Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN PENDAHULUAN

VERTIGO
I. KONSEP TEORI
A. DEFINISI
Perkataan vertigo berasal dari bahasa Yunani vertere yang artinya
memutar. Pengertian vertigo adalah : sensasi gerakan atau rasa gerak dari
tubuh atau lingkungan sekitarnya, dapat disertai gejala lain, terutama dari
jaringan otonomik akibat gangguan alat keseimbangan tubuh Vertigo
mungkin bukan hanya terdiri dari satu gejala pusing saja, melainkan
kumpulan gejala atau sindrom yang terdiri dari gejala somatik
(nistagmus, unstable), otonomik (pucat, peluh dingin, mual, muntah) dan
pusing. (http://www.kalbefarma.com).
Vertigo dapat adalah salah satu bentuk gangguan keseimbangan
dalam telinga bagian dalam sehingga menyebabkan penderita merasa
pusing dalam artian keadaan atau ruang di sekelilingnya menjadi serasa
‘berputar’ ataupun melayang. Vertigo menunjukkan ketidakseimbangan
dalam tonus vestibular. Hal ini dapat terjadi akibat hilangnya masukan
perifer yang disebabkan oleh kerusakan pada labirin dan
saraf vestibular atau juga dapat disebabkan oleh kerusakan unilateral dari
sel inti vestibular atau aktivitas vestibulocerebellar.
(www.wikipedia.com)

B. ETIOLOGI
Menurut (Burton, 1990 : 170) yaitu :
a. Lesivestibular
1. Fisiologik
2. Labirinitis
3. Menière
4. Obat ; misalnya quinine, salisilat.
5. Otitis media
6. “Motion sickness”
7. “Benign post-traumatic positional vertigo”
b. Lesi saraf vestibularis
1. Neuroma akustik
2. Obat ; misalnya streptomycin
3. Neuronitis vestibular
4. Lesi batang otak, serebelum atau lobus temporal
5. Infark atau perdarahan pons
6. Insufisiensi vertebro-basilar
7. Migraine arteri basilaris
8. Sklerosi diseminata
9. Tumor
10. Siringobulbia
11. Epilepsy lobus temporal
Menurut(http://www.kalbefarma.com)
a) Penyakit Sistem Vestibuler Perifer
1. Telinga bagian luar : serumen, benda asing.
2. Telinga bagian tengah: retraksi membran timpani, otitis media
purulenta akuta, otitis media dengan efusi, labirintitis, kolesteatoma,
rudapaksa dengan perdarahan
3. Telinga bagian dalam: labirintitis akuta toksika, trauma, serangan
vaskular, alergi, hidrops labirin (morbus Meniere ), mabuk gerakan,
vertigo postural.
4. Nervus VIII. : infeksi, trauma, tumor.
5. Inti Vestibularis: infeksi, trauma, perdarahan, trombosis arteria
serebeli posterior inferior, tumor, sklerosis multipleks.
b) Penyakit SSP :
1. Hipoksia Iskemia otak. : Hipertensi kronis, arterios-klerosis, anemia,
hipertensi kardiovaskular, fibrilasi atrium paroksismal, stenosis dan
insufisiensi aorta, sindrom sinus karotis, sinkop, hipotensi ortostatik,
blok jantung.
2. Infeksi : meningitis, ensefalitis, abses, lues.
3. Trauma kepala/ labirin.
4. Tumor.
5. Migren.
6. Epilepsi
c) Kelainan endokrin: hipotiroid, hipoglikemi, hipoparatiroid, tumor
medula adrenal, keadaan menstruasi-hamil-menopause.
d) Kelainan psikiatrik: depresi, neurosa cemas, sindrom hiperventilasi,
fobia.
e) Kelainan mata: kelainan proprioseptik.
f) Intoksikasi.

C. PATOFISIOLOGI
Vertigo timbul jika terdapat ketidakcocokan informasi aferen yang
disampaikan ke pusat kesadaran. Susunan aferen yang terpenting dalam
sistem ini adalah susunan vestibuler atau keseimbangan, yang secara terus
menerus menyampaikan impulsnya ke pusat keseimbangan. Susunan lain
yang berperan ialah sistem optik dan pro-prioseptik, jaras-jaras yang
menghubungkan nuklei vestibularis dengan nuklei N. III, IV dan VI,
susunan vestibuloretikularis, dan vestibulospinalis.Informasi yang berguna
untuk keseimbangan tubuh akan ditangkap oleh reseptor vestibuler, visual,
dan proprioseptik; reseptor vestibuler memberikan kontribusi paling besar,
yaitu lebih dari 50 % disusul kemudian reseptor visual dan yang paling
kecil kontribusinya adalah proprioseptik.
Dalam kondisi fisiologis/normal, informasi yang tiba di pusat integrasi
alat keseimbangan tubuh berasal dari reseptor vestibuler, visual dan
proprioseptik kanan dan kiri akan diperbandingkan, jika semuanya dalam
keadaan sinkron dan wajar, akan diproses lebih lanjut. Respons yang
muncul berupa penyesuaian otot-otot mata dan penggerak tubuh dalam
keadaan bergerak. Di samping itu orang menyadari posisi kepala dan
tubuhnya terhadap lingkungan sekitar. Jika fungsi alat keseimbangan
tubuh di perifer atau sentral dalam kondisi tidak normal/ tidak fisiologis,
atau ada rangsang gerakan yang aneh atau berlebihan, maka proses
pengolahan informasi akan terganggu, akibatnya muncul gejala vertigo
dan gejala otonom; di samping itu, respons penyesuaian otot menjadi tidak
adekuat sehingga muncul gerakan abnormal yang dapat berupa nistagmus,
unsteadiness, ataksia saat berdiri/ berjalan dan gejala lainnya
(http://www.kalbefarma.com).

D. KLASIFIKASI VERTIGO
Berdasarkan gejala klinisnya, vertigo dapat dibagi atas beberapa
kelompok:
1. Vertigo paroksismal
Yaitu vertigo yang serangannya datang mendadak, berlangsung
beberapa menit atau hari, kemudian menghilang sempurna; tetapi suatu
ketika serangan tersebut dapat muncul lagi. Di antara serangan,
penderita sama sekali bebas keluhan. Vertigo jenis ini dibedakan
menjadi :
a. Yang disertai keluhan telinga :
Termasuk kelompok ini adalah : Morbus Meniere, Arakhnoiditis
pontoserebelaris, Sindrom Lermoyes, Sindrom Cogan, tumor
fossa cranii posterior, kelainan gigi/ odontogen.
b. Yang tanpa disertai keluhan telinga; termasuk di sini adalah :
Serangan iskemi sepintas arteria vertebrobasilaris, Epilepsi,
Migren ekuivalen, Vertigo pada anak (Vertigo de L'enfance),
Labirin picu (trigger labyrinth).
c. Yang timbulnya dipengaruhi oleh perubahan posisi, termasuk di
sini adalah : Vertigo posisional paroksismal laten, Vertigo
posisional paroksismal benigna.
2. Vertigo kronis
Yaitu vertigo yang menetap, keluhannya konstan tanpa (Cermin Dunia
Kedokteran No. 144, 2004: 47) serangan akut, dibedakan menjadi:
a. Yang disertai keluhan telinga : Otitis media kronika, meningitis
Tb, labirintitis kronis, Lues serebri, lesi labirin akibat bahan
ototoksik, tumor serebelopontin.
b. Tanpa keluhan telinga : Kontusio serebri, ensefalitis pontis,
sindrom pasca komosio, pelagra, siringobulbi, hipoglikemi,
sklerosis multipel, kelainan okuler, intoksikasi obat, kelainan
psikis, kelainan kardiovaskuler, kelainan endokrin.
c. Vertigo yang dipengaruhi posisi : Hipotensi ortostatik, Vertigo
servikalis.
3. Vertigo yang serangannya mendadak/akut, kemudian berangsur-angsur
mengurang, dibedakan menjadi :
a. Disertai keluhan telinga : Trauma labirin, herpes zoster otikus,
labirintitis akuta, perdarahan labirin, neuritis n.VIII, cedera pada
auditiva interna/arteria vestibulokoklearis
b. Tanpa keluhan telinga : Neuronitis vestibularis, sindrom arteria
vestibularis anterior, ensefalitis vestibularis, vertigo epidemika,
sklerosis multipleks, hematobulbi, sumbatan arteria serebeli
inferior posterior
Ada pula yang membagi vertigo menjadi :
a. Vertigo Vestibuler: akibat kelainan sistem vestibuler.
b. Vertigo Non Vestibuler: akibat kelainan sistem somatosensorik dan
visual.
E. PATHWAY

F. MANIFESTASI KLINIS
Perasaan berputar yang kadang-kadang disertai gejala sehubungan
dengan reak dan lembab yaitu mual, muntah, rasa kepala berat, nafsu
makan turun, lelah, lidah pucat dengan selaput putih lengket, nadi lemah,
puyeng (dizziness), nyeri kepala, penglihatan kabur, tinitus, mulut pahit,
mata merah, mudah tersinggung, gelisah, lidah merah dengan selaput
tipis.

G. PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan khusus :
a. ENG
Elektronistagmografi (ENG) adalah sebuah metode yang
digunakan oleh dokter untuk memeriksa pergerakan mata dan
nistagmus, gerakan ritmik tanpa kontrol pada mata akibat tremor
kecil yang cepat dan tidak terkendali. Prosedur ini juga akan
memeriksa otot-otot pergerakan mata. ENG akan menguji
seberapa baik kondisi mata, telinga bagian dalam, dan otak dalam
membantu koordinasi keseimbangan Anda (seperti saat Anda
beranjak berdiri usai berbaring).
b. Audiometri dan BAEP
Audiometri adalah pemeriksaan untuk mengevaluasi fungsi
pendengaran. Seiring bertambahnya usia, gangguan pendengaran
bisa menyerang siapa saja, tak terkecuali Anda. Untuk
mengetahui apakah Anda mengalami gangguan pendengaran atau
tidak, salah satu cara untuk mengujinya adalah dengan
menggunakan audiometri.
2. Pemeriksaan tambahan :
a. Laboratorium
b. Radiologik dan Imaging
c. EEG, EMG, dan EKG.

H. PENATALAKSANAAN MEDIS
Terapi menurut (Cermin Dunia Kedokteran No. 144, 2004: 48) :
Terdiri dari :
1. Terapi kausal
2. Terapi simtomatik
3. Terapi
4. Rehabilitatif
I. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
1. Karena gerakan kepala memperhebat vertigo, pasien harus dibiarkan
berbaring diam dalam kamar gelap selama 1-2 hari pertama.
2. Fiksasi visual cenderung menghambat nistagmus dan mengurangi
perasaan subyektif vertigo pada pasien dengan gangguan vestibular
perifer, misalnya neuronitis vestibularis. Pasien dapat merasakan
bahwa dengan memfiksir pandangan mata pada suatu obyek yang
dekat, misalnya sebuah gambar atau jari yang direntangkan ke depan,
temyata lebih enak daripada berbaring dengan kedua mata ditutup.
3. Karena aktivitas intelektual atau konsentrasi mental dapat
memudahkan terjadinya vertigo, maka rasa tidak enak dapat diperkecil
dengan relaksasi mental disertai fiksasi visual yang kuat.
4. Bila mual dan muntah berat, cairan intravena harus diberikan untuk
mencegah dehidrasi.
5. Bila vertigo tidak hilang. Banyak pasien dengan gangguan vestibular
perifer akut yang belum dapat memperoleh perbaikan dramatis pada
hari pertama atau kedua. Pasien merasa sakit berat dan sangat takut
mendapat serangan berikutnya. Sisi penting dari terapi pada kondisi
ini adalah pernyataan yang meyakinkan pasien bahwa neuronitis
vestibularis dan sebagian besar gangguan vestibular akut lainnya
adalah jinak dan dapat sembuh. Dokter harus menjelaskan bahwa
kemampuan otak untuk beradaptasi akan membuat vertigo
menghilang setelah beberapa hari.
6. Latihan vestibular dapat dimulai beberapa hari setelah gejala akut
mereda. Latihan ini untuk rnemperkuat mekanisme kompensasi sistem
saraf pusat untuk gangguan vestibular akut.
(http://niarahayu9.blogspot.com)
II. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN VERTIGO
A. Pengkajian
1. Identitas pasien
2. Riwayat kesehatan
3. Aktivitas / Istirahat
 Letih, lemah, malaise
 Keterbatasan gerak
 Ketegangan mata, kesulitan membaca
 Insomnia, bangun pada pagi hari dengan disertai nyeri kepala
 Sakit kepala yang hebat saat perubahan postur tubuh, aktivitas
(kerja) atau karena perubahan cuaca.
4. Sirkulasi
 Riwayat hypertensi
 Denyutan vaskuler, misal daerah temporal
 Pucat, wajah tampak kemerahan.
5. Integritas Ego
 Faktor-faktor stress emosional/lingkungan tertentu
 Perubahan ketidakmampuan, keputusasaan, ketidakberdayaan
depres
 Kekhawatiran, ansietas, peka rangsangan selama sakit kepala
 Mekanisme refresif/dekensif (sakit kepala kronik)
6. Makanan dan cairan
 Makanan yang tinggi vasorektiknya misalnya kafein, coklat,
bawang, keju, alkohol, anggur, daging, tomat, makan berlemak,
jeruk, saus, hotdog, MSG (pada migrain).
 Mual/muntah, anoreksia (selama nyeri)
 Penurunan berat badan
7. Neurosensoris
 Pening, disorientasi (selama sakit kepala)
 Riwayat kejang, cedera kepala yang baru terjadi, trauma, stroke.
 Aura ; fasialis, olfaktorius, tinitus.
 Perubahan visual, sensitif terhadap cahaya/suara yang keras,
epitaksis.
 Parastesia, kelemahan progresif/paralysis satu sisi tempore
 Perubahan pada pola bicara/pola pikir
 Mudah terangsang, peka terhadap stimulus.
 Penurunan refleks tendon dalam
 Papiledema.
8. Nyeri/ kenyamanan
 Karakteristik nyeri tergantung pada jenis sakit kepala, misal
migrain, ketegangan otot, cluster, tumor otak, pascatrauma,
sinusitis.
 Nyeri, kemerahan, pucat pada daerah wajah
 Fokus menyempit
 Fokus pada diri sndiri
 Respon emosional / perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah.
 Otot-otot daerah leher juga menegang, frigiditas vokal.
9. Keamanan
 Riwayat alergi atau reaksi alergi
 Demam (sakit kepala)
 Gangguan cara berjalan, parastesia, paralisis
 Drainase nasal purulent (sakit kepala pada gangguan sinus)
10. Interaksi sosial
 Perubahan dalam tanggung jawab/peran interaksi sosial yang
berhubungan dengan penyakit.
11. Penyuluhan / pembelajaran
 Riwayat hypertensi, migrain, stroke, penyakit pada keluarga
 Penggunaan alcohol/obat lain termasuk kafein. Kontrasepsi
oral/hormone, menopause.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri (akut/kronis) berhubungan dengan stress dan ketegangan,
iritasi/ tekanan syaraf, vasospressor, peningkatan intrakranial
ditandai dengan menyatakan nyeri yang dipengaruhi oleh faktor
misal, perubahan posisi, perubahan pola tidur, gelisah.
2. Resiko jatuh b.d Kerusakan keseimbangan
3. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d hilangnya nafsu makan,
mual dan muntah
4. Defisit pengetahuan ten-tang penyakit, pengobatan dan perawatan
klien b.d keterbatasan kognitif, ku-rang paparan atau mudah lupa.

5. Perfusi jaringan tidak efektif (spesifik: cerebral) b.d aliran darah


arteri terhambat

C. Intervensi Keperawatan

N Diagnosa keperawatan Tujuan intervensi Intervensi


O
1 Nyeri (akut/kronis) NOC: Intervensi NIC:
berhubungan dengan Tingkat 1. pemberian
stress dan ketegangan, kenyamanan: analgesic
iritasi/ tekanan syaraf, perasaan senang 2. penatalaksanaan
vasospressor, secara fisik dan nyeri
peningkatan intrakranial psikologi 3. sedasi sadar :
ditandai dengan pemberian sedative,
Nyeri: efek
menyatakan nyeri yang memantau respon
merusak: efek
dipengaruhi oleh faktor klien dan
merusak dari nyeri
misal, perubahan posisi, pemberian
terhadap emosi
perubahan pola tidur, dukungan fisiologis
kliendan perilaku
gelisah. yang dibutuhkan
yang diamati
selama prosedur
Perilaku
terapautik
mengendalikan
nyeri: tindakan Aktivitas keperawatan :
seseorang untuk a. Meminta klien
mengendalikan untuk menilai nyeri
nyeri dengan
Tingkat nyeri: menggunakan skala
jumlah nyeri yang 0-10 ( 0-tidak ada
dilaporkan dan di nyeri/ketidaknyama
tunjukkan nan, 10= nyeri

Tercapai setelah sangat)

menjalani b. Lakukan

perawatan selama pengkajian nyeri

3 hari: yang
komperehensif
Criteria hasil:
meliputi lokasi,
a.  Menunjukkan karakteristik,dll
tingkat nyeri c. Bantu klien untk
dengan mengidentifikasi
indicator 1-5 : tindakan
eksterm, pemenuhan
berat,sedang, kebutuhan rasa
ringan, tidak nyaman yang telah
sama sekali. berhasil dilakukan
b. Klien mampu seperti: distraksi,
menunjukkan relaksasi, kompres
tehnik relaksasi hangat atau dingin
secara gunakan
individual yang pendekatan positif
efektif untuk dengan tujuan
mencapai untuk
Kenyamanan. mengoptimiskan
c. Klien mampu respon klien
meningkatkan terhadap analgesic
konsentrasi d. Bantu klien untuk
d. Klien dapat lebih berfokus pada
tidur dengan aktivitas daripada
efektif ketidaknyamanan 
dengan melakukan
pengalihan melalui
televise, tape,
radio,dll
e. Observasi
ketidaknyamanan
verbal, khususnya
pada mereka yang
tidak mampu
mengkomunikasika
nnya secara efektif.
f. Instruksikan klien
untuk
menginformasikan
kepada perawat jika
pengurang nyeri
tidak dapat dicapai
g. Masukkan pada
instruksi saat
pemulangan klien
mengenai
pengobatan khusus
yang harus
dikonsumsi,
frekuensi
pemberian, efek
samping, dll
2 Resiko jatuh b.d
Setelah dilakukan 1. Environmental
Kerusakan keseimbangan
tindakan Management:Safety:
keperawatan awasi dan gunakan
selama … x 24 jam lingkungan fisik
pasien diharapakan untuk meningkatkan
tidak jatuh keamanan
NOC: 2. Falls Prevention:
a. Safeti 3. Kaji penurunan
status: Falls kognitif dan fisik
Occurrence pasien yang

b. Falls mungkin dapat

prevention: meningkatkan resiko

know ledge jatuh

personal 4. Kaji tingkat gait,

safety keseimbangan dan


kelelahan dengan
c. Safety
ambulasi
beheviour:
5. Instruksikan pasien
Falls
agar memanggil
prevention
asisten ketika
Dengan kreteria:
melakukan
a. pasien
pergerakan
mampu
6. Teaching: disease
berdiri,
proles
duduk,
7. jelaskan pada pasien
berjalan
tanda dan gejala dari
tanpa pusing
penyakit yang
b. Klien
diderita
mampu
menjelaskan 8. Anjurkan pasien
jika terjadi untukbedrest pada
serangan dan fase akut
cara 9. Jelaskan pada pasien
mengantisipa tentang terapi
sinya rehabilitatif pada
pasien vertigo

3 .Nutrisi kurang dari NOC: Intervensi NIC:


kebutuhan tubuhb/d Status gizi: tingkat 1. Pengelolaan
hilangnya nafsu makan, zat gizi yang gangguan makan
mual dan muntah tersedia untuk 2. Pengelolaan nutrisi
memenuhi 3. Bantu menaikkan
kebutuhan BB
metabolic Aktivitas  keperawatan:
Status gizi: asupan a. Timbang BB klien
makanan dan pada interval yang
cairan: jumlah sesuai
makanan dan b. Tentukan BB idea
cairan yang di klien
konsumsi tubuh c. Berikan informasi
selama waktu 24 menyangkut
jam sumber-sumber
Status gizi: nilai yang tersedia .
gizi: keadekuatan seperti: konseling
zat gizi yang diet,program
dikonsumsi tubuh latihan.

Tercapai setelah d. Diskusikan dengan

menjalani klien tentang


perawatan selama kondisi medis
3 hari yang

Criteria hasil: mempengaruhi BB


e. Diskusikan tentang
1. Klien akan
risiko yang
mempertahank
berkaitan dengan
an berat badan
kelebihan atau
ideal
kekurangan BB
2. Klien
f. Bantu klien dalam
menyatakan
mengembangkan
toleransi
rencana makan
terhadap diet
yang seimbang dan
ang dianjurkan
konsisten dengan
3. Mempertahank
tingkat
an massa tubuh
penggunaan energi
dan berat
badan dalam
batas normal
4. Melaporkan
keadekuatan
tingkat energy

4 Defisit pengetahuan ten-


Setelah dilakukan Teaching individual
tang penyakit,
penjelasan (5606)
pengobatan dan
selama ...x 1. Tentukan kebutuhan
perawatan klien b.d
pertemuan, pe- pembelajaran klien
keterbatasan kognitif, ku-
ngetahuan klien 2.  Kaji tingkat
rang paparan atau mudah
tentang pe-nyakit, pengetahuan dan
lupa
pengobatan dan pe- pemahaman klien
rawatan klien tentang vertigo
meningkat 3. Kaji tingkat
pendidikan
NOC : 4. Kaji kesiapan klien
         Knowledge : dalam mempelajari
Disease process informasi spesifik
(1803) 5. Atur agar realita
         Knowladge : tujuan  pembelajaran
Illness care (1824) dengan klien saling
menguntungkan
Dengan kriteria : 6. Pilih metode /
-          Klien dan
strategi mengajar
keluarga mam-pu
yang sesuai
menjelaskan
7. Sediakan lingkungan
penger-tian, proses
yang kondusif untuk
penyakit,
pembelajaran
penyebab, tanda
8. Koreksi adanya
dan gejala, efek
kesalahan informasi
penyakit, tindakan
9. Sediakan waktu
pencegahan, pe-
ngobatan dan untuk bertanya pada

perawatan vertigo klien


Teaching : disease
process (5602)
a. Nilai tingkat
pengetahuan klien
tentang penyakitnya
b. Jelaskan
patofisiologi vertigo
c. Jelaskan tanda dan
gejala vertigo
d.  Jelaskan
kemungkinan
penyebabnya
e. Diskusikan
perubahan gaya
hidup yang mungkin
dapat mencegah
komplikasi dimasa
yang akan datang
f. Diskusikan pilihan-
pilihan terapi pe-
ngobatan dan
perawatan
g. Jelaskan alasan
rasional dari terapi
pengobatan yang
direkomendasikan
h. Kaji sumber-sumber
pendukung yang
memungkinkan
5 Gangguan pola tidur NOC NIC
Definisi : Gangguan  Anxiety Sleep Enhancement
kualitas dan kuantitas reduction a. Determinasi efek-
waktu tidur akibat faktor  Comfort level efek medikasi
eksternal  Pain level terhadap pola tidur

 Rest : Extent b.  Jelaskan


Batasan Karakteristik : and Pattern pentingnya tidur
a. Perubahan pola  Sleep : Extent yang adekuat
tidur normal an Pattern c. Fasilitas untuk
b. Penurunan mempertahankan
kemampuan Kriteria Hasil : aktivitas sebelum
berfungsi a. Jumlah jam tidur (membaca)
c. Ketidakpuasan tidur tidur dalam d. Ciptakan
d. Menyatakan sering batas normal 6-8 lingkungan yang
terjaga jam/hari nyaman
e. Meyatakan tidak b. Pola tidur, e. Kolaborasikan
mengalami kesulitan kualitas dalam pemberian obat
tidur batas normal tidur
f. Menyatakan tidak c. Perasaan segar f. Diskusikan dengan
merasa cukup sesudah tidur pasien dan
istirahat atau istirahat keluarga tentang
d. mampu teknik tidur pasien
Faktor Yang mengidentifikas g. Instruksikan untuk
Berhubungan ikan hal-hal memonitor tidur
a. Kelembaban yang pasien
lingkungan sekitar meningkatkan h. Monitor waktu
b. Suhu lingkungan tidur makan dan minum
sekitar dengan waktu tidur
c. Tanggung jawab i. Monitor/catat
memberi asuhan kebutuhan tidur
d. Perubahan pejanan pasien setiap hari
terhadap cahaya dan jam
gelap
e. Gangguan(mis.,untu
k tujuan terapeutik,
pemantauan,
pemeriksaan
laboratorium)
f. Kurang kontrol
tidur
g. Kurang
privasi,Pencahayaan
h. Bising, Bau gas
i. Restrain fisik
j. Teman tidur
k. Tidak familier
dengan prabot tidur

DAFTAR PUSTAKA
Lynda Juall carpernito, Rencana Asuhan keperawatan dan dokumentasi
keperawatan, Diagnosis Keperawatan dan Masalah Kolaboratif, ed. 2, EGC,
Jakarta, 1999.

Marilynn E. Doenges, Rencana Asuhan Keperawatan pedoman untuk


perencanaan dan pendokumentasian pasien, ed.3, EGC, Jakarta, 1999.

http://www.kalbefarma.com/files/cdk/files/14415TerapiAkupunkturuntukVert
igo.pdf/144_15TerapiAkupunkturuntukVertigo.html

Kang L S,. Pengobatan Vertigo dengan Akupunktur, Cermin Dunia


Kedokteran No. 144, Jakarta, 2004.

RESUME ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn.”W”


DENGAN DIAGNOSA MEDIS (BPPV)
RSUD PATUT PATUH PATJU, LOMBOK BARAT
DIRUANG POLI SARAF
TANGGAL 14-17 MARET 2018

I. PENGKAJIAN
A. Identitas
1. Pasien
Nama : Tn. W
Umur : 66 Tahun
Alamat : Karang Anyar, Lembar
Jenis kelamin : Laki-laki
Agama : Hindu
No.RM : 09 17 24
Pendidikan : Tidak sekolah
Diagnosa medis : BPPV, Hipertensi
Tgl. Pengkajian : 14 Maret 2018
2. Penangguang jawab
Nama : Ny. R
Alamat : Karang Anyar, Lembar
Hubungan dg pasien : Anak

B. Riwayat kesehatan
1. Keluhan utama
Pasien mengatakan nyeri kepala dan merasakan sensasi yang berputar-
putar sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu.
2. Keluhan saat di kaji
Pasien mengatakan nyeri kepala sensasi yang berputar-putar pada
seluruh bagian kepala.
P : nyeri dirasakan pada saat berjalan
Q : nyeri dirasakan seperti di tusuk-tusuk
R : nyeri dirasakan pada daaerah kepala
S : skala nyeri 5 (0-10) nyeri sedang
T : nyeri dirasakan hilang timbul
Pasien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, pasien
tampak gelisah, ekspresi wajah tampak meringis.
3. Riwayat penyakit sekarang
Pasien mengatakan nyeri kepala dan merasakan sensasi yang berputar-
putar sejak kurang lebih 2 minggu yang lalu dan memeriksanya ke
puskesmas Jakem, Lombok Barat kemudian di rujuk ke poli saraf
RSUD Patut Patuh Patju.
4. Riwayat penyakit terdahulu
Pasien mengatakan tidak memiliki penyakit sebelumnya seperti batuk,
pilek dan sebagainya
5. Riwayat penyakit keluarga
Pasien mengatakan saat ini tidak memiliki penyakit keturunan seperti
diabetes, asma dan sebagainya.
C. Terapi obat
 Betahistine 2 x 6 jam
 Prochlorperazine 3 x 7 jam
 Diazepam 2x3
 Antihistamin 1x1
D. Pemerikasaan fisik
1. Keadaan umum : sedang
2. Tanda tanda vital
 TD : 140/80 mmHg
 S : 36,5 °C
 N : 82 x/menit
 RR : 20 x/menit

II. DIAGNOSA KEPERAWATAN


Nama : Tn. W
Umur : 66 tahun
No.RM : 09 17 24

A. Analisa Data

Data Etiologi Problem


DS : Respon stres dan Nyeri Akut
1. Pasien tegangnya otot rangka
mengatakan nyeri
kepala seperti
berputar – putar
pada seluruh Merangsang
bagan kepala bangunan ekstra
2. P = nyeri kranial yang pekak
dirasakan
pada saat
berjalan
Q = nyeri Penyempitan fungsi
dirasakan pembuluh darah
seperti di
tusuk - tusuk
R = nyeri
dirasakan Kontraksi ventrikel
pada daerah meningkat
kepala
S = skala nyeri 5
(0-10) nyeri
sedang Tekanan vasculer
T = nyeri cerebral
dirasakan
hilang
timbul
Nyeri akut
DO :
1. Ekspresi wajah
tampak meringis
2. Pasien tampak
gelisah
3. Keadaan umum :
sedang
4. TTV :
- TD : 140/80
mmHg
- RR :
20x/menit
- S : 36,5o C
- N : 82x/menit
DS : Perubahan status Kurang
1. Pasien kesehatan pengetahuan
mengatakan tidak
mengerti tentang
penyakitnya Kurang informasi
DO : tentang proses
1. Pasien tampak penyakit dan
gelisah pengobatan
2. Keadaan umum :
sedang
3. Pasien tidak
sekolah Salah interpretasi
infomasi

Perubahan kognitif

Kurangnya
pengetahuan

B. Rumusan Diagnosa
1. Nyeri akut berhubungan dengan tekanan vasculer ditandai dengan
pasien mengatakan nyeri kepala seperti berputar – putar pada seluruh
bagan kepala, nyeri dirasakan pada saat berjalan dan bangun tidur ,
nyeri dirasakan seperti di tusuk – tusuk, nyeri dirasakan pada daerah
kepala, skala nyeri 5 (0-10), nyeri dirasakan hilang timbul, ekspresi
wajah tampak meringis pasien tampak gelisah, keadaan umum :
sedang, TTV : - TD : 140/80 mmHg, - RR : 20x/menit, - S : 36,5 o C,
- N : 82x/menit.
2. Kurang pengetahuan berhubungan dengan perubahan kognitif ditandai
dengan pasien mengatakan tidak mengerti tentang penyakitnya, pasien
tampak gelisah, keadaan umum : sedang, pasien tidak sekolah

III. INTERVENSI
Nama : Tn .W
Umur : 66 Tahun
NO.RM : 09 17 24

Hari/tgl Dx Tujuan Rencana Rasional


Rabu 14 1 Setelah 1. Kaji tanda- 1. Mengenal dan
maret dilakukan tanda vital memudahkan
2018 tindakan 1 x 15 dalam
menit nyeri dapat melakukan
berkurang tindakan
dengan kriteria keperawatan
hasil : 2. Kaji skala 2. Mengetahui
1. Pasien dapat nyeri dari (0- tingkat nyeri
mengungkap 10) pasien
kan rasa 3. Untuk
nyeri 3. Ajarkan lancarkan
2. Tanda-tanda relaksasi peredaran
vital normal nafas dalam darah
3. Pasien 4. Mengurangi
tampak rasa nyeri
4. Kolaborasi
tenang dan
pemberian
rileks
obat
Rabu 14 2 Setelah 1. Berikan 1. Untuk
maret dilakukan penjelasan mengurangi
2018 tindakan 1x 15 kepada rasa cemas dan
menit pasien menambah
pengetahuan tentang pengetahuan
pasien dapat penyakitnya pasien
bertambah dan
dengan kriteria kondisinya
hasil : 2. Minta pasien 2. Mengetahui
1. Pasien dapat dan keluarga seberaba jauh
mengerti mengulangi pemahaman
tentang kembali pasien dan
penyakitnya tentang keluarga
2. Pasien materi yang tentang
tampak disampaikan penyakit
tenang
3. Pasien dan
keluarga
dapat
mengulangi
materi yang
disampaikan

IV. IMPLEMENTASI DAN EVALUASI


Nama : Tn .W
Umur : 66 Tahun
NO.RM : 09 17 24

HARI DX WAK IMPLEMENTASI EVALUASI PAR


/TGL TU AF
Rabu, 1 09:30 1. Mengkaji tanda- S :
14 tanda vital dan - pasien mengatakan
maret kesadaran skala nyeri yang
2018 umum. dirasakan 5 dari
2. Mengkaji skala skala 0-10.
nyeri dari 0-10. - pasien mengatakan
3. Mengajarkan memahami dan
relaksasi napas mengetahui teknik
dalam. yang diberikan
4. Kolaborasi yaitu relaksasi
pemberian obat. napas dalam.
O:
- keadaan umum :
sedang
- ttv :
TD 140/80 mmHg
S 36,5 0C
N 82 X/menit
RR 20X/menit

A : Masalah teratasi
sebagian.

P : Intrvensi dihentikan
( pasien pulang).

Rabu, 2 09:45 1. memberikan S:


14 penjelasan pada - Pasien mengatakan
maret pasien tentang mngerti dan paham
2018 penyakit dan O :
kondisinya. - Pasien tanpak
2. Meminta pasien tenang.
dan keluarga - Pasien dan keluarga
mengulangi dapat mengulangi
kembali tentang materi yang
materi yang disampaikan.
disampaikan . A : Masalah teratasi
sebagian .
P : Intervensi
dihentikan
(pasien pulang).

Anda mungkin juga menyukai