Anda di halaman 1dari 1

Bekerja Sebagai Tukang Bersih Taman Di Bank Konvensional

Ini ada pertanyaan, kerja di taman yg taman itu taman bank, apa boleh?
Dari Bpk. Muhlisin Yusuf, di Salatiga.
Jawaban :
Bismillah was sholaatu was Salam ‘ ala Rasuulillah. Amma ba’du.
Dalam fatawa Lajnah ad Daimah (15/41) diterangkan:
‫ العمل الذي يتواله ذلك المسلم غير ربوي ؛لتوفيره لموظفيه الذين‬L‫ ولو كان‬، ‫ بالربا‬L‫ال يجوز لمسلم أن يعمل في بنك تعامله‬
) ‫األ ْث ِم َو ْال ُع ْد َوان‬
ِ ‫ ( َوال تَ َعا َونُوا َعلَى‬: ‫ وقد قال تعالى‬، ‫يعملون في الربويات ما يحتاجونه ويستعينون به على أعمالهم الربوية‬.
Tidak boleh bagi seorang muslim bekerja di bank yang menganut sistem riba. Meski
pekerjaannya tidak berkaitan langsung dengan riba.
Hal ini karena dengan pekerjaan tersebut, ia membantu atau menyediakan keperluan para
pegawai yang berkaitan langsung dengan transaksi riba. Sementara Allah ta’ala berfirman :
‫األ ْث ِم َو ْال ُع ْد َوان‬
ِ ‫َوال تَ َعا َونُوا َعلَى‬
Dan janganlah kamu tolong menolong dalam dosa dan permusuhan. (QS. Al Maidah : 2)
Oleh karenanya bekerja di taman bank ribawi, meski tak ada kaitan langsung dengan riba, namun
hukumnya tetap terlarang. Karena terdapat bentuk tolong-menolong dalam dosa. Pihak bank tentu
membutuhkan orang-orang yang menjaga kerapian tamannya, atau satpam yang menertibkan
nasabah dan menjaga kemamanan. Pekerjaan-pekerjaan seperti itu, membantu kelancaran
jalannya bank ribawi. Ini termasuk tolong menolong dalam dosa, yang secara tegas Allah
Subhanahu wa Ta’ala larang dalam surat Al Madinah ayat 2 di atas.
Syaikh Muhammad bin Shalih al ‘ Ustaimin rahimahullah pernah ditanya tentang hukum bekerja
sebagai satpam atau sopir di bank konvensional. Beliau menjawab,
‫ وذلك ألن دخوله في وظيفة عند مؤسسات ربوية يستلزم‬، ‫ أو حارسا‬L‫ال يجوز العمل بالمؤسسات الربوية ولو كان اإلنسان سائقا‬
‫ والراضي بالشيء‬، ‫ فإذا عمل لمصلحته فإنه يكون راضيا به‬، ‫ ألن من ينكر الشيء ال يمكن أن يعمل لمصلحته‬، ‫الرضى بها‬
‫المحرم يناله من إثمه‬.
Tidak boleh bekerja pada perusahaan-perusahaan ribawi. Meskipun hanya sebagai sopir atau
satpam. Karena masuknya ia sebagai pekerja di perusahaan ribawi, menunjukkan keridhoannya
terhadap perusahaan yang menganut sistem riba tersebut. Seorang yang tidak setuju pada sesuatu,
tentu dia tidak akan bekerja untuk kepentingan yang tidak ia setujui tersebut. Bila ia berkenan
untuk bekerja demi kepentingan perusahaan tersebut, itu menunjukkan bahwa dia ridha
dengannya. Dan seorang yang ridho dengan perbuatan haram, menanggung dosa perbuatan
tersebut.
Lalu beliau melanjutkan:
‫ وقد ثبت من حديث جابر رضي‬. ‫أما من كان يباشر القيد والكتابة واإلرسال واإليداع وما أشبه ذلك فهو ال شك أنه مباشر للحرام‬
‫ هم سواء‬: ‫هللا عنه أن النبي صلى هللا عليه وسلم لعن آكل الربا وموكله وشاهديه وكاتبه وقال‬.
Adapun mereka yang pekerjaannya seperti direktur, pencatat, pengirim, penyimpan dan yang
semisalnya, tidak diragukan lagi bahwa pekerjaan seperti itu berkaitan langsung dengan objek
yang diharamkan (yakni riba). Dalam hadis shahih dari sahabat Jabir radhiyallahu’anhu
diterangkan, bahwa Nabi shallallahu’alaihi wa sallam melaknat pemakan riba, yang memberi
riba, saksi transaksi riba, dan pencatatnya. Lalu Nabi bersabda,
‫هم سواء‬.
“Mereka semua sama.”
(Lihat Fatawa Islamiyah (2/401)
Wallahua’lam bis shawab..
Referensi: https://konsultasisyariah.com/26425-hukum-bekerja-sebagai...

Anda mungkin juga menyukai