Contoh Spesifikasi Gedung
Contoh Spesifikasi Gedung
KATA PENGANTAR
Palu, 2014
Konsultan Perencana
i
Spesifikasi Teknis
ii
Spesifikasi Teknis
3.0 Prosedur Umum 18
4.0 Bahan-Bahan 19
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 19
PASAL 6 27
A. BETON BERTULANG 27
1.0 Lingkup Pekerjaan 27
2.0 Standar/ Rujukan 27
3.0 Prosedur Umum 28
4.0 Bahan-Bahan 30
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 33
iv
Spesifikasi Teknis
PASAL 17 PENGECETAN 72
1.0 Lingkup Pekerjaan 72
v
Spesifikasi Teknis
2.0 Standar/ Rujukan 72
3.0 Prosedur Umum 72
4.0 Bahan-Bahan 73
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 74
PASAL 18 ELEKTRIKAL 79
1.0 Syarat Prosedure 80
2.0 Lingkup Pekerjaan 80
3.0 Standar Rujukan 80
4.0 Spesifikasi komponen Elektrikal 80
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 83
vi
Spesifikasi Teknis
5.0 Pelaksanaan Pekerjaan 93
vii
Spesifikasi Teknis
PASAL 1
PEKERJAAN PERSIAPAN
1
Spesifikasi Teknis
3.0. RENCANA KERJA
3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor harus menyusun suatu
rencana kerja (jadwal waktu pelaksanaan disertai Shop drawing Awal)
sebanyak empat rangkap yang diajukan paling lambat dalam satu minggu
setelah diterbitkan Surat Perintah Mulai Kerja, untuk diketahui dan
disetujui oleh Direksi.
3.2 Setelah rencana kerja disetujui Direksi, 3 (tiga) salinan untuk Direksi dan 1
(satu) salinan ditempel pada ruang Direksi Keet.
3.3 Kontraktor harus mengikuti rencana kerja tersebut yang menjadi dasar bagi
Direksi untuk menilai prestasi pekerjaan dan segala sesuatu yang
berhubungan dengan kelambatan pekerjaan
3.4 Kontraktor wajib mengajukan shop drawing dan disetujui oleh konsultan
pengawas/ Direksi sebelum memulai setiap item-item pekerjaan yang
menjadi kerangka acuan dalam pelaksanaan.
5
Spesifikasi Teknis
menyediakannya dan seluruh biaya yang timbul menjadi beban dan
kewajiban Kontraktor.
12.3 Pada saat pelaksanaan pembongkaran item bangunan, kontraktor harus
didampingi pengawas Teknik dan meminimalkan bias terhadap item
bangunan lain yang tidak di bongkar.
12.4 Pada saat melakukan pembongkaran, kontraktor wajib menjaga dan
melindungi keamanan struktur bangunan eksisting.
12.5 Kegagalan Struktur akibat kelalaian pada saat pelaksanaan pekerjaan
menjadi tanggung jawab sepenuhnya oleh kontraktor.
12.6 Apabila terdapat item pembongkaran bangunan diluar dari rencana
pembongkaran, kontraktor wajib bertanggung jawab sepenuhnya dari segi
finansial dan membentuk kembali item tersebut seperti semula sesuai
spesifikasi standar lama.
12.7 Seluruh item sisa bongkaran yang sifatnya masih dapat terpakai atau
mempunyai nilai nominal tetap menjadi status milik negara dan tidak
diperkenankan dipindah tempatkan dari areal lokasi pekerjaan tanpa
persetujuan pemilik proyek.
7
Spesifikasi Teknis
PASAL
2
GALIAN, URUGAN KEMBALI DAN
PEMADATAN
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
2.1. Penggalian
2.1.1. Penggalian harus dikerjakan sesuai garis dan kedalaman seperti
yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas. Areal galian harus dibuat cukup untuk
memberikan ruang gerak dalam melaksanakan pekerjaan.
2.1.2. Elevasi yang tercantum dalam Gambar Kerja merupakan perkiraan
saja dan Konsultan Pengawas dapat menginstruksikan perubahan-
perubahan bila dianggap perlu.
2.1.3. Setiap kali pekerjaan galian selesai, Kontraktor wajib
melaporkannya kepada Konsultan Pengawas untuk diperiksa
pekerjaan selanjutnya.
2.1.4. Semua lapisan keras atau permukaan keras lainnya yang digali
harus dipotong mendatar atau miring sesuai Gambar Kerja atau
sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2.1.5. Bila bahan yang tidak sesuai terlihat pada elevasi penggalian
rencana, Kontraktor harus melakukan penggalian tambahan sesuai
petunjuk Konsultan Pengawas, sampai kedalaman dimana daya
dukung yang sesuai tercapai.
2.1.6. Untuk lapisan lunak, permukaan akhir galian tidak boleh
diselesaikan sebelum pekerjaan berikutnya siap dilaksanakan,
8
Spesifikasi Teknis
sehingga air hujan atau air permukaan lainnya tidak merusak
permukaan galian.
Untuk menggali tanah lunak, Kontraktor harus memasang Dinding
penahan tanah sementara untuk mencegah longsornya tanah ke
dalam lubang galian.
Kontraktor harus melindungi galian dari genangan air atau air
hujan dengan menyediakan saluran pengeringan sementara atau
pompa.
2.1.7. Untuk menjaga keamanan pekerjaan, tanah galian dibuang atau
ditempatkan sementara minimal 1 meter dari tepi galian.
2.1.8. Galian di bawah elevasi rencana karena kesalahan dan kelalaian
Kontraktor harus diperbaiki sesuai petunjuk Konsultan Pengawas
tanpa tambahan biaya dari Pemilik Proyek.
2.1.9. Diasumsikan bahwa penggalian pada lokasi kerja dapat dilakukan
dengan peralatan standar sesuai petunjuk Konsultan Pengawas.
2.1.10 Bila ditemukan batu-batuan, Kontraktor harus memberitahukan
kepada Konsultan Pengawas yang akan mengambil keputusan,
sebelum penggalian dilanjutkan.
2.1.11 Sesudah setiap pekerjaan penggalian selesai, Kontraktor harus
memberi tahu Konsultan Pengawas, dan pekerjaan dapat
dilanjutkan kembali setelah Konsultan Pengawas menyetujui
kedalaman penggalian dan sifat lapisan tanah pada dasar
penggalian tersebut.
2.3. Pemadatan
Pemadatan dengan menyiram dan menyemprot tidak diijinkan.
Kontraktor harus menyediakan peralatan pemadatan yang memadai (Ex.
9
Spesifikasi Teknis
Stamper kuda 17 KN) untuk memadatkan ukuran maupun daerah galian.
Bila tingkat pemadatan tidak memenuhi, perbaikan harus dilakukan
sampai tercapai nilai pemadatan yang disyaratkan. Bahan yang
ditempatkan di atas lapisan yang tidak dipadatkan dengan baik harus
disingkirkan dan harus dipadatkan kembali sesuai Konsultan Pengawas.
3.0. BAHAN-BAHAN
Lihat butir 5.0. Pelaksanaan Pekerjaan dari Spesifikasi Teknis ini.
10
Spesifikasi Teknis
- Bila menurut pendapat Konsultan Pengawas, suatu bahan
tidak dapat diperoleh, penggunaan batu-batuan atau kerikil
yang dicampur dengan tanah dapat diijinkan, dalam hal ini,
bahan yang lebih besar dari 150 mm dan lebih kecil dari 50
mm tidak diijinkan digunakan, dan presentase pasir harus
berjumlah cukup untuk mengisi celah dan membentuk
kepadatan tanah yang seragam dengan nilai kepadatan yang
sesuai.
- Semua bahan galian kecuali tanah tidak diijinkan digunakan
sebagai bahan urugan kecuali disetujui oleh Konsultan
Pengawas seperti disebutkan dalam butir 4.1.2. dari
Spesifikasi Teknis ini.
- Setiap Lapisan bahan urugan, bila kering, harus dibasahi
merata sampai tercapai kadar air tertentu untuk mendapatkan
kepadatan yang disyaratkan.
4.2.2. Persiapan
Sebelum penempatan bahan urugan, pekerjaan-pekerjaan berikut
harus sudah dikerjakan sebelumnya.
- Pembersihan lokasi dan/atau penggalian sesuai petunjuk
Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis.
- Kontraktor harus memberitahu Konsultan Pengawas sebelum
memulai penempatan bahan urugan dan Konsultan Pengawas
akan memeriksa kondisi lokasi yang telah disiapkan untuk
maksud tersebut.
- Lokasi yang akan diberi bahan urugan/timbunan harus
dikeringkan dahulu dari genangan air menggunakan pompa alat
lain yang disetujui Konsultan Pengawas.
4.3. Pemadatan
4.3.1. Umum
- Jika diperlukan, setiap lapisan sebelum dipadatkan harus
memiliki kadar air yang sesuai dengan ketentuan agar
dihasilkan pemadatan dengan nilai kepadatan yang sesuai.
Bahan harus memiliki kadar air yang seragam pada seluruh
lapisan bahan yang akan dipadatkan.
Setiap lapisan harus dipadatkan dengan merata menggunakan
alat pemadatan yang disetujui seperti stamper kuda 17 KN atau
menggunakan peralatan sesuai rencana teknis yang tertera pada
kontrak.
- Apabila Penggilasan harus perlu dilakukan, maka pelaksanaan
harus dilakukan pada arah memanjang sepanjang timbunan dan
biasanya dimulai dari sisi terluar dan menuju ke arah tengah
dengan cara sedemikian rupa agar setiap bagian menerima
tingkat pemadatan yang sama.
12
Spesifikasi Teknis
diijinkan melakukan pemadatan sampai dicapai kadar air sesuai
dengan yang disyaratkan.
Kontraktor harus melembabkan bahan urugan atau permukaan
yang akan diurug bila kondisinya tertatu kering. Bahan urugan
yang tertatu basah dan harus dikeringkan sampai tercapai kadar air
yang sesuai bila perlu dengan bantuan peralatan mekanis.
13
Spesifikasi Teknis
Kepadatan relatif
Daerah pemadatan
(%)
10
Timbunan pengisi di bawah Bila juga diperiksa dengan beberapa kali
pelat laintai lintasa roller sesuai Konsultan Pengawas
60
Dasar Jalan 40
Saluran
14
PASAL
3
BATU
KALI
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan pasangan batu kali untuk pondasi batu
kali dan item lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak terbatas pada pengadaan bahan, tenaga kerja
dan semua pekerjaan yang dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan
pasangan batu kali, sesuai batas, tingkat, bagian dan dimensi seperti
ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.2. Adukan
Adukan dan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis
seperti pada Pasal berikutnya (Spesifikasi Teknis Adukan dan Plesteran).
5.1.1. Pekerjaan pasangan batu kali, baru di ijinkan untuk dimulai bila
semua pekerjaan galian dan urugannya telah diperiksa serta
disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Pekerjaan galian dan urugan kembali dilaksanakan sesuai
ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada pasal 2 (Spesifikasi
Teknis Galian, Urugan Kembali dan Pemadatan).
5.1.2. Sebelum memulai pekerjaan perletakan pasangan batu kali, air/air
hujan ataupun air tanah yang berada dalam galian harus dipompa
dan dikeluarkan.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Adukan 1 semen dengan 2 pasir untuk pasangan batu kali yang
terendam air dan adukan 1 semen dengan 5 pasir untuk pasangan
batu kali yang tidak terendam air.
5.2.2. Adukan harus membungkus batu kali pada bagian tengah
pasangan sedemikian rupa sehingga tidak ada bagian dari
pasangan yang berongga/tidak padat.
5.2.3. Tidak diperbolehkan sama sekali memukul batu kali ditempat
pekerjaan (pada bagian konstruksi) dengan martil besar, kecuali
diluar pagar,patok ukur/bowplank.
5.2.4. Pasangan batu kali di atas tanah keras harus mempunyai lantai
kerja beton tipis 50 mm dan pasir setebal 50 mm, atau sesuai
petunjuk dalam Gambar Kerja.
5.2.5. Bagian yang akan diberi pasangan batu kali harus sudah dibentuk
sesuai petunjuk dalam Gambar Kerja, dan/atau sesuai petunjuk
Konsultan Pengawas.
5.5. Perawatan
Pasangan batu kali harus dilindungi dari cahaya matahari dan secara terus
menerus harus dibasahi dengan cara yang disetujui selama 3 (tiga) hari
setelah pekerjaan selesai.
PASAL
4
UJI
BETON
1.0 LINGKUP PEKERJAAN
3.1. Contoh adukan beton diambil sesuai dengan prosedur ASTM C 172
dan/atau PBUI (PBI-1971) atau seperti ditentukan dalam Spesifikasi ini
yang memenuhi standar ASTM 1972.
3.2. Contoh adukan beton harus mewakili setiap kelompok pencampuran dan
terdiri dari berbagai perbandingan dari tempat yang berbeda dalam
kelompok pencampuran.
3.3. Contoh harus diaduk menyeluruh dengan sekop untuk memperoleh
keseragaman. Uji slump contoh harus dilakukan segera setelah
pengambilan contoh.
4.0. BAHAN-BAHAN
Lihat butir 5.0. Pelaksanaan dari Spesifikasi Teknis ini.
5.5. Pengujian
5.5.1. Pemeriksaan dan pengujian harus dilaksanakan oleh lembaga yang
dikontrak oleh Kontraktor dan sudah disetujui konsultan
pengawas.
5.5.2. Kontraktor harus bekerja sama dengan Laboratorium Penguji
untuk kelancaran pekerjaan. Kontraktor harus memberitahu
Laboratorium dan Konsultan pengawas minimal 24 jam sebelum
pengecoran beton dimulai untuk pemeriksaan dan pengujian beton
di tempat percampuran dan di lapangan, dan pemeriksaan acuan
dan penulangan. Kontraktor harus menyediakan gudang kotak
berisolasi yang dapat dikunci dalam ukuran yang memadai untuk
menyimpan peralatan dan contoh benda uji di lokasi proyek, dan
beberapa pekerja untuk menyiapkan contoh benda uji.
5.5.3. Pembuatan, penanganan, pengangkutan dan perawatan contoh
harus dilakukan oleh staf Laboratorium Penguji saja.
5.5.4. Pengawasan dan pemeriksaan harus meliputi persyaratan minimal:
- Pengambilan contoh dan pengujian campuran beton.
- Mempelajari dan memeriksa campuran desain yang diusulkan
Kontraktor.
- Mengevaluasi tempat pencampuran dan peralatan untuk
mengukur, mencampur dan mengangkut beton.
- Mengevaluasi tempat pencampuran dan pelaksanaan
pencampuran.
- Mengevaluasi campuran beton.
5.5.5. Pengawasan lapangan dan pemeriksaan harus meliputi persyaratan
minimal sebagai berikut:
- Memeriksa nomor trek dan/atau Surat pengiriman dari tempat
20
pencampuran beton.
- Memeriksa jumlah air yang ditambahkan ke dalam campuran
beton di lapangan.
- Membuat contoh dan pengujian kandungan air dalam beton.
- Membuat pengujian slump sesuai ketentuan ASTM C 143.
- Membuat contoh untuk pengujian kuat beton pada laboratorium.
Mengukur temperatur campuran beton, simpanan beton dan beton
selama masa perawatan.
- Mengukur temperatur udara saat pengecoran dan perawatan beton.
Memeriksa penempatan beton dan prosedur perawatan.
- Pengujian lapangan harus dilakukan untuk setiap 5 m3 atau setiap
kedatangan truk.
5.5.6. Pengujian dan pemeriksaan laboratorium harus meliputi persyaratan
minimal berikut:
- Pengujian kuat tekan beton sesuai dengan PBI 71/NI.2-1971.
- 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 7 hari
- 3 buah contoh dirawat di lab untuk kuat tekan 28 hari.
- Kuat tekan lainnya sesuai kebutuhan
- 3 buah contoh yang dirawat di lab dan di lokasi untuk kuat tekan 3
hari dan 7 hari yang diharapkan dimana kekuatan beton telah
mencapai ketentuan, bila bahan tambahan percepatan digunakan.
- Menimbang semua contoh
5.5.7. Pengujian inti beton yang telah mengeras harus sesuai dengan ketentuan
sebagai berikut:
- Pengujian ini dilaksanakan bila pengujian kuat beton di lab tidak
memuaskan atau terjadi kesalahan dalam pengecoran.
- Konsultan pengawas berhak menentukan contoh yang diambil dari
suatu bagian pekerjaan untuk pemeriksaan dan pengujian. Peralatan
pemotong metoda pengambilan sampel harus disetujui Konsultan
pengawas. Contoh harus diambil dan diuji sesuai ketentuan. Bagian
yang diambil intinya harus dirapikan sehingga disetujui Konsultan
pengawas.
- Kontraktor harus menanggung biaya pengujian inti bila diperlukan
karena kegagalan uji beton, atau bila uji inti beton gagal.
5.5.8. Bila pengujian dan laporan mengindikasikan adanya beton yang tidak
memenuhi kuat tekan yang disyaratkan, Konsultan pengawas akan
memberi tahu Kontraktor secara tertulis. Tambahan perawatan sesuai
pengarahan Konsultan pengawas mungkin diperlukan dalam desain
campuran beton untuk sisa pekerjaan beton, atau kemungkinan beton
harus dibongkar dan diganti, dan semuanya atas biaya Kontraktor.
21
Tidak diijinkan menuang beton pada waktu hujan atau ketika hujan
diperkirakan akan turun kecuali pekerjaan dapat dilindungi terhadap hujan
dan/atau aliran air permukaan.
22
PASAL
5
BAJA
TULANGAN
2.0. STANDAR/RUJUKAN
2.1. Peraturan Beton Bertulang Indonesia (SNI-2, 1971)
2.2. British Standar (BS)
2.3. American Society for Testing and Materials (ASTM)
2.4. American Concrete Institute (ACI)
2.5. Standar Industri Indonesia (SII)/ Standar Nasional Indonesia (SOI)
2.6. Spesifikasi Teknis - Beton Cor di Tempat
24
- Daftar penulangan yang menunjukkan pembengkokan,
ukuran kait, lewatan, sambungan dan lainnya yang
memenuhi ACI 315 dan/atau PBI (NI-2, 1971).
- Gambar harus memenuhi spasi tulangan, selimut dan jarak
antara, pasak besi dan penahan jarak/gelang-gelang.
3.2.2. Kontraktor diijinkan mengganti ukuran rencana baja
tulangan yang ditunjukkan dalam Gambar Kerja selama
penggantian tersebut dianalisa dengan teliti dan Kontraktor telah
memeriksa bahwa kekuatan yang diinginkan telah terpenuhi.
Penggantian harus disetujui Konsultan pengawas secara tertulis
sebelum pelaksanaan pekerjaan. Dalam hal ini kontraktor wajib
melampirkan hasil perhitungan keamanan struktur secara detail
dan tertulis yang ditandatangani oleh ahli dan berpengalaman
dibidang struktur bangunan. Biaya proses perubahan ukuran
rencana baja tulangan yang melibatkan tenaga ahli dan biaya
lain-lain sepenuhnya menjadi beban kontraktor.
Dari segi keamanan, kontraktor bertanggung jawab sepenuhnya
jika pada saat pelaksanaan pembangunan mengalami kegagalan
struktur sebagai akibat penggantian ukuran rencana baja
tulangan, sekalipun telah disepakati bersama oleh direksi.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum
Semua baja tulangan lunak harus dalam keadaan baru, tidak berkarat atau
memiliki cacat lainnya serta harus memenuhi ketentuan dalam Spesifikasi
Teknis ini.
25
dari baja mutu BjTP-32 dengan tegangan leleh minimal 3200 kg/cm2
serta memenuhi ketentuan SIFO 136- 84/SNI.07-2052-1990. Diameter
yang digunakan harus sesuai ketentuan dalam Gambar Kerja.
5.2. Pemotongan
Panjang baja tulangan yang melebihi Gambar Kerja (kecuali tewatan)
harus dipotong dengan alat pemotong besi atau alat pemotong yang
disetujui Konsultan pengawas. Pada bagian yang membutuhkan bukaan
untuk dudukan mesin, peralatan dan alat utilitas lainnya, baja tulangan
harus dipotong sesuai dengan besar atau ukuran bukaan.
26
5.4. Pengecoran Beton
Pengecoran beton harus dilaksanakan sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis
pada Pasal mengenai Spesifikasi Teknis Beton Cor Di Tempat.
27
PASAL
6
A. BETON
BERTULANG
29
- Karakteristik campuran beton segar.
Pengujian-pengujian ini harus dilakukan sampai
diperoleh campuran yang sesuai dengan ketentuan
Spesifikasi Teknis ini dan mengacu pada spesifikasi
rencana.
30
3.3 Pengujian Campuran Percobaan / Trial Mix Design
3.1. Kontraktor harus melakukan pengujian campuran beton,
setiap tipe dan kuat tekan yang diaplikasikan, sebelum
pelaksanaan pengecoran beton.
3.5 Bahan-Bahan
Beton
1. Komposisi beton, baik berat atau hal volume, harus
ditentukan oleh Konsultan pengawas dan harus
memenuhi kondisi berikut:
- Slump harus ditentukan sesuai ketentuan Spesifikasi
Teknis.
- Campuran alternatif tidak boleh digunakan sebelum
disetujui Konsultan pengawas.
2. Mutu Beton Pada pekerjaan ini seragam menggunakan
metu beton K-275 dengan nilai Slump (12 ± 2) cm, w/c
= 0,56
3. Semen
Semen harus dari tipe I dan memenuhi persyaratan SII-
0013-81/SNI.15-204-1992 atau ASTM C 150-89. Semen
harus berasal dari salah satu merk dagang, seperti Semen
Tonasa, Semen Tiga Roda, Semen Gresik, Semen
Bosowa.
4. Air
31
Air untuk campuran, perawatan atau aplikasi lainnya
harus bersih dan bebas dari unsur-unsur yang merusak
seperti alkali, asam, garam dan bahan organik. Air dari
kualitas yang dikenal dan untuk konsumsi manusia tidak
perlu diuji. Jenis air kecuali yang telah disebutkan di
atas, harus diuji dan memenuhi ketentuan ASTM
dan/atau disetujui Konsultan pengawas.
4.4. Agregat Halus
4.4.1. Agregat harus untuk beton harus terdiri dari pasir keras dan harus
disetujui Konsultan pengawas. Agregat hatus harus memenuhi ketentuan
berikut:
32
4.5. Agregat Kasar
4.5.1. Agregat kasar untuk konstruksi harus terdiri dari batu butiran,
batu pecah, k e r a kd a p u r t i n g g i dan bahan lain
n ya ya n g d i s e t u j u i d a n m e r n i t i k i
karakteristik serupa yang keras, tahan lama dan bebas dari
bahan -bahan yang tidak diinginkan.
A gr e gat k as ar h aru s b eb as d ar i b ah an - ba ha n ya n g m e
rus ak d an har us memenuhi ketentuan berikut:
4.5.3. Agregat kasar dari ukuran yang berbeda harus digabung dengan
ukuran lain dengan perbandingan berat atau halolume untuk
menghasitkan batuan yang memenuhi persyaratan gradasi yang
ditentukan.
4.6. Bahan Perawatan
2.0 Material
Mengacu pada standar material Beton bertulang yg dijelaskan di atas
sebelumnya.
PASAL
7
BATU
BATA
1.0 LINGKUP PEKERJAAN
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Batu-Bata
4.1.1 Batu bata harus batu bata merah dari mutu yang terbaik dengan
pembakaran sempurna dan merata, produksl lokal dengan ukuran
nominal 55 mm x 110 mm x 230 mm atau sesuai dengan ukuran
lokal yang dapat diperoleh yang dibakar dengan baik dan bersudut
runcing dan rata, tanpa cacat dan mengandung kotoran.
Meskipun ukuran bata yang biasa diperoleh di suatu daerah
mungkin berbeda dengan ukuran tersebut diatas, harus diusahakan
supaya tidak terlatu menyimpang dari ukuran-ukuran tersebut.
4.1.2. Bata merah yang digunakan harus mempunyai kuat tekan minimal
25 kg/cm sesuai ketentuan SII-0021-78/SNI.15-2049-1991 dan SK
SNI 5-04-1989-F.
5.1. Adukan
5.1.1. Adukan harus dicampur dalam alat/tempat mencampur yang telah
disetujui. Sangat dilarang memakai adukan yang sudah mulai
mengeras dan membubuhkannya untuk dipakai lagi.
5.1.2. Adukan yang dipakai seperti berikut:
- Untuk pasangan kedap air di daerah basah, 15 cm di bawah
permukaan tanah I sampai 20 cm di atas lantai (tergambar
ataupun tidak tergambar dalam Gambar Kerja), dan ditempat-
tempat lain sesuai petunjuk Gambar Kerja digunakan adukan
1 semen dan 3 pasir.
40
- Untuk pasangan biasa digunakan adukan 1 semen dengan 5
pasir.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pelaksanaan pekerjaan ini, Kontraktor wajib memeriksa
dengan seksama Gambar Kerja dan melihat keadaan tempat
pekerjaan tersebut di atas yang akan dilaksanakan. Sebelum
digunakan, batu bata harus direndam dalam air menggunakan bak
air/drum hingga jenuh. dinding harus dipasang dan didirikan
menurut masing-masing ukuran, ketebalan dan ketinggian yang
disyaratkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.2.2. Tidak diperkenankan memasang batu-bata yang patah dua
melebihi 5% dan yang patah lebih dari dua.
5.2.3. Pasangan dinding batu-bata yang luasnya lebih besar dari 12
2
m harus ditambahkan kolom dan balok penguat dengan ukuran
minimal 120 mm x 120 mm, sesuai dengan lebar bata, dengan
tulangan pokok minimal 4 Ø 10 mm, sengkang Ø 8 mm - 200 mm
(Tergambar atau tidak tergambar pada Gambar Kerja).
5.2.4. Pasangan dinding bata dengan Luas setiap 6 m2 yang terletak diluar
bangunan yang langsung mendapat beban angin harus diberi
kotom praktis ukuran minimum 120 mm x 120 mm dengan
tulangan dan beugeul seperti diatas. (Tergambar atau tidak
tergambar pada Gambar Kerja).
5.2.5. Pemasangan dinding batu bata yang dilaksanakan bertahap dalam
jeda waktu lebih dari 1 bulan, setiap tahap terdiri maksimal 24
lapis setiap hari, dan kemudian diikuti dengan pengecoran kolom
praktis. (Tergambar atau tidak tergambar pada Gambar
Kerja).
5.2.6. Tebal adukan pengikat tidak kurang dari 10 mm dan adukan harus
padat sedemikian rupa sehingga membentuk sambungan yang
lurus / menerus dan rata.
5.2.7. Setelah bata terpasang dengan adukan, siar-siar harus dikerok rapih
sedalam 10 mm dan dibersihkan dengan sapu lidi untuk kemudian
disiram.
5.2.8. Sebelum diplester, pasangan bata harus dibasahi dengan air
terlebih dahulu sampai jenuh.
5.3. Perawatan dan Perlindungan
5.3.1. Pasangan batu bata harus dibasahi terus menerus.
5.3.2. Pasangan batu bata yang terkena, udara terbuka, selama waktu-
waktu hujan tebat harus diberi perlindungan dengan menutup
bagian atas dari tembok.
5.3.3. Siar atau celah antara dinding dengan kolom bangunan, dinding
dengan bukaan dinding atau dinding dengan peralatan harus
41
ditutup dengan bahan pengisi celah seperti disebutkan dalam
Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal mengenai Spesifikasi Teknis
Penutup dan Pengisian Celah.
5.4. Plesteran
Bahan plesteran harus memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti
pada BAB II.11 (Spesifikasi Teknis Adukan dan Plesteran).
42
PASAL
8
ADUKAN DAN
PELESTERAN
1.0 LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini meliputi semua pekerjaan adukan dan plesteran (kasar dan halus),
seperti penjelasan dalam Gambar Kerja atau disyaratkan dalam Spesifikasi
Teknis ini.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Semen
Semen tipe I harus memenuhi Standar SII.001 3-81 /SNI. 15-2049-1992
atau ASTM C 15089 serta. Spesifikasi Teknis seperti pada Pasal
43
mengenai Spesifikasi Teknis Beton Cor Di Tempat.
44
Semen yang digunakan hams berasat dari sate merek dagang yang dikenal
teas Sian mullah diperoleh.
4.2. Pasir
Pasir harus bersih, keras, padat dan tajam, tidak mengandung Lumpur
atau kotoran yang lain yang merusak.
Perbandingan butir-butir harus seragam dari yang kasar sampai dengan
yang halus, sesuai dengan ketentuan ASTM C 33.
4.3. Air
Air harus bersih, bebas dari asam, minyak, alkali dan zat-zat organic yang
beraifat merusak. Air dengan kualitas yang diketahui dan dapat diminum
tidak perlu diuji. Pada dasamya semua air, kecuali yang telah disebutkan
diatas, harus diuji sesuai ketentuan AASHTO T26 dan/atau disetujui
Pengawas Lapangan.
4.4. Bahan Tambahan
Bahan tambahan untuk meningkatkan kekedapan air terhadap air dan
menambah daya lekat harus berasal dari merek yang dikenal lugs, seperti
Super Cement, Febond SBR, Cemecryl, Barra Emulsion 57 atau yang
setara.
5.2. Pencampuran
Semua bahan kecuali air harus dicampur dalam kotak pencampur atau alat
pencampur yang disetujui sampai diperoleh campuran yang merata, untuk
kemudian dimbahkan sejumlah air dan pencampuran minimal 1 sampai 2
menit sebelum pengaplikasian
Adukan dibuat dalam jumlah tertentu dan waktu percarnpuran minimal
1 sampai 2 menit sebelum pengaplikasian.
Adukan yang tidak digunakan dalam jangka waktu 45 menit setelah
pencampuran tidak diijinkan digunakan.
45
5.3. Perataan dan Pembersihan Permukaan
5.3.1. Semua permukaan yang akan menerima adukan dan/atau plesteran
harus bersih, bebas dari serpihan karbon lepas dan bahan lainnya
yang mengganggu.
5.3.2. Pekerjaan plesteran hanya diperkenankan setelah selesainya
pemasangan instatasi Listrik dan air dan seluruh bagian yang akan
menerima plesteran telah terlindung di bawah atap.
Permukaan yang akan diplester harus telah berusia tidak kurang
dari dua minggu. Bidang permukaan tersebut harus disiram air
terlebih dahulu dengan air hingga jenuh dan siar telah dikerok
sedalam 10 mm dan dibersihkan.
5.4. Pemasangan
5.4.1. Plesteran Batu Bata
- Pekerjaan plesteran dapat dimulai setelah pekerjaan persiapan
dan pembersihan selesai.
- Untuk memperoleh permukaan yang rapi dan sempuma,
bidang plesteran dibagi-bagi dengan kepala plesteran yang
dipasangi sementara dari bambu.
- Kepala plesteran dibuat pada setiap jarak 100 cm, dipasang
tegak dengan menggunakan kepingan kayu lapis tebal 6 mm
untuk patokan kerataan bidang.
- Setelah kepala plesteran diperiksa kesikuannya dan
kerataannya, permukaan dinding baru dapat ditutup dengan
plesteran sampai rata dan tidak ada kepingan-kepingan kayu
yang tertinggal dalam plesteran.
- Seluruh permukaan plesteran harus rata dan rapi, kecuali bila
pasangan akan ditapis dengan bahan lain. Sisa-sisa pekerjaan
yang telah selesai harus segera dibersihkan.
- Tali air (naad) selebar 4 mm digunakan pada bagian-bagian
permukaan dengan bukaan dinding atau bagian lain yang
ditentukan dalarn Gambar Kerja, dibuat dengan menggunakan
profil kayu khusus untuk itu yang telah diserut rata, rapi dan
siku. Tidak diperkenankan membuat tali air dengan
menggunakan baja tulangan.
45
dimulai. Permukaan beton harus dibersihkan menggunakan
kawat baja. Setelah plesteran selesai dan mulai mengeras,
permukaan plesteran dirawat dengan penyiraman air.
- Plesteran yang tidak sempurna, misalnya bergelombang,
retak-retak, tidak tegak turns dan sebagainya harus diperbaiki
hingga sempurna.
5.6. Pengacian
Pengacian dilakukan setelah plesteran disiram air sampai jenuh sehingga
plesteran menjadi rata, harus tidak ada bagian yang bergelombang, tidak
ada bagian yang retak dan setelah plesteran berumur 8 (delapan) hari atau
sudah kering sempurna.
Selama 7 (tujuh) hari setelah pengacian selesai dilakukan, Kontraktor
harus selalu meyirami bagian permukaan yang di aci dengan air sampai
jenuh, sekurang-kurangnya dua kali setiap harinya.
46
PASAL
9
BERBAGAI JENIS
UBIN
47
dinding KM/WC.
48
- Ubin keramik ukuran 400mm x 400 mm (Ex.Roman) untuk
tempat-tempat lain seperti yang ditunjukkan dalam Gambar
Kerja.
4.2.2. Tipe dan warna masing-masing ubin keramik harus sesuai Skema
warna yang ditentukan oleh direksi (owner), dan tipe keramik
berasal dari merek Kobin atau yang setara yang disetujui oleh
Konsultan pengawas.
4.4. Adukan
4.1.1 Adukan terdiri dari campuran semen dan pasir yang diberi bahan
tambahan penguat dalam jumlah penggunaan sesuai petunjuk dari
pabrik pembuat.
4.1.2 Adukan perekat khusus untuk memasang ubin keramik, jika
ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau sesuai petunjuk Konsultan
pengawas, harus memenuhi ketentuan AS 2358, ANSI 118.1,
118,4 dan BS 5385, seperti produk AM 30 Mortarflex atau yang
setara.
5.1. Persiapan
5.1.1. Pekerjaan pasangan ubin baru boleh dilakukan setelah pekerjaan
lainnya benar-benar selesai.
5.1.2. Pemasangan ubin harus menunggu sampai semua alat penggantung,
pengunci pintu/jendela dan semua pekerjaan perpipaan air
bersih/air kotor atau pekerjaan lainnya yang terletak di belakang
atau di bawah pasangan ubin ini telah diselesaikan terlebih dahulu.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Sebelum pemasangan ubin pada dinding dimulai, plesteran harus
dalam keadaan kering, padat, rata dan bersih.
5.2.2. Sebelum dipasang, ubin harus direndam air terlebih dahulu.
5.2.3. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai, dinding luar dan bagian
lain yang harus kedap air harus terdiri dari campuran 1 semen, 2
pasir. Adukan untuk pasangan ubin pada tempat-tempat lainnya
menggunakan campuran I semen dan 4 pasir.
Tebal Adukan untuk semua pasangan tidak kurang dari 25mm,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
5.2.4. Adukan untuk pasangan ubin pada dinding luar harus diberikan
pada permukaan plesteran dan permukaan belakang ubin,
kemudian dilekatkan pada tempat yang sesuai dengan
direncanakan atau sesuai petunjuk Gambar Kerja.
49
5.2.5. Adukan untuk pasangan ubin pada lantai harus ditempatkan di atas
lapisan pasir padat, kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar
Kerja. Pasangan ubin untuk lantai KM/WC, permukaannya harus
dimiringkan dan sedemikian rupa menuju ke arah lubang
pembuangan (saringan air kotor).
5.2.6. Ubin harus kokoh menempel pada atasnya dan tidak boleh
berongga. Harus dilakukan pemeriksaan untuk menjaga agar
bidang ubin yang terpasang tetap lurus dan rata.
Ubin yang salah (letaknya, cacat atau pecah, harus dibongkar dan
diganti.
5.2.7. Ubin mulai dipasang dari salah satu sisi agar potongan simetris
yang dikehendaki dapat terbentuk dengan baik.
5.2.8. Sambungan atau celah-celah antara ubin harus lurus, rata dan
seragam, saling tegak lurus. Lebar celah tidak boleh lebih dari
1.6mm, kecuali bila ditentukan lain.
Adukan harus rapi, tidak keluar dari celah sambungan.
5.2.9. Pemotongan ubin harus dengan keahlian dan dilakukan hanya
pada satu sisi, bila tidak terhindarkan.
Pada pemasangan khusus seperti pada sudut-sudut pertemuan,
pengakhiran dan bentuk-bentuk yang lainnya harus dikerjakan rapi
dan sesempurna mungkin.
50
PASAL
10
PINTU DAN JENDELA
ALUMINIUM
52
2
- Ketahanan terhadap air minimal 15 kg/m
3.3.2. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
3.4. Garansi
Kontraktor harus memberikan kepada Pemilik Proyek, garansi tertulis
yang metiputi kesempumaan pemasangan, pengoperasian dan kondisi
semua pintu, jendela dan lainnya seperti ditunjukan dalam Spesifikasi
Teknis untuk periode selama 1 tahun setelah tanggal penerimaan. Selama
periode ini, Kontraktor wajib memperbaiki dan mengganti pekerjaan yang
rusak atas biaya Kontraktor.
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Aluminium
4.1.1. Aluminium untuk kusen pintu/jendela/lower dan untuk daun
jendela/Louver adalah dari jenis aluminium alloy yang memenuhi
ketentuan S11-0695- 1982/SNI.07-0603-1989 dan ASTM B 221
51
M, dalam bentuk profil jadi yang dikerjakan di pabrik, dengan
lapisan clear anodized minimal 10 mikron yang diberi warna
lapisan akhir dari pabrik, dengan warna sesuai Skema Warna yang
ditentukan kemudian.(Dalam hal ini allumunium yang digunakan
adalah warna silver dengan kualitas baik atau setara merk
alexindo)
Tebal profil minimal 1,5 mm, seperti merek Alexindo)dan, Indeks
atau yang setara dengan ukuran dan bentuk sesuai Gambar Kerja.
Dimensi profil dapat berubah tergantung jenis profil yang
disetujui.
4.1.2. Kecuali ditentukan lain, semua Louver dan jendela harus
dilengkapi dengan perlengkapan standar dari pabrik pembuatnya.
4.5. Louver
4.5.2. Kusen/rangka Louver terutama bagian bawah harus mempunyai
tanggulan / bagian yang dapat menahan air hujan. Seperti profil
tipe 11767 dari produk indeks atau yang setara.
4.5.3. Daun Louver harus mempunyai profil sedemikian rupa sehingga
air hujan tidak tampias ke bagian dalam bangunan. Seperti tipe
5262 dari produk indalek atau yang setara.
52
4.5.4. Pemasangan daun Louver harus sedemikian rupa sehingga
membentuk sudut kurang lebih 30 derajat terhadap bidang
vertikal.
4.5.5. Pemasangan louver harus dilengkapi dengan fly screen yang
terbuat dari bahan aluminium.
5.1. Pabrikasi
5.1.1. Pekerjaan pabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan
sebelum Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor
disetujui Konsultan pengawas.
5.1.2. Semua komponen harus dipabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai
bentuk dan ukuran yang telah ditentukan dalam Gambar Kerja dan
ukuran di lokasi serta dipasang pada lokasi seperti ditunjukkan.
5.2. Pemasangan
5.2.1. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan
pengawas sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan
berikutnya.
5.2.2. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-
komponen. Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam
Gambar Kerja, sambungan-sambungan tersebut harus ditempatkan
dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-sambungan
tersebut dapat meneruskan beban dan menahan tekanan yang
harus diterima.
5.2.3. Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai
harus dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 50 cm.
5.2.4. Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan semen atau
adukan harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran
plastik. Semua bagian aluminium yang berhubungan dengan
elemen baja harus dilapisi dengan cat khusus yang
direkomendasikan pabrik pembuat, untuk mencegah kerusakan
komposisi aluminium.
5.2.5. Berbagai perlengkapan bukan aluminium yang akan dipasang
pada bagian aluminium harus terdiri dari bahan yang tidak
menimbulkan reaksi etektrolitik seperti baja anti karat, nylon,
neoprene dan lainnya.
5.2.6. Semua pengencang harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
Semua sambungan harus rata dengan pemotongan dan pengeboran
yang dikerjakan sebelum pelaksanaan anodisasi.
53
5.2.7. Pemasangan kaca pada profil aluminium harus dilengkapi dengan
gasket sesuai ketentuan Spesifikasi.
5.2.8. Kunci, alat penutup pintu (door closer jika diperlukan pada
perencanaan) dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan Gambar
Kerja dan memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada
pasal mengenai Spesifikasi Teknis Alat Penggantung dan
Pengunci.
5.2.9. Penutup celah harus digunakan sesuai rekomendasi dari pabrik
pembuat dan memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis Pasal
mengenai Spesifikasi Teknis Penutup dan Pengisi Celah.
54
PASAL
11
PINTU, JENDELA KAYU &
KACA
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1 Material
4.1.1 Jenis : Kayu yang dipakai pada pekerjaan ini seluruhnya adalah Kayu
yang mempunyai kelas keawetan II dan kelas kuat II sesuai dengan
SKBI-3.6.53.1987 UDC : 674.048.
4.1.2 Mutu : Kayu yang dipakai harus lurus kering, memiliki serat yang
teratur, tidak terdapat mata-mata kayu/cacat-cacat lainnya serta tidak
terdapat bidang-bidang yang lemah.
4.1.3 Ukuran : Ukuran-ukuran kayu yang dipergunakan harus sesuai
dengan yang terdapat pada gambar detail.
4.1.4 Kadar Air : Kayu-kayu yang dipergunakan hanya boleh mengandung
kadar air maksimum 25 % untuk ukuran tebal lebih dari 7 cm dan
kadar air maksimum 19 % untuk tebal kurang dari 7 cm.
4.1.5 Playwood dengan Veneer (Teakwood) : Playwood dengan lapisan
veneer lebih kurang 1 mm dari jenis "teak" atau rose "wood" yang
terekat ke badan plywood dan dipasang pada daerah-daerah sesuai
gambar rencana. Bahan-bahan yang dipakai harus produksi dalam
negeri dengan kualitas terbaik.
4.1.6 Pengikat-pengikat : Bahan pengikat digunakan dari kayu paku
galvanis, baut atau plat besi. Apabila menggunakan perekat, bahan
perekat yang digunakan harus terbuat dari lem tahan air setaraf
dengan merk "Herferin".
5.1. Pabrikasi
5.1.1. Pekerjaan pabrikasi atau pemasangan tidak boleh dilaksanakan
sebelum Gambar Detail Pelaksanaan yang diserahkan Kontraktor
disetujui Konsultan pengawas.
5.1.2. Semua komponen harus dipabrikasi dan dirakit secara tepat sesuai
bentuk dan ukuran yang telah ditentukan dalam Gambar Kerja dan
ukuran di lokasi serta dipasang pada lokasi seperti ditunjukkan.
56
5.2. Pemasangan
5.2.1. Bagian pertama yang terpasang harus disetujui Konsultan
pengawas sebagai acuan dan contoh untuk pemasangan
berikutnya.
5.2.2. Kontraktor bertanggung jawab atas kualitas konstruksi komponen-
komponen. Bila suatu sambungan tidak digambarkan dalam
Gambar Kerja, sambungan-sambungan tersebut harus ditempatkan
dan dibuat sedemikian rupa sehingga sambungan-sambungan
tersebut dapat meneruskan beban dan menahan tekanan yang
harus diterima.
5.2.3. Bila dipasang langsung ke dinding atau beton, kusen atau bingkai
harus dilengkapi dengan angkur pada jarak setiap 50 cm.
5.2.4. Semua bagian kayu yang berhubungan dengan semen atau adukan
harus dilindungi dengan cat transparan atau lembaran plastik.
5.2.5. Semua pengencang harus tidak terlihat, kecuali ditentukan lain.
Semua sambungan harus rata dengan pemotongan dan
pengeboran/pemakuan yang dikerjakan sebelum pelaksanaan.
5.2.6. Pemasangan kaca pada profil kayu penahan kaca harus terpasang
sesuai ketentuan Spesifikasi dan gambar kerja.
5.2.7. Kunci, alat penutup pintu (door closer jika diperlukan pada
perencanaan) dan engsel harus dipasang sesuai ketentuan Gambar
Kerja dan memenuhi ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada
pasal mengenai Spesifikasi Teknis Alat Penggantung dan
Pengunci.
5.2.8 Semua pekerjaan kosen, pintu, dan jendela berbahan kayu pada
bagian-bagian tertentu harus diserut rata dan halus, dan pada
bagian-bagian pertemuan harus dikerjakan dengan rapi dan tidak
berongga.
5.2.9 Semua pekerjaan harus bertaraf kelas satu dengan hasil yang baik
dan rapi, untuk profil panjang harus menggunakan mesin potong.
5.2.10 Semua lubang-lubang bekas paku, baut dan sebagainya harus
ditutup dengan dempul hingga rapi kembali.
57
PASAL
12
PEKERJAAN
KACA
2.0. BAHAN-BAHAN
2.1 Kaca yang digunakan pada pekerjaan ini bervariasi sesuai petunjuk
gambar kerja diantaranya kaca Rayban tebal 5 mm dan kaca bening tebal
5 mm dan kaca temperet 12 mm.
2.2 Kaca yang digunakan adalah kaca buatan dalam negeri, tidak cacat dan
tidak retak.
3.1. Ukuran dan ketebalan kaca yang akan dipasang dilaksanakan mengikuti
petunjukpetunjuk yang ditentukan dalam gambar.
3.2. Kaca harus dipasang sedemikian rupa sehingga dengan lubang sponing
yang sesuai dengan ketebalan kaca, serta dipasang list dengan rapi
sehingga tidak goyang/longgar.
3.3. Pada saat pekerjaan diserahkan, kaca yang terpasang dalam keadaan
utuh dan tidak pecah/retak. Apabila berdasarkan pemeriksaan terdapat
kaca yang retak, Kontraktor harus segera mengganti.
58
PASAL
13
ALAT PENGGANTUNG DAN
PENGUNCI
4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1. Umum
Semua bahan/alat yang tertulis di bawah ini harus seturuhnya baru,
kualitas baik buatan pabrik yang dikenal dan disetujui.
Semua bahan harus anti karat untuk semua tempat yang memiliki nilai
kelembaban lebih dari 70%.
Kecuali ditentukan lain, semua alat penggantung dan pengunci yang
didatangkan harus sesuai dengan tipe-tipe tersebut di bawah.
59
4.2. Alat Penggantung dan Pengunci
4.2.1. Kunci dan Pegangan Pintu
Kunci untuk semua luar dipasang kunci tanam buatan dalam
negeri 2 slaag kualitas baik setara Yale.
Semua kunci harus terdiri dari :
- Kunci tipe silinder yang terbuat dari bahan kuningan, dengan
3 (tiga) buah anak kunci.
- Rumah kunci yang terbuat dari baja lapis seng dengan jenis
yang disesuaikan dengan jenis bahan panel pintu (besi, kayu
atau aluminium).
4.2.2. Slot/Grendel
Semua daun pintu dan jendela harus dilengkapi dengan pengunci
tipe slot/grendel, seperti merk Dekkson atau setara.
4.2.3. Engsel
- Kecuali ditentukan lain, engsel untuk pintu harus tipe kupu-
kupu Stainless steel ring dari bahan baja yang setara dengan
merk Dekkson dan jendela engsel jendela menggunakan
engsel type casement dari bahan baja yang setara dengan
merk Dekkson
5. 1. Umum
5.1.1. Pemasangan semua alat penggantung dan pengunci harus sesuai
dengan perayaratan serta sesuai dengan petunjuk dari pabrik
pembuatnya. Semua peralatan tersebut harus terpasang dengan
kokoh dan rapih pada tempatnya, untuk menjamin kekuatan serta
kesempurnaan fungsinya.
5.1.3. Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan badan kunci,
silinder, handel/pelat.
60
bawah daun pintu, sedang engsel tengah dipasang di antara kedua
engsel tersebut.
5.2.3 Semua pintu memakai kunci tanam lengkap dengan pegangan
(handel), pelat penutup muka dan pelat kunci.
5.2.4 Pada pintu yang terdiri dari dua buah daun pintu, salah satu
daunnya harus memasang slot tanam sebagaimana mestinya.
61
PASAL
14
PENUTUP DAN PENGISI
CELAH
1.0. LINGKUP PEKERJAAN
Pekerjaan ini metiputi pengadaan dan pemasangan bahan penutup dan pengisi
celah termasuk diantaranya, tetapi tidak terbatas pada hal-hal berikut:
- celah antara kusen pintu/jendela dengan dinding,
- celah antara dinding dengan kolom bangunan,
- celah antara peralatan dengan dinding, lantai atau langit-langit,
- celah antara langit-langit dan dinding, dan
- celah celah lainnya yang memerlukan
4.0. BAHAN-BAHAN
Bahan penutup dan pengisi celah harus terbuat dari bahan formula silicon, yang
sesuai Untuk daerah tropis dengan kelembaban tinggi dan dapat diaplikasikan
pada berbagal jenis bahan, seperti produk Dow Corning 795 Silicone Building
Sealant, Ge Silglaze N, atau yang setara.
Untuk permukaan yang berpori harus digunakan pelapis dasar yang
direkomendasikan oleh pabtik pembuat bahan penutup dan pengisi celah.
62
harus bebas dari debu, air, minyak dan segala kotoran.
63
Bahan metal atau kaca yang berhubungan dengan dinding harus
dibersihkan dengan bahan pembersih yang tidak mengandung minyak
seperti methyl.
5.2. Desain Pertemuan
Desain pertemuan pada lokasi bahan penutup celah akan ditempatkan
tidak lebih lebar dari 12.7 mm dan tidak lebih sempit dari 4 mm, dengan
kerdalaman tidak lebih besar dari 4.6 mm dan tidak lebih kecil dari 4 mm.
5.3 Cara Pengaplikasian
5.3.1 Daerah di sekitar tempat yang akan diberi bahan penutup celah
harus dilindungi dengan lembaran pelindung. Lembaran pelindung
ini tidak boleh menyentuh bagian permukaan yang akan diberi
bahan penutup celah.
5.3.2 Pelapis dasar harus diaplikasikan terlebih dahulu pada permukaan
yang berpori, agar bahan penutup dan pengisi celah dapat melekat
dengan baik.
5.3.3 Bahan penutup celah harus diaplikasikan secara menerus (tidak
terputus).
5.3.4 Lembaran pelindung harus segera dibuka setelah bahan penutup
celah selesai diaplikasikan.
5.3.5 Bahan penutup celah yang baru saja terpasang tidak boleh
diganggu pating sedikit selama 48 (empat putuh delapan) jam.
64
PASAL
15
ATAP & BAJA
RINGAN
4.0. BAHAN-BAHAN
66
Tegangan leleh minimum (Minimum Yield Strength) 550 MPa
Modulus Elastisitas 200.000 Mpa
Modulus geser 80.000 Mpa
Galvalume (AZ100)
Pelapisan Zinc-Aluminium
Jenis Hot-dip-allumunium-zinc
Kelas AZ100
katebalan pelapisan 100 gr/m2
komposisi 55% alumunium, 43,5% zinc dan 1,5% silicon.
4.7. Atap
4.7.1.Bahan atap yang akan dipergunakan untuk bangunan ini Rangka
Atap Baja Ringan Galvalum Profil C 1,00 mm (C75.100) + Atap
trimdek 0.40 TCT (colorbond)
5.1. Umum
5.1.1. Pekerjaan yang bersifat pabrikasi dilaksanakan sesuai ketentuan
dalam Gambar Kerja dan harus dikerjakan oleh tukang yang ahli
dalam bidangnya.
68
5.2. Pemasangan Rangka Baja Ringan
5.2.1 Kontraktor wajib memberikan pemaparan produk sebelum
pelaksanaan pemasangan rangka atap baja ringan, sesuai dengan
RKS (Rencana Kerja dan Syarat) .
5.2.2 Produk yang dipaparkan sesuai dengan surat dukungan dan brosur
yang dilampirkan pada dokumen tender.
5.2.3 Kontraktor wajib menyerahkan gambar kerja yang lengkap
berserta detail dan bertanggung jawab terhadap semua ukuran-
ukuran yang tercantum dalam gambar kerja. Dalam hal ini
meliputi dimensi profil, panjang profil dan jumlah alat sambung
pada setiap titik buhul.
5.2.4 Perubahan bahan/detail karena alasan apapun harus diajukan ke
Konsultan Pengawas, Konsultan Perencana dan Pihak Direksi
untuk mendapatkan persetujuan secara tertulis.
5.2.5 Eleman utama rangka kuda-kuda (truss) dilakukan fabrikasi
diworkshop permanen dengan menggunakan alat bantu mesin JIG
yang menjamin keakurasian hasil perakitan (fabrikasi)
5.2.6 Kontraktor wajib menyediakan surat keterangan keahlian tenaga
dari Fabrikan penyedia jasa Rangka Atap Baja ringan,
5.2.7 Kontraktor wajib menyertakan hasil uji lab dari bahan baja ringan
dari badan akreditasi nasional (instansi yang berwenang sesuai
dengan kompetensinya).
5.2.8 Pembuatan dan pemasangan kuda-kuda dan bahan lain terkait,
harus dilaksanakan sesuai gambar dan desain yang telah dihitung
dengan aplikasi khusus perhitungan baja ringan sesuai dengan
standar perhitungan mengacu pada standar peraturan yang
berkompeten.
5.2.9 Semua detail dan konektor harus dipasang sesuai dengan gambar
kerja.
5.2.10 Perakitan kuda-kuda harus dilakukan di workshop permanen
dengan menggunakan mesin rakit (Jig) dan pemasangan sekrup
dilakukan dengan mesin screw driver yang dilengkapi dengan
kontrol torsi.
5.2.11 Pihak kontraktor harus menyiapkan semua struktur balok
penopang dengan kondisi rata air (waterpas level) untuk dudukan
kuda-kuda sesuai dengan desain sistem rangka atap.
5.2.12 Pihak kontraktor harus menjamin kekuatan dan ketahanan semua
struktur yang dipakai untuk tumpuan kuda-kuda. Berkenaan
dengan hal itu, pihak konsultan ataupun tenaga ahli berhak
meminta informasi mengenai reaksi-reaksi perletakan kuda-kuda.
5.2.13 Pihak kontraktor bersedia menyediakan minimal 8 (delapan) buah
Atap metal yang akan dipakai sebagai penutup atap, agar pihak
67
penyedia konstruksi baja ringan dapat memasang reng dengan
jarak yang setepat mungkin, dan penyediaan genteng tersebut
sudah harus ada pada saat kuda-kuda tiba dilokasi proyek.
5.2.14 Kontraktor wajib memberikan jaminan jika terjadi deformasi yang
melebihi ketentuan maupun keruntuhan yang terjadi pada struktur
rangka atap Baja Ringan, meliputi kuda-kuda, pengaku-pengaku
dan reng.
5.2.15 Kekuatan struktur Baja Ringan dijamin dengan kondisi sesuai
dengan Peraturan Pembebanan Indonesia dan mengacu pada
persyaratan-persyaratan seperti yang tercantum pada “Cold
formed code for structural steel”(Australian Standard/New
Zealand Standard 4600:1996) dengan desain kekuatan strukural
berdasarkan ”Dead and live loads Combination (Australian
Standard 1170.1 Part 1) & “Wind load”(Australian Standard
1170.2 Part 2) dan menggunakan sekrup berdasarkan ketentuan
“Screws-self drilling-for the building and construction
industries”(Australian Standard 3566).
68
PASAL
16
PANEL KALSIBOARD DAN
AKSESORI
4.0. BAHAN-BAHAN.
4.1. Panel Kalsiboard
4.1.1. Panel
- Panel kalsiboard harus dari produk yang memiliki teknologi
control density dan memiliki ketebalan minimum dan ukuran
model sesuai petunjuk dan Gambar Kerja (Ketebalan Gypsum
digunakan 9 mm), seperti produk Jayaboard atau yang setara.
- Panel kalsiboard harus dari normal/standar yang
memenuhi ketentuan AS 2588-1983, dengan bentuk tepi
khusus untuk penyambungan rata (flush joint), kecuali bila
ditentukan lain dalam Gambar Kerja.
70
5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN
5.1. Umum
5.1.1. Sebelum panel kalsiboard dipasang, Kontraktor halus memeriksa
kesesuaian tinggi/kerataan pamukaan, pembagian bidang, ukuran
dan waterpas pada tempat pemasangan terhadap ketentuan
Gambar Kerja, serta lurus dan waterpas pada tempat yang sama.
5.1.2. Pemasangan, panel kalsiboard dan kelengkapannya harus
sesuai dengan petunjuk pemasangan dari pabrik pembuatnya.
5.1.3. Jenis/bentuk tepi panel kalsiboard harus dipilih berdasarkan jenis
pemasangan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
5.2. Pemasangan
5.2.1 Rangka panel kalsiboard untuk pemasangan di langit-langit, partisi
atau tempattempat lainnya berupa rangka yang terbuat dari bahan
baja lapis seng, harus sesuai dengan standar dari pabrik
pembuatnya. yang dibuat khusus untuk pemasangan panel
kalsiboard .
5.2.2 Panel kalsiboard dipasangkan ke rangkanya dengan paku, sekrup
atau alat pengencang dengan diameter dan panjang yang sesuai.
5.2.3 Sambungan antar panel kalsiboard harus
menggunakan pita penyambung dan perekat
dikerjakan sesuai petunjuk pelaksanaan dari pabrik pembuat panel
kalsiboard .
5.3. Pengecatan
5.3.1 Permukaan kalsiboard harus kering, bebas dari debu, oli atau gemuk
dan permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan
dimulai.
5.3.2 Kemudian permukaan panel kalsiboard tersebut harus dilapisi
dengan cat dasar khusus untuk panel kalsiboard
untuk menutup permukaannya yang berpori.
5.3.3 Setelah cat dasar panel kalsiboard kering kemudian
dilanjutkan dengan pengaplikasian cat dasar dan/atau cat
akhir sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis seperti pada Spesifikasi
Teknis Pengecatan dalam warna akhir sesuai ketentuan Skema
warna yang akan ditentukan kemudian.
71
PASAL
17
PENGECAT
AN
72
lagi disimpan Pengawas lapangan guna memberikan kemungkinan
73
untuk pengujian di masa mendatang bila bahan tersebut ternyata
tidak memenuhi syarat setelah dikerjakan.
3.2.4. Biaya pengadaan contoh bahan dan pembuatan contoh warna
menjadi tanggung jawab kontraktor
4.0. BAHAN-BAHAN
4.1. Umum
4.1.1. Cat harus dalam kaleng/kemasan yang masih tertutup pabrik/segel,
dan masih jelas menunjukkan nama/merek dagang, nomor formula
atau spesifikasi cat, nomor takaran pabrik, warna, tanggal
pembuatan pabrik, petunjuk dari pabrik dan Nama pabrik
pembuat, yang kesemuanya harus masih absah pada saat
pemakalannya. Semua bahan harus sesuai dengan spesifikasi yang
disyaratkan pada daftar cat.
4.1.2. Cat dasar yang dipakai dalam pekerjaan ini harus berasal dari satu
pabrik/merek dagang dengan cat akhir yang akan digunakan.
Untuk menetapkan suatu standar kualitas, disyaratkan bahwa
semua cat yang dipakai harus berdasarkan/mengambil acuan pada
cat-cat hasil produksi.
74
5.0. PELAKSANAAN PEKERJAAN.
75
5.3.4. Permukaan Kalsiboard
Permukaan kalsiboard harus kering, bebas dari debu, oli atau
gemuk
dan permukaan yang cacat telah diperbaiki sebelum pengecatan
dimulai. Kemudian permukaan gypsum tersebut harus dilapisi
dengan cat dasar khusus untuk gypsum, untuk menutup
permukaannya yang berpori, seperti ditentukan dalam Spesifikasi
Teknis.
Setelah cat dasar ini mengering dilanjutkan dengan pengecatan
sesuai dengan ketentuan spesifikasi teknis ini.
79
PASAL 18
PEKERJAAN ELEKTRIKAL
80
kembali dari unit-unit yang lengkap dan komponen sub assamble.Manual ini
harus menjelaskan model yang tepat, style dan ukuran dari perlengkapan
sistem yang dipakai. Manual yang menjelaskan perlengkapan yang serupa,
tapi dari mode style dan ukuran yang lain tidak akan diterima. Manual ini
harus diserahkan dalam 4 (empat) rangkap.
1.8. Perihal garansi dalam hal elektrikal, semua pekerjaan, bahan dan
perlengkapan harus digaransikan, semua perlengkapan bahan dan pekerjaan
yang tidak baik harus secepatnya diganti serta diperbaiki oleh kontraktor
tanpa biaya tambahan.
3.0 STANDARD/RUJUKAN
3.1 Peraturan-Peraturan dari PLN.
3.2 P. U. I. L – 1987
3.3 Peraturan keselamatan Kerja
3.4 Peraturan-peraturan setempat.
3.5 Aturan-aturan lain seperti VDE/DIN dan IEC juga menjadi pegangan sesuai
persyaratan instalasi dan kondisi ruangan.
82
4.5 Sakelar
Rocker mekanisme, modular, grid system.
Rating 10A, 220 Volt, AC.
Type : Saklar tunggal dan ganda (Type tanam). Perletakan
sesuai petunjuk gambar rencana.
Merk : Broco atau setara.
4.6 Stop Kontak
Type : Broco (type ternamam di dinding)
Ratin : 10 A dan 16 A
Merk : Broco atau setara
4.7 Lampu Penerangan
a. Lampu fluorescent /TL type RM Reflective (2 x 20 watt)
Merk : Semua material merk Philips atau setara, kecuali kapasitor boleh
merk Bosch atau setara yang mendapat persetujuan Konsultan
Pengawas.
Ballast :Ballast atau transformer harus mempunyai temperature kerja
rendah, noise-less, ballast dengan rumahan dari bahan potyster.
Untuk lampu TL dengan dua lampu disusun/digunakan "twin
lamp ballast"/duo ballast (anti sroboscopic). Rated tegangan 220
V. ballast harus dilengkapi dengan connection terminal.
Starter :Starter untuk lampu fluorescent mempunyai reliability.Terbuka
dan high quality white polycarbonate. Rating starter disesuaikan
dengan rating lampu.
b. Lampu Downlight
Type Downlight 25 dan 15 watt, 4 inch frame coolwhite and
reflektive dari keluaran merk Philips atau setara.
82
4.8 Penangkal Petir
Sistem Penangkal Petir yang dipakai adalah Franklin Rod/ Jalur Instalasi
Tunggal
Resistensi pentanahan harus lebih kecit dari 2 Ohm atau mencapai level
muka air tanah.
Letaknya pada suatu tempat tertentu yang dapat dikontrol/ditihat sehingga
dapat dicegah tegangan langkah yang terjadi pada saat petepasan muatan.
Down conductor menggunakan kabel jenis BC50 mm dan harus kep
setiap 50 cm.
83
menyampaikan dan meminta rekomendasi perubahan kepada konsultan
pengawas, dan kontraktor wajib membuat as-build drawing mengenai
segala perubahan tersebut.
84
PASAL 19
PEKERJAAN MEKANIKAL
85
2.0 LINGKUP PEKERJAAN
2.8 Pengadaan dan pemasangan sernua peralatan mekanikal.
2.9 Pengadaan dan pemasangan pipa air bersih, pipa air kotor, pipa air bekas,
pipa air hujan, pemasangan pompa air bersih lengkap dengan accessories.
2.10Pemasangan tangki septic dan resapan
2.11Pengadaan dan pemasangan water tank
2.12Pengadaan dan pemasangan Exhaust fan.
3.0 STANDARD/RUJUKAN
3.1. Pedoman Plumbing Indonesia 1979
3.2. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
3.3. Standar Nasional Indonesia (SNI) :
- SNI.03-2398-1991-Tata Cara Perencanaan Tangki Septik.
3.4. Spesifikasi Teknis:
- Galian, Urugan Kembali dan Pemadatan.
- Peripaan Utilitas
- Beton Cor di Tempat.
86
Perekat untuk penyambungan pipa PVC harus dari merek yang
direkomendasikan oleh pabrik pembuat pipa PVC.
4.15Beton
Khusus untuk pekerjaan mekanikal pada sub pekerjaan instalasi air hujan
dan septiktank dan resapan, bahan beton harus memenuhi persyaratan
Spesifikasi Teknis seperti pada Spesifikasi Teknis Beton bertulang & tak
bertulang)
87
Semua pekerjaan perpipaan harus dikerjakan sesuai ketentuan
Spesifikasi Teknis seperti pada Spesifikasi Teknis Instatasi Air Kotor
dan Sanitasi.
88
PASAL
20
PERLENGKAPAN
SANITASI
3. STANDAR/ RUJUKAN
2.1. Standar Industri Indonesia (SII) dan/atau Standar Nasional Indonesia
(SNI). 2.2. Japanese Industrial Standard (JIS).
2.3. Pedoman Plumbing Indonesia.
2.4. Spesifikasi Teknis:
- Kaca dan Aksesori.
- Spesifikasi Teknis Sistem Plumbing.
3.3. Penyimpanan
Semua perlengkapan sanitasi harus disimpan dalam tempat yang bersih
dan kering serta terlindung dari kerusakan, sebelum dan sesudah
pemasangan.
3.4. Garansi
Kontraktor harus menyerahkan kepada Pemilik Proyek Surat garansi
untuk barang dan pemasangan semua perlengkapan sanitasi selama 1
(satu) tahun, dimulai sejak penyerahan terakhir.
89
Selama periode ini Kontraktor harus memperbaiki dan mengganti
kerusakan yang ada serta membayar semua perbaikan atau penggantian.
4.0 BAHAN-BAHAN
4.1. Kloset Duduk
4.1.1. Kloset Duduk harus sesuai atau setara dengan Type CE-9
standar buatan TOTO, dalam warna putih. Kloset Jongkok harus
dilengkapi dengan aksesori lainnya yang berstandar TOTO untuk
melengkapi pemasangan.
4.2. Urinoir
Urinoir harus dari jenis unit tunggal yang dipasang di dinding, dilengkapi
dengan kran wudlu, kran tekan/pembilas dan aksesori lainnya standar
TOTO untuk melengkapi pemasangan, seperti tipe U-57M atau yang
setara, dalam warna putih.
4.3. Kran
Kran untuk Wastafel dan lainnya sesuai ketentuan Spesifikasi Teknis dan
setara merk TOTO.
5.3. Pengujian
Pengujian seluruh perlengkapan sanitasi harus dilaksanakan bersamaan
dengan pengujian System Plumbing seperti disebutkan dalam Spesifikasi
Teknis Mekanikal, kecuali bila ditentukan lain oleh Pengawas Lapangan.
Pekerjaan ini mencakup pengangkutan, pengadaan bahan, tenaga kerja dan alat
kerja serta pemasangan papas Nama, sesuai petunjuk Gambar Kerja dan
Spesifikasi Teknis ini.
Pekerjaan ini meliputi, tetapi tidak dibatasi pada hat-hat berikut :
- Papan Nama eksterior.
- Dan tanda-tanda lainnya seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja atau
sesuai dengan petunjuk Pemilik Proyek.
4.0. BAHAN-BAHAN.
92
kerja.
93
5.0 PELAKSAAN PEKERJAAN.
5.1. Persiapan.
Periksa keadaan lokasi dan permukaan bidang dimana papan nama akan
dipasang. Pemasangan dapat dilakukan setelah semua cacat atau
kesalahan pada permukaan bidang tersebut telah diperbaiki dan disetujui
Pengawas Lapangan.
5.4. Pemasangan.
5.4.1. Pasang papan nama pada lokasi-lokasi seperti ditentukan
kemudian.
Pastikan semua papan nama terpasang lurus dan benar, pada
ketinggian dan dengan cara sesuai ketentuan.
Jangan memasang papan nama di atas pintu atau permukaan
lainnya sebelum pekerjaan pada bagian-bagian tersebut
diselesaikan.
5.5. Perlindungan.
Perlindungan pekerjaan dan pekerjaan sekitarnya Berta bahan-bahan dari
kerusakan selama pekerjaan berjalan sampai selesai. Bungkus pekerjaan
yang telah selesai dengan kertas, lembaran plastik atau Pita kedap air
93
untuk pengiriman dan penyimpanan dan dilindungi dari kerusakan selama
pemasangan.
94
PASAL
22
LAPISAN KEDAP AIR (WATER
PROOFING)
Pekerjaan ini meliputi penyediaan secara lengkap tenaga, peralatan bantu dan
pengerjaan pelapisan kedap air pada tempat-tempat seperti ditunjukan dalam
Gambar Kerja. Pekerjaan ini akan mencakup hal-hal berikut, tetapi tidak
terbatas pada :
- Lapisan kedap air pada bagian exterior dan interior seperti ditunjukan
dalam Gambar Kerja.
- Mengisi celah dan memberi lembaran lapisan pelindung (flashing).
- Penyelesaian penembusan lapisan kedap air oleh pipa, struktur dan lainnya
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Contoh berikut data teknis bahan yang akan dipakai harus diserahkan
kepada Pengawas Lapangan untuk mendapat peraetujuan dan diuji
kebenarannya terhariap standar atau ketentuan yang disyaratkan.
3.2.2. Bila ada perberiaan antara Gambar Kerja yang satu dengan yang
lain atau Gambar Kerja dengan Spesifikasi Teknis ini, Kontraktor
harus memberitahukan perberiaan ini kepada Pengawas Lapangan
untuk dicari pemecahannya.
4.0. BAHAN-BAHAN
Lapisan kedap air harus metekat kuat dan tetap pada tempatnya
sehingga terbentuk lapisan penahan air yang menerus tanpa
pemberian perekat, bahan panas, pengencang mekanis atau
peralatan khusus.
96
- Pemasangan cara. dingin,
- Daya lekat yang baik pada permukaan beton yang diberi cat
dasar, Ketebalan yang seragam pada seturuh lembaran,
- Pemasangan yang cepat,
Cat dasar untuk semua permukaan beton atau permukaan pasangan harus
berasal dari pembuat lapisan kedap air yang disetujui.
5.1. Umum.
1.1.4. Pemasangan lembaran lapisan kedap air harus dimulai dari titik
terendah.
5.2.1. Umum.
97
5.2.2. Persiapan Permukaan.
Beri cat dasar hanya pada tempat-tempat yang akan diberi lapisan
kedap air pada hari yang sama.
5.2.4. Temperatur.
98
Tekan tepi-tepi dengan alat metal atau kayu kerns seperti patu atau
pegangan pisau.
Tutup semua sudut dalam dan luar dengan strip awal setebar
minimal 30cm yang ditempatkan di tengah-tengah sudut; diikuti
pemasangan lapisan kedap air dalam lebar penuh.
5.3. Perlindungan.
99
5.3.3. Perlindungan harus diberikan pada hari yang sama dengan
pemasangan lembaran lapisan kedap air atau segera setelah
pengujian 24 jam tanpa kebocoran.
5.3.4. Bila di atas lapisan perlindungan akan diberikan beton, bahan
beton dan pelaksanaannya harus memenuhi ketentuan Spesifikasi
Teknis.
100
PASAL 23
PEKERJAAN AKHIR
1.0 PENGAWASAN
1.1 Pengawasan setiap hari terhadap pelaksanaan pekerjaan akan dilakukan
oleh Direksi/Pengawas.
1.2 Setiap saat Direksi/Pengawas atau petugas-petugasnya harus dapat
mengawasi, memeriksa atau menguji setiap bagian pekerjaan, bahan dan
peralatan. Untuk itu Kontraktor harus mengadakan fasilitas-fasilitas yang
diperlukan.
1.3 Bagian-bagian pekerjaan yang telah dilaksanakan tetapi luput dari
pengamatan Direksi/Pengawas adalah menjadi tanggung jawab Kontraktor.
Pekerjaan tersebut bila diperlukan harus dapat diperiksa sebagian atau
seluruhnya untuk keperluan/kepentingan pemeriksaan.
1.4 Jika diperlukan pengawasan oleh Pengawas Harian diluar jam kerja yang
resmi, maka segala biaya yang diperlukan untuk hal tersebut menjadi beban
Kontraktor. permohonan untuk mengadakaan pemeriksaan tersebut harus
dengan surat yang disampaikan kepada Direksi/pengawas.
5.0 PENUTUP
5.1 Pekerjaan-pekerjaan yang belum/tidak tercantum/dijelaskan dalan RKS ini
dapat dilihat pada gambar atau di tanyakan pada saat Rapat Penjelasan
Pekerjaan (Aanwijzing)
5.2 Perubahan-perubahan yang terjadi terhadap RKS ini pada saat Rapat
Penjelasan Pekerjaan akan dibuat suatu Berita Acara Penjelasan Pekerjaan
yang mengikat, dan merupakan satu kesatuan dengan RKS ini.
102