Anda di halaman 1dari 39

1

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Sektor pertanian mempunyai peranan penting dalam perekonomian

bangsa. Dalam rangka perekonomian nasional maka sektor pertanian perlu

didukung oleh adanya industri yang tepat untuk mengolah bahan baku pertanian

menjadi produk baru yang mempunyai nilai tambah. Industri hasil pertanian

(agroindustri) yang strategis untuk ditumbuhkembangkan adalah agroindustri

berbasis potensi hasil pertanian yang dimiliki suatu daerah, dalam hal ini

agroindustri berbasis kelapa sawit di Provinsi Riau adalah salah satu agroindustri

yang strategis tersebut.

Agroindustri berbasis kelapa sawit sangat beragam, dimana secara garis

besar dapat dikelompokkan dalam agroindustri pangan dan non pangan. Sabun

transparan adalah salah satu jenis agroindustri non pangan berbasis minyak kelapa

sawit yang banyak dijumpai saat ini. Sabun transparan atau disebut juga sabun

gliserin adalah jenis sabun mandi yang dapat menghasilkan busa lebih lembut di

kulit dan penampakannya berkilau jika dibandingkan dengan jenis sabun yang

lain. Sabun jenis ini memiliki harga jual yang mahal dan hanya dapat dikonsumsi

oleh kalangan menengah ke atas dan biasanya digunakan sebagai sabun

kecantikan (Kusumah, 2004).

Produk yang bermutu tidak terlepas dari penilaian konsumen atau panelis

terhadap daya terima yang biasanya diukur melalui penilaian organoleptik. Selain

itu, Usaha untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman juga melalui

pengendalian proses produksi. Pengendalian proses produksi skala industri rumah


2

tangga dilakukan melalui beberapa upaya yaitu: 1) penetapan spesifikasi bahan

baku; 2) penetapan komposisi dan formulasi bahan; 3) penetapan jenis, ukuran

dan spesifikasi kemasan, dan 4) penetapan keterangan lengkap tentang produk.

Kemasan juga memegang peranan penting dalam menentukan tingkat

penerimaan konsumen terhadap sabun transparan. Selain sebagai wadah untuk

menempatkan produk, kemasan juga berfungsi untuk memudahkan penyimpanan

dan pendistribusian, serta memberi perlindungan terhadap mutu produk dari

kontaminasi dan sebagai faktor berfungsi sebagai iklan atau promosi untuk

menarik konsumen agar tertarik dan mau membeli produk yang kita hasilkan.

Jenis kemasan yang dapat digunakan untuk produk sabun transparan adalah jenis

bahan plastik. Jenis plastik yang digunakan adalah plastik yang elastis, transparan

dan bening , agar dapat memperlihatkan langsung warna sabun transparan yang

dikemas.

Prospek pendirian usaha sabun transparan sangat baik. Hal ini mengingat

melimpahnya pasokan bahan baku minyak di Provinsi Riau, kemudahan proses

produksi, tampilan sabun transparan yang menarik dan citranya sebagai sabun

exclusive (Hambali, dkk., 2005). Faktor pendukung lain dalam usaha sabun

transparan dalam penelitian ini adalah harapan untuk menjadi produk andalan

Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan icon Fakultas Pertanian dalam

bentuk suvenir dan penjualan lainnya.

Pengembangan usaha sabun transparan ini diharapkan dapat memberikan

dampak positif tidak hanya bagi Laboratorium dan Fakultas Pertanian, juga dapat

meningkatkan motivasi wirausaha mahasiswa. Mengingat pentingnya kajian-

kajian tersebut, maka diajukan usulan penelitian berjudul ”Kajian Pengendalian


3

Proses, Penerimaan Panelis dan Analisis Kelayakan Usaha Pembuatan

Sabun Transparan”.

1.2. Tujuan

1. Mengkaji pengendalian proses pembuatan sabun transparan

2. Menganalisis penerimaan panelis terhadap kemasan dan keseluruhan

sabun transparan yang diproduksi

3. Menganalisis kelayakan finansial usaha pembuatan sabun transparan di

Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

Riau

1.3. Hipotesa

Pengemasan dan kualitas sabun tranparan dapat meningkatkan kesukaan

masyarakat terhadap produk sabun Transparan.


4

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Asam Lemak

Asam Lemak merupakan monokarboksilat berantai panjang, mungkin

bersifat jenuh atau tidak jenuh, panjang rantai berbeda-beda tetapi bukan siklik

atau bercabang. Pada umumnya asam lemak yang yang ditemukan di alam

merupakan monokarboksilat dengan rantai tidak bercabang dan memiliki jumlah

atom genap. Asam-asam lemak ini dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam

lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Penggolongan tersebut berdasarkan pada

perbedaan bobot molekul dan derajat ketidakjenuhan (Winarno, 1997).

Tiga jenis Oleokimia dasar yaitu asam lemak (fatty acid), alcohol lemak

(fatty alcohol), dan asam lemak metal ester (fatty acid methyl ester). Asam lemak

(fatty acid) dan asam lemak metal ester (fatty acid methyl ester) merupakan

oleokimia dasar yang sangat penting dalam industry oleokimia. Aasam lemak

digunakan sebagai bahan dasar sabun. Trigliserida rantai medium. Poliol ester,

alkanolamida, dan sebagainya (ketaren, 1986).

Asam lemak jenuh mempunyai titik cair yang lebih tinggi daripada asam

lemak tidak jenuh. Campuran asam lemak yang berbentuk cairan difraksinasi

dengan mendinginkan pada suhu dimana bagian dari asam lemak jenuh

mengkristal dan asam lemak tidak jenuh tetap berbentuk cairan (ketaren, 1986).

Setiap jenis asam lemak memberikan sifat yang berbeda pada produk

sabun yang dihasilkan. Asam laurat dan palmitat dapat ditemukan pada minyak

kelapa dan minyak kelapa sawit, asam oleat dan stearat dapat ditemukan pada

minyak atau lemak hewani, dan memberikan sifat mengeraskan atau memadatkan
5

sabun dan menghasilkan busa yang stabil dan lembut (Cavitch, 2001). Pengaruh

jenis asam lemak terhadap sifat sabun yang dihasilkan disajkan pada table 1.

Table 1. pengaruh jenis asam lemak terhadap sifat sabun yang dihasilkan.

Asam lemak Sifat yang ditimbulkan pada sabun


Asam laurat Mengeraskan, membersihkan, menghasilkan busa lembut
Asam linoleat Melembabkan
Asam miristat Mengeraskan, membersihkan, menghasilkan busa lembut
Asam oleat Melembabkan
Asam palmitat Mengeraskan, menstabilkan busa
Asam ricinoleat Melembabkan, menghasilkan busa yang stabil dan lembut
Asam stearat Mengeraskan, menstabilkan busa.
Sumber : cavitch (2001) dalam http/users.silverlink.net-timersoapdesign.html

Sabun dengan sifat yang lengkap dan ideal dapat diperoleh dengan

melakukan pencampuran minyak atau lemak sehingga asam lemak pada campuran

tersebut menjadi lengkap dan komposisinya seimbang sehingga memberikan

semua sifat yang diinginkan dalam sabun.

Menurut swern (1979) stearat mempunyai titik leleh (melting point/M.P)

69,6 0C dan titik didih (boiling point/B.P) 240 0C. titik didih dan titik leleh asam

stearat relative tinggi dibandingkan dengan asam lemak jenuh yang memiliki

atom karbon lebih sedikit dan relative lebih rendah dibandingkan dengan asam

lemak jenuh dengan atom karbon yang lebih banyak.

2.2. Minyak Sawit

Minyak kelapa sawit menurut Nurhida (2004) dalam Radius (2008), sama

seperti minyak nabati umumnya yaitu senyawa yang tidak larut dalam air,

sedangkan komponen penyusunnya yang utama adalah Trigliserida dan Non

Trigliserida. Senyawa non Trigliserida pada minyak kelapa sawit terdapat dalam

jumlah kecil. Yang termasuk senyawa non Trigliserida adalah antara lain :

Digliserida, Fosfatida, Karbohidrat, turunan Karbohidrat, Protein, bahan-bahan


6

bergetah (gum) serta zat-zat berwarna yang memberikan warna serta rasa dan bau

yang tidak diinginkan.

Tabel 2. Komposisi Trigliserida dalam minyak kelapa sawit


Trigliserida Jumlah (%)
Tripalmitin 3-5
Dipalmito-stearine 1-3
Oleo-miristopalmitin 0-5
Oleo-dipalmitin 21-43
Oleo-palmitostearine 10-11
Palmito-Diolein 32-48
Stearo-Diolein 0-6
Linoleo-Diolein 3-12
Sumber ketaren, 1986 dalam Radius, 2008

Naibaho (1983) dalam Radius (2008) menyatakan dalam proses pemurnian

dengan penambahan alkali (biasanya disebut dengan Proses penyabunan)

beberapa senyawa non trigliserida ini dapat dihilangkan, kecuali beberapa

senyawa yang disebut dengan senyawa yang tak tersabunkan seperti tercantum

pada tabel 2.

Sifat fisio kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor,

kelarutan, titik didih, indeks bias, titik asap, titik nyala dan titik api. Warna

minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses

pemucatan, sedang asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna (ketaren, 1986

dalam Radius 2008).

Warna pada minyak sawit merupakan salah satu faktor yang dapat

perhatian khusus, karena minyak kelapa sawit mengandung warna-warna yang

kurang disukai oleh konsumen. Menurut ketaren (1986) dalam Radius (2008), zat

warna dalam minyak kelapa sawit terdiri dari dua golongan yaitu :

1. zat warna alamiah

2. zat warna dari hasil degradasi zat warna alamiah


7

Tabel 3. Komposisi senyawa tak tersabunkan dalam minyak sawit


Senyawa Jumlah (%) Terdapat dalam minyak sawit(ppm)
Karoteneida
α- karotena 36,2
β- karotena 54,4
500-700
γ- karotena 3,3
Likopen 3,8
Xantophyl 2,2
Tokoferol
α- Tokoferol 35
γ- Tokoferol 35
500-800
δ- Tokoferol 10
ε + η + 10
Tokoferol
Sterol
Kolesterol 4
Kompesterol 21 Mendekati 300
Stigmasterol 21
β- sitosterol 63
Pospatida 500-1000
total alcohol
triterpenik 80
Mendekati 800
Alkohol
alifatik alcohol 20
Sumber : Jacobsberg, 1969 dalam Radius, 2008

Zat warna alamiah adalah yang terdapat dalam kelapa sawit, dan ikut

terekstrasi bersama minyak pada proses ekstrasi. Zat warna tersebut antara lain

terdiri dari α- Karoten, β-Karoten, Xanthopyl, Klorofil dan Antosianin. Zat-zat

tersebut menyababkan minyak berwarna kuning, kuning kecoklatan, kehijau-

hijauan dan kemerah-merahan. Pigmen berwarna kuning disebabkan oleh karoten

yang larut dalam minyak (Nurhida, 2004 dalam Radius, 2008)

Naibaho (1994) dalam Radius (2008) menambahkan minyak sawit

mengandung zat warna seperti karoten dan turunannya yang memberikan warna

merah kuning pada minyak sawit.

Menurut buckle (1985) dalam Hendra (2009) menyatakan bahwa

meskipun minyak dan lemak mempunyai struktur kimia yang sama, tetapi
8

memiliki keragaman yang besar dalam sifat-sifat fisikanya. Keragaman itu antara

lain:

1. Tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya asam lemak berantai

karbon panjang yang tidak mengandung gugus polar.

2. Kekentalan minyak dan lemak cair biasanya berubah dengan bertambahnya

panjang rantai karbon dan berkurang dengan naiknya suhu.

3. Minyak dan lemak lebih rapat molekulnya dalam kondisi padat daripada

dalam keadaan cair. Berat jenis minyak akan lebih tinggi bila Trigliserida

mempunyai berat molekul yang rendah, dan berat jenis minyak akan menurun

dengan bertambahnya suhu.

4. Titik cair minyak tidak selalu tetap, hal ini disebabkan minyak merupakan

campuran Trigliserida. Titik cair minyak ditentukan oleh makin pendeknya

rantai asam lemak.

Reaksi kimia yang akan mempengaruhi mutu minyak adalah reaksi

hidrolisis, oksidasi dan hidrogenasi (ketaren, 19986 dalam Hendra, 2009)

2.3. Minyak Jagung

Komoditas Jagung memiliki potensi sebagai bahan baku berbagai industri

pakan, makanan, minuman, farmasi, kimia dan industri lainnya. Komposisi butir

Jagung sebagian besar didominasi oleh Karbohidrat (80%), Protein (10%),

Minyak (4,5%), Serat Kasar (3,5%) dan Mineral (2%). Sedangkan komposisi dari

setiap 100 kg Jagung pipil; didominasi 64-67 kg Pati, 27-30 bagian bungkil,

gluten, serat dan 3,5 kg minyak jagung, adapun sisa yang hilang atau terbuang

ternyata cukup banyak yaitu 12 - 25 kg. Dari berbagai produk hasil pengolahan
9

Jagung, Pati dan minyak jagung merupakan produk utama yang biasa dikonsumsi

manusia (Noble, dkk. 2003).

Minyak Jagung (corn oil) merupakan minyak makan/goreng yang

berkualitas sehingga harganya relatif lebih mahal apabila dibandingkan dengan

minyak-minyak goreng yang lain, karena banyak mengandung “lemak tidak

jenuh” yang untuk sementara ini dianggap dapat mengurangi kolesterol tinggi.

Sedangkan sebagai produk sampingan dari berbagai produk hasil pengolahan

jagung adalah bungkil dan onggok yang merupakan campuran bungkil germ,

gluten dan serat kasar sebagai bahan pakan ternak (Noble, dkk. 2003).

2.4. Sabun Transparan

Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau

lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar. Bagian kepala bersifat

hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu

mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Selain itu, pada

larutan, surfaktan akan menggerombol membentuk misel setelah melewati

konsentrasi tertentu yang disebut Konsentrasi Kritik Misel (KKM) (Lehninger,

1982).

Untuk kualitas sabun, salah satunya ditentukan oleh pengotor yang

terdapat pada lemak atau minyak yang dipakai. Pengotor itu antara lain berupa

hasil samping hidrilis minyak atau lemak, protein, partikulat, vitamin, pigmen,

senyawa fosfat dan sterol. Selain itu, hasil degradasi minyak selama penyimpanan

akan mempengaruhi bau dan warna sabun. Salah satu kelemahan sabun adalah

pada air keras sabun akan mengendap sebagai lard. Air keras adalah air yang

mengandung ion dari Mg, Ca dan Fe.


10

Namun kelemahan ini bisa diatasi dengan menambahkan ion fosfat atau

karbonat sehingga ion-ion ini akan mengikat Ca dan Mg pembentuk garam. Untuk

memperoleh sabun yang berfungsi khusus, perlu ditambahkan zat aditif, antara

lain: asam lemak bebas, gliserol, pewarna, aroma, pengkelat dan antioksidan,

penghalus, serta aditif kulit (skin aditif).

Sabun mandi merupakan garam logam alkali (Na) dengan asam lemak dan

minyak dari bahan alam yang disebut trigliserida. Lemak dan minyak mempunyai

dua jenis ikatan, yaitu ikatan jenuh dan ikatan tak jenuh dengan atom karbon 8-12

yang diberikatan ester dengan gliserin. Secara umum, reaksi antara kaustik dengan

gliserol menghasilkan gliserol dan sabun yang disebut dengan saponifikasi.

Proses pembuatan sabun Transparan mulai dari pengolahan sampai

pembungkusan (packaging). Produk sabun ini terdiri 3 bentuk utama: batangan

(bar), Bubuk (powder) dan cairan (liquid).

Berdasarkan penggunaannya, sabun dapat diklasifikasi menjadi 3 jenis,

yaitu:

1. Laundry Soap; untuk sabun cuci.

2. Toilet soap; yang digunakan untuk mandi dan perawatan kulit, termasuk

juga disini medicine soap.

3. Textile soap, yang digunakan untuk pada proses scouring textile, proses

degumming sutera.

Bahan sabun dibuat dari lemak (hewan), minyak (nabati) atau asam lemak

(fatty acid) yang direaksikan dengan basa anorganik yang bersifat water soluble,

biasanya digunakan caustic soda/soda api (NaOH) atau KOH (kalium hidroksida)

juga alternatif yang sering juga dipakai, tergantung spesifik sabun yang
11

diinginkan. Sabun hasil reaksi dengan sodium hidroksida (NaOH) biasanya lebih

keras dibandingkan dengan penggunaan Potasium Hidroksida (KOH).

Setiap minyak dan lemak mengandung asam-asam lemak yang berbeda-

beda. Perbedaan tersebut menyebabkan sabun yang terbentuk mempunyai sifat

yang berbeda. Minyak dengan kandungan asam lemak rantai pendek dan ikatan

tak jenuh akan menghasilkan sabun cair. Sedangkan rantai panjang dan jenuh

mengahasilkan sabun yang tak larut pada suhu kamar.

2.5. Penggunaan Plastik Sebagai Kemasan

Didalam pengemasan bahan pangan terdapat dua macam wadah, yaitu

wadah utama atau wadah yang langsung berhubungan dengan bahan pangan dan

wadah kedua atau wadah yang tidak langsung berhubungan dengan bahan pangan.

Wadah utama harus bersifat non toksik dan inert sehingga tidak terjadi reaksi

kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavour dan perubahan lainnya.

Selain itu, untuk wadah utama biasanya diperlukan syarat-syarat tertentu

bergantung pada jenis makanannya, misalnya melindungi makanan dari

kontaminasi, melindungi kandungan air dan lemaknya, mencegah masuknya bau

dan gas, melindungi makanan dari sinar matahari, tahan terhadap tekanan atau

benturan dan transparan (Winarno, 1983).

Bahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam

perkembangannya digantikan oleh bahan-bahan sintetis sehingga dapat diperoleh

sifat-sifat plastik yang diinginkan dengan cara kopolimerisasi, laminasi, dan

ekstruksi (Syarief, et al., 1989).

2.5.1 Plastik Wrapping


12

Stretch Film atau Plastik Wrapping adalah bahan plastik LDPE yang

sangat fleksibel dengan kekuatan rendah, biasa digunakan untuk wrapping barang-

barang industri disaat pengiriman agar tidak jatuh atau goyang

(http://www.delkomaspackaging.com).

Karaketeristik Stretch Film :

1. Transparan ( tembus cahaya )

2. Tidak mudah sobek meskipun berbahan lemas, sehingga mudah dibentuk

3. Tahan akan asam untuk menghindari kotoran atau bakteri

4. Kedap akan air, uap maupun minyak yang cukup panas

2.5.2 Plastik Transparan

Plastik transparan atau juga disebut plastic polipropilen adalah salah satu

plastic yang sangat baik bagi tubuh manusia, plastik ini dapat menahan bahan

kimia walaupun dipanaskan dalam suhu tinggi. Bentuk plastic yang transparan

membuat benda yang dikemas dapat terlihat dari luar. Biasa nya plastik ini juga

digunakan untuk mengemas makanan, tabung susu, kantong kerupuk, bungkus

garam, roti dan lain-lain. Kelemahan plastik adalah lebih mudah sobek, jadi harus

berhati-hati dalam penggunaannya.

2.6. Kemasan Kertas

Kemasan kertas merupakan kemasan fleksibel yang pertama sebelum

ditemukannya plastik dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak

digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam

karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas.

Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan

media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah
13

sifanya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara

lingkungan. Sifat-sifat kemasan kertas sangat tergantung pada proses pembuatan

dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa

kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Beberapa jenis kertas yang dapat

digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft, kertas tahan lemak

(grease proof). Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau kertas yang dibuat dari

modifikasi kertas-kertas ini. Wadah-wadah kertas yang kaku terdapat dalam

bentuk karton, kotak, kaleng fiber, drum, cawan-cawan yang tahan air, kemasan

tetrahedral dan lain-lain, yang dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi,

corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas

biasanya dibungkus lagi dengan bahan-bahan kemasan lain seperti plastik dan foil

logam yang lebih bersifat protektif. Karakteristik kertas didasarkan pada berat

atau ketebalannya. Berdasarkan berat maka kertas dapat dinyatakan dalam berat

(lb)/3000 ft2 atau yang disebut dengan rim. Di USA banyaknya rim standard

untuk kertas kemasan adalah 500 lembar dengan ukuran 24 x 36 inchi (61 x 91.5

cm). Di Eropa, Jepang dan negara-negara lainnya ukuran yang lebih umum adalah

grammage (g/m2). Grammage untuk kertas kemasan primer berkisar antara 18

lb/rim – 90 lb/rim (30 g/m2 – 150 g/m2), sedangkan untuk corrugated board

berkisar antara 72-85 lb/rim (117-300 g/m2).

2.6.1. Kertas glasin dan kertas tahan minyak (grease proof)

Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang

waktu pengadukan pulp sebelum dimasukkan ke mesin pembuat kertas.

Penambahan bahan-bahan lain seperti plastisizer bertujuan untuk menambah

kelembutan dan kelenturan kertas, sehingga dapat digunakan untuk mengemas


14

bahan-bahan yang lengket. Penambahan antioksidan bertujuan unttuk

memperlambat ketengikan dan menghambat pertumbuhan jamur atau khamir.

Kedua jenis kertas ini mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan,

mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan

terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan

lilin. Kertas glasin digunakan sebagai bahan dasar laminat.

2.6.2. Kertas Perkamen

Kertas perkamen digunakan untuk mengemas bahan pangan seperti

mentega, margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering

atau digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak), hasil ternak lain, the

dan kopi. Sifat-sifat kertas perkamen adalah :

1. mempunyai ketahanan lemak yang baik

2. mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air

mendidih

3. permukaannya bebas serat

4. tidak berbau dan tidak berasa

5. transparan dan translusid, sehingga sering disebut kertas glasin

6. tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika

dilapisi dengan bahan tertentu

2.6.3. Kertas Lilin

Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya

adalah lilin parafin dengan titik cair 46-74°C dan dicampur polietilen (titik cair

100-124°C) atau petrolatum (titik cair 40-52°C). Kertas ini dapat menghambat air,

tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin digunakan
15

untuk mengemas bahan pangan, sabun, tembakau dan lain-lain.

2.7. Pembuatan Sabun Transparan dan Pengendalian Proses

Pemilihan formula untuk pembuatan sabun transparan dalam penelitian ini

didasarkan padahasil terbaik pada penelitian 1.

Pengendalian proses adalah disiplin ilmu yang melibatkan statistika dan

teknik yang melibatkan pembuatan mekanisme dan algoritma untuk

mengendalikan keluaran dari suatu proses tertentu (www.id.wikipedia.org).

Sementara itu, pengendalian proses pembuatan sabun dianalisis secara

deskriptif yang meliputi: 1) penetapan spesifikasi bahan baku; 2) penetapan

komposisi dan formulasi bahan; 3) penetapan jenis, ukuran dan spesifikasi

kemasan, dan 4) penetapan keterangan lengkap tentang produk.

2.8. Analisis Finansial Usaha

Analisis financial merupakan bagian dari studi kelayakan bisnis. Dimana

studi kelayak bisnis ini merupakan penetapan layak atau tidaknya suatu usaha.

Dengan kata lain, studi kelayakan bisnis harus dapat memutuskan apakah suatu

gagasan usaha perlu diteruskan atau tidak. Sutu gagasan usaha dapat dikatakan

tidak layak jika social costs-nya lebih tinggi dari social benefits-nya, sekalipun

financial benefits-nya lebih besar dari financial costs-nya. (Alex dan Umar,

2004).

Untuk memutuskan layak atau tidaknya suatu gagasan usaha, perlu perlu

pula dipertimbangkan aspek keuangan. Suatu studi kelayakan akan sulit dipercaya

kebenarannya apabila aspek keuangan (Finansial) tidak diikut sertakan dalam

pertimbangan. Misalnya, suatu gagasan usaha menurut aspek marketing, produksi

teknik, dan sebagainya menguntungkan, kemungkinan akan mengalami kegagalan


16

bila gagasan usaha itu tidak di dukung oleh modal yang cukup.

Dalam melaksanakan studi kelayakan bisnis, penemuan ide merupakan

tahapan pertama yang harus dikerjakan. Produk yang dibuat haruslah berpotensi

untuk laku dijual dan menguntungkan. Oleh karena itu, penelitian dilakukan

terhadap kebutuhan pasar yang masih belum dipenuhi, memenuhi kebutuhan

manusia tetapi produk tersebut belum ada, dan untuk mengganti produk yang

sudah ada dengan produk lain yang mempunyai nilai lebih. Sedangkan mengenai

kebutuhan pasar, hasil penelitian yang diharapakan adalah bahwa produk yang

akan dihasilkan dapat dijual dipasar yang cukup sehat ( permintaan yang cukup

baik dalam jangka panjang).

Analisis financial menitik beratkan kepada aspek keuangan (cash flow)

yang terjadi selama usaha dijalankan. Cash flow menggambarkan berapa uang

yang masuk (cash in) dan berapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis

biaya yang dikeluarkan.

Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah

dari pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau

pendapatan yang diperoleh dari yang berhubungan langsung dengan usaha yang

sedang dijalankan seperti penjualan. Uang masuk dapat pula berasal dari

pendapatan lainnya yang bukan dari usaha utama.

Uang keluar merupakan sejumlah uang yang dikeluarkan perusahaan

dalam suatu periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang yang

dijalankan, maupun tidak ada hubungan sama sekali dengan usaha utama. Uang

keluar ini merupakan biaya-biaya yang harus dikeluarkan perusahaan untuk

berbagai keperluan yang berkaitan dengan kegiatan usaha, pembayaran cicilan


17

hutang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja. Biaya pemasaran

dan biaya-biaya lainnya.

Dalam cash flow, semua data pendapatan yang diterima dan biaya yang

dikeluarkan baik jenis maupun jumlahnya diestimasi sedemikian rupa, sehingga

menggambarkan kondisi pemasukan dan pengeluaran dimasa yang akan datang.

Estimasi pendapatan dan biaya merupakan prakiraan berapa pendapatan

dan biaya yang akan diperoleh dan berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan

dalam suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang

dikeluarkan serta serta berapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang

dikeluarkan setiap pos. Jadi arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar

perusahaan mulai dari investasi dilakukan sampai dengan berakhirnya inventasi

tersebut.

Dalam prakteknya ada beberapa kriteria yang bisa digunakan untuk

menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan ditinjau dari

aspek keuangan. Kriteria ini sangat tergantung dari kebutuhan masing-masing

perusahaan dan metode mana yang akan digunakan.

Adapun criteria yang bisa digunakan untuk menentukan kelayakan suatu

usaha adalah:

1. Payback Peroid (PP)

2. Average Rate of Return (ARR)

3. Net Present Value (NPV)

4. Internal Rate of Return (IRR)

5. Profitability Index (PI)


18

6. Serta berbagai rasio keuangan seperti rasio likuiditas, solvabilitas, aktivitas

dan profibilitas. Penggunaan rasio keuangan ini sebaiknya digunakan atas

pemberian pinjaman kepada usaha yang sudah pernah berjalan sebelumnya

atau sedang berjalan (Kasmir dan Jakfar, 2003).


19

III. BAHAN DAN METODE

3.1. Tempat dan Waktu

Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian

dan Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Riau.

Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 3 (tiga) bulan yaitu pada bulan

Januari 2011-Maret 2011.

3.2. Alat dan Bahan

Alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan sabun adalah hot plate,

gelas piala, pengaduk kaca, ember, panci, dan wadah baskom. Untuk mencetak

sabun digunakan cetakan dari bahan plastik.

Bahan baku sabun transparan adalah minyak kelapa sawit, minyak jagung,

asam stearat, NaOH, gliserin, etanol, sukrosa, dietanolamida (DEA), NaCl, air,

pewarna dan pewangi.

3.3. Metodologi Penelitian

3.3.1. Pengendalian Proses

Usaha untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman salah satunya

melalui pengendaian proses produksi. Pengendalian proses produksi skala industri

rumah tangga dilakukan melalui beberapa upaya yaitu: 1) penetapan spesifikasi

bahan baku; 2) penetapan komposisi dan formulasi bahan; 3) penetapan jenis,

ukuran dan spesifikasi kemasan, dan 4) penetapan keterangan lengkap tentang

produk.

3.3.1.1 Penetapan Spesifikasi Bahan Baku

Bahan baku sabun transparan adalah minyak kelapa sawit, minyak jagung,

asam stearat, NaOH, gliserin, etanol, sukrosa, dietanolamida (DEA), NaCl, air,
20

pewarna dan pewangi. Penetapan spesifikasi bahan baku ini bertujuan agar sabun

yang dihasilkan sesuai dengan yang diharapkan. (lampiran 1).

3.3.1.2 Penetapan Komposisi dan Formulasi Bahan

Pemilihan komposisi dan formula untuk pembuatan sabun transparan

dalam penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian terdahulu yang dilakukan

oleh Kusumah (2004) (Tabel 3).

3.3.1.3 Penetapan Jenis, Ukuran dan Spesifikasi Kemasan

Jenis kemasan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemasan

plastik dan kemasan kertas. Kemasan plastik ada dua jenis yaitu kemasan plastik

wrapping dan kemasan plastik kaca, sedangkan kemasan kertas yang dipakai

adalah jenis kertas lilin.

3.3.1.4 Penetapan Keterangan Lengkap Tentang Produk

Penetapan keterangan lengkap tentang produk dilakukan setelah

pembuatan sabun selesai. Penetapan ini mencakup komposisi bahan pembuat

sabun transparan dan sekaligus pemberian merk sabun transparan. Tujuan

pemberian keterangan lengkap pada kemasan adalah agar konsumen dapat

mengetahui komposisi sabun dan kegunaan sabun. Pemberian kemasan juga salah

satu factor yang mempengaruhi penerimaan konsumen terhadap sabun tersebut.

3.3.2. Pembuatan Sabun Transparan dan Penilaian Panelis Terhadap

Kemasan Sabun

Pemilihan formula untuk pembuatan sabun transparan dalam penelitian ini

didasarkan pada hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kusumah (2004)

(Tabel 3).
21

Analisis Penerimaan Panelis terhadap Kemasan Sabun

Penerimaan panelis akan dianalisa dengan uji organoleptik yang berskala

hedonik Soekarto (1992), dimana skala dengan urutan nilai dari 1-5. Uji ini

bertujuan untuk mengetahui tingkat kesukaan konsumen terhadap produk sabun

transparan yang meliputi pengemasan dan penerimaan keseluruhan. Uji

organoleptik ini dilakukan oleh 20 panelis semi terlatih. Panelis diminta untuk

menilai sampel pada lembaran kuesioner yang telah disajikan.

Menurut soekarto (1985), penilaian organoleptik banyak digunakan untuk

menilai mutu komoditas hasil pertanian makanan. Penilaian ini banyak disenangi

karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Pada penilaian ini uji

organoleptik yang digunakan yaitu uji hedonik yang bertujuan untuk mengetahui

tingkat penerimaan konsumen terhadap produk sabun transparan yang meliputi

jenis kemasan dan penilaian secara keseluruhan.

Tabel 3. Formulasi sabun transparan yang digunakan dalam penelitian


No. Komponen % (w/w)
1. Asam stearat 9,9
2. Minyak nabati* 19,8
3. NaOH 30% 24,3
4. Gliserin 12,9
5. Etanol 14,9
6. Sukrosa 7,4
7. DEA 2,9
8. NaCl 0,5
9. Air 6,4
10. Pewarna 0,005
11. Pewangi 0,8
Sumber: Kusumah (2004)

Ket: *) Minyak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa sawit dan minyak

jagung yang formulasinya akan ditentukan pada penelitian pendahuluan

3.3.3 Analisa Finansial

Setiap kelompok investasi memerlukan analisa kelayakan apakah investasi


22

tersebut menguntungkan atau tidak. Dalam rangka mencari suatu ukuran

menyeluruh tentang baik tidaknya sesuatu proyek dikembangkan berbagai macam

indeks. Indeks-indeks tersebut disebut Kriteria Investasi. Indeks-indekss ini

menggunakan Present Value yang telah didiscount dari pada arus benefit dan

biaya selama umur sesuatu proyek.

Kriteria investasi yang akan dibahas meliputi :

a. Penentuan Net Present Value

Net present value (NPV) atau nilai bersih sekarang merupakan

perbandingan antara PV Kas bersih (PV of proceed) dengan PV investasi.

(capital outlays) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah

yang kita kenal dengan Net Present Value.

Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas

bersihnya. PV kas bersih dapat dicari dengan cara membuat dan menghitung dari

cash flow usaha selama umur investasi tertentu.

Rumusan yang biasa yang digunakan dalam menghitung NPV adalah

sebagai berikut:

NPV = - I0

dimana: CFt = aliran kas per tahun pada periode t

I0 = investasi awal pada tahun 0

K = suku bunga (discaount rate)

• Jika NPV > 0, maka kegiatan usaha yang dikelola profitable

• Jika NPV < 0, maka kegiatan usaha yang dikelola unprofitable

• Jika NPV = 0, maka kegiatan usaha yang dikelola berada pada titik impas
23

b. Penentuan IRR (Internal Rate of Return)

Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai

sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas,

dengan mengeluarkan investasi awal.

IRR = i1 + (i2 – i1)

dimana:
i = merupakan Social Opportunity Cost of Capital (SOCC)
(i2 – i1) = merupakan selisih antara Social Compounding Rate
tertinggi
dengan terendah
NPV1 - NPV2 = merupakan selisih antara NPV tertinggi dengan terendah

• Jika IRR > SOCC maka kegiatan usaha yang dikelola profitable
• Jika IRR < SOCC maka kegiatan usaha yang dikelola unprofitable
• Jika IRR = SOCC maka kegiatan usaha berada pada titik impas

c. Penentuan BEP (Break Even Poin)

Menurut (Umar, 2005) analisis pulang pokok adalah suatu alat analisis

yang digunakan untuk mengetahui hubungan antar beberapa variable didalam

kegiatan usaha, seperti luas produksi atau tingakat produksi yang dilaksanakan,

biaya yang dikeluarkan, serta pendapatan yang diterima.

Keadaan pulang pokok merupakan keadaan dimana penerima pendapatan

perusahaan (total revenue) yang disingkat TR adalah sama dengan biaya yang

ditanggungnya (total cost) yang disingkat TC. TR merupakan perkalian antara

jumlah unit barang terjual dengan harga satuannya, sedangkan TC merupakan

penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variablenya, sehingga rumus pulang
24

pokok dapat ditulis dalam bentuk persamaan sebagai berikut:

TR = TC atau Q . P = a + b . X

dimana: Q = tingkat produksi (unit)


P = harga jual per unit
a = biaya tetap
b = biaya variable

Jika di analisis lebih lanjut dalam rangka mencari jumlah yang diproduksi

untuk mencapai titik impas, turunan persamaan diatas dapt dilanjutkan menjadi:

Q.P=a+b.X

Q.P–b.X=a

X (P – b) = a

X=

Jika yang akan dicari adalah total harga agar mencapai titik impas, maka

rumus diatas diubah:

X.P=

d. Penentuan PP (Payback Period)

Payback period adalah suatu periode yang diperlukan untuk menutup

kembali pengeluaran investasi. (initial cash investment) dengan menggunakan

aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash

investment dengan cash inflow-nya yang hasilnya merupakan satuan waktu.

Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum payback period yang

dapat diterima.
25

Payback Period :

e. Penentuan Net B/C (Net Benefit Cost)

Net benefit cost merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang

penerimaan bersih dengan nilai sekarang pengeluaran investasi selama umur

investasi. Rumusan yang digunakan untuk mencari Net B/ C adalah:

Net B/C = …………………….. (5)

dimana :

Bt = merupakan Gross Social Benefit kegiatan usaha pada tahun t

C = merupakan Gorss Social Cost kegiatan pada tahun t

n = umur ekonomis kegiatan usaha

i = merupakan Social Opportunity Cost of Capital (SOCC) yang

digunakan sebagai compounding rate

• Jika Net B/C Ratio > 1 maka kegiatan usaha yang dikelola profitable

• Jika Net B/C Ratio > 1 maka kegiatan usaha yang dikelola unprofitable

• Jika Net B/C Ratio > 1 maka kegiatan usaha berada pada titik impas

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Pembuatan Sabun Transparan

Pembuatan sabun transparan diawali dengan pencampuran antara fraksi

lemak, yaitu asam stearat dan minyak nabati, dengan fraksi alkali yaitu NaOH

untuk membentuk stok sabun. Setelah stok sabun terbentuk, kedalam adonan

ditambahkan bahan-bahan lain yaitu gliserin, alkohol, NaCl, sukrosa, DEA, air,

pewarna dan pewangi. Adonan kemudian diaduk secara konstan pada suhu 70 –
26

80 0C, hingga semua bahan tercampur dengan sempurna dan adonan terlihat

transparan. Kemudian dilakukan pencatakan sabun.

Adonan sabun yang masih panas langsung dituang ke dalam cetakan.

Tutup dengan plastik agar adonan tidak terkena udara luar. Hal ini dilakukan

untuk mencegah timbulnya kerak putih (soda ash) yang tidak merusak sabun,

tetap mengurangi dari segi estetika. Setelah sabun mengeras sabun dikelurkan dari

cetakan dan bisa dikemas. Digram alir pembuatan sabun transparan dapat dilihat

pada lampiran 5.
27

DAFTAR PUSTAKA

Adlin. 2008. Kelapa Sawit (Elaeis Guineensis Jacq).edisi 2. Pusat Penelitian

Kelapa Sawit. Medan.

Anonim. 2010. http://alfiannoer.wordpress.com/pembuatan-sabun/. Diakses pada

tanggal 25 Februari 2010

Anonim. 2010. SNI 01-3394-1998. Standar Nasional Indonesia Minyak Jagung.

Anonim. 2010. SNI 06-3532-1994. Standar Nasional Indonesia Sabun Mandi

Anonim. 2010. http://www.delkomaspackaging.com diakses pada tanggal 02

Desember 2010

Anonim. 2010. www.usu.ac.id/kemasankertas diakses pada tanggal 07 Desember

2010.

Dachi Kharisman Radius. 2008. Variasi jenis dan konsentrasi adsorben dalam

proses bleaching Crude Palm Oil. Fakultas pertanian Universitas

Riau.Skripsi (tidak dipublikasikan)

Drs. H. Ibrahim Yacob M. MM. 1997. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta.

Aceh.

Febriani Rislima. 1984. Teknologi Pengolahan dan Analisa Finansial di Pabrik

Gula Sei Semayang, PT Perkebunan IX Medan. Institut Pertanian

Bogor. Skripsi (tidak dipublikasi)

Hendra. 2009. Evaluasi sifat fisiko-kimia minyak goreng yang digunakan oleh

pedagang makanan jajanan di kecamatan tampan, kota pekanbaru.


28

Fakultas petanian universitas Riau. Skripsi (tidak dipublikasikan)

Ir. Noble Pither. MS. 2003. Pedoman Penanganan Pasca Panen Jagung.

Jakarta. Departemen Pertanian.

Julianti Elisa, dkk. 2006. Teknologi Pengemasan. Departemen Teknologi

Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. Buku Ajar.

Kasmir dan Jakfar. 2004. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media. Jakarta.

Maryam. 2008. Pengaruh pupuk NPKMg dan Pupuk Kandang Ayam

terhadap Pertumbuhan Bibit Kelapa Sawit(Elaeis guineensis Jacq).

Fakultas Pertanian Universitas Riau. Skripsi. (tidak dipublikasikan)

Muhardis Syamdio.2009. Analisis Perbandingan Pendapatan Petani Sayur

Pola Swadaya Dengan Pola Binaan Cecom di Kelurahan Maharatu

Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru. Fakultas Pertanian

Universitas Riau. Skripsi (tidak dipublikasikan).

Putra Hendro. 2007. Pengaruh Pemberian beberapa Konsentrasi Urine Sapi

terhadap Pertumbuhan dan produksi Tanaman Jagung Manis (Zea

Mays Saccharata Sturt). Fakultas Pertanian Universitas Riau. Skripsi.

(tidak dipublikasikan).

Sari Yanita. 2009. Peran Agroindustri Skala Kecil Untuk Peningkatan

Pendapatan Masyarakat Kota Pekanbaru.Fakultas Pertanian Universitas

Riau. Skripsi (tidak dipublikasikan).

Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
29

Umar, Husein. 2003. Metode Riset dan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama
30

LAMPIRAN

Lampiran 1. Biodata Peneliti dan Usulan Biaya


a. Biodata Peneliti
Nama : Roki Sutrisno
NIM : 0706112346
Fak/Jurfcvc’ : Pertanian/ Teknologi Hasil Pertanian
Tempat/Tanggal Lahir : Teluk Kuantan/ 19 September 1988
Alamat : Jl. Bina Krida Panam KP (28293) Pekanbaru
No. Telp/Hp : 085271494981

b. Usulan Biaya
No Komponen Jumlah (Rp)
1 Biaya Operasional/Laboratorium Rp 1.400.000,-
2 Pengadaan Alat Rp1.437.000,-
3 Pengadaan Bahan Rp5.697.000,-
4 Laporan dan Penulisan Skripsi Rp 500.000,-
5 Evaluasi, Diseminasi dan Seminar Nasional Rp 500.000,-
Total Biaya Rp 9.534.000,-

Uraian Biaya
1. Biaya Operasional/Laboratorium

No Uraian Biaya Jumlah (Rp)


1 Honor Peneliti 300.000,-
2 Pembayaran Laboratorium 100.000,-
3 Konsumsi 150.000,-
4 Biaya analisis 500.000,-
3 Perjalanan Pengambilan Sampel 350.000,-
Jumlah Biaya (Rp) 1.400.000,-

2. Pengadaan alat dan bahan


- Alat
No Nama Peralatan Volume Biaya Satuan / Sewa (Rp) Jumlah
1 Erlenmeyer 6 (5x) 5.000,- 150.000,-
Gelas Piala 6 (5x) 5000 150000
31

Gelas Ukur 6 (5x) 5.000,- 150.000,-


Pipet Tetes 6 (5x) 5.000,- 150.000,-
Tisu 6 buah 5.000,- 100.000,-
Masker 5 buah 2000.- 10.000,-
Botol Spryer 1 buah 10.000,- 10.000,-
PH meter 1 buah (9x) 5.000,- 45.000,-
hot plate 2 buah 10.000,- 10.000,-
gelas piala 6 buah 5.000,- 30.000,-
pengaduk kaca 3 buah 5000 15000
(stirer)
pinset 5 buah 1000 5000
skalpel 2 buah 1000 2000
Timbangan 1 buah 20000 20000
analitik
ember 2 5000 10000
panci 5 2500 12500
wadah baskom 5 1500 7500
cetakan dari 6 15000 90000
bahan plastik
Plastik wrapping 1 gulung 200000 200000
Plastik kaca 1 gulung 150000 150000
Kain till 1 gulung 100000 100000
Thermometer 2 buah 10000 20000
Jumlah Biaya (Rp) 1437000,-

- Bahan
No Nama Bahan Volume Biaya Satuan (Rp) Jumlah
1 Garam (NaCl) 500 gr 30000 30000
2 Gula (sukrosa) 1 kg 12000 12000
2 Aquades 20 liter 2000 40000
3 NaOH (padat) 500 kg 1500000 1500000
4 minyak kelapa sawit (CPO) 30 liter 3000 90000
5 minyak jagung 20 liter 15000 300000
6 asam stearat (bubuk) 300 gr 1000 300000
7 Gliserin 1 kg 25000 25000
8 Etanol 95% 5 liter 400000 2000000
9 dietanolamida (DEA) 5 kg 200000 1000000
10 pewarna 200 gr 1000 200000
11 pewangi 200 gr 1000 200000
Jumlah Biaya (Rp) 5697000
32

3. Laporan dan Penulisan Skripsi


No Uraian Kegiatan Volume Biaya Satuan (Rp) Jumlah (Rp)
1 Pembuatan Proposal 5 buah 30.000,- 150.000,-
2 Ala-alat tulis 1 paket 50.000,- 50.000,-
3 Tinta Printer 3 buah 20.000,- 60.000,-
4 Kertas 4 Rim 30.000,- 120.000,-
5 Jilid Skripsi 6 buah 20.000,- 120.000,-
Jumlah Biaya (Rp) 500.000,-
4. Evaluasi diseminasi dan Seminar Nasional
No Keterangan Jumlah (Rp)
1 Evaluasi diseminasi dan Seminar Nasional 500.000,-
Jumlah Biaya (Rp) 500.000,-

5. Jumlah Total Anggaran


Jumlah (Rp) 9.534.000,-
Terbilang Sembilan Juta Lima Ratus Tiga Puluh Empat Ribu Rupiah
Lampiran 2. Formulir Uji Organoleptik

Formulir Uji Organoleptik


Nomor Penguji :
Nama :
Bahan yang diuji : Sabun Transparan
Pria/Wanita :
Tanggal Penguji :
Petunjuk : Ujilah produk ini dengan sebaik-baiknya dan berikan
penilain dengan memberikan skor 1 sampai 5 menurut
berikut:
Warna Skor Aroma Skor
Sangat suka 5 Sangat Beraroma 5
Suka 4 Beraroma 4
Biasa 3 Agak Beraroma 3
Tidak suka 2 Tidak Beraroma 2
Sangat Tidak suka 1 Sangat tidak Beraroma 1
Tekstur Tingkat Kesukaan Skor
kasar 5 Sangat Suka 5
agak kasar 4 Suka 4
Agak Halus 3 Agak Suka 3
halus 2 Tidak Suka 2
Sangat Halus 1 Sangat tidak Suka 1
Banyaknya Busa Skor Kemasan
33

Sangat berbusa 5 Sangat suka 1


berbusa 4 Suka 2
agak berbusa 3 Biasa 3
tidak berbusa 2 Tidak suka 4
sangat tidak berbusa 1 Sangat Tidak suka 5
34

Lampiran . Formulir Uji Organoleptik

Kode Karakteristik
Tingkat Banyaknya Kemasan
sampel Warna Aroma Tekstur
Kesukaan Busa
619

428

735

Berdasarkan penilaian secara umum, uraikan sabun transparan yang paling disukai
menurut kode
Rangking
Minyak CPO % +Kode
Minyak Jagung% +
1
Asam stearat
2
3

CatatanNaOH
: Pemanasan dan Pengadukan dengan suhu 70-800C
Berikan selang waktu pemakaian antar sampel 10 menit
 Gliserin
 Etanol
Pastikan tidak ada sisa busa sebelum pemakaian sampel selanjutnya
Pengadukan
 Uji dilakukan min terhadap telapak tangan0 dan lengan.
T = 70 C

Atas partisipasi dan bantuan anda, saya ucapkan terima kasih


Stock sabun

Lampiran 3.
Bagan Sukrosa
pembuatan Sabun Transparan (menurut Cognis, 2003)
Pengadukan
DEA
EDTA
Air Pencetakan

Sabun Transparan

Sabun Transparan
35
36

Lampiran 4. Bagan Penerimaan Panelis, Pengendalian Proses dan Analisis

Finansial Usaha Pembuatan Sabun Transparan

Persiapan bahan

Persiapan Alat

Pengolahan

Hasil

pengemaasan

Analisis

Penerimaan Panelis Analisis Finansial

5 Skala Hedonik pendapatan bersih(net earning)

penyusutan peralatan
Analisis Varians

pendapatan bersih(net earning)

Uji Lanjut jika H0


nilai tambah(added value)
ditolak

efisiensi usaha (effort efesiensi)


37

Lampiran 5. Gambar plastik wrapping


38

Lampiran 6.

Gambar contoh sabun transparan


39

Lampiran 7. Contoh cetakan

Anda mungkin juga menyukai