Direktur PSMK
1. Latar Belakang
LSP SMK Semen Gresik dirintis oleh para pemangku kepentingan yang pendiriannya
1|7
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI
KKNI LEVEL 1 SMAW (MMAW)
PADA TEKNIK PENGELASAN
dipersiapkan oleh Panitia Kerja dan dibantu oleh Tim Teknis yang dibentuk oleh rapat
pemangku kepentingan dan dalam rangka untuk ikut berperan serta dalam melaksanakan
sertifikasi kompetensi kerja profesi tenaga kerja di Indonesia sesuai dengan tujuan, sasaran,
visi dan misi peningkatan kualitas kompetensi dan profesionalisme di dalam negeri dalam arti yang
sebenamya.
Beranjak dari pasar kerja dalam negeri dan pelanggannya yang membutuhkan peningkatan kualitas
profesi bidang teknik pengelasan yang kompeten menjadi faktor penting atas keberhasilan LSP SMK
Semen Gresik dalam mendukung program pemerintah, yakni antara lain :
a. LSP SMK Semen Gresik yang dibentuk dan didirikan merupakan perpanjangan tangan dari
BNSP yang bertanggung jawab melaksanakan sertifikasi kompetensi kerja profesi Bidang
teknik pengelasan.
b. Bahwa untuk itu, LSP SMK Semen Gresik tidak hanya bergerak dibidang sektor teknik
pengelasan tetapi dapat pula kedepannya dikembangkan ke arah sub-sub bidang pekerjaan lain
sesuai kebutuhan sertifikasi kompetensi tenaga kerja yang akan bekerja mandiri untuk
daerah dan budayanya.
a. Didorong oleh keinginan untuk memberikan jaminan kualitas (quality insurance) dan jaminan
keselamatan (safety insurance) pemilik sertifikat kompetensi kerja dari LSP SMK Semen Gresik
yang independen sesuai dengan pedoman BNSP.
Skema sertifikasi profesi ini disusun berdasarkan tuntutan persyaratan: (1) program uji kompetensi
nasional Kementrian Pendidikan Nasional dan Kebudayaan,(2) kualifikasi personil yang dipersyaratkan
dalam standar ISO (9001: 2008), dan (3) persiapan menuju Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) yang
akan dimulai tanggal 31 Desember 2015. Sertifikasi profesi merupakan satu cara pemberian jaminan
bahwa profesi yang disertifikasi memenuhi persyaratan dengan mengacu kepada profil/pemaketan
kompetensi yang ditetapkan pada jabatannya.
Dengan demikian, untuk memastikan bahwa individu telah kompeten pada jabatannya tersebut serta
diperlukan proses asesmen dan sertifikasi, sehingga dapat dipastikan bahwa dengan kompetensi
tersebut dapat menjalankan tugasnya secara efektif sesuai dengan standar proses/sistem/produk/kinerja
di area kerja.
2|7
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI
KKNI LEVEL 1 SMAW (MMAW)
PADA TEKNIK PENGELASAN
4. Acuan Normatif
Acuan-acuan yang digunakan mencakup:
- Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan
- Undang-undang Nomor 3 Tahun 2014 Tentang Perindustrian
- Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 61 ayat 3
- Peraturan Pemerintah R.I Nomor 23 tahun 2004 tentang Badan Nasional Sertifikasi Profesi
- Peraturan Pemerintah nomor 31 tahun 2006 tentang Sistem Pelatihan Kerja Nasional
- Permenakertrans R.I Nomor 5 tahun 2012 tentang Sistem Standardisasi Kompetensi Kerja
Nasional
- Permenakertrans R.I No. 8 tahun 2012 tentang Tatacara Penetapan Standar Kompetensi Kerja
Nasional Indonesia
- KEPMENAKERTRANS RI Nomor : KEP. 342/MEN/X/2007 tentang penetapan SKKNI Sektor
Industri Pengolahan Sub Sektor Industri Barang Dari Logam Teknik Pengelasang Jasa Industri
Pengelasan Sub Teknik Pengelasan SMAW
- Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia 2009 (KBLUI 2009)
- Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 1/BNSP/III/2014 tentang Pedoman Penilaian
Kesesuaian Persyaratan Umum Lembaga Sertifikasi profesi
- Peraturan Badan Nasional Sertifikasi Profesi Nomor : 4/BNSP/VII/2014 tentang Pedoman
Pengembangan dan Pemeliharaan Skema Sertifikasi Profesi
- Tuntutan persyaratan kompetensi dari persyaratan pasar (Owner Requirement)
5. Paket/Skema Sertifikasi
a. Jenis Kemasan : KKNI / Okupasi Nasional / Klaster
3|7
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI
KKNI LEVEL 1 SMAW (MMAW)
PADA TEKNIK PENGELASAN
4|7
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI
KKNI LEVEL 1 SMAW (MMAW)
PADA TEKNIK PENGELASAN
8 Biaya Sertifikasi
- Biaya sertifikasi dapat bersumber dari pemerintah, partisipasi masyarakat atau sumber dana lainnya.
- Biaya uji terdiri dari biaya pendaftaran peserta, penerbitan sertifikat, honor asesor, penggandaan
materi,biaya akomodasi dan transport asesor yang diperhitungkan sesuai kondisi dan rencana
pelaksanaan asesmen.
9 Proses Sertifikasi
9.1 Persyaratan Pendaftaran
- Pemohon mengajukan permohonan mengikuti asesmen dengan mengisi form APL-01 (Aplikasi
Permohonan Sertifikasi).
- Pemohon diberikan penjelasan tentang skema dan ruang lingkup sertifikasi.
- Pemohon menyetujui persyaratan sertifikasi dan memberikan informasi yang diperlukan untuk
penilaian.
- Pemohon melampirkan fotokopi transkrip/raport semester II s.d. V, pas photo 3x4 berwarna
sebanyak 4 lembar.
- Pemohon berkebutuhan khusus akan diberikan penjelasan secara khusus tentang proses
sertifikasi.
- PTUK SMK akan menelaah berkas pendaftaran untuk konfirmasi bahwa pemohon sertifikasi
memenuhi persyaratan yang ditetapkan dalam skema sertifikasi.
5|7
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI
KKNI LEVEL 1 SMAW (MMAW)
PADA TEKNIK PENGELASAN
- Peserta Uji melaksanakan uji kompetensi di Tempat Uji Kompetensi sesuai dengan
perencanaan.
- Asesor mengumpulkan bukti-bukti baik secara langsung, tidak langsung maupun tambahan
untuk menilai kompetensi peserta.
- PTUK SMK akan menetapkan, mendokumentasikan dan memantau kriteria untuk kondisi uji
kompetensi peserta sertifikasi.
- Peralatan teknis yang digunakan dalam proses uji kompetensi harus diverifikasi atau dikalibrasi
secara tepat.
- Asesor memberikan rekomendasi keputusan sesuai bukti-bukti yang telah dikumpulkan peserta
- Asesor segera melaporkan rekomendasi kepada PTUK SMK
6|7
SKEMA SERTIFIKASI KOMPETENSI
KKNI LEVEL 1 SMAW (MMAW)
PADA TEKNIK PENGELASAN
9.9 Banding
- PTUK SMK akan menetapkan prosedur untuk menerima, melakukan kajian, dan membuat
keputusan terhadap banding.
- PTUK SMK akan menetapkan prosedur yang menjamin bahwa semua banding ditangani
secara konstruktif, tidak berpihak dan tepat waktu.
- Penjelasan mengenai proses penanganan banding dapat diketahui publik tanpa diminta.
- PTUK SMK akan memberitahukan secara resmi kepada pemohon banding pada akhir proses
penanganan banding.
7|7