Bab I
Bab I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
tertentu (UU No. 20 Tahun 2003; PP Nomor 19 Tahun 2005). Tujuan pendidikan
yang ingin dicapai menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga Negara yang
dan keterampilan yang dielaborasi untuk setiap satuan pendidikan. Ketiga ranah
1
2
dipecahkan oleh peserta didik dan memberikan penguatan materi agar konsep dari
materi tersebut tidak bias di pikiran peserta didik. Sehingga, kompetensi sikap,
monoton, kaku, dan membosankan, sehingga peserta didik kurang aktif dan tidak
bersemangat bahkan mengalami phobia pada mata pelajaran tersebut. Hal tersebut
dalam Setiani (2013), pada bagian yang paling sederhana banyak konsep yang
dipahami secara keliru sehingga matematika dianggap sebagai ilmu yang sulit.
disuapi oleh materi-materi yang sudah ada dan hanya belajar dari contoh soal
yang ada. Akibat proses pembelajaran yang membosankan, konsep yang sulit, dan
faktor tekanan yang lain, peserta didik memiliki kecemasan yang luar biasa
matematika.
ketika pendidik memberikan tes yang dianggap terlalu sulit bagi peserta didik.
4
Pandangan pendidik ketika mengkonstruksi tes, seluruh butir soal telah mewakili
indikator yang ingin dicapai, hanya saja tingkat kesulitan soal ditingkatkan dengan
tujuan untuk mengetahui sejauh mana pemahaman peserta didik untuk mengaitkan
menganggap bahwa soal yang sedang mereka kerjakan terlalu sulit terutama bagi
peserta didik yang memiliki pemahaman konsep matematika yang rendah. Bahkan
ketika hasil tes tersebut dibagikan, hanya peserta didik yang memiliki memahami
konsep matematika dengan baik mampu meraih skor yang baik pula. Sedangkan
bagi peserta didik yang memiliki pemahaman konsep matematika sedang dan
Ketika hal itu terjadi, peserta didik yang memiliki pemahaman konsep
matematika sedang dan rendah meraih skor dibawah rata-rata dapat mengalami
fase traumatik. Bagi peserta didik yang mengalami fase traumatik pada pelajaran
matematika namun memiliki motivasi dan konsep diri yang tinggi, mereka akan
bisa melewati fase traumatik dan terhindar dari phobia matematika. Namun, bagi
peserta didik yang mengalami fase traumatik dan memiliki motivasi dan konsep
diri yang rendah, mereka akan tetap berada pada fase traumatik dan membuat
suatu “benteng pertahanan diri” agar sebisa mungkin menghindar dari pelajaran
matematika. Saat dalam fase traumatik, peserta didik akan malas mengikuti
peserta didik dan kehilangan motivasi ketika mengikuti pelajaran matematika. Hal
ini diperparah oleh pendidik yang tidak memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk bertanya dan pembelajaran tetap berpusat pada pendidik. Implikasi
dari hal tersebut adalah pemahaman peserta didik terhadap konsep matematika
tidak akan berkembang dan peserta didik akan semakin membenci pelajaran
5
demikian, maka akan banyak peserta didik yang membenci mata pelajaran
semakin banyak.
Denpasar, diperoleh informasi dari guru mata pelajaran matematika bahwa model
tanya jawab masih menjadi andalan. Hal itu terbukti ketika penulis mengikuti
proses belajar mengajar di seluruh kelas X MIPA SMA Negeri 2 Denpasar untuk
mata pelajaran matematika. Guru menyuruh peserta didik membaca materi selama
beberapa menit. Kemudian menunjuk seorang peserta didik untuk membaca dan
baru guru memberi penguatan terhadap materi yang diajarkan. Proses tersebut
mengontrol keadaan kelas. Dampak dari suasana yang kaku adalah peserta didik
menjadi jenuh dan bosan saat mendengarkan penjelasan materi. Peserta didik
peserta didik. Akhirnya, peserta didik menjadi phobia terhadap mata pelajaran
matematika.
pembelajaran yang memungkinkan peserta didik lebih aktif dan ingin mencari
pengetahuannya sendiri dan membuat suasana belajar tidak kaku. Salah satunya
6
masalah dari soal yang sedang diselesaikan, kemudian diupayakan untuk dicari
pemecahannya baik secara individu maupun secara kelompok. Silver dan Cai
dalam pembuatan soal, within solution posing adalah pembuatan atau formulasi
penelitian agar pemahaman konsep peserta didik meningkat dan phobia peserta
pembelajaran problem posing tipe within solution posing. Model pembelajaran ini
matematika. Oleh karena itu, akan dilakukan penelitian yang berjudul “Pengaruh
B. Rumusan Masalah
sebagai berikut:
7
peserta didik?
C. Tujuan Penelitian
penelitian adalah:
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tentunya memiliki sebuah tujuan yang akan dicapai yaitu sebuah
kebenaran yang dirasa berguna dan bermanfaat baik dalam teoretis maupun secara
praktis.
8
1. Secara Teoretis
2. Secara Praktis
c. Bagi pihak sekolah dapat memberikan fasilitas yang ada, agar guru-