Anda di halaman 1dari 16

BAB II

KAJIAN TEORITIS

2.1 Kajian teori

2.1.1 Koperasi

Koperasi secara etimologi berasal dari bahasa inggris, yaitu “cooperation”


(co=bersama, operation=bekerja). Sedangkan secara terminologi seperti yang dikemukakan
oleh Rudianto (2010 : 3) “pengertian koperasi secara umum adalah suatu perkumpulan yang
beranggotakan orang-orang atau badan-badan hukum koperasi yang memberikan
kebebasan masuk dan keluar sebagai anggota, dengan bekerjasama secara kekeluargaan
menjalankan usaha untuk mempertinggi kesejahteraan para anggotanya”, adapun Dalam
buku pengetahuan perkoperasian yang diterbitkan oleh departemen Koperasi,
mengemukakan arti koperasi ialah sebagai perkumpulan orang-orang yang secara sukarela
mempersatukan diri untuk mencapai kepentingan kepentingan ekonomi, atau
menyelenggarakan usaha bersama melalui pembentukan suatu perkumpulan yang diawasi
secara demokratis (Itang, 2016 : 40). Sedangkan berdasarkan UU No.25 tahun 1992
tentang perkoperasian, pasal I, Ayat I dinyatakan bahwa koperasi adalah badan koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang berdasarkan atas asas kekeluargaan. Tujuan dari koperasi
ialah meningkatkan perekonomian negara, memanfaatkan potensi masyarakat dalam dunia
ekonomi, dan mensejahtrakan anggotanya. UU Perkopeasian pasal 3 yang berbunyi
“Koperasi bertujuan memajukan kesejahteraan anggota pada khususnya dan masyarakat
pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan Pancasila dan
Undang-Undang Dasar 1945”.

Dari beberapa pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa koperasi merupakan


perkumpulan orang atau organisasi yang bekerjasama berusaha mencapai tujuannya
dengan prinsip prinsip koperasi yang dilakukan secara kekeluargaan untuk kesejahtraan
anggotanya. Pada dasarnya koperasi tidak mementingkan keuntungan karena tujuan
utamanya adalah memajukan kesejahteraan anggota dan masyarakat. Bukan berarti
keuntungan tidak penting, kerena keuntungan adalah salah satu sarana untuk mencapai
tujuan tersebut. Itang (2016 : 64) mengemukakan bahwa Dalam koperasi keuntungan lebih
dikenal dengan sisa hasil usaha merupakan pendapatan koperasi yang diperoleh dalam
satu tahun bukan dikurangi dengan biaya penyusutan dan kewajiban lainnya termasuk pajak
dan tahun buku yang bersangkutan.

Terdapat beberapa ahli yang mengemukakan pengertian tentang koperasi (Itang,


2010 : 37-38), antara lain sebagai berikut :

1) Menurut Winardi
Koperasi (coopetrative) adalah sejenis badan usaha dimana hanya terdapat
satu hak suara pun setiap anggota, terlepas dari banyak sedikitnya uang yang
dimasukkan olehnya badan usaha tersebut.
2) Menurut Mahmud
Koperasi adalah suatu perkumpulan dari orang-orang yang atas dasar
persamaan derajat sebagai manusia dengan tidak membedakan haluan agama
atau politik dengan sukarela masuk untuk memenuhi kebutuhan bersama yang
bersifat kebendaan atas tanggungan bersama.
3) Menurut Soedarsono
Koperasi adalah kumpulan yang memungkinkan orang-orang bekerja atas
dasar sukarela untuk menyelenggarakan produksi, pembelian dan penjualan
barang atau jasa, yang ditujukan untuk memenuhi kebutuhan para anggota.
4) Menurut Fay (1908)
Koperasi adalah suatu perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang
terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak
memikirkan diri sendiri sedemikian rupa, sehingga masing-masing sanggup
menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat imbalan yang
sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.
5) Menurut Djojohadijoesomo
Koperasi ialah perkumpulan manusia seorang-seorang yang dengan sukanya
sendiri hendak bekerja sama untuk memajukan ekonominya.
6) Menurut Schaars
Koperasi adalah suatu badan usaha yang secara sukarela dimiliki dan
dikendalikan oleh anggota yang adalah juga pelanggannya dan dioperasikan oleh
mereka dan untuk mereka nirlaba atau atas dasar biaya

Terdapat 4 jenis-jenis koperasi yakni koperasi produsen, koperasi konsumen, koperasi


serba usaha (KSU) dan koperasi simpan pinjam (KSP). Berikut macam-macam koperasi
menurutut (Anoraga, 2007:4-6), yaitu :

a) Koperasi Produsen atau koperasi produksi


Jenis koperasi yang bertujuan membantu anggotanya untuk membuat usaha
bersama-sama. Usaha yang dilakukan bisa berupa memproduksi atau menjual
barang kepada konsumen. Selain itu dengan bergabung dengan koperasi produsen,
anggotanya akan mendapat dana sebagai bantuan modal usaha. Biasa nya koperasi
produsen atau produksi ini bisa berupa koperasi pertanian, koperasi peternakan,
koperasi kerajinan dan lain-lain.
b) Koperasi Konsumen atau koperasi konsumsi
Jenis koperasi yang menjual berbagai kebutuhan pokok sehari-hari untuk anggota
koperasi tersebut. Harga yang dipatok pada koperasi konsumen tentunya lebih
murah dan terjangkau dibanding tempat lain. Beberapa barang dan kebutuhan yang
biasa dijual di koperasi konsumen ini misalnya yaitu bahan pangan, pakaian,
perabotan rumah tangga dan lain-lain.
c) Koperasi Serba Usaha (KSU)
Jenis koperasi yang di dalamnya terdapat banyak jenis usaha. Hal ini sesuai dengan
namanya yakni Serba Usaha. Barang-barang yang dijual akan menjadi lebih murah
jika kita sudah menjadi anggota dari koperasi serba usaha ini Bentuk usaha yang
dilakukan bisa berupa gabungan antara koperasi produksi dan koperasi konsumsi
atau antara koperasi produksi dan koperasi simpan pinjam.
d) Koperasi Simpan Pinjam (KSP)
Jenis koperasi yang menyediakan pinjaman uang dan juga sebagai tempat
menyimpan uang. Koperasi ini cukup dikenal dan banyak diikuti oleh masyarakat
karena dengan menjadi anggota koperasi simpan pinjam, kita bisa mendapat
pinjaman dana dengan mudah. Secara umum koperasi simpan pinjam mirip dengan
cara kerja bank namun perbedaannya bunga di koperasi lebih ringan dan
pembayaran bisa dilakukan dengan cara mengangsur. Selain itu bunga yang
didapatkan dari hasil pinjaman dinikmati secara bersama dengan cara bagi hasil tiap
anggota.

Terlahirnya sebuah Koperasi selain mempunyai tujuan untuk mensejahtrakan


anggotanya, koperasi juga mempunyai prinsip, fungsi dan peran. Itang (2016 : 89-91)
menjelaskan prinsip, fungsi dan peran koperasi Indonesia sebagai berikut :

1) Prinsip
Koperasi melaksanakan prinsip koperasi sebagai berikut :
a) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.
b) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.
c) Pembagian sisa hasil usaha dilakukan secara adil sebanding dengan
besarnya jasa usaha masing-masing anggota.
d) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.
e) Kemandirian.

Dalam mengembangkan koperasi, maka koperasi melaksanakan pula prinsip


koperasi sebagai berikut:

a) Pendidikan perkoperasian.
b) Kerja sama antar koperasi.

2) Fungsi
Fungsi Koperasi indonesia adalah :
a) Alat perjuangan ekonomi untuk mempertinggi kesejahteraan rakyat.
b) Alat pendemokrasian ekonomi nasional.
c) Sebagai salah satu urat nadi perekonomian bangsa Indonesia.
d) Alat Pembina insan masyarakat untuk memperkokoh kedudukan ekonomi
bangsa Indonesia serta bersatu dalam mengatur tata laksana perekonomian
rakyat.
3) Peran
Peranan koperasi Indonesia adalah:
a) Mempersatukan, mengerahkan, membina dan mengembangkan potensi,
daya kreasi, daya usaha rakyat untuk meningkatkan produksi dan
mewujudkan tercapainya pendapatan yang merata.
b) Mempertinggi taraf hidup dan tingkat kecerdasan rakyat.
c) Membina kelangsungan dan perkembangan demokrasi ekonomi.

Menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 1992 tentang pokok - pokok


perkoperasian, organisasi koperasi mempunyai ciri-ciri yang nampak, yaitu :

a) Bahwa koperasi Indonesia adalah kumpulan orang-orang dan bukan kumpulan


modal.
Pengaruh dan penggunaan modal dalam koperasi Indonesia tidak boleh mengurangi
makna dan tidak boleh mengaburkan pengertian koperasi Indonesia sebagai
perkumpulan modal. Ini berarti bahwa koperasi Indonesia harus benar-benar
mengabdikan kepada perkumpulan dan bukan kepada kebendaan.
b) Bahwa koperasi Indonesia bekerja sama, bergotong royong berdasarkan persamaan
derajat, hak dan kewajiban yang berarti koperasi adalah dan seharusnya merupakan
wadah demokrasi ekonomi dan sosial. Karena dasar demokrasi ini maka harus
dijamin benar-benar bahwa koperasi adalah milik para anggota sendiri dan pada
dasarnya harus diatur serta disusun sesuai dengan keinginan para anggota yang
berarti bahwa hak tertinggi dalam koperasi terletak pada rapat anggota.
c) Bahwa segala kegiatan koperasi Indonesia berdasarkan atas kesadaran para
anggota. Dalam koperasi tidak boleh dilakukan paksaan, ancaman, intimidasi dan
campur tangan dari pihak lain yang tidak ada sangkut-pautnya dengan soal-soal
interen koperasi.
d) Bahwa tujuan koperasi Indonesia harus benar-benar merupakan kepentingan
bersama dari para anggotanya dan tujuan itu dicapai berdasarkan karya dan jasa
yang disumbangkan para anggota sesuai dengan besar kecilnya karya dan jasanya
harus dicerminkan pula dalam hal pembagian pendapatan dalam koperasi.

2.1.2 Unit Simpan Pinjam (USP)

Menurut UU No. 17 tahun 2012 tentang Perkoperasian Pinjaman adalah penyediaan


uang oleh koperasi Simpan Pinjam kepada Anggota sebagai peminjam berdasarkan
perjanjian, yang mewajibkan peminjaman untuk melunasi dalam jangka waktu tertentu dan
membayar jasa. Adapun Koperasi Simpan Pinjam Menurut Peraturan Pemerintah No.
9/1995 adalah:

a. Kegiatan usaha simpan pinjam adalah kegiatan yang dilakukan untuk menghimpun
dana dan menyalurkannya melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan untuk
anggota koperasi yang bersangkutan, calon anggota koperasi yang bersangkutan,
koperasi lain dan atau anggotanya.
b. Koperasi Simpan Pinjam adalah koperasi yang kegiatannya hanya usaha simpan
pinjam.
c. Unit Simpan Pinjam adalah unit koperasi yang bergerak di bidang usaha simpan
pinjam, sebagai bagian dari kegiatan usaha Koperasi yang bersangkutan.
d. Simpanan adalah dana yang dipercayakan oleh anggota, calon anggota, koperasi-
koperasi lain dan atau anggotanya kepada koperasi dalam bentuk tabungan, dan
simpanan koperasi berjangka.
e. Simpanan Berjangka adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan
sekali dan penarikannya hanya dapat dilakukan pada waktu tertentu menurut
perjanjian antara penyimpan dengan koperasi yang bersangkutan.
f. Tabungan Koperasi adalah simpanan di koperasi yang penyetorannya dilakukan
berangsur-angsur dan penarikannya hanya dapat dilakukan menurut syarat tertentu
yang disepakati antara penabung dengan koperasi yang bersangkutan dengan
menggunakan Buku Tabungan Koperasi.
g. Pinjaman adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan
itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-meminjam antara Koperasi
denganpihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya
setelah jangka waktu tertentu disertai dengan pembayaran sejumlah imbalan.

Dari berbagai sumber maka dapat dikatakan bahwa Unit Simpan Pinjam merupakan
badan usaha yang bergerak dibawah naungan Koperasi, sebagai upaya mensejahtrakan
anggotanya yang pada dasarnya unit simpan pinjam menjadi layanan penyimpanan uang
dan peminjaman uang bagi anggota yang tentunya mempermudah pemasukan modal bagi
usaha.

2.1.3 Kredit

Secara umum kredit diartikan sebagai suatu kegiatan peminjaman sejumlah modal
oleh pemilik modal kepada pengguna modal, dalam hal ini terdapat unsur kepercayaan
berupa keyakinan diberiakn kepada penerima kredit bahwa pinjaman ynag disepakati
bersama akan terlaksana dengan baik. selain unsur keparcayaan, ada unsur waktu yang
merupakan suatu periodik yang memisahkan saat pemberian kredit dan penerimaan kredit.
Menurut Hasibuan (2008 : 87) kredit adalah jenis pinjaman yang harus dibayar kembali
beserta bunganya oleh peminjam sesuai dengan perjanjian yang telah disepakati. Menurut
Raymond (2003:12) mengatakan bahwa “kredit adalah hak untuk meneri-ma pembayaran
atau kewajiban untuk melakukan pembayaran pada waktu diminta atau pada waktu yang
akan datang, karena penyerahan barang-barang sekarang”. Sedangkan Menurut Undang-
undang Nomor 14 tahun 1967 tentang pokok-pokok perbankan, yang dimaksud dengan
kredit adalah penyedian uang atau tagihan-tagihan yang dapat disamakan dengan itu ber-
dasarkan persetujuan pinjaman-pinjaman antara bank dengan hak dalam hal mana pihak
manajemen berkewajiban melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah
bunga yang telah diterapkan.

Dari beberapa pengertian diatas maka dapat ditarik kesimpulan bahwa kredit adalah
penyediaan utang atau tagihan ynag dapat dipersamakan dengan itu antara pihak kreditur
dengan pihak debitur yang berdasarkan kepercayaan bahwa pihak debitur akan melunasi
kewajibannya berdasarkan perjanjian yang telah disepakati.

Unsur-unsur dalam kredit (Suyanto,2007:74) diantaranya adalah:

1) Kepercayaan, yaitu keyakinan dari sipembeli bahwa prestasi yang diberikan baik
dalam bentuk uang, barang atau jasa akan benar-benar diterimanya kembali
dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.
2) Waktu, yaitu suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan
kontrasepsi yang akan diterima pada masa yang akan datang.
3) Resiko, yaitu suatu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akibat dari adanya
jangka waktu yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontrasepsi
yang akan diterima dikemudian hari.
4) Prestasi atau objek kredit itu tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga
dapat bentuk barang atau jasa. Namun karena kehidupan modern sekarang ini
didasarkan kepada uang, maka transaksi-transaksi kredit yang menyangkut
uanglah yang sering kita jumpai dalam praktek perkreditan.

Menurut Kasmir (2002:106) Kredit juga memiliki fungsi yaitu sebagai berikut :

a) Untuk meningkatkan daya guna uang Dengan adanya kegiatan Kredit, uang
tersebut menjadi berguna untuk mengasilkan barang atau jasa yang di peroleh
debitur yang akan mengasilkan bunga untuk pemberi kreditur.
b) Untuk meningkatkan daya guna barang Kredit yang diberikan oleh bank akan
dapat digunakan oleh sii debitur untuk mengolah barang yang tidak berguna
menjadii berguna atau bermanfaat.
c) Meningkatkan Peredaran barang Kredit dapat pula menambah atau
memperlancar arus barang darii satu wilayah ke wilayah lainnya, sehingga
barang yang beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya bertambah.
d) Meningkatkan peredaran dan lalu lintas uang Uang yang diberikan atau
disalurkan akan beredar dari satu wilayah ke wilayah lainnya sehingga, suatu
daerah yang kekurangan uang dengan memperoleh tambahan uang dari daerah
lainnya.

Menurut Kasmir (2011:105) dalam praktiknya tujuan pemberian suatu kredit adalah
sebagai berikut :

1) Mencari keuntungan Hasil keuntungan yang di peroleh dalam bentuk bunga yang
ditrima oleh bank sebagi balas jasa dan biaya administrasi kredit di bebankan
pada nasabah.
2) Membantu pemerintah Bagi pemerintah semakin banyak kredit yang di salurkan
oleh bank , maka semakin banyak kredit yang disalurkan maka semakin banyak
kucuran dalam rangka peningkatan pembangunan di berbagai sektor.
3) Membantu usaha nasabah Yaitu membantu nasabah yang memerlukan dana,
baik dana investasi maupun dana untuk modal kerja, maka pihak debitur dapat
mengembangkan dan memperluas usahanya
Menurut Tohar (2004:107-111) urutan kegiatan dalam penyaluran kredit adalah
sebagai berikut:

a) Permohonan kredit
Pada umumnya dilakukan dengan mengisi formulir permohonan kredit, antara
lain:
 Calon peminjam terlebih dahulu mengisih foemulir pinjaman yang telah
tersedia.
 Petugas memberikan petunjuk serta bimbingan kepada calon dalam
pengisianformulir.
 Proses permohonan diteruskan untuk diproses.
b) Evaluasi atau analisis kredit
Fungsi utama dari evaluasi atau analisi pinjaman adalah untuk menilai
sampai sejauh mana kredit tersebut di perlukan oleh calon peminjaman dan
menilai kondisi serta kemampuan peminjam untuk melunasi pinjaman tersebut,
evaluasi dan analisis ini dapat dilakukan dengan melakukan interview terhadap
calon peminjam, tujuan dari interview atau tanya jawab adalah.
 Mengetahui sampai sejauh mana calon penerima kredit menguasai
kegiatan usahanya.
 Meneliti kembali kebenaran data atau informasi yang diterima.
 Mengenal lebih dekat pribadi serta sifat dan watak dari calon peminjam.
 Mengetahui hal-hal lain dari calon peminjam seperti latar belakang
kehidupan pendidikan dan pengalaman usaha.
 Melaksanakan survey di lakukan untuk mendapatkan informasi.
c) Melakukan peninjauan ke tempat usaha
Hal ini dilakukan apabila sifat, jenis usaha calon peminjam benar- benar
memerlukan untuk ditinjau guna melihat sejauh mana perkem-bangannya.
d) Keputusan pinjaman
Setelah terlaksananya serangkaian kegiatan diatas maka keluarlah sebuah
keputusan sebagai berikut :
 Setiap permohonan pinjaman memperoleh wewenang dari pengurus
koperasi.
 Manajer simpan pinjam dalam mengambil keputusan mempergunakan
bahan pertimbangan sebagai berikut:
- Hasil evaluasi dari permohonan pinjaman, rekomendasi dari
pengurus kelompok.
- Informasi lain yamg diperoleh dari sumber lain sepanjang
menyangkut calon peminjam.
 Ketentuan peminjam yang tertulis dalam lembaran evaluasi yang
memuat:
- Jumlah pinjaman yang disetujui
- Penggunaanpinjaman
- Besarnya bungapinjaman
- Tanggal jatuh tempopinjaman
- Jaminanpinjaman
- Setiap keputusan yang diambil harus ditanda tangani manager
simpan pinjam koperasiyangbersangkutan.
e) Perjanjian pinjaman
Perjanjian pinjaman berisi hal-hal berikut ini :
 Perjanjian pinjaman merupakan hal yang harus dilaksanakan sebelum
kredit dicairkan.
 Penandatanganan perjanjian baru harus dapat dilakukan setelah adanya
keputusanpinjaman dari hasil evaluasi.
 Perjanjian pinjaman tersebut dilaksanakan dengan meliputi surat
perjanjian pinjaman dan surat kuasa menjual memindah hak.
 Surat perjanjian yang asli harus disimpan koperasi.
 Penandatanganan perjanjian dilaksanakan di kantorkoperasi.
 Copy dari perjanjian harus dipegang olehpeminjam.
f) Sistem Pencairan pinjaman
Pencairan pinjaman merupakan tahap akhir setelah ketentuan- ke-tentuan
dipenuhi oleh peminjam. Peminjam harus menandatangani kuitansi rangkap 2
sebagai bukti tanda terima uang tersebut. Yang asli ada pada kasir sedangkan
kopinya ada pada peminjam, pinjaman ini diberikan secara tunai dan tidak di
benarkan dalam bentuk lain. Bilamana memungkinkan pencairannya di usahakan
secara bertahap, hal ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya
penyimpangan dalam penggunaan dana tersebut. Jadi prosedur peminjaman
kredit pada koperasi adalah rangkaian kegiatan yang harus dilakukan di da-lam
mengelola permohonan kredit dari saat permohonan diterima sampai dengan
pencairan dana kredit.

Secara umum jenis – jenis kredit dari berbagai segi antara lain :

1) Di lihat dari segi kegunaan terdiri dari :


 Kredit Investasi
Yaitu kredit yang digunakan untuk keperluan perluasan usaha atau
membangun proyek guna keperluan rehabilitas, misalnya kredit guna
membangun pabrik dan membeli mesin - mesin.
 Kredit Modal Kerja
Merupakan kredit yang digunakan sebagai modal usaha. Biasanya kredit
jenis ini berjangka waktu pendek. Misalnya untuk membeli bahan bahu,
membayar gaji karyawan, dan modal kerja lainya.
2) Di lihat dari tujuan kredit terdiri lagi :
 Kredit produktif
Kredit yang di gunakan peningkatan usaha , produksi atau investasi di mana
kredit ini diberikan untuk mengasilkan barang dan jasa. Dalam artian kredit ini
diberikan untuk diusahakan kembali sehingga pengembalian kredit
diharapkan dari hasil usaha yang di biayai.
 Kredit perdagangan
Merupakan kredit yang diberikan yang di berikan pada pedagang dalam
rangka memperlancar dan memperluas kegiatan perdagangannnya. Misalnya
untuk membeli barang dagangannya yang di berikan pada agen.
 Kredit konsumtif
Merupakan kredit yang di gunakan untuk keperluan pribadi, dalam kredit ini
tidak terdapat pertambahan barang dan jasa yang di hasilkan, karena telah di
gunakan oleh perseorangan dan badan usaha. Misalnya kredit mobil pribadi
dan kredit perumahan.
3) Kredit menurut jangka waktu terdiri dari :
 Kredit jangka pendek
Kredit yang memiliki jangka waktu kurang dari satu tahun atau paling lama
satu tahun dan biasanya di gunakan untuk modal kerja.
 Kredit jangka menengah
Kredit yang jangka waktunya antara satu tahun sampai tiga tahun. Kredit
jangka menengah ini biasanya berupa modal kerja atau kredit investasi yang
relatif tidak terlalu besar jumlahnya.
 Kredit jangka panjang
Kredit yang jangka waktunya lebih dari tiga tahun atau lima tahun. Biasanya
kredit ini di gunakan untuk kredit investasi jangka panjang seperti pembelian
mesin - mesin berat .
4) Kredit menurut segi jaminan terdiri dari :
 Kredit dengan jaminan
Kredit yang di berikan dengan jaminan dapat berbentuk barang atau barang
yang tidak berujud. Artinya setiap kredit yang di keluarkan akan di lindungi
senilai jaminan yang di berikan oleh calon debitur.
 Kredit tanpa jaminan
Kredit yang di berikan tanpa di sertai jaminan barang, kredit jenis ini di
berikan dengan melihat prospek usaha, karakter serta loyalitas atau nama
baik calos debitur selama berhubungan dengan bank atau pihak lain.
5) Kredit dilihat dari segi sektor usaha terdiri dari :
 Kredik pertanian
Merupakan kredit yang di biayai untuk sektor perkebunan dan pertanian.
Sektor utama pertanian dapat berupa kredit jangka panjang dan jangka
pendek.
 Kredit perternakan
Merupakan kredit yang di berikan untuk sektor perternakan baik jangka
panjang dan jangka pendek. Misalnya kredit jangka pendek yaitu perternakan
ayam, dan kredit jangka panjang yaitu perternakan sapi dan kambing.
 Kredit perumahan
Merupakan kredit yang di berikan untuk membiayai memperbaiki rumah,
membeli dan membangun rumah.
 Kredit profesi
Merupakan kredit yang di berikan pada para profesional. Misalnya dosen,
dokter, dan pengacara.
 Kredit pertambangan
Kredit yang membiayai jenis usaha petambangan yang biasanya bersifat
jangka panjang. Seperti tambang emas dan minyak bumi.
 Kredit industri
Merupakan kredit yang di berikan untuk membiayai industri, baik industri
kecil, menengah dan industri besar.
 Kredit pendidikan
Merupakan kredit yang diberikan untuk membangun sarana dan prasarana
pendidikan atau dapat pula berupa kredit untuk para mahasiswa

2.1.4 Prosedur

Kata Prosedur Kredit terdiri dari 2 (dua) kata yaitu Prosedur dan Kredit. Menurut
Ardiyos (2004:73) arti dari “Prosedur adalah suatu bagian sistem yang merupakan rangkaian
tindakan yang menyangkut beberapa orang dalam satu atau beberapa bagian yang
ditetapkan untuk menjamin agar suatu kegiatan usaha atau transaksi dapat terjadi berulang
kali dan dilaksanakan secara seragam”. Adapun beberapa pengertian prosedur kredit atau
prosedur pemberian kredit dan atau prosedur penyaluran kredit adalah sebagai berikut :

a. Kasmir (2012:143) mengemukan bahwa “Prosedur kredit adalah tahap-tahap yang


harus dilalui sebelum sesuatu kredit diputuskan untuk dikucurkan. Tujuannya adalah
untuk mempermudah bank dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit.
b. Firdaus & Ariyanti, (2009) mengemukakan bahwa “proses pemberian kredit bank
merupakan tahapan-tahapan dalam pemberian kredit.
c. Hasibuan (2008) mengemukakan bahwa “prosedur penyaluran kredit adalah
prosedur yang harus dipenuhi dalam penyaluran kredit.
d. Kuncoro dan Suhardjono (2011:226) berpendapat bahwa proses pemberian kredit
terdiri dari 3 tahap, yaitu tahap kegiatan prakarsa dan analisis kredit, tahap
rekomendasi dan tahap putusan kredit.

Jadi dapat disimpulkan bahwa prosedur merupakan serangkaian tindakan atas


transaksi dilakukan beberapa orang yang secara berulang-ulang yang dilakukan secara
seragam dengan tahapan-tahapan yang saling berhubungan.

Menurut Kamsir (2004: 95) secara umum prosedur pemberian kredit yaitu
sebagai berikut :

1) Pengajuan berkas-berkas
Pengajuan proposal kredit hendaknya berisi antara lain:
 Latar belakang perusahaan atau kelompok usaha.
 Maksud dan tujuan.
 Besarnya kredit dan jangka waktu
 Cara pengembalian kredit.
 Jaminan kredit.
2) Pemeriksaan berkas-berkas
Untuk mengetahui apakah berkas pinjaman yang diajukan sudah lengkap
sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika belum lengkap atau cukup, maka
nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sampai batas waktu
tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangannya, maka permohonan
kreditnya dapat dibatalkan.
3) Penilaian kelayakan kredit
Penilaian yang di lakukan dengan menggunakan 5 C namun untuk kredit
yang lebih besar jumlahnya perlu melakukan metode penilaian dengan studi
kelayakan.
4) Wawancara satu
Tahap ini merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung
berhadapan dengan calon peminjam.
5) On the Spot
Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau berbagai
obyek yang akan dijadikan usaha atau jaminan. Kemudian hasilnya dicocokkan
dengan hasil wawancara satu.
6) Wawancara dua
Merupakan bagian perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangan pada saat
setelah dilakukan on the spot di lapangan.
7) Keputusan Kredit
Yaitu meputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan
diberikan atau ditolak, jika diterima, maka dipersiapkan administrasinya.
8) Penandatanganan akad kredit atau perjanjian lainnya
Merupakan kelanjutan dari diputuskannya kredit, maka sebelum kredit
dicairkan terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit.
9) Realisasi Kredit
Setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka
rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan.

Berikut ini adalah beberapa karakteristik prosedur menurut Mulyadi (2008: 8),
sebagai berikut:

1) Prosedur menunjang tercapainya tujuan organisasi.


2) Prosedur mampu menciptakan adanya pengawasan-pengawasan yang baik dan
menggunakan biaya yang seminimal mungkin.
3) Prosedur menunjukan urutan-urutan yang logis dan sederhana.
4) Prosedur menunjukan adanya penetapan keputusan dan tanggung jawab.
5) Prosedur menunjukan tidak adanya keterlambatan dan hambatan.

Suatu prosedur dapat memberikan beberapa manfaat diantaranya :

a) Lebih memudahkan dalam langkah-langkah kegiatan yang akan datang.


b) Mengubah pekerjaan yang berulang-ulang menjadi rutin dan terbatas, sehingga
menyederhanakan pelaksanaan dan untuk selanjutnya mengerjakan yang
perlunya saja.
c) Adanya suatu petunjuk atau program kerja yang jelas dan harus dipatuhi oleh
seluruh pelaksana.
d) Membantu dalam usaha meningkatkan produktifitas kerja yang efektif dan
efisien.
e) Mencegah terjadinya penyimpangan dan memudahkan dalam pengawasan, bila
terjadi penyimpangan akan dapat segera diadakan perbaikan-perbaikan
sepanjang dalam tugas dan fungsinya masing-masing.

Adapun terdapat Unsur-unsur dalam sistem pemberian kredit, yaitu :

1) Fungsi yang Terkait


Pemberian kredit perlu adanya fungsi-fungsi yang berguna menangani dan
mempermudah dalam proses pemberian kredit, fungsi-fungsi tersebut memegang
peran serta dalam menjalankan tugasnya masing-masing agar dalam
pelaksanaannya fungsi ini saling berhubungan sehingga dapat memperlancar
pemberian kredit, fungsi yang terkait menurut Mulyadi (2001 : 204) adalah :
 Fungsi Sekertariat
Fungsi ini bertanggung jawab dalam menerima permohonan kredit dan surat
pemberitahuan.
 Fungsi Penagihan
Fungsi ini bertanggung jawab melakukan penagihan piutang langsung
kepada debitur berdasarkan daftar piutang yang akan ditagih.
 Fungsi Kas
Fungsi ini bertanggung jawab atas penerimaan dan pengeluaran uang.
 Fungsi Akuntansi
Fungsi ini bertanggung jawab dalam penerimaan dan pengeluaran kas, serta
menyelenggarakan laporan keuangan.
 Fungsi Pemerikasa Intern
Fungsi ini bertanggung jawab untuk mengecek ketelitian catatan kas yang
telah diselenggarakan oleh fungsi akuntansi.
2) Dokumen yang Digunakan
Menurut Mulyadi (2001 : 204) dokumen adalah formulir-formulir yang digunakan
untuk merekam terjadinya transaksi. Dokumen yang digunakan dalam sistem
pemberian kredit antara lain :
1. Formulir Permohonan Kredit
Formulir ini berisi kesanggupan tertulis dari peminjam dan tanda tangan dari
pengurus sebagai bukti penyerahan bahwa permohonan kredit sesuai
dengan permintaan dan kondisi kerjanya.
2. Kwitansi
Kwitansi dibuat rangkap tiga oleh bendahara simpan pinjam sebagai bukti
telah mengeluarkan uang.
3. Bukti Pengeluaran Kas
Dibuat sebagai bukti pengeluaran kas dari bank setelah pencairan kredit.
4. Bukti Penerimaan Kas
Sebagai bukti penerimaan kas dari debitur ketika membayar angsuran
kredit.
5. Kartu Pinjaman
Kartu pinjaman digunakan untuk mencatat angsuran pinjaman setiap bulan.
3) Catatan Akuntansi yang Digunakan
Catatan akuntansi adalah semua catatan yang berhubungan dengan semua
transaksi akuntansi seperti jurnal, buku besar, buku pembantu dan laporan
keuangan. Menurut Mulyadi (2001 : 207) catatan akuntansi yang digunakan dalam
sistem pemberian kredit antara lain :
 Jurnal Umum
Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari
transaksi penghapusan piutang yang tidak lagi dapat ditagih.
 Jurnal Pengeluaran Kas
Digunakan untuk mencatat pemberian kredit dan transaksi pengeluaran kas.
 Jurnal Penerimaan Kas
Jurnal penerimaan kas digunakan untuk mencatat penerimaan kas dan
pengembalian kredit.
 Kartu Piutang
Untuk mencatat saldo piutang kepada setiap debitur.
4) Jaringan Prosedur yang Membentuk Sistem
Dalam pemberian kredit diperlukan prosedur agar berjalan dengan lancar.
Menurut Thomas Suyatno (dalam Putri 2010 : 9) prosedur pemberian kredit terdiri
dari beberapa tahap yaitu :
a. Permohonan Kredit
b. Penyelidikan dan Analisis Kredit.
c. Keputusan Atas Permohonan Kredit.
Sedangkan pengertian prosedur pemberian kredit menurut Kasmir (dalam
Wulandari 2013 : 34) mengatakan bahwa prosedurpemberian kredit adalah tahapan-
tahapan yang harus dilalui sebelum suatu kredit diputuskan untuk mempermudah
koperasi dalam menilai kelayakan suatu permohonan kredit.

2.2 Metode kegiatan

Untuk menyelesaikan laporan PKL ini, penulis menggali beberapa informasi dari
para karyawan di Koperasi unit desa Wajak, penulis menggunakan metode wawancara,
studi literature, dokumentasi, dan konsultasi.

2.2.1 Wawancara

Wawancara merupakan teknik utama untuk mengumpulkan sejumlah data yang


diperlukan oleh penulis untuk membantu penulisan laporan ini. Wawancara dilakukan secara
langsung dengan pihak dan juga karyawan koperasi unit desa wajak yang terlibat yaitu Ibu
Trio Angel AW dan bapak Hadi Sutrisno dalam prosedur pengajuan kredit anggota ke pihak
unit simpan pinjam di koperasi unit desa wajak.

2.2.2 Studi Literatur

Dalam studi literatur adalah serangkaian kegiatan yang berkenaan dengan metode
pengumpulan data pustaka, membaca dan mencatat serta mengelola data penelitian. Studi
literatur yang digunakan selama kegiatan praktik kerja lapangan ini adalah pencarian data
data dari arsip dan juga artikel yang relevan dengan masalah yang dikaji oleh penulis.

2.2.3 Dokumentasi

Dokumentasi adalah teknik data dengan berupa gambar dari Koperasi unit desa
wajak, dalam pengumpulan data secara nyata tentang instansi dan beberapa kegiatan
diinstansi tersebut.

2.2.4 Konsultasi

Konsultasi adalah salah satu cara yang dilakukan penulis dalam menyusun semua
laporan PKL ini, penulis berkonsultasi dengan ibu Niki Puspita sari, S.Pd., M.M selaku dosen
pembimbing di Universitas Islam Raden Rahmat Malang.

Anda mungkin juga menyukai