NIM: 20190302033
MK: Epidemiologi Gizi
Dosen: Rachmanida Nuzrina, S.Gz, M.Gizi, Rd
Pertemuan 12 – KJ001
Dalam UU Republik Indonesia No. 4 tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular dan PP
Republik Indonesia No. 40 tahun 1991 tentang Penanggulangan Wabah Penyakit Menular
dinyatakan:
Wabah (wabah penyakit menular) adalah kejadian tersebarnya suatu penyakit menular
dalam masyarakat yang luas dalam jumlah penderitanya meningkat secara pesat dan
nyata melebihi keadaan yang lazim pada wilayah dan periode tertentu serta dapat
menimbulkan malapetaka.
1. Dalam menginvestigasi wabah kenali dulu kondisi rawan wabah (yang meningkatkan
kejadian penyakit):
4. Kenali pseudo epidemik artinya non realita atau bukan kondisi yang sebenarnya atau
maya yang sedang terjadi disertai dengan peningkatan laporan jumlah kasus yang bukan
merupakan wabah:
5. Respon pertama yang harus dihadapi, yaitu pastikan ada memang ada wabah. Cari
informasi dari perugas Kesehatan tentang:
a. Kebenaran adanya wabah. Jumlah kasus biasanya? Berapa jumlah saat ini?
6. Pastikan diagnosis penyakit (setiap aktivitas yang dilakukan dan hasil yang diperoleh
harus dicatat dengan teliti
9. Kembangkan hipotesis (menggunakan rujukan yang sesuai setelah ditelaah secara kritis
dan penuh kehati-hatian. Rujukan tersebut mungkin menyarankan sumber penularaan
potensial dan sumber pathogen.
Kriteria suatu kejadian dikatakan wabah adalah Ketika suatu penyakit mulai menyebar dan
menulari penduduk dengan jumlah lebih banyak daripada biasanya di dalam suatu area atau
komunitas atau saat musim-musim tertentu.
Wabah biasanya berlangsung dalam jangka waktu lama, mulai dari hitungan hari hingga
tahun. Tidak hanya di satu wilayah, tetapi wabah juga bisa meluas ke daerah atau negara lain
di sekitarnya.Namun, tidak semua penyakit menular dapat disebut sebagai wabah. Suatu
penyakit dapat dikatakan wabah ketika penyakit tersebut memiliki kondisi sebagai berikut: