LK 1 - Modul 1 Pedagogi
LK 1 - Modul 1 Pedagogi
Definisi:
1. karakteristik peserta didik: salah satu variabel
dalam desain pembelajaran yang biasanya
didefinisikan sebagai latar belakang pengalaman
yang dimiliki oleh peserta didik termasuk aspek-
aspek lain yang ada pada diri mereka seperti
kemampuan umum, ekspektasi terhadap
pembelajaran dan ciri-ciri jasmani serta
emosional siswa yang memberikan dampak
terhadap keefektifan belajar
Ragam karakter peserta didik:
2. Etnik
Implikasi dari etnik ini, pendidik dalam
melakukan proses pembelajaran perlu
memperhatikan jenis etnik apa saja yang
terdapat dalam kelasnya.
3. Kultural
Implikasi dari aspek kultural dalam proses
pembelajaran ini pendidik dapat menerapkan
pendidikan multikultural
4. Status sosial
Implikasi dengan adanya variasi status-sosial
ekonomi ini pendidik dituntut untuk mampu
bertindak adil dan tidak diskriminatif
5. Minat
Implikasinya dalam proses pembelajaran
terutama menghadapi tantangan abad 21,
pendidik dapat menerapkan berbagai model
pembelajaran yang menyenangkan (enjoyable
learning), menantang dan inovatif,
menyampaikan tujuan/manfaat mempelajari
suatu tema/mata pelajaran, serta menggunakan
beragam media pembelajaran
6. Perkembangan kognitif
Tingkat perkembangan kognitif yang dimiliki
peserta didik akan mempengaruhi guru dalam
memilih dan menggunakan pendekatan
pembelajaran, metode, media, dan jenis evaluasi
7. Kemmpuan/pengetahuan awal
Kemampuan awal bagi peserta didik akan
banyak membawa pengaruh terhadap hasil
belajar yang dicapainya.
8. Gaya belajar
Gaya belajar dapat dikelompokkan menjadi tiga:
- peserta didik visual yaitu peserta didik
yang belajarnya akan mudah dan baik jika
melalui visual/penglihatan
- Peserta didik auditori, yaitu mereka yang
mempelajari sesuatu akan mudah dan
sukses melalui pendengaran
- Peserta didik dengan gaya belajar
kinestetik, adalah peserta didik yang
melakukan aktivitas belajarnya secara fisik
dengan cara bergerak, menyentuh/meraba,
dan melakukan
9. Motivasi
Seorang pendidik pada abad 21 ini perlu
memahami motivasi belajar peserta didiknya
dan bahkan harus selalu dapat menjadi
motivator peserta didiknya,
10. Perkembangan emosi
Suasana emosi yang positif atau menyenangkan
atau tidak menyenangkan membawa pengaruh
pada cara kerja struktur otak manusia dan
akan berpengaruh pula pada proses dan hasil
belajar.
11. Perkembangan sosial
perkembangan sosial peserta didik merupakan
kemampuan peserta didik untuk menyesuaikan
diri terhadap norma-norma dan tradisi yang
berlaku pada kelompok atau masyarakat,
kemampuan untuk saling berkomunikasi dan
kerja sama.
faktor yang mempengaruhi: keluarga,
kematangan, teman sebaya, sekolah, dan status
sosial ekonomi
12. Perkembangan moral dan spritual
terbagi 3:
- Tahap Preconventional (6 - 10 th), yang
meliputi aspek obedience and paunisment
orientatation, orientasi anak/peserta didik
masih pada konsekvensi fisik dari perbuatan
benar-salahnya yaitu hukuman dan
kepatuhan atau anak menilai baik – buruk
berdasarkan akibat perbuatan; dan aspek
naively egoistic orientation; orientasi
anak/peserta didik pada instrumen relatif.
- Tahap Conventional, (10 – 17 th) yang
meliputi aspek good boy orientation,
orientasi perbuatan yang baik adalah yang
menyenangkan, membantu, atau disepakati
oleh orang lain
- Tahap post conventional (17 – 28 th),
tahap pasca konvensional ini meliputi
contractual legalistic orientation, orientasi
orang pada legalitas kontrak sosial.
13. Perkembangan motorik
terbagi 2:
- Motorik kasar; gerakan tubuh yang
menggunakan otot-otot besar atau sebagian
besar atau seluruh anggota tubuh yang
dipengaruhi oleh kematangan anak itu
sendiri
- Motorik halus: gerakan yang menggunakan
otot halus, atau sebagian anggota tubuh
tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan
untuk belajar dan berlatih.
KB 3
1. Teori belajar behavioristik
Teori belajar behavioristik menyatakan bahwa
belajar adalah perubahan tingkah laku.
Seseorang dianggap belajar jika ia telah mampu
menunjukkan perubahan tingkah laku.
Pentingnya masukan atau input yang berupa
stimulus dan keluaran atau output yang berupa
respons.
- Stimulus adalah sesuatu apa saja yang
diberikan oleh guru kepada peserta didik, dan
respon berupa rekasi atau tanggapan yang
dihasilkan oleh peserta didik terhadap
stimulus yang diberikan oleh guru
- Penguatan adalah apa saja yang dapar
memperkuat timbulnya respons. Bila
penguatan ditambahkan (positive
reinforcement) maka respons akan semakin
kuat. Demikian juga jika penguatan dikurangi
(negative reinforcement) maka respons juga
akan menguat.
2. Teori Belajar kognitif
Teori belajar kognitif lebih mementingkan proses
belajar dari pada hasil belajarnya
Menurut Piaget, proses belajar terdiri dari 3
tahap:
- Asimilasi adalah proses pengintegrasian
informasi baru ke struktur kognitif yang
sudah ada
- Akomodasi adalah proses penyesuaian
struktur kognitif ke dalam siatuasi yang baru
- Equilibrasi adalah penyesuaian
kesinambungan antara asimilasi dan
akomodasi (Siregar dan Nara, 2010).
3. Teori Belajar Konstruktivistik
Teori belajar konstruktivistik memahami belajar
sebagai proses pembentukan (kontruksi)
pengetahuan oleh peserta didik itu sendiri.
Ciri-ciri belajar konstruktivisme yang
dikemukakan oleh Driver dan Oldhan (1994)
adalah sebagai berikut:
a) Orientasi, yaitu peserta didik diberik
kesempatan untuk mengembangkan motivasi
dalam mempelajari suatu topik dengan memberi
kesempatan melakukan observasi.
b) Elitasi, yaitu peserta didik mengungkapkan
idenya denegan jalan berdiskusi, menulis,
membuat poster, dan lain-lain.
c) Restrukturisasi ide, yaitu klarifikasi ide
dengan ide orang lain, membangun ide baru,
mengevaluasi ide baru.
d) Penggunaan ide baru dalam setiap situasi,
yaitu ide atau pengetahuan yang telah terbentuk
perlu diaplikasikan pada bermacam-macam
situasi.
e) Review, yaitu dalam mengapliasikan
pengetahuan, gagasan yang ada perlu direvisi
dengan menambahkan atau mengubah
4. Teori Belajar Humanistik
Menurut teori humanistik, proses belajar harus
dimulai dan ditujukan untuk kepentingan
memanusiakan manusia itu sendiri. Teori
humanistik sangat mementingkan isi yang
dipelajari dari pada proses belajar itu sendiri
Kolb membagikan tahapan belajar menjadi empat
tahap (Siregar & Nara 2010),:
- Pengalaman konkrit, pada tahap ini
peristiwa belajar adalah seseorang mampu
atau dapat mengalami suatu peristiwa atau
suatu kejadian sebagaima adanya.
- Pengamatan aktif dan reflektif, bahwa
seseorang makin lama akan semakin mampu
melakukan observasi secara aktif terhadap
peristiwa yang dialaminya
- Konseptualisasi, peristiwa belajar adalah
seseorang sudah mulai berupaya untuk
membuat abstraksi, mengembangkan suatu
teori, konsep, atau hukum dan prosedur
tentang sesuatu yang menjadi obyek
perhatiannya.
- Eksperimen aktif, peristiwa belajar adalah
melakukan eksperimentasi secara aktif
Teori Kolb, Honey dan Mumford menggolongkan
peserta didik atas empat tipe (Siregar & Nara,
2010):
a. Peserta didik tipe aktivis, yaitu peserta
didik yang cenderung melibatkan diri pada
dan berpartisipasi aktif dengan berbagai
kegiatan, dengan tujuan mendapatkan
pengalaman-pengalaman baru.
b. Peserta didik tipe reflektor, tipe ini
cenderung berhati hati mengambil langkah
dan penuh pertimbangan
c. Peserta didik tipe reflektor, tipe ini
cenderung berhati hati mengambil langkah
dan penuh pertimbangan
d. Peserta didik tipe pragmatis, tipe ini
menaruh perhatian besar terhadap aspek-
aspek praktis dalam segala hal, mereka tidak
suka bertele-tele dalam membahas aspek
toeritis-filosofis dari sesuatu
KB 4