Anda di halaman 1dari 23

STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

LAPORAN PENDAHULUAN
TUMOR MAMMAE SINISTRA
PADA Ny. J DI RUANG KAMAR OPERASI
RSUD POLEWALI MANDAR

PATIMAH

Nim : N.20.052

CI LAHAN CI INSTITUSI

_______________ _______________

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BINA GENERASI

PROGRAM STUDI PROFESI (NERS) KEPERAWATAN

TAHUN 2020/2021
LAPORAN PENDAHULUAN

TUMOR MAMMAE
A. Defenisi

Tumor mammae adalah pertumbuhan sel-sel yang abnormal yang


mengganggu pertumbuhan jaringan tubuh terutama pada sel epitel di mammae
(Sylvia,1995)

Tumor mammae adalah adanya ketidakseimbangan yang dapat terjadi pada


suatu sel/jaringan di dalam mammae dimana ia tumbuh secara liar dan tidak bisa
dikontrol (Dr. Iskandar, 2007)

Macam-macam tumor mammae

1. Tumor jinak

Hanya tumbuh membesar , tidak terlalu berbahaya dan tidak menyebar


keluar jaringan

2. Tumor ganas

Kangker adalah sel yang telah kehilangn kendali danb mekanisme


normalnya sehingga mengalami pertumbuhan tidak wajar , lair , dan
kerap kali menyebar jauh ke sel jaringan lain serta merusak

B. Etiologi

Tak ada satupun penyebab spesifik dari kanker payudara; sebaliknya


serangkaian faktor genetik, hormonal, dan kemungkinan kejadian lingkungan
dapat menunjang terjadinya kanker ini. Bukti yang terus bermunculan menunjukan
bahwa perubahan genetic berkaitan dengan kanker payudara, namun apa yang
menyebabkan perubahan genetic masih belum diketahui.perubahan genetic ini
termaksud perubahan atau mutasi dalam gen normal, dan pengaruh protein baik
yang menekan atau meningkatkan perkembangan kanker payudara. Hormone
steroid yang dihasilkan oleh ovarium mempunyai peran penting dalam kanker.
Dua hormone utama-estradiol dan progesterone-mengalami perubahan dalam
lingkungan selular, yang dapat mempengaruhi factor pertumbuhan bagi kanker
payudara.

Faktor resiko tinggi antara lain :

1. Menstruasi dini,menofause lebih awal / lambat

2. Melahirkan anak pertama dengan usia 30 th keatas

3. Kontrasepsi oral

4. Status social ekonomi tinggi

5. Factor genetika

6. Obesitas

7. Diet tinggi masukan lemak

8. Stress fisiologi kronis

C. Tanda dan gejala

Penemuan dini kanker payudara masih sulit ditemukan, kebanyakan


ditemukan jika sudah teraba oleh pasien.

Tanda – tandanya:

1. Terdapat massa utuh kenyal, biasa di kwadran atas bagian dalam, dibawah
ketiak bentuknya tak beraturan dan terfiksasi

2. Nyeri di daerah massa

3. Adanya lekukan ke dalam, tarikan dan refraksi pada area mammae

4. Edema dengan “peant d’ orange (keriput seperti kulit jeruk)


5. Pengelupasan papilla mammae

6. Adanya kerusakan dan retraksi pada area puting, keluar cairan spontan, kadang
disertai darah

7. Ditemukan lessi pada pemeriksaan mamografi

D. Manifestasi klinik

Gejala awal berupa sebuah benjolan yang biasanya dirasakan berbeda dari
jaringan payudara di sekitarnya, tidak menimbulkan nyeri dan biasanya memiliki
pinggiran yang tidak teratur. Pada stadium awal, jika didorong oleh jari tangan,
benjolan bisa digerakkan dengan mudah di bawah kulit. Pada stadium lanjut,
benjolan biasanya melekat pada dinding dada atau kulit di sekitarnya. Pada kanker
stadium lanjut, bisa terbentuk benjolan yang membengkak atau borok di kulit
payudara. Kadang kulit diatas benjolan mengkerut dan tampak seperti kulit jeruk.
Pasien biasanya datang dengan keluhan benjolan / massa di payudara, ada rasa
sakit dapat juga tanpa rasa sakit, keluar cairan yang abnormal dari puting susu
(biasanya berdarah atau berwarna kuning sampai hijau, mungkin juga bernanah),
timbul kelainan kulit berupa perubahan warna atau tekstur kulit (dimpling,
kemerahan, ulserasi, peau d'orange) pada payudara, puting susu maupun areola
(daerah berwana coklat tua di sekeliling puting susu) dan luka yang tidak sembuh
dalam waktu yang lama. Gejala lainnya yang mungkin ditemukan adalah benjolan
atau massa di ketiak, perubahan ukuran atau bentuk payudara, kulit di sekitar
puting susu bersisik atau ada lekukan pada kulit, puting susu tertarik ke dalam
(retraksi puting susu) atau terasa gatal atau pembengkakan salah satu payudara.
Konsistensi payudara yang keras dan padat, benjolan tersebut berbatas tegas
dengan ukuran kurang dari 5 cm, biasanya dalam stadium ini belum ada
penyebaran sel-sel kanker di luar payudara.Pembesaran kelenjar getah bening atau
tanda metastasis jauh. Pada stadium lanjut bisa timbul nyeri tulang, penurunan
berat badan, pembengkakan lengan atau ulserasi kulit. Setiap kelainan pada
payudara harus dipikirkan ganas sebelum kita buktikan tidak ganas.
E. Patofisiologi

Untuk dapat menegakkan dignosa kanker dengan baik, terutama untuk


melakukan pengobatan yang tepat, diperlukan pengetahuan tentang proses
terjadinya kanker dan perubahan strukturnya. Tumor/neoplasma merupakan
kelompok sel yang berubah dengan ciri : proliferasi yang berlebihan dan tak
berguna, yang tak mengikuti pengaruh jaringan sekitarnya. Proliferasi abnormal
sel kanker akan menggangu fungsi jaringan normal dengan meninfiltrasi dan
memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar ke organ-organ yang jauh. Di
dalam sel tersebut telah terjadi perubahan secara biokimiawi terutama dalam
intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel yang mengalami
transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel ganas diantara sel
normal.
Proses jangka panjang terjadinya kanker ada 4 fase, yaitu:
1. Fase induksi 15 – 30 tahun
Kontak dengan bahan karsinogen membutuhkan waktu bertahun-tahun
sampai dapat merubah jaringan displasia menjadi tumor ganas.
2. Fase insitu: 5 – 10 tahun
Terjadi perubahan jaringan menjadi lesi “pre concerous” yang bisa ditemukan
di serviks uteri, rongga mulut, paru, saluran cerna, kulit dn akhirnya juga di
payudara.
3. Fase invasi: 1 – 5 tahun
Sel menjadi ganas, berkembang biak dan menginfiltrasi melalui membran sel
ke jaringan sekitarnya dan ke pembuluh darah sera limfa
4. Fase desiminasi: 1 - 5 tahun
Terjadi penyebaran ke tempat lain
F. Pemeriksaan penunjang

1. Mamografi: memperlihatkan struktur internal payudara, dapat mendeteksi


kanker yang tak teraba atau tomur yang terjadi pada tahap awal.
2. Galaktografi: mamogram dengan kontras dilakukan dengan menginjeksikan zat
kontras kedalam aliran duktus.
3. Ultrasound: dapat membantu dalam membedakan antara massa padat dan kista
dan pada wanita yang jaringan payudaranya keras;hasil komplement dari
mamografi.
4. Xeroradiografi: menyatakan peningkatan sirkulasi sekitar sisi tumor.
5. Termografi: mengidentifikasikan pertubuhan cepat tumor sebagai “titik panas”
karena peningkatan suplai darah dan penyesuaian suhu kulit yang lebih tinggi.
6. Diafanografi (transimulasi): mengidentifikasi tumor atau massa dengan
membedakan bahwa jaringan mentransmisikan dan menyebarkan sinar.
Prosedur masih diteliti dan dipertimbangkan kurang akurat daripada
mamografi.
7. CT-scan dan MRI: teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara,
khususnya massa yang lebih besar, atau tumor kecil, payudara mengeras yang
sulit diperiksa dengan mamografi. Teknik ini tidak bisa untuk pemeriksaan
rutin dan tidak untuk mamografi.
8. Biopsi payudara(jarum atau eksisi): memberikan diagnosa definitive terhadap
massa dan berguna untuk klasifikasi histology pentahapan, dan seleksi terapi
yang tepat
9. Asai hormon reseptor: menyatakan apakah sel tumor atau spesimen biopsi
mengandung reseptor hormon (estrogen dan progesteron). Pada sel malignan,
reseptor kompleks estrogen-plus merangsang pertumbuhan dan pembagian sel.
Kurang lebih dua pertiga semua wanita dengan kanker payudara reseptor
estrogennya positif dan cenderung berespon baik terhadap terapi hormon
menyertai terapi primer untuk memperluas periode bebas penyakit dan
kehidupan.
10. Foto dada, pemeriksaan fungsi hati, hitung sel darah, dan scan tulang:
dilakukan untuk mengkaji adanya metastase.
G. Penatalaksanaan
Ada 2 macam yaitu kuratif (pembedahan) dan poliatif (non pembedahan).
Penanganan kuratif dengan pembedahan yang dilakukan secara mastektomi
parsial, mastektomi total, mastektomi radikal, tergantung dari luas, besar dan
penyebaran knker. Penanganan non pembedahan dengan penyinaran, kemoterapi
dan terapi hormonal.
1. Terapi kuratif :
a. Untuk kanker mamma stadium 0,I,II dan III
- Terapi utama adalah mastektomi radikal modifikasi, alternative
tomoorektomi + diseksi aksila
- Terapi ajuvan, :
 Radioterapi paska bedah 4000-6000 rads
 Kemoterapi untuk pra menopause dengan CMF
(Cyclophosphamide 100 mg/m2 dd po hari ke 1-14,
methotrexate 40 mg/m2 IV hari ke -1 siklus diulangi tiap 4
minggu dan flouroracil 600 mg/m2 IV hari ke-1 atau CAP
(Cyclophosphamide 500 mg/m2 hari ke 1, adriamycin 50
mg/m2 hari ke-1 dan flouroracil 500 mg/m2 IV hari ke-1 dan 8
untuk 6 siklus.
 Hormon terapi untuk pasca menopause dengan tamoksifen
untuk 1-2 tahun
- Terapi bantuan, roboransia,
- Terapi sekunder bila perlu
- Terapi komplikasi pasca bedah misalnya gangguan gerak lengan
(fisioterapi)
2. Terapi paliatif
Untuk kanker mamae stadium III B dan IV :
a. Terapi utama
- pramenopause, bilateral ovariedektomi
- pasca menopause ; 1) hormone resptor positif (takmosifen) dan 2)
hormone resptor negative (kemoterapu dengan CMF atau CAF)
b. Terapi ajuvan
- operable (mastektomi simple)
- inoperable (radioterapi)
kanker mamae inoperative :
 tumor melekat pada dinding thoraks
 odema lengan
 nodul satelit yang luas
 mastitis karsionamtosa
c. Terapi bantuan ; roboransia
d. Terapi komplikasi , bila ada :
- patah, reposisi-fiksasi-imobilisasi dan radioterapi pada tempat patah
- odema lengan : 1) deuretik, 2) pneumatic sleeve, 3) operasi tranposisi
omentum atau kondoleon,
- Efusion pleura, 1) aspirasi cairan atau drainase bullae, 2) bleomisin 30
mg dan teramisin 1000 mg, intra pleura
- Hiperkalsemia : 1) deuretika dan rehidrasi, 2) kortikosteroid, 3)
mitramisin ¼-1/2 mg/kg BB IV
- NYeri, terapi nyeri sesuai WHO
- Borok,perawatan borok
e. Terapi sekunder, bila ada
H. Pathway

Perubahan genetik dalam sel

Sel menjadi abnormal

Poliferasi sel-sel maligna dalam payudara

tumor Payudara

Perubahan status
kesehatan
hormonal Radiasi Mastektomi

Kurang
Luka Operasi Pengetahuan
(trauma jaringan)

Cemas

Pengeluaran mediator kimia


BHSP
Tidak adekuat Kerusakan
pertahanan sistem imun integritas kulit
Nyeri

Perubahan penampilan
Resiko infeksi
Emosional distress Kelemahan
(ketidakmampuan mengontrol
nyeri)
Gangguan konsep diri
Kehilangan selera makan

Nutrisi kurang dari kebutuhan


I. Proses keperawatan Tumor Mammae
1. Pengkajian

a. Identitas, (lihat factor-faktor predisposisi)


b. Keluhan utama ada benjolan pada payu dara dan lain-lain keluahan serta
sejak kapan, riwayat penyakit (perjalanan penyakit, pengobatan yang telah
diberikan), faktro etiologi/resiko.
c. Konsep diri mengalmi perubahan pada sebagian besar klien dengan kanker
mamma.
d. Pemeriksaan klinis ;
Mencari benjolan Karena organ payudara dipengaruhi oleh faktor
hormone antara lain estrogen dan progesterone, makas ebaiknya
pemeriksaan ini dilakukan saat pengaruh hormonal ini seminimal
mungkin/setelah menstruasi + 1 minggi dari hari akhir menstruasi. Klien
duduk dengan tangan jatuh ke samping dan pemeriksa berdiri didepan
dalam posisi yag lebih kurang sama tinggi.
1) Inspeksi
 Simetri mamma kiri-kanan
 Kelainan papilla. Letak dan bentuk, adakah putting
susu, kelainan kulit, tanda radang, peaue d’ orange, dimpling,
ulserasi dan lain-lain. Inspeksi ini juga dilakukan dalam keadaan
kedua lengan diangkat ke atas untuk melihat apakah ada bayangan
tumor di bawah kulit yang ikut bergerak atau adakah bagian yang
tertinggal, dimpling dan lain-lain.
2) Palpasi
 Kien berbaring dan diusahakan agar payudara tersebar
rata atas lapangan dada, jika perlu punggung diganjal bantal kecil.
 Konsistensi, banyak, lokasi, infiltasi, besar, batas dan
operabilitas.
 Pemebesaran kelenjar gerah bening (kelenjar aksila)
 Dakah metastase Nudus (regional) atau organ jauh)
 Stadium kanker (system TNM UICC, 1987)
e. Pemeriksaan penunjang
1) Pemeriksaan penunjang klinis
a) Pemeriksaan radiologist
- Mammografi/USG Mamma
- X-foto thoraks
- Kalau perlu
 Galktografi
 Tulang-tulang
 USG abdomen
 Bone scan
 CT scan
b) Pemeriksaan laboratorium
- rutin, darah lengkap, urine
- duyla darah puasa dan 2 jpp
- enxym alkali sposphate, LDH
- CEA, MCA, AFP
- Hormon reseptor ER, PR
- Aktivitas estrogen/vaginal smear
c) Pemeriksaan sitologis
- FNA dari tumor
- Cairan kista dan pleura effusion
- Secret putting susu
2) Pemeriksaan sitologis/patologis
a) Durante oprasi Vries coupe
b) Pasca operasi dari specimen operasi
2. Diagnosa Keperawatan

a) Pra operasi
 Cemas / takut berhubungan dengan situasi krisis (kanker)

 Kurangnya pengetahuan berhubungan dengan kurangnya


informasi

b) Post Operasi

 Nyeri berhubungan dengan prosedur pembedahan

 Gangguan konsep diri berhubungan dengan perubahan dalam


penampilan

 Gangguan nutrisi (kurang dari kebutuhan tubuh) berhubungan


dengan hipermetabolik yang berhubungan dengan kanker

 Resiko infeksi berhubungan dengan tidak adekuatnya pertahanan


tubuh sekunder dan sistem imun

 Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan pembedahan


3. Intervensi Keperawatan

NO Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria hasil Intervensi


1 Cemas / takut berhubungan dengan NOC NIC
situasi krisis (kanker)  Anxiety self control  Gunakan pendekatan yang
Defenisi : perasaan tidak nyaman  Anxiety level menenangkan
atau kekhawatiran yang  Coping  Jelaskan semua prosedur dan apa
samar disertai respon Kriteria hasil yang dirasakan selama prosedur
autonom (sumber sering  Klien mampu  Temani pasien untuk memberikan
kali tidak sfesifik atau mengidentifikasi dan keamanan dan mengurangi takut
tidak diketahui oleh mengungkapkan gejala  Dengarkan dengan penuh
individu cemas perhatian
 Mengidentifikasi,  Identifikasi tingkat kecemasan
mengungkapkan dan  Bantu pasien mengenai situasi
menunjukkan tehnik untuk yang menimbulkan kecemasan
mengontrol cemas
 Dorong pasien untuk
 Vital sign dalam batas
mengungkapkan perasaan,
normal
ketakutan, persepsi
 Postur tubuh, ekspresi
 Berikan obat untuk mencegah
wajah, bahasa tubuh dan
kecemasan
tingkat aktivitas menunjukan
berkurangnya kecemasan
2 Kurangnya pengetahuan NOC NIC
berhubungan dengan kurangnya  Knowledge : disease  Berikan penilaian tentang tingkat
informasi process pengetahuan pasien tentang proses
Defenisi : tidak adanya atau  Knowledge : health penyakit yang spesifik
kurangnya informasi kognitif behavior  Gambarkan tanda dan gejala yang
sehubungan dengan topic spesifik Kriteria hasil biasa muncul pada penyakit,
 Pasien dan keluarga dengan cara yang tepat
menyatakan pemahaman  Gambarkan proses penyakit
tentang penyakit, kondisi, dengan cara yang tepat
prognosis dan program  Identifikasi kemungkinan
pengobatan penyebab, dengan cara yang tepat
 Pasien dan keluarga mampu  Sediakan informasi pada pasien
melaksanakan prosedur yang tentang kondisi dengan cara yang
dijelaskan secara perlahan tepat
 Pasien dan keluarga mampu  Hindari harapan yang kosong
menjelaskan kembali apa
yang dijelaskan perawat/tim
kesehatan lainnya
3 Nyeri berhubungan dengan prosedur NOC NIC
pembedahan  Plan level  Lakukan pengkajian nyeri secara
Defenisi : pengalaman sensori dan  Pain control kompherensif termasuk lokasi,
emosional yang tidak menyenangkan  Comfort level karakteristik, durasi, frekuensi
yang muncul akibat kerusakan Kriteria hasil kualitas dan faktor presipitasi
jaringan yang aktual atau potensial  Mampu mengontrol nyeri  Pbservasi relaksi nonverbal dari
atau digambarkan dalam hal (tahu penyebab nyeri mampu ketidaknyamanan
kerusakan sedemikian rupa menggunakan tehnik  Gunakan teknik komunikasi
nonfarmakologi untuk terapeutik untuk mengetahui
mengurangi nyeri, mencari pengalaman nyeri pasien
bantuan)  Kaji kultur yang mempengaruhi
 Melaporkan bahwa nyeri respon nyeri
berkurang dengan  Evaluasi bersama nyeri masa
menggunakan manajemen lampau
nyeri  Bantu pasien dan keluarga untuk
 Mampu mengenali nyeri mencari dan menemukan
(skala, intensitas, frekuensi dukungan
dan tanda nyeri)
 Kurangi faktor presifitasi nyeri
 Meenyatakan rasa nyaman
 Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
setelah nyeri berkurang
menentukan intervensi
4 Gangguan konsep diri berhubungan NOC NIC
dengan perubahan dalam Setelah diberikan tindakan  Kontak dengan klien sering dan
penampilan perawatan, konsep diri dan persepsi perlakukan klien dengan hangat
Defenisi : kehilangan harapan dapat klien menjadi stabil dan sikap positif.
sering terjadi seiring dengan sakit Kriteria hasil  dorongan pada klien untuk
yang diderita  Klien mampu untuk mengekpresikan perasaan dan
mengeskpresikan perasaan pikiran tentang kondisi, kemajuan,
tentang kondisinya prognose, sisem pendukung dan
 Klien mampu membagi pengobatan.
perasaan dengan perawat,  Berikan informasi yang dapat
keluarga dan orang dekat. dipercaya dan klarifikasi setiap
 Klien mengkomunikasikan mispersepsi tentang penyakitnya.
perasaan tentang perubahan  Bantu klien mengidentifikasi
dirinya secara konstruktif. potensial kesempatan untuk hidup
 Klien mampu berpartisipasi mandiri melewati hidup dengan
dalam perawatan diri. kanker, meliputi hubungan
interpersonal, peningkatan
pengetahuan, kekuatan pribadi dan
pengertian serta perkembangan
spiritual dan moral.
 Kaji respon negatif terhadap
perubahan penampilan
(menyangkal perubahan,
penurunan kemampuan merawat
diri, isolasi sosial, penolakan
untuk mendiskusikan masa depan.
 Bantu dalam penatalaksanaan
alopesia sesuai dengan kebutuhan.
 Kolaborasi dengan tim kesehatan
lain yang terkait untuk tindakan
konseling secara profesional
5 Gangguan nutrisi (kurang dari NOC NIC
kebutuhan tubuh) berhubungan  Nutritional status:  Kaji adanya alergi makan
dengan hipermetabolik yang  Nutritional status: food and  Kolaborasikan dengan ahli gizi
berhubungan dengan kanker fluid untuk menentukan jumlah kalori
Defenisi : asupan nutrisi tidak cukup  Intake dan nutrisi yang dibutuhkan
untuk memenuhi kebutuhan  Nutritional status: nutrient pasien
metabolik intake  Anjurkan pasien untuk
 Weight control meningkatkan intake fe
Kriteria hasil  Anjurkan pasien untuk
 Adanya penigkatan berat meningkatkan protein dan vit C
badan sesuai dengan tujuan  Berikan substansi gula
 Berat badan ideal sesuai  Yakinkan diet yang dimakan
dengan tinggi badan mengandung tinggi serat untuk
 Mampu mengidentifikasi mencegah konstipasi
kebutuhan nutrisi  Berikan makanan yang terpilih
 Tidak ada tanda malnutrisi (sudah dikonsulasikan dengan ahli
 Menunjukan peningkatan gizi)
fungsi pengecapan diri  Ajarkan pasien bagaimana
menelan membuat catatan makanan harian
 Tidak terjadi penurunan
berat badan yang berarti
6 Resiko infeksi berhubungan dengan NOC NIC
tidak adekuatnya pertahanan tubuh  Immune status  Bersihkan lingkungan setelah
sekunder dan sistem imun  Knowledge : infection dipakai pasien lain
Defenisi : mengalami peningkatan control  Pertahankan teknik isolasi
resiko terserang organisme  Risk control  Batasi pengunjung bila perlu
patogenik Kriteria hasil  Instruksikan pada pengunjung
 Klien bebas dari tanda dan untuk mencuci tangan saat
gejala infeksi berkunjung dan setelah
 Mendeskripsikan proses berkunjung meninggalkan pasien
penularan penyakit, faktor  Gunakan sabun antimikroba untuk
yang mempengaruhi cuci tangan
penularan serta  Cuci tangan setiap sebelum dan
penatalaksanaannya sesudah tindakan keperawatan
 Gunakan baju, sarung tanga
sebagai alat pelindung
 Pertahankan lingkungan aseptik
selama pemasangan alat
 Gunakan kateter intermiten untuk
menuurnkan infeksi kandung
kencing
7 Kerusakan integritas kulit NOC NIC
berhubungan dengan pembedahan  Tissue integrity : skin and  Anjurkan pasien untuk
Defenisi : perubahan/ gangguan mucous menggunakan pakaian longgar
epidermis dan/atau dermis  Membranes  Hindari kerutan pada tempat tidur
 Hemodyalis akses  Jaga kebersihan kulit agar tetap
Kriteria hasil bersih dan kering
 Integritas kulit yang baik  Mobilissasi pasien (ubah posisi
bisa dipertahankan (sensasi, pasien) setiap 2 jam sekali
elastisitas, temperatur,  Monitor kulit akan adanya
dehidrasi, pigmentasi) kemerahan
 Tidak ada luka/lesi pada  Oleskan lotion atau minyak/baaby
kulit oil pada daerah yang btertekan
 Perfusi jaringan yang baik  Monitor aktifitas dan mobilisasi
 Menunjukan pemahaman pasien
dalam proses perbaikan kulit  Monitor status nutrisi pasien
dan mencegah terjadinya  Memandikan pasien dengan sabun
sedera berulang dan air hangat
 Mampu melindungi kulit dan
mempertahankan
kelembaban kulit dan
perawatan alami
4. Implementasi keperawatan
Serangkaian kegiatan yang dilakukan oleh perawat untuk membantu klien dari
masalah status kesehatan yang dihadapi status kesehatan yang lebih baik yang
menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan
5. Evaluasi keperawatan
Evaluasi dalam keperawatan merupakan kegiatan dalam menilai tindakan
keperawatan yang telah ditentukan, untuk mengetahui pemenuhan klien secara
optimal dan mengukur hasil dari proses keperawatan. Adapun ukuran pencapaian
tujuan pada tahap evaluasi meliputi
a) Masalah teratasi, jika klien menunjukan perubahan sesuai dengan tujuan
dan kriteria hasil yang telah ditetapkan
b) Masalah sebagian teratasi jika klien menunjukkan perubahan sebahagian
dari kriteria hasil yang telah ditetapkan
c) Masalah tidak teratasi, jika klien tidak menunjukkan perubahandan
kemajuan sama sekali yang sesuai dengan tujuan dan kriteria hasil dan
yang telah ditetapkan bahkan timbul diagnosa eperawatan yang baru
Untuk penentuan masalah teratasi, teratasi sebahagian, atau tidak teratasi
adalah dengan cara membandingkan antara SOAP dengan tujuan dan kriteria hasil
yang telah ditetapkan
S: Subjective adalah informasi berupa ungkapan yang didapat dari klien setelah
tindakan diberikan
O: Objective adalah informasi yang didapat berupa hasil pengamatan, penilaian
pengkuran yang dilakukan oleh perawat setelah tindakan dilakukan
A: analisis adalah membandingkan antara informasi subjectife dan objectife
dengan tujuan dan kriteria hasil kemudian diambil kesimpulan bahwa masalah
teratasi, teratasi sebagian atau bahkan tidak teratasi
P : Planing adalah rencana keperwatan lanjutan yang akan dilakukan berdasarkan
hasil analisis
DAFTAR PUSTAKA

Brunner & Suddarth. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, alih bahasa:
Waluyo Agung., Yasmin Asih., Juli., Kuncara., I.made karyasa. EGC :
Jakarta.

Barbara, CL. 1996. Perawatan Medikal Bedah (Suatu Pendekatan Proses


keperawatan). Bandung.

Carpenito, L.J. 2000. Diagnosa Keperawatan Aplikasi pada Praktek Klinis, alih
bahasa: Tim PSIK UNPAD Edisi-6. EGC : Jakarta

Doenges,M.E., Moorhouse, M.F., Geissler, A.C., 1993, Rencana Asuhan


Keperawatan untuk perencanaan dan pendukomentasian perawatan Pasien,
Edisi-3, Alih bahasa; Kariasa,I.M., Sumarwati,N.M., EGC, Jakarta

dr. Budi Harapan Siregar,Sp.B. Catatan Kuliah Bedah Jilid 2. Makassar. Bursa
Aesculapius.

Junaedi, Iskandar dr., (2007) Kanker. Jakarta : PT. Buana Ilmu Populer

Price, Sylvia Anderson, (1995) Patofisiologi Konsep Klinis Proses – Prses Penyakit
Edisi 4 buku 2 : Jakarta EGC

Anda mungkin juga menyukai