Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
Korupsi telah menjadi perhatian semua pihak pada saat ini. Bentuk-
bentuk dan perwujudan korupsi jauh lebih banyak daripada kemampuan untuk
dari hari kehari kian marak. Hampir setiap hari berita tentang korupsi
dan mana perbuatan yang tidak korup. Meskipun sudah ada komisi
dunia.
biasa saja atau hal yang sepele. Berbagai upaya telah dilakukan oleh
1
Syed Hussain Alatas, Korupsi, Sifat, Sebab dan Fungsi (Jakarta: LP3ES, 1987), hlm.
96.
1
2
dan menjebloskan koruptor ke penjara. Era orde baru, yang berlalu, kerap
Korupsi di tahun 1967, Komisi Empat pada tahun 1970, Komisi Anti Korupsi
Nyatanya, penangkapan para koruptor tidak membuat jera yang lain. Koruptor
korupsi, padahal yang perlu saat sekarang ini adalah kesadaran setiap orang
penerus bangsa yang berakhlak mulia, dalam artian mempunyai sikap dan
nilai antikorupsi pada setiap individu putra bangsa. Namun masalahnya adalah
generasi yang akan datang, semoga dikabulkan Tuhan dengan kerja keras
2
Faisal Djabbar (Fungsional Direktorat Pendidikan & Pelayanan Masyarakat
Komisi Pemberantasan Korupsi) dalam http://www.unindra.ac.id, akses 18 November 2014.
3
La Sina, Dampak dan Upaya Pemberantasan serta Pengawasan Korupsi di Indonesia
(Jurnal Hukum Pro Justitia, 2008), Vol.26. No.1.
3
segenap bangsa ini adalah dimana korupsi tidak akan terjadi lagi digenerasi
berikutnya. Lain sisi, penindakan korupsi sekarang ini belum cukup dan belum
kajian adalah penanaman pola pikir, sikap, dan perilaku antikorupsi melalui
4
M. Fajroel Rahman, “Indonesia: Korupsi harus masuk ke Meseum”, dalam M. Reza S.
Zaki. dkk, Negeri Melawan Korupsi (Yogyakarta: Bulaksumur Visual, 2012), hlm. 106.
5
M. Reza S. Zaki, dalam Negeri Melawan Korupsi (Yogyakarta: Bulaksumur Visual,
2012). hlm. 20.
6
Lukman Hakim, dalam Model Integrasi Pendidikan Antikorupsi dalam Kurikulum
Pendidikan Agama Islam (Jurnal Pendidikan Agama islam- Ta’lim, 2012), Vol.10. No.2.
4
Mentalitas antikorupsi ini akan terwujud jika kita secara sadar membina
kelemahan dari sistem nilai yang mereka warisi dan memperbaharui sistem
pada diri seseorang, dan melalui jalur ini lebih tersistem serta mudah terukur,
korupsi, tidak pernah terjadi jika kita tidak secara sadar membina
7
Sumiarti, Pendidikan Antikorupsi (Jurnal Pemikiran Alternatif Pendidikan P3M STAIN
Purwokerto INSANIA, 2007), Vol.12. No.2.
5
diwarisi (korupsi) sesuai dengan tuntutan yang muncul dalam setiap tahap
diberikan sejak dini dan dimasukkan dalam proses pembelajaran dalam proses
tinggi. Hal ini sebagai upaya membentuk perilaku peserta didik yang
antikorupsi.
bangsa yang jujur boleh jadi Indonesia akan menjadi bangsa yang teregister
sekolah, orang tua, dan masyarakat serta pihak swasta dalam membangun
karakter jujur dan membuat bangsa ini sehat secara mental dan moral. 9 Inti
dari materi pendidikan antikorupsi ini adalah penanaman nilai-nilai luhur yang
terdiri dari sembilan nilai yang disebut dengan sembilan nilai antikorupsi.
8
Oktavia Adhi Suciptaningsih, Pendidikan Antikorupsi Bagi Siswa Sekolah Dasar di
Kecamatan Gunung Pati (Jurnal Universitas PGRI Semarang, 2014), Vol.4. No.2.
9
Rosida Tiurma Manurung, Pendidikan Antikorupsi Sebagai Satuan Pembelajaran
Berkarakter Dan Humanistik (Jurnal Sisioteknologi, 2012), Edisi. 27.
6
B. RUMUSAN MASALAH
1. Tujuan Penelitian
2. Manfaat Penelitian
a. Manfaat akademik
Andong Boyolali.
b. Manfaat praktis
lebih lanjut.
D. TELAAH PUSTAKA
materi pendidikan antikorupsi yang terkandung dalam buku PKn kelas VIII
karangan Dwiyono dkk yang digunakan sudah sesuai dengan kurikulum dan
SKKD PKn, nilai-nilai pendidikan antikorupsi yang termuat dalam buku PKn
kelas VIII karangan Dwiyono dkk meliputi jujur, bertanggung jawab, berani,
10
Muhlis Kurnianto. “Muatan Materi Pendidikan Antikorupsi (Analisis Isi Pada Buku
Pendidikan Kewarganegaraan Kelas VIII Karangan Dwiyono Dkk Serta Pelaksanaannya Di Smp
Muhammadiyah 7 Sumberlawang Kabupaten Sukoharjo Taun Peljaran 2012/2013.) (Surakarta:
UMS, 2013).
9
anti korupsi juga dilakukan di luar kelas di dalam lingkungan sekolah. Skripsi
Muhlis Kurnianto ini berbeda dengan penelitian ini karna skripsi tersebut
produk dan diakhiri degan membuat laporan dan supervisi. Kegiatan itu
membentuk pribadi yang kuat, gigih, usaha, obsesi, tabah, mempunyai impian,
11
Rohmad. “Pengelolaan Karakter Antikorupsi Kerja Keras Dan Tanggung Jawab
Dalam Kelas Entrepreneurship Di SMK Negeri 4 Surakarta”. (Surakarta: UMS, 2013.)
10
pengelolaan karakter antikorupsi yaitu kerja keras dan tanggung jawab (hanya
yang telah dibuat dalam pembelajaran matematika dan kesediaan siswa kelas
cerdas istimewa dalam menerima akibat dari perbuatan yang telah dilakukan,
terhadap peraturan yang berlaku dan ketepatan waktu siswa, baik ketepatan
12
Kharisma Ardhy Wijayanto, Nilai Inti Karakter Antikorupsi Dalam
Pembelajaran Matematika Kelas Cerdas Istimewa.(Surakarta:UMS, 2012)
11
dicerminkan dari melekatnya sifat dapat dipercaya pada diri siswa dan
13
Sahid. 2015. Pengaruh Pendidikan Antikorupsi Terhadap Akhlak Siswa
Kelas XI SMA Muhammadiyah 4 Andong Boyolali Tahun Pelajaran 2014/2015.
12
Boyolali baik. Skripsi Sahid berbeda dengan tesis ini walaupun tempat
pendidikan antikorupsi terhadap akhlak siswa kelas XI. Dan tesis ini lebih
kelas XI, tapi juga mulai dari kelas X, XI, dan XII).
E. KERANGKA TEORITIK
1. Kurikulum
dampak).14
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
b. Landasan Kurikulum
14
Mulyasa, Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara,
2008), hlm. 178.
15
Rusman, Manajemen Kurikulum (Jakarta: Raja Grafido Persada,2008), hlm. 3.
16
Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum: Teori dan Praktik (Bandung:
Rosda Karya, 2001), hlm. 38.
17
Ibid. hlm. 38
14
dan psikologis, karena ini dirasa lebih cocok dan relevan dengan
c. Implementasi Kurikulum
1) Perencanaan kurikulum
18
S. Nasution., Kurikulum dan Pengajaran (Jakarta: Bumi Aksara,1999), hlm.6.
19
Curtis R. Finch & John R. Cruncilton, Curricullum Development in Vocational and
Technical Education, (Boston and London: Allyn and Bacon, 1993), hlm. 46-48. Dalam disertasi
Dr. Abdullah, M.Ag (Pendidikan Islam Multikultural Di Pesantren: Telaah Terhadap Kurikulum
Pondok Pesantren Modern Islam Assalam Surakarta Tahun 2006-2007), hlm. 56-57.
15
2) Pelaksanaan kurikulum
pembelajaran.
(school-based enterprise).20
3) Evaluasi kurikulum
20
Ibid. hlm.66-67.
16
Stuffiebeam.21
2. Pendidikan Antikorupsi
a. Pengertian Korupsi
ketidakberesan lainya.
dan ketidakjujuran.
21
Ibid. hlm. 74.
17
b. Bentuk-bentuk Korupsi
14).23
22
Evi, Hartanti, Tindak Pidana Korupsi Edisi Kedua (Jakarta: Sinar Grafika, 2008),
hlm. 8
23
Muhammad Nurdin, Pendidikan Antikorupsi (Strategi Internalisasi Nilai-Nilai Islami
Dalam Menumbuhkan Kesadaran Antikorupsi Di Sekolah) (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014),
hlm. 68.
24
Syamsul Anwar, Fikih Antikorupsi Perspektif Ulama Muhammadiyah Majelis Tarjih
dan Tajdid PP Muhammadiyah (Jakarta: Pusat studi Agama dan Peradaban (PSAP), 2006), hlm.
18
25
Agus Wibowo, Pendidikan Antikorupsi di Sekolah: Strategi Internalisai Pendidikan
Antikorupsi di Sekolah (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2013), hlm. 28-30.
18
c. Penyebab Korupsi
kalau terdesak maka tidak apa-apa, dan selama tidak berlebihan itu
sah-sah saja, serta tidak ada perhargaan atas aturan-aturan resmi dari
d. Pendidikan Antikorupsi
1) Pengertian
26
Ibid. hlm. 31-34.
19
hari.27
27
Muhammad Nurdin, Pendidikan Antikorupsi (Strategi Internalisasi Nilai-Nilai Islami
Dalam Menumbuhkan Kesadaran Antikorupsi Di Sekolah). (Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2014),
hlm:178-179.
28
Ibid. hlm. 99-100.
20
29
Ibid. hlm. 101.
30
Agus Wibowo, hlm. 45-46.
21
Gambar 1.1
Kerangka Pemikiran
Pengertian
Pengertian Dasar Pendidikan
Kurikulum Antikorupsi Jenis/ bentuk
Landasan
Penyebab
Isi
Implementasi Kurikulum Urgensi
Karakteristik Pendidikan Antikorupsi
Nilai-nilai
Perencanaan Contect
Strategis Berbasis Berbasis
individu Modul
Input
Perencanaan
Program
Berbasis Berbasis Procces
Kewirausahaan Kompetensi
Perencanaan Kegiatan
Pepembelajaran sekolah Product
22
F. METODE PENELITIAN
1. Jenis Penelitian
yang menghasilkan data deskriftif berupa kata-kata atau lisan dari orang-
Boyolali.
2. Pendekatan
sesuatu keunikan atau hal yang jarang dijumpai pada sekolah-sekolah lain,
Andong Boyolali.
31
Lexy J Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Rosda Karya,
2005), hlm. 4.
23
3. Sumber Data
Sumber data yaitu sumber dari mana data itu diperoleh. Oleh sebab
itu, untuk mendapatkan data yang relevan dengan permasalahan ini data
yang diambil meliputi sumber data primer dan sumber data sekunder.
primer dalam penelitian ini yaitu kepala sekolah, dan guru-guru SMA
sekolahan.
sekunder dalam penelitian ini yaitu berupa data-data tertulis seperti data
32
Sudarno Sobron, dkk. Pedoman Penulisan Tesis, (Surakarta: M.Pd.I, M.PI, M.HI
Sekolah Pascasarjana UMS, 2014), hlm.18.
24
sekoah, guru, peserta didik, serta orang yang bisa memberi pengayaan data
5. Pengumpulan Data
ini, pertama: data yang berkaitan dengan kondisi atau keadaaan SMA
4 Andong Boyolali.
dan guna memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian ini maka
a) Wawancara
33
Ibid. hlm. 18.
34
Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Rosda Karya, 2005), hlm.
186.
25
dan siswa.
b) Observasi
observasi.
35
Ahmad Tanzeh, Metode Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 87.
26
c) Dokumentasi
sebagainya.36
mana data tersebut bisa diperoleh dari: buku, modul guru, RPP, atau
6. Validitas Data
(keabsahan data). Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara
data yang dilaporkan oleh peneliti dengan data yang sesungguhnya terjadi
36
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik (Jakarta: Rineka
Cipta, 2006), hlm. 231.
37
Pedoman Penulisan Tesis, (Surakarta: M.Pd.I, M.PI, M.HI Sekolah Pascasarjana
UMS, 2014), hlm.19.
38
Ibid. hlm. 20.
27
memastikan data yang sudah didapat, apakah sudah valid dan betul-betul
Andong Boyolali, apakah masih ada yang keliru dan perlu dibenarkan atau
bahkan ditambahkan.
7. Analisis Data
dikutip oleh Lexy J. Moleong, adalah upaya yang dilakukan dengan jalan
pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
2014/2015.
39
Moleong, hlm. 248.
28
G. SISTEMATIKA PEMBAHASAN
Bab II (dua) berisikan kajian teori tentang konsep dasar dan landasan
antikorupsi.
Bab III (tiga) berisi tentang paparan data dan temuan penelitian yang
Boyolali, yang meliputi: (1) Azas, tujuan, isi/materi, dan model implementasi
Bab VI (empat) akan membahas tentang analisis data, pada bab ini
dari penyusunan tesis ini akan disampaikan daftar pustaka serta lampiran-
lampiran sebagai penunjang dan acuan dalam menganalisa penulisan tesis ini.