Anda di halaman 1dari 6

Nama : Achmad Dandi Rafki

NIM : 18542010497

Prodi : Agribisnis

Semester : V (Lima)

ILMU USAHA TANI

Ringkasan BAB I

1. Definisi Usaha Tani dan Ilmu Usaha Tani

Dari beberapa pendapat para ahli dapat disimpulkan bahwa Ilmu usahatani adalah ilmu terapan
yang membahas atau mempelajari bagaimana menggunakan sumberdaya secara efisien dan efektif
pada suatu usaha pertanian agar diperoleh hasil maksimal. Sumber daya itu adalah lahan, tenaga
kerja, modal dan manajemen.

2. Gambaran Usaha Tani di Indonesia

Di Indonesia, usahatani dikategorikan sebagai usahatani kecil karena mempunyai ciri-ciri sebagai
berikut :

1) Berusahatani dalam lingkungan tekanan penduduk lokal yang meningkat


2) Mempunyai sumberdaya terbatas sehingga menciptakan tingkat hidup yang rendah
3) Bergantung seluruhnya atau sebagian kepada produksi yang subsisten
4) Kurang memperoleh pelayanan kesehatan, pendidikan dan pelayanan lainnya Usahatani tersebut
masih dilakukan oleh petani kecil, maka telah disepakati batasan petani kecil (Soekartawi, 1986).

Pada seminar petani kecil di Jakarta pada tahun 1979, menetapkan bahwa petani kecil
didefinisikan sebagai berikut :

1) Petani yang pendapatannya rendah, yaitu kurang dari setara 240 kg beras per kapita per tahun b.
Petani yang memiliki lahan sempit, yaitu lebih kecil dari 0,25 ha lahan sawah untuk di P.Jawa
atau 0,5 ha di luar P.Jawa. Bila petani tersebut juga memiliki lahan tegal maka luasnya 0,5 ha di
P. Jawa dan 1,0 ha di luar P.Jawa.
2) Petani yang kekurangan modal dan memiliki tabungan yang terbatas.
3) Petani yang memiliki pengetahuan terbatas dan kurang dinamis.
Kesulitan utama dalam menganalisis perekonomian rumah tangga tani di negara berkembang
seperti Indonesia karena, Sifat dwifungsinya : produksi dan konsumsi yang kadang tidak
terpisahkan, serta kuatnya peranan desa sebagai unit organisasi sosial dan perekonomian.
Dari segi otonomi, ciri yang sangat penting pada petani kecil adalah terbatasnya sumberdaya
dasar tempat petani tersebut berusahatani. Pada umumnya mereka hanya menguasai sebidang
lahan kecil, disertai dengan ketidak pastian dalam pengelolaannya. Lahannya sering tidak subur
dan terpencar-pencar dalam beberapa petak.
Mereka sering terjerat hutang dan tidak terjangkau oleh lembaga kredit dan sarana produksi.
Bersamaan dengan itu, mereka menghadapi pasar dan harga yang tidak stabil, mereka tidak cukup
informasi dan modal.
Dengan melihat ciri-ciri petani kecil di atas, mempelajari usahatani merupakan salah satu cara
untuk melihat, menafsirkan, menganalisa, memikirkan dan berbuat sesuatu (penyuluhan,
penelitian, kunjungan, kebijakan dll) untuk keluarga tani dan penduduk desa yang lain sehingga
dapat meningkatkan kesejahteraan petani dan keluarganya.

Kaitan Usaha Tani dan Agribisnis

Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan usaha yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata
rantai pengadaan saprodi, produksi, pengolahan hasil dan pemasaran dihasilkan usahataniatau hasil
olahannya.

3. Klasifikasi Usaha Tani


1. Pola Usaha Tani
Terdapat dua macam pola usahatani, yaitu lahan basah atau sawah lahan kering. Ada beberapa
sawah yang irigasinya dipengaruhi oleh sifat pengairannya, yaitu :
a) Sawah dengan pengairan tehnis
b) Sawah dengan pengairan setengah tehnis
c) Sawah dengan pengairan sederhana
d) Sawah dengan pengairan tadah hujan
e) Sawah pasang surut, umumnya di muara sungai
2. Tipe Usaha Tani
Tipe usahatani menunjukkan klasifikasi tanaman yang didasarkan pada macam dan cara
penyusunan tanaman yang diusahakan.
a. Macam tipe usahatani :
• Usahatani padi
• Usahatani palawija (serealia, umbi-umbian, jagung)

b. Pola Tanam :
• Usahatani Monokultur: satu jenis tanaman sayuran yang ditanam 6 Pendahuluan pada
suatu lahan. Pola ini tidak memperkenankan adanya jenis tanaman lain pada lahan yang
sama. Jadi bila menanam cabai, hanya cabai saja yang ditanam di lahan tersebut. Pola
tanam monokultur banyak dilakukan petani sayuran yang memiliki lahan khusus.
• Usahatani Campuran/tumpangsari Pola tanam tumpangsari merupakan penanaman
campuran dari dua atau lebih jenis sayuran dalam suatu luasan lahan. Jenis sayuran yang
digabung bisa banyak variasinya. Pola tanam ini sebagai upaya memanfaatkan lahan
semaksimal mungkin.Tumpangsari juga dapat dilakukan di ladang-ladang padi atau jagung,
maupun pematang sawah. Pola tanam tumpangsari bisa diterapkan untuk tanaman semusim
yang umurnya tidak jauh berbeda dengan tanaman berumur panjang yang nantinya menjadi
tanaman pokok.
• Usahatani bergilir/tumpang gilir

c. Struktur Usaha Tani


Struktur usahatani menunjukkan bagaimana suatu komoditi diusahakan. Cara
pengusahaan dapat dilakukan secara khusus (1 lokasi), tidak khusus (berganti-ganti lahan
atau varietas tanaman) dan campuran (2 jenis atau lebih varietas tanaman, misal
tumpangsari dan tumpang gilir)
Pemilihan khusus atau tidak khusus ditentukan oleh:
• Kondisi lahan
• Musim/iklim setempat
• Pengairan
• Kemiringan lahan
• Kedalaman lahan
Pemilihan khusus dilakukan berdasarkan keadaan tanah yang menyangkut kelangsungan
produksi dan pertimbangan keuntungan. Pemilihan tidak khusus dilakukan oleh petani
karena dipaksa oleh keadaan lahan yang dimiliki.

d. Corak Usaha Tani


Corak usahatani berdasarkan tingkatan hasil pengelolaan usahatani yang ditentukan
oleh berbagai ukuran/kriteria, antara lain :
a) Nilai umum, sikap dan motivasi
b) Tujuan produksi
c) Pengambilan keputusan
d) Tingkat teknologi
e) Derajat komersialisasi dari produksi usahatani
f) Derajat komersialisasi dari input usahatani
g) Proporsi penggunaan faktor produksi dan tingkat keuntungan
h) Pendayagunaan lembaga pelayanan pertanian setempat
i) Tersedianya sumber yang sudah digunakan dalam usahatani
j) Tingkat dan keadaan sumbangan pertanian dalam keseluruhan tingkat ekonomi

e. Bentuk Usaha Tani


Bentuk usahatanidi bedakan atas penguasaan faktor produksi oleh petani, yaitu:
a) Perorangan
Faktor produksi dimiliki atau dikuasai oleh seseorang, maka hasilnya juga akan
ditentukan oleh seseorang.
b) Kooperatif
Faktor produksi dimiliki secara bersama, maka hasilnya digunakan dibagi berdasar
kontribusi dari pencurahan faktor yang lain.

4. Pertanian Rakyat dan Perusahaan Pertanian


Di Indonesia, dikenal istilah perusahaan pertanian dan pertanian rakyat. Perbedaan pokok antara
keduanya, antara lain :
1) Pertanian rakyat adalah suatu sistem pertanian yang dikelola oleh rakyat pada lahan/tanah
garapan seseorang untuk memenuhi kebutuhan makanan/ pangan dalam negeri. Ciri-ciri
pertanian rakyat adapun :
a) Modal Kecil Pada umumnya masyarakat pedesaan yang menjadi petani rakyat hidup
dalam keadaan miskin. Dengan demikian modal yang dimiliki pun sedikit yang
mengakibatkan, peralatan dan perlengkapan yang digunakan masih tergolong sederhana,
akibat dengan modal dan teknologi rendah itu menghasilkan hasil pertanian yang rendah
pula.
b) Sistem dan Cara Pengolahan Lahan yang Sederhana Akibat keterbatasan modal, maka
sistem yang digunakan untuk Ir. Agustina Shinta, M.P. 9 bercocok tanam pun juga
menjadi sederhana. Dengan modal yang besar pada umumnya akan dapat menerapkan
teknologi tinggi untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas hasil panen.
c) Tanaman yang Ditanam Adalah Tanaman Pangan Petani rakyat pada umumnya menanam
tumbuhan yang dapat dijadikan bahan pangan. Hal ini disebabkan oleh kondisi ekonomi
para petani yang secara umum dibawah garis kemiskinan. Tanaman yang ditanam pun
merupakan tanaman pangan sehari-hari agar jika tidak laku terjual dapat dikonsumsi atau
dimakan sendiri.
d) Tidak Memiliki Sistem Administrasi yang Baik Para petani Indonesia pada mulanya
bekerja sendiri-sendiri tanpa membuat perkumpulan petani. Dengan diperkenalkannya
sistem koperasi, maka pertanian di Indonesia dapat melangkah kearah yang lebih baik.
Koperasi merupakan organisasi badan hukum yang didirikan dengan tujuan
mensejahterakan anggota-anggotannya.
2. Perusahaan Pertanian adalah karakter pertanian yang menggunakan sistem secara lebih luas
dan terbuka untuk meningkatkan hasil produk pertanian. Perusahaan kolektif pertanian
Rakyat dan perusahaan pertanian Negara yang berbentuk perkebunan-perkebunan Negara
adalah dasar perekonomian pertanian sosialis.

Ciri-ciri perusahaan pertanian adalah :

1. Pemakaian seluas-luasnya alat-alat pertanian yang terbaru serta hasil-hasil ilmu


pengetahuan pertanian yang termaju.
2. Penggunaan cara penanaman yang sebaik-baiknya dengan mengutamakan penanaman
bahan-bahan makanan, sayur-mayur, 10 Pendahuluan dan tanaman perkebunan yang
seluas-luasnya.
3. pemakaian pupuk buatan dan pupuk organik.
4. Pembukaan tanah-tanah yang masih kosong, pengeringan rawarawa dan sebagainya.
5. Mekanisasi dan otomatisasi produksi yang baik. Mekanisme berarti pengganti tenaga
kerja manusia dengan tenaga mesin. Adalah suatu keharusan keekonomian dalam
sosialisme untuk menjalankan mekanisasi dengan konsekuen dalam proses produksi.
Kenaikan produksi yang cepat dan tepat hanya dapat dijamin dengan penyempurnaan
teknik yang teratur dan mekanisasi proses kerja dalam segala lapangan perekonomian.
6. Terdapat elektrifikasi Perekonomian Rakyat yaitu perombakan semua cabang
perekonomian sampai kepada produksi besar dengan menggunakan mesin dan
menjalankan mekanisasi dalam proses produksi yang konsekuen, rapat sekali
hubungannya dengan elektrifikasi (penggunaan tenaga listrik)
7. Penggunaan seluas-luasnya ilmu kimia dalam produksi. Kemajuan teknik modern juga
tampak pada senantiasa adanya kemajuan dalam ilmu kimia dan penggunaan cara bekerja
menurut ilmu kimia. Cara bekerja menurut ilmu kimia mempercepat proses produksi,
menjamin terpakainya bahan-bahan mentah dengan sebaik-baiknya dan membuka
kesempatan untuk menemukan bahan-bahan dan jenis meteriil baru.

Anda mungkin juga menyukai