Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
Karena dengan sistem pendidikan yang baik, akan tercipta lulusan pendidikan
yang baik pula. Selain itu, lulusan-lulusan inilah yang akan menjadi
pemimpin dan penerus bangsa, maka apabila pendidikan di suatu bangsa bisa
berkembang, maka tidak menutup kemungkinan jika bangsa itu akan semakin
hal yang penting, hingga dijadikan salah satu tujuan bangsa. Hal ini dapat
1
Kunandar, Guru profesional: Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
dan Sukses dalam Sertifikasi Guru. (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada, 2009), hal. v
1
2
bahwa pendidikan merupakan suatu yang penting dan menjadi salah satu
tujuan bangsa. Selain itu, dalam Undang-Undang Dasar 1945 juga terdapat
Undang-Undang Dasar 1945 hanya 2 pasal, yaitu Pasal 31 dan Pasal 32. Yang
kebudayaan.”2
Pasal 31 maupun Pasal 32, peraturan yang berkaitan dengan pendidikan juga
hal yang sangat penting. Oleh karena itu, setiap individu yang berhubungan
2
Made Pidarta, Landasan Kependidikan. (Jakarta: Rineka Cipta, 2009), hal. 43
3
Ibid., hal. 45
3
terutama bagi guru. Uno, Lamatenggo, dan Koni berpendapat mengenai tugas
profesional guru dan hal-hal yang harus dilakukan guru. Pendapat itu dapat
dilihat dalam kalimat berikut: “Mungkin semua orang setuju bahwa tugas
menjadi lulusan yang memiliki potensi sumber daya manusia yang andal.
Keandalan ini tentu diwujudkan melalui kegiatan yang terpuji, dalam arti
melakukan kegiatan pembelajaran bagi guru, hal ini tergantung pada situasi
dan kondisi yang ada di kelas. Seperti yang ditulis oleh Uno, Lamatenggo dan
4
Hamzah B. Uno, et. all., Menjadi Peneliti PTK yang Profesional. (Jakarta: Bumi Aksara,
2011), hal. 14-15
5
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktek. (Bandung:
Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 191
4
melakukan penelitian.
jawaban ataupun solusi dari suatu masalah yang dihadapi. Masalah tersebut
seluk-beluk masalah yang dihadapi. Seperti apa yang ditulis oleh Arikunto
Dengan makna yang tidak berbeda jauh dari kutipan diatas, Arikunto
juga menuliskan hal tersebut dalam buku karyanya yang lain. Dalam buku
6
Hamzah B. Uno, et. all., Menjadi Peneliti..., hal. 15
7
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), hal. 69
8
Suharsimi Arikunto, Manajemen Penelitian. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hal. 22
5
dari berbagai sumber, yaitu dari pengalaman bekerja sehari-hari, dari hasil
membaca dan menelaah buku-buku, atau dari apa saja yang dirasakan
masalah oleh orang lain. Yang penting adalah bahwa peneliti harus
ditelusuri yakni:
2. Literatur teknis
Ada hal yang menarik perhatian peneliti pada materi bangun ruang sisi
datar, yakni kurangnya pemahaman siswa pada materi bangun ruang sisi
datar: kubus dan balok. Hal ini tampak pada nilai siswa yang kurang
memuaskan. Karena materi kubus dan balok telah selesai, maka peneliti
memilih materi yang membahas bangun ruang sisi datar yang lain, yakni
prisma dan limas. Saat melakukan kegiatan PPL, peneliti pernah berbincang-
yang dilakukan saat itu, peneliti menemukan suatu hal yang menarik yakni
9
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian..., hal. 80
10
Anslem Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kualitatif: Tata Langkah dan
Teknik-teknik Teoritisasi Data. (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2003), hal. 22-24
6
Mapping dalam kegiatan belajar mengajar di kelas. Bahkan banyak guru yang
belum mengerti dengan model pembelajaran ini. Hal ini juga dikarenakan
model ini baru mulai populer beberapa tahun terakhir, sehingga masih banyak
yang belum terlalu memahami model pembelajaran ini. Maka dari itu, peneliti
Bangun Ruang Sisi Datar, Prisma dan Limas. Berdasarkan uraian alasan yang
telah dipaparkan diatas, maka dapat kita ketahui bahwa metode penelitian
untuk menyampaikan materi sehingga suasana yang ada di kelas tidak terlalu
monoton bagi siswa. Baik pada materi yang berkaitan dengan bangun ruang
sisi datar maupun materi lain yang memungkinkan menggunakan model mind
mapping ini. Juga diharapkan agar model pembelajaran ini dapat dijadikan
a. Fokus Penelitian
menjadi masalah yang lebih luas, maka perlu adanya suatu lingkup atau
yang dijadikan kajian dalam penelitian. Fokus penelitian ini adalah untuk
b. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
mapping.
8
D. Manfaat Penelitian
baik teoritis maupun praktis. Adapun manfaat dari penelitian ini sebagai
berikut.
a. Secara teoritis
pembelajaran matematika.
b. Secara praktis
mengajar.
2. Bagi siswa
3. Bagi penulis
4. Bagi pembaca
ataupun kajian.
E. Penegasan Istilah
penelitian ini.
a. Penegasan Konseptual
1. Model Pembelajaran
2. Mind Mapping
11
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum KTSP. (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 5
10
yang pernah diajarkan dengan konsep yang saat ini sedang diajarkan.
atas yang sejajar dan kongruen. Sisi lainnya berupa sisi tegak
tidak tegak lurus terhadap bidang alas dan bidang atasnya, dinamakan
prisma.
(segitiga, segiempat, atau segi lima) dan bidang sisi tegaknya berbentuk
segitiga yang berpotongan pada satu titik. Titik potong dari sisi-sisi tegak
b. Penegasan Operasional
pada materi bangun ruang sisi datar yang diajarkan. Selain itu, catatan
yang dibuat juga akan sangat ringkas guna mempermudah siswa saat
12
Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivistik dan Menyenangkan.
(Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma, 2007), hal.146
11
F. Sistematika Penulisan
Bangun Ruang Sisi Datar, Prisma dan Limas” ini akan dibagi menjadi lima
model pembelajaran mind mapping, serta bangun ruang sisi datar, prisma dan
limas.
tahap-tahap penelitian.
pada materi bangun ruang sisi datar prisma dan limas, dan tanggapan siswa
riwayat hidup.
13
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Hakekat Matematika
berbagai pola, membangun kebenaran melalui metode deduksi yang kaku dari
bilangan dan titik hadir secara alami, atau hanyalah buatan manusia. Seorang
kepada kenyataan, mereka tidaklah pasti, dan sejauh mereka pasti, mereka
ilmu alam, teknik, kedokteran/medis, dan ilmu sosial seperti ekonomi, dan
ditemukan terkemudian.17
15
Chaby, Sejarah..., diakses pkl. 20.43 wib, 30 Oktober 2012
16
Moch. Masykur Ag & Abdul Halim Fathani, Mathematical Intelligence..., hal. 41
17
Chaby, sejarah..., diakses pkl. 20.43 wib, 30 Oktober 2012
15
masalah yang dikaji oleh para matematikawan, dan banyak masalah yang
keanggunan bukti yang diberikan, semisal bukti Euclid yakni bahwa terdapat
pencarian Paul Erdős sering berkutat pada sejenis pencarian akar dari
matematika.
B. Belajar
a) Definisi Belajar
belajar secara aktif, bukan saja aktif secara jasmaniah tetapi juga secara
rohaniah, belajar tidak hanya bersifat menerima tetapi juga memberi atau
18
R. Ibrahim, Nana Syaodih S., Perencanaan Pengajaran. (Jakarta: Rineka Cipta, 2010),
hlm. 35
19
Ibid., hal. 41
20
Indah Komsiyah, Belajar dan Pembelajaran. (Tulungagung: Diktat tidak Diterbitkan,
2011), hal. 2-3
17
3) Belajar merupakan suatu proses pribadi yang tidak harus dan atau
mengajar tidak selalu diikuti terjadinya kegiatan belajar tanpa harus ada
guru yang mengajar. Namun, dalam kegiatan belajar peserta didik ini
sebagainya.
aktifitas pada diri seseorang yang disadari atau disengaja. Kedua, belajar
21
Ibid., hal. 3
18
1) Tujuan belajar dimulai karena adanya suatu tujuan yang ingin dicapai.
apabila terarah kepada tujuan yang jelas dan berarti bagi individu.
atau individu perlu memiliki kesiapan, baik kesiapan fisik dan psikis,
Dalam situasi ini telibat tempat, lingkungan sekitar, alat dan bahan yang
serta kondisi siswa yang belajar. Kelancaran dan hasil dari belajar
banyak dipengaruhi oleh situasi ini, walaupun untuk individu dan pada
waktu tertentu sesuatu aspek dari situasi belajar ini lebih dominan
sedang pada waktu individu atau waktu lain aspek lain yang lebih
berpengaruh.
dengan respon atau usaha belajar siswa. apabila siswa berhasil dalam
b) Prinsip-prinsip Belajar
dalamnya, namun juga dapat dianalisis dan diperinci dalam bentuk prinsip-
prinsip atau azas-azas belajar. Hal ini hanya dinamakan “prinsip” dan
22
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung: PT
remaja Rosdakarya, 2009), hal. 157-158
20
bukan “hukum”, karena sifatnya yang tidak mutlak seperti halnya ilmu-
ilmu sosial lainnya, yang sifatnya memang tidak mutlak. Dan Muhaimin
berikut:23
lingkungannya.
2) Belajar harus selalu bertujuan, terarah dan jelas bagi anak didik.
6) Jenis belajar yang paling utama adalah belajar untuk berfikir kritis,
kerja kelompok.
memperoleh pengertian.
23
Ibid., hal. 9-10
21
10) Belajar harus disertai keinginan dan kemauan yang kuat untuk
hari.
c) Jenis-jenis belajar
1) Belajar abstrak
2) Belajar keterampilan
3) Belajar sosial
24
Ibid., hal. 5
22
5) Belajar rasional
6) Belajar kebiasaan
7) Belajar apresiasi
8) Belajar pengetahuan
sekitar siswa.
belajar yang meliputi strategi dan metode yang digunakan siswa untuk
25
Muhibbin Syah, Psikologi Belajar. (Jakarta : Raja Grafindo Persada, tt), hal. 120
23
e) Masalah-masalah belajar
belajar tidak hanya dialami oleh murid-murid yang terbelakang saja, akan
tetapi juga dapat menimpa murid yang pandai atau cerdas. Pada dasarnya
1) Sangat cepat dalam belajar yaitu murid yang memiliki bakat akademik
yang cukup tinggi, memiliki IQ 130 atau lebih, dan memerlukan tugas-
baik.
kurang memadai.
minat sosial yang terlalu besar atau terlalu kecil untuk kelas yang
ditempatinya.
5) Kurang motif dalam belajar yaitu murid yang kurang semangat dalam
6) Sikap dan kebiasaan buruk yaitu murid yang kegiatan atau perubahan
26
Ibid., hal.129
24
C. Model Pembelajaran
maupun radio. Apalagi ketika memasuki dunia fashion, kata model sudah
tidak asing lagi. Sebenarnya dalam pembelajaran pun istilah “model” juga
pembelajaran?
27
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru.
(Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2008), hal. 226
28
Agus Suprijono, Cooperative Learning: Teori dan Aplikasi PAIKEM. (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2011), hal. 45
29
Trianto, Mendesain Model Pembelajaran Inovatif – Progresif: Konsep, Landasan, dan
Implementasinya pada Kurikulum KTSP. (Jakarta: Kencana, 2010), hal. 5
30
Agus Suprijono, Cooperative..., hal. 45
25
kepada siswa sebagai model revisi dan dapat digunakan dalam proses
Pembelajaran ini pertama kali dikenalkan oleh Toni Buzan. Inti dari
Mapping pada asal mulanya diperkenalkan oleh Tony Buzan tahun 1970-
diperkenalkan oleh Buzan, konsep ini mulai dipelajari oleh banyak ahli.
31
Hobri, Model-model Pembelajaran Inovatif. (Jember: Center of Society Studies Jember,
2009), hal. 66
32
Syaharuddin, Mind Mapping. dalam http://syaharuddin.wordpress.com/2012/07/25/mind-
mapping/, diakses pkl. 15.33 wib, 2 Juli 2014
33
Muh. Abduh Al MA dan Isarotul Fitriah, Model Pembelajaran Mind Mapping.
(Tulungagung: Makalah Tidak Diterbitkan, 2012), hal. 1
26
belajar pada mata pelajaran sain dapat dilakukan dengan cara belajar
34
Hobri, Model-model..., hal. 65
35
ibid., Hal. 65-66
27
36
Gordon Wainwright, Speed Reading Better Recalling:Manfaatkan Teknik-teknik Teruji
untuk Membaca Lebih Cepat dan Mengingat Secara Maksimal, (Jakarta, Gramedia:2006), hal. 46
37
Muh. Abduh Al MA dan Isarotul Fitriah, Model Pembelajaran..., hal. 1
38
Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran..., Hal.146-147
28
logika, ritme, warna dan kesadaran tata ruang - sekaligus, dengan cara
menjelajah hamparan tak terbatas otak Anda. Mind Map dapat diterapkan
two concepts”40
lingkaran atau kotak dari beberapa jenis, dan hubungan antara konsep-
Sebuah mind map memiliki sebuah ide atau kata sentral, dan ada 5
sampai 10 ide lain yang keluar dari ide sentral tersebut. Mind mapping
78%.41
mata pelajaran itu menjadi lebih jelas dan bermakna. Belajar bermakna itu
41
Muh. Abduh Al MA dan Isarotul Fitriah, Model Pembelajaran..., hal. 1-2
30
Artinya, Karena Peta Pikiran begitu mudah untuk dibuat dan sangat
Otak Anda
Imajinasi Anda!
42
Hobri, Model-model..., Hal. 65
43
Tony Buzan, Mind Mapping..., diakses pkl. 10.08 wib, 1 Februari 2014
31
44
ibid., diakses pkl. 10.08 wib, 1 Februari 2014
32
menyenangkan!
pertama dan tingkat kedua, dll Mengapa? Karena otak Anda bekerja
kata kunci tunggal memberi Mind Map Anda lebih banyak kekuatan
dan fleksibilitas.
seperti gambar sentral, juga bernilai seribu kata. Jadi jika Anda
catatan) dengan cara yang sederhana. Alih-alih membuat daftar dari atas
cara ini, informasi yang serupa secara otomatis akan terkumpul dalam
hirarkis, konsep yang lebih umum berada di atas dalam peta itu,
1. Prisma
yang sejajar dan kongruen. Sisi lainnya berupa sisi tegak berbentuk
jajargenjang atau persegi panjang yang tegak lurus ataupun tidak tegak
2. Limas
Limas adalah bangun ruang yang alasnya berbentuk segi banyak (segitiga,
segiempat, atau segi lima) dan bidang sisi tegaknya berbentuk segitiga yang
45
Gordon Wainwright, Speed Reading..., hal. 46
46
Paul Suparno, Metodologi Pembelajaran..., hal.147
47
Dewi Nuharini dan Tri wahyuni, Matematika: Konsep dan Aplikasinya untuk kelas VIII
SMP dan MTs. (Jakarta, Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional: 2008), hal. 223-237
34
berpotongan pada satu titik. Titik potong dari sisi-sisi tegak limas disebut titik
puncak limas.
Diagonal bidang adalah garis yang menghubungkan dua titik sudut yang
tidak bersebelahan pada bidang. Bidang diagonal adalah bidang yang memuat
diagonal bidang alas dan diagonal bidang atas serta keduanya sejajar. Diagonal
ruang adalah garis yang menghubungkan titik sudut pada alas dengan titik sudut
pada bidang atas yang tidak terletak pada sisi tegak yang sama.
1. Prisma
( )
Banyaknya diagonal bidang =
( )
Banyaknya diagonal ruang =
2. Limas
1. Prisma
Buatlah bangun prisma seperti pada Gambar 2.1 (a) dari kertas karton.
O O
N P O N P O
M K L L
M K
L
(a) (b)
Gambar 2.1
2. Limas
limas. Buat bangun limas seperti Gambar 2.2 (a) dari kertas karton.
bentuk seperti Gambar 2.2 (b). Bentuk itulah yang disebut jaring-jaring limas.
T
D C
T T
D C
A B
A B
T
(a) (b)
Gambar 2.2
36
1. Prisma F F
D E F D E F
A B C C
A B
(a) (b) C
Gambar 2.3
tersebut.
= luas ∆ DEF + luas ∆ABC + luas BADE + luas ACFD + luas CBEF
berikut.
2. Limas
T
D C
T T
D C
A B
A B
T
(a) (b)
Gambar 2.4
Perhatikan Gambar 2.4. Gambar 2.4 (a) menunjukkan limas segi empat
T.ABCD dengan alas berbentuk persegi panjang. Adapun Gambar 2.4 (b)
= luas persegi ABCD + luas ∆TAB + luas ∆TBC + luas ∆ TCD + luas ∆TAD
Luas permukaan limas = luas alas + jumlah luas seluruh sisi tegak
1. Prisma
contoh prisma tegak. Kalian dapat menemukan rumus volume prisma dengan
38
cara membagi balok ABCD. EFGH tersebut menjadi dua prisma yang
maka akan diperoleh dua prisma segitiga yang kongruen seperti Gambar 2.5
H H
G H G
E E F
F F
D C D D C
A A B
B B
(a) (b) (c)
Gambar 2.5
2. Limas
2.6 (a) menunjukkan kubus yang panjang rusuknya 2a. Keempat diagonal
buah limas yang kongruen seperti Gambar 2.6 (b). Jika volume limas masing-
T 2a
` a a
2a
2a
2a 2a
(a) (b)
Gambar 2.6
= ×(2a)2 ×2a
= ×(2a)2 × a
Limas
Jika kita amati, materi prisma dan limas yang dipaparkan diatas
mencatat biasa. Oleh karena itu, berikut ini akan ditunjukkan penerapan model
pembelajaran Mind Mapping pada materi prisma dan limas. Tetapi sebelumnya
akan ditunjukkan terlebih dahulu gambaran Mind Mapping seperti yang telah
bahasan-sub bahasan maupun sub-sub bahasan yang ada pada materi yang
dipilih. Kemudian mulai menulis dari tengah kertas lalu mengarah ke tepi.
Setelah itu, hubungkan dengan garis antara pokok bahasan dengan sub
bahasan-sub bahasan yang berkaitan, begitu juga sub bahasan dengan sub-sub
gambar dan warna agar catatan yang dibuat terlihat lebih menarik.
41
Sub – sub
Sub Bahasan Sub Bahasan
Bahasan
Sub Bahasan
Sub – sub
Bahasan
Sub – sub
Sub – sub Bahasan
Bahasan Sub – sub
Bahasan Sub – sub Sub – sub
Sub – sub Bahasan Bahasan
Bahasan
Sub – sub
Bahasan
Rusuk = 2n
Macam
Diagonal ruang = tidak ada Tegak
Bidang diagonal =
( ) Miring / condong
Tinggi
Alas ke atap
BANGUN RUANG
Sesuai bentuk alas Nama SISI DATAR Nama Sesuai bentuk
PRISMA DAN alas & atap
LIMAS
Banyak Sisi = n + 2
Alas ke puncak Tinggi
Rusuk = 3n
Beraturan Titik sudut = 2n
Macam Diagonal bidang alas =
Tak beraturan
( )
Alas berbentuk
LIMAS
segi banyak Pengertian Diagonal ruang = n ( n – 3 )
Sisi-sisinya segitiga & ciri Bidang diagonal =
( )
puncak
Gambar 2. 8 penerapan Mind Mapping pada materi bangun ruang sisi datar prisma dan limas
Jaring-jaring
Volume =
Luas permukaan =
Jaring-jaring
Volume =
LIMAS
luas alas × tinggi
43
Gambar 2. 9 penerapan Mind Mapping pada materi bangun ruang sisi datar prisma dan limas
44
G. Penelitian Terdahulu
Ada beberapa penelitian yang hampir sama dengan penelitian yang akan
Tahun : 2009/2010
Karangrejo Tulungagung?
Tulungagung?
Karangrejo Tulungagung?
45
MTsN Ngantru?
MTsN Ngantru?
pre tes.
49
rendah.
50
BAB III
METODE PENELITIAN
penelitian kualitatif. Istilah penelitian kualitatif menurut Kirk dan Miller, pada
pengamat harus mengetahui apa yang menjadi ciri sesuatu itu. Untuk itu
pengamat mulai mencatat atau menghitung dari satu, dua, tiga dan seterusnya.
kuantum atau jumlah tersebut. Atas dasar pertimbangan itulah maka kemudian
Yakni data yang dikumpulkan adalah berupa kata-kata, gambar, dan bukan
angka-angka.49
penelitian yang menghasilkan data deskriptif: ucapan atau tulisan dan perilaku
yang dapat diamati dari orang-orang (subjek) itu sendiri.50 Sedangkan menurut
48
Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian Kualitatif. (Bandung: Remaja
Rosdakarya,1990), hal. 2
49
ibid., hal. 11
50
Arief Furchan, Pengantar Metoda Penelitian Kualitatif, (Surabaya, Usaha Nasional:
1992), hal. 21-22
51
memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dll., secara holistik dan dengan cara
deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang
atau tulisan, untuk memahami perilaku, persepsi, motivasi, dan lain-lain pada
B. Lokasi Penelitian
VIII E dengan jumlah siswa sebanyak 26 siswa, yang terdiri dari 15 siswa putra
dan 11 siswa putri. Alasan mengapa lokasi ini dijadikan sebagai lokasi
latar belakang ekonomi, agama, ataupun karakter siswa. Selain itu, sewaktu
yang berkaitan dengan model pembelajaran Mind Mapping yakni karena model
ini belum pernah diterapkan oleh para guru. Bahkan banyak guru yang belum
mengetahui tentang model pembelajaran ini. Ditambah lagi, lokasi ini juga
51
Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian..., hal. 4-6
52
model pembelajaran Mind Mapping, baik oleh guru untuk PTK atau oleh
C. Kehadiran Peneliti
Maka dalam penelitian ini, peneliti akan ikutserta secara penuh mulai dari
Menurut Lofland dan Lofland sumber data yang utama dalam penelitian
seperti dokumen dan lain-lain.54 Data dalam penelitian ini adalah data hasil
wawancara, data hasil observasi, data hasil dokumentasi, dan data hasil tes.
Data hasil wawancara dengan sumber siswa kelas VIII E, berupa tanggapan-
52
ibid., hal. 65
53
ibid., hal. 168
54
ibid., Hal. 157
53
observasi juga berasal dari kelas VIII E yang diperoleh saat melakukan tahap
melakukan penelitian. Data hasil tes diperoleh setelah dilakukan tes pada saat
menggunakan satu kelas saja, maka data yang diperoleh tentu berasal dari
kelas yang dijadikan subjek, yakni kelas VIII E sebagai sumber utama.
data merupakan tahapan yang penting dalam proses penelitian, karena hanya
dengan mendapatkan data yang tepat maka rumusan masalah yang telah
ditetapkan dapat terjawab. Data yang kita cari harus sesuai dengan tujuan
penelitian. Dengan teknik yang benar, kita akan mendapatkan strategi dan
prosedur yang dapat kita gunakan dalam mencari data di lapangan. Terdapat
a. Wawancara
penelitian ini adalah wawancara. Sumber data yang sangat penting dalam
pembicaraan
55
ibid., hal. 117
56
Ibid., hal. 186
57
Deddy Mulyana, Metode Penelitian Kualitatif, Paradigma Baru Ilmu komunikasi dan
Ilmu Sosial Lainnya. (Bandung, Remaja Rosdakarya: 2004), hal.180
58
Sanapiah Faisal, Penelitian Kualitatif: Dasar-Dasar dan Aplikasi. (Malang, YA3: 1990),
hal. 63
55
tujuan untuk menggali lebih dalam lagi tentang hal-hal yang diperlukan.
perekam suara atau video yang nantinya dapat kita gunakan sebagai alat
informan utama adalah siswa yang berada pada kelas subjek yang diteliti.
b. Dokumentasi
tentang hasil atau prestasi belajar keadaan dan latar belakang keluarga,
dokumen yang berkaitan dengan siswa seperti hasil belajar atau prestasi
siswa ataupun hasil tes, serta dokumen mengenai struktur organisasi dan
sumber data tambahan, misalnya catatan siswa pada materi bangun ruang
sisi datar: limas dan prisma yang menggunakan teknik Mind Map.
c. Observasi
mengamati gejala yang diteliti untuk waktu yang relatif lama dan terus
menerus.61
59
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung, Remaja
Rosdakarya: 2005), hal. 223
60
Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif. (Yogyakarta, LkiS Yogyakarta: 2007), hal. 111
61
ibid., hal. 111
57
tidak turut serta dalam kegiatan yang dilakukan teramat. Contoh, guru
mengamati para siswa yang sedang berlatih drama dengan guru lain.62
dilakukan siswa.
d. Tes
diberikan kepada siswa untuk mendapat jawaban dari siswa dalam bentuk
lisan (tes lisan) dan dalam bentuk tulisan (tes tulisan), atau dalam bentuk
dalam batas tertentu tes dapat pula digunakan untuk mengukur atau
62
Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan. (Bandung, Remaja
Rosdakarya: 2005), hal. 220
63
Nana Sudjana, Penilaian hasil Proses Belajar Mengajar. (Bandung, Remaja Rosdakarya:
2005) hal.35
58
kata-kata dan bahasa tersendiri.64 Penilaian dari tes tulis ini dapat kita
lihat dari nilai tes dan sistematika penulisan jawaban hasil pekerjaan
siswa. Karena jika jawaban siswa tidak runtun, maka nilai yang diperoleh
juga tidak akan baik. Jawaban yang disusun runtun menunjukkan bahwa
Selain itu, hasil tes yang diperoleh siswa itulah yang menunjukkan bahwa
Analisis Data Kualitatif (Bogdan & Biklen, 1982) adalah upaya yang
mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang
dipelajari, dan memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.65
mengurutkan data ke dalam pola kategori dan satuan uraian dasar sehingga
Analisis data yang dipakai dalam penelitian ini adalah analisis data
interaktif (interactive model) terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara
bersamaan, yaitu: (1) reduksi data (data reduction), (2) penyajian data (data
64
ibid., hal.35
65
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian..., hal. 248
66
ibid., hal. 280
59
drawing/verification).67
a) Reduksi data
hal yang pokok, difokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
dikendalikan.
b) Penyajian data
penelitian.
c) Penarikan kesimpulan
tentunya berdasarkan dari hasil analisis data, baik yang berasal dari
kesimpulan umum dari data khusus yang telah diperoleh dari lapangan.
dalam studi kualitatif. Oleh karena itu dilakukan pengecekan keabsahan data.
a. Keterpercayaan (Credibility)
bangun ruang sisi datar: limas dan prisma yang diperoleh dari beberapa
69
ibid., hal. 21
70
Sutrisno Hadi, Metodologi Research. (Yogyakarta, Andi Offset:1993), hal.42
71
Y. S. Lincoln, & Guba E. G, Naturalistic Inquiry. (Beverly Hill, SAGE Publication. Inc:
1985), hal. 301
61
sebagai berikut:
1) Trianggulasi
data yang sejenis yang diperoleh dari sumber atau siswa lain yang
benar.
72
ibid., hal. 301
73
Lexy J. Moleong, Metodologi penelitian..., hal. 330
62
2) Pembahasan Sejawat
sesama peneliti.
3) Memperpanjang Keikutsertaan
b. Keteralihan (Transferability)
74
ibid., hal. 332
63
orang lain.
c. Kebergantungan (Dependability)
d. Kepastian (Confirmability)
H. Tahap-tahap Penelitian
lapangan, dan tahap analisis data",75 hingga sampai pada laporan hasil
penelitian.
a. Tahap Pra-lapangan
pekerjaan lapangan.
75
Ibid., hal. 127
65
berbagai aktivitas, agar peneliti diterima dengan baik dan lebih leluasa
BAB IV
A. Paparan Data
adalah SMPN 3 Kedungwaru. Hal yang ingin diamati dan dicari tahu
mind mapping pada materi bangun ruang sisi datar, hasil penerapan model
pembelajaran mind mapping pada materi bangun ruang sisi datar dan
observasi, dokumentasi dan juga tes. Berikut data hasil penelitian yang
telah dilakukan.
beberapa poin dan tanggapan yang diperoleh. Dari 26 siswa yang ada di
dipilih dan 5 lainnya secara sukarela. Salah seorang siswa yang dipilih
mudah dimengerti”.
67
Gambar 4.2 Rio Petra Erlangga (kanan) dan M. Haris Romadhon (kiri)
saat diwawancarai tentang model pembelajaran Mind mapping
alasannya.
Gambar 4.5 siswa sedang mencari sub pokok bahasan untuk membuat
Mind Map
yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini antara lain berupa
B. Temuan Penelitian
Dari hasil paparan data penelitian yang telah dipaparkan oleh peneliti
lebih tertarik membaca catatan yang mereka buat. Selain itu, model
teknik wawancara, observasi, dokumentasi dan tes. Maka dari itu, pada
73
bagian ini akan dibahas mengenai hasil temuan yang telah dijelaskan
diatas. Agar pembahasan yang dilakukan lebih mudah untuk dipahami atau
bangun ruang sisi datar, (b) mengenai hasil penerapan model pembelajaran
Mapping pada materi bangun ruang prisma dan limas, hal yang harus
dilakukan adalah:
Karena materi yang dipilih adalah bangun ruang sisi datar prisma
yang bersifat lebih khusus dari sub bahasan yang ada. Misalnya
saat siswa belajar secara individu. Jika yang diharapkan dari kalimat
76
Muh. Abduh Al MA dan Isarotul Fitriah, Model Pembelajaran..., hal. 1
75
keeps you focussed, helps you concentrate, and gives your Brain more
Colour adds extra vibrancy and life to your Mind Map, adds
membaca (2) tujuan membaca (3) sifat materi bacaan (4) tata letak
77
Tony Buzan, Mind Mapping..., diakses 1 Februari 2014, pkl. 10.08 wib
76
keempat yakni “tata letak dan materi bacaan” inilah yang tampaknya
Mind Mapping.79
yang diklasifikasikan sebagai hasil belajar. Hal ini dapat dilihat dalam
Bloom yang secara garis besar membaginya menjadi tiga ranah, yakni
berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek,
yang luas dan beragam, (2) diskusi, dan (3) tes.81 Oleh sebab itu,
78
Gordon Wainwright, Speed Reading..., hal. 43-44
79
ibid..., hal. 43-47
80
Nana Sudjana, Penilaian hasil ..., hal.22
81
Gordon Wainwright, Speed Reading..., hal. 44-45
77
Mapping
bahwa model pembelajaran ini begitu menarik. Hal ini dapat dilihat dari
terlihat saat siswa berulang kali bertanya kepada peneliti, hal ini
menunjukkan bahwa rasa ingin tahu yang ada pada benak siswa cukup
yakni dengan bantuan warna dan catatan yang singkat. Hal ini dapat
oleh Buzan, terutama pada poin keenam “Use ONE KEY WORD PER
LINE. Why Because single key words give your Mind Map more power
and flexibility”83
82
Muh. Abduh Al MA dan Isarotul Fitriah, Model Pembelajaran..., hal. 1
83
Tony Buzan, Mind Mapping..., diakses 1 Februari 2014, pkl. 10.08 wib
78
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan kajian teori dan didukung dengan hasil analisis data serta
mengacu pada rumusan masalah yang telah diuraikan sebelumnya, maka dapat
disimpulkan bahwa:
terhadap siswa kelas VIII E pada materi bangun ruang sisi datar, prisma dan
limas. Baik dalam minat belajar dan pemahaman terhadap materi yang
disampaikan. Dalam minat belajar dapat kita lihat dari hasil observasi dan
hasil wawancara, dimana siswa sangat tertarik dan mau belajar secara
individu saat dirumah. Dalam pemahaman materi dapat kita lihat dari hasil
memahami materi saat belajar secara individu ataupun saat diterangkan oleh
peneliti.
ruang prisma dan limas dapat kita lihat pada hasil post tes yang telah
Hal ini dapat dilihat dari hasil wawancara yang telah dilakukan dengan
beberapa siswa kelas VIII E, dimana beberapa siswa merasa tertarik dan
79
selain itu, siswa merasa lebih mudah mengerti dan memahami materi saat
Mind Mapping.
B. Saran
ini hanya menerapkan model pembelajaran pada materi prisma dan limas