HASIL PENELITIAN
BBLR di RSIA Husada Bunda Salo tahun 2021. Hasil penelitian ini
dikelompokkan berdasarkan data univariat dan bivariat yang dapat dilihat dari
A. Analisa Univariat
berdasarkan umur, paritas, dan jarak kehamilan dapat dilihat pada tabel
berikut:
1. Umur
kasus, pada kategori umur sebagian besar berada pada kategori tidak
(41,0%).
2. Paritas
(86,7%).
3. Jarak Kehamilan
18 (78,3%).
40
4. Kejasian BBLR
No BBLR Jumlah %
1 Ya 24 50
2 Tidak 24 50
Jumlah 48 100
Sumber :Rekam medis
B. Analisa Bivariat
BBLR Total
Umur Ya (kasus) Tidak (kontrol) P OR
value
N % N % N %
Beresiko 1 11,1 8 88,9 9 18,8
Tidak beresiko 23 59,0 16 41,0 39 81,2 0,023 0,87
Jumlah 24 50 24 50 48 100
kejadian BBLR
BBLR Total
Paritas Ya (kasus) Tidak (kontrol) P OR
value
N % N % N %
Beresiko 22 66,7 11 33,3 33 68,8
Tidak beresiko 2 13,3 13 86,7 15 31,2 0,004 11,0
Jumlah 24 50 24 50 48 100
BBLR.
42
BBLR Total
Jarak Kehamilan Ya (kasus) Tidak (kontrol) P OR
value
N % N % N %
Beresiko 19 76,0 6 24,0 25 52,1
Tidak beresiko 5 21,7 18 78,3 23 47,9 0,001 11,4
Jumlah 24 50 24 50 48 100
BAB V
PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dibahas pembahasan berdasarkan hasil penelitian dari
kejadian BBLR di RSIA Husada Bunda Tahun 2021, dapat dijelaskan sebagai
berikut :
0,023 (p > 0,05), dengan derajat kemaknaan (α = 0,05). Ini berarti tidak ada
pekerjaan dan pendidikan ibu yang masih rendah. Ibu hamil dengan tingkat
dibandingkan ibu hamil dengan tingkat pendidikan tinggi. Pendidikan ibu yang
terpengaruh dengan kebiasaan hidup yang tidak menunjang gaya hidup seperti
Semakin tinggi tingkat pendidikan maka wawasan yang dimiliki ibu akan
semakin tinggi dan memiliki pola pikir yang terbuka untuk menerima
Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Bantul yang menunjukkan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara umur dengan kejadian BBLR dengan nilai
p value 0,35.
pertumbuhan tubuhnya, yaitu sekitar usia 20 tahun, sehingga usia 20 tahun bisa
dijadikan pedoman kesiapan fisik dan usia kehamilan yang ideal berada pada
paritas beresiko. Berdasarkan uji statistik diperoleh nilai p value = 0,004 (p >
0,05), dengan derajat kemaknaan (α = 0,05). Ini berarti ada hubungan antara
ibu untuk hamil sehingga ibu cemas dan memikirkan banyak hal tentang proses
yang kurang membuat ibu kurang menjaga status gizinya dan janin yang
Mempunyai anak lebih dari tiga meningkatkan resiko kesehatan ibu hamil dan
bayinya. Paritas tinggi juga akan mengurangi daya lentur (elastisitas) uterus
plasenta dan pertumbuhan janin sehingga melahirkan bayi berat lahir rendah
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fitri
nilai p-value 0,037, selanjutnya paritas tinggi yaitu jumlah kelahiran tiga atau
lebih berhubungan dengan bayi BBLR, tetapi pada paritas rendah tidak ada
apakah bayi hidup atau mati. Paritas ibu merupakan frekuensi ibu pernah
melahirkan anak hidup atau mati, tetapi bukan aborsi (Maulana,2010). Paritas
yang tinggi akan berdampak pada timbulnya berbagai masalah kesehatan baik
bagi ibu maupun bayi yang dilahirkan. Kehamilan dan persalinan yang
BBLR (Nurseha,2017).
46
Bunda
nilai p value = 0,001 (p > 0,05), dengan derajat kemaknaan (α = 0,05). Ini
menyebabkan rahim dan kesehatan ibu belum pulih dengan baik. Keadaan
kelemahan dan kelelahan otot rahim, sehingga rahim belum siap menerima
implantasi. Oleh karena itu, janin tumbuh kurang sempurna. Rahim yang lemah
kelahiran sebelum waktunya yang menyebabkan janin lahir dengan berat badan
lahir rendah.
sehingga memungkinkan pertumbuhan janin kurang baik. Selain itu bayi yang
pertumbuhan janin yang kurang baik, persalinan lama dan pendarahan saat
persalinan karena rahim belum pulih dengan baik. Jarak kelahiran lebih lama
bahwa persentase BBLR pada jarak kehamilan tidak berisiko (>2 tahun)
sebesar 81,9% lebih besar dibandingkan dengan jarak kehamilan berisiko (< 2
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
berikut :
kontrol,
melahirkan bayi dengan BBLR pada kelompok kasus dan paritas tidak
melahirkan bayi dengan BBLR pada kelompok kasus dan jarak kehamilan
Bunda,
Bunda.
49
B. Saran
1. Bagi Responden
3. Peneliti Selanjutnya
terjadinya BBLR.