Anda di halaman 1dari 26

ULKUS KORNEA DAN KELAINAN REFRAKSI

Tn. Asep, laki-laki, 20 tahun,Petani, datang ke poli mata karena mata kiri terasa
kabur, sakit dan merah. Dua minggu yang lalu mata kiri penderita tertusuk daun padi.
Mata berair-air dan tidak ada kabur dan mata tampak merah. Ia tidak berobat untuk
keluhan ini dan hanya diberi obat tetes mata yang dijual bebas di warung.

Satu minggu yang lalu timbul gejal mata silau, berair-air, sulit membuka kelopak
mata dan pada bagian hitam di permukaan bola mata timbul bintik putih dan mata mulai
terasa kabur. Tiga hari yang lalu penderita merasa bintik putih semakin melebar,
penderita berobat ke dokter mata dan dianjurkan dirawat di RS. Penderita selama ini
memakai kacamata minus mata kiri dan kanan sejak 2 tahun yang lalu, tetapi jarang
dipakai.

Pemeriksaan Fisik

Keadaan Umum : sadar dan kooperatif

Vital Sign : Nadi 92 x/menit, RR 18 x/menit, Suu 36,8oC, TD 115/80 mmHg

Mata

OS : VOS 4/60 Pinhole tidak ada kemajuan, mixinjeksi, secret putih kekuningan (+),
blefarospasme, infiltrate dan ulkus kornea (+) diameter 3 mm terletak disentral

OD : VOD 6/12 dengan spheris -0,50 Silindris -0,50 Axis 900 menjadi 6/6
ANALISIS MASALAH

1. a. Bagaimana anatom, fisiologi, dan histologi mata ?

b. Apa penyebab dan mekanisme mata kiri terasa kabur, sakit dan merah?

c. Bagaimana hubungan umur, jenis kelamin, dan pekerjaan dengan keluhan?

2. a. Apa penyebab dan mekanisme mata berair?

b. Apa saja jenis-jenis obat tetes mata?

c. Apa dampak diberi obat tetes mata pada kasus?

d. Bagaimana pertolongan pertama pada trauma mata?

3. a. Apa penyebab dan mekanisme mata silau?

b. Apa penyebab dan mekanisme sulit membuka kelopak mata?

c. Apa penyebab dan mekanisme pada bagian hitam dipermukaan bola mata timbul
bintik putih?

4. a. Mengapa bintik putih semakin melebar?

b. Apa indikasi rawat di Rumah Sakit pada kasus ini?

5. a. Apa saja kelainan refraksi pada mata?

b. Apa penyebab dan mekanisme mata minus?

d. Apa dampak jarang memakai kacamata minus pada pasien myopia?

6. Bagaimana interpretasi, mekanisme dan cara pemeriksaan

a. OS : VOS 4/60 Pinhole tidak ada kemajuan, mixinjeksi, secret putih kekuningan
(+), blefarospasme, infiltrate dan ulkus kornea (+) diameter 3 mm terletak disentra

b. OD : VOD 6/12 dengan spheris -0,50 Silindris -0,50 Axis 900 menjadi 6/6

7. Bagaimana diagnosis banding pada kasus ini ?

8. Apa saja pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan ?

9. Bagaimana diagnosis kerja pada kasus ini ?

10. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?

11. Apa komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada kasus ini ?

12. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?


13. Bagaimana KDU pada kasus ini ?

14. Bagaimana pandangan Islam pada kasus ini ?

IV. HIPOTESIS

Tn. Asep, ♂, 20 tahun, mengeluh mata kiri teras kabur, sakit, dan merah karena
menderita ulkus kornea disertai kelainan refraksi VOD miopicus astigmatism compound.

V. KERANGKA KONSEP

VOD 6/12
VOS 4/60
Spheris -0,50
Tn. Asep, ♂, 20 tahun pinhole tidak
Silindris -0,50
ada kemajuan
Axis 90o

Miopicus Mata merah Mata Kabur Kekeruhan


Astigmatism Mata berair-air Fotofobia Kornea
Compound Sekret putih kekuningan Mata sakit
Mixinjeksi Blefarospasme
Bintik putih di bagian bola
mata yg hitam ada, melebar
Pinhole tidak ada kemajuan

KERATOKONJUNGTIVITIS ULKUS KORNEA


 Tn. Asep, laki-laki, 20 tahun, Petani, mengeluh mata kiri terasa kabur, sakit dan
merah.

a. Bagaimana anatomi, fisiologi, dan histologi mata ?

Jawab :

1. Levator palpebrae superioris m. 13. Lateral rectus m.


2. Superior rectus m. 14. Ciliary muscle
3. Sclera 15. Ciliary process
4. Choroid 16. Lens
5. Vorticose v. 17. Anterior chamber
6. Retina 18. Pupil
7. Dura mater 19. Iris
8. Optic nerve 20. Cornea
9. Central retinal v. and a. 21. Superior tarsus
10. Optic disc 22. Conjunctiva
11. Vitreous body 23. Tarsal gland
12. Inferior oblique m. 24. Orbicularis oculi m.
Conjunctiva

Conjunctiva merupakan membran yang menutupi sklera dan kelopakbagian


belakang. Bermacam-macam obat mata dapat diserap melalui conjunctiva ini.
Conjunctiva mengandung kelenjar mucin yang dihasilkan oleh sel Goblet. Mucin
bersifat membasahi bola mata terutama comea.

Conjunntiva terdiri atas tiga bagian, yaitu :

 Conjungtiva tarsal yang menutupi tarsus, conjungtiva tarsal sukar digerakkan


dari tarsus.

 Conjunctiva bulbi menutupi sklera dan mudah digerakkan dari sklera di


bawahnya.

 Conjunctiva fornises atau fornix conjunctiva yang merupakan tempat


peralihan conjunctiva tarsal dengan conjunctiva bulbi.

Conjungtiva bulbi dan fornix berhubungan dengan sangat longgar dengan


jaringan di bawahnya sehingga bola mata mudah bergerak

Palpebrae

Kelopak atau palpebra mempunyai fungsi melindungi bola mata, serta


mengeluarkan sekresi kelenjarnya yang membentuk film air mata di depan
komea. Palpebra merupakan alat menutup mata yang berguna untukmelindungi bola
mata terhadap trauma, trauma sinar dan pengeringan bolamata.

Kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian depan sedang di bagian
belakang ditutupi selaput lendir tarsusyang disebut conjunntiva tarsal. Gangguan
penutupan kelopak akan mengakibatkan keringnya permukaan mata sehingga terjadi
keratitis et lagoftalmos.

Pada kelopak terdapat bagian-bagian :

 Kelenjar seperti : kelenjar sebasea, kelenjar Moll atau kelenjar keringat,


kelenjar Zeis pada pangkal rambut, dan kelenjar Meibom pada tarsus.

 Otot seperti : M. orbicularis occuli yang berjalan melingkar di dalam kelopak


atas dan bawah, dan terletak di bawah kulit kelopak. Pada dekat tepi margo
palpebra terdapat m. orbicularis oculi yang disebut sebagai M. Rioland. M.
orbicularis berfungsi menutup bola mata yang dipersarafi N. fasial. M. levator
palpebra, yang berorigo pada anulus foramen orbita dan berinsersi pada tarsus
atas dengan sebagian menembus M. orbicularis occuli menuju kulit kelopak
bagian tengah. Bagian kulit tempat insersi M. levator palpebra terlihat sebagai
sulkus (lipatan) palpebra. Otot ini dipersarafi oleh n. Ill, yang berfungsi untuk
mengangkat kelopak mata atau membuka mata.

 Di dalam kelopak terdapat tarsus yang merupakan jaringan ikat dengankelenjar


di dalamnya atau kelenjar Meibom yang bermuara pada margo palpebra.

 Septum orbita yang merupakan jaringan fibrosus berasal dari rima orbita
merupakan pembatas isi orbita dengan kelopak depan.

Tarsus ditahan oleh septum orbita yang melekat pada rima orbita padaseluruh
lingkaran pembukaan rongga orbita. Tarsus (terdiri atas jaringan ikat yang merupakan
jaringan penyokong kelopak dengan kelenjar Meibom (40 buah di kelopak atas dan 20
pada kelopak bawah).

Pembuluh darah yang memperdarahinya adalah a. palpebra.


Persarafan sensorik kelopak mata atas didapatkan dari rumus frontal n.V, sedang
kelopak bawah oleh cabang ke II saraf ke V.

Conjunctiva tarsal yang terletak di belakang kelopak hanya dapatdilihat


dengan melakukan eversi kelopak. Conjunctiva tarsal melalui forniks menutup bulbus
occuli. Conjunctiva merupakan membran mukosa yang mempunyai sel Goblet yang
menghasilkan mucin.

Cornea

Cornea (Latin cornum = seperti tanduk) adalah selaput bening mata,bagian


selaput mata yang tembus cahaya, merupakan lapis jaringan yangmenutup bola mata
sebelah depan dan terdiri atas lapisan :

1. Epitel

Tebalnya 50 μm, terdiri atas 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yangsaling
tumpang tindih; satu lapis sel basal, sel poligonal dan selgepeng. Pada sel basal
sering terlihat mitosis sel, dan sel muda ini ter dorong ke depan menjadi lapis
sel sayap dan semakin maju ke depan menjadi sel gepeng, sel basal berikatan
erat dengan selbasal di sampingnya dan sel poligonal di depannya melalui
desmosom dan macula okluden; ikatan ini menghambat pengaliran air,
elektrolit, dan glukosa yang merupakan barrier. Sel basal menghasilkan membran
basal yang melekat erat kepadanya. Bila terjadi gangguan akan mengakibatkan
erosi rekuren. Epitel berasal dari ektoderm permukaan.

2. Membran Bowman

Terletak di bawah membran basal epitel cornea yang merupakan colagen


yang tersusun tidak teratur seperti stroma dan berasal dari bagian depan stroma.
Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.

3. Stroma

Terdiri atas lamel yang merupakan susunan colagen yang sejajar satu
dengan lainnya, pada permukaan terlihat anyaman yang teratursedang di bagian
perifer serat colagen ini bercabang; terbentuknya kembali serat colagen memakan
waktu lama yang kadang-kadang sampai 15 bulan. Keratocyte merupakan sel
stroma cornea yang merupakan fibroblas terletak di antara serat colagen stroma.
Didugakeratocyte membentuk bahan dasar dan serat colagen dalam perkembangan
embrio atau sesudah trauma.

4. Membran Descement

Merupakan membran aselular dan merupakan batas belakang stromakomea


dihasilkan sel endotel dan merupakan membran basalnya Bersifat sangat elastik dan
berkembang terus seumur hidup, mempunyai tebal 40 μm.

5. Endotel

Berasal dari mesotelium, berlapis satu, bentuk heksagonal, besar20-40


μm. Endotel-melekat pads membran descement melalui hemidesmosom dan zonula
okluden.

Kornea dipersarafi oleh banyak saraf sensoirs terutama berasal dari n.


ciliaris longus, n. nasociliar, n.V, n. ciliar longus berjalan supracoroid, masuk ke
dalam stroma cornea, menembus membran Bowman melepaskan selubung
schwannya.

Seluruh lapis epitel dipersarafi sampai pada kedua lapis terdepan tanpa ada
akhir saraf. Bulbus Krause untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya
regenerasi saraf sesudah dipotong di daerah limbus terjadi dalam waktu 3 bulan.
Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan mengakibatkan sistem
pompa endotel terganggu sehingga dekompensasi endotel dan terjadi edema
cornea. Endotel tidak mempunyai daya regenerasi. Cornea merupakan bagian
mata yang tembus cahaya dan menutup bola mata di sebelah depan. Pembiasan
sinar terkuat dilakukan oleh cornea, dimana 40 dioptri dari 50 dioptri pembiasan
sinar masuk cornea dilakukan oleh cornea.

Glandul Lacrimalis

Sistem sekresi air mata atau lakrimal terletak di daerah temporal bolamata.
Sistem ekskresi mulai pada pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal, sakus lakrimal,
duktus nasolakrimal, meatus inferior.

Sistem lakrimal terdiri atas 2 bagian, yaitu :

1. Sistem produksi atau glandula lakrimal. Glandula lakrimal terletak ditemporo


antero superior rongga orbita.

2. Sistem ekskresi, yang terdiri atas pungtum lakrimal, kanalikuli lakrimal,sakus


lakrimal dan duktus nasolakrimal. Sakus lakrimal terletak di bagian
depan rongga orbita. Air mata dari duktus lakrimal akan mengalir ke
dalam rongga hidung di dalam meatus inferior.

Film air mata sangat berguna untuk kesehatan mata. Air mata akanmasuk ke
dalam sakus lakrimal melalui pungtum lakrimal. Bila pungtumlakrimal tidak
menyinggung bola mata, maka air mata akan keluar melaluimargo palpebra yang
disebut epifora. Epifora juga akan terjadi akibatpengeluaran air mata yang
berlebihan dari kelenjar lakrimal.

Aparatus lacrimalis berupa kelenjar tubuloalveolar. Di bagi atas dua bagian,


yaitu saccus lacrimalis dan ductus naso lacrimalis. Kedua bagian ini berupa epitel
columnar simplex, dimana ductus naso lacrimalis merupakan kelanjutan dari saccus
lacrimalis.

Aparatus lacrimalis berfungsi sebagai membasahi permukaan mata dan


menghidrolisis bakteri. Untuk melihat adanya sumbatan pada duktus nasolakrimal,
makasebaiknya dilakukan penekanan pada sakus lakrimal. Bila
terdapatpenyumbatan yang disertai dakriosistitis, maka cairan berlendir
kentalakan keluar melalui pungtum lakrimal
b. Apa penyebab dan mekanisme mata kiri terasa kabur ?

Jawab :

Mata kiri tertusuk daun padi (factor resiko) → Infeksi mikroorganisme → inflamasi
pada konjungtiva → inflamasi menyebar ke kornea → infiltrasi kornea → stroma dan
mebran bowman mudah rusak → penipisan pada kornea → kornea keruh → mata
kabur

c. Apa penyebab dan mekanisme mata sakit ?

Jawab :

Mata kiri tertusuk daun padi (factor resiko) → Infeksi mikroorganisme → inflamasi
pada konjungtiva → inflamasi menyebar ke kornea → infiltrasi kornea → stroma dan
mebran bowman mudah rusak → gangguan pada NC.V-1 → mata sakit

d. Apa penyebab dan mekanisme mata merah ?

Jawab :

Mata kiri tertusuk daun padi (factor resiko) → Infeksi mikroorganisme → dinflamasi
pada konjungtiva → vaskularisasi konjungtiva ↑ → vasodilatasi → mata merah

f. Bagaimana hubungan umur, jenis kelamin, dan pekerjaan dengan keluhan ?

Jawab :

 Umur : Pada semua umur dapat terjadi, tidak ada referensi yang mengatakan
bahwa umur lebih muda lebih rentan mengalami keluhan ini dan juga
sebaliknya.

 Jenis kelamin : ♂ > ♀ karena banyaknya kegiatan yang dilakukan laki-laki


dalam sehari-hari sehingga meningkatkan resiko terjadinya trauma kornea

 Pekerjaan (petani) : Kegiatan seperti ini merupakan kegiatan yang banyak dalam
bergerak sehingga beresiko besar
2. Dua minggu yang lalu mata kiri penderita tertusuk daun padi sehingga mata
berair-air, tidak ada kabur, mata tampak merah dan hanya diberi obat tetes
mata yang dijual bebas di warung

a. Apa penyebab dan mekanisme mata berair-air ?

Jawab :

Mata kiri tertusuk daun padi (factor resiko) → Infeksi mikroorganisme → inflamasi
pada konjungtiva → secret ↑ → mata berair-air

b. Apa saja jenis-jenis obat tetes mata ?

Jawab :

1. Obat mata golongan antiseptic dan antiinfeksi :


a. sulfacetamid 10%
b. siprofloxacin HCl 3mg atau 0,3 %
c. tobramycin 3mg
d. chloramphenicol 0,5 % atau 1
e. levofloxacin 0,5%
f. fusidic acid 1%
g. dibekacin acid 1%
h. gentamycin sulfat 0,3%
i. oxytetracyline 1%
j. neomycin sulfat
k. ofloxacin
l. acyclovir

2. Obat mata golongan kortikosteroid


bethamesone dan fluorometholone

3. Obat midriatikum
golongan simpatomimetik dan antimuskarunik

4. Obat miotikum
betaxolol dan piokorpin
5. Obat glaucoma
a. brenzolamide
b. timolol maleate
c. betaxolol HCl d. latonoprost

c. Apa dampak diberi obat tetes mata pada kasus ?

Jawab :

Tidak memberikan dampak yang dapat memperbaiki keadaan mata, obat tetes mata
yang digunakan hanya sebagai pembersih, efek antialergi dan anti iritasi, bukan
sebagai anti virus atau anti microba. Bisa jadi mengandung anti virus atau anti
microba namun dalam jumlah yang sangat sedikit sehingga pengobatan tidak adekuat

d. Bagaimana pertolongan pertama pada trauma mata ?

Jawab :

1. Jangan lakukan penekanan langsung terutama bila bola mata juga mengalami
cedera

2. Bila ada benda tertanam di mata atau ada luka sayat, jangan berusaha untuk
membersihkan

3. Jangan mencabut benda yang menancap

4. Jangan berupaya memasukkan bola mata yang keluar

5. Kurangi gerakan mata

6. Tutup juga mata yang sehat untuk mencegah gerakan mata yang cedera, karena
pergerakan mata merupakan pergerakan yang simultan kiri dan kanan. Pada
korban yang sadar ini harus dilakukan terlebih dahulu

7. Pada korban yang tidak sadar, sebelum ditutup kelopak mata harus ditutup untuk
mencegah bola mata menjadi kering yang bisa berakibat kebutaan

8. Segera rujuk ke fasilitas kesehatan


3. Satu minggu yang lalu timbul gejal mata silau, berair-air, sulit membuka
kelopak mata dan pada bagian hitam di permukaan bola mata timbul bintik
putih dan mata mulai terasa kabur.

a. Apa penyebab dan mekanisme mata silau ?

Jawab :

Mata kiri tertusuk daun padi (factor resiko) → Infeksi mikroorganisme → inflamasi
pada konjungtiva → inflamasi menyebar ke kornea → infiltrasi kornea → stroma dan
mebran bowman mudah rusak → penipisan pada kornea → cahaya tidak dapat di
terima dan diteruskan dengan baik → fotofobia

b. Apa penyebab dan mekanisme sulit membuka kelopak mata ?

Jawab :

Mata kiri tertusuk daun padi (factor resiko) → Infeksi mikroorganisme → inflamasi
pada konjungtiva → inflamasi menyebar ke kornea → infiltrasi kornea → stroma dan
mebran bowman mudah rusak → gangguan pada NC.V-1 → sulit membuka kelopak
mata

c. Apa penyebab dan mekanisme pada bagian hitam dipermukaan bola mata timbul
bintik putih ?

Jawab :

Mata kiri tertusuk daun padi (factor resiko) → Infeksi mikroorganisme → inflamasi
pada konjungtiva → inflamasi menyebar ke kornea → infiltrasi kornea oleh sel sel
radang dan secret → bintik putih di kornea

4. Tiga hari yang lalu penderita merasa bintik putih semakin melebar, penderita
berobat ke dokter mata dan dianjurkan dirawat di RS.

a. Mengapa bintik putih semakin melebar ?

Jawab :

Karena masih terjadi infeksi sehingga infiltrasi terus berlangsung akibatnya bintik
putih tersebut semakin lama semakin melebar.
b. Apa indikasi rawat di Rumah Sakit pada kasus ini?

Jawab :

- Mata kabur

- Perdarahn

- Perporasi

- Gangguan saraf bola mata

5. Penderita selama ini memakai kacamata minus mata kiri dan kanan sejak 2
tahun yang lalu, tetapi jarang dipakai.

a. Apa saja kelainan refraksi pada mata ?

Jawab :

1. Miopia

Mata miopik lebih panjang daripada normal, sehingga cahaya terfokus di depan
retina. Objek pada jarak pendek tampak jelas, tetapi objek pada jarak jauh
terlihat kabur. Miopia merupakan kelainan yang diturunkan dan seringkali
ditemukan pada anak-anak ketika mereka berusia 8-12 tahun. Antara usia 13-19
tahun, ketika tubuh mengalami pertumbuhan yang pesat, miopia semakin
memburuk. Antara usia 20-40 tahun, biasanya terjadi sedikit perubahan. 

Jika sifatnya ringan maka disebut miopia rendah, jika berat disebut miopia


tinggi. Miopia tinggi memiliki resiko yang lebih tinggi terhadap terjadinya
pelepasan retina. Penderita miopia harus memeriksakan matanya secara teratur
guna mengetahui setiap perubahan yang terjadi pada retina. Jika retina lepas,
maka satu-satunya cara untuk memperbaikinya adalah pembedahan. 

2. Hiperopia

Mata hiperopik lebih pendek daripada normal. Cahaya dari objek jarak dekat
(misalnya ketika membaca buku), tidak dapat terfokus secara jelas pada retina.
Mata terlalu pendek sehingga objek jarak dekat terlihat kabur.  Hiperopia juga
diturunkan.  Bayi dan anak-anak cenderung mengalami hiperopia ringan.
Sejalan dengan pertumbuhan dan bertambah panjangnya mata, hiperopia
semakin berkurang. 

3. Astigmata

Kornea yang normal berbentuk bundar dan licin, seperti halnya bola basket. 
Pada astigmata, kornea lebih melengkung ke satu arah, berbentuk oval. 
Astigmata menyebabkan distorsi atau pandangan kabur pada objek jarak dekat
maupun jarak jauh.  Penglihatan penderita hampir menyerupai penglihatan di
rumah kaca, dimana seseorang terlihat terlalu tinggi, terlalu lebar atau terlalu
kurus.  Astigmata bisa ditemukan bersama-sama dengan miopia maupun
hiperopia.

4. Presbiopia

Pada usia muda, lensa mata masih lunak dan lentur, sehingga bentuknya bisa
berubah-ubah guna memfokuskan objek dekat dan objek jauh.  Setelah berusia
40 tahun, lensa menjadi lebih kaku. Lensa tidak dapat dengan mudah merubah
bentuknya sehingga lebih sulit untuk membaca pada jarak dekat.  Hal ini
merupakan suatu keadaan yang normal, yang disebut dengan
presbiopia. Presbiopia bisa terjadi bersamaan dengan miopia, hiperopia
maupun astigmata.

b. Apa penyebab dan mekanisme mata minus ?

Jawab :

Kelainan pada anatomi bola mata diameter anteroposterior terlalu besar atau kekuatan
media refraksi terlalu kuat  bayangan fokus jatuh di depan retina  miopia

d. Apa dampak jarang memakai kacamata minus pada pasien miopia ?

Jawab :

Bisa memperparah miopia yang di deritanya (perkembangan progresif) dan juga bisa
menyebabkan astigmatismus serta keungkinan kecil dapat menyebabkan exoptalmus
dan strabismus.

6. Bagaimana interpretasi, mekanisme :

a. OS

 VOS 4/60 pinhole tidak ada kemajuan → Kekeruhan kornea


 Pinhole tidak ada kemajuan → mengindikasikan bahwa terdapat kelainan pada
media penglihatan (kornea, lensa, dll) atau kelainan fungsi macula dan saraf
optic

 Mixinjeksi → mengindikasikan bahwa telah terjadinya peradangan pada kornea


dan konjungtiva

 Secret putih kekuningan (+) → Mengindikasikan bahwa adanya benda asing


sehingga menghasilkan banyak secret guna membuangnya

 Blefarospasme → menurunnya kemampuan dalam membuka kelopak mata,


kemungkinan besar ini akibat dari tergangguanya saraf yang mempersarafi otot-
otot kelopak mata yaitu Nervus Trigeminus Opthalmicus

 Infiltrat kornea → telah terjadi proses peradangan yang agak lama sehingga
substansi yang seharusnya tidak ada pada jaringan kornea menjadi ada

 Ulkus kornea (+) diameter 3 mm terletak disentral → Ulkus kornea sentral,


kemungkinan penyebabnya bias bakteri, jamur, maupun virus

b. OD

 VOD 6/12 dengan spheris -0,50 Silindris -0,50 Axis 900 menjadi 6/6 →
miopicus astigmatism compound

7. Bagaimana diagnosis banding pada kasus ini ?

Jawab :

2) Ulkus Kornea ecausa bakteri

3) Ulkus Kornea ecausa virus

4) Ulkus Kornea ecausa fungi

PENJELASAN

Ulkus Kornea Sentral

1. Ulkus Kornea Bakterialis

Ulkus Streptokokus : Khas sebagai ulcus yang menjalar dari tepi ke arah
tengah kornea (serpinginous). Ulkus bewarna kuning keabu-abuan
berbentuk cakram dengan tepi ulkus yang menggaung. Ulkus cepat
menjalar ke dalam dan menyebabkan perforasi kornea, karena eksotoksin
yang dihasilkan oleh streptokok pneumonia

Ulkus Stafilokokus : Pada awalnya berupa ulkus yang bewarna putik


kekuningan disertai infiltrat berbatas tegas tepat dibawah defek epitel.
Apabila tidak diobati secara adekuat, akan terjadi abses kornea yang
disertai edema stroma dan infiltrasi sel leukosit. Walaupun terdapat
hipopion ulkus seringkali indolen yaitu reaksi radangnya minimal.

Ulkus Pseudomonas : Lesi pada ulkus ini dimulai dari daerah sentral
kornea. ulkus sentral ini dapat menyebar ke samping dan ke dalam
kornea. Penyerbukan ke dalam dapat mengakibatkan perforasi kornea
dalam waktu 48 jam. gambaran berupa ulkus yang berwarna abu-abu
dengan kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan. Kadang-kadang
bentuk ulkus ini seperti cincin. Dalam bilik mata depan dapat terlihat
hipopion yang banyak.

Ulkus Pneumokokus : Terlihat sebagai bentuk ulkus kornea sentral yang


dalam. Tepi ulkus akan terlihat menyebar ke arah satu jurusan sehingga
memberikan gambaran karakteristik yang disebut Ulkus Serpen. Ulkus
terlihat dengan infiltrasi sel yang penuh dan berwarna kekuning-
kuningan. Penyebaran ulkus sangat cepat dan sering terlihat ulkus yang
menggaung dan di daerah ini terdapat banyak kuman. Ulkus ini selalu di
temukan hipopion yang tidak selamanya sebanding dengan beratnya ulkus
yang terlihat.diagnosa lebih pasti bila ditemukan dakriosistitis.

2. Ulkus Kornea FungI

Mata dapat tidak memberikan gejala selama beberapa hari


sampai beberapa minggu sesudah trauma yang dapat menimbulkan
infeksi jamur ini.

Pada permukaan lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-


abuan yang agak kering. Tepi lesi berbatas tegas irregular dan terlihat
penyebaran seperti bulu pada bagian epitel yang baik. Terlihat suatu
daerah tempat asal penyebaran di bagian sentral sehingga terdapat satelit-
satelit disekitarnya..Tukak kadang-kadang dalam, seperti tukak yang
disebabkan bakteri. Pada infeksi kandida bentuk tukak lonjong dengan
permukaan naik. Dapat terjadi neovaskularisasi akibat rangsangan radang.
Terdapat injeksi siliar disertai hipopion.

3. Ulkus Kornea Virus

Ulkus Kornea Herpes Zoster : Biasanya diawali rasa sakit pada kulit
dengan perasaan lesu. Gejala ini timbul satu 1-3 hari sebelum timbulnya
gejala kulit. Pada mata ditemukan vesikel kulit dan edem palpebra,
konjungtiva hiperemis, kornea keruh akibat terdapatnya infiltrat subepitel
dan stroma. Infiltrat dapat berbentuk dendrit yang bentuknya berbeda
dengan dendrit herpes simplex. Dendrit herpes zoster berwarna abu-abu
kotor dengan fluoresin yang lemah. Kornea hipestesi tetapi dengan rasa
sakit keadaan yang berat pada kornea biasanya disertai dengan infeksi
sekunder.

Ulkus Kornea Herpes simplex : Infeksi primer yang diberikan oleh virus
herpes simplex dapat terjadi tanpa gejala klinik. Biasanya gejala dini
dimulai dengan tanda injeksi siliar yang kuat disertai terdapatnya suatu
dataran sel di permukaan epitel kornea disusul dengan bentuk dendrit atau
bintang infiltrasi. terdapat hipertesi pada kornea secara lokal kemudian
menyeluruh. Terdapat pembesaran kelenjar preaurikel. Bentuk dendrit
herpes simplex kecil, ulceratif, jelas diwarnai dengan fluoresin dengan
benjolan diujungnya

Ulkus Kornea Perifer

1. Ulkus Marginal

Bentuk ulkus marginal dapat simpel atau cincin. Bentuk simpel berbentuk
ulkus superfisial yang berwarna abu-abu dan terdapat pada infeksi
stafilococcus, toksit atau alergi dan gangguan sistemik pada influenza
disentri basilar gonokok arteritis nodosa, dan lain-lain. Yang berbentuk
cincin atau multiple dan biasanya lateral. Ditemukan pada penderita
leukemia akut, sistemik lupus eritromatosis dan lain-lain.
2. Ulkus Mooren

Merupakan ulkus yang berjalan progresif dari perifer kornea kearah


sentral. ulkus mooren terutama terdapat pada usia lanjut. Penyebabnya
sampai sekarang belum diketahui. Banyak teori yang diajukan dan salah
satu adalah teori hipersensitivitas tuberculosis, virus, alergi dan autoimun.
Biasanya menyerang satu mata. Perasaan sakit sekali. Sering menyerang
seluruh permukaan kornea dan kadang meninggalkan satu pulau yang
sehat pada bagian yang sentral.

3. Ring Ulcer

Terlihat injeksi perikorneal sekitar limbus. Di kornea terdapat ulkus yang


berbentuk melingkar dipinggir kornea, di dalam limbus, bisa dangkal atau
dalam, kadang-kadang timbul perforasi.Ulkus marginal yang banyak
kadang-kadang dapat menjadi satu menyerupai ring ulcer. Tetapi pada ring
ulcer yang sebetulnya tak ada hubungan dengan konjungtivitis kataral.
Perjalanan penyakitnya menahun.

8. Apa saja pemeriksaan tambahan yang dibutuhkan ?

Jawab :

 Kultur
 Pewarnaan gram ulkus kornea fungi
 Pewarnaan gram ulkus kornea herpes simplex
 Pewarnaan gram ulkus kornea herpes zoster
 Pewarnaan gram ulkus kornea bakteri
 Pewarnaan gram lkus kornea akantamoeba

9. Bagaimana diagnosis kerja pada kasus ini ?

Jawab :

Ulkus Kornea ecausa bakteri

10. Apa etiologi penyakit ini ?


Jawab :

1. Infeksi

Infeksi Bakteri : P. aeraginosa, Streptococcus pneumonia dan spesies Moraxella


merupakan penyebab paling sering. Hampir semua ulkus berbentuk sentral.
Gejala klinis yang khas tidak dijumpai, hanya sekret yang keluar bersifat
mukopurulen yang bersifat khas menunjukkan infeksi P aeruginosa.

 Infeksi Jamur : disebabkan oleh Candida, Fusarium, Aspergilus,


Cephalosporium, dan spesies mikosis fungoides.

 Infeksi virus

Ulkus kornea oleh virus herpes simplex cukup sering dijumpai. Bentuk
khas dendrit dapat diikuti oleh vesikel-vesikel kecil dilapisan epitel yang
bila pecah akan menimbulkan ulkus. Ulkus dapat juga terjadi pada bentuk
disiform bila mengalami nekrosis di bagian sentral. Infeksi virus lainnya
varicella-zoster, variola, vacinia (jarang).

 Acanthamoeba

Acanthamoeba adalah protozoa hidup bebas yang terdapat didalam air


yang tercemar yang mengandung bakteri dan materi organik. Infeksi kornea
oleh acanthamoeba adalah komplikasi yang semakin dikenal pada
pengguna lensa kontak lunak, khususnya bila memakai larutan garam
buatan sendiri. Infeksi juga biasanya ditemukan pada bukan pemakai lensa
kontak yang terpapar air atau tanah yang tercemar.

2. Noninfeksi

 Bahan kimia, bersifat asam atau basa tergantung PH.

 Radiasi atau suhu

 Sindrom Sjorgen

 Defisiensi vitamin A

 Obat-obatan

 Kelainan dari membran basal, misalnya karena trauma.

 Pajanan (exposure)
 Neurotropik

3. Sistem Imun (Reaksi Hipersensitivitas)

 Granulomatosa wagener

 Rheumathoid arthritis

4. Bagaimana patofisiologi penyakit pada kasus ini ?

Jawab :

Trauma Infeksi Mikroorganisme


pada Mata

Inflamasi pada Vaskularisasi


konjungtiva Vasodilatasi
konjungtiva ↑

Inflamasi menyebar ↑ secret Mata Merah


ke kornea

Epipora
Infiltrasi
pada kornea

Mata Sakit
Stroma dan Membran Gangguan pada
Bowman mudah rusak N.V-1
Sulit membuka
kelopak mata
cahaya tidak dapat di
Penipisan pada kornea terima dan diteruskan
dengan baik

Kornea Keruh
Fotofobia

Mata Kabur

5. Bagaimana penatalaksanaan pada kasus ini ?


Jawab :
(*keterangan : huruf tebal dan garis bawah adalah penatalaksanaan pada kasus ini)

Ulkus kornea adalah keadan darurat yang harus segera ditangani oleh spesialis
mata agar tidak terjadi cedera yang lebih parah pada kornea. Pengobatan pada ulkus
kornea tergantung penyebabnya, diberikan obat tetes mata yang mengandung
antibiotik, anti virus, anti jamur, sikloplegik dan mengurangi reaksi peradangan
dengann steroid. Pasien dirawat bila mengancam perforasi, pasien tidak dapat
memberi obat sendiri, tidak terdapat reaksi obat dan perlunya obat sistemik.

A. Penatalaksanaan ulkus kornea di rumah

1. Jika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannya

2. Jangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradang

3. Mencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin


dan mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersih

4. Berikan analgetik jika nyeri

B. Penatalaksanaan medis

1. Pengobatan konstitusi

Oleh karena ulkus biasannya timbul pada orang dengan keadaan


umum yang kurang dari normal, maka keadaan umumnya harus diperbaiki
dengan makanan yang bergizi, udara yang baik, lingkungan yang sehat,
pemberian roboransia yang mengandung vitamin A, vitamin B kompleks
dan vitamin C. Pada ulkus-ulkus yang disebabkan kuman yang virulen,
yang tidak sembuh dengan pengobatan biasa, dapat diberikan vaksin tifoid
0,1 cc atau 10 cc susu steril yang disuntikkan intravena dan hasilnya cukup
baik. Dengan penyuntikan ini suhu badan akan naik, tetapi jangan sampai
melebihi 39,5°C. Akibat kenaikan suhu tubuh ini diharapkan bertambahnya
antibodi dalam badan dan menjadi lekas sembuh.

2. Pengobatan lokal

Benda asing dan bahan yang merangsang harus segera dihilangkan.


Lesi kornea sekecil apapun harus diperhatikan dan diobati sebaik-baiknya.
Konjungtuvitis, dakriosistitis harus diobati dengan baik. Infeksi lokal pada
hidung, telinga, tenggorok, gigi atau tempat lain harus segera dihilangkan.

Infeksi pada mata harus diberikan :

o Sulfas atropine sebagai salap atau larutan

Kebanyakan dipakai sulfas atropine karena bekerja lama 1-2


minggu.

Efek kerja sulfas atropine :

- Sedatif, menghilangkan rasa sakit.

- Dekongestif, menurunkan tanda-tanda radang.

- Menyebabkan paralysis M. siliaris dan M. konstriktor


pupil.

Dengan lumpuhnya M. siliaris mata tidak mempunyai daya


akomodsi sehingga mata dalan keadaan istirahat. Dengan
lumpuhnya M. konstriktor pupil, terjadi midriasis sehinggga
sinekia posterior yang telah ada dapat dilepas dan mencegah
pembentukan sinekia posterior yang baru

o Skopolamin sebagai midriatika.

o Analgetik

Untuk menghilangkan rasa sakit, dapat diberikan tetes pantokain,


atau tetrakain tetapi jangan sering-sering.

o Antibiotik

Anti biotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang


berspektrum luas diberikan sebagai salap, tetes atau injeksi
subkonjungtiva. Pada pengobatan ulkus sebaiknya tidak diberikan
salap mata karena dapat memperlambat penyembuhan dan juga
dapat menimbulkan erosi kornea kembali.

o Anti jamur

Terapi medika mentosa di Indonesia terhambat oleh terbatasnya


preparat komersial yang tersedia berdasarkan jenis keratomitosis
yang dihadapi bisa dibagi :
1. Jenis jamur yang belum diidentifikasi penyebabnya : topikal
amphotericin B 1, 2, 5 mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml,
Natamycin > 10 mg/ml, golongan Imidazole

2. Jamur berfilamen : topikal amphotericin B, thiomerosal,


Natamicin, Imidazol

3. Ragi (yeast) : amphotericin B, Natamicin, Imidazol

4. Actinomyces yang bukan jamur sejati : golongan sulfa,


berbagai jenis anti biotik

o Anti Viral

Untuk herpes zoster pengobatan bersifat simtomatik diberikan


streroid lokal untuk mengurangi gejala, sikloplegik, anti biotik
spektrum luas untuk infeksi sekunder analgetik bila terdapat
indikasi.Untuk herpes simplex diberikan pengobatan IDU, ARA-A,
PAA, interferon inducer.

Perban tidak seharusnya dilakukan pada lesi infeksi supuratif


karena dapat menghalangi pengaliran sekret infeksi tersebut dan
memberikan media yang baik terhadap perkembangbiakan kuman
penyebabnya. Perban memang diperlukan pada ulkus yang bersih tanpa
sekret guna mengurangi rangsangan.

Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat dilakukan :

1. Kauterisasi

a) Dengan zat kimia : Iodine, larutan murni asam karbolik, larutan


murni trikloralasetat

b) Dengan panas (heat cauterisasion) : memakai elektrokauter atau


termophore. Dengan instrumen ini dengan ujung alatnya yang
mengandung panas disentuhkan pada pinggir ulkus sampai
berwarna keputih-putihan.

2. Pengerokan epitel yang sakit

Parasentesa dilakukan kalau pengobatan dengan obat-obat tidak


menunjukkan perbaikan dengan maksud mengganti cairan coa
yang lama dengan yang baru yang banyak mengandung antibodi
dengan harapan luka cepat sembuh. Penutupan ulkus dengan flap
konjungtiva, dengan melepaskan konjungtiva dari sekitar limbus
yang kemudian ditarik menutupi ulkus dengan tujuan memberi
perlindungan dan nutrisi pada ulkus untuk mempercepat
penyembuhan. Kalau sudah sembuh flap konjungtiva ini dapat
dilepaskan kembali.

Bila seseorang dengan ulkus kornea mengalami perforasi spontan


berikan sulfas atropine, antibiotik dan balut yang kuat. Segera
berbaring dan jangan melakukan gerakan-gerakan. Bila
perforasinya disertai prolaps iris dan terjadinya baru saja, maka
dapat dilakukan :

 Iridektomi dari iris yang prolaps

 Iris reposisi

 Kornea dijahit dan ditutup dengan flap konjungtiva

 Beri sulfas atripin, antibiotic dan balut yang kuat

Bila terjadi perforasi dengan prolaps iris yang telah berlangsung


lama, kita obati seperti ulkus biasa tetapi prolas irisnya dibiarkan
saja, sampai akhirnya sembuh menjadi leukoma adherens. Antibiotik
diberikan juga secara sistemik.

3. Keratoplasti

Keratoplasti adalah jalan terakhir jika urutan penatalaksanaan


diatas tidak berhasil. Indikasi keratoplasti terjadi jaringan parut yang
mengganggu penglihatan, kekeruhan kornea yang menyebabkan
kemunduran tajam penglihatan, serta memenuhi beberapa kriteria yaitu :

1. Kemunduran visus yang cukup menggangu aktivitas penderita

2. Kelainan kornea yang mengganggu mental penderita.

3. Kelainan kornea yang tidak disertai ambliopia.


6. Bagaimana pencegahan pada penyakit ini ?

Jawab :

Pencegahan terhadap ulkus dapat dilakukan dengan segera berkonsultasi


kepada ahli mata setiap ada keluhan pada mata. Sering kali luka yang tampak kecil
pada kornea dapat mengawali timbulnya ulkus dan mempunyai efek yang sangat
buruk bagi mata.

5) Lindungi mata dari segala benda yang mungkin bisa masuk kedalam mata

6) Jika mata sering kering, atau pada keadaan kelopak mata tidak bisa menutup
sempurna, gunakan tetes mata agar mata selalu dalam keadaan basah

7) Jika memakai lensa kontak harus sangat diperhatikan cara memakai dan
merawat lensa tersebut.

7. Apa komplikasi yang mungkin dapat terjadi pada kasus ini ?

Jawab :

- Kebutaan parsial ataukomplit dalam waktu sangat singkat

- Kornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitis

- Prolaps iris

- Sikatrik kornea

- Katarak

- Glaukoma sekunder

8. Bagaimana prognosis pada kasus ini ?

Jawab :

DUBIA ad Malam

Prognosis ulkus kornea tergantung pada tingkat keparahan dan cepat


lambatnya mendapat pertolongan, jenis mikroorganisme penyebabnya, dan ada
tidaknya komplikasi yang timbul. Ulkus kornea yang luas memerlukan waktu
penyembuhan yang lama, karena jaringan kornea bersifat avaskular. Semakin tinggi
tingkat keparahan dan lambatnya mendapat pertolongan serta timbulnya komplikasi,
maka prognosisnya menjadi lebih buruk. Penyembuhan yang lama mungkin juga
dipengaruhi ketaatan penggunaan obat. Dalam hal ini, apabila tidak ada ketaatan
penggunaan obat terjadi pada penggunaan antibiotika maka dapat menimbulkan
resistensi.

9. Bagaimana KDU pada kasus ini ?

Tingkat kemampuan 3

3.b Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik dan


pemeriksaan-pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya
:pemeriksaan laboratorium sederhan atau X-ray). Dokter dapat memutuskan dan
memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialis yang relevan (kasus
gawat darurat) → pada kasus

10. Bagaimana pandangan Islam pada kasus ini ?

Jawab

“ayo kita bersama-sama taburi hati kita dengan firman2 Allah yang menjanjikan
bahwa barang siapa yang menjaga dirinya dari perbuatan yang Allah haramkan,
maka Allah akan mengaruniai kecintaan kepada hamba-Nya itu. Ayo jagalah
pandangan kita agar terjaga dengan baik dan akan membuat kita merasakan
manisnya iman dan lezatnya beribadah. Subhanallah.”

Anda mungkin juga menyukai