Anda di halaman 1dari 15

Makalah Instalasi Fiber Optik

Disusun oleh :

Jamal Saputra 19171025042


Neng Indah Rosalinda 19171025060
Sandi Junaedi 19171025082

INSTITUT TEKNOLOGI BUDI UTOMO

JAKARTA 2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur alhamdulillah kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha


Esa, karena telah melimpahkan rahmat-Nya berupa kesempatan dan
pengetahuan sehingga makalah ini bisa selesai pada waktunya.Terima kasih
juga kami ucapkan kepada teman-teman yang telah berkontribusi dengan
memberikan ide-idenya sehingga makalah ini bisa disusun dengan baik dan
rapi.

Kami berharap semoga makalah ini bisa menambah pengetahuan para


pembaca. Namun terlepas dari itu, kami memahami bahwa makalah ini masih
jauh dari kata sempurna, sehingga kami sangat mengharapkan kritik serta saran
yang bersifat membangun demi terciptanya makalah selanjutnya yang lebih
baik lagi.

Minggu, 6 Juni 2021

Penyusun
A. Definisi-definisi instalasi

1. Instalasi Kabel Rumah (IKR)


Instalasi Kabel Rumah (IKR) adalah instalasi yang dilakukan di
dalam suatu ruangan atau bangunan dirumah pelanggan. Jenis bangunan
yang termasuk kategori instalasi kabel rumah (IKR) diantaranya adalah:
1) Rumah Tinggal.
2) Pertokoan.
3) Kantor
4) Rumah Toko (Ruko).
5) Rumah Kantor (Rukan)

Ketentuan Umum Pemasangan IKR

Berikut ini ketentuan umum dalam instalasi kabel atau saluran


dalam rumah (IKR) diantaranya:
a) IKR harus menggunakan pelindung pipa atau tray.
b) Alur/rute pipa pelindung harus aman dari pengaruh perubahan suhu
yang ekstrim dan bahan kimia yang dapat merusak kabel.
c) Kabel indoor yang dipergunakan harus sesuai dengan yang di
persyaratkan sesuai dengan STEL yang berlaku tentang kabel indoor
fiber optik untuk instalasi dalam pipa.
d) Penggunaan kabel indoor tempel langsung (tanpa pipa atau tray
pelindung) harus di hindarkan, kecuali pada kondisi yang bersifat
temporer.
e) Pemilihan penggunaan pipa atau tray di sesuaikan dengan keadaan
ruangan dan rumah pelanggan.
f) Pada titik awal dari IKR untuk kapasitas 1 core sampai dengan 2 core
dapat menggunakan OTP.
g) Untuk instalasi yang menggunakan OTP, penempatan OTP dan
Soket/Roset Optik harus pada tempat yang bebas dari air, lembab,
uap kimia dan perubahan suhu yang sangat fluktuatif.
h) Pada setiap titik akhir instalasi harus digunakan Roset Optik.
i) Roset Optik yang digunakan harus sesuai dengan yang dipersyaratkan
pada STEL yang berlaku.
j) Ketinggian minimal pemasangan roset optik 40 cm di atas lantai.
k) Kabel indoor fiber optik yang digunakan antara OTP dengan Roset
Optik tidak diperbolehkan ada sambungan.
l) Penempatan soket/roset optik pada ruangan didalam rumah dapat
disesuaikan dengan kebutuhan pelanggan.

Beberapa hal yang harus di perhatikan dan di lakukan setelah selesai


melakukan instalasi kabel pelanggan di antaranya:

1) Kondisi dinding/lantai bekas instalasi harus di kembalikan seperti


kondisi semula.
2) Membersihkan sisa-sisa material instalasi.
3) Untuk pekerjaan replacement, semua material yang sudah tidak di
pergunakan lagi harus di bersihkan seperti membongkar kabel
indoor eksisting dengan seluruh asesorisnya
2. Instalasi Kabel Gedung (IKG)
Instalasi Kabel Gedung (IKG) adalah instalasi kabel disisi
pelanggan yang di lakukan didalam suatu ruangan atau bangunan
digedung. Yang termasuk kategori gedung diantaranya:
a. Gedung Perkantoran.
b. Gedung Pemerintahan.
c. Hotel.
d. Apartemen.
e. Rumah Sakit.
f. Kampus.

Beberapa hal yang terkait dengan instalasi jaringan FTTH di gedung


bertingkat diantaranya :
a. Type/jenis kabel yang digunakan baik kabel distribusi maupun
kabel drop harus menggunakan kabel fiber optik untuk aplikasi
indoor
b. Untuk kabel distribusi menggunakan kabel indoor multicore
sedangkan untuk kabel drop menggunakan kabel indoor
single/double core.
c. Pemasangan perangkat FTB (bagian dari ODF), ODC atau ODP
di suatu gedung umumnya menempel di dinding, cara
pemasangannya mengacu kepada cara instalasi perangkat di
dinding.
d. Tahapan dan tatacara instalasi perangkat FTB (bagian dari ODF),
ODC dan ODP mengacu kepada uraian/penjelasan cara instalasi
pada perangkat tersebut di bab instalasi perangkat akses jaringan
FTTH.
e. Kabel OSP yang masuk ke dalam gedung dapat berupa kabel
tanah maupun kabel udara.

Gambar. Jalur Masuk Perkabelan dari Kabel Bawah Tanah


Gambar. Jalur Masuk Perkabelan dari Kabel Udara

f. Instalasi perkabelan di gedung bertingkat secara umum


digambarkan sebagai berikut.

Gambar. Contoh konfigurasi Implementasi FTTB

g. Hindari penempatan jalur kabel dari lokasi yang sulit


dijangkau/sulit diakses untuk keperluan operasi dan
pemeliharaan.
h. Jalur kabel harus memperhatikan kerapihan dan keindahan
instalasi, keteraturan penempatan kabel, kemudahan dalam
pemasangan dan pemeliharaan.
i. Jalur kabel harus diatur sesuai dengan arah rute penarikan yang
telah ditentukan untuk menghindari penarikan kabel secara
diagonal.
j. Pemilihan penggunaan pipa, duct atau tray untuk penggelaran
kabel disesuaikan dengan kondisi gedung.
k. Penggelaran kabel tanpa pipa/duct/tray harus di hindari.
l. Pada jalur perkabelan yang menggunakan conduit, pada setiap
belokan harus disediakan access box (closure) untuk
memudahkan proses penarikan/instalasi kabel.
m. Hindari pemuntiran kabel pada saat instalasi.
n. Tidak diijinkan jalur kabel didalam shaft elevator.
o. Instalasi perkabelan untuk kabel di sudut-sudut ruangan atau
ujung siku dari bangunan harus memperhatikan bending radius
minimum yang masih diperkenankan sesuai dengan spesifikasi
kabel yang bersangkutan.

3. Instalasi Kabel Kawasan (IKK)


Instalasi Kabel Kawasan (IKK) adalah instalasi kabel di sisi
pelanggan yang dilakukan di dalam suatu ruangan atau bangunan yang
berada di suatu area atau lokasi yang diperuntukan untuk suatu
kegiatan yang homogen. Jenis atau type bangunan yang ada dalam
suatu kawasan dapat berupa kategori rumah, gedung bertingkat atau
perpaduan antara rumah dan gedung bertingkat. Dengan demikian
instalasi kabel di suatu kawasan prinsipnya sama dengan IKR apabila
modelnya rumah dan IKG apabila modelnya gedung bertingkat.
Ditinjau dari jenis aktivitas atau kegiatan yang dilakukan di area
tersebut maka kawasan dibagi menjadi beberapa katerogi diantaranya:
a. Kawasan Industri.
b. Kawasan Bisnis
c. Kawasan Pendidikan

4. Instalasi Duct

Untuk instalasi Duct terdiri dari instalasi duct concrete, semi


duct dan duct HDPE. Adapun cara pemasangan/instalasi duct concrete
dan semi duct berpedoman kepada dokumen Standar Sistem
Pemasangan Duct Kabel (STD/ANW F-09-1999 ver 1.0) atau standar
yang berlaku.

5. Instalasi/Penarikan HDPE
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pekerjaan penarikan
HDPE dalam sistim boring sebagai berikut:
a. Setelah boring alur HDPE dibuat dengan kedalaman kabel yang telah
ditentukan minimal 150 cm atau sesuai aturan Pemda setempat yang
berlaku. Lakukan instalasi/pemasangan HDPE yang telah di isi dengan
tali untuk persiapan penarikan kabel dengan cara memasukan HDPE
pada lubang hasil rojok.
b. Untuk lokasi yang bukan di titik sambung kabel, HDPE harus
disambung menggunakan soket HDPE dengan ukuran yang sesuai.
c. Posisi HDPE harus rapi/lurus tidak boleh melilit dengan kabel/HDPE
eksisting, kabel catuan listrik dan atau pipa PAM.

Untuk pekerjaan penarikan HDPE dalam sistim open trench sebagai


berikut:
a. Setelah galian alur HDPE dibuat dengan kedalaman yang telah
ditentukan minimal 150 cm atau sesuai aturan Pemda setempat
yang berlaku, lakukan instalasi/pemasangan HDPE yang telah
diisi dengan tali untuk persiapan penarikan kabel dengan cara
memasukan HDPE pada lubang galian.
b. Posisi HDPE harus rapi/lurus tidak boleh melilit dengan
kabel/HDPE eksisting, kabel catuan listrik dan atau pipa PAM.

6. Instalasi Kabel Drop Fiber optic

Jaringan kabel drop fiber optik adalah jaringan fiber optik yang
digelar dari ODP menuju OTP atau Roset yang ditempatkan di rumah
pelanggan. Secara umum kabel drop fiber optik yang
diimplementasikan mengacu standar ITU -T.G657.A yang terdiri dari 2
(dua) tipe yaitu Loosetube dan Ribbon. Kabel drop yang digunakan
harus sesuai dengan peruntukannya.

7. Instalasi Fiber Termination Management (FTM) dan ODF

FTM adalah perangkat yang berfungsi untuk mengelola terminasi


dan koneksi kabel fiber optik antar perangkat aktif baik perangkat
transmisi maupun akses, sebagai titik terminasi dari kabel fiber optik
OSP dan sebagai titik koneksi antara perangkat aktif transmisi maupun
akses dengan OSP. Komponen utama dari FTM terdiri dari Rack,
Optical Distribution Frame (ODF)/Fiber Termination Box (FTB)
sebagai terminasi kabel optik yang dilengkapi dengan fiber duct atau
fiber guide, untuk memudahkan proses administrasi perkabelan,
operasi dan pemeliharaan jaringan kabel optik. Berikut ini diagram
blok dari FTM dan ODF.
Untuk lokasi kota kecil dan kapasitas kabel optik lebih kecil dari
1000 core, tidak diharuskan memasang ODF E-side, namun disarankan
ruang FTM tetap terpisah dengan ruangan perangkat aktif. Ruangan
FTM harus berdekatan/berdampingan dengan ruang perangkat aktif,
sehingga port perangkat aktif dapat langsung dikoneksikan ke port
ODF OSP-side di ruang FTM secara interconnect menggunakan
patchcord. Sebagai pengaman atau pelindung kabel optik/patchcord,
alur kabel antara perangkat aktif dengan ODF harus dipasang fiber duct
yang terpisah dengan tray kabel power dan kabel grounding.

a. Beberapa langkah cara pemasangan perangkat FTM/ODF


diantaranya sebagai berikut:Pasang rak FTM/ODF dengan
kokoh dan tidak miring pada lokasi yang benar dan tidak
mengganggu lalu lintas personil.
b. Pasang sistem grounding pada rak FTM/ODF kemudian
integrasikan dengan pentanahan perangkat yang lainnya yang
sudah ada.
c. Pasang bagian bawah rak FTM/ODF dengan angker atau
dynabolt agar terpasang kuat dan kokoh pada lantai.
d. Pasang kabel tray atau fiber guide dari dan ke FTM/ODF untuk
lintasan jalur kabel, baik ke arah vertikal maupun horisontal
sesuai dengan kebutuhan.
e. Karena perangkat FTM/ODF ini tergolong ke dalam perangkat
di atas lantai maka untuk lebih detilnya cara pemasangan
perangkat ini mengacu kepada sub bab cara instalasi perangkat
di atas lantai.
f.
Tata Letak FTM
Tata letak FTM akan dipengaruhi oleh kondisi ruangan dimana
perangkat FTM dipasang. Beberapa hal yang perlu dijadikan bahan
pertimbangan dalam penempatan/instalasi perangkat FTM diantaranya
efisiensi dan efektivitas penggunaan ruangan, estetika termasuk di
dalamnya kerapihan instalasi perkabelan, kemudahan akses ke
perangkat FTM, keamanan, kemudahan operasional terkait dengan
otorisasi dan pengembangannya. Sedangkan beberapa hal yang terkait
dengan masalah teknis yang perlu juga dijadikan bahan pertimbangan
terkait dengan tata letak FTM, antara lain:

a. Penempatan Row terhadap bentuk ruangan.


b. Tata letak ODF.
c. Tata letak fiber/cable guide.
d. Tata letak cable tray.
Ruangan dapat berbentuk empat persegi panjang ataupun
berbentuk bujur sangkar, untuk keseragaman dan kemudahan akses,
untuk ruangan berbentuk empat persegi panjang, penempatan row
perangkat FTM harus parallel dengan sisi panjang ruangan, sedangkan
untuk ruangan berbentuk bujur sangkar, penempatan row/rack
perangkat FTM harus menghadap ke pintu masuk ruangan FTM.
8. Instalasi Optical Distribution Cabinet (ODC)

Diagram blok dari perangkat Optical Distribution Cabinet


(ODC) seperti gambar berikut ini.

Gambar. Komponen Perangkat Optical Distribution Cabinet

Optical Distribution Cabinet (ODC) merupakan titik terminasi kabel


feeder dengan kabel distribusi. Untuk kabel fiber optik yang mencatu
ODC lainnya tidak dilakukan terminasi, tetapi disambung secara
langsung (direct splicing).

A. PERSIAPAN INSTALASI JARINGAN FTTH


Secara umum kegiatan instalasi atau pemasangan jaringan FTTH
ini dikelompokkan menjadi 5 (lima) kategori/jenis pekerjaan yaitu:
a. Instalasi/pemasangan sarana pendukung jaringan FTTH
b. Instalasi/pemasangan kabel jaringan FTTH
c. Instalasi/pemasangan perangkat akses jaringan FTTH
d. Penyambungan dan terminasi kabel
e. Pengukuran kabel

B. Persyaratan Umum Pemasangan Perangkat Akses

Persyaratan atau ketentuan umum pemasangaan perangkat akses


indoor di lokasi STO (Central Office) dan Gedung Bertingkat
diantaranya sebagai berikut :
1. Perangkat mudah dijangkau dan tidak mengganggu perangkat
existing (bila ada).
2. Perangkat dipasang secara teratur/berurutan sesuai dengan
dokumen survey dan dokumen manual instalasi dari perangkat
tersebut.
3. Penempatan perangkat diatur sedemikian rupa sehingga
tersedia space yang cukup untuk kegiatan operasi dan
pemeliharan serta terlindung dari keamanan.
4. Perangkat harus terpasang dengan kokoh, tidak miring dan
memenuhi estetika keindahan.
5. Sistem grounding perangkat harus terintegrasi dengan sistem
grounding perangkat telekomunikasi lainnya. Kabel grounding
direkomendasikan yang mempunyai jaket PE dengan diameter
yang sesuai.
6. Alur kabel catu daya harus terpisah dengan alur kabel
komunikasi dan harus diikat rapi dengan tie wrap/cable ties
pada cable tray, jarak pemasangan pengikat tersebut adalah 50
cm untuk alur vertikal dan 100 cm untuk alur horisontal.
Sedangkan untuk kabel yang banyak harus menggunakan
benang montage.
7. Bila ruangan terpisah untuk perangkat yang satu dengan
perangkat lain, maka harus dipasang cable tray untuk
kemudahan operasi dan pemeliharaan serta menjaga estetika.

C. Langkah-Langkah Pekerjaan

Untuk pekerjaan instalasi perangkat maupun kabel fiber optik,


terdapat beberapa tahapan instalasi yang terdiri dari tahap persiapan,
pelaksanaan dan tahap penyelesaian instalasi yang harus dilaksanakan
secara berurutan agar hasil pekerjaan sesuai dengan yang diharapkan.
Jenis pekerjaan yang termasuk ke dalam penyelesaian instalasi adalah
pekerjaan penyambungan, terminasi kabel, pengukuran dan
pelabelan/penamaan. Khusus untuk pekerjaan pelabelan/penamaan
merefer ke dokumen desain FTTH. Langkah-langkah untuk pekerjaan
instalasi ini dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini :
Langkah-Langkah Pekerjaan Instalasi Jaringan FTTH

Jenis Uraian kegiatan diantaranya :


Kegiatan
1. Pembuatan jadwal rencana kegiatan/network
planning.
2. Pembagian tugas personil.
3. Pemeriksaan perkakas/material yang diperlukan
dalam instalasi.
4. Pemeriksaan fisik barang yang akan dipasang.
Persiapan 5. Gambar/denah lokasi yang akan dipasang
pekerjaan perangkat.
Instalasi 6. Gambar/rute kabel, rute duct, titik distribusi dari
jaringan yang akan dibangun.
7. Manual Book instalasi perangkat.
8. Penyiapan tempat penyimpanan sementara untuk
perangkat, perkakas dan material instalasi.
9. Perijinan.
10. Pembuatan rambu-rambu pengamanan.
11. Penyiapan obat-obatan untuk Pertolongan
Pertama Pada Kecelakaan (P3K).
1. Pemeriksaan lokasi atau tempat pemasangan
sesuai dengan dokumen survey.
Pelaksanaan 2. Pembersihan lokasi/tempat pemasangan.
pekerjaan 3. Pemeriksaan gambar.
Instalasi 4. Pemasangan perangkat dan kabel.
5. Pemeriksaan hasil instalasi.
1. Pencatatan perangkat dan material yang dipasang.
Penyelesaian 2. Pembersihan lokasi instalasi.
akhir 3. Mengangkut material sisa.
pekerjaan 4. Pengujian/pengukuran perangkat dan kabel.
Instalasi 5. Pelabelan dan penamaan
6. Membuat laporan harian pelaksanaan Instalasi.
Tahapan Instalasi
Langkah-langkah dalam pelaksanaan pekerjaan instalasi diantaranya
sebagai berikut:

Siapkan dokumen layout, manual book, perangkat dan perkakas.


Start

Buka peti/box dengan alat pembuka/pengungkit.


Unpack

Bawa perangkat, material dan perkakas instalasi ke lokasi instalasi.

Carrying

Periksa deskripsi dan jumlah perangkat, alat bantu serta material


instalasi sesuai dengan dokumen pengiriman.

Check

Perangkat indoor :
Tandai tempat pemasangan perangkat sesuai dengan letak lubang
sekrup/baut pada perangkat. Buat lubang pada tempat tersebut dengan
bor listrik untuk pemasangan angker, gunakan mata bor yang kecil
dahulu kemudian gunakan mata bor yang besar.

Marking &
Driling/
Setting &
Positioning

Perangkat outdoor :
Tempatkan kabinet/housing perangkat pada pondasi /tiang/dinding yang
telah disediakan.
Structure
Assembling
Pasang baut/mur, kemudian susun kerangka rak/ kabinet pada
kedudukannya, gunakan waterpass agar rak/kabinet tidak miring.

Equipment
Set Up

Pasang kelengkapan rak/kabinet seperti modul- modul. Ikuti petunjuk


atau guide line sesuai manual book untuk instalasi hardware dari
perangkat yang bersangkutan.

Cable Laying &


Cable Forming

Gelar semua kabel yang menghubungkan perangkat satu dengan lainnya


termasuk kabel grounding pada grounding terminal, kemudian ikat
sementara pada cable tray atau cable holder.

Cable Termination

Rapihkan susunan kabel pada cable tray atau cable holder dengan cable
ties dengan jarak secukupnya.
Terminasikan kabel pada terminal (diantaranya di ODF, ODC, ODP,
OTP, Grounding Bar) sesuai dengan wiring diagram yang telah
ditentukan, kemudian pasang label pada kabel dan terminal distribusi
agar mudah dikenali.

Periksa semua koneksi kabel dengan alat test yang sesuai.

Cable Wiring
Check

Bersihkan lokasi instalasi dan kumpulkan sisa material yang belum


terpakai untuk instalasi di tempat lainnya

Cleaning
Lakukan pengetesan/pengukuran perangkat (Commissioning test) dan
buat laporan hasil pengetesan .

Finish

Lakukan pengetesan/pengukuran perangkat (Commissioning test) dan


buat laporan hasil pengetesan .
Pengamanan
Pengamanan yang perlu dilaksanakan selama instalasi diantaranya
sebagai berikut:
a. Pengamanan dokumen, perkakas, material instalasi dan hal lain
yang dianggap perlu terhadap pencurian, kebakaran dan
kehujanan.
b. Pengamanan lokasi pekerjaan dan pemasangan rambu-rambu
untuk pekerjaan yang dilaksanakan di jalan raya atau tempat lain
yang dianggap perlu.
c. Perhatikan semua tanda-tanda (warning) yang terpasang pada
perangkat. Apabila lalai dalam penanganannya dapat
menyebabkan kecelakaan fatal.
d. Periksa polaritas dan besarnya sumber tegangan dengan alat ukur
yang sesuai sebelum sumber tegangan tersebut dipakai.
e. Pergunakan perkakas yang mempunyai isolator bila bekerja pada
perangkat elektronik agar tidak terjadi hubungan singkat.
f. Jangan melihat langsung kepada ujung fiber optik atau connector.
Sinar laser yang dipancarkan dapat menyebabkan kerusakan pada
mata.
g. Gunakan alat keselamatan kerja (misalnya sabuk pengaman,
helm, kacamata pelindung dan lain-lain) bila bekerja pada lokasi
yang membahayakan.
h. Bila diperlukan pengeboran di lokasi yang sudah terpasang
perangkat, tutup terlebih dahulu perangkat tersebut dengan
plastik/terpal sehingga debu tidak menyebar kedalam perangkat.
i. Pada saat pengeboran arahkan pipa penyedot debu (vacuum
cleaner) dekat lubang yang di bor.
j. Sisa-sisa material bekas instalasi harus dibersihkan, untuk bekas
potongan fiber agar ditempatkan di tempat khusus agar tidak
mengenai kulit.
k. Periksa sistem grounding sebelum perangkat dioperasikan.

Anda mungkin juga menyukai