Oleh :
VIEN HARDIYANTI
NIM : 110100323
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2014
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul :
Gambaran Kejadian Acne vulgaris di RSUD Dr. Pirngadi Medan Tahun 2013
NIM : 110100323
(dr. Syahril Rahmat Lubis, Sp. KK[K]) (dr. Eka Roina Megawati, M. Kes)
NIP: 19501022 198211 1 001 NIP: 19781223 200312 2 002
Dosen Penguji II
ABSTRAK
Acne vulgaris adalah penyakit kulit yang paling sering diderita oleh
masyarakat. Prevalensi Acne vulgaris yang terjadi di berbagai negara umumnya
terjadi pada remaja dengan persentase lebih dari 80% . Onset umur terjadinya
Acne sering kali terjadi pada saat pubertas, berkisar antara 10 sampai 17 tahun
pada perempuan dan 14-19 tahun pada laki-laki. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui karakteristik, frekuensi, dan distribusi kejadian Acne vulgaris di
RSUD Dr. Pirngadi Medan pada tahun 2013. Dalam penelitian ini, data diambil
dari rekam medis penderita Acne vulgaris di SMF Ilmu Kesehatan Kulit dan
Kelamin RSUD Dr. Pirngadi Medan dari 1 Januari sampai 31 Desember 2013.
Pada penelitian ini, dari 34 penderita Acne vulgaris yang dirawat jalan di SMF
Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin RSUD Dr. Pirngadi Medan, terdapat
persentase yang sama antara laki-laki (50%) dan perempuan (50%). Penderita
terbanyak berada pada kelompok usia 10-19 tahun. Tingkatan Acne vulgaris yang
paling banyak adalah yang sedang dengan jumlah 16 orang (47,1%). Persentase
penderita Acne vulgaris yang berbesar adalah pada pelajar (52,9%). Ada 55,9%
dari semua penderita yang tidak menggunakan kosmetik. Kejadian Acne vulgaris
di RSUD Dr. Pirngadi Medan tahun 2013 terjadi dengan persentase yang sama
antara laki-laki dan perempuan, penderita terbanyak pada masa remaja, tingkatan
tersering adalah yang sedang, sebagian penderita adalah pelajar dan sebagian
besar pula tidak menggunakan kosmetik.
Kata kunci : Acne vulgaris, remaja, tingkat keparahan, kosmetik
iii
ABSTRACT
Acne vulgaris remains one of the most common diseases afflicting humanity
and it is the most common skin disease treated by physicians. The highest
prevalence of acne in most every country in adolescents is about 80%. The onset
of acne ussually followed with the puberty, in the average of 10-17 years old in
female and 14-19 year old in male. The aim of this study was to determine the
characteristic, frequency, and distribution of patients with Acne vulgaris at Dr.
Pirngadi Medan General Hospital in the year 2013. The study has been done by
descriptive model. The data of patients with Acne vulgaris were obtained from
medical report Dematology division in Dr. Pirngadi Medan General Hospital
from 1 January to 31 December 2013. In this study, of 34 patients with acne
vulgaris were treated in Dermatology Division Dr. Pirngadi General Hospital,
there is the same percentage of men (50%) and women (50%) with acne vulgaris.
Acne vulgaris were more in 10-19 years old group. The severity of acne vulgaris
were more in moderate stage (47.1%). The average patients were student with the
percentage of 52.9%. There were 55.9% of all patients who do not use cosmetics.
The incident of Acne vulgaris in Dr. Pirngadi Medan General Hospital in the
year 2013 occurred with the same percentage in male and female (1:1), most
patients are adolescence, the most acne severity is moderate, the majority of
patients are students and most of the patients do not use cosmetics.
Keywords : acne vulgaris, adolescence, severity, cosmetics
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, Karya Tulis Ilmiah(KTI)
dengan judul “Gambaran Kejadian Acne vulgaris di RSUD Pirngadi Medan tahun
2013” dapat saya selesaikan. Karya tulis ilmiah ini merupakan salah satu syarat
dalam menyelesaikan Program Pendidikan Kedokteran S1 di Fakultas Kedokteran
Universitas Sumatera Utara.
Pada kesempatan ini dengan segenap ketulusan hati dan rasa hormat saya
mengucapkan terima kasih kepada seluruh pihak yang telah memberi bantuan dan
bimbingan selama penyelesaian KTI saya ini, khususnya kepada:
1. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, Sp. PD-KGEH, selaku dekan
Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara.
2. dr. Syahril R. Lubis, Sp. KK (K) selaku dosen pembimbing saya yang
telah banyak membantu saya dalam merangka dan menyiapkan penelitian
ini dengan baik.
3. dr. Eka Roina Megawati, M. Kes dan dr. Maya Savira, M. Kes selaku
dosen penguji saya yang telah memberikan banyak masukan dalam
perbaikan proposal penelitian saya sehingga akhirnya saya dapat
menyelesaikan penelitian ini.
4. Ayah saya, Johan dan ibu saya, Lim I Tjoe sebagai orang tua yang telah
membesarkan, membimbing, dan mendidik hingga dewasa, dan tidak
putus-putusnya memberikan dukungan serta dorongan kepada saya.
5. Seluruh staf pengajar Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara
yang memberikan ilmu pengetahuan kepada saya selama masa pendidikan.
6. Teman seperjuangan saya Shinta Pedia yang telah banyak menolong dan
memberikan dorongan selama penelitian sehingga selesai dengan baik.
7. Serta teman-teman yang senantiasa bersama mulai dari persiapan hingga
penyelesaian karya ilmiah ini.
v
Vien Hardiyanti
NIM: 110100323
vi
DAFTAR ISI
Lembar Pengesahan.......................................................................................... i
Abstrak.............................................................................................................. ii
Abstract............................................................................................................. iii
Kata Pengantar.................................................................................................. iv
Daftar Isi........................................................................................................... vi
Daftar Gambar.................................................................................................. viii
Daftar Tabel...................................................................................................... ix
Daftar Lampiran................................................................................................ x
BAB 1 PENDAHULUAN............................................................................ 1
1.1. Latar Belakang................................................................................. 1
1.2. Rumusan Masalah............................................................................ 2
1.3. Tujuan Penelitian............................................................................. 3
1.4. Manfaat Penelitian........................................................................... 3
4.3.2. Sampel.............................................................................................. 21
4.4. Metode Pengumpulan Data.............................................................. 21
4.5. Metode Analisis Data....................................................................... 22
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................... 33
LAMPIRAN
viii
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
DAFTAR LAMPIRAN
BAB 1
PENDAHULUAN
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
dibagi lokasi Acne pada wajah, dada, dan punggung menjadi enam bagian
(Gambar 2.1)(Doshi et al. 1997).
GAGS bertahan hingga sekarang dan banyak negara menganut
sistem ini. Namun beberapa negara kemudian mengeluarkan metodenya
sendiri-sendiri.
Ga
mbar 2.1. Enam Area Predileksi Acne
Tabel 2.1. Penentuan Tingkat Keparahan Acne
Faktor Keparahan Skor
Lokasi Lesi
(F) (S) (FxS)
Dahi 2 0 Nol
Pipi Kanan 2 1 Komedo
Pipi Kiri 2 2 Papul
Hidung 1 3 Pustul
Dagu 1 4 Nodul
Dada dan 3
punggung atas
Skor total
Ringan(1-18), Sedang (19-30), Berat (31-38), Sangat berat (>39)
dalam perbandingan dengan kulit kering), dan kurangnya tidur (Wu et al.
2007).
Faktor hormonal juga dapat memperburuk kejadian Acne, terlebih
pada perubahan hormonal pada remaja, perempuan atau wanita 7 hari
sebelum menstruasi, wanita hamil, penggunaan obat kortikosteroid,
androgen ataupun litium (Mayo Clinic 2011).
2.5. Patogenesis
Beberapa tulisan menjelaskan ada beberapa faktor utama penyebab
terjadinya Acne vulgaris (Jain 2012; Rycroft et al. 2010; Jacyk 2003;
Wolff & Johnson 2009; Titus 2012; Feldman 2004) antara lain,
hiperkornifikasi duktus, peningkatan produksi sebum di bawah kontrol
androgen, aktivitas abnormal mikrobia yang terjadi di duktus pilosebaseus
(kolonisasi Propionibacterium acnes) dan faktor inflamasi.
2.5.1. Hiperkornifikasi
10
Gambar 2.4. Proses Inflamasi pada Fase Awal dan Akhir Acne
Acne ringan (panah biru), pustul (panah Acne dengan komedo terbuka
hitam), dan lesi noneksoriasi (panah (blackheads)
hijau)
Acne moderat inflamasi dengan papul Acne moderat inflamasi pada dagu
dan pustul
2.7. Penatalaksanaan
Acne vulgaris merupakan penyakit multifaktorial yang memberi
efek signifikan pada masyarakat. Modifikasi gaya hidup, termasuk
konseling diet, memiliki hubungan dengan perkembangan Acne.
Kombinasi terapi topikal biasanya diperlukan pada pasien yang memiliki
inflamasi campuran dan Acne komedo, sementara medikasi oral biasanya
pada kasus yang lebih berat dan luas seperti pada dada ataupun punggung
(Bowe & Kober 2014).
Ada beberapa terapi yang bisa digunakan untuk mengatasi Acne
(Vyas et al. 2014):
a. Terapi topikal: terdiri dari antibiotik, retinoid, dan kombinasinya.
Terapi topikal secara konvensional dapat berupa lotion yang
mengandung benzoyl peroxide, clindamycin, tretinoin,
erythromycin, glycolic acid, dan tertinoin. Terapi topikal juga dapat
berupa krim, seperti Adapalene, tazarotene, azelaic acid, tea
oil,dan clindamycin. Bentuk sediaan lainnya dapat berupa gel,
seperti salicylic acid, erythromycin, benzoyl peroxide, adapalene,
dan dapsone. Sediaan emollient sebagai terapi topikal contohnya,
sodium sufacetamide-sulfur.
b. Terapi sistemik : termasuk antibiotik oral, retinoids, terapi
hormonal. Terapi sistemik diindikasikan untuk penanganan Acne
dengan tingkat keparahan sedang/moderat dan berat. Terapi
17
BAB 3
KERANGKA KONSEP DAN DEFINISI OPERASIONAL
Jenis
kelamin
Pemakaian Gambaran
Usia
kosmetik Acne vulgaris
di RSUD Dr.
Pirngadi
Medan tahun
2013
Tingkat
Pekerjaan
keparahan
Skala : nominal
Pemakaian kosmetik adalah bahan atau sediaan yang digunakan
penderita Acne vulgaris pada bagian luar tubuh manusia (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ genital bagian luar) atau gigi dan
membran mukosa mulut terutama untuk membersihkan, mewangikan,
mengubah penampilan dan atau memperbaiki bau badan atau
melindungi atau memelihara tubuh pada kondisi baik (Menkes RI
2010). Namun, dalam penelitian ini, peneliti mengeksklusikan
pembersihan wajah dengan air (wash) sebagai kosmetik. Alat ukur
yang digunakan adalah rekam medis, dengan hasil ukur sebagai
berikut:
a. Ya, memakai kosmetik
b. Tidak, tidak memakai kosmetik jenis apapun.
Skala : Nominal
21
BAB IV
METODE PENELITIAN
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Variabel n=34
Jenis Kelamin (n,%)
Laki-laki 17 (50)
Perempuan 17 (50)
Usia (n,%)
<10 tahun 0 (0)
10-19 tahun 16 (47,1)
20-29 tahun 13 (38,2)
30-40 tahun 3 (8,8)
>40 tahun 2 (5,9)
Tingkat Keparahan (n,%)*
Ringan 5 (14,7)
Sedang 16 (47,1)
Berat 13 (38,2)
Pekerjaan (n,%)
Pelajar 18 (52,9)
Pegawai Negeri Sipil (PNS) 2 (5,9)
Pegawai Swasta 9 (26,5)
Ibu Rumah Tangga 5 (14,7)
Pemakaian Kosmetik (n,%)
Memakai kosmetik 15 (44,1)
Tidak memakai kosmetik 19 (55,9)
* Tingkat keparahan: Ringan (beberapa lesi noninflamasi/sedikit lesi inflamasi pada 1
predileksi/sedikit lesi noninflamasi pada beberapa tempat predileksi); Sedang (banyak
lesi noninflamasi/sedikit lesi inflamasi/beberapa lesi inflamasi pada 1 predileksi/beberapa
lesi noninflamasi pada lebih dari 1 predileksi); Berat (banyak lesi noninflamasi pada lebih
dari 1 predileksi/banyak lesi inflamasi pada 1 atau lebih predileksi). Sedikit<5, beberapa
5-10, banyak>10; Noninflamasi : komedo putih, komedo hitam, papul; Inflamasi : pustul,
nodus, kista.
Jenis kelamin
Karakteristik Laki-laki (n,%) Perempuan (n,
%)
Usia
26
5.2. Pembahasan
5.2.1. Gambaran distribusi penderita Acne vulgaris berdasarkan jenis
kelamin
yang lebih menunjukkan prevalensi kejadian Acne vulgaris yang lebih dari
90% pada murid sekolah menengah atas (Ghodsi 2009). Ini dapat
disebabkan karena penelitian ini mengambil keseluruhan sampel
sementara penelitian sebelumnya (Ghodsi 2009) mengambil sampel murid
sekolah menengah atas sebagai sampel.
Penelitian yang lain menunjukkan, dari 105 orang penderita Acne
yang berusia 12-50 tahun, persentase tertinggi berada pada usia 12-18
tahun (53%). Hal ini didukung oleh adanya kejadian menstruasi sebagai
faktor pendukung (Geller 2014).
BAB 6
6.1 Kesimpulan
31
6.2 Saran
1. Data rekam medis perlu dilengkapkan dan dirapikan sehingga informasi
yang ingin digali dapat dibaca dengan lebih mudah dan sempurna,
misalnya yang berhubungan dengan penegakkan diagnosis dan pengobatan
pada Acne vulgaris
32
2. Pembuatan standar isian rekam medis yang baku perlu digalakkan demi
pencatatan yang lebih akurat dan lengkap
3. Promosi kesehatan kepada masyarakat awam dan tenaga medis mengenai
gejala klinis Acne vulgaris diharapkan lebih ditingkatkan sehingga
pengobatan dapat dituntaskan dengan cepat
4. Peneltitian lanjutan yang berkaitan dengan kejadian Acne vulgaris, baik
hubungannya dengan jenis kelamin, usia, ataupun pemakaian kosmetik
harus dilakukan supaya pencegahan dan penanganan terhadap penyakit ini
lebih baik sehingga kemajuan dalam tindakan kosmetik dapat
dikembangkan lebih maju lagi
DAFTAR PUSTAKA
Muthupalaniappen, L, Tan, HC, Puah, JW, Apipi, M, Sohaimi, AE, Mahat, NE,
Rafee, NM, 2014, Acne prevalence, severity and risk factors among medical
students in Malaysia’, Clin Ter, vol. 165, no. 4, pp. 187-92.
Nagy, I, Pirvarcsi, A, Koreck, A, Szeil, M, Urban, E, & Lemeny, L, 2005,
‘Distinct Strains of Propionibacterium acnes Induce Selective Human β-
Defensin-2 and Interleukin-8 Expression in Human Keratinocytes Through
Toll-like Receptors’, J Invest Dermatol, vol. 124, pp. 931-938.
Nakatsuji, T, Kao, M, Zhang, L, Zouboulis, CC, Gallo, RL & Huang, CM 2010,
‘Sebum Free Fatty Acids Enhance the Innate Immune Defense of Human
Sebocytes by Upregulating β-Defensin-2 Expression’, J Invest Dermatol,
vol. 130, no. 4, pp. 985-994.
Peraturan Menteri Kesehatan RI 2010, Izin Produksi Kosmetika, no. 1175, pasal 1,
viewed 10 April 2014, https:/www.buk.depkes.go.id
Ramli, R, Malik, AS, Hani, AFM, & Jamil, A 2012, ‘Acne analysis, grading and
computational assessment methods: an overview’, Skin Research and
Technology, vol. 18, pp. 1-14.
Rycroft, RJG, Robertson, SJ, & Wakelin, SH 2010, A Colour Handbook of
Dermatology, 2nd ed, Manson Publishing, London.
Rzany, B & Kahl, C 2006, ‘Epidemiology of acne vulgaris’, J Dtsch Dermatol
Ges, vol. 4, no. 1, pp. 8-9.
Schmitt, JV, Rosario de Souza, MCM, Lima, BZ, & Miot, HA, 2014, ‘Keratosis
pilaris and prevalence of acne vulgaris: a cross sectional study’, An Bras
Dermatol, vol. 89, no. 1, pp. 91-5.
Selway JL, Kurczab T, Kealey T, & Langlands 2013, ‘Toll-like receptor 2
activation and comedogenesis: implications for the pathogenesis’,BMC
Dermatology, vol. 13, no. 10.
Silverberg JI & Silverberg NB, 2014, ‘Epidemiology and extracutaneous
comorbidities of severe acne in adolescence: a U.S. population-based
study’, British J Derm, vol. 170, pp. 1136-42.
Singh, S, Mann, BK, Tiwary, NK, 2013, ‘Acne cosmetica revisited: a case-
control study shows a dose dependent inverse association between overal
36
cosmetic use and post-adolescent acne’, Dermatology, vol. 226, no. 4, pp.
337-41.
Shen, et al. 2012, ‘Prevalence of Acne Vulgaris in Chinese Adolescents and
Adults: A Community-based Study of 17,345 Subjects in Six Cities’, Ecta
Derm Venerol, vol. 92, pp. 40-44.
Stathakis, V, Kilkenny, M, & Marks, R 1997, ‘Descriptive epidemiology of acne
vulgaris in community’, Australas J Dermatol, vol. 38, no. 3, pp. 115-23.
Titus, S & Hodge J 2012, ‘Diagnosis and Treatment of Acne’, American Family
Physician, vol. 86, no. 8.
US Food and Drug Administration 2014, Is It a Cosmetic, a Drug, or Both? (Or
Is It Soap?), FDA, New Hampshire.
Vyas, A, Sonker, AK, & Gidwani, B 2014, ‘Carrier-Based Drug Delivery System
for Treatment of Acne’, Scientific W J, vol. 2014.
Wasitaatmadja, SM 2009, ‘Akne, Erupsi Akneiformis, Rosasea, Rinofima’, in
Djuanda, A (ed.), Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, 5th ed, Universitas
Indonesia, Jakarta.
Webster G, Rawlings A, ‘Acne Diagnostic and treatment’, Czelej, Lublin.
Wolff, K & Johnson, R.A 2009, Fitzpatrick’s Color Atlas and Synopsis of
Clinical Dermatology’, 6th ed, McGraw-Hil, NY.
Wu, TQ, Mei, SQ, Zhang, JX, Gong, LF, Wu, FJ, Wu, WH, Li, J, Lin, M, & Diao
JX 2007, ‘Prevalence and risk factor of facial acne vulgaris among chinese
adolescents’, Int J Adolesc Med Health, vol. 19, no. 4, pp. 407-12.
Zouboulis, CC, Eady, A, Philpott, M, Goldsmith, LA, Orfanos, C, Cunliffle, WC,
& Rosenfield, R 2005, ‘What is the pathogenesis of acne?’, Exp Dermatol,
vol. 14, pp. 143-152.
Zouboulis CC, Makrantonaki E 2011, ‘Clinical aspects and molecular diagnostics
of skin aging’, Clin Dermatol, vol. 29, pp. 3-14.
LAMPIRAN 1
Email : luxavarius@yahoo.co.id
Prestasi :
Jenis Kelamin
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
usiakelompok Total
perempuan 6 9 2 0 17
Total 16 13 3 2 34
Keparahan
perempuan 2 6 9 17
Total 5 16 13 34
Pekerjaan Total
Ibu Rumah
Pelajar PNS Pegawai Swasta Tangga
perempuan 7 1 4 5 17
Total 18 2 9 5 34
Kosmetik
perempuan 15 2 17
Total 15 19 34