Anda di halaman 1dari 11

GEOLOGI DAERAH KARANGSARI DAN SEKITARNYA

KECAMATAN CIPONGKOR KABUPATEN BANDUNG BARAT


PROVINSI JAWA BARAT
Oleh:

Felia Ayudita 1), Singgih Irianto TH 2), Mohammad Syaiful 3)

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kondisi geologi Daerah Karangsari dan sekitarnya,
Kecamatan Cipongkor, Kabupaten Bandung Barat, Provinsi Jawa Barat. Penelitian mencakup
geomorfologi, stratigrafi, struktur gelogi dan sejarah geologi. Satuan geomorfologi di daerah penelitian
adalah Satuan Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahan. Satuan geomorfologi bukit intrusi dan Satuan
geomorfologi dataran aluvial. Jentera geomorfik termasuk ke dalam muda dan dewasa. Satuan batuan
yang terdapat di daerah penelitian mulai dari tua ke muda adalah, Satuan Batuan Batupasir tufan Sisipan
Breksi (Formasi Cantayan) yang berumur Miosen Akhir bagian bawah (N15), diendapkan di laut dalam.
Secara selaras diendapkan Satuan Batupasir Tufan Selang-seling Breksi Sisipan Batugamping (Formasi
Subang) yang berumur Miosen Akhir (N16-N18) diendapkan pada Neritik Tengah-Neritik Luar. Secara
tidak selaras diatasnya akibat proses orogenesa pada Kala Pliosen diendapkan Satuan Bantuan Andesit
serta Endapan Aluvial. Struktur geologi yang berkembang di daerah penelitian adalah lipatan dan
patahan. Pembentukan struktur geologi di daerah penelitian dimulai pada kala Pliosen, dengan arah gaya
utama N16oE atau arah umum Timurlaut-Baratdaya.

Kata Kunci: Geomorfologi, Karangsari, Sejarah Geologi,Stratigrafi, Struktur Geologi,

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Daerah Karangsari Kecamatan sekitarnya Kecamatan Cipongkor,


Cipongkor Kabupaten Bandung Barat Kabupaten Bandung Barat, Provinsi
Provinsi Jawa Barat, merupakan daerah Jawa Barat.
perbukitan dan dataran yang memanjang
relatif berarah barat – timur, yang 1.2 Tujuan Penelitian
terletak pada Zona Antiklinorium Bogor
menurut van Bemmelen (1949) terdiri Makalah pemetaan geologi untuk
dari batuan sedimen Tersier yang mengkaji kondisi geologi yang
terlipat dan tersesarkan. Berdasarkan mencakup : (1) Sejarah perkembangan
hasil penelitian geologi yang dilakukan sedimentasi di daerah penelitian; (2)
Martodjojo (1984) bahwa Formasi Sejarah perkembangan tektonik atau
Subang menjemari Formasi Cantayan. orogenesa (perlipatan dan pensesaran);
Berdasarkan hasil penelitian geologi (3) Sejarah perkembangan bentang alam
yang dilakukan Sudjatmiko (1972) serta proses (paleogeografi) dan juga
bahwa Formasi Cantayan dan Formasi proses-proses yang terjadi di daerah
Subang adalah selaras. Maka penulis penelitian.
tertarik untuk melakukan penelitian
geologi di Daerah Karangsari dan

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan 1


1.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam


penelitian mencakup (a) data sekunder
yaitu kajian pustaka. Laporan geologi
yang telah diterbitkan mengenai daerah
penelitian yang dipublikasikan oleh
beberapa penelitian terdahulu, yaitu :

1. van Bemmelen (1949) The Geology of


Indonesia, The Hague Martinus Nijhoff,
Vol.I A, Netherlands.
2. Sudjatmiko (1972) Peta Geologi
Regional Lembar Cianjur, skala
1:100.000, Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung.
3. Martodjojo. S, (1984) dalam desertasi Gambar 1. Peta lokasi daerah penelitian
doktornya yang meneliti dan
mempelajari evolusi Cekungan Bogor, II. HASIL DAN PEMBAHASAN
Jawa Barat.
4. Pulunggono dan Martodjojo (1994) Pola 2.1 Geomorfologi
Struktur Pulau Jawa.
Berdasarkan pembagian Zona Fisiografi
(b) data primer yaitu penelitian lapangan Jawa Barat menurut van Bemmelen
berupa pemetaan geologi permukaan, (1949), serta memperhatikan bentuk-
analisa Laboratorium dan studio serta bentuk bentang alam dan batuan
penulisan laporan. penyusun yang terdapat di daerah
penelitian, maka daerah penelitian
1.4 Letak, Luas, dan Kesampaian Daerah berada pada Zona Antiklonorium Bogor.

Secara geografis derah penelitian Berdasarkan genetika pembentukan


dibatasi oleh batas-batas lintang dan bentang alamnya, serta merujuk pada
bujur sebagai berikut: 107º 12’50” - struktur, proses, dan stadia (tahapan)
107° 16’38” BT dan 6º 55’25”- 6º geomorfiknya maka geomorfologi
59’13” LS. Luas wilayah penelitian daerah penelitian dikelompokkan
adalah 7km x 7km atau 49m2. menjadi tiga satuan yaitu (1) Satuan
Berdasarkan Peta Geologi Regional Geomorfologi Perbukitan Lipat Patahan,
wilayah penelitian termasuk ke dalam (2) Satuan Geomorfologi Bukit Intrusi,
Peta Geologi Lembar Cianjur dengan (3) Satuan Geomorfologi Dataran
skala 1:100.000 Aluvial.
(Sudjatmiko,1972).Daerah penelitian
masuk ke dalam Peta Rupabumi 2.1.1 Satuan Geomorfologi
Indonesia lembar Ciakar No.1209-221 Perbukitan Lipat Patahan
dengan skala 1:25:000 yang diterbitkan
Satuan ini dicirikan dengan bentuk
oleh Badan Informasi Geospasial.
perbukitan yang memanjang dari barat-
timur searah dengan sumbu lipatan.
Satuan geomorfologi ini berada pada
ketinggian 700 – 1200 mdpl dengan
kelerengan berkisar 80 - 300. Jentera
geomorfik satuan ini dapat digolongkan
ke dalam tahapan dewasa, mengingat

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan 2


bahwa bentuk bentangalamnya sudah dengan kemiringan lereng < 2o. Jentera
memperlihatkan bentuk relief yang geomorfik satuan geomorfologi dataran
bertekstur kasar, dan sudah tererosi. aluvial daerah penelitian adalah tahapan
muda, dikarenakan proses-proses erosi
dan sedimentasi masih terus berlangsung
B T hingga saat ini.

Foto 3. Foto Dataran Aluvial GM.03


dijumpai di Sungai Cirendeu dengan
latar belakang perbukitan lipat patahan

Foto 1. Foto Perbukitan lipat patahan.


Perbukitan ini dijumpai di Desa
Girimukti. Arah pengambilan foto dari
utara ke selatan.

2.1.2 Satuan Geomorfologi Bukit


Intrusi
Satuan ini terbentuk akibat dari proses
orogenesa dimana morfologi berupa Secara umum pola aliran sungai yang
bukit intrusi dengan batuan dasarnya berada pada daerah penelitan adalah pola
batuan beku andesit yang terdapat di aliran sungai rektangular yang dicirikan
Gunung Karang dan Gunung Buleud dengan cabang-cabang sungai
dengan ketinggian 1000mdpl, membentuk sudut tumpul dengan sungai
kemiriringan lereng berkisar antara 16% utamanya. Sungai-sungai berada di
- 35%. Dicirikan dengan adanya daerah yang terdapat struktur berupa
columnar joint. patahan dan berkembang pada batuan
yang resistensi terhadap erosi mendekati
seragam sehingga aliran-aliran sungai
berada pada kekar-kekar. Tipe genetika
sungai daerah penelitian dibagi menjadi
tiga yaitu genetika sungai konsekuen,
genetika sungai subsekuen dan genetika
sungai obsekuen.

2.2 Stratigrafi
Berdasarkan peta geologi regional
Foto 2.Foto Morfologi Bukit Intrusi lembar Cianjur dengan skala 1:25.000
Gunung Karang. Dijumpai di Desa oleh Sudjatmiko (1972), stratigrafi
Karangsari. Arah pengambilan foto dari regional sebagai berikut (Tabel 1):
utara ke selatan

2.1.3 Geomorfologi Dataran Aluvial


Secara genetik satuan geomorfologi
dataran aluvial dibentuk oleh hasil
pengendapan sungai dengan
bentangalam berupa dataran.
Satuan Geomorfologi Dataran Aluvial
ini membentuk relief dataran yang
berada pada ketinggian 600-605mdpl

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan 3


Gambar 3. Kolom Stratigrafi Regional Tabel 2. Kolom Stratigrafi Daerah
Penelitian

N1
4-
N1
5

Berdasarkan ciri litologi, data lapangan,


dan kesamaan fisik di daerah penelitian, 2.2.1 Satuan Batupasir Tufan Sisipan
dijumpai batupasir tufan berukuran Breksi
halus hingga sangat halus yang Satuan ini tersingkap baik di tepi jalan
merupakan ciri dari Formasi Cantayan, dan sungai-sungai. Kedudukan jurus
ditemukan pula breksi sisipan batupasir batuan berkisar antara N270° E – N
yang merupakan ciri dari Formasi 275° E dengan dip 22° – 26° dan N 45°
Subang, serta ditemukannya batuan E – N 115° E, dengan dip 12° – 23°.
beku andesit. Maka daerah penelitian
dibagi menjadi 4 Satuan, dengan urutan Batupasir tufan berwarna putih,
dari tua ke muda (Gambar 4 dan 5) berukuran butir pasir halus-sangat halus,
yaitu: bentuk butir membundar hingga
membundar tanggung, terpilah baik,
1. Satuan Batuan Batupasir Tufan Sisipan kemas tertutup, karbonat dan komposisi
Breksi mineral terdiri dari mineral feldspar,
2. Satuan Batuan Batupasir Tufan Selang- kuarsa, litik, gelas dan hornblenda.
seling Breksi Sisipan Batugamping Berdasarkan hasil analisa petrografi
3. Satuan Batuan Andesit maka diperoleh nama batuan Lithik
4. Satuan Endapan Aluvial Arenit (Klasifikasi Gilbert, 1954).

parallel laminasi

Foto 4. Foto Singkapan Batupasir Tufan


bagian atas yang dijumpai di tepi jalan
pengaspalan LP 55.

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan 4


Breksi hadir sebagai sisipan berwarna Hal ini dicirikan oleh strike dan dip
hitam, fragmen ukuran 2cm - 30 cm yang relatif seragam.
(kerikil - bongkah), bentuk butir
menyudut, tanggung-menyudut, 2.2.2 Satuan Batuan Batupasir tufan
pemilahan buruk, kemas terbuka, Selang-seling Breksi Sisipan
komposisi berupa batuan beku andesit, Batugamping
karbonat, Masa dasar pasir tufan, halus-
kasar, menyudut tanggung, terpilah Satuan ini tersingkap baik di tepi jalan
buruk, komposisi mineral gelas, dan sungai-sungai. Kedudukan jurus
feldspar,lithik, kuarsa, kompak. batuan berkisar antara N 90° E – N 110°
E, dengan dip 35° – 44° dan N 272° E –
N 300° E, dengan dip 15° – 26°.

Batupasir tufan berwarna abu-abu


keputihan, berukuran butir pasir halus-
kasar, bentuk butir membundar hingga
membundar tanggung, terpilah baik,
kemas tertutup, karbonat dan komposisi
Fragmen Breksi mineral terdiri dari mineral feldspar,
kuarsa, litik, gelas dan hornblenda.
Berdasarkan hasil analisa petrografi
Foto 5. Foto Singkapan Breksi LP 128 maka diperoleh nama batuan Lithik
di Sungai Cijeruk Arenit (Klasifikasi Gilbert, 1954).
Penentuan umur dari satuan Batupasir
tufan sisipan Breksi berdasarkan
hubungan stratigrafi di atasnya yaitu
Satuan Batuan Batupasir Tufan Selang-
seling Breksi dan Batugamping yang
berumur Miosen Akhir (N16-N18), Batupasir tufan
hukum superposisi dan korelasi butir kasar
kesebandingan stratigrafipeneliti
terdahulu. Maka penulis menyatakan
bahwa kisaran umur Satuan Batuan Foto 6. Foto Singkapan batupasir tufan
Batupasir Tufan Sisipan Breksi adalah yang dijumpai Jalan Pengaspalan LP 81.
Miosen Akhir (N14-N15) atau Miosen
Akhir bagian bawah. Breksi hitam, fragmen berupa batuan
beku andesit, ukuran 2cm - 30 cm,
berdasarkan ciri dari satuan batuan ini, menyudut, tanggung-menyudut,
yaitu sementasi yang karbonat dan pemilihan buruk, kemas terbuka,
dijumpainya fosil, serta terdapat struktur komposisi mineral hornblenda,
sedimen parallel laminasi. Hal ini yang plagioklas, lithik, kuarsa, biotite.
mencirikan bahwa Satuan Batuan karbonat. Masa dasar batupasir tufan,
Batupasir Tufan Sisipan Breksi adalah berukuran halus-kasar, menyudut
lingkungan pengendapan laut dalam. tanggung, terpilah buruk, komposisi
mineral gelas, kuarsa. Kompak.
Hubungan stratigrafi dengan satuan Dibeberapa tempat terdapat sisipan
batuan yang ada di atasnya yaitu Satuan batupasir.
Batuan Batupasir Tufan Selang-seling
Breksi dan Batugamping adalah selaras.

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan 5


Fragmen
Batugamping adalah N16-N18 (akhir
breksi
butir
Miosen).
kerikil
Berdasarkan tabel lingkungan
pengendapan Phleger (1962)
kemunculan fosil Robulus sp dan
punahnya fosil Bolivina sp, yang
menunjukan kedalaman lingkungan
pengendapan dengan kisaran kedalaman
Foto 7. Foto Singkapan Breksi 20 – 100m (Neritik Tengah – Neritik
dijumpai di Sungai Cirendeu pada LP 42 Luar).

Hubungan stratigrafi Satuan Batuan


Batugamping, putih keabu-abuan,
Batupasir Selang-Seling Breksi Sisipan
konstituen utama fosil, ukuran butir
Batugamping dengan satuan di atasnya
halus-sedang, komposisi pecahan fosil,
yaitu Satuan Batuan Batupasir tufan
kalsit.karbonat. ketebalan perlapisan
Sisipan Breksi adalah selaras, karena
25cm-65cm dengan kedudukan N 230°
kedudukan jurus dan kemiringan
E - N 270 E ° kemiringan 18° - 26°.
batuannya yang relatif sama
Berdasarkan hasil analisa petrografi
maka diperoleh nama batuan Packstone 2.2.3 Satuan Batuan Andesit
(Dunham,1962)
Satuan ini tersingkap baik di tepi jalan
dan gunung-gunung. Membentuk kekar
kolom dengan tekstur halus dan sangat
kompak.

Andesit berwarna abu-abu terang,


hipokristalin, ukuran butir afanitik,
bentuk butir subhedral dan anhedral,
Closeup batugamping pasiran kemas equigranular, komposisi mineral
oleh feldspar, kuarsa.
Foto 8. Foto Singkapan Batugamping Berdasarkan hasil analisa petrografi
dijumpai di Sungai Cibenda pada LP 40 pada sayatan tipis conto batuan yang
diambil pada LP 67 dan 115 maka
Penentuan umur dari Satuan Batupasir diperoleh nama batuan Andesit
tufan Selang-seling Breksi Sisipan (Klasifikasi Williams, 1954)
Batugamping menggunakan fosil
planktonik, yang diperoleh dari conto
batuan yang diambil di Kali Agung di
LP47, yang mewakili bagian bawah
satuan batuan, , kemudian ditandai ke
dalam zonasi Blow.

Berdasarkan fosil indeks Foraminifera


planktonik yaitu fosil foraminifera
Globigerina immaturus pada N16-N18
dan punahnya fosil Globorotalia tumida Closeup Andesit butir halus
pada N16-N18. Maka dapat disimpulkan
umur dari Satuan Batuan Batupasir tufan Foto 9. Foto Singkapan Andesit
Selang-seling Breksi Sisipan dijumpai di Gunung Karang LP 67

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan 6


penelitian dapat menyebandingkan
hubungan stratigrafi peneliti terdahulu.
Satuan batuan yang terdapat di daerah
penelitian mulai dari yang tua ke muda
adalah Satuan Batuan Batupasir Tufan
Sisipan Breksi sebanding dengan
Formasi Cantayan. Satuan Batuan
Batupasir Tufan Selang-seling Breksi
Closeup Andesit butir halus
Sisipan Batugamping sebanding dengan
Formasi Subang. Satuan Batuan Andesit
Foto 10. Foto Singkapan Andesit yang sebanding dengan Andesit.
dijumpai di Gunung Buleud LP 115
Tabel 2. Tabel Kesebandingan
Dikarenakan Satuan Batuan Andesit ini Stratigrafi Daerah Penenlitian dengan
menerobos satuan Batupasir Tufan Peneliti Terdahulu.
Sisipan Breksi yang berumur Miosen
Akhir, Maka satuan batuan andesit
berumur Pliosen.

Hubungan satuan batuan andesit non


conformity, dikarenakan hubungan
ketidakselarasan antara satuan batuan
beku yaitu Andesit dengan satuan
batuan sedimen yaitu Satuan batuan
Batupasir tufan sisipan Breksi.

2.2.4. Satuan Endapan Aluvial

Satuan ini didasarkan pada material


aluvial sungai yang berukuran lempung,
pasir sampai bongkah yang bersifat 2.3 Struktur Geologi
lepas hasil sedimentasi dan
pengendapan. Proses pengendapan Berdasarkan hasil analisa peta topografi
satuan endapan ini masih berlangsung skala 1: 25.000 dan pengamatan di
sampai sekarang. daerah penelitian, yang meliputi
pengukuran jurus dan kemiringan
lapisan batuan, serta pengukuran unsur-
unsur struktur geologi yang ada di
daerah penelitian, maka dapat diketahui
struktur geologi yang berkembang di
daerah penelitian terdiri dari perlipatan
dan patahan yaitu:
1. Struktur Lipatan
a. Antiklin Cikadu
Foto 11. Foto Endapan aluvial GM.04 b. Sinklin Cimega
dijumpai di Sungai Cibanas 2. Struktur Patahan
a. Sesar Naik Girimukti
2.2.5 Kesebandingan Stratigrafi b. Sesar Mendatar Cimega
c. Sesar Mendatar Cisuru
Berdasarkan penglompokan satuan d. Sesar Mendatar Cigedong
batuan yang terdapat di daerah

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan 7


2.3.1 Antiklin Cikadu cabang Sungai Ciranjang LP 23. (c)
Penamaan antiklin ini didasarkan pada Breksiasi dengan arah umum N 86 ̊ E
sumbu antiklin yang melewati Kampung yang dijumpai di Sungai Cijeruk LP 65.
Cikadu, dengan panjang sumbu 7 km
berarah relatif barat - timur. Bukti
adanya Antiklin Cikadu didasarkan pada
adanya pembalikan arah kemiringan
lapisan batuan dengan sayap utara N
270° E – N 275° E, dengan besar
kemiringan lapisan batuan berkisar 22° a b
– 26°, sedangkan sayap bagian selatan
memiliki kedudukan lapisan batuan
berkisar antara N 45° E – N 115° E,
dengan kemiringan lapisan batuan
berkisar 12° – 23°. Pada penampang
Peta Geologi, antiklin ini terlihat
asimetri.
c
Foto 12. Foto (a) bidang sesar dan gores-
2.3.2 Sinklin Cimega garis Dijumpai di Sungai Cilanang LP
Penamaan sinklin ini didasarkan pada 04. Foto (b) bidang sesar dan gores-garis
sumbu sinklin yang melewati Kampung Dijumpai di cabang Sungai Ciranjang
Cimega, dengan panjang sumbu 7 km LP 23. Foto (c) Breksiasi dijumpai di
berarah relatif barat - timur. Bukti Sungai Cijeruk LP 65.
adanya Sinklin Cimega didasarkan pada 2.3.4 Sesar Mendatar Cisuru
adanya pembalikan arah kemiringan
lapisan batuan dengan sayap utara Penamaan sesar Cisuru dikarenakan
berkisar antara N 90° E – N 110° E, melewati Daerah Cisuru . Sesar
dengan besar kemiringan lapisan batuan mendatar ini berkembang di selatan
berkisar 35° – 44°, sedangkan sayap daerah penelitian memotong sesar naik
bagian selatan memiliki kedudukan Girimukti. Arah sesar ini memanjang
lapisan batuan berkisar antara N 272° E berarah tenggara – barat laut dengan
– N 300° E, dengan kemiringan lapisan panjang 4,5km. Adapun indikasi adanya
batuan berkisar 15° – 26°. Peta Geologi, sesar menadatar di daerah penelitian,
antiklin ini terlihat simetri. yaitu: (a) Kedudukan bidang sesar N
316° E/ 78°E dan gores garis 17°, N
2.3.3 Sesar Naik Girimukti 331°E, pitch 15° di Sungai Cisuru LP
Penamaan sesar naik Girimukti 19. (b) Kedudukan bidang sesar N 322°
dikarenakan sesar naik ini melewati E/ 66° E dan gores garis 13°, N 332°E,
Desa Girimukti. Satuan yang dilewati pitch 10° di Sungai Cisuru LP 107.
sesar ini adalah Satuan Batuan Batupasir
Tufan Sisipan Breksi . Arah sesar ini a
memanjang dari barat – timur searah
dengan pola lipatan yang ada di daerah
penelitian. Adapun indikasi sesar naik di
daerah penelitian, yaitu: (a) Kedudukan
bidang sesar N 86° E / 76° dan gores b
garis 72°, N 156° pitch 70°. Dijumpai di Foto 13. Foto (a) bidang sesar dan gores-
Sungai Cilanang LP 04. (b) Kedudukan garis Dijumpai di Sungai Cisuru LP 19.
bidang sesar N 101° E / 55° dan gores
Foto (b) bidang sesar dan gores-garis
garis 54°, N 178° pitch77°. Dijumpai di
Dijumpai di Sungai Cisuru LP 107.

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan 8


2.3.5 Sesar Mendatar Cigedong ada maka akan terbentuk sesar naik
degan arah tegak lurus terhadap gaya
Penamaan sesar mendatar Cigedong utama, kemudian bila gaya terus bekerja
dikarenakan melewati Kampung maka akan terbentuk sesar mendatar
Cigedong. Sesar mendatar ini yang membentuk sudut lancip sekitar
berkembang bagian utara daerah 30° terhadap gaya, dan setelah gaya
penelitian memotong Sinklin Cimega. tersebut berhenti maka akan terbentuk
Arah sesar ini memanjang berarah timur sesar normal yang searah dengan arah
laut – baratdaya dengan panjang 3km. gaya utama. Maka berdasarkan hal
Adapun indikasi adanya sesar mendatar tersebut gaya utama di daerah penelitian
didaerah penelitian, yaitu: (a) adalah N16oE atau berarah Timurlaut-
Kedudukan bidang sesar N328° E / 72° Baratdaya.
dan gores garis dengan 11°, N 337°
pitch 9°. Dijumpai di hulu Sungai Dalam menentukan umur struktur
Cirendeu LP 90. (b) Breksiasi dengan geologi menggunakan umur dari satuan
arah N 332 ̊ E. Dijumpai di cabang batuan dimana struktur geologi tersebut
Sungai Cibenda. LP 74. berada. Urut – urutan pembentukan
struktur geologi di daerah penelitian
diawali dengan pembentukan perlipatan
kemudian pembentukan pembentukan
stuktur patahan yang berumur Pliosen
a b berupa Antiklin Cikadu dan Sinklin
Cimega diakibatkan gaya yang kuat
kemudian terpatahkan oleh pensesaran
berupa sesar Sesar Naik Girimukti
selanjutnya yang diakibatkan oleh
Foto 14. Foto (a) bidang sesar dan bertambahnya gaya “extension” diakhiri
gores-garis Dijumpai di hulu Sungai oleh Sesar Mendatar Cimega, sesar
Cirendeu LP 90. Foto (b) Breksiasi Mendatar Cisuru, Sesar Mendatar
dijumpai di cabang Sungai Cibenda. LP Cigedong. Dengan demikian umur
74. struktur geologi yang terjadi di daerah
penelitian terdapat 1(satu) kali
2.3.6 Mekanisme dan Umur pembentukan, seiring dengan
Pembentukan Struktur berkembangnya aktivitas tektonik yang
terjadi di daerah penelitian.
Dalam melakukan analisis struktur
geologi menggunakan model menurut 2.4 Sejarah Geologi
Moody dan Hill (1956), untuk Sejarah geologi daerah penelitian
mengetahui hubungan antara tegasan dimulai Pada kala Miosen Akhir bagian
utama dengan jenis struktur geologi bawah (N14-N15) diendapkan Satuan
yang dihasilkan. Batuan Batupasir Tufan Sisipan Breksi
dengan lingkungan pengendapan laut
Model yang diusulkan oleh Moody dan dalam, secara selaras di atas diendapkan
Hill (1956), menerangkan bahwa jika Satuan Batuan Batupasir Tufan Selang-
gaya utama yang bekerja pada suatu seling Breksi Sisipan Batugamping
lapisan batuan maka yang pertama kali dengan lingkungan pengendapan laut
terbentuk adalah lipatan dengan sumbu dangkal kedalaman 20-200meter.
lipatan tegak lurus terhadap gaya,
apabila gaya terus berlangsung sampai Pada kala Pliosen (N19) daerah
melewati batas elastisitas batuan yang penelitian mengalami aktivitas tektonik

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan 9


“orogenesa” yang mengakibatkan diendapkan pada lingkungan laut
Satuan Batuan Batupasir Tufan Sisipan dalam, berdasarkan ciri litologi
Breksi Dan Satuan Batuan Batupasir maka satuan ini masuk ke dalam
Tufan Selang-seling Breksi Sisipan Formasi Cantayan Secara selaras di
Batugamping terlipat dan memebentuk atasnya (b) Satuan Batuan Batupasir
Antiklin Cikadu dan Sinklin Cimega Tufan Sisipan Breksi diendapkan
serta terpatahkan membentuk Sesar Satuan Batuan Batupasir Tufan
Naik Girimukti, selanjutnya yang Selang-seling Breksi Sisipan
diakibatkan oleh bertambahnya gaya Batugamping yang berumur Miosen
“extension” membentuk Sesar Mendatar Akhir (N16 – N18) diendapkan di
Cimega, sesar Mendatar Cisuru, Sesar lingkungan laut dangkal dengan
Mendatar Cigedong. kedalaman 20-200 meter (Neritik
Tengah – Neritik Luar). (c) Satuan
Kondisi paleogeografi pada kala ini Batuan Andesit yang berumur
daerah penelitian sudah berupa daratan Pliosen, pembentukan satuan batuan
dan proses-proses geologi seperti andesit berada dekat permukaan
pelapukan, erosi dan sedimentasi mulai bumi (Hypabisal). Selanjutnya (d)
bekerja yang produknya diendapkan Satuan Endapan Aluvial menutupi
sebagai endapan aluvial sungai dan satuan di bawahnya yang dibatasi
proses ini berlangsung hingga sekarang. oleh bidang erosi.
3. Urut – urutan pembentukan struktur
III. KESIMPULAN geologi di daerah penelitian diawali
Berdasarkan hasil pembahasan yang dengan pembentukan perlipatan
telah diuraikan pada bab-bab kemudian pembentukan
sebelumnya, yaitu yang berkaitan pembentukan stuktur patahan yang
dengan geomorfologi, stratigrafi, berumur Pliosen berupa Antiklin
struktur geologi, sejarah geologi, maka Cikadu dan Sinklin Cimega
dapat disimpulkan sebagai berikut: diakibatkan gaya yang kuat
1. geomorfologi yang berkembang di kemudian terpatahkan oleh
daerah penelitian, yaitu: (a) Satuan pensesaran berupa sesar Sesar Naik
Geomorfologi Perbukitan Lipat Girimukti selanjutnya yang
Patahan, (b) Satuan Geomorfologi diakibatkan oleh bertambahnya gaya
Bukit Intrusi, dan (c) Satuan “extension” diakhiri oleh Sesar
Geomorfologi Dataran Aluvial. Pola Mendatar Cimega, sesar Mendatar
aliran sungai yang terdapat pada Cisuru, Sesar Mendatar Cigedong.
daerah penelitian adalah pola aliran Dengan demikian umur struktur
sungai rektangular dengan genetika geologi yang terjadi di daerah
sungai subsekuen, konsekuen, dan penelitian terdapat 1(satu) kali
obsekuen. Tahapan erosi sungai pembentukan, seiring dengan
muda dan dewasa, sedangkan berkembangnya aktivitas tektonik
jentera geomorfik daerah penelitian yang terjadi di daerah penelitian.
secara umum berada pada tahapan Arah gaya utama yang bekerja
muda dan dewasa. berarah N 16° E, Timur Laut –
Barat Daya.
2. Litostratigrafi di daerah penelitian
dibagi menjadi 4 (empat) satuan 4. Sejarah geologi daerah penelitian
stratigrafi dari tua ke muda yaitu (a) dimulai pada kala Miosen Akhir
Satuan Batuan Batupasir Tufan diendapkan Satuan Batuan
Sisipan Breksi yang berumur Batupasir Tufan Sisipan Breksi di
Miosen Akhir (N14-N15) yang lingkungan pengendapan laut dalam.

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan 10


Secara selaras diatasnya diendapkan Lobeck, A. K., 1939,
satuan Batuan Batupair Tufan Geomorphology:An Introduction to the
Selang-seling Breksi Sisipan Study of Landscapes, Mc.Graw-Hill
Batugamping pada kala Miosen Book Company, New York.
Akhir (N16-N18) diendapkan pada
laut dangkal Neritik tengah-luar (20- Martodjojo, 1984, Evolusi Cekungan
200m) Pada kala Pliosen terjadi Bogor - Jawa Barat, Desertasi Doktor,
aktivitas orogenesa menghasilkan Fakultas Pasca Sarjana, ITB.
struktur lipatan berupa antiklin dan
sinklin serta struktur sesar naik dan Phleger & L.F. Parker L., 1951, Part II,
sesar mendatar. Adanya aktivitas Scripps Institution of Oceanography,
vulkanisme yang menghasilkan La Jolla, California.
Intrusi Andesit. Saat ini daerah
penelitian sudah menjadi daratan Thornbury, Principles of
dan telah tererosi. Geomorphology, Second Edition,
John Willey and Sons Inc., New York,
London, Sydney, Toronto,
DAFTAR PUSTAKA
van Bemmelen, R. W., 1949, The
Asikin,S,dkk 1986, Geologi Struktur Geology og Indonesia, The Hague
Indonesia, Departemen Teknik Martinus Niijhoff, Vol.1A,
Geologi, Institut Teknologi Bandung. Netherlands.

Bakosturnal, Peta Rupabumi Digital PENULIS:


Lembar Ciakar No. 1209-221 1. Felia Ayudita, S.T. Alumni (2018)
dengan skala 1:25.000, Badan Program Studi Teknik Geologi,
Kordonasi Survey dan Pemetaan Fakultas Teknik – Universitas
Nasional (Bakosurtanal), Cibinong, Pakuan.
Bogor.
2. Ir. Singgih Irianto TH., MSi. Staf
Blow, W. H. and J.A Postuma, 1969 Dosen Program Studi Teknik Geologi,
“Range Chart, Late Miosen to Fakultas Teknik – Universitas
Recent Planktonic Foraminifera Pakuan.
Biostratigraphy”, Prosceding of The 3. Ir. Mohammad Syaiful, M.Si. Staf
First. Dosen Program Studi Teknik Geologi,
Dunham, R. J., 1962, Classification Fakultas Teknik – Universitas Pakuan
of Carbonat Rock According to
Depositional Texture, Houston,
Texas, USA.

Program Studi Teknik Geologi Fakultas Teknik Universitas Pakuan 11

Anda mungkin juga menyukai