Berlo mengungkapkan unsur komunikasi terdiri dari 4 hal: sumber (source), pesan
(message), saluran (channel) dan penerima (receiver). Berlo menambahkan satu
unsur (channel) dari apa yang dikatakan Aristoteles. Saluran yang dimaksud oleh
Berlo adalah melalui mana suatu pesan komunikasi dapat diterim oleh receiver. Ia
menunjuk tentang panca indera penerima pesan (penglihatan, pendengaran, indera
pembau, paraba dan perasa).
6. Pengertian Advokasi
Istilah advokasi lekat sekali dalam profesi hukum, menurut bahasa Belanda,
advokasi itu berasal dari kata advocaat atau advocaateur yaitu pengacara atau
pembela. Dalam bahasa Inggris, advokasi yaitu berasal dari kata to advocate yang
artinya membela.
Advokasi merupakan upaya atau proses yang strategis dan terencana untuk
mendapatkan komitmen dan dukungan dari pihak-pihak yang terkait (stakeholders).
WHO (1989) di kutip dalam UNFPA dan BKKBN (2002) menggunkan “advocacy is
a combination on individual and social action design to gain political commitment,
policy support, social acceptance and systems support for particular health goal or
programme”. (Heri D. J. Maulana, 2009)
Dalam konsep pemberdayaan masyarakat dikalangan bawah, advokasi tidak
hanya membela atau mendampingi masyarakat bawah, melainkan pula bersama-sama
melakukan upaya-upaya perubahan sosial secara sistematis dan strategis.
Advokasi mudah sekali dilakukan, asalkan saja advokasi harus terorganisir
dengan baik, dan jelas pembagian kerjanya, tak hanya itu saja bila kita siap ber-
advokasi maka harus siap pula menanggung resiko yang ada karena setiap advokasi
selalu ada yang menjadi korban, maksudnya korban disini ialah orang yang terkena
masalah.
Jadi advokasi adalah kombinasi kegiatan individu dan sosial yang dirancang
untuk memperoleh komitmen, dukungan kebijakan, penerimaan sosial dan sistem
yang mendukung tujuan atau program kesehatan tertentu.
7. Menurut departemen kesehatan RI (2007) tujuan advokasi adalah :
a. Tujuan umum
Diperolehnya komitmen dan dukungan dalam upaya kesehatan, baik
berupa kebijakan, tenaga, dana, sarana, kemudahan, keikut sertaan, dalam
kegiatan, maupun berbagai bentuk lainya sesuai keadaan dan usaha.
b. Tujuan khusus
1) Adanya pengenalan atau kesadaran.
2) Adanya ketertarikan atau peminatan atau tanpa penolakan.
3) Adanya kemauan atau kepedulian atau kesanggupan untuk membantu dan
menerima perubahan.
4) Adanya tindakan/ perbuatan/kegiatan yang nyata (yang diperlukan).
5) Adanya kelanjutan kegiatan(kesinambungan kegiatan).
6. Bentuk-bentuk Kegiatan Advokasi Menurut Sasaran.
7. Sasaran
Sasaran advokasi meliputi sasaran kepada perorangan dan kepadasasaran publik
(masyarakat). Sasaran perorangan dapat dilakukan melaluikomunikasi interpersonal
sedangkan untuk sasaran publik dilakukan melaluimedia massa dan kampanye.
Sasaran menurut jenjang administrasi adalah :
1. Pengambilan kebijakan di tingkat pusat seperti : DPR (komisi
7),parpol,Menteri Dirjen departemen terkait,BAPPENAS, Lembaga
Donor(WHO, World Bank, UNICEF, ADB), organisasi profesi, LSM
Nasional danInternasional.
2. Pengambilan kebijakan di tingkat daerah/Propinsi seperti: DPRD
(KomisiE), parpol, BAPPEDA, Gubernur dan asisten
kesejahteraanrakyat,Ka.Din.Kes Tkt I, Lembaga donor, organisasi
profesi, LSMinternasional, nasional dan propinsi.
3. Pengambil kebijakan di tingkat Kabupaten dan Kota seperti :
DPRDKabupaten/Kota/Komisi E, parpol BAPPEDA, Bupati/Walikota
dan BaganKesejahteraan rakyat, Ka.Din.Kes Tkt I, Lembaga donor,
organisasiprofesi, LSM, Institusi pendidikan, Institusi Kesehatan dan Non
Kesehatan,Lembaga swasta /industri (tempat umum dan tempat kerja)
8. Prinsip Advokasi
Beberapa prinsip prinsip dibawah ini bisa dijadikan pedoman dalam melakukan
advokasi, yaitu sebagai berikut:
a. Realitas
Memilih isu dan agenda yang realistis, jangan buang waktu kita untuk
sesuatu yang tidak mungkin tercapai.
b. Sistematis
Advokasi memerlukan perencanaan yang akurat, kemas informasi
semenarik mungkin dan libatkan media yang efektif.
c. Taktis
Advokasi tidak mungkin bekerja sendiri, jalin koalisi dan aliansi terhadap
sekutu. Sekutu dibangun berdasarkan kesamaan kepentingan dan saling
percaya.
d. Strategis
Kita dapat melakukan perubahan-perubahan untuk masyarakat dengan
membuat strategis jitu agar advokasi berjalan dengan sukses.
e. Berani
Jadikan isu dan strategis sebagai motor gerakan dan tetaplah berpijak pada
agenda bersama.
9. Etika Advokasi
a. Mulai dengan sisi yang positif dari sasaran, minsalnya perhatian yangditunjukan
kepada sasaran di bidang kesehatan yang merupakanprogram unggulan.
b. Mau kompromi, sabar dan tegar serta tidak menyalahkan sasaran.
c. Pusatkan pada pesan pokok dengan bahasa yang menggugah.
d. Kemukakan hai-hal baru yang relavan dengan materi sasaran.
10. Kendala dalam Advokasi
a. Para pembuat kebijakan masih belum mempunyai persepsi yang samaterhadap
promosi kesehatan dan paradigma sehat.
b. Penyelenggara kesehatan masih mementingkan budaya kuratif.
c. Masih adanya budaya ketergantungan masyarakat terhadap petugasdalam upaya
kesehatan.
11. Indikator Keberhasilan Advokasi
Untuk mengukur keberhasilan advokasi dapat dilihat adanyatanggapan/respon
para individu dan publik dalam bentuk :
a. Adanya peraturan, surat keputusan, surat edaran, instruksi, himbauantentang
pentingnya program PHBS.
b. Adanya anggaran dari APBD II atau sumber lain yang rutin dan dinamisuntuk
pelaksanaan PHBS.
c. Adanya jadwal koordinasi dan pemantauan pelakanaan PHBS.
d. Kemampuan pengambil keputusan dalam menjelaskan PHBS dalamsetiap
kegiatan.
e. Terbentuknya dan berfungsinya kelompok kerja PHBS.
Daftar Pustaka
Effendy, Onong Uchyana. 1995. Ilmu Komunikasi: Teori dan Praktek. Penerbit PT Remaja:
Bandung.
http://repository.umy.ac.id/bitstream/handle/123456789/13644/BUKU-SEMUA%20BAB.pdf?
sequence=1&isAllowed=y
https://www.academia.edu/36356244/MAKALAH_PROMOSI_KESEHATAN