020


Marni Swasti, Maimunah, Yenita Roza p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

siswa dalam membuat sketsa atau gambar sedangkan Sw-04 dan Sw-05 salah dalam
untuk menyelesaikan permasalahan. Jawaban menjawab. Jawaban siswa berkemampuan
siswa berkemampuan tinggi dapat dilihat dari sedang dapat dilihat pada gambar 5 berikut.
gambar 4 berikut.

Gambar. 4 Jawaban Sw-03 Berkemampuan Tinggi Gambar. 5 Jawaban Sw-05 Berkemampuan Sedang
terhadap Indikator KKM 2.1 terhadap Indikator KKM 2.1
Gambar 4 memperlihatkan bahwa Sw-03 Berdasarkan gambar 5 dapat dilihat
sudah mampu menyelesaikan permasalahan, bahwa Sw-05 berkemampuan sedang belum
namun belum bisa membuat sketsa dengan bisa membuat sketsa dari permasalahan pada
benar dan menuliskan pola yang diperoleh dari soal. Dari hasil wawancara dengan Sw-05
gambar, akan tetapi Sw-03 langsung diperoleh penyebab Sw-05 menjawab seperti
menjawab soal dengan menentukan langsung gambar 5 tersebut adalah karena Sw-05 tidak
banyak ubin putih ketika ubin biru berjumlah bisa memahami dan menafsirkan soal sehingga
10.000. Dari lembar jawaban juga terlihat Sw- siswa tidak bisa menginterpretasikan soal ke
03 kurang mengkomunikasikan jawabannya dalam bentuk gambar yang menyebabkan Sw-
yaitu tidak menuliskan diketahui dan 05 mencoba menjawab tanpa menggunakan
ditanyakan soal. Dari hasil wawancara dengan sketsa seperti gambar 5, namun karena tidak
Sw-03 diperoleh penyebab Sw-03 menjawab tahu rumus apa yang digunakan, sehingga Sw-
seperti gambar 4 tersebut adalah karena Sw-03 05 menjawab dengan menggunakan rumus
beranggapan tidak penting menuliskan pola persegi panjang untuk menentukan
diketahui dan ditanya serta tidak perlu jumlah ubin putih ketika ubin biru berjumlah
membuat sketsa dan pola pada lembar 10.000. Dapat disimpulkan siswa
jawaban, jika tanpa sketsa dan pola ia sudah berkemampuan sedang belum mampu
bisa menentukan penyelesaian soal tersebut. menjelaskan solusi dari suatu permasalahan
Sehingga dapat disimpulkan bahwa siswa matematika dalam bentuk gambar dengan
berkemampuan tinggi sudah mampu benar dan lengkap.
menjelaskan solusi dari suatu permasalahan Berdasarkan tinjauan siswa
matematika dalam bentuk gambar dengan baik berkemampuan rendah terhadap indikator
namun masih kurang lengkap. KKM (2.1) diperoleh temuan bahwa siswa
Berdasarkan tinjauan siswa berkemampuan rendah belum memenuhi
berkemampuan sedang terhadap indikator indikator (2.1). Sw-09 tidak menjawab,
KKM (2.1) diperoleh temuan bahwa siswa sedangkan jawaban Sw-07 dan Sw-08 tidak
berkemampuan sedang belum memenuhi bisa menjawab dengan benar. Jawaban siswa
indikator (2.1) Sw-06 tidak menjawab,

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 177 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ....

berkemampuan rendah dapat dilihat pada Jawaban salah satu siswa berkemampuan
gambar 6 berikut. tinggi dapat dilihat pada gambar 7 berikut.

Gambar.6 Jawaban Sw-08 Berkemampuan Rendah


untuk Indikator KKM 2.1
Gambar 6 memperlihatkan bahwa Sw-08
tidak bisa menggambarkan sketsa dengan
benar. Dari hasil wawancara dengan Sw-05
diperoleh penyebab Sw-05 menjawab seperti
Gambar.7 Jawaban Sw-03 Berkemampuan Tinggi
gambar 6 karena Sw-05 tidak bisa memahami terhadap Indikator KKM 3.1
dan menafsirkan soal, sehingga Sw-05 tidak Dari gambar 7 dapat dilihat bahwa Sw-
bisa menggambarkan sketsa sesuai permintaan 03 mampu menyatakan masalah dalam soal
soal. Oleh karena itu, Sw-05 hanya ke dalam model matematika yaitu siswa
menggambarkan pola pertama, namun masih menuliskan yang diketahui dari soal, banyak
salah yang menyebabkan Sw-05 tidak bisa baris kursi dinyatakan dengan = 30,
memperoleh gambaran untuk langkah banyak kursi pada baris I dinyatakan dengan
selanjutnya dalam menyelesaikan soal. = 20, banyak kursi pada baris II
Sehingga dapat disimpulkan siswa dinyatakan dengan = 24, banyak kursi
berkemampuan rendah belum mampu pada baris III dinyatakan dengan = 28,
menjelaskan solusi dari suatu permasalahan selisih tiap baris dinyatakan dengan = 4.
matematika dalam bentuk gambar dengan Setelah menuliskan yang diketahui,
benar dan lengkap. kemudian Sw-03 menuliskan apa yang
Indikator KKM (3.1) yaitu menyatakan ditanyakan pada soal yaitu banyak kursi pada
masalah sehari-hari ke dalam model baris ke-30 dinyatakan dengan . Setelah
matematika dengan soal” Dalam suatu gedung Sw-03 menyatakan permasalahan ke dalam
terdapat 30 baris kursi. Jumlah kursi pada baris model matematika, kemudian Sw-03
I ada 20 kursi, baris ke II ada 24 kursi, baris ke menuliskan langkah penyelesaian dengan
III ada 28 kursi dan seterusnya dengan selisih benar dan lengkap. Sehingga dapat
yang selalu sama setiap barisnya. a) Buatlah disimpulkan siswa berkemampuan tinggi
model matematika dari masalah tersebut, b) mampu menyatakan masalah sehari-hari ke
Tentukan berapa banyaknya kursi pada baris dalam model matematika dengan lengkap
terakhir?”. dan benar.
Berdasarkan tinjauan dari indikator Berdasarkan tinjauan siswa
KKM (3.1) didapatkan temuan penelitian berkemampuan sedang terhadap indikator
bahwa Sw-01, Sw-02 dan Sw-03 dapat KKM (3.1) diperoleh temuan bahwa siswa
memahami permasalahan dengan baik. berkemampuan sedang yaitu siswa Sw-05
dan Sw-06 dapat memahami permasalahan

© by Author(s) 178 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020


Marni Swasti, Maimunah, Yenita Roza p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

soal dengan baik, yaitu siswa menuliskan menjawab seperti gambar 8 tersebut yaitu
yang diketahui dari soal, banyak baris kursi Sw-04 menganggap yang penting itu dapat
dinyatakan dengan = 30, banyak kursi menentukan hasil akhir dari permintaan soal,
pada baris I dinyatakan dengan = 20, sehingga tidak perlu menuliskan diketahui,
banyak kursi pada baris II dinyatakan dengan ditanya dan membuat model matematikanya.
= 24, banyak kursi pada baris III Penyebab Sw-04 melakukan kesalahan
dinyatakan dengan = 28, selisih tiap dalam menggunakan operasi penjumlahan
baris dinyatakan dengan = 4. Setelah dan perkalian karena Sw-04 tidak berhati-
menuliskan yang diketahui, kemudian siswa hati. Secara umum dapat disimpulkan bahwa
menuliskan apa yang ditanyakan pada soal siswa berkemampuan sedang mampu
yaitu banyak kursi pada baris ke30 menyatakan masalah sehari-hari ke dalam
dinyatakan dengan . Setelah siswa model matematika, namun masih kurang
menyatakan permasalahan ke dalam model lengkap dan benar.
matematika, kemudian siswa menuliskan Berdasarkan tinjauan siswa
langkah penyelesaian dengan benar dan berkemampuan rendah terhadap indikator
lengkap. Namun, Sw-04 kurang baik dalam KKM (3.1) diperoleh temuan bahwa Sw-07,
menyatakan masalah dari soal ke dalam Sw-08 dan Sw-09 belum dapat memahami
model matematika. Jawaban Sw-04 dapat permasalahan soal dengan baik dan
dilihat pada gambar 8 berikut. menyatakan masalah dalam soal ke dalam
model matematika. Sw-07 tidak menjawab
dan Sw-08, Sw-09 tidak menjawab dengan
benar. Jawaban siswa berkemampuan rendah
dapat dilihat pada gambar 9 berikut.

Gambar 8. Jawaban Sw-04 Berkemampuan


Sedang terhadap Indikator KKM 3.1
Dari gambar 8 dapat dilihat, bahwa Sw-
04 kurang baik dalam menyatakan
permasalahan ke dalam model matematika
Gambar 9. Jawaban Sw-08 Berkemampuan
yang diminta soal. Siswa tidak menuliskan Rendah terhadap Indikator KKM 3.1
apa yang diketahui dan ditanyakan soal. Dari gambar 9 dapat dilihat bahwa Sw-
Siswa tidak menyatakan permasalahan ke 08 belum dapat menyatakan masalah dari
dalam model matematika dengan benar, soal ke dalam model matematika dengan
namun langsung menuliskan langkah benar. Dari hasil wawancara dengan Sw-08
penyelesaian menentukan banyak kursi pada diperoleh informasi bahwa penyebab Sw-08
baris ke 30. Dari gambar 8 juga terlihat menjawab seperti gambar 9 adalah karena
bahwa Sw-04 melakukan kesalahan dalam Sw-08 tidak bisa menafsirkan soal sehingga
operasi penjumlahan dan perkalian yaitu Sw-08 hanya menuliskan jawaban tanpa
20 + 29.4 = 49 + 4. Dari hasil wawancara makna, Sw-08 tidak menuliskan yang
dengan Sw-04 diperoleh penyebab Sw-04 diketahui dan ditanyakan soal secara lengkap

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 179 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ....

dan benar serta tidak menyatakan masalah sehari-hari ke dalam model matematika. Hal
tersebut ke dalam model matematika, ini juga didukung dengan hasil penelitian
sehingga menyebabkan Sw-08 tidak (Purba, J., Maimunah., Roza, 2020) dan
mendapatkan informasi yang jelas untuk (Arifin et al., 2016) bahwa “siswa
menyelesaikan soal tersebut. Secara umum berkemampuan sedang mampu memenuhi dua
dapat disimpulkan bahwa siswa indikator KKM dengan kategori cukup”.
berkemampuan rendah belum mampu Kekurangan siswa berkemampuan sedang
menyatakan masalah sehari-hari ke dalam dalam mengkomunikasikan gagasan
model matematika dengan benar dan matematikanya adalah kurang memahami soal
lengkap. dan tidak menuliskan langkah-langkah
penyelesaian secara lengkap.
Pembahasan Sedangkan KKM siswa berkemampuan
rendah masih dalam kategori kurang baik
Berdasarkan tabel 1 dan hasil analisis
karena hanya memenuhi indikator
KKM siswa MTS Kelas VIII Nurul Bilad,
menggunakan bahasa sendiri untuk
Rokan Hilir pada materi pola dan barisan
menjelaskan solusi dari suatu gambar. Hal ini
bilangan diperoleh informasi bahwa KKM
didukung dengan hasil penelitian (Purba, J.,
siswa berkemampuan tinggi sudah baik yang
Maimunah., Roza, 2020) dan (Arifin et al.,
ditandai dengan terpenuhinya semua
2016) bahwa “siswa berkemampuan rendah
indikator yaitu: 1) menggunakan bahasa
hanya mampu memenuhi satu indikator KKM
sendiri untuk menjelaskan solusi dari suatu
dengan kategori kurang baik”. Kekurangan
gambar, 2) menjelaskan solusi dari
siswa berkemampuan rendah dalam
permasalahan matematika dalam bentuk
mengkomunikasikan gagasan matematikanya
gambar, 3) menyatakan masalah sehari-hari
adalah tidak memahami soal, tidak tahu
ke dalam model matematika. Hal ini
konsep dan tidak menuliskan langkah
didukung dengan hasil penelitian (Purba, J.,
penyelesaian dengan lengkap.
Maimunah., Roza, 2020) dan (Arifin et al.,
2016) bahwa “ siswa berkemampuan tinggi
cenderung memenuhi semua indikator KKM Simpulan dan Saran
dengan kategori baik”. Namun, kekurangan
siswa berkemampuan tinggi dalam Simpulan
mengkomunikasikan gagasan
Berdasarkan hasil dan pembahasan dapat
matematikanya adalah siswa berkemampuan
disimpulkan bahwa KKM siswa
tinggi tidak biasa menuliskan langkah-
berkemampuan tinggi dikategorikan baik yang
langkah penyelesaian secara lengkap. Tidak
ditandai dengan terpenuhinya semua indikator
menuliskan diketahui dan ditanya, dan
KKM, yaitu): 1) menggunakan bahasa sendiri
langsung menjawab.
untuk menjelaskan solusi dari suatu gambar, 2)
KKM siswa berkemampuan sedang
menjelaskan solusi dari suatu permasalahan
masih dalam kategori cukup karena siswa
matematika dalam bentuk gambar, 3)
hanya memenuhi indikator 1) menggunakan
menyatakan masalah sehari-hari ke dalam
bahasa sendiri untuk menjelaskan solusi dari
model matematika. KKM siswa
suatu gambar, dan, 2) menyatakan masalah
berkemampuan sedang masih dalam kategori

© by Author(s) 180 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020


Marni Swasti, Maimunah, Yenita Roza p-ISSN 2442-3041; e-ISSN 2579-3977

cukup karena hanya memenuhi dua indikator Astuti, A., & Leonard. (2012). Peran
KKM, yaitu: 1) menggunakan bahasa sendiri Kemampuan Komunikasi Matematika
untuk menjelaskan solusi dari suatu gambar, Terhadap Prestasi Belajar Matematika
Siswa. Formatif, 2(2), 102–110.
dan 2) menyatakan masalah ke dalam model
matematika. Sedangkan KKM siswa Budianti, A., & Jubaedah, D. S. (2018).
berkemampuan rendah masih dalam kategori Analisis Kemampuan Komunikasi
kurang baik karena hanya memenuhi satu Matematik Siswa di SMPN 10 Cimahi
indikator yaitu menggunakan bahasa sendiri pada Materi Lingkaran. Jurnal
untuk menjelaskan solusi dari suatu gambar. Cendekia : Jurnal Pendidikan
Matematika, 2(2), 20–28.
https://doi.org/10.31004/cendekia.v2i2.4
Saran 8
Saran di dalam penelitian ini adalah 1)
Dewi, I. (2014). Profil Keakuratan
perlu adanya model atau strategi pembelajaran Komunikasi Matematis Mahasiswa Calon
untuk meningkatkan kemampuan komunikasi Guru Ditinjau Dari Perbedaan Jender.
matematis siswa SMP, 2) perlu adanya Jurnal Didaktik Matematika, 01(02), 01–
penelitian tindak lanjut untuk melihat 12.
penyebab masih rendahnya kemampuan https://doi.org/10.24815/jdm.v1i2.2055
komunikasi matematis siswa di SMP dan
Eka, K., Lestari, Yudhanegara, M. R. (2017).
hambatan komunikasi matematis siswa Penelitian Pendidikan Matematika (Anna
berdasarkan tingkat kemampuan matematika (ed.); 2nd ed., p. 83). PT Refika, Aditama,
siswa. Bandung.

Hodiyonto, H. (2017). Kemampuan


Daftar Pustaka Komunikasi Matematis Dalam
Pembelajaran Matematika. AdMathEdu :
Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika,
Aminah, S., Wijaya, T. T., & Yuspriyati, D. Ilmu Matematika Dan Matematika
(2018). Analisis Kemampuan Terapan, 7(1), 9–18.
Komunikasi Matematis Siswa Kelas VIII https://doi.org/10.12928/admathedu.v7i1
Pada Materi Himpunan. Jurnal .7397
Cendekia : Jurnal Pendidikan
Matematika, 2(1), 15–22. Juliant, A., & Noviartati, K. (2016). Analisis
https://doi.org/10.31004/cendekia.v2i1.2 Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan
9 Soal Pada Materi Pola Bilangan Ditinjau
dari Kemampuan Matematika Siswa.
Arifin, Z., Trapsilasiwi, D., & Fatahillah, A. Jurnal Riset Pendidikan, Vol. 2, No(2),
(2016). Analisis Kemampuan 113.
Komunikasi Matematika Dalam
Menyelesaikan Masalah Pada Pokok Kaya, D., & Aydin, H. (2016). Elementary
Bahasan Sistem Persamaan Linier Dua mathematics teachers’ perceptions and
Variabel Siswa Kelas VIII-C SMP Nuris lived experiences on mathematical
Jember. Jurnal Edukasi, 3(2), 9. communication. Eurasia Journal of
https://doi.org/10.19184/jukasi.v3i2.352 Mathematics, Science and Technology
2 Education, 12(6), 1619–1629.
https://doi.org/10.12973/eurasia.2014.12

Math Didactic: Jurnal Pendidikan Matematika 181 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020
Analisis Kemampuan Komunikasi Matematis Siswa ....

03a Komunikasi Matematis Siswa SMP pada


Materi Segiempat dan Segitiga. Jurnal
Kemdikbud. (2014). Peraturan Menteri Kajian Pembelajaran Matematika,
Pendidikan dan Kebudayaan Republik 3(April), 18–23.
Indonesia No.58 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Sundayana, R., Herman, T., Dahlan, J. A., &
Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Menteri Prahmana, R. C. I. (2017). Using
Pendidikan Nasional. ASSURE learning design to develop
https://doi.org/10.1093/eurheartj/eht160 students’ mathematical communication
ability. World Transactions on
Lomibao, L. S., Luna, C. A., & Namoco, R. A. Engineering and Technology Education,
(2016). The Influence of Mathematical 15(3), 245–249.
Communication on Students’
Mathematics Performance and Anxiety. Umar, W. (2012). Membangun Kemampuan
American Journal of Educational Komunikasi Matematis Dalam
Research, 4(5), 378–382. Pembelajaran Matematika. Infinity
https://doi.org/10.12691/education-4-5-3 Journal, 1(1), 1.
https://doi.org/10.22460/infinity.v1i1.2
Muslimahayati, M. (2019). Kemampuan
Komunikasi Matematis Siswa dengan
Pendekatan Pembelajaran Matematika
Realistik bernuansa Etnomatematika
(PMRE). Jurnal Pendidikan Matematika
RAFA, 5(1), 22–40.
https://doi.org/10.19109/jpmrafa.v5i1.37
73

Noor, F., & Ranti, M. G. (2019). Hubungan


antara kemampuan berpikir kritis dengan
kemampuan komunikasi matematis siswa
SMP pada pembelajaran matematika.
Math Didactic: Jurnal Pendidikan
Matematika, 5(1), 75–82.
https://doi.org/10.33654/math.v5i1.470

Purba, J., Maimunah., Roza, Y. (2020).


Analisis Kemampuan Komunikasi
Matematika Siswa SMP pada Materi
Bangun Ruang Sisi Lengkung.
EKSAKTA : Jurnal Penelitian Dan
Pembelajaran MIPA, 5(1), 13–21.

Sriwahyuni, T., Maya, R., & Amelia, R.


(2019). Analisis Kemampuan

© by Author(s) 182 Vol. 6 No. 2, Mei - Agustus 2020

Anda mungkin juga menyukai