Modul 1 Wawasan BK
Modul 1 Wawasan BK
MODUL 1:
WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 1:
KONSEP DASAR BIMBINGAN DAN KONSELING
Penulis :
Setelah mempelajari modul ini, Anda peserta PPG dalam jabatan akan dapat
memahami hakikat bimbingan dan konseling, serta mampu menguasi,
menginternalisasi, dan menerapkan tujuan, fungsi, prinsip, asas, dan etika profesi
bimbingan dan konseling ketika memberikan layanan profesional bimbingan dan
konseling. Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Anda yang bekerja sebagai
guru bimbingan dan konseling utamanya untuk menunjang keberhasilan dan
keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan konseling di sekolah.
Proses pembelajaran untuk materi konsep dasar bimbingan dan konseling yang
sedang Anda ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda
mengikuti langkah-langkah belajar sebagai berikut :
1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap
awal sampai akhir.
2) Lakukan kajian terhadap pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda, apakah telah
sesuai dengan tujuan, fungsi, prinsip, asas, dan etika profesi bimbingan dan
konseling yang dimaksud.
3) Pelajari terlebih dahulu Kegiatan Belajar 1 dan lakukan latihan dan refleksi
diri tentang penerapan tujuan, funsgi, prinsip, asas, dan etika profesi
bimbingan dan konseling.
4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan dan
refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat.
5) Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Anda
sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal
Anda melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran dari modul ini adalah, “Menguasi prosedur praksis
pendidikan, bimbingan dan konseling, serta subtansi keilmuan pendukungnya.”
Adapun sub capaian pembelajaran adalah sebagai berikut:
1. Peserta PPG mampu memahami dan menguasai hakikat bimbingan dan
konseling.
2. Peserta PPG mampu memahami, menguasai, dan mengimplementasikan
tujuan, fungsi, prinsip, asas, dan etika profesi BK ketika memberikan
pelayanan profesional bimbingan dan konseling.
C. POKOK MATERI
1. Hakikat Bimbingan dan Konseling
2. Tujuan bimbingan dan konseling
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling
4. Prinsip bimbingan dan konseling
5. Asas bimbingan dan konseling
6. Etika profesi bimbingan dan konseling
iii
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
D. URAIAN MATERI
1. Hakikat Bimbingan dan Konseling
Sedangkan konsep dan praksis yang saat ini dianut yakni bimbingan dan
konseling merupakan bagian integral dari pendidikan sebagai upaya memfasilitasi
dan memandirikan konseli dalam rangka tercapainya perkembangan yang utuh
dan optimal. Sehingga layanan Bimbingan dan Konseling dipahami sebagai upaya
sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh
guru bimbingan dan konseling atau konselor untuk memfasilitasi perkembangan
konseli dalam mencapai kemandirian.
1
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
dilayani lebih dari satuan kelompok), dan kelas besar atau lintas kelas (jumlah
konseli yang dilayani lebih dari satuan klasikal). Pelayanan bimbingan dan
konseling di sekolah diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Nomor 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah beserta lampirannya.
2
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
Tujuan:
Perkembangan
optimal
konseli
3
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
Sedangkan yang berkaitan dengan kurikulum 2013 yang saat ini sedang
diterapkan di sekolah, layanan bimbingan dan konseling yang dilaksanakan oleh
konselor atau guru bimbingan dan konseling sesuai dengan tugas pokoknya dalam
upaya membantu tercapainya tujuan pendidikan nasional, dan khususnya
membantu konseli mencapai perkembangan diri yang optimal, mandiri, sukses,
sejahtera dan bahagia dalam kehidupannya. Untuk mencapai tujuan tersebut
seperti yang digambarkan pada gambar 1, tentunya diperlukan kolaborasi dan
sinergisitas kerja antara konselor atau guru bimbingan dan konseling, guru mata
pelajaran, pimpinan sekolah/madrasah, staf administrasi, orang tua, dan pihak
lainyang dapat membantu kelancaran proses dan pengembangan konseli secara
utuh dan optimal dalam bidang pribadi, sosial, belajar, dan karir.
4
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
D. URAIAN MATERI
2. Tujuan Bimbingan dan Konseling
5
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
6
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
depan dan terhindar dari keragu-raguan dan kegamangan dalam menatap masa
depannya.
Lebih spesifik lagi Yusuf dan Nurihsan (2009) mencatat tujuan yang hendak
dicapai dalam layanan bimbingan dan konseling adalah sebagai berikut.
7
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
8
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
c. Tujuan bimbingan dan konseling yang terkait dengan aspek karier adalah
sebagai berikut.
9
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
D. URAIAN MATERI
3. Fungsi Bimbingan dan Konseling
a. Fungsi Pemahaman
10
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
d. Fungsi Fasilitasi
11
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
e. Fungsi Pemeliharaan
f. Fungsi Penyaluran
g. Fungsi Adaptasi
Melalui fungsi ini guru bimbingan dan konseling membantu para pelaksana
pendidikan khususnya konselor, guru atau dosen untuk mengadaptasikan
program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan, minat,
kemampuan, dan kebutuhan individu (konseli). Dengan menggunakan
informasi yang memadai mengenai individu, pembimbing atau konselor
12
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
h. Fungsi Penyesuaian
i. Fungsi Pengembangan
13
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
j. Fungsi Advokasi
14
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
D. URAIAN MATERI
4. Prinsip Bimbingan dan Konseling
Dalam upaya membantu konseli di sekolah menemukan pribadi, mengenal
lingkungan, dan merencanakan masa depan maka layanan bimbingan dan
konseling di sekolah memiliki kedudukan dan peran yang sangat penting agar
bimbingan dan konseling tersebut dapat berfungsi dengan baik sesuai denang
tujuan maka ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan. Prinsip merupakan
asumsi fundamental atau sistem keyakinan yang berkaitan dengan peran, fungsi,
dan aktivitas utama suatu profesi (Gibson & Mitchell, 2011)
Prinsip ini berarti bahwa bimbingan diberikan kepada semua individu atau
konseli, baik yang bermasalah maupun yang tidak bermasalah; baik pria
maupun wanita;anak-anak, remaja, maupun dewasa. Dalam hal ini
pendekatan yang digunakan dalam bimbingan lebih bersifat preventif dan
pengembangan dari pada penyembuhan (kuratif); dan lebih diutamakan
teknik kelompok daripada perseorangan (individual).
Setiap individu bersifat unik (berbeda satu sama lainnya), dan melalui
bimbingan individu dibantu untuk memaksimalkan perkembangan
keunikannya tersebut.Prinsip ini juga berarti bahwa yang menjadi fokus
15
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
Dalam kenyataan masih ada individu yang memiliki persepsi yang negatif
terhadap bimbingan, karena bimbingan dipandang sebagai satu cara yang
menekan aspirasi. Sangat berbeda dengan pandangan tersebut, bimbingan
sebenarnya merupakan proses bantuan yang menekankan kekuatan dan
kesuksesan, karena bimbingan dan konseling merupakan cara untuk
membangun pandangan yang positif terhadap diri sendiri, memberikan
dorongan, dan peluang untuk berkembang.
Bimbingan bukan hanya tugas atau tanggung jawab konselor, tapi juga
tugas guru-guru dan kepala sekolah. Mereka sebagai teamwork terlibat
dalam proses bimbingan dan konseling.
16
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
17
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
18
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
D. URAIAN MATERI
5. Asas Bimbingan dan Konseling
a. Asas Kerahasiaan
b. Asas Kesukarelaan
c. Asas Keterbukaan
19
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
d. Asas Kegiatan
Asas ini menghendaki agar konseli tidak pasif tapi berpartisipasi aktif dalam
proses konseling, dalam hal ini konselor hendaknya berupaya mendorong
konseli untuk aktif dan partisipatif dalam setiap sesi konseling yang
dilaksanakan, misalnya konseli harus melaksanakan tugas-tugas yang
diberikan konselor dalam rangka mencapai tujuan konseling yang telah
ditetapkan.
e. Asas Kemandirian
Asas ini merujuk kepada tujuan umum bimbingan dan konseling yaitu
konselor berusaha menghidupkan kemandirian di dalam konseli,
kemandirian ini ditunjukkan dengan konseli mengenal dan menerima diri
sendiri dan lingkungannya, mampu mengambil keputusan dan dapat
mengaktualisasi diri. Jika di awal proses konseling konseli terlihat sangat
tergantung pada konselor, maka selama proses konseling, konselor harus
berupaya menumbuhkan sikap kemandirian dengan memberikan respon-
respon positif dan cermat. Karena tidak jarang sikap ketergantungan
konseli banyak ditentukan oleh respon yang salah dan kurang cermat dari
konselor.
f. Asas Kekinian
Asas ini berangkat dari pernyataan bahwa konseling bertitik tolak dari
masalah yang dirasakan konseli saat sekarang atau saat ini, walau tak dapat
dipungkiri bahwa proses konseling itu menjangkau dimensi masa lalu,
sekarang, dan masa yang akan datang. Sejumlah masalah yang dihadapi
konseli acapkali bersumberdari rasa sesal terhadap peristiwa yang terjadi
20
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
pada masa lalu, dan ketakutan dalam menghadapi apayang akan terjadi
pada masa yang akan datang, sehingga ia tidak mengerti dengan apa yang
harus dan mampu dilakukan pada saat ini. Untuk itulah konselor harus
berupaya mengarahkan dan membantu konseli untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapinya sekarang.
g. Asas Kedinamisan
Asas ini menghendaki agar isi layanan bimbingan dan konseling tidak statis,
tetapi selalu bergerak terus, berkembang, dan berkelanjutan sesuai
dengan kebutuhan dari waktu ke waktu sampai terjadi perubahan sikap
dan perilaku konseli kearah yang lebih baik.
h. Asas Keterpaduan
i. Asas Kenormatifan
Asas ini menghendaki agar seluruh kegiatan bimbingan dan konseling didasarkan
pada dan tidak boleh bertentangan dengan nilai dan norma yang berlaku. Asas ini
juga bermakna bahwa konselor tidak boleh memaksa konseli agar menerima dan
memakai norma dan nilai yang dianutnya kepada konselinya.
j. Asas Keahlian
21
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
22
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
D. URAIAN MATERI
6. Etika Profesi Bimbingan dan Konseling
Etika adalah suatu sistem prinsip moral, etika suatu budaya, dan aturan
tentang tindakan yang dianut berkenaan dengan perilaku suatu kelas manusia,
kelompok, atau budaya tertentu yang telah disepakati bersama (Neukrug, 2012;
Corey, Corey, & Callanan, 2011). Etika bersifat normatif dan berfokus pada prinsip-
prinsip standar yang mengatur hubungan antara individu, seperti hubungan
antara konselor dan konseli yang berkaitan dengan moralitas seseorang untuk
melakukan penilaian atau evaluasi perbuatan yang telah dilakukan.
Van Hoose dan Kottler (Gladding, 2009) menyebut tiga alasan mengapa
perlu adanya kode etik: 1) Kode etik melindungi profesi dari pemerintah.
Pemerintah membiarkan profesi itu untuk mengatur dirinya sendiri dan berfungsi
secara otonomi daripada dikontrol oleh undang-undang, 2) Kode etik mengawasi
ketidaksepakatan dan percekcokan internal, dengan demikian meningkatkan
stabilitas profesi itu sendiri, 3) Kode etik melindungi praktisi dari masyarakat,
khususnya yang berhubungan dengan gugatan malapraktek. Kode etik menjadi
suatu penting dikarenakan dapat melindungi setiap pihak yang terlibat pada
profesi termasuk profesi bimbingan dan konseling untuk menghindari dari
berbagai macam godaan dan perilaku yang tidak etis. Seperti yang disampaikan
23
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
oleh ACA (2005) beberapa perilaku tidak etis yang paling sering dalam konseling
misalnya:
1) Pelanggaran kepercayaan
2) Melampaui tingkat kompetensi profesional seseorang
3) Kelalaian dalam praktik
4) Mengklaim keahlian yang tidak dimiliki
5) Memaksakan nilai-nilai konselor kepada konseli
6) Membuat konseli bergantung
7) Melakukan aktivitas seksual dengan konseli
8) Konflik kepentingan, seperti hubungan ganda yaitu peran konselor
bercampur dengan hubungan lainnya, baik hubungan pribadi atau
hubungan profesiona
9) Persetujuan finansial yang kurang jelas, seperti mengenakan bayaran
tambahan
10) Pengiklanan yang tidak pantas
11) Plagiarisme
24
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
c. Implikasi dan refleksi kode etik bagi Konselor / Guru bimbingan dan
konseling
25
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
Moral dan etika dalam konseling akan dapat diwujudkan oleh konselor
yang memiliki kompetensi. Kompetensi adalah keseluruhan pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang diperlukan seseorang dalam kaitannya dengan suatu tugas
profesi tertentu. Kompetensi konselor ialah kompetensi ialah pengetahuan, sikap,
dan keterampilan yang harus ada pada seseorang agar dapat menunjukkan
tingkah lakunya sebagai konselor. Kompetensi konselor meliputi kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi
profesional.
26
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
27
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
pemahaman yang empatik, tulus, menerima konseli apa adanya, dan saling
percaya. Pada bab ini yang berkaitan dengan pelaksanaan pelayanan dijelaskan
tentang pedoman dalam hal penghargaan dan keterbukaan, kerahasiaan dan
berbagi informasi, seting layanan, tanggung jawab.
28
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
konseli, lembaga dan pihak-pihak lain yang terkait, serta merugikan diri konselor
sendiri dan profesinya. Melalui kode etik dinyatakan pula bahwa pelanggaran
terhadap kode etik ini akan mendapatkan sanksi berdasarkan ketentuan yang
ditetapkan oleh ABKIN. Sanksi yang ditetapkan berupa: (1) Teguran secara lisan
dan tertulis, (2) Peringatan keras secara tertulis, (3) Pencabutan keanggotaan
ABKIN, (4) Pencabutan lisensi izin praktik mandiri, dan juga (5) Apabila terkait
dengan permasalahan hukum/kriminal maka permasalahan tersebut diserahkan
pada pihak yang berwenang.
29
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
E. RANGKUMAN
Selamat, Anda telah menyelesaikan modul tentang Wawasan Bimbingan dan
Konseling. Dengan demikian Anda yang bertugas sebagai pengelola diklat telah
memahami dan mampu menginternalisasi landasan bimbingan dan konseling yang
dijadikan sebagai titik tolak, acuan, dasar, dan pedoman dalam melakukan
pelayanan bimbingan dan konseling. Hal-hal penting yang telah Anda pelajari
dalam modul wawasan Bimbingan dan Konseling ini adalah sebagai berikut.
30
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
31
Modul 1| Kegiatan Belajar 1: Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling
18. Kode etik profesi bimbingan dan konseling adalah kaidah-kaidah perilaku yang
menjadi rujukan bagi konselor dalam melaksanakan tugas atau tanggung
jawabnya memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada konseli
19. Kode Etik Profesi Konseling di Indonesia seperti yang dapat saudara donwload
pada laman https://www.slideshare.net/ZakkiAmin1/2018-kode-etik-bk-21-
22-juli-2018
20. Kode Etik Profesi Konseling di Indonesia disahkan pada tanggal 9 Agustus
2018, sesuai dengan surat keputusan Pengurus Besar Asosiasi Bimbingan dan
Konseling Indonesia Nomor 009/Sk/Pb Abkin/Viii/2018 tentang Penetapan
Kode Etik Bimbingan dan Konseling Indonesia, terdiri dari 5 bab yang
membahas mengenai: (I) pendahuluan; (II) kualifikasi, kompetensi, dan
kegiatan; (III) pelaksanaan pelayanan; (IV) pelanggaran dan sanksi; dan (V)
penutup.
32
No Kode: DAR2 /PROFESIONAL/001/2/2019
MODUL 1:
WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 2:
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Penulis :
Setelah mempelajari modul ini Anda peserta PPG dalam jabatan akan dapat
memahami, menguasi, dan menginternalisasi landasan bimbingan dan konseling
sebagai pijakan dalam memberikan layanan profesional bimbingan dan konseling.
Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Anda yang bekerja sebagai guru
bimbingan dan konseling, secara khusus untuk menunjang keberhasilan dan
keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan konseling maka guru bimbingan
dan konseling perlu untuk memahami, menguasasi, dan menginternalisasi
landasan bimbingan dan konseling yang menjadi acuan dan dasar pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling.
Proses pembelajaran untuk materi landasan bimbingan dan konseling yang sedang
Anda ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut :
1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap
awal sampai akhir.
2) Lakukan kajian terhadap pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda, apakah telah
menginternalisasikan landasan bimbingan dan konseling yang dimaksud.
3) Pelajari terlebih dahulu Kegiatan Belajar 1 dan lakukan latihan dan refleksi
diri tentang penerapan landasan bimbingan dan konseling pada pelayanan
BK.
4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan dan
refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat.
5) Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Anda
sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal
Anda melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran yang diharapkan dari penguasaan modul ini adalah,
“Menguasi prosedur praksis pendidikan, bimbingan dan konseling, serta subtansi
keilmuan pendukungnya.” Adapun sub capaian pembelajaran dari kegiatan
belajara ini adalah:
C. POKOK MATERI
1. Landasan sosial budaya.
2. Landasan psikologis.
3. Landasan pendidikan.
4. Landasan filosofis.
5. Landasan agama.
6. Landasan yuridis.
Modul I | Kegiatan Belajar 2: Landasan Bimbingan dan Konseling
D. URAIAN MATERI
Pada kegiatan belajar ini kita akan sama-sama membahas mengenai
landasan-landasan yang menjadi pijakan dasar pelayanan bimbingan dan
konseling. Landasan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi, 2007)
diartikan sebagai alas dan tumpuan. Landasan dapat pula diartikan sebagai dasar,
fondasi, pedoman, sumber, atau tempat dimulainya sesuatu perbuatan.
Sedangkan secara harfiahnya landasan dapat diatikan secara material dan
konseptual. Landasan secara material misalnya landasan pacu pesawat atau
fondasi gedung, tentu kita tidak membahas itu. Kita akan membahas mengenai
landasan secara konseptual, yakni yang identik dengan asumsi, diartikan sebagai
gagasan, kepercayaan, prinsip, pendapat, atau pertanyaan yang dianggap benar,
yang dijadikan titik tolak melakukan suatu hal.
Pada konteks ini landasan yang akan dikaji adalah landasan yang dijadikan
sebagai titik tolak, dasar, dan pedoman dalam melakukan pelayanan bimbingan
dan konseling. Oleh karena itu pelaksanaan bimbingan dan konseling sebagai
pelayanan profesional di sekolah tidak terlepas dari beberbagai aspek yang
mendasari, antara lain yakni landasan sosial budaya, psikologis, pendidikan,
filosofis, dan agama.
1
Modul I | Kegiatan Belajar 2: Landasan Bimbingan dan Konseling
Saling berinteraksi
Individu
2
Modul I | Kegiatan Belajar 2: Landasan Bimbingan dan Konseling
pelayanan kepada konseli tersebut, Guru bimbingan dan konseling akan mencoba
memahami bahwa lingkungan sosial dan budaya anak tersebut berkaitan dengan
kepribadian anak, bahkan nantinya dapat pula memahami bahwa terdapat nilai
budaya khusus yang dapat digunakan sebagai strategi spesifik untuk membantu
dalam pengentasan masalah konseli. Namun yang penting pula untuk dipahami
oleh guru bimbingan dan konseling, yakni ia tidak boleh terjebak pada stereotip
tertentu misalnya orang Batak terkesan kasar, keras, dan kaku. Ketika guru
bimbingan dan konseling sudah berpikir dan mempunyai perasaan yang demikian,
akan dapat memunculkan prasangka dan deskriminasi yang dapat menggangu
proses dan hubungan konseling.
Namun pendapat dari Sue & Sue (2008) menyatakan bahwa sebagian besar
terapis terkungkung oleh pengondisian kulturalnya sendiri. Akibatnya mereka
memiliki stereotip dan prasangka yang mungkin secara tanpa sengaja diterapkan
pada konseli yang secara kultur berbeda. Senada yang disampaikan oleh Pederson
dalam Prayitno (2003) mengemukakan lima macam sumber hambatan yang
mungkin timbul dalam komunikasi sosial dan penyesuain diri antar budaya, yaitu :
(a) perbedaan bahasa; (b) komunikasi non-verbal; (c) stereotipe; (d)
kecenderungan menilai; dan (e) kecemasan. Agar komunikasi dan relasi antara
3
Modul I | Kegiatan Belajar 2: Landasan Bimbingan dan Konseling
4
No Kode: DAR2 /PROFESIONAL/001/2/2019
MODUL 1:
WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 2:
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Penulis :
Setelah mempelajari modul ini Anda peserta PPG dalam jabatan akan dapat
memahami, menguasi, dan menginternalisasi landasan bimbingan dan konseling
sebagai pijakan dalam memberikan layanan profesional bimbingan dan konseling.
Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Anda yang bekerja sebagai guru
bimbingan dan konseling, secara khusus untuk menunjang keberhasilan dan
keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan konseling maka guru bimbingan
dan konseling perlu untuk memahami, menguasasi, dan menginternalisasi
landasan bimbingan dan konseling yang menjadi acuan dan dasar pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling.
Proses pembelajaran untuk materi landasan bimbingan dan konseling yang sedang
Anda ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut :
1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap
awal sampai akhir.
2) Lakukan kajian terhadap pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda, apakah telah
menginternalisasikan landasan bimbingan dan konseling yang dimaksud.
3) Pelajari terlebih dahulu Kegiatan Belajar 1 dan lakukan latihan dan refleksi
diri tentang penerapan landasan bimbingan dan konseling pada pelayanan
BK.
4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan dan
refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat.
5) Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Anda
sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal
Anda melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran yang diharapkan dari penguasaan modul ini adalah,
“Menguasi prosedur praksis pendidikan, bimbingan dan konseling, serta subtansi
keilmuan pendukungnya.” Adapun sub capaian pembelajaran dari kegiatan
belajara ini adalah:
C. POKOK MATERI
1. Landasan sosial budaya.
2. Landasan psikologis.
3. Landasan pendidikan.
4. Landasan filosofis.
5. Landasan agama.
6. Landasan yuridis.
No Kode: DAR2 /PROFESIONAL/001/2/2019
MODUL 1:
WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 2:
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Penulis :
Setelah mempelajari modul ini Anda peserta PPG dalam jabatan akan dapat
memahami, menguasi, dan menginternalisasi landasan bimbingan dan konseling
sebagai pijakan dalam memberikan layanan profesional bimbingan dan konseling.
Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Anda yang bekerja sebagai guru
bimbingan dan konseling, secara khusus untuk menunjang keberhasilan dan
keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan konseling maka guru bimbingan
dan konseling perlu untuk memahami, menguasasi, dan menginternalisasi
landasan bimbingan dan konseling yang menjadi acuan dan dasar pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling.
Proses pembelajaran untuk materi landasan bimbingan dan konseling yang sedang
Anda ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut :
1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap
awal sampai akhir.
2) Lakukan kajian terhadap pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda, apakah telah
menginternalisasikan landasan bimbingan dan konseling yang dimaksud.
3) Pelajari terlebih dahulu Kegiatan Belajar 1 dan lakukan latihan dan refleksi
diri tentang penerapan landasan bimbingan dan konseling pada pelayanan
BK.
4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan dan
refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat.
5) Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Anda
sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal
Anda melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran yang diharapkan dari penguasaan modul ini adalah,
“Menguasi prosedur praksis pendidikan, bimbingan dan konseling, serta subtansi
keilmuan pendukungnya.” Adapun sub capaian pembelajaran dari kegiatan
belajara ini adalah:
C. POKOK MATERI
1. Landasan sosial budaya.
2. Landasan psikologis.
3. Landasan pendidikan.
4. Landasan filosofis.
5. Landasan agama.
6. Landasan yuridis.
No Kode: DAR2 /PROFESIONAL/001/2/2019
MODUL 1:
WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 2:
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Penulis :
Setelah mempelajari modul ini Anda peserta PPG dalam jabatan akan dapat
memahami, menguasi, dan menginternalisasi landasan bimbingan dan konseling
sebagai pijakan dalam memberikan layanan profesional bimbingan dan konseling.
Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Anda yang bekerja sebagai guru
bimbingan dan konseling, secara khusus untuk menunjang keberhasilan dan
keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan konseling maka guru bimbingan
dan konseling perlu untuk memahami, menguasasi, dan menginternalisasi
landasan bimbingan dan konseling yang menjadi acuan dan dasar pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling.
Proses pembelajaran untuk materi landasan bimbingan dan konseling yang sedang
Anda ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut :
1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap
awal sampai akhir.
2) Lakukan kajian terhadap pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda, apakah telah
menginternalisasikan landasan bimbingan dan konseling yang dimaksud.
3) Pelajari terlebih dahulu Kegiatan Belajar 1 dan lakukan latihan dan refleksi
diri tentang penerapan landasan bimbingan dan konseling pada pelayanan
BK.
4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan dan
refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat.
5) Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Anda
sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal
Anda melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran yang diharapkan dari penguasaan modul ini adalah,
“Menguasi prosedur praksis pendidikan, bimbingan dan konseling, serta subtansi
keilmuan pendukungnya.” Adapun sub capaian pembelajaran dari kegiatan
belajara ini adalah:
C. POKOK MATERI
1. Landasan sosial budaya.
2. Landasan psikologis.
3. Landasan pendidikan.
4. Landasan filosofis.
5. Landasan agama.
6. Landasan yuridis.
No Kode: DAR2 /PROFESIONAL/001/2/2019
MODUL 1:
WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 2:
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Penulis :
Setelah mempelajari modul ini Anda peserta PPG dalam jabatan akan dapat
memahami, menguasi, dan menginternalisasi landasan bimbingan dan konseling
sebagai pijakan dalam memberikan layanan profesional bimbingan dan konseling.
Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Anda yang bekerja sebagai guru
bimbingan dan konseling, secara khusus untuk menunjang keberhasilan dan
keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan konseling maka guru bimbingan
dan konseling perlu untuk memahami, menguasasi, dan menginternalisasi
landasan bimbingan dan konseling yang menjadi acuan dan dasar pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling.
Proses pembelajaran untuk materi landasan bimbingan dan konseling yang sedang
Anda ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut :
1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap
awal sampai akhir.
2) Lakukan kajian terhadap pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda, apakah telah
menginternalisasikan landasan bimbingan dan konseling yang dimaksud.
3) Pelajari terlebih dahulu Kegiatan Belajar 1 dan lakukan latihan dan refleksi
diri tentang penerapan landasan bimbingan dan konseling pada pelayanan
BK.
4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan dan
refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat.
5) Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Anda
sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal
Anda melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran yang diharapkan dari penguasaan modul ini adalah,
“Menguasi prosedur praksis pendidikan, bimbingan dan konseling, serta subtansi
keilmuan pendukungnya.” Adapun sub capaian pembelajaran dari kegiatan
belajara ini adalah:
C. POKOK MATERI
1. Landasan sosial budaya.
2. Landasan psikologis.
3. Landasan pendidikan.
4. Landasan filosofis.
5. Landasan agama.
6. Landasan yuridis.
No Kode: DAR2 /PROFESIONAL/001/2/2019
MODUL 1:
WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 2:
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Penulis :
Setelah mempelajari modul ini Anda peserta PPG dalam jabatan akan dapat
memahami, menguasi, dan menginternalisasi landasan bimbingan dan konseling
sebagai pijakan dalam memberikan layanan profesional bimbingan dan konseling.
Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Anda yang bekerja sebagai guru
bimbingan dan konseling, secara khusus untuk menunjang keberhasilan dan
keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan konseling maka guru bimbingan
dan konseling perlu untuk memahami, menguasasi, dan menginternalisasi
landasan bimbingan dan konseling yang menjadi acuan dan dasar pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling.
Proses pembelajaran untuk materi landasan bimbingan dan konseling yang sedang
Anda ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut :
1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap
awal sampai akhir.
2) Lakukan kajian terhadap pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda, apakah telah
menginternalisasikan landasan bimbingan dan konseling yang dimaksud.
3) Pelajari terlebih dahulu Kegiatan Belajar 1 dan lakukan latihan dan refleksi
diri tentang penerapan landasan bimbingan dan konseling pada pelayanan
BK.
4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan dan
refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat.
5) Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Anda
sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal
Anda melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran yang diharapkan dari penguasaan modul ini adalah,
“Menguasi prosedur praksis pendidikan, bimbingan dan konseling, serta subtansi
keilmuan pendukungnya.” Adapun sub capaian pembelajaran dari kegiatan
belajara ini adalah:
C. POKOK MATERI
1. Landasan sosial budaya.
2. Landasan psikologis.
3. Landasan pendidikan.
4. Landasan filosofis.
5. Landasan agama.
6. Landasan yuridis.
No Kode: DAR2 /PROFESIONAL/001/2/2019
MODUL 1:
WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 2:
LANDASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Penulis :
Setelah mempelajari modul ini Anda peserta PPG dalam jabatan akan dapat
memahami, menguasi, dan menginternalisasi landasan bimbingan dan konseling
sebagai pijakan dalam memberikan layanan profesional bimbingan dan konseling.
Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Anda yang bekerja sebagai guru
bimbingan dan konseling, secara khusus untuk menunjang keberhasilan dan
keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan konseling maka guru bimbingan
dan konseling perlu untuk memahami, menguasasi, dan menginternalisasi
landasan bimbingan dan konseling yang menjadi acuan dan dasar pelaksanaan
layanan bimbingan dan konseling.
Proses pembelajaran untuk materi landasan bimbingan dan konseling yang sedang
Anda ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut :
1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap
awal sampai akhir.
2) Lakukan kajian terhadap pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda, apakah telah
menginternalisasikan landasan bimbingan dan konseling yang dimaksud.
3) Pelajari terlebih dahulu Kegiatan Belajar 1 dan lakukan latihan dan refleksi
diri tentang penerapan landasan bimbingan dan konseling pada pelayanan
BK.
4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan dan
refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat.
5) Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Anda
sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal
Anda melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran yang diharapkan dari penguasaan modul ini adalah,
“Menguasi prosedur praksis pendidikan, bimbingan dan konseling, serta subtansi
keilmuan pendukungnya.” Adapun sub capaian pembelajaran dari kegiatan
belajara ini adalah:
C. POKOK MATERI
1. Landasan sosial budaya.
2. Landasan psikologis.
3. Landasan pendidikan.
4. Landasan filosofis.
5. Landasan agama.
6. Landasan yuridis.
No Kode: DAR2 /PROFESIONAL/001/3/2019
MODUL 1:
WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 3:
KEGIATAN LAYANAN DAN KONSELING
Penulis :
Setelah mempelajari modul ini Anda peserta PPG dalam jabatan akan dapat
memahami dan menguasi bentuk-bentuk layanan bimbingan dan konseling
sebagai pijakan dalam memberikan layanan profesional bimbingan dan konseling.
Kompetensi tersebut sangat diperlukan bagi Anda yang bekerja sebagai guru
bimbingan dan konseling, secara khusus untuk menunjang keberhasilan dan
keefektifan pelayanan profesional bimbingan dan konseling.
Proses pembelajaran untuk materi landasan bimbingan dan konseling yang sedang
Anda ikuti sekarang ini, dapat berjalan dengan lebih lancar bila Anda mengikuti
langkah-langkah belajar sebagai berikut :
1) Pahami dulu mengenai berbagai kegiatan penting dalam diklat mulai tahap
awal sampai akhir.
2) Lakukan kajian terhadap pelaksanaan pelayanan bimbingan dan konseling
yang telah ada dan yang telah dilakukan di tempat kerja Anda, apakah telah
sesuai dengan bentuk pelayanan bimbingan dan konseling seperti yang
dimaksud.
3) Pelajari terlebih dahulu Kegiatan Belajar 3 ini dan lakukan latihan dan
refleksi diri tentang penerapan bentuk layanan bimbingan dan konseling
pada pelayanan BK.
4) Keberhasilan proses pembelajaran Anda dalam mata diklat ini sangat
tergantung kepada kesungguhan Anda dalam mengerjakan latihan dan
refleksi diri. Untuk itu, berlatihlah secara mandiri atau berkelompok
dengan teman sejawat.
5) Bila Anda menemui kesulitan, silakan hubungi instruktur/widiaiswara
pembimbing atau fasilitator yang mengajar mata diklat ini.
Baiklah saudara perserta diklat PPG dalam jabatan, selamat belajar, semoga Anda
sukses memahami pengetahuan yang diuraikan dalam mata diklat ini untuk bekal
Anda melakukan pelayanan bimbingan dan konseling dengan baik.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran yang diharapkan setelah mempelajari modul ini adalah,
“Menguasai prosedur praksis pendidikan, Bimbingan dan Konseling, serta subtansi
keilmuan pendukungnya.” Setelah peserta PPG mempelajari modul ini, peserta
dapat menguasai materi terkait bentuk-bentuk layanan Bimbingan dan Konseling.
C. POKOK MATERI
1. Komponen Program BK
2. Layanan langsung dalam Bimbingan dan Konseling
3. Layanan tidak langsung dalam Bimbingan dan Konseling
4. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Online (E-Counselling)
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
D. URAIAN MATERI
1. Komponen Program Bimbingan dan Konseling
Materi yang akan dibahas dalam modul ini terkait dengan layanan
Bimbingan dan Konseling Komprehensif, bentuk layanan Bimbingan dan Konseling
tersebut tertuang dalam Permendikbud Nomor 111 tahun 2014 tentang
Penyelenggaraan Layanan Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan
Menengah (Kartadinata, 2017:6). Konsep BK komprehensif juga termasuk dalam
pemahaman komponen program BK, komponen yang dimaksud adalah: 1)
Layanan dasar; 2) Layanan responsif, 3) Perencanaan individual, dan 4) Dukungan
sistem.
Dimaknai sebagai layanan dasar yang ditujukan bagi semua siswa, tanpa
diskriminasi. Layanan dasar BK dilakukan secara sistimatis baik individual, maupun
kelompok untuk membantu pencapaian ketrampilan hidup siswa secara optimal
yang tertuang dalam tugas-tugas perkembangan. Sifat layanan ini preventif dan
developmental, maknanya layanan ini bisa digunakan untuk mencegah munculnya
masalah siswa dan sebagai bentuk layanan yang menjadi titik tumpu pencapaian
tugas perkembangan siswa. Pencapaian tugas perkembangan siswa sebagai
manifestasi telah dicapainya kompetensi siswa.
1
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
Layanan ini lebih bersifat layanan tidak langsung, karena lebih berkaitan
dengan manajemen, tata kerja, infrastruktur dan pengembangan profesional
secara berkelanjutan. Namun keberadaannya sangat mendukung keberhasilan
layanan langsung di atas.
2
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
Yang selanjutnya akan akan diuraikan lebih lanjut terkait dengan kegiatan
layanan Bimbingan dan Konseling yang dapat dikomunikasikan secara langsung
dan tidak langsung.
3
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
D. URAIAN MATERI
2. Layanan Bimbingan dan Konseling Secara Langsung
a. Konseling Individual
1) Pengertian
4
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
Guru bimbingan dan konseling atau Konselor adalah seseorang yang telah
memenuhi kualifikasi pendidikan konselor (Sarjana Pendidikan /S1 dan Program
Pendidikan Profesi) bidang Bimbingan dan Konseling dan kompetensi guru
bimbingan dan konseling atau Konselor (meliputi paedagogik, sosial, profesional
dan kepribadian). Ranah tugas guru bimbingan dan konseling atau konselor
melaksanakan pelayanan Bimbingan dan Konseling yang dilandasi semangat
altruistik, sikap empatik, menghormati keragaman dan berorientasi ke individu.
2) Tujuan
5
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
dsb, dan pasca konseling, tahap ini konselor membuat laporan kegiatan konseling
termasukrencana tindak lanjutnya.
b. Konseling Kelompok
1) Pengertian
2) Tujuan
6
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
dinamika dalam kelompok, sehingga akan terjadi perubahan persepsi, pola pikir,
wawasan, sikap dalam berperilaku. Dampak lebih lanjut dengan terentaskan
masalah individu akan berimbas pada penyelesaian masalah anggota kelompok
yang lain.
3) Prosedur Pelaksanaan
c. Bimbingan Kelompok
1) Pengertian
7
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
2) Tujuan
3) Prosedur
8
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
d. Bimbingan Klasikal
1) Pengertian
9
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
Tabel 1 Perbedaan Ruang Lingkup Guru Mata Pelajaran Dan Guru bimbingan
dan konseling/Konselor
Dimensi Guru Guru bimbingan dan konseling
atau konselor
Wilayah Gerak Khususnya Sistem Pendidikan Khususnya Sistem Pendidikan
Formal Formal
Tujuan Umum Pencapaian tujuan pendidikan Pencapaian tujuan pendidikan
nasional nasional
Konteks Tugas Pembelajaran yang mendididk Pelayanan yang memandirikan
melalui Mata pelajaran dengan dengan skenario konseli- konselor
Skenario Guru
Fokus Kegiatan Pengembangan kemampuan Pengembangan potensi diri
penguasaan bidang studi dan bidang pribadi, sosial, belajar,
masalah-masalahnya. karier, dan masalah-masalahnya
Hubungan Kerja Alih tangan (referral) Alih tangan (referral)
Target Intervensi
individual minimal Utama
kelompok Pilihan strategis Pilihan strategis
klasikal Utama minimal
Ekspektasi Kinerja
Ukuran Pencapaian Standar Kompetensi 1) Kemandirian dalam
Keberhasian Lulusan kehidupan
Lebih bersifat kuantitatif 2) Lebih bersifat kualitatif
yang unsur-unsurnya saling
terkait (ipsatif)
Pendekatan Pemanfaatan 3) Pengenalan diri dan lingkungan
Umum Instructional Effects & Nurturant oleh Konseli dalam rangka
Effects melalui pembelajaran yang pengatasan masalah pribadi,
mendidik. sosial, belajar, dan karier.
Skenario tindakan merupakan
hasil transaksi yang merupakan
keputusan konseli.
Perencanaan Kebutuhan belajar ditetapkan 4) Kebutuhan
tindak terlebih dahulu untuk ditawarkan pengembangan diri ditetapkan
intervensi kepada peserta didik dalam proses transaksional oleh
. konseli difasilitasi oleh konselor
Pelaksanaan Penyesuaian proses berdasarkan 5) Penyesuaian proses
tindak respons ideosinkratik peserta berdasarkan respons
intervensi didik yang lebih terstruktur ideosinkratik konseli dalam
transaksi makna yang lebih
lentur dan terbuka
10
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
Contoh: Guru bimbingan dan konseling akan membahas tentang prinsip-prinsip dalam
belajar (reinforcement/penguatan);
11
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
2) Tujuan
3) Prosedur
1. Persiapan, persiapan dalam layanan ini sesuai dengan jadwal dalam program
yang telah disusun, untuk kemudian menyiapkan materi dari topik yang telah
terjadwal
2. Pelaksanaan, pada tahap ini guru bimbingan dan konseling atau konselor
mengawali dengan melakukan apersepsi (mengkaitkan materi yang telah
dibahas dengan materi yang akan dijelaskan). Kemudian penerapan metode
atau teknik yang telah dipilih dalam menyampaikan materi layanan, didukung
dengan media yang relevan dengan materi layanan. Sebelum dilakukan
evaluasi pada tahap akhir, guru bimbingan dan konseling atau konselor perlu
merumuskan materi yang telah dibahas.
3. Evaluasi dan tindak lanjut, tahap evaluasi yang dilakukan terkait dengan
evaluasi proses dan hasil. Evaluasi proses diharapkan dapat melakukan
penilaian dan pengukuran siswa selama mengikuti proses layanan klasikal.
Sedangkan evaluasi hasil, diharapkan guru bimbingan dan konseling atau
konselor dapat menilai dan mengukur progres perilaku sebagai hasil dari
layanan klasikal tersebu.
1) Pengertian
12
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
untuk semua bidang masalah (belajar, sosial, pribadi dan karir). Sehingga topik-
topik layanan masih umum untuk mencapai tujuan dalam layanan bimbingan dan
konseling. Sasaran subyek layanan bagi semua siswa baik kelas paralel atau lintas
kelas.
2) Tujuan
Layanan kelas besar atau lintas kelas ini mempunyai tujuan untuk
memberikan pemahaman, wawasan, inspirasi, ketrampilan berpikir dan motivasi
untuk mendukung perkembangan kepribadian yang lebih mantap.
f. Konsultasi
1) Pengertian
Layanan ini termasuk salah satu bentuk layanan dalam bimbingan dan
konseling dilakukan antara konsultan dan konsulti secara face to face relationship
yang melibatkan pihak ke tiga, namun tetap memperhatikan asa-asas konseling
dan teknik-teknik konsultasi. Layanan ini bersifat pemahaman dan pengentasan
13
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
terhadap masalah yang dialami dengan pihak ke tiga. Yang dimaksud dengan
konsultan adalah guru bimbingan dan konseling atau konselor. Sedangkan yang
dimaksud dengan konsulti adalah individu yang meminta bantuan pada konsultan
(konselor), seperti guru mata pelajaran, kepala sekolah, orang tua, lembaga lain,
pemimpin organisasi dan yang sejenisnya yang di luar siswa. Pihak ke tiga
dimaksudkan adalah pihak yang mempunyai masalah dengan konsulti.
2) Tujuan
g. Kolaborasi
1) Pengertian
Contoh:
Guru mata pelajaran bisa mengakses data siswa (tentunya data secara umum,
sehingga kerahasiaan tetap terjaga) terkait dengan karakteristik pribadi siswa,
sehingga guru mata pelajaran akan lebih mudah menyusun strategi dalam
pembelajaran yang melandaskan kepribadian para siswa
15
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
2) Tujuan
16
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
1) Pengertian
Alih kasus dapat berasal dari pihak kepala sekolah, wali kelas, guru mata
pelajaran, artinya alih kasus bisa berasal dari wali kelas dsb tatkala wali kelas
menangani masalah siswa yang sudah di luar kewenangnya, maka perlu dialih
kasuskan kepada konselor.
Contoh:
Individu mengalami masalah terkait dengan kesehatan. Ahli yang lebih
kompeten menangani masalah tersebut adalah dokter, maka konselor akan
mengalih kasuskan masalah individu ke pada dokter
2) Tujuan
17
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
3) Prosedur
i. Kunjungan Rumah
1) Pengertian
2) Tujuan
18
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
3) Prosedur
1) Persiapan, tahapan ini untuk mempersiapkan data apa yang akan diungkap
tatkala berkunjung ke rumah konseli; melayangkan pemberitahuan kepada
orang tua yang akan dikunjungi, sehingga pelaksanaannya bisa berjalan
efisien; menyiapkan administrasi yang dibutuhkan.
2) Pelaksanaan, dalam pelaksanaan guru bimbingan dan konseling atau
konselor melakukan wawancara mendalam terkait informasi yang
dibutuhkan untuk mendukung proses konseling; membahas masalah
konseli; mengajak komitmen keluarga untuk membantu mengatasi
masalah konseli; membuat simpulan dari informasi yang diperoleh
sehingga relevan untuk data pendukung proses konseling;
3) Pengakhiran, tahap ini guru bimbingan dan konseling atau konselor
melakuka evaluasi terhadap hasil yang diperoleh dari kegiatan kunjungan
rumah; membuat laporan dari kegiatan kunjungan rumah.
j. Layanan Advokasi
1) Pengertian
Kegiatan yang dilakukan oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor
untuk mendampingi setiap individu dalam bidang akademik, karir dan kebutuhan
sosial atau personal. Lingkup pendampingan yang dilakukan guru bimbingan dan
konseling atau konselor meliputi, permasalahan yang mencederai hak-hak siswa
19
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
2) Tujuan
20
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
k. Konferensi Kasus
1) Pengertian
Kasus yang dialami oleh individu, artinya bahwa individu berada pada
kondisi yang bermasalah, manakala tidak segera dibantu penanganannya akan
berdampak lebih lanjut pada perkembangan individu. Jenis kasus yang akan
dibawa ke forum ini hendaknya dipertimbangkan dengan matang, karena harus
melibatkan banyak pihak. Forum untuk mendiskusikan, mencari upaya solusi,
maknanya bahwa forum ini dibentuk untuk suatu kasus baik pribadi siswa,
sekelompok orang yang penangannya membutuhkan pemikiran, pembahasan
berbagai pihak. Anggota yang terlibat dalam forum tersebut harus mempunyai
komitmen untuk membantu penyelesaian masalah dan menjaga kerahasiaannya.
Forum ini dipimpin oleh guru bimbingan dan konseling atau konselor,
artinya bahwa penyelenggara utama konferensi kasus adalah guru bimbingan dan
konseling atau konselor, karena kasus ini berasal kasus yang ditangani konselor.
Menurut Prayitno (2004: 11) menyatakan bahwa terdapat tiga jenis proses
konferensi kasus, yaitu (1). Konferensi dilakukan dalam rangka mengumpulkan
informasi awal sebelum dilangsungkan konseling; (2) konferensi kasus dilakukan
setelah proses konseling, untuk mendukung informasi lebih mendalam. Sehingga
masih diperlukan konseling lanjutan; (3) seperti proses ke dua, namun masih
diperlukan konferensi kasus ke dua dan dilanjut dengan konseling berikut. Pihak-
pihak terkait dalam konferensi kasus, artinya orang tua, guru mata pelajaran,
kepala sekolah, wali kelas, pihak kepolisian, petugas kesehatan dsb. Pihak-pihak
terkait sangat tergantung dari kasus yang dibahas.
21
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
2) Tujuan
3) Prosedur
1. Perencanaan, pada tahap ini konselor menetapkan kasus yang akan dibawa ke
konferensi kasus; menyakinkan klien bahwa kasus yang akan dikonferensikan
akan memberikan banyak manfaat untuk penyelesaian kasusnya; memilih
personel peserta konferensi; menentukan jadwal pelaksanaan konferensi
kasus; mempersiapkan kelengkapan administrasi untuk konferensi kasus.
2. Pelaksanaan, menyampaikan tujuan diadakan konferensi kasus; melakukan
penstrukturan terutama terkait asas kerahasiaan; menegaskan kepada peserta
konferensi kasus untuk berkomitmen menyelesaikan kasus; membahas kasus;
menyimpulkan hasil konferensi kasus; menutup konferensi kasus.
3. Evaluasi. Melakukan evaluasi terhadap hasil konferensi sebagai pendukung
pengentasan masalah; mengevaluasi proses terselenggaranya kasus
4. Tindak lanjut, tahap ini dilakukan manakala hasil penanganan kasus masih
membutuhkan penanganan lebih lanjut
22
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
D. URAIAN MATERI
3. Layanan Bimbingan dan Konseling Secara Tidak Langsung
23
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
a. Papan bimbingan
1) Pengertian
2) Tujuan
24
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
25
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
26
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
kegiatan
belajar setiap
hari
b. Leaflet
1) Pengertian
2) Tujuan
27
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
3) Prosedur
Leaflet perlu dilatihkan kepada para guru bimbingan dan konseling atau
konselor, supaya mereka mempunyai ketrampilan berkreasi tatkala akan
memberikan berbagai informasi, sehingga eksistensi BK di sekolah semakin
mantap. Terdapat beberapa logika berpikir tatkala akan membuat leaflet, yaitu:
28
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
D. URAIAN MATERI
4. Pelayanan Bimbingan dan Konseling Online (E-Counselling)
29
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
30
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
31
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
Untuk itu penting untuk mengetahui identitas klien secara online dengan
cara mendaftarkan email dan mulai berkomunikasi melalui e-identitas secara
online mengubah diri yang tidak perlu mengungkapkan nama asli. Ada dua alasan
utama seorang terapis mengetahui identitas klien secara online, pertimbangan
pertama adalah untuk keselamatan klien dan yang kedua adalah untuk
menghindari hubungan ganda.
Selain itu menyampaikan garis layanan klinik dinegara sendiri internet juga
memungkinkan orang dan organisasi untu mengirimkan informasi dan
mengiklankan layanan kepada publik. Kemudahan dalam mengakses informasi,
mendapatkan layanan, dan berkmunikasi bayak memberikan kedekatan ilusi. Ini
hampir seperti dunia maya adalah dimensi yang berbeda dimana garis geografis,
batas-batas nasional, budaya menghilang dengan perasaan bahwa mereka adalah
warga negara dari satu komunitas global yang saling berhubungan.
32
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
33
Modul 1 | Kegiatan Belajar 3: Kegiatan Layanan Bimbingan dan Konseling
E. RANGKUMAN
34
No Kode: DAR2 /PROFESIONAL/001/4/2019
MODUL 1:
WAWASAN BIMBINGAN DAN KONSELING
KEGIATAN BELAJAR 4:
ESENSI PELAYANAN BK PADA JALUR, JENJANG,
DAN JENIS PENDIDIKAN
Penulis :
Model hybrid learning akan memudahkan para guru BK belajar secara mandiri,
dengan karakteristik self placed learning material, self instruction, self contained,
self assesment, chuking, learning activity dan personal dan conversational. Model
pembelajaran ini akan membuat para guru BK senang belajar, sehingga proses
penyerapan ke dalam memori akan lebih mudah dan kelak bisa tersimpan tahan
lama dan setia.
Modul dengan topik Esensi Pelayanan BK di Berbagai Jalur, Jenjang dan Jenis
Pendidikan akan membahas terkait dengan pelayanan BK yang bisa
diimplementasikan ke berbagai jalur, jenjang dan jenis pendidikan. Jalur
pendidikan dimaksudkan bahwa pelayanan BK bisa diperuntukkan pada siswa
yang belajar di jalur pendidikan formal, nonformal dan informal dengan
mempertimbangkan karakteristik masing-masing. Pelayanan BK juga bisa
diimplementasikan pada jenjang pendidikan di satuan PAUD, SD, Sekolah
Menengah dan perguruan tinggi. Pada jenis pendidikan, seperti sekolah umum,
sekolah untuk berkebutuhan khusus dan keagamaan juga menuntut pelayanan BK
yang berbeda.
Modul dengan topik ini sangat relevan dipelajari, karena topik ini akan terkait
dengan topik profesional lainnya dalam kegiatan BK. Sehingga keberadaan topik
ini akan menambah wawasan ke BK an, guru BK akan lebih komprehensif tatkala
melakukan tugas profesionalnya.
Modul 4 membahas topik esensi pelayanan BK pada jalur, jenjang dan jenis
pendidikan. Materi tersebut hendaknya dikuasai dengan benar dan betul, di akhir
uraian materi disediakan tugas dan soal formatif, tujuannya untuk mengecek
kedalaman peserta pelatihan saat mempelajari modul ini secara mandiri. Topik
materi ini dibagi tiga sub topik, meliputi: sub topik pertama adalah Pelayanan BK
di jalur pendidikan, terdiri dari pendidikan formal, nonformal dan informal.
Kemudian sub topik ke dua berisi pelayanan bK pada jenjang pendidikan, terdiri
dari PAUD, SD, sekolah menengah dan PT. Kemudian sub topik ke tiga membahas
tentang pelayanan BK pada jenjang pendidikan, terdiri dari sekolah umum,
berkebutuhan khusus dan keagamaan.
B. CAPAIAN PEMBELAJARAN
Capaian pembelajaran yang diharapkan setelah mempelajari modul ini adalah,
“Menguasai prosedur praksis pendidikan, Bimbingan dan Konseling, serta subtansi
keilmuan pendukungnya.” Setelah peserta mempelajari modul ini, peserta dapat
menguasai materi terkait dengan Esensi Pelayanan BK di berbagai Jalur, Jenjang
dan Jenis Pendidikan
C. POKOK MATERI
1. Esensi Pelayanan BK di berbagai Jalur Pendidikan
2. Esensi Pelayanan BK di berbagai Jenjang Pendidikan
3. Esensi Pelayanan BK di berbagai Jenis Pendidikan
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
D. URAIAN MATERI
1. Esensi Pelayanan BK di Berbagai Jalur Pendidikan
1
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
2
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
3
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
4
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
Dengan demikian siswa akan dapat mengambil keputusan tentang karir dan
mampu mengarahkan kegiatan belajarnya sesuai dengan pilihan karir,
f) Mencapai kematangan gambaran tentang kehidupan mandiri secara sosial,
emosional, intelektual dan ekonomi. Tugas perkembangan ini dapat
dikembangkan melalui layanan BK bidang belajar untuk mencapai
kemampuan aspek-aspek belajar dalam kerangka mencapai hidup mandiri
secara sosial, emosional, intelektual dan ekonomi. Serta mampu mewujudkan
aspek-aspek belajar untuk mengembangkan kehidupan mandiri secara
emosional, sosial, intelektual dan ekonomi,
g) Mencapai kematangan gambaran dan sikap tentang kehidupan berkeluarga,
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Pencapaian tugas perkembangan
ini melalui layanan BK bidang belajar untuk mengarahkan siswa memiliki
kemantapan gambaran dan sikap tentang aspek-aspek belajar untuk
berkehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Sehingga dapat mewujudkan aspek-aspek dan kegiatan belajar untuk
kehidupan berkeluarga, bermasyarakat, berbangsa dan bernegara,
h) Mengembangkan kemampuan komunikasi sosial, intelektual dan apresiasi
seni. Layanan BK bidang belajar mampu mengembangkan tugas
perkembangan ini, sehingga terbentuk kemampuan dalam aspek-aspek
belajar untuk berkomunikasi secara sosial, intelektual dan apresiasi seni.
i) Mencapai kematangan dalam sistem etika dan seni. Tugas perkembangan ini
dapat dikembangkan untuk mencapai kemantapan pemahaman tentang
aspek-aspek belajar dalam sistem etika dan nilai, serta penerapannya dalam
berbagai setting kehidupan.
5
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
Kegiatan Prakarin di SMK merupakan kegiatan wajib bagi siswa kelas akhir,
mereka melakukan praktik kerja di industri sebagai implementasi sistim ganda.
Tujuan diterapkannya sistem ganda adalah untuk mendekatkan kebutuhan
kompetensi dunia kerja dengan lulusan tenaga teknis menengah, sehingga lulusan
SMK siap kerja di dunia kerja. Kegiatan ini bisa menjadi ranah BK untuk terlibat
dalam kegiatan pendidikan di sekolah. Guru BK bisa secara periodik sebelum
mereka Prakarin diberi pelatihan softskill sebagai bekal saat mereka melakukan
Prakarin. Seharusnya kegiatan ini merupakan kelanjutan dari kegiatan kunjungan
kerja ke industri. Siswa melakukan kunjungan kerja ke industri sebagai bentuk
layanan orientasi karir. Prosedur pelaksanaannya dilakukan sesuai dengan
pemberian layanan.
c) Kegiatan Kesiswaan
6
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
bersinergi dengan kegiatan BK, maka guru BK perlu terlibat dalam kegiatan
kesiswaan.
Contoh:
Kegiatan kesiswaan yang berkaitan dengan pembinaan mental sebagai pengkaderan pengurus
OSIS. Seringkali panitia memperlakukan calon pemimpin OSIS seperti pembinaan tahun
sebelumnya. Nampaknya konsep disiplin dan mental kuat perlu dikoreksi kembali.
Peran BK memberikan konsep yang betul dan benar terkait dengan disiplin dan mental kuat,
sehingga pola pembinaan yang dilakukan bidang kesiswaan dan BK bersinergi.
In house trainning (IHT): dalam kegiatan para guru di sekolah, guru BK bisa
terlibat kegiatan tersebut sebagai “narasumber” untuk mensosialisasikan program
BK atau tugas-tugas BK. Melalui kegiatan yang proaktive seperti itu niscaya
eksistensi guru BK terjamin dan tujuan, bentuk-bentuk kegiatan BK yang
membutuhkan kolaborasi dengan semua warga sekolah bisa berjalan dengan baik.
b. Pendidikan Nonformal
7
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
8
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
9
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
10
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
11
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
c. Pendidikan Informal
12
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
menanamkan nilai budaya, nilai moral, etika dan kepribadian, estetika serta
meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan peserta didik dalam rangka
mencapai tujuan pendidikan nasional (Nurani, 2013: 22). Mengacu pada tujuan
tersebut pendidikan dalam keluarga menjadi basis tumbuhnya anak-anak bangsa
yang unggul, maka kualitas pendidikan dalam keluarga perlu di”intervensi” dari
pemerintah. Salah satu bentuk “intervensi”nya melalui pendidikan anak usia dini
yang dikelola oleh pendidikan nonformal dan formal yang penyelenggaraannya
harus integratif, menyeluruh dan sistimatik.
13
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
sekolah dan keluarga terjalin dengan baik. Bentuk pelibatan bisa dilakukan
melalui: 1) Pertemuan orang tua pada hari pertama masuk sekolah, 2) Menjadi
inspirator bagi siswa dengan hadir sebagai nara sumber, 3) Pentas kelas pada akhir
tahun ajaran yang dihadiri orang tua, guru, dan masyarakat, dan 5) Pelatihan orang
tua. Kolaborasi efektif orang tua dan sekolah berpengaruh terhadap perubahan
perilaku siswa dan prestasi yang lebih baik di sekolah (Izzo dkk, 1999).
14
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
D. URAIAN MATERI
2. Esensi Pelayanan BK di berbagai Jenjang Pendidikan
15
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
Berdasarkan tujuan PAUD yang telah diuraikan di atas, menurut Anni ( tt:
11-13) dapat dikaitkan dengan prinsip-prinsip BK yang dirumuskan sebagai
berikut: (1) bimbingan bagian penting dari proses pendidikan, artinya bahwa
pendidikan merupakan proses untuk mengembangkan kepribadian anak secara
integral baik secara intelektual dan aspek psikologis lain. Kehadiran BK
diintegrasikan dalam sendi-sendi kegiatan belajar; (2) bimbingan diberikan untuk
semua anak usia dini, artinya bimbingan diberikan dengan tidak membeda-
bedakan anak, bisa bersifat preventif, perseveratif atau kuratif; (3) bimbingan
16
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
harus berpusat pada anak usia dini, artinya bimbingan yang diberikan harus
berfokus pada masalah, faktor-faktor yang mendukung terjadinya masalah,
potensi yang dimiliki anak, dsb; (4) bimbingan mencakup pada semua aspek
perkembangan anak usia dini, artinya bahwa bimbingan yang diberikan harus
terinegrasi pada semua aspek perkembangan, seperti sosial, intelektual,emosi,
dsb; (5) bimbingan dimulai dengan mengidentifikasi kebutuhan anak usia dini,
maknanya identifikasi sebagai kunci awal untuk memahami masalah yang dialami
oleh anak; (6) bimbingan disesuaikan dengan kebutuhan dan tingkat
perkembangannya, artinya bimbingan dilakukan pada perbedaan individual dari
kebutuhan dan tingkat perkembangannya; (7) keterlibatan orang tua dalam
memberikan bimbingan mutlak dilakukan, artinya saat memberikan bimbingan
pada anak usia dini, keterlibatan orang tua mutlak dilibatkan terutama pada saat
pembiasaan pengubahan perilaku antara di sekolah dan rumah, supaya terjadi
konsistensi pengubahannya; (8) bimbingan dapat dilakukan secara referal, artinya
manakala guru PAUD mengalami kesulitan dalam mengatasi masalah anak usia
dini, guru bisa mereferalkan ke pada konselor atau ahli lain; (9) dilakukan evaluasi,
tujuan kegiatan ini untuk mengetahui tingkat keberhasilan layanan yang telah
diberikan oleh guru.
17
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
Berbasis pada multi disiplin ilmu dan budaya, artinya bahwa pelaksanaan
pendidikan anak usia dini dikembangkan berdasarkan temuan yang muktahir pada
keilmuan yang relevan, seperti ilmu pendidikan. Sedangkan ilmu pendidikan
merupakan multi referensial ilmu yaitu filsafat, psikologi, antropologi, dan
sosiologi. Pendidikan anak usia dini muncul sebagai hasil singgungan dengan ilmu
lain, bahkan dikatakan bahwa mendidik anak usia dini hendaknya sudah dilakukan
sejak dalam kandungan. Relevansinya basis multi ilmu dan budaya dalam kegiatan
BK adalah ilmu-ilmu BK dalam melaksanakan kegiatannya juga melandaskan pada
ilmu-ilmu tersebut; sehingga menumbuhkembangkan anak ada prosedur secara
ilmiah dan hasilnya bisa dipertanggungjawabkan.
(1) Layanan pengumpulan data. Artinya guru dapat mengumpulkan data dari
berbagai aspek kepribadian siswa melalui orang tua, dengan tujuan untuk
memudahkan guru tatkala akan mengembangkan potensi anak dan
mengatasi masalah yang dihadapi. Data bisa dikumpulkan dengan
menggunakan angket, observasi, dokumentasi atau wawancara.
(2) Layanan orientasi dan informasi. Layanan orientasi merupakan layanan yang
diberikan kepada anak usia dini/TK untuk membantu mengenal
18
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
19
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
Terkait dengan kurikulum 2013, layanan ini sangat akomodatif, anak diberi
kebebasan untuk mengembangkan potensinya sesuai dengan minat mereka, guru
hanya sebagai fasilitator dalam kegiatan belajar. Kondisi ini yang akan
menstimulus perkembangan anak usia TK secara optimal. Seperti halnya bagi anak
usia TK yang lambat belajar, mereka akan mengerjakan tugas sesuai dengan minat
dan kemampuannya, sehingga tidak ada tekanan dari guru untuk menyelesaikan
tugas pada waktu yang terbatas. Layanan ini akan memberikan kebebasan
psikologis bagi setiap anak usia TK dalam belajar dan menghindarkan mereka dari
timpaan masalah.
1) Rasionel Pelayanan BK di SD
20
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
21
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
22
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
23
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
24
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
25
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
26
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
D. URAIAN MATERI
3. Esensi Pelayanan BK di Berbagai Jenis Pendidikan
27
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
28
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
29
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
30
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
31
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
yang tergolong berbakat atau genius. Seperti yang terlihat pada kurva normal di
bawah ini.
1. Golongan cerdas, dapat dibagi atas (a) Cerdas dengan IQ antara 110-130; (b)
sangat cerdas dengan IQ lebih dari 130, golongan ini dibagi: gifted dengan IQ
antara 130-140 dan genius dengan IQ lebih dari 140
2. Golongan biasa (normal), IQ antara 90-110
3. Golongan lambat belajar: IQ antara 70-90
4. Golongan terbelakang mental, dibagi atas: (a) debil, dapat dididik dengan IQ
antara 50-70; (b) embisil, mampu dilatih dengan IQ 25-50; (c) idiot, perlu
rawat dengan IQ antara 0-25.
32
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
anak normal yang sebaya. Sebagai contoh: untuk anak normal biasa pada umur 5
tahun dapat membilang angka sampai 10, namun untuk anak sangat cerdas dapat
membilang sampai 30.
33
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
34
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
E. RANGKUMAN
35
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
dan peran pentingnya pendidikan anak usia dini, maka pemerintah dan
lembaga sejenis ikut terlibat dalam proses pendidikan untuk anak usia dini.
6. Jenjang pendidikan meliputi PAUD sampai perguruan tinggi, bentuk layanan BK
menyesuaikan dengan tahap perkembangan masing-masing, seperti yang
sudah dijelaskan pada uraian di jalur pendidikan formal. Khusus untuk
pendidikan tinggi (PT) mempunyai karakteristik yang lebih khas, maka arah
layanan BK pada penguatan potensi dan arah karir untuk masa depan.
7. Jenis pendidikan meliputi pendidikan umum, kebutuhan khusus dan
keagamaan. Untuk pendidikan umum, pelayanan BK dilaksanakan berdasarkan
pada kebutuhan siswa yang ditujukan untuk memenuhi tugas-tugas
perkembangan siswa melalui berbagai bidang bimbingan yang menjadi ruang
lingkup BK.
8. Pendidikan untuk anak berkebutuhan khusus, pendidikan yang ditujukan pada
anak yang mempunyai IQ dalam rentang negatif (sisi kiri) dan positif (sisi kanan)
dalam kurva normal. Bahasan ini mencakup bentuk pelayanan BK untuk anak
yang termasuk IQ rendah atau lambat dalam belajar dan IQ tinggi termasuk
anak yang berbakat dan genius. Untuk klasifikasi kecerdasan tinggi
membutuhkan pendidikan secara khusus, supaya bisa mengakomodir
kebutuhan kognisi mereka. Sedangkan yang yang lambat dalam belajar bentuk
pendidikannya bisa digabungkan ke dalam kelas untuk anak-anak normal,
kendati mereka membutuhkan perhatian dan bimbingan secara khusus.
9. Pendidikan keagamaan, dimaksudkan adalah pendidikan yang diselenggrakan
oleh lembaga yang berbasis agama. Di dalam Permen No: 55 Tahun 2007
pendidikan yang dimaksudkan meliputi lima agama, seperti Islam, Kristen,
Katholik, Hindu, Budha dan Khong Hu Cu. Tujuan penyelenggaraan pendidikan
tersebut sama, yaitu siswa mempunyai kemampuan untuk memahami dan
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamnya sehingga bisa berwawasan luas, kritis,
kreatif, inovatif dan dinamis untuk mencerdakan kehidupan berbangsa yang
beriman, bertakwa dan berakhlak mulia. Pelaksanaan kegiatan BK pada
pendidikan keagamaan didasarkan pada nilai-nilai yang terkandung di dalam
36
Modul 1 | Kegiatan Belajar 4: Esensi Pelayanan Bk pada Jalur, Jenjang, dan Jenis Pendidikan
37
Modul 1
F. DAFTAR SPUSTAKA
Alwi, Hasan. 2007. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
Anni, C.T. tt. Bimbingan dan Konseling Di Taman Kanak-Kanak. Kudus: Caraka
ASCA. 1984. Ethical Standard for School Counselor. Journal of The School
Counselor,32,84-87.
ASCA. 2012. The ASCA National Model.A Framework for School Counseling
Programs.Third Edition. Alexandria: ASCA Publication
Corey, G., Corey, M.S.., & Callanan, P.. 2011. Issues and Ethics in the Helping
Professions Eighth Edition. Belmont USA: Brooks/Cole.
Depdiknas. 2008. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Bahan Belajar Mandiri
Pelatihan Pengawas Sekolah), Jakarta: Direktorat Tenaga Kependidikan.
Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Feist, J., & Gregory J. Feist. 2008. Theories of Personality Sixth Edition. United.
States: McGraw-Hill Companies. Inc.
Gysbers, N.C, & Henderson, P. 2006. Developing and Managing your Scholl
Guidance and Counseling Program 4th Edition. USA: ACA Publishing
38
Modul 1
Henderson, D.A. & Cobia, D.C. 2003. Handbook of School Counseling. New Jersey:
Merrill Prentice Hall.
Neukrug, Ed. 2007. The World of the Counselor: An Introduction to the Counseling
Profession, Fourth Edition. Belmont USA: Brooks/Cole.
Nurani, Y.S. 2013. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta: Indeks
Nurihsan, A.J. 2005. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika
Aditama.
Prayitno dan Erman Amti. 1999. Dasar-dasar BK. Jakarta: Rineka Cipta
39
Modul 1
Sue, Derald Wing, & Sue, David. 2008. Counseling the culturally diverse: Theory
and Practice Fifth Editio. New Jersey: John wiley & Sons, inc.
Walgito, Bimo. 2004. Bimbingan dan Konseling di Sekolah. Yogyakarta: Andi Offset
Winkel dan Hastuti, Sri, MM. 2007. Bimbingan dan Konseling di Institusi
Pendidikan. Yogyakarta: Media Abadi
Yusuf, Syamsu, & Nurihsan, Juntika. 2005. Landasan Bimbingan dan Konseling.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya
Yusuf, Syamsu. 2009. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya.
40