Anda di halaman 1dari 7

[LAPORAN KASUS]

Benign Prostatic Hyperplasia dengan Retensi Urin dan Vesicolithiasis


M. Azzaky Bimandama1 dan Evi Kurniawaty 2
1 Program Studi Pendidikan Dokter, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung
2 Bagian Ilmu Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Lampung

Abstrak
Benign prostatic hyperplasia a da lah suatu keadaan dimana terjadi hiperplasia s el-sel stroma d a n s el - s el e pi tel k el enja r
pros tat. Benign prostatic hyperplasia i ni dapat dialami oleh s ekitar 70% pria di atas usia 60 ta hun. Angka i ni akan meningkat
hi ngga 90% pa da pria berusia di atas 80 ta hun. Pa da kasus ini, kami melaporkan l aki-laki berusia 61 ta hun d a ta ng d enga n
kel uhan tidak bisa buang air kecil (BAK). Pasien mengaku s ulit untuk memulai BAK, dan terkadang haru s di s erta i d enga n
mengedan untuk BAK, pancaran kencing lemah, kadang terhenti kemudian lancar kembali. Pasien jug a m eng el uh s eri ng
berkali-kali ke kamar mandi pada malam hari saat ti dur malam karena ingin BAK na mun s a a t B AK h a nya m e netes da n
mera sa kurang puas. Dari pemeriksaan fisik didapatkan kesadaran komposmentis, nadi 99x/menit reguler, l aju pernapa s a n
20x/meni t, tekanan darah 140/90 mmHg, dan suhu 36,7 oC. Pemeriksaan s tatus generalis didapatkan dalam bata s n orm a l.
Da ri rectal toucher di dapatkan tonus s phincter ani kuat, mukosa rektum licin, ti dak a da massa, ampulla recti i ntact, s e rta
pros tat teraba membesar, batas a tas teraba, konsistensi kenyal, permukaan licin, nodul ti dak a da, da n n yeri te ka n ti da k
a da , tidak ada darah dan feses pada handscoon. Pemeriksaan USG urologi menunjukkan adanya sympl e cys t re n d extra ,
ves i colithiasis, pembesaran prostat (volume 42,3 ml ) dengan kalsifikasi dan protusi ke VU. Dilakukan open p ro s ta tek tom i
s uprapubik dan ekstraksi batu buli pada pasien.

Kata kunci : benign prostatic hyperplasia, open pros ta tektomi suprapubik, retensi urin

Benign Prostatic Hyperplasia with Urine Retention and Vesicolithiasis


Abstract
Beni gn prostatic hyperplasia is a condition where stroma cells and prostate gland’s e pi thel i um a re b ei ng h yp erpl a si a .
Beni gn prostatic hyperplasia ca n be found 70% i n 60 yea rs old of males. This percentage will increase to 90% i n 80 years old
of ma l es. In this case, we reported that a male 61 years old ca me with complaining o f d i sa bl e to u ri na te. Th e p a ti ent
confessed that he has difficulty to s tart a nd s ometimes he should strain the urination, the stream of his urination i s w ea k,
a nd undergoes the intermittency. Beside that, he was complaining of nocturia, but the urine only tri ckle from his e xterna l
ureteral meatus, s o that he felt the emptyi ng is incomplete. From physical examination we found that consci ous n ess w a s
compos menti s , hea rt ra te 99x/mi nute regul er, res pi ra ti on ra te 20x/mi nute, bl ood pres s ure 140/90 mmHg, a nd
temperature 36,7oC. General examination status were normal. Rectal toucher examination result; tonus of a nal s phincter i s
i nta ct, rectal mucose is s mooth, no mass, rectal ampulla i s intact, prostate enlarge, superior pool i s h ol d, co ns i s tency i s
el astic, the surface i s smooth, no nodule, and no pain, no blood and no feces on handscoen. Urologi ca l ul tra s on og ra phy
s howed that there were symple cys t of ren dextra, vesicolithiasis, enlargement of prostatic gland (vo l um e 42,3 m l ) w i th
ca l cification a nd protution to VU. The management of th is patient was open suprapubic prostatectomy a nd e xtra cti on o f
ves i colithiasis.

Keywords: benign prostatic hyperplasia, open suprapubic prostatectomy, urine retention

Kores pondens i : M. Azza ky Bi ma nda ma | Al a ma t Jl . Dr. Sa mra tul a ngi No. 32 Penenga ha n Ba nda r La mpung | HP
081271592139 | e-ma il: ma zzakybimandama2@gmail.com

Pendahuluan urin yang mengakibatkan supersaturasi urin,


Pembesaran prostat jinak atau lebih sehingga rentan untuk terbentuknya batu buli.
dikenal sebagai BPH (benign prostatic Beberapa hipotesis yang diduga sebagai
hyperplasia) merupakan istilah histopatologis, penyebab timbulnya BPH diantaranya teori
yaitu terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan dihidrotestosteron, teori ketidakseimbangan
sel-sel epitel kelenjar prostat. 1 BPH dapat antara estrogen-testosteron, teori interaksi
dialami oleh sekitar 70% pria di atas usia 60 stroma-epitel, teori berkurangnya kematian
tahun. Angka ini akan meningkat hingga 90% sel prostat, serta teori sel stem. 3,4,8,9
pada pria berusia di atas 80 tahun. 7 Keluhan yang disampaikan oleh pasien
BPH merupakan salah satu keadaan yang BPH seringkali berupa LUTS (lower urinary
menyebabkan gangguan miksi yaitu retensio tract symptoms) yang terdiri atas gejala

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 655


M. Azza ky Bi mandama dan Evi Kurniawaty | Benign Prostatic Hyperplasia dengan Retensi Urin dan Vesicolithiasis

obstruksi (voiding symptoms) maupun iritasi Kasus


(storage symptoms) yang meliputi: frekuensi Seorang laki-laki berusia 61 tahun datang
miksi meningkat, urgensi, nokturia, pancaran dengan keluhan tidak bisa buang air kecil.
miksi lemah dan sering terputus-putus Kurang lebih 1 bulan sebelum masuk rumah
(intermitensi), dan merasa tidak puas se habi s sakit, pasien mengeluh sulit buang air kecil
miksi, dan tahap selanjutnya terjadi retensi (BAK). Pasien mengaku sulit untuk memulai
urine.3,4 BAK, dan terkadang harus disertai dengan
Salah satu panduan untuk mengarahkan mengedan untuk BAK, pancaran kencing
dan menentukan adanya gejala obstruksi lemah, kadang terhenti kemudian lancar
akibat pembesaran prostat adalah kembali. Pasien juga mengeluh sering berkali -
International Prostate Symptom Score (IPSS). kali ke kamar mandi pada malam hari saat
WHO dan AUA telah mengembangkan dan tidur malam karena ingin BAK namun saat BAK
mensahkan prostate symptom score yang hanya menetes dan merasa kurang puas. BAK
telah distandarisasi. Analisis gejala ini terdiri tidak keluar batu, tidak berdarah, demam
atas 7 pertanyaan yang masing-masing tidak ada, nyeri pinggang tidak ada, buang air
memiliki nilai 0 hingga 5 dengan total besar biasa. Pasien sudah 4 kali ke mantri
maksimum 35. Selain itu, di dalam daftar terdekat untuk dipasang kateter. Kurang lebih
pertanyaan IPSS terdapat satu pertanyaan 1 minggu sebelum masuk rumah sakit, pasi en
tunggal mengenai kualitas hidup (quality of mengeluh tidak bisa BAK. Pasien lalu be robat
life atau QoL) yang juga terdiri atas 7 ke RS Muhammadiyah Metro dan dirujuk ke
kemungkinan jawaban. Kuesioner IPSS RSUD Jendral Ahmad Yani dengan diagnosis
dibagikan kepada pasien dan diharapkan retensi urine et causa BPH. Pada 05 Januari
pasien mengisi sendiri tiap-tiap pertanyaan. 2018 pasien datang ke poli bedah RSUD
Kemudian dihitung total skor dengan Jendral Ahmad Yani dalam keadaan terpasang
interpretasi skor 0-7: bergejala ringan, skor 8- kateter. Kemudian pasien dirawat inap pada
19: bergejala sedang, skor 20-35: bergejala 08 Januari 2018. Saat itu pun pada pasien
berat.1,3,5 terpasang kateter, air kencing dapat keluar,
Colok dubur atau digital rectal darah tidak ada.
examination (DRE) merupakan pemeriksaan Dari pemeriksaan fisik didapatkan
yang penting pada pasien BPH, di samping kesadaran komposmentis, nadi 99x/menit
pemeriksaan fisik pada regio suprapubik untuk regular, laju pernapasan 20x/menit, tekanan
mencari kemungkinan adanya distensi buli- darah 140/90 mmHg, dan suhu 36,7oC. Pada
buli. Dari pemeriksaan colok dubur ini dapat status generalis dalam batas normal. Pada
diperkirakan adanya pembesaran prostat, tanggal 08 Januari 2018, pada pasien
konsistensi prostat, dan adanya nodul yang terpasang kateter urine ukuran 16F sejak 1
merupakan salah satu tanda dari keganasan minggu sebelum masuk rumah sakit. Di dal am
prostat.3,5 urine bag, terdapat 300 cc urine berwarna
Pemeriksaan penunjang lain yang dapat kuning jernih dan tidak terlihat adanya darah.
dilakukan adalah urinalisis, pemeriksaan Dari rectal toucher didapatkan tonus sphincter
fungsi ginjal, pemeriksaan Prostate Spesific ani kuat, mukosa rektum licin, tidak ada
Antigen (PSA), dan pencitraan (foto polos massa, ampulla recti intak, serta prostat
abdomen, pielografi intravena atau PIV, teraba membesar, batas atas teraba,
pemeriksaan ultrasonografi transrektal atau konsistensi kenyal, permukaan licin, nodul
TRUS, atau ultrasonografi transabdominal). tidak ada, dan nyeri tekan tidak ada, tidak ada
Pemeriksaan derajat obstruksi prostat dapat darah dan feses pada handscoen. Pada
diperkirakan dengan cara mengukur residual pemeriksaan darah lengkap didapatkan
urine dan pancaran urine. 3 leukosit 10.770/uL. Pemeriksaan USG urologi
Pada studi ini dilaporkan sebuah kasus menunjukkan adanya symple cyst ren dextra,
seorang laki-laki berusia 61 tahun dengan vesicolithiasis, pembesaran prostat (volume
Benign Prostatic Hyperplasia dengan retensio 42,3 ml) dengan kalsifikasi dan protusi ke VU.
urine dan vesicolithiasis. Dalam kasus ini pasien didiagnosis Benign
Prostatic Hyperplasia dengan retensio urine
dan vesicolithiasis. Terapi yang diberikan pada
pasien ini adalah terapi operatif dengan open

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 656


M. Azza ky Bi mandama dan Evi Kurniawaty | Benign Prostatic Hyperplasia dengan Retensi Urin dan Vesicolithiasis

prostatektomi suprapubik dan ekstraksi batu teraba membesar, batas atas teraba,
buli. Prognosis pasien ini adalah quo ad vitam konsistensi kenyal, permukaan licin, nodul
dubia ad bonam, quo ad functionam dubia ad tidak ada, dan nyeri tekan tidak ada, tidak ada
bonam, quo ad sanationam dubia ad bonam. darah dan feses pada handscoen.
Skor hasil pengisian kuesioner IPSS
Pembahasan pasien adalah 32, hal ini menunjukkan bahwa
Seorang laki-laki Tn. T berusia 61 tahun, pasien mengalami gejala berat. Perinciannya
tinggal di Surya Mataram, seorang petani, adalah sebagai berikut: incomplete emptying
datang ke RSUD Yani pada 08 Januari 2018 (5), frequency (4), intermittency (4), urgency
dengan keluhan utama tidak dapat buang air (4), weak stream (5), straining (5), nocturia
kecil. (5).
Kurang lebih 1 bulan sebelum masuk Dari pemeriksaan penunjang, darah
rumah sakit, pasien mengeluh sulit buang air lengkap didapatkan leukosit meningkat (10.77
kecil (BAK). Pasien mengaku sulit untuk rb/uL). Dari USG urologi didapatkan kesan
memulai BAK, dan terkadang harus disertai adanya symple cyst ren dextra, vesicolithiasi s,
dengan mengedan untuk BAK, pancaran pembesaran prostat (volume 42,3 ml) dengan
kencing lemah, kadang terhenti kemudian kalsifikasi dan protusi ke VU, serta tak tampak
lancar kembali. Pasien juga mengeluh sering kelainan pada ren sinistra.
berkali-kali ke kamar mandi pada malam hari Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan
saat tidur malam karena ingin BAK namun saat fisik, dan pemeriksaan penunjang di atas
BAK hanya menetes dan merasa kurang puas. pasien diagnosa Benign Prostatic Hyperplasia
BAK keluar batu tidak ada, BAK berdarah tidak dengan retensio urine dan vesicolithiasis.
ada, demam tidak ada, nyeri pinggang tidak Pembesaran prostat jinak atau lebih dikenal
ada, buang air besar biasa. Pasien sudah 4 kal i sebagai BPH (benign prostatic hyperplasia)
ke mantri terdekat untuk dipasang kateter. merupakan istilah histopatologis, yaitu
Kurang lebih 1 minggu sebelum masuk terdapat hiperplasia sel-sel stroma dan sel-se l
rumah sakit, pasien mengeluh tidak bisa BAK. epitel kelenjar prostat. 1 BPH merupakan salah
Pasien mengejan bila ingin BAK, namun air satu keadaan yang menyebabkan gangguan
kencing tidak dapat keluar. Demam tidak ada, miksi yaitu retensio urin yang mengakibatkan
nyeri pinggang tidak ada, mual tidak ada, supersaturasi urin, sehingga rentan untuk
muntah tidak ada. Buang air besar biasa. terbentuknya batu buli. Beberapa hipotesis
Pasien lalu berobat ke RS Muhammadiyah yang diduga sebagai penyebab timbulnya BPH
Metro dan dirujuk ke RSUD Jendral Ahmad diantaranya:
Yani dengan diagnosis retensi urine et causa a. Teori Dihidrotestosteron
BPH. Pada 05 Januari 2018 pasien datang ke Dihidrotestosteron adalah metabolit
poli bedah RSUD Jendral Ahmad Yani dalam androgen yang sangat penting pada
keadaan terpasang kateter. Kemudian pasien pertumbuhan sel-sel kelenjar prostat.
dirawat inap pada 08 Januari 2018. Saat itu Dibentuk dari testosteron di dalam sel prostat
pun pada pasien terpasang kateter, air oleh enzim 5α reduktase dengan bantuan
kencing dapat keluar, darah tidak ada. koenzim NADPH. DHT yang telah terbentuk
Dari pemeriksaan fisik didapatkan berikatan dengan reseptor androgen (RA)
keadaan umum sakit sedang dengan membentuk kompleks DHT-RA pada inti sel
kesadaran compos mentis, tekanan darah dan selanjutnya terjadi sintesis protein growth
140/90 mmHg, nadi 99x/menit, frekuensi factor yang menstimulasi pertumbuhan sel
pernafasan 20x/menit, dan suhu 36,7°C. prostat. Aktivitas enzim 5α-reduktase dan
Status lokalis didapatkan bahwa pada regio jumlah reseptor androgen lebih banyak pada
genitalia eksterna terpasang kateter ukuran BPH. Hal ini menyebabkan sel-sel prostat pada
16F, urin keluar, warna kuning, tidak ada BPH lebih sensitif terhadap DHT sehingga
darah. Dari rectal toucher didapatkan tonus replikasi sel lebih banyak terjadi dibandingkan
sphincter ani kuat, mukosa rektum licin, ti dak dengan prostat normal. 3
ada massa, ampulla recti intak, serta prostat

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 657


M. Azza ky Bi mandama dan Evi Kurniawaty | Benign Prostatic Hyperplasia dengan Retensi Urin dan Vesicolithiasis

Tabel 1. International Prostate Symptom Score (I-PSS)3


In the past month: Not at Less than 1 in Less than half About half More than half Almost Your
all 5 times the time the time the time always score
1. Incomplete Emptying 0 1 2 3 4 5
2. Frequency 0 1 2 3 4 5
3. Intermittency 0 1 2 3 4 5
4. Urgency 0 1 2 3 4 5
5. Wea k Stream 0 1 2 3 4 5
6. Stra i ning 0 1 2 3 4 5
7. Nocturi a 0 1 2 3 4 5
Tota l Score: 1-7: Mi l d 8-19: Modera te 20-35: Severe

Tabel 2. Pertanyaan Tunggal Mengenai Kualitas Hidup dalam I-PSS3


Quality of Life due to Delighted Pleased Mostly Mixed Mostly Unhappy Terrible
Urinary Symptoms Satisfied Dissatisfied
If you were to spend the 0 1 2 3 4 5 6
res t of your l i fe wi th
your uri nary con di ti o n
jus t the wa y i t i s now,
how woul d you feel
a bout that?

b. Ketidakseimbangan antara estrogen- autokrin, serta mempengaruhi sel-sel


testosteron epitel secara parakrin. Stimulasi itu
Pada usia yang semakin tua, kadar menyebabkan terjadinya proliferasi sel-
testosteron menurun, sedangkan kadar sel epitel maupun sel stroma. 3
estrogen relatif tetap sehingga d. Berkurangnya kematian sel prostat
perbandingan antara estrogen dan Program kematian sel (apoptosis) pada
testosteron relatif meningkat. Telah sel prostat adalah mekanisme fisiologi
diketahui bahwa estrogen di dalam untuk mempertahankan homeostasis
prostat berperan dalam terjadinya kelenjar prostat. Pada apoptosis terjadi
proliferasi sel-sel kelenjar prostat dengan kondensasi dan fragmentasi sel yang
cara meningkatkan sensitifitas sel-sel selanjutnya sel-sel yang mengalami
prostat terhadap rangsangan hormon apoptosis akan difagositosis oleh sel-sel
androgen, meningkatkan jumlah reseptor disekitarnya kemudian didegradasi oleh
androgen, dan menurunkan jumlah enzim lisosom.
kematian sel-sel prostat (apoptosis). Hasil Pada jaringan normal, terdapat
akhir dari semua keadaan ini adalah keseimbangan antara laju proliferasi sel
meskipun rangsangan terbentuknya sel- dengan kematian sel. Pada saat terjadi
sel baru akibat rangsangan testosteron pertumbuhan prostat sampai pada
menurun, tetapi sel-sel prostat yang telah prostat dewasa, penambahan jumlah sel -
ada mempunyai umur yang lebih panjang sel prostat baru dengan yang mati dalam
sehingga massa prostat jadi lebih besar. 3 keadaan seimbang. Berkurangnya jumlah
c. Interaksi stroma-epitel sel-sel prostat yang mengalami apoptosis
Diferensiasi dan pertumbuhan sel epitel menyebabkan jumlah sel-sel prostat
prostat secara tidak langsung dikontrol secara keseluruhan menjadi meningkat
oleh sel-sel stroma melalui suatu sehingga menyebabkan pertambahan
mediator (growth factor) tertentu. massa prostat.3
Setelah sel-sel stroma mendapatkan e. Teori sel stem
stimulasi dari DHT dan estradiol, sel-sel Untuk mengganti sel-sel yang telah
stroma mensintesis suatu growth factor menglami apoptosis, selalu dibentuk se l -
yang selanjutnya mempengaruhi sel-sel sel baru. Di dalam kelenjar prostat
stroma itu sendiri secara intrakrin dan dikenal suatu sel stem, yaitu sel yang

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 658


M. Azza ky Bi mandama dan Evi Kurniawaty | Benign Prostatic Hyperplasia dengan Retensi Urin dan Vesicolithiasis

mempunyai kemampuan berproliferasi waktu yang lama juga seringkali menjadi inti
sangat ekstensif. Kehidupan sel ini sangat untuk terbentuknya batu buli-buli. Hal lain
tergantung pada keberadaan hormon yang dapat menyebabkan terbentuknya batu
androgen, sehingga jika hormon ini buli ialah adanya benda asing yang tidak
kadarnya menurun seperti yang terjadi sengaja dimasukkan ke dalam buli-buli atau
pada kastrasi, menyebabkan terjadinya batu ureter yang turun ke buli-buli.3
apoptosis. Terjadinya proliferasi sel-sel Penatalaksanaan pada kasus ini yaitu
pada BPH dipostulasikan sebagai dengan open prostatektomi suprapubik dan
ketidaktepatan aktivitas sel stem ekstraksi batu buli dengan prognosis dubia ad
sehingga terjadi produksi yang bonam. Tidak semua pasien hiperplasia
beerlebihan sel stroma maupun sel prostat perlu menjalani tindakan medik.
epitel.3 Kadang-kadang mereka yang mengeluh LUTS
ringan dapat sembuh sendiri tanpa
mendapatkan terapi apapun atau hanya
dengan nasehat dan konsultasi saja. Namun,
di antara mereka akhirnya ada yang
membutuhkan terapi medikamentosa atau
tindakan medik yang lain karena keluhannya
semakin parah.3,4,10
Tujuan terapi pada pasien hiperplasia
prostat adalah (1) memperbaiki keluhan miksi,
(2) meningkatkan kualitas hidup, (3)
Gambar 1. Pros ta t normal dan BPH 3
mengurangi obstruksi infravesika, (4)
mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal
Diagnosis banding dari kasus ini ginjal, (5) mengurangi volume residu urin
adalah karsinoma prostat, karsinoma buli-bul i setelah miksi, dan (6) mencegah progesifitas
dan prostatitis akut. Karsinoma prostat penyakit. Hal ini dapat dicapai dengan cara
dijadikan diagnosis banding berdasarkan pada medikamentosa, pembedahan, atau tindakan
anamnesa bahwa pasien mengalami susah endourologi yang kurang invasif. 3
buang air kecil. Pasien juga merasakan a. Watchfull waiting
kesulitan untuk memulai BAK dan terkadang Pilihan tanpa terapi ini ditujukan untuk
harus mengedan untuk buang air kecil, pasien BPH dengan skor IPSS dibawah 7,
pancaran semakin melemah dan kadang yaitu keluhan ringan yang tidak
pasien mengalami kencing tiba-tiba berhenti mengganggu aktivitas sehari-hari. Pasi en
dan lancar kembali. Diagnosis karsinoma tidak mendapatkan terapi apapun dan
prostat disingkirkan karena pada pemeriksaan hanya diberi penjelasan mengenai suatu
rectal toucher konsistensi prostat kenyal, hal yang mungkin dapat memperburuk
berbeda dengan karsinoma prostat yang keluhannya, misalnya (1) jangan
konsistensi prostatnya keras serta dapat konsumsi kopi atau alkohol setelah
teraba nodul. Prostatitis akut dijadikan makan malam, (2) kurangi konsumsi
diagnosis banding karena berdasarkan makanan atau minuman yang mengiritasi
anamnesa pasien mengeluh dirinya sering buli-buli, (3) batasi penggunaan obat-
berkali-kali ke kamar mandi dikarenakan obat influenza yang mengandung
hasrat ingin BAK tetapi saat BAK hanya fenilpropanolamin, (4) kurangi makanan
menetes dan BAK tidak lampias. Prostatitis pedas dan asin, serta (5) jangan menahan
akut disingkirkan karena pada pasien ini ti dak kencing terlalu lama. Secara periodik
mengalami demam, sakit di punggung bawah pasien diminta untuk datang kontrol
dan bagian kelamin. 3,4,5,6 dengan ditanya keluhannya apakah
Batu buli-buli atau vesicolithiasis menjadi lebih baik, disamping itu
sering terjadi pada pasien yang menderita dilakukan pemeriksaan laboratorium,
gangguan miksi. Gangguan miksi salah satunya residu urin, atau uroflowmetri. 3
dapat terjadi pada pasien hiperplasia prostat. b. Medikamentosa
Kateter yang terpasang pada buli-buli dalam Tujuan terapi medikamentosa adalah
berusaha untuk: (1) mengurangi

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 659


M. Azza ky Bi mandama dan Evi Kurniawaty | Benign Prostatic Hyperplasia dengan Retensi Urin dan Vesicolithiasis

resistensi otot polos prostat sebagai operasi. Cairan yang sering dipakai
komponen dinamik penyebab obstruksi dan harganya cukup murah yaitu H2O
infravesika dengan obat-obatan dengan steril (aquades). Pada hiperplasi
penghambat adrenergik alfa dan (2) prostat yang tidak begitu besar, tanpa
mengurangi volume prostat sebagai ada pembesaran lobus medius, dan
komponen statik dengan cara pada pasien yang umurnya masih
menurunkan kadar hormon muda hanya diperlukan insisi kelenjar
testosteron/dihidrotestosteron (DHT) prostat atau TUIP (Transurethral
melalui penghambat 5α-reduktase. Selain incision of the prostate) atau insisi
kedua cara tersebut, banyak terapi leher buli-buli atau BNI (Bladder Neck
dengan menggunakan fitofarmaka yang Incision). Sebelum melakukan
mekanisme kerjanya masih belum tindakan ini, harus disingkirkan
jelas.2,3,5 kemungkinan adanya karsinoma
c. Operasi prostat dengan melakukan colok
 Pembedahan terbuka dubur, melakukan pemeriksaan
Beberapa macam teknik operasi ultrasonografi transrektal, dan
prostatektomi terbuka adalah metode pengukuran kadar PSA. 3,5,10
dari Millin yaitu melakukan enukleasi  Elektrovaporisasi prostat
kelenjar prostat melalui pendekatan Cara elektrovaporisasi prostat adalah
retropubik infravesika, Freyer me l alui sama dengan TURP, hanya saja teknik
pendekatan suprapubik transvesika, ini memakai roller ball yang spesifik
atau transperineal. Prostatektomi dan dengan mesin diatermi yang
terbuka adalah tindakan yang paling cukup kuat, sehingga mampu
tua yang masih banyak dikerjakan saat membuat vaporisasi kelenjar prostat.
ini, paling invasif, dan paling efisien Teknik ini cukup aman, tidak banyak
sebagai terapi BPH. Prostatektomi menimbulkan perdarahan pada saat
terbuka dapat dilakukan melalui operasi, dan masa rawat di rumah
pendekatan suprapubik transvesikal sakit lebih singkat. Namun teknik ini
atau retropubik infravesikal.3,5,10 hanya diperuntukkan pada prostat
yang tidak terlalu besar (<50 gram)
dan membutuhkan waktu operasi
yang lebih lama.3

Gambar 2. Open Simple Prostatectomy10

 TURP Gambar 3. Transurethral Resection of the


Reseksi kelenjar prostat dilakukan Prostate (TURP)10
transuretra dengan mempergunakan
cairan irigan (pembilas) agar daerah  Stent
yang akan direseksi tetap terang dan Stent prostat dipasang pada uretra
tidak tertutup oleh darah. Cairan yang prostatika untuk mengatasi obstruksi
dipergunakan adalah berupa larutan karena pembesaran prostat. Stent ini
non ionik, yang dimaksudkan agar dipasang intraluminal di antara leher
tidak terjadi hantaran listrik pada saat buli-buli dan di sebelah proksimal

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 660


M. Azza ky Bi mandama dan Evi Kurniawaty | Benign Prostatic Hyperplasia dengan Retensi Urin dan Vesicolithiasis

verumontanum sehingga urin dapat mengurangi obstruksi intravesika,


leluasa melwati lumen uretra mengembalikan fungsi ginjal jika terjadi gagal
prostatika. Stent dapat dipasang ginjal, mengurangi volume residu urin setel ah
secara temporer atau permanen. Alat miksi, dan mencegah progesifitas penyakit.
ini dipasang dan dilepas kembali Hal ini dapat dicapai dengan cara
secara endoskopi. Pemasangan alat ini medikamentosa, pembedahan, atau tindakan
diperuntukkan bagi pasien yang tidak endourologi yang kurang invasif.
mungkin menjalani operasi karena
risiko pembedahan yang cukup tinggi . Daftar Pustaka
Seringkali stent dapat terlepas dari 1. Brunicardi CF. Schwartz’s principles of
insersinya di uretra posterior atau surgery. Ninth edition. USA: McGraw-
mengalami enkrustasi.3 Hills. 2010.
d. Kontrol berkala 2. Katzung BG, Trevor AJ, Masters SB.
Setiap pasien hiperplasia prostat yang Benign prostatic hyperplasia. In: Katzung
telah mendapatkan pengobatan perlu and Trevor’s Pharmacology. Sixth edition.
kontrol secara teratur untuk USA: McGraw-Hill. 2012. p.483-86.
mengetahui perkembangan 3. Purnomo B. Dasar-dasar urologi Edisi
penyakitnya. Jadwal kontrol Ketiga. Jakarta: Sagung Seto. 2014.
tergantung pada tindakan apa yang 4. Reksoprodjo S. Kumpulan kuliah ilmu
sudah dijalani. Pasien yang hanya bedah. Jakarta: Staf Pengajar Bagian Il mu
mendapatkan pengawasan dianjurkan Bedah FK UI. 2010.
kontrol setelah 6 bulan, kemudian 5. Sjamsuhidajat R, de Jong W. Saluran
setiap tahun untuk mengetahui kemih dan alat kelamin lelaki. Dalam:
apakah terjadi perbaikan klinis. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ketiga.
Penilaian dilakukan dengan Jakarta: EGC. 2007; hlm. 899-903.
pemeriksaan skor IPSS, uroflowmetri, 6. Strope SA. Evidence-based guidelines in
dan residu urin pasca miksi. Setelah lower urinary tract symptoms secondary
pembedahan, pasien harus menjalani to benign prostatic hyperplasia and
kontrol paling lambat 6 minggu pasca variation in care. Wolters Kluwer Health.
operasi untuk mengetahui 2018;28(00):1-5.
kemungkinan terjadinya penyulit. 7. Abedi AR. Incidental prostate cancer: a
Kontrol selanjutnya setelah 3 bulan 10-year review of a tertiary center,
untuk mengetahui hasil akhir operasi . Tehran, Iran. Dove Med Press. 2018;10:1-
Pasien yang mendapat terapi invasfi 6.
minimal harus menjalani kontrol 8. Filipovski V. Androgen receptor
secara teratur dalam jangka waktu expression in epithelial and stromal ce l ls
lama, yaitu setelah 6 minggu, 3 bul an, of prostatic carcinoma and benign
6 bulan, dan setiap tahun. Pada pasien prostatic hsyperplasia. J Mac Med Sci.
yang mendapatkan terapi invasif 2017; 5(5):608-612.
minimal, selain dilakukan penilaian 9. Bellucci CH, Ribeiro WO, Hemerly TS.
terhadap skor miksi, dilakukan Increased detrusor collagen is associated
pemeriksaan kultur urin. 3 with detrusor overactivity and decreased
bladder compliance in men with benign
Simpulan prostatic obstruction. Prostate Int.
Benign prostatic hyperplasia adalah 2017;5:70-74.
suatu keadaan dimana terjadi hiperplasia se l - 10. Chung ASJ, Woo HH. Update on minimally
sel stroma dan sel-sel epitel kelenjar prostat. invasive surgery and benign prostatic
Benign prostatic hyperplasia ini dapat dial ami hyperplasia. J As Uro. 2018;5:22-27.
oleh sekitar 70% pria di atas usia 60 tahun.
Angka ini akan meningkat hingga 90% pada
pria berusia di atas 80 tahun.
Tujuan terapi pada pasien hiperplasia
prostat adalah untuk memperbaiki keluhan
miksi, meningkatkan kualitas hidup,

J Agromedicine Unila | Volume 5 | Nomor 2 | Desember 2018| 661

Anda mungkin juga menyukai