Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Lalu lintas merupakan urat nadi kehidupan, cermin budaya
dan refleksi atas modernitas suatu bangsa. Lalu lintas membutuhkan
adanya keamanan, keselamatan, ketertiban dan kelancaran agar
setiap mobilitas masyarakat yang menggunakan ruang lalu lintas
merasa aman dan nyaman. Hal tersebut sesuai dengan amanat UU
No 22 Tahun 2009 tentang lalu lintas dan angkutan jalan yang salah
satu tujuannnya adalah mewujudkan keamanan, keselamatan,
ketertiban dan kelancaran lalu lintas di jalan.
Di Indonesia kesadaran masyarakatnya dalam mewujudkan
Kamseltibcarlantas masih sangat rendah dibandingkan dengan
negara-negara lain di dunia. Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh
World Health Organization (WHO) Indonesia menempati urutan
kelima sebagai negara dengan jumlah kematian terbanyak akibat
kecelakaan lalu lintas. Indonesia dilaporkan mengalami kenaikan
jumlah kecelakaan lalu lintas hingga lebih dari 80 persen. Di
Indonesia, jumlah korban tewas akibat kecelakaan lalu lintas
mencapai 120 jiwa per harinya. Diperkirakan, angka tersebut akan
meningkat hingga tiga kali lipat pada 2030. Berawal dari keprihatinan
tersebut dan sebagai tindak lanjut resolusi Perserikatan Bangsa-
Bangsa Nomor 64/255 tanggal 10 Maret 2010 tentang Improving
Global Road Safety melalui program Decade of Action for Road
1
2
C. Persoalan
Dari identifikasi pokok permasalahan, kemudian dapat
diinventarisir beberapa pokok-pokok persoalan sebagai berikut :
1. Bagaimana dukungan Sumber Daya Manusia (SDM)
Bhabinkamseltibcarlantas dalam meminimalisir pelanggaran
dan kecelakaan lalu lintas?
2. Bagaimana dukungan anggaran untuk mengoptimalkan peran
Bhabinkamseltibcarlantas dalam meminimalisir pelanggaran
dan kecelakaan lalu lintas?
3. Bagaimana dukungan sarana dan prasarana untuk
mengoptimalkan peran Bhabinkamseltibcarlantas dalam
meminimalisir pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas?
4. Bagaimana metode yang diterapkan oleh
Bhabinkamseltibcarlantas dalam meminimalisir pelanggaran
dan kecelakaan lalu lintas?
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan dalam NKP ini dibatasi pada
upaya Dit Lantas Polda Kaltim dalam mengoptimalkan Peran
Bhabinkamseltibcarlantas dalam meminimalisir pelanggaran dan
kecelakaan lalu lintas sehingga Kamseltibcarlantas di wilayah hukum
Polda Kalimantan Timur dapat terwujud.
4
2. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan Naskah Karya
Perorangan ini adalah untuk memberikan gambaran tentang
pentingnya optimalisasi peran Bhabinkamseltibcarlantas guna
meminimalisir kecelakaan dan pelanggaran lalu lintas dalam
rangka mewujudkan Kamseltibcarlantas.
2. Pendekatan
5
G. Sistematika
Sistematika yang dipergunakan dalam penulisan Naskah
Karya Perorangan ini, secara keseluruhan dapat digambarkan
sebagai berikut :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang,
rumusan permasalahan dan persoalan, ruang lingkup,
maksud dan tujuan, metode dan pendekatan,
sistematika serta pengertian-pengertian.
H. Pengertian-pengertian
Dalam penulisan Naskah Karya perorangan ini, Penulis perlu
memberikan batasan terhadap istilah-istilah yang ada dalam
pembahasan, hal tersebut untuk menghindari kesalahpahaman dan
menyamakan persepsi tentang beberapa istilah yang digunakan,
pengertian dimaksud sebagai berikut :
1. Optimalisasi
Berdasarkan Kamus Besar Bahasa Indonesia Tahun
2009, “Optimalisasi” berasal dari kata optimal yang artinya
adalah yang terbaik, yang paling menguntungkan; menjadikan
yang paling baik. Dengan kata lain arti optimalisasi berarti
suatu tindakan untuk menjadikan suatu keadaan yang sudah
ada melalui daya gerak yang percepatannya semakin cepat
sehingga selalu menyesuaikan dengan keadaan 1.
2. Peran
Peran adalah aspek dinamis dari kedudukan atau
status. Seseorang melaksanakan hak dan kewajiban, berarti
telah menjalankan suatu peran2.
3. Bhabinkamseltibcarlantas
Bhabinkamseltibcarlantas adalalah Bhayangkara
Pembina Keamanan, Keselamatan dan Ketertiban serta
Kelancaran Lalu Lintas terdiri dari personel Sat PJR Ditlantas
Polda Kaltim yang bertugas melaksanakan patroli, memantau,
mendeteksi setiap potensi gangguan Kamtibmas yang ada di
jalan raya, pengawasan dan menggali info tentang potensi
kecelakaan lalu lintas , membantu pelaksanaan TPTKP
1
Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hal-628
Balai Pustaka
2
Diakses dari website http://www.artikelsiana.com/2014/10/pengertian-peran-definisi-
fungsi-apa-itu.html#
8
4. Pelanggaran
Pelanggaran adalah perbuatan (perkara) melanggar;
tindak pidana yang lebih ringan daripada kejahatan 4.
6. Lalu Lintas
Lalu lintas adalah gerak Kendaraan dan orang di
Ruang Lalu Lintas Jalan.
7. Kamseltibcarlantas
Keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran
lalu lintas adalah suatu keadaan terbebasnya setiap orang,
barang, dan kendaraan dari gangguan perbuatan melawan
hukum, dan/atau rasa takut dalam berlalu lintas, terhindarnya
setiap orang dari resiko kecelakaan selama berlalu lintas yang
disebabkan oleh manusia, kendaraan, jalan, dan/atau
lingkungan, suatu keadaan berlalu lintas yang berlangsung
secara teratur sesuai dengan hak dan kewajiban setiap
pengguna jalan, dan suatu keadaan berlalu lintas dan
3
Peraturan Direktur Lalu Lintas Polda kaltim Nomor Tahun 2017
4
Di akses dari website http://artikata.com/pelanggaran
5
Pasal 1 ayat 24 Undang-Undang No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan
9
9
10
8
Rangkuti Freddy. 2006. Analisis Swot Teknik Membedah Kasus Bisnis, Cetakan ke-14.
Jakarta; PT Gramedia Pustaka Utama
9
KBP.Dr.M Said Saile, M.SI (Koordinator) : Himpunan teori pendapat para sarjana yang
berkaitan dengan Kepolisian PTIK jakarta 2008 Hal 77
11
10
Ismail Solihin, Adi Maulana (editor) 2014. Manajemen strategik. Penerbit Erlangga,
Jakarta : hal 18-65
11 12
Hunger, david and Thomas L Wheelen, 2001, Manajemen Strategis, Yogyakarta CV
Andi
12
D. Teori Kompetensi
Spencer dan Spencer mengatakan bahwa kompetensi
merupakan karakteristik mendasar seseorang yang berhubungan
timbal balik dengan suatu kriteria efektif dan atau kecakapan terbaik
seseorang dalam pekerjaan atau keadaan. Ini berarti bahwa
kompetensi tersebut cukup mendalam dan bertahan lama sebagai
bagian dari kepribadian seseorang sehingga dapat digunakan untuk
memprediksi tingkah laku seseorang ketika berhadapan dengan
berbagai situasi atau masalah; kompetensi dapat menyebabkan atau
memprediksi perubahan laku12.
Teori ini sebagai analisa pada pokok persoalan terkait V1
dalam pembahasan SDM Bhabinkamseltibcarlantas pada bab III dan
bab V.
12
Diakses dari http://www.bpkp.go.id/sesma/konten/244/mac-kompetensi
13
BAB III
13
M. Manullang. 1988. Dasar-dasar Manajemen. Bogor: Ghalia Indonesia. Hal 6
14
KONDISI FAKTUAL
Gambar 3.1
Peta administratif Provinsi Kalimantan Timur
14
15
Tabel 3.1
Jumlah Pelanggaran lalu lintas dengan tilang Tahun 2016 s.d tahun 2017
(dari Bulan Januari – Agustus)
Tabel 3.2
14
http://kaltim.prokal.co/read/news/312005-sangat-tak-disiplin-640-menit-6931-pelanggar-
di-jalan
16
1 PAMEN 1 1 -
2 PAMA 24 11 -11
3 BINTARA 64 58 -6
4 PNS 10 - -10
Jumlah 99 70 -29
Sumber: Ditlantas Polda Kaltim tahun 2017
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa untuk jumlah
Sat PJR Polda Kaltim berdasarkan DSPP berjumlah 99
personel namun kondisi riil personel hanya berjumlah 70
personel atau kekurangan 29 personel. Hal tersebut
diperparah dengan adanya anggota yang disprinkan untuk
pengawalan Gubernur dan pengawalan pimpinan yang
sifatnya menetap sehingga praktis jumlah personil Sat PJR
yang merangkap sebagai anggota Bhabinkamseltibcarlantas
hanya berjumlah 50 personil yang tersebar di 5 Pos Unit PJR.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.4
18
2. Aspek Kualitas
Dari 70 personel Sat PJR Ditlantas Polda Kaltim, belum
semuanya pernah mengikuti Dikjur pengembangan khusus
sertifikasi PJR / Pengawalan maupun Latihan fungsi sehingga
berpengaruh terhadap kompetensinya dalam meminimalisir
pelanggaran dan Laka Lanta. Untuk lebih jelasnya dapat di
lihat pada tabel berikut :
19
Tabel 3.5
Data Dikjur/Bangspes/Latfung Personel Sat PJR Ditlantas Polda Kaltim
T.A. 2017
Sudah Belum Sertifikasi PJR/
Latfung
Sat Dikjur Dikjur Pengawalan
Perwira Bintara Perwira Bintara Perwira Bintara Perwira Bintara
SAT
6 23 6 35 3 6 12 58
PJR
Sumber: Ditlantas Polda Kaltim tahun 2017
b. Keterampilan (skill)
1) Masih kurangnya keterampilan personel dalam
menggali informasi tentang potensi Kecelakaan
lalu lintas sehingga masih ada jalur jalan yang
tidak dilengkapi dengan sarana dan prasarana
lalu lintas jalan yang memenuhi standar kelaikan
keselamatan.
2) Keterampilan personel Bhabinkamseltibcar
lantas dalam berkomunikasi dengan masyarakat
masih kurang komunikatif sehingga pesan
keselamatan berlalulintas kepada pengguna
jalan belum tersampaikan dengan baik.
Tabel 3.6
DIPA Sat PJR Ditlantas Polda Kaltim Tahun 2017
DIPA
NO. DETAIL KEGIATAN KET
TA. 2017 (RP.)
PROGRAM HARKAMTIBMAS 525.500.000
Dukungan Manajemen dan Teknis
1 328.500.000
Harkamtibmas
a. ULP Non Organik POS PJR KM 51
65.700.000
(6 Org X 365 Hari)
b. ULP Non Organik POS PJR PRANGAT
65.700.000
(6 Org X 365 Hari)
c. ULP Non Organik POS PJR TERIK
65.700.000
(6 Org X 365 Hari)
d. ULP Non Organik POS PJR KR. JOANG
65.700.000
(6 Org X 365 Hari)
e. ULP Non Organik POS PJR KONGBENG
65.700.000
(6 Org X 365 Hari)
Peningkatan Pelayanan Keamanan dan
2 197.000.000
keselamatan Masyarakat di Bidang Lantas
a. Honor Tilang 5.000 Lembar 50.000.000
b. Kegiatan Pembinaan di Bidang Tupoksi Sat
120.000.000
PJR
JUMLAH 525.500.000
Sumber: Sat PJR Ditlantas Polda Kaltim tahun 2017
Berdasarkan tabel di atas, anggaran Sat PJR Polda Ditlantas
Kaltim tahun 2017 adalah sebesar Rp. 525.500.000,-., dilihat dari
angkanya memang cukup besar, namun bila dilihat dari kebutuhan
dan biaya operasional yang harus dilaksanakan tentunya anggaran
tersebut masih dirasakan kurang, apalagi letak 5 Pos PJR yang ada
jaraknya berbeda, ada yang letaknya dekat dengan Mako Dit Lantas
Polda Kaltim dan ada yang letaknya cukup jauh, tentunya hal ini
berpengaruh terhadap biaya operasional perjalanan anggota menuju
Posnya masing-masing, mengingat besaran dukungan anggaran
bagi personel yang bertugas di Pos PJR yang jauh tidak dibedakan
dengan personel yang bertugas di Pos PJR yang dekat. Selain itu
juga untuk dukungan ULP Non Organik hanya diberikan dukungan
untuk 30 personel sedangkan jumlah personel PJR yang menempati
Pos PJR ada 59 personel.
22
Tabel 3.7
Data Pos Unit Sat PJR Ditlantas Polda Kaltim tahun 2017
STATUS
POS UKURAN LUAS UKURAN LUAS
NO KEPEMILIKAN KET
UNIT TANAH TANAH BANGUNAN BANGUNAN
TANAH
1 2 3 4 5 6 7 8
8 X 12 Pinjam Pakai
1. UNIT 1 10 X 80 M 800 M2 Lebar = 8 M 96 M2 Pemkot
Panjang =12M Balikpapan
8x9
2. UNIT 2 15 X 20 M 300 M2 Lebar = 8 M 72 M2 Hibah
Panjang= 9 M
10,5 x 9,5
3. UNIT 3 80 X 109 M 8.769 M2 Lebar = 10,5M 90,26 M2 Hibah
Panjang=9,5M
8 x 10
4. UNIT 4 40 X 25 M 965 M2 Lebar = 8 M 80 M2 Hibah
Panjang =10M
4x8
5. UNIT 5 9X5M 45 M2 Lebar = 4 M 32 M2 Hibah
Panjang = 8 M
Sumber: Sat PJR Ditlantas Polda Kaltim tahun 2017
Dari tabel diatas, dapat dilihat bahwa 5 pos unit PJR yang
tersebar di wilayah Provinsi Kaltim belum seluruhnya status
kepemilikannya merupakan milik dari Ditlantas Polda Kaltim, selain
itu ada beberapa Pos unit PJR yang kondisinya belum representatif
dan nyaman bagi masyarakat yang membutuhkan pelayanan, seperti
untuk tempat singgah bagi para pengguna jalan yang membutuhkan
tempat beristirahat setelah menempuh perjalanan jauh.
23
Tabel 3.8
Sarpras Sat PJR Ditlantas Polda Kaltim tahun 2017
KONDISI
NO. JENIS SARPRAS JUMLAH KET.
B RR RB
1 SENPI BAHU 5 5
2 SENPI GENGGAM 52 42 8 2
3 BODY VERST 9 9
4 CHAINSHAW 5 5
Unit 5 belum memiliki
5 SEDAN 15 15
Sedan
6 JEEP/KABIN 9 8 1
7 MOTOR 10 9 1
Unit 1,3,4 dan 5 belum
8 AMBULANCE 1 1
memiliki ambulance
Unit 1,3,4 dan 5 belum
9 DEREK 1 1
memiliki derek
10 HT 54 54
11 GPS - - - -
Sumber: Lapsat Sat PJR Ditlantas Polda Kaltim Tahun 2017
Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa saat ini dukungan
Sarpras yang dimiliki Sat PJR Ditlantas Polda Kaltim belum
sepenuhnya dapat mendukung peran Bhabinkamseltibcar lantas
secara optimal. Hal ini dikarenakan masih ada beberapa unit yang
belum memiliki ambulance, mobil derek dan kendaraan pendukung
operasional yang masih kurang serta jaringan Alkom HT yang belum
bisa berkomunikasi antar pos unit sehingga dapat menghambat
pelaksanaan tugas personel Bhabinkamseltibcarlantas dalam
meminimalisir pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas mengingat 24
titik yang harus dicover oleh personel Bhabinkamseltibcarlantas yang
berjumlah 50 personel dengan luas wilayah jalur jalan daerah
Provinsi Kaltim yang mencapai panjang ± 139 KM, tentunya dengan
kuantitas dan kualitas sarana tersebut belum optimal dalam
mendukung pelaksanaan tugas Bhabinkamseltibcarlantas dalam
meminimalisir pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas.
24
BAB IV
FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
A. Faktor Internal
1. Kekuatan
a. Adanya penjabaran rencana kerja tahunan Dit Lantas
Polda Kaltim guna membangun kepercayaan
masyarakat khususnya pada program peningkatan
pelayanan publik.
b. Adanya kebijakan Dir Lantas Polda Kaltim yang
dituangkan dalam Peraturan Dir Lantas Polda Kaltim
Nomor.: Perdir/05/V/2017 tanggal 29 Mei 2017 tentang
SOP Bhabinkamseltibcarlantas.
c. Adanya pencanangan tahun Keselamatan untuk
kemanusiaan Tahun 2017-2018 oleh Kor Lantas Polri.
d. Adanya komitmen yang kuat dari pimpinan dan
dedikasi yang ditunjukan oleh personel untuk
melakukan pembenahan kinerja Satuan Patroli Jalan
Raya dengan mengoptimalkan peran Bhabin
kamseltibcarlantas sebagai Pilot Project dalam
meminimalisir terjadinya pelanggaran dan kecelakaan
lalu lintas.
e. Adanya beberapa personel yang telah mengikuti
Dikjur/pelatihan fungsi dan sertifikasi sehingga dapat
dimanfaatkan untuk memberikan pengetahuan yang
27
28
2. Kelemahan
a. Masih kurangnya / terbatasnya kuantitas personel
Bhabinkamseltibcarlantas dibandingkan dengan
panjang jalan yang harus di cover mengingat tingkat
pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas di wilayah
Polda Kaltim tiap tahunnya meningkat.
b. Terbatasnya kualitas sumber daya manusia
Bhabinkamseltibcarlantas yang terindikasi dari masih
minimnya personel yang pernah mengikuti Dikjur dan
memiliki sertifikasi pengawalan.
c. Masih minimnya anggaran untuk menunjang peran
Bhabinkamseltibcarlantas dalam meminimalisir
pelanggaran dan Kecelakaan lalu lintas.
d. Belum memadainya dukungan sarana dan prasarana
untuk menunjang keberhasilan tugas personel
Bhabinkamseltibcarlantas.
e. Metode yang diterapkan oleh personel
Bhabinkamseltibcarlantas masih belum optimal
sehingga belum dapat untuk meminimalisir
pelanggaran dan Kecelakaan lalu lintas.
B. Faktor Eksternal
1. Peluang
a. Adanya dukungan dari pemerintah melalui Inpres No 4
tahun 2013 tentang program dekade aksi keselamatan
jalan
b. Adanya kontrol publik / masyarakat yang semakin
intensif terhadap perilaku anggota Polri di lapangan,
baik secara langsung maupun pengaduan melalui
media cetak maupun elektronik dengan memberikan
29
2. Kendala/ Hambatan
a. Adanya penilaian negatif / labelling masyarakat
termasuk masih tingginya komplain masyarakat
terhadap kinerja Polri khususnya Polisi lalu lintas.
b. Tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Polri
khususnya pada Polisi lalu lintas yang masih rendah.
c. Kondisi geografis Kaltim dan Kaltara yang memiliki jalur
jalan darat yang cukup panjang dan belum semuanya
dapat di cover oleh personel Bhabinkamseltibcarlantas
yang tersebar di 5 Pos unit PJR.
d. Masih rendahnya kesadaran dan ketaatan berlalu lintas
masyarakat pengguna jalan di wilayah Kaltim dan
Kaltara yang ditandai tingginya angka pelanggaran dan
kecelakaan lalu lintas.
e. Kurang dioptimalkannya peran dari instansi terkait yang
bergerak di bidang lalu lintas dalam membantu kinerja
Bhabinkamseltibcarlantas dalam meminimalisir
pelanggaran dan Kecelakaan lalu lintas.
30
BAB V
KONDISI YANG DIHARAPKAN
Dari penjelasan pada bab III , dapat diketahui bahwa saat ini peran
Bhabinkamsletibcarlantas masih belum optimal. Hal tersebut dapat dilihat
dari dukungan dukungan SDM, dukungan anggaran, dukungan Sarpras
maupun metode yang diterapkan , untuk menjawabnya maka pada Bab ini
akan dibahas kondisi yang diharapkan dari peran Bhabinkamsletibcarlantas
sebagai berikut:
30
31
2. Aspek Kualitas
Sedangkan secara kualitas, diharapkan seluruh
personel Bhabinkamseltibcarlantas telah mengikuti Dikjur
pengembangan khusus sertifikasi PJR / Pengawalan maupun
Latihan fungsi. Kondisi demikian tentunya akan berkontribusi
terhadap peran Bhabinkamseltibcarlantas dalam
meminimalisir pelanggaran dan Kecelakaan lalu lintas. Untuk
kualitas personel Bhabinkamseltibcarlantas, kondisi yang
diharapkan adalah sebagai berikut:
a. Pengetahuan (knowledge)
1) Meningkatnya pemahaman personel Bhabin
kamseltibcarlantas terkait peraturan lalu lintas
dan angkutan jalan, pembinaan para komunitas
pengguna jalan serta senantiasa memahami
pelaksanaan TPTKP pada Laka Lantas.
2) Seluruh personel Bhabinkamseltibcarlantas
dapat memahami mekanisme tehnik pertolongan
pertama terhadap korban kecelakaan sehingga
apabila ada laporan terjadinya kecelakaan lalu
lintas para petugas dapat segera memberikan
pertolongan kepada korban. Dengan demikian,
korban Kecelakaan lalu lintas dapat
terselamatkan.
32
b. Keterampilan (skill)
1) Meningkatnya keterampilan personel dalam
menggali informasi tentang potensi Kecelakaan
lalu lintas sehingga jalur jalan dapat dilengkapi
dengan sarana dan prasarana lalu lintas jalan
yang memenuhi standar kelaikan keselamatan.
2) Keterampilan personel Bhabinkamseltibcar
lantas dalam berkomunikasi dengan masyarakat
semakin komunikatif sehingga pesan-pesan
keselamatan berlalulintas kepada para
pengguna jalan dapat tersampaikan dengan
baik.
c. Sikap / Perilaku (attitude)
1) Personel Bhabinkamseltibcarlantas senantiasa
peduli / proaktif dalam melaksanakan tugasnya
sebagai Bhabinkamseltibcarlantas dilihat dari
integritas dan dedikasi yang tinggi dalam
melaksanakan tugas pembinaan terhadap
masyarakat pengguna jalan.
2) Seluruh personel Bhabinkamseltibcarlantas
dapat menjadi contoh yang baik/ menjadi suri
tauladan bagi masyarakat bagi masyarakat
pengguna jalan.
15
Terry, George R. 2012. Dasar-Dasar Manajemen (cetakan kedua belas). Jakarta: Bumi
Aksara.
35
BAB VI
UPAYA PEMECAHAN MASALAH
C. Tujuan
Tujuan merupakan penjabaran/implementasi dari pernyataan
misi. Tujuan adalah sesuatu (apa) yang akan dicapai atau dihasilkan
pada jangka waktu tertentu. Mengacu pada visi dan misi yang telah
ditetapkan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam optimalisasi peran
Bhabinkamseltibcarlantas dalam meminimalisir pelanggaran dan
kecelakaan lalu lintas adalah:
1. Meningkatnya sumber daya manusia Bhabin
kamseltibcarlantas baik secara kuantitas maupun kualitas
dalam upaya menciptakan Kamseltibcarlantas.
40
D. Sasaran
Sasaran adalah sesuatu yang akan dihasilkan oleh
organisasi dalam jangka waktu 1 (satu) tahun yang capaiannya dapat
disusun dengan tahapan semesteran, triwulanan, atau bulanan.
Adapun sasaran dari optimalisasi peran Bhabinkamseltibcarlantas
adalah sebagai berikut :
1. Sumber daya manusia yang secara kuantitas dan kualitas
mampu menjadi Bhabinkamseltibcarlantas.
2. Dukungan anggaran yang mencukupi untuk meningkatkan
peran Bhabinkamseltibcarlantas.
3. Tersedianya sarana dan prasarana yang memadai untuk
meningkatkan peran Bhabinkamseltibcarlantas.
4. Metode yang digunakan untuk meningkatkan peran
Bhabinkamseltibcarlantas harus tepat, efektif dan efisien.
E. Kebijakan
Suatu kebijakan harus mengandung ciri-ciri utama, yaitu
harus masuk akal/tergapai bukan sekedar angan-angan, dapat
dilaksanakan secara nyata dan dinyatakan secara tertulis dengan
bahasa yang mudah dimengerti, sehingga mudah dijabarkan menjadi
beberapa strategi. Adapun kebijakan dari optimalisasi peran
Bhabinkamseltibcarlantas adalah sebagai berikut :
1. Direktur lalu lintas berkomitmen untuk mengoptimalkan peran
Bhabinkamseltibcarlantas dengan mengajukan penambahan
personel kepada satuan atas secara bertahap dan melakukan
41
F. Strategi
Untuk mewujudkan peran Bhabinkamtibmas yang optimal
dalam meminimalisir pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas harus
dilakukan dengan formulasi strategi sebagai berikut :
Tabel 6.1
Matriks TOWS
memiliki sertifikasi.
PELUANG (OPPORTUNITY) O STRATEGI SO STRATEGI WO
1.Adanya dukungan dari 1.Meningkatkan peran 1.Meningkatkan kuantitas dan
pemerintah pusat melalui Bhabinkamseltibcar lantas kualitas personel Bhabin
Inpres No 4 tahun 2013 melalui kebijakan pimpinan kamseltibcarlantas untuk
2.Adanya kontrol publik yang dan program pencangan meminimalisir pelanggaran
semakin intensif terhadap tahun keselamatan untuk dan kecelakaan lalu lintas.
perilaku anggota Polri di untuk kemanusiaan (S1, S2- (W1-01,O3)
lapangan. 01, O4)
2.Mengajukan dukungan
3.Perkembangan teknologi
2.Memanfatkan anggaran Bhabin
dan informasi.
perkembangan teknologi Kamseltibcarlantas guna
4.Adanya dukungan dari
untuk mengingkatkan kinerja kegiatan operasional (W2-
instansi terkait dan
dan peran O1)
pemerintah propinsi .
Bhabinkamseltibcarlantas.
3.Melibatkan masyarakat dan
(S4-O1, O3)
instansi terkait untuk bersama-
3.Meningkatkan kemampuan sama dengan personel
personel Sat PJR Ditlantas Bhabin Kamseltibcarlantas
Polda Kaltim guna meminimalisir pelanggaran
mendukung keberhasilan dan Kecelakaan lalu lintas.
peran (W5-O3,O4)
Bhabinkamseltibcarlantas.
(S4, S5-O2)
KENDALA (THREATH) T STRATEGI ST STRATEGI WT
1.Adanya penilaian negatif / 1.Melaksanakan sosialisasi 1.Membenahi metode untuk
labelling masyarakat kepada masyarakat tentang mengoptimalkan peran
terhadap kinerja Polantas keamanan dan keselamatan Bhabinkamseltibcarlantas.
2.Tingkat kepercayaan berlalu lintas di jalan (S2- (W2,W5-T4,)
masyarakat terhadap Polri S3,T3-T4)
2.Mengoptimalkan Sarpras yang
yang masih rendah
2.Memanfaatkan personel dimiliki dan mengajukan
3.Kondisi geografis Kaltim dan
Bhabinkamseltibcarlantas pemenuhan Sarpras yang
Kaltara yang memiliki jalur
yang telah Dikjur PJR serta dibutuhkan untuk mendukung
darat yang panjang.
Pengawalan dan memiliki peran Bhabin
4.Masih rendahnya kesadaran
sertifikasi untuk Kamseltibcarlantas (W4-T5)
dan ketaatan berlalu lintas
meningkatkan kompetensi
masyarakat pengguna jalan 3.Menempatkan personel
bagi personel
di wilayah Kaltim dan Bhabin Kamseltibcarlantas
Bhabinkamseltibcarlantas
Kaltara. berdasarkan kompetensi dan
yang belum pernah ikut
5.Kurang optimalnya peran merupakan personel yang
Dikjur PJR dan Pengawalan.
dari instanst terkait yang bersih dari penyimpangan
(S!, S3, S4, S5-T2, T4)
bergerak dibidang lalu lintas. (W1-T2)
BAB VII
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada dasarnya Bhabinkamseltibcarlantas adalah terobosan
kreatif untuk memecahkan permasalahan lalu lintas khususnya untuk
meminimlisir pelanggaran dan kecelakaan lalu lintas. Saat ini tugas
54
B. Rekomendasi
56