Isi
Isi
I. PENDAHULUAN
didukung oleh adanya industri yang tepat untuk mengolah bahan baku pertanian
menjadi produk baru yang mempunyai nilai tambah. Industri hasil pertanian
berbasis potensi hasil pertanian yang dimiliki suatu daerah, dalam hal ini
agroindustri berbasis kelapa sawit di Provinsi Riau adalah salah satu agroindustri
besar dapat dikelompokkan dalam agroindustri pangan dan non pangan. Sabun
transparan adalah salah satu jenis agroindustri non pangan berbasis minyak kelapa
sawit yang banyak dijumpai saat ini. Sabun transparan atau disebut juga sabun
gliserin adalah jenis sabun mandi yang dapat menghasilkan busa lebih lembut di
kulit dan penampakannya berkilau jika dibandingkan dengan jenis sabun yang
lain. Sabun jenis ini memiliki harga jual yang mahal dan hanya dapat dikonsumsi
Produk yang bermutu tidak terlepas dari penilaian konsumen atau panelis
terhadap daya terima yang biasanya diukur melalui penilaian organoleptik. Selain
itu, Usaha untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman juga melalui
kontaminasi dan sebagai faktor berfungsi sebagai iklan atau promosi untuk
menarik konsumen agar tertarik dan mau membeli produk yang kita hasilkan.
Jenis kemasan yang dapat digunakan untuk produk sabun transparan adalah jenis
bahan plastik. Jenis plastik yang digunakan adalah plastik yang elastis, transparan
dan bening , agar dapat memperlihatkan langsung warna sabun transparan yang
dikemas.
Prospek pendirian usaha sabun transparan sangat baik. Hal ini mengingat
produksi, tampilan sabun transparan yang menarik dan citranya sebagai sabun
exclusive (Hambali, dkk., 2005). Faktor pendukung lain dalam usaha sabun
transparan dalam penelitian ini adalah harapan untuk menjadi produk andalan
dampak positif tidak hanya bagi Laboratorium dan Fakultas Pertanian, juga dapat
Sabun Transparan”.
1.2. Tujuan
Riau
1.3. Hipotesa
bersifat jenuh atau tidak jenuh, panjang rantai berbeda-beda tetapi bukan siklik
atau bercabang. Pada umumnya asam lemak yang yang ditemukan di alam
atom genap. Asam-asam lemak ini dapat dibagi menjadi dua golongan, yaitu asam
lemak jenuh dan asam lemak tak jenuh. Penggolongan tersebut berdasarkan pada
Tiga jenis Oleokimia dasar yaitu asam lemak (fatty acid), alcohol lemak
(fatty alcohol), dan asam lemak metal ester (fatty acid methyl ester). Asam lemak
(fatty acid) dan asam lemak metal ester (fatty acid methyl ester) merupakan
oleokimia dasar yang sangat penting dalam industry oleokimia. Aasam lemak
digunakan sebagai bahan dasar sabun. Trigliserida rantai medium. Poliol ester,
Asam lemak jenuh mempunyai titik cair yang lebih tinggi daripada asam
lemak tidak jenuh. Campuran asam lemak yang berbentuk cairan difraksinasi
dengan mendinginkan pada suhu dimana bagian dari asam lemak jenuh
mengkristal dan asam lemak tidak jenuh tetap berbentuk cairan (ketaren, 1986).
Setiap jenis asam lemak memberikan sifat yang berbeda pada produk
sabun yang dihasilkan. Asam laurat dan palmitat dapat ditemukan pada minyak
kelapa dan minyak kelapa sawit, asam oleat dan stearat dapat ditemukan pada
minyak atau lemak hewani, dan memberikan sifat mengeraskan atau memadatkan
5
sabun dan menghasilkan busa yang stabil dan lembut (Cavitch, 2001). Pengaruh
jenis asam lemak terhadap sifat sabun yang dihasilkan disajkan pada table 1.
Table 1. pengaruh jenis asam lemak terhadap sifat sabun yang dihasilkan.
Sabun dengan sifat yang lengkap dan ideal dapat diperoleh dengan
melakukan pencampuran minyak atau lemak sehingga asam lemak pada campuran
69,6 0C dan titik didih (boiling point/B.P) 240 0C. titik didih dan titik leleh asam
stearat relative tinggi dibandingkan dengan asam lemak jenuh yang memiliki
atom karbon lebih sedikit dan relative lebih rendah dibandingkan dengan asam
Minyak kelapa sawit menurut Nurhida (2004) dalam Radius (2008), sama
seperti minyak nabati umumnya yaitu senyawa yang tidak larut dalam air,
Trigliserida. Senyawa non Trigliserida pada minyak kelapa sawit terdapat dalam
jumlah kecil. Yang termasuk senyawa non Trigliserida adalah antara lain :
bergetah (gum) serta zat-zat berwarna yang memberikan warna serta rasa dan bau
senyawa yang disebut dengan senyawa yang tak tersabunkan seperti tercantum
pada tabel 2.
Sifat fisio kimia minyak kelapa sawit meliputi warna, bau dan flavor,
kelarutan, titik didih, indeks bias, titik asap, titik nyala dan titik api. Warna
minyak ditentukan oleh adanya pigmen yang masih tersisa setelah proses
pemucatan, sedang asam-asam lemak dan gliserida tidak berwarna (ketaren, 1986
Warna pada minyak sawit merupakan salah satu faktor yang dapat
kurang disukai oleh konsumen. Menurut ketaren (1986) dalam Radius (2008), zat
warna dalam minyak kelapa sawit terdiri dari dua golongan yaitu :
Zat warna alamiah adalah yang terdapat dalam kelapa sawit, dan ikut
terekstrasi bersama minyak pada proses ekstrasi. Zat warna tersebut antara lain
mengandung zat warna seperti karoten dan turunannya yang memberikan warna
meskipun minyak dan lemak mempunyai struktur kimia yang sama, tetapi
8
memiliki keragaman yang besar dalam sifat-sifat fisikanya. Keragaman itu antara
lain:
1. Tidak larut dalam air. Hal ini disebabkan oleh adanya asam lemak berantai
3. Minyak dan lemak lebih rapat molekulnya dalam kondisi padat daripada
dalam keadaan cair. Berat jenis minyak akan lebih tinggi bila Trigliserida
mempunyai berat molekul yang rendah, dan berat jenis minyak akan menurun
4. Titik cair minyak tidak selalu tetap, hal ini disebabkan minyak merupakan
pakan, makanan, minuman, farmasi, kimia dan industri lainnya. Komposisi butir
Minyak (4,5%), Serat Kasar (3,5%) dan Mineral (2%). Sedangkan komposisi dari
setiap 100 kg Jagung pipil; didominasi 64-67 kg Pati, 27-30 bagian bungkil,
gluten, serat dan 3,5 kg minyak jagung, adapun sisa yang hilang atau terbuang
ternyata cukup banyak yaitu 12 - 25 kg. Dari berbagai produk hasil pengolahan
9
Jagung, Pati dan minyak jagung merupakan produk utama yang biasa dikonsumsi
jenuh” yang untuk sementara ini dianggap dapat mengurangi kolesterol tinggi.
jagung adalah bungkil dan onggok yang merupakan campuran bungkil germ,
gluten dan serat kasar sebagai bahan pakan ternak (Noble, dkk. 2003).
Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat dari minyak atau
hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah sabun mampu
mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan dan pakaian. Selain itu, pada
1982).
terdapat pada lemak atau minyak yang dipakai. Pengotor itu antara lain berupa
hasil samping hidrilis minyak atau lemak, protein, partikulat, vitamin, pigmen,
senyawa fosfat dan sterol. Selain itu, hasil degradasi minyak selama penyimpanan
akan mempengaruhi bau dan warna sabun. Salah satu kelemahan sabun adalah
pada air keras sabun akan mengendap sebagai lard. Air keras adalah air yang
Namun kelemahan ini bisa diatasi dengan menambahkan ion fosfat atau
karbonat sehingga ion-ion ini akan mengikat Ca dan Mg pembentuk garam. Untuk
memperoleh sabun yang berfungsi khusus, perlu ditambahkan zat aditif, antara
lain: asam lemak bebas, gliserol, pewarna, aroma, pengkelat dan antioksidan,
Sabun mandi merupakan garam logam alkali (Na) dengan asam lemak dan
minyak dari bahan alam yang disebut trigliserida. Lemak dan minyak mempunyai
dua jenis ikatan, yaitu ikatan jenuh dan ikatan tak jenuh dengan atom karbon 8-12
yang diberikatan ester dengan gliserin. Secara umum, reaksi antara kaustik dengan
yaitu:
2. Toilet soap; yang digunakan untuk mandi dan perawatan kulit, termasuk
3. Textile soap, yang digunakan untuk pada proses scouring textile, proses
degumming sutera.
Bahan sabun dibuat dari lemak (hewan), minyak (nabati) atau asam lemak
(fatty acid) yang direaksikan dengan basa anorganik yang bersifat water soluble,
biasanya digunakan caustic soda/soda api (NaOH) atau KOH (kalium hidroksida)
juga alternatif yang sering juga dipakai, tergantung spesifik sabun yang
11
diinginkan. Sabun hasil reaksi dengan sodium hidroksida (NaOH) biasanya lebih
yang berbeda. Minyak dengan kandungan asam lemak rantai pendek dan ikatan
tak jenuh akan menghasilkan sabun cair. Sedangkan rantai panjang dan jenuh
wadah utama atau wadah yang langsung berhubungan dengan bahan pangan dan
wadah kedua atau wadah yang tidak langsung berhubungan dengan bahan pangan.
Wadah utama harus bersifat non toksik dan inert sehingga tidak terjadi reaksi
kimia yang dapat menyebabkan perubahan warna, flavour dan perubahan lainnya.
dan gas, melindungi makanan dari sinar matahari, tahan terhadap tekanan atau
Bahan pembuat plastik dari minyak dan gas sebagai sumber alami, dalam
Stretch Film atau Plastik Wrapping adalah bahan plastik LDPE yang
sangat fleksibel dengan kekuatan rendah, biasa digunakan untuk wrapping barang-
(http://www.delkomaspackaging.com).
Plastik transparan atau juga disebut plastic polipropilen adalah salah satu
plastic yang sangat baik bagi tubuh manusia, plastik ini dapat menahan bahan
kimia walaupun dipanaskan dalam suhu tinggi. Bentuk plastic yang transparan
membuat benda yang dikemas dapat terlihat dari luar. Biasa nya plastik ini juga
garam, roti dan lain-lain. Kelemahan plastik adalah lebih mudah sobek, jadi harus
ditemukannya plastik dan aluminium foil. Saat ini kemasan kertas masih banyak
digunakan dan mampu bersaing dengan kemasan lain seperti plastik dan logam
karena harganya yang murah, mudah diperoleh dan penggunaannya yang luas.
Selain sebagai kemasan, kertas juga berfungsi sebagai media komunikator dan
media cetak. Kelemahan kemasan kertas untuk mengemas bahan pangan adalah
13
sifanya yang sensitif terhadap air dan mudah dipengaruhi oleh kelembaban udara
dan perlakuan tambahan pada proses pembuatannya. Kemasan kertas dapat berupa
kemasan fleksibel atau kemasan kaku. Beberapa jenis kertas yang dapat
digunakan sebagai kemasan fleksibel adalah kertas kraft, kertas tahan lemak
(grease proof). Glassin dan kertas lilin (waxed paper) atau kertas yang dibuat dari
bentuk karton, kotak, kaleng fiber, drum, cawan-cawan yang tahan air, kemasan
tetrahedral dan lain-lain, yang dapat dibuat dari paper board, kertas laminasi,
corrugated board dan berbagai jenis board dari kertas khusus. Wadah kertas
biasanya dibungkus lagi dengan bahan-bahan kemasan lain seperti plastik dan foil
logam yang lebih bersifat protektif. Karakteristik kertas didasarkan pada berat
atau ketebalannya. Berdasarkan berat maka kertas dapat dinyatakan dalam berat
(lb)/3000 ft2 atau yang disebut dengan rim. Di USA banyaknya rim standard
untuk kertas kemasan adalah 500 lembar dengan ukuran 24 x 36 inchi (61 x 91.5
cm). Di Eropa, Jepang dan negara-negara lainnya ukuran yang lebih umum adalah
lb/rim – 90 lb/rim (30 g/m2 – 150 g/m2), sedangkan untuk corrugated board
Kertas glasin dan kertas tahan minyak dibuat dengan cara memperpanjang
Kedua jenis kertas ini mempunyai permukaan seperti gelas dan transparan,
mempunyai daya tahan yang tinggi terhadap lemak, oli dan minyak, tidak tahan
terhadap air walaupun permukaan dilapisi dengan bahan tahan air seperti lak dan
mentega, margarine, biskuit yang berkadar lemak tinggi, keju, ikan (basah, kering
atau digoreng), daging (segar, kering, diasap atau dimasak), hasil ternak lain, the
2. mempunyai kekuatan basah (wet strength) yang baik walaupun dalam air
mendidih
6. tidak mempunyai daya hambat yang baik terhadap gas, kecuali jika
Kertas lilin adalah kertas yang dilapisi dengan lilin yang bahan dasarnya
adalah lilin parafin dengan titik cair 46-74°C dan dicampur polietilen (titik cair
100-124°C) atau petrolatum (titik cair 40-52°C). Kertas ini dapat menghambat air,
tahan terhadap minyak/oli dan daya rekat panasnya baik. Kertas lilin digunakan
15
studi kelayak bisnis ini merupakan penetapan layak atau tidaknya suatu usaha.
Dengan kata lain, studi kelayakan bisnis harus dapat memutuskan apakah suatu
gagasan usaha perlu diteruskan atau tidak. Sutu gagasan usaha dapat dikatakan
tidak layak jika social costs-nya lebih tinggi dari social benefits-nya, sekalipun
financial benefits-nya lebih besar dari financial costs-nya. (Alex dan Umar,
2004).
Untuk memutuskan layak atau tidaknya suatu gagasan usaha, perlu perlu
pula dipertimbangkan aspek keuangan. Suatu studi kelayakan akan sulit dipercaya
bila gagasan usaha itu tidak di dukung oleh modal yang cukup.
tahapan pertama yang harus dikerjakan. Produk yang dibuat haruslah berpotensi
untuk laku dijual dan menguntungkan. Oleh karena itu, penelitian dilakukan
manusia tetapi produk tersebut belum ada, dan untuk mengganti produk yang
sudah ada dengan produk lain yang mempunyai nilai lebih. Sedangkan mengenai
kebutuhan pasar, hasil penelitian yang diharapakan adalah bahwa produk yang
akan dihasilkan dapat dijual dipasar yang cukup sehat ( permintaan yang cukup
yang terjadi selama usaha dijalankan. Cash flow menggambarkan berapa uang
yang masuk (cash in) dan berapa uang yang keluar (cash out) serta jenis-jenis
Uang masuk dapat berupa pinjaman dari lembaga keuangan atau hibah
dari pihak tertentu. Uang masuk juga dapat diperoleh dari penghasilan atau
pendapatan yang diperoleh dari yang berhubungan langsung dengan usaha yang
sedang dijalankan seperti penjualan. Uang masuk dapat pula berasal dari
dalam suatu periode, baik yang langsung berhubungan dengan usaha yang yang
dijalankan, maupun tidak ada hubungan sama sekali dengan usaha utama. Uang
hutang dan bunga pinjaman, biaya produksi, biaya tenaga kerja. Biaya pemasaran
Dalam cash flow, semua data pendapatan yang diterima dan biaya yang
dan biaya yang akan diperoleh dan berapa besarnya biaya yang harus dikeluarkan
dalam suatu periode. Kemudian jenis-jenis pendapatan dan biaya apa saja yang
dikeluarkan serta serta berapa besar pendapatan yang diperoleh dan biaya yang
dikeluarkan setiap pos. Jadi arus kas adalah jumlah uang yang masuk dan keluar
tersebut.
menentukan apakah suatu usaha layak atau tidak untuk dijalankan ditinjau dari
usaha adalah:
Penelitian ini direncanakan berlangsung selama 3 (tiga) bulan yaitu pada bulan
Alat-alat yang digunakan dalam proses pembuatan sabun adalah hot plate,
gelas piala, pengaduk kaca, ember, panci, dan wadah baskom. Untuk mencetak
Bahan baku sabun transparan adalah minyak kelapa sawit, minyak jagung,
asam stearat, NaOH, gliserin, etanol, sukrosa, dietanolamida (DEA), NaCl, air,
Usaha untuk menghasilkan produk yang bermutu dan aman salah satunya
produk.
Bahan baku sabun transparan adalah minyak kelapa sawit, minyak jagung,
asam stearat, NaOH, gliserin, etanol, sukrosa, dietanolamida (DEA), NaCl, air,
20
pewarna dan pewangi. Penetapan spesifikasi bahan baku ini bertujuan agar sabun
dalam penelitian ini didasarkan pada hasil penelitian terdahulu yang dilakukan
plastik dan kemasan kertas. Kemasan plastik ada dua jenis yaitu kemasan plastik
wrapping dan kemasan plastik kaca, sedangkan kemasan kertas yang dipakai
mengetahui komposisi sabun dan kegunaan sabun. Pemberian kemasan juga salah
Kemasan Sabun
didasarkan pada hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kusumah (2004)
(Tabel 3).
21
hedonik Soekarto (1992), dimana skala dengan urutan nilai dari 1-5. Uji ini
organoleptik ini dilakukan oleh 20 panelis semi terlatih. Panelis diminta untuk
menilai mutu komoditas hasil pertanian makanan. Penilaian ini banyak disenangi
karena dapat dilaksanakan dengan cepat dan langsung. Pada penilaian ini uji
organoleptik yang digunakan yaitu uji hedonik yang bertujuan untuk mengetahui
Ket: *) Minyak nabati yang digunakan adalah minyak kelapa sawit dan minyak
menggunakan Present Value yang telah didiscount dari pada arus benefit dan
(capital outlays) selama umur investasi. Selisih antara nilai kedua PV tersebutlah
Untuk menghitung NPV, terlebih dahulu kita harus tahu berapa PV kas
bersihnya. PV kas bersih dapat dicari dengan cara membuat dan menghitung dari
sebagai berikut:
NPV = - I0
• Jika NPV = 0, maka kegiatan usaha yang dikelola berada pada titik impas
23
Metode ini digunakan untuk mencari tingkat bunga yang menyamakan nilai
sekarang dari arus kas yang diharapkan di masa datang, atau penerimaan kas,
dimana:
i = merupakan Social Opportunity Cost of Capital (SOCC)
(i2 – i1) = merupakan selisih antara Social Compounding Rate
tertinggi
dengan terendah
NPV1 - NPV2 = merupakan selisih antara NPV tertinggi dengan terendah
• Jika IRR > SOCC maka kegiatan usaha yang dikelola profitable
• Jika IRR < SOCC maka kegiatan usaha yang dikelola unprofitable
• Jika IRR = SOCC maka kegiatan usaha berada pada titik impas
Menurut (Umar, 2005) analisis pulang pokok adalah suatu alat analisis
kegiatan usaha, seperti luas produksi atau tingakat produksi yang dilaksanakan,
perusahaan (total revenue) yang disingkat TR adalah sama dengan biaya yang
penjumlahan dari biaya tetap dan biaya variablenya, sehingga rumus pulang
24
TR = TC atau Q . P = a + b . X
Jika di analisis lebih lanjut dalam rangka mencari jumlah yang diproduksi
untuk mencapai titik impas, turunan persamaan diatas dapt dilanjutkan menjadi:
Q.P=a+b.X
Q.P–b.X=a
X (P – b) = a
X=
Jika yang akan dicari adalah total harga agar mencapai titik impas, maka
X.P=
aliran kas, dengan kata lain payback period merupakan rasio antara initial cash
Selanjutnya nilai rasio ini dibandingkan dengan maximum payback period yang
dapat diterima.
25
Payback Period :
Net benefit cost merupakan rasio aktivitas dari jumlah nilai sekarang
dimana :
• Jika Net B/C Ratio > 1 maka kegiatan usaha yang dikelola profitable
• Jika Net B/C Ratio > 1 maka kegiatan usaha yang dikelola unprofitable
• Jika Net B/C Ratio > 1 maka kegiatan usaha berada pada titik impas
lemak, yaitu asam stearat dan minyak nabati, dengan fraksi alkali yaitu NaOH
untuk membentuk stok sabun. Setelah stok sabun terbentuk, kedalam adonan
ditambahkan bahan-bahan lain yaitu gliserin, alkohol, NaCl, sukrosa, DEA, air,
pewarna dan pewangi. Adonan kemudian diaduk secara konstan pada suhu 70 –
26
80 0C, hingga semua bahan tercampur dengan sempurna dan adonan terlihat
Tutup dengan plastik agar adonan tidak terkena udara luar. Hal ini dilakukan
untuk mencegah timbulnya kerak putih (soda ash) yang tidak merusak sabun,
tetap mengurangi dari segi estetika. Setelah sabun mengeras sabun dikelurkan dari
cetakan dan bisa dikemas. Digram alir pembuatan sabun transparan dapat dilihat
pada lampiran 5.
27
DAFTAR PUSTAKA
Desember 2010
2010.
Dachi Kharisman Radius. 2008. Variasi jenis dan konsentrasi adsorben dalam
Drs. H. Ibrahim Yacob M. MM. 1997. Studi Kelayakan Bisnis. Rineka Cipta.
Aceh.
Hendra. 2009. Evaluasi sifat fisiko-kimia minyak goreng yang digunakan oleh
Ir. Noble Pither. MS. 2003. Pedoman Penanganan Pasca Panen Jagung.
Kasmir dan Jakfar. 2004. Studi Kelayakan Bisnis. Prenada Media. Jakarta.
(tidak dipublikasikan).
Umar, Husein. 2005. Studi Kelayakan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta
29
Umar, Husein. 2003. Metode Riset dan Bisnis. Gramedia Pustaka Utama
30
LAMPIRAN
b. Usulan Biaya
No Komponen Jumlah (Rp)
1 Biaya Operasional/Laboratorium Rp 1.400.000,-
2 Pengadaan Alat Rp1.437.000,-
3 Pengadaan Bahan Rp5.697.000,-
4 Laporan dan Penulisan Skripsi Rp 500.000,-
5 Evaluasi, Diseminasi dan Seminar Nasional Rp 500.000,-
Total Biaya Rp 9.534.000,-
Uraian Biaya
1. Biaya Operasional/Laboratorium
- Bahan
No Nama Bahan Volume Biaya Satuan (Rp) Jumlah
1 Garam (NaCl) 500 gr 30000 30000
2 Gula (sukrosa) 1 kg 12000 12000
2 Aquades 20 liter 2000 40000
3 NaOH (padat) 500 kg 1500000 1500000
4 minyak kelapa sawit (CPO) 30 liter 3000 90000
5 minyak jagung 20 liter 15000 300000
6 asam stearat (bubuk) 300 gr 1000 300000
7 Gliserin 1 kg 25000 25000
8 Etanol 95% 5 liter 400000 2000000
9 dietanolamida (DEA) 5 kg 200000 1000000
10 pewarna 200 gr 1000 200000
11 pewangi 200 gr 1000 200000
Jumlah Biaya (Rp) 5697000
32
Kode Karakteristik
Tingkat Banyaknya Kemasan
sampel Warna Aroma Tekstur
Kesukaan Busa
619
428
735
Berdasarkan penilaian secara umum, uraikan sabun transparan yang paling disukai
menurut kode
Rangking
Minyak CPO % +Kode
Minyak Jagung% +
1
Asam stearat
2
3
CatatanNaOH
: Pemanasan dan Pengadukan dengan suhu 70-800C
Berikan selang waktu pemakaian antar sampel 10 menit
Gliserin
Etanol
Pastikan tidak ada sisa busa sebelum pemakaian sampel selanjutnya
Pengadukan
Uji dilakukan min terhadap telapak tangan0 dan lengan.
T = 70 C
Lampiran 3.
Bagan Sukrosa
pembuatan Sabun Transparan (menurut Cognis, 2003)
Pengadukan
DEA
EDTA
Air Pencetakan
Sabun Transparan
Sabun Transparan
35
36
Persiapan bahan
Persiapan Alat
Pengolahan
Hasil
pengemaasan
Analisis
penyusutan peralatan
Analisis Varians
Lampiran 6.