Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Bermain
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai bahasa yang paling universal,
meskipun tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan bahasa yang ada
di dunia. Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang
mereka inginkan. Menurut Groos (Schaefer et al, 1991) bermain dipandang
sebagai ekspresi insting untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting
untuk bertahan hidup (Nuryanti, 2007).
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan
sosial dan bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan
bermain, anak akan berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan,
melakukan apa yang dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara
(Wong, 2000).

Bermain adalah unsur yang paling penting untuk perkembangan anak baik
fisik, emosi, mental, intelektual, kreativitas dan sosial. Dimana anak mendapat
kesempatan cukup untuk bermain akan menjadi orang dewasa yang mudah
berteman, kreatif dan cerdas bila dibandingkan dengan mereka yang masa
kecilnya kurang mendapat kesempatan bermain( Soetjiningsih, 2004).

Terapi bermain adalah bagian perawatan pada anak yang merupakan salah
satu intervensi yang efektif bagi anak untuk menurunkan atau mencegah
kecemasan sebelum dan sesudah tindakan operatif . Dengan demikian dapat
dipahami bahwa didalam perawatan pasien anak, terapi bermain merupakan suatu
kegiatan didalam melakukan asuhan keperawatan yang sangat penting untuk
mengurangi efek hospitalisasi bagi pertumbuhan dan perkembangan anak
selanjutnya ( Nursalam, 2005).

2
B. Fungsi Bermain
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat
mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan
rangsangan taktil,audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan sensorik
dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak
yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari
kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu
yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan
atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari
anak lebih cepat berkembang.

2. Membantu Perkembangan Kognitif


Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat
terlihat pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi
dengan bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat
tinggal, mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna,
memahami bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam
permainan,sehingga fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan
perkembangan kognitif selanjutnya.

3. Meningkatkan Sosialisasi Anak


Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana
pada usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain
dan merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah
mencoba bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu
dengan yang lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main berpura-pura
menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang
ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan

3
keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi
dengan teman dan orang.

4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak
mulai belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu
memodifikasi objek yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan
lebih kreatif melalui model permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-
mobilan.

5. Meningkatkan Kesadaran Diri


Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk
ekplorasi tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan
bagian dari individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur
perilaku, membandingkan dengan perilaku orang lain.

6. Mempunyai Nilai Terapeutik


Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga
adanya stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat
menghibur diri anak terhadap dunianya.

7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak


Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini
dapat dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah,
di sekolah dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa
permainan yang memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh
dilanggar.

4
D. Tujuan Bermain
Melalui fungsi yang terurai diatas, pada prinsipnya bermain mempunyai
tujuan sebagai berikut :
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat
sakit anak mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya.
Walaupun demikian, selama anak dirawat di rumah sakit, kegiatan stimulasi
pertumbuhan dan perkembangan masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga
kesinambungannya.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuannya memecahkan masalah.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat
dirumah sakit.

E. Manfaat Bermain
Bermain merupakan aktivitas penting pada masa anak-anak. Berikut ini
adalah bererapa manfaat bermain pada anak-anak :
1) Perkembangan aspek fisik. Anggota tubuh mendapat kesempatan untuk
digerakkan, anak dapat menyalurkan tenaga (energi) yang berlebihan,
sehingga ia tidak merasa gelisah.
2) Perkembangan aspek motorik kasar dan halus.
3) Perkembangan aspek sosial. Ia akan belajar tentang sistem nilai, kebiasaan-
kebiasaan dan standar moral yang dianut oleh masyarakat.
4) Perkembangan aspek emosi atau kepribadian. Anak mendapat kesempatan
untuk melepaskan ketegangan yang dialami, perasaan tertekan dan
menyalurkan dorongan-dorongan yang muncul dalam dirinya.
5) Perkembangan aspek kognisi. Anak belajar konsep dasar, mengembangkan
daya cipta, memahami kata-kata yang diucapkan oleh teman-temannya.
6) Mengasah ketajaman penginderaan, menjadikan anak kreatif, kritis dan bukan
anak yang acuh tak acuh terhadap kejadian disekelilingnya.

5
7) Sebagai media terapi, selama bermain perilaku anak-anak akan tampil bebas
dan bermain adalah sesuatu yang secara alamiah sudah dimiliki oleh seorang
anak.
8) Sebagai media intervensi, untuk melatih kemampuan-kemampuan tertentu dan
sering digunakan untuk melatih konsentrasi pada tugas tertentu, melatih
konsep dasar.

F. Macam - Macam Bermain


1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium,
meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan
teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.

2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan
mendengar. Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan
membutuhkan sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam
bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun.

6
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

G. Prinsip dalam Aktivitas Bermain


Menurut Soetjiningsih (1995), agar anak-anak dapat bermain dengan
maksimal, maka diperlukan hal-hal seperti:
a. Ekstra energi, untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak-anak yang sakit
kecil kemungkinan untuk melakukan permainan.
b. Waktu, anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga
stimulus yang diberikan dapat optimal.
c. Alat permainan, untuk bermain alat permainan harus disesuaikan dengan usia
dan tahap perkembangan anak serta memiliki unsur edukatif bagi anak.
d. Ruang untuk bermain, bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu,
halaman, bahkan di tempat tidur.
e. Pengetahuan cara bermain, dengan mengetahui cara bermain maka anak akan
lebih terarah dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam menggunakan
alat permainan tersebut.
f. Teman bermain, teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi
anak dan membantu anak dalam menghadapi perbedaan. Bila permainan
dilakukan bersama dengan orangtua, maka hubungan orangtua dan anak menjadi
lebih akrab.

H. Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


Menurut Supartini (2004), ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak
dalam bermain yaitu:
a. Tahap perkembangan anak, aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak yaitu
harus sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada
dasarnya permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.

7
b. Status kesehatan anak, untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan energi
bukan berarti anak tidak perlu bermain pada saat anak sedang sakit.
c. Jenis kelamin anak, semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-laki
atau anak perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas dan
kemampuan sosial anak. Akan tetapi, permainan adalah salah satu alat untuk
membantu anak mengenal identitas diri.
d. Lingkungan yang mendukung, dapat menstimulasi imajinasi anak dan
kreativitas anak dalam bermain.
e. Alat dan jenis permainan yang cocok, harus sesuai dengan tahap tumbuh
kembang anak.

I. KARAKTERISTIK PERMAINAN SESUAI DENGAN TUMBUH


KEMBANGNYA

1. Usia 0 – 12 bulan

Tujuannya adalah :

1) Melatih reflek-reflek (untuk anak bermur 1 bulan), misalnya mengisap,


menggenggam.

2) Melatih kerjasama mata dan tangan.

3) Melatih kerjasama mata dan telinga.

4) Melatih mencari obyek yang ada tetapi tidak kelihatan.

5) Melatih mengenal sumber asal suara.

6) Melatih kepekaan perabaan.

7) Melatih keterampilan dengan gerakan yang berulang-ulang.

Alat permainan yang dianjurkan :

1) Benda-benda yang aman untuk dimasukkan mulut atau dipegang.

2) Alat permainan yang berupa gambar atau bentuk muka.

3) Alat permainan lunak berupa boneka orang atau binatang.

8
4) Alat permainan yang dapat digoyangkan dan keluar suara.

5) Alat permainan berupa selimut dan boneka.

2. Usia 13 – 24 bulan

Tujuannya adalah :

1) Mencari sumber suara/mengikuti sumber suara.

2) Memperkenalkan sumber suara.

3) Melatih anak melakukan gerakan mendorong dan menarik.

4) Melatih imajinasinya.

5) Melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari semuanya dalam bentuk


kegiatan yang menarik

Alat permainan yang dianjurkan:

1) Genderang, bola dengan giring-giring didalamnya.

2) Alat permainan yang dapat didorong dan ditarik.

3) Alat permainan yang terdiri dari: alat rumah tangga(misal: cangkir yang
tidak mudah pecah, sendok botol plastik, ember, waskom, air), balok-balok besar,
kardus-kardus besar, buku bergambar, kertas untuk dicoret-coret, krayon/pensil
berwarna.

3. Usia 25 – 36 bulan

Tujuannya adalah ;

1) Menyalurkan emosi atau perasaan anak.

2) Mengembangkan keterampilan berbahasa.

3) Melatih motorik halus dan kasar.

4) Mengembangkan kecerdasan (memasangkan, menghitung, mengenal dan


membedakan warna).

5) Melatih kerjasama mata dan tangan.

9
6) Melatih daya imajinansi.

7) Kemampuan membedakan permukaan dan warna benda.

Alat permainan yang dianjurkan :

1) Alat-alat untuk menggambar.

2) Lilin yang dapat dibentuk

3) Pasel (puzzel) sederhana.

4) Manik-manik ukuran besar.

5) Berbagai benda yang mempunyai permukaan dan warna yang berbeda.

6) Bola.

4. Usia 32 – 72 bulan

Tujuannya adalah :

1) Mengembangkan kemampuan menyamakan dan membedakan.

2) Mengembangkan kemampuan berbahasa.

3) Mengembangkan pengertian tentang berhitung, menambah, mengurangi.

4) Merangsang daya imajinansi dsengan berbagai cara bermain pura-pura


(sandiwara).

5) Membedakan benda dengan permukaan.

6) Menumbuhkan sportivitas.

7) Mengembangkan kepercayaan diri.

8) Mengembangkan kreativitas.

9) Mengembangkan koordinasi motorik (melompat, memanjat, lari, dll).

10) Mengembangkan kemampuan mengontrol emosi, motorik halus dan kasar.

11) Mengembangkan sosialisasi atau bergaul dengan anak dan orang diluar
rumahnya.

10
12) Memperkenalkan pengertian yang bersifat ilmu pengetahuan, misal :
pengertian mengenai terapung dan tenggelam.

13) Memperkenalkan suasana kompetisi dan gotong royong.

Alat permainan yang dianjurkan :

1) Berbagai benda dari sekitar rumah, buku bergambar, majalah anak-anak,


alat gambar & tulis, kertas untuk belajar melipat, gunting, air, dll.

2) Teman-teman bermain : anak sebaya, orang tua, orang lain diluar rumah.

5. Usia Prasekolah

Alat permainan yang dianjurkan :

1. Alat olah raga.

2. Alat masak

3. Alat menghitung

4. Sepeda roda tiga

5. Benda berbagai macam ukuran.

6. Boneka tangan.

7. Mobil.

8. Kapal terbang.

9. Kapal laut dsb

6. Usia sekolah

Jenis permainan yang dianjurkan :

1) Pada anak laki-laki : mekanik.

2) Pada anak perempuan : dengan peran ibu.

11
7. Usia Praremaja (yang akan dilakukan oleh kelompok)

Karakterisrik permainnya adalah permainan intelaktual, membaca, seni,


mengarang, hobi, video games, permainan pemecahan masalah.

8. Usia remaja

Jenis permainan : permainan keahlian, video, komputer, dll.

12
BAB III

PENUTUP

13

Anda mungkin juga menyukai