Anda di halaman 1dari 14

SOP PEMBERIAN OBAT ORAL, TOPIKAL, SUPOSITURIA,

INTRACUTAN, SUBCUTAN, INTRAVENA DAN INTRAMUSKULAR

Dosen Pengampu

Ns. Sunarsih, S.Kep.,MM.

Disusun Oleh:

1. Dhea Februliza Mylanda 2014401051


2. Egi Amanda Liesti 2014401052
3. Emilia Adeline Clara S 2014401053
4. Endang Ayu Lestari 2014401054
5. Era Fika Deviani 2014401055
6. Erlita saktiyani 2014401056
7. Fadilah Agustin 214401057
8. Femy Andini 2014401058
9. Fifi Nanda Sari 2014401059
10.Henisa Wahyuni 2014401060
11.Hikmatin Nuzuliah 2014401061
12.Ika Wadif Azizah S 2014401062

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKES KEMENKES TANJUNG KARANG
JURUSAN DIII KEPERAWATAN
TAHUN 2020/2021
SOP Pemberian Obat Secara Oral
Definisi Pemberian obat dengan cara oral ialah memberikan obat melalui mulut.

Tujuan 1. Menyediakan obat yg memiliki efek lokal.


2. Menghindari pemberian obat yg akan menyebabkan kerusakan kulit
& jaringan
3. Menghindari pemberian obat yg mampu menyebabkan nyeri

Prosedur 1. Persiapan Alat:


1. Baki berisi obat-obatan
2. Buku rencana pengobatan
3. Mangkuk disposabel buat tempat obat
4. Pemotong obat (apabila diperlukan)
5. Martil & lumpang penggerus
6. Gelas & air minum
7. Sedotan
8. Spuit sesuai ukuran
9. Sendok
10. Pipet

2. Prosedur Kerja

 Tahap Prainteraksi
1. Mengecek program terapi
2. Mencuci tangan
3. Menyiapkan alat

 Tahap Orientasi
1. Mengucapkan salam kepapada pasien & keluarga serta sapa
nama pasien.
2. Menjelaskan tujuan & prosedur pelaksanaan.
3. Menanyakan apakah pasien setujuan/kesiapan pasien.

 Tahap Kerja
1. Menjaga privasi pasien.
2. Menyiapkan peralatan & cuci tangan
3. Mengkaji kemampuan pasien apakah mampu untuk dapat
minum obat per oral.
4. Mengecek kembali order pengobatan ( nama pasien, nama
dosis obat, & waktu cara pemberian ), memeriksa tanggal
kadaluarsa obat.
5. Mengambil obat sesuai yg diperlukan.
6. Menyiapkan obat yg akan diberika pada pasien.
7. Memutar obat/ bolak balik agar tercampur rata sebelum
dituangkan
8. Membuka penutup botol & meletakkan menghadap ke atas.
9. Memegang botol obat sehingga sisi labelnya akan berada
pada telapak tangan, & menuangkan obat ke arah menjauh
dari label.
10. Menuangkan obat banyaknya yg difungsikan ke dalam
mangkuk obat yang telah tersedia.
11. Sebelum menutup botol, alangkah baiknya jika mengusap
bagian bibir botol dengan kertas tisue.
12. Memberikan obat pada waktu & cara yg benar.
13. Mencatat obat yg sudah diberikan.

 Tahap Terminasi
1. Melakukan evaluasi atas tindakan yang telah diberikan
kepada pasien.
2. Berpamitan dengan pasien atau keluarga (apabila ada).
3. Membereskan alat.
4. Mencuci tangan kembali
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan.

SOP Pemberian Obat Secara Topikal


Definisi Pemberian obat secara topical adalah memberikan obat secara local
pada kulit atau pada membrane pada area mata, hidung, lubang
telinga, vagina dan rectum.

Tujuan Adapun tujuan pemberian obat tropikal antara lain :


1. Mempertahankan hidrasi peermukaan kulit, melindungi
bagian atas kulit
2. Mengurangi iirtasi kulit lokal
3. Membuat anentesi lokal mengobati infeksi, abrasi atau infeksi
Menurut Djuanda (1993) kegunaan dan khasiat pengobatan tropikal
didapat dari pengaruh fisik dan kimiawi obat-obat yang
diaplikasidiatas kulit yang sakit.Pengaruh fisik antara lain:
 Mengeringkan
 Membasahi
 Melembutkan
 Lubrikasi
 Mendinginkan
 Memanaskan
 Melindungi dari pengaruh buruk dari luar

Semua hal itu bermaksud untuk mengadakan homeostatis,yaitu


mengembalikan kulit yang sakit dan jaringan disekitarnya ke keadaan
fisiologik stabil secepat-cepatnya, disamping itu juga menghiangkan
gejala-gejala yang mengganggu, misalnya rasa gatal dan panas.
Dalam jangka waktu 20 tahun terakhir ini telah dikembangkan
preparat-preparat topikal yang mempunyai khasiat kimiawi yang
spesifik terhadap organisme di kulit.
Persiapan Alat 1. Troli
2. Perlak
3. Bengkok (nierbekken)
4. Air DTT dalam kom
5. Sarung tangan
6. Kassa kecil steril (sesuai Kebutuhan)
7. Kassa balutan dan Plester (sesuai kebutuhan)
8. Lidi kapas
9. Obat topical sesuai yang dipesankan (krim, salep, lotion, lotion
yang mengandung suspensi, bedak/powder, sprey aerosol)
10. Buku obat

A. Pada Kulit
Alat dan Bahan:
1. Obat pada tempatnya
2. Kain kasa
3. Kertas tisu
4. Pengalas
5. Air sabun dan air hangat

B. Pada Mata
Alat dan Bahan:
1. obat pada tempatnya (tetes steril atau salep)
2. Plester
3. Kain Kasa
4. Kertas tisu
5. Balutan
6. Sarung tangan
7. Air hangat atau kasa pelembab

C. Pada Telinga
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya(tetes atau salep)
2. Penetes
3. Speculum telinga
4. Pinset anatomi dalam tempatnya
5. Plester
6. Kain kasa
7. Kertas tisu
8. Balutan

D. Pada Hidung
Alat dan Bahan:
1. Obat dalam tempatnya
2. Pipet
3. Speculum hidung
4. Pinset anatomi
5. Korentang dalam tempatnya
6. Plester
7. Kain kassa
8. Kertas tissu
9. Balutan

Cara kerja/ Prosedur A. Pada Kulit


Kerja 1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3) Gunakan sarung tangan
4) Bersihkan daerah yang akan diberi obat dengan air
hangat(bila terdapat kilit yang mengeras)atau air sabun
5) Berikan obat sesuai indikasi dan cara pemakaian, seperti
mengoleskan, mengompres.
6) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
7) Catat prosedur dan respon pasien

B. Pada Mata
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3) Atur posisi pasien dengan kepala menengadahkan dan
perawat disamping kanan pasien
4) Gunakan sarung tangan
5) Bersihkan daerah kelopak mata dan bulu mata dengan
kapas pelembab dari sudut luar bulu mata kearah hidung,
bila sangat kotor basuh dengan air hangat.
6) Buka mata dengan menekan perlahan bagian bawah
menggunakan ibu jari atau jari telunjuk diatas tulang
orbita
7) Teteskan obat mata diatas sakus konjungtiva sesuai dosis.
Minta pasien untuk menutup mata dengan perlahan ketika
menggunakan tetes mata
8) Bila menggunakan obat jenis salep, pegang aplikator
diatas tepi kelopak mata. Kemudian tekan tube hingga
obat keluar dan berikan pada kelopak mata bawah. Setelah
selesai anjurkan pasien untuk melihat kebawah.Secara
bergantian,berikan obat pda kelopak mata bagian atas dan
biarkan pasien untuk memejamkan mata.
9) Tutup mata dengan kasa bila perlu
10) Cuci tangn setalah prosedur dilakukan
11) Catat prosedur dan respon pasien

C. Pada Telinga
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3) Atur posisi pasien dengan kepala miring ke kanan atau
kekiri dengan daerah yang akan diobati, upayakan telinga
pasien ke atas
4) Uruskan lubang telinga dengan menarik daun telinga ke
atas atau ke belakang (pada anak)
5) Bil obat beupa tetes, teteskan obat pada dinding saluran
untuk mencegah terhalang oleh gelembung udara dengan
jumlah tetesan sesuai dosis
6) Bila obat berupa salep, ambil kapas lidi dan oleskan
salep.Kemudian masukkan atau oleskan pada liang telinga
7) Petahankan posisi kepala selama 2-3 menit
8) Tutup telinga dengan balutan dan plester
9) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
10) Catat prosedur dan respon pasien

D. Pada Hidung
1) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
2) Cuci tangan
3) Atur posisi pasien dengan cara
4) Duduk dikursi dengan kepala tengadah kebelakang
5) Berbaring dengan kepala pada tepi tempat tidur
6) Berbaring dengan bantal dibawah bahu dan kepala
tengadah kebelakang
7) Berikan tetes obat pada masing-masimg lubang hidung
8) Pertahankan posisi kepala tetap tengadah selama 5 menit
9) Cuci tangan setelah prosedur dilakukan
10) Catat posedur dan respon pasien

SOP Pemberian Obat Secara Suposituria Rektal


Definisi
Tujuan 1. Untuk memperoleh efek obat lokal maupun sistemik
2. Untuk melunakkan feses sehingga mudah untuk dikeluarkan

Prosedur 1. Persiapan alat


1. Kartu atau formulir obat, buku catatan pengobatan
2. Supositoria rektal
3. Jeli pelumas
4. Sarung tangan bersih sekali pakai
5. Tisu

2. Persiapan pasien
1. Kaji program pengobatan dokter untuk mengetahui nama
obat, dosis dan rute obat.
2. Cuci tangan dan kenakan sarung tangan.
3. Jelaskan prosedur pada pasien
4. Jaga privasi pasien dengan menutup pintu atau menarik
gorden
5. Pastikan pencahayaan cukup

3. Prosedur kerja
1) Kenali pasien/identitas pasien atau tanyakan namanya
langsung.
2) Bandingkan label obat dengan buku catatan pengobatan
sekali lagi
3) Bantu pasien dalam posisi miring (Sims) dengan tungkai
bagian atas fleksi ke depan.
4) Jaga agar pasien tetap terselimuti dan hanya area anal saja
yang terlihat.
5) Ambil supositoria dari bungkusnya dan beri pelumas pada
ujung bulatnya dengan jeli. Beri pelumas sarung tangan pada
jari telunjuk dari tangan dominan Anda.
6) Minta pasien untuk menarik nafas perlahan melalui mulut
dan untuk melemaskan spingter ani.
7) Tarik bokong pasien dengan tangan non dominan Anda.
Dengan jari telunjuk yang tersarungi, masukkan perlahan
supositoria melalui anus, spingter anal internal dan mengenai
dinding rektal atau sekitar 10 cm pada orang dewasa dan 5
cm pada anak-anak dan bayi.
8) Keluarkan jari Anda dan usap area anal pasien dengan tisu.
9) Minta pasien untuk tetap berbaring terlentang atau miring
selama 5 menit.
10) Bila supositoria mengandung laksatif atau pelunak feses
letakkan lampu pemanggil dalam jangkauan pasien sehingga
pasien dapat mencari bantuan untuk mengambil pispot atau
ke kamar mandi.
11) Lepas sarung tangan dengan membalik bagian dalam ke luar
dan buang dalam wadah yang telah disediakan.
12) Cuci tangan Anda.
13) Catat obat yang telah diberikan dalam catatan pemberian
obat.

SOP Pemberian Obat Secara Tetes


Definisi Memberikan obat tertentu dengan cara menteskannya ke dalam mata
Tujuan Melaksanakan tindakan pengobatan mata sesuai dengan program
pengobatan

Prosedur 1. Persiapan alat


Baki + alas berisi :
• Kasa steril dalam tempatnya
• Obat tetes mata
• Tisu dalam tempatnya
• Kapas basah dalam kom
• Handscoon dalam toples
• Korentang
• Bengkok
• Gunting verband
• Plester
• Masker
• Baraskot

2. Prosedur Kerja
a. Gunakan alat pelindung diri (masker dan baraskot)
b. Selam terapeutik
c. Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
d. Dekatkan alat
e. Tutup sampiran
f. Gunting plester sesuai kebutuhan
g. Cuci tangan
h. Pasang handscoon steril
i. Atur posisi pasien dengan kepala menengadah dan posisi
perawat di samping kanan pasien
j. Bersihkan mata pasien dengan kapas basah dari bagian
dalam mata ke sudut luar mata
k. Kapas basah yang sudah dipakai dibuang ke bengkok
l. Ambil obat tetes mata, perhatikan prinsip 5 benar
m. Anjurkan pasien untuk melihat keatas dan tidak berkedip,
kemudian tekan perlahan bagian bawah menggunakan ibu
jari diatas tulang orbita
n. Teteskan obat pada konjungtiva palpebral sesuai dosis
o. Setelah obat diteteskan, anjurkan pasien untuk mengedipkan
mata
p. Bersihkan sisa obat yang ada didaerah sekitar mata dengan
tisu
q. Tutup mata dengan kasa
r. Lepaskan handscone
s. Lekatkan plester pada kasa untuk menutupi mata
t. Bereskan alat
u. Terminasi
v. Cuci tangan
w. Dokumentasi

SOP Pemberian Obat Secara Intracutan

Pengertian Pemberian obat secara intracutan ialah pemberian obat dengancara


memasukkan obat kedalam permukaan kulit. lokasi utama yg banyak
digunakan untuk melakukan suntikan intrakutan yaitu bagian atas dari
lengan bawah.

Tujuan Pemberian obat dengan intracutan bertujuan untuk :


1. Membantu menentukan diagnose pada penyakit tertentu
(contohnya tuberculin tes)
2. Pasien mendapatkan pengobatan sesuai dengan program
pengobatan/prsedur.
3. Memperlancar proses pengobatan dan menghindari kesalahan
dalam pemberian obat.
4. Menghindarkan pasien dari efek alergi obat (dengan skin tes).
Prosedur 1. Persiapan alat:
a. Sarung tangan sekali pakai
b. Buku catatan pemberian obat
c. Kaapas alcohol
d. Obat yang sesuai
e. Spuit 1ml dengan ukuran 25,26 atau 27, panjang jarum ¼
sampai 5/8 inci
f. Bak supit
g. Baki obat
h. Pulpen atau spidol

2. Prosedur tindakan
1) Cuci tangan
2) Jelaskan prosedur yang akan dilakukan
3) Bebaskan daerah yang akan disuntik, apabila memakai baju
lengan panjang, buka dan keataskan
4) Pasang perlak atau pengalas tepat di bawah bagian yang
disuntik
5) Ambil obat buat tes alergi selanjutnya larutkan/encerkan dengan
aquades (cairan pelarut) selanjutnya ambil 0,5 cc dan encerkan
lagi sampai kurang lebih 1 cc dan letakkan pada bak injeksi atau
tempat steril
6) Disinfeksi dengan kapas alcohol pada daerah yang akan
disuntik
7) Lakukan penusukkan dengan lubang menghadap keatas denga
sudut 5 derajat-15 derajat dengan permukaan kulit
8) Suntikkan obat kedalam kulit hingga terjadi gelembung
9) Tarik spuit dan tidak boleh dilakukan masase

3. Tahap terminasi
1) Melakukan evaluasi dari hasil tindakan yang telah dilakukan
2) Melakukan kontrak untuk kegiatan/tindakan yang akan datang
3) Berpamitan dengan klien
4) Membereskan atau merapihkan alat-alat yang telah digunakan
ketika tindakan
5) Mencuci tangan
6) Mencatat/mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan

SOP Pemberian Obat Secara Subcutan

Pengertian Pemberian obat secara subcutan ialah memasukkan obat kedalam bagian
bawah kulit.lokasi yg dianjurkan untuk suntikan ini merupakan lengan
bagian atas, kaki bagian atas, dan daerah di sekitar pusar.

Tujuan Pemberian obat subcutan ialah untuk memasukkan sejumlah toksin atau
obatkepada jaringan subcuta di bawah kulit untuk proses di absorbs
Prosedur 1. Persiapan alat:
a. Buku catatan pemberian obat
b. Kapas alkohol
c. Sarung tangan sekali pakai
d. Obat yg sesuai
e. Spuit 2 ml dengan ukuran 25 panjang jarum 5/8 hingga 1/2
inci
f. Bak spuit
g. Plester
h. Baki obat
i. Bengkok
j. Kasa steril

2. Prosedur Tindakan
1) Cuci tangan
2) siapkan obat sesuai dengan prinsip 5 benar
3) identifikasi identitas klien
4) beri tahu klien prosedur tindakan yang akan segera dilakukan
5) atur klien pada posisi yg nyaman
6) memilih lokasi penusukan
7) gunakan sarung tangan
8) bersihkan lokasi penusukan dengan kapas alkohol
9) pegang kapas alkohol dengan jari tengah pada tangan yang
nondominan
10) buka tutup jarum menggunakan tehnik one hand
11) tarik kulit & jaringan lemak dengan ibu jari & jari tangan non
dominandengan ujung jarum menghadap ke atas &
menggunakan tangan dominan,masukkan jarum dengan sudut
45 derajat atau 90 derajat.
12) lepaskan tarikan tangan non dominan
13) tarik plunger & observasi adanya darah pada spuit.
14) seandainya tidak ada darah,masukan obat perlahan-lahan
Apabila ada darah tarik kembali jarum dari kulit tekan lokasi
penusukan selama 2 menit dan observasi adanya memar, apabila
butuh berikan plester siapkan obat yang baru.
15) Cabut jarum dengan sudut yang sama disaat jarum dimasukkan
sambil melakukan penekanan dengan menggunakan kapas
alcohol yang telah di desinfektasikan pada lokasi penusukan.
16) Bila ada perdarahan, tekan lokasi itu bersama memanfaatkan
kasa steril hingga perdarahan mogok
17) Kembaikan posisi klien buang alat yang telah dipakai
18) Buka sarung tangan

3. Tahap Terminasi
1) Melakukan evaluasi dari hasil tindakan yang telah dilakukan
2) Melakukan kontrak untuk kegiatan/tindakan yang akan datang
3) Berpamitan dengan klien
4) Membereskan/merapihkan alat-alat yang telah digunakan ketika
tindakan
5) Mencuci tangan
6) Mencatat/mendokumentasikan kegiatan dalam lembar catatan

SOP Pemberian Obat Secara Intravena

Pengertian Pemberian obat intravena adalah pemberian obat dengan cara


memasukkan obat kedalam pembuluh darah vena menggunakan spuit.
Pemberian obat secara intravena merupakan pemberian obat yang
sangat berbahaya. obat tersebut bereaksi dengan cepat karena obat
masuk kedalam sirkulasi klien secara langsung

Tujuan 1. Untuk memperoleh reaksi obat yang cepat diabsorbsi daripada


dengan injeksi parenteral lain.
2. Untuk menghindari terjadinya kerusakan jaringan
3. Untuk memasukkan obat dalam jumlah yang lebih besar

Tempat injeksi  Pada lengan (vena basalika dan vena sefalika)


 Pada tungkai (vena saphenous)
 Pada leher (vena jugularis)
 Pada kepala (vena frontalis atau vena temporalis)

Prosedur 1. Persiapan alat:


a. Buku catatan pemberian obat atau kartu obat
b. Kapas alkohol
c. Sarung tangan
d. Obat yang sesuai
e. Spuit 2 ml – 5 ml
f. Bak spuit
g. Baki obat
h. Plester
i. Perlak pengalas
j. Pembendung vena (torniquet)
k. Kassa steril (bila perlu)
l. Bengkok

2. Prosedur Tindakan
1) Cuci tangan
2) Siapkan obat dengan prinsip 6 benar
3) Salam terapeutik
4) Identifikasi klien
5) Beritahu klien dan jelaskan prosedur yang akan diberikan
6) Atur klien pada posisi yang nyaman
7) Pasang perlak pengalas
8) Bebaskan lengan klien dari baju atau kemeja
9) Letakkan pembendung
10) Pilih area penusukan yang bebas dari tanda kekakuan,
peradangan, atau rasa gatal. Menghindari gangguan absorbsi
obat atau cidera dan nyeri yang berlebihan.
11) Pakai sarung tangan
12) Bersihkan area penusukan dengan menggunakan kapas alkohol,
dengan gerakan sirkuler dari arah dalam keluar dengan diameter
sekitar 5 cm. Tunggu sampai kering. Metode ini dilakukan
untuk membuang sekresi dari kulit yang mengandung
mikroorganisme.
13) Pegang kapas alkohol, dengan jari-jari tengah pada tangan non
dominan.
14) Buka tutup jarum. Tarik kulit kebawah kurang lebih 2,5 cm
dibawah area penusukan dengan tangan non dominan. Membuat
kulit menjadi lebih kencang dan vena tidak bergeser,
memudahkan penusukan. Sejajar vena yang akan ditusuk
perlahan dan pasti. Pegang jarum pada posisi 30.
15) Rendahkan posisi jarum sejajar kulit dan teruskan jarum ke
dalam vena
16) Lakukan aspirasi dengan tangan non dominan menahan barel
dari spuit dan tangan dominan menarik plunger.
17) Observasi adanya darah pada spuit
18) Jika ada darah, lepaskan terniquet dan masukkan obat perlahan-
lahan.
19) Keluarkan jarum dengan sudut yang sama seperti saat
dimasukkan, sambil melakukan penekanan dengan
menggunakan kapas alkohol pada area penusukan
20) Tutup area penusukan dengan menggunakan kassa steril yang
diberi betadin
21) Kembalikan posisi klien
22) Buang peralatan yang sudah tidak diperlukan ke dalam bengkok
23) Buka sarung tangan
24) Cuci tangan
25) Dokumentasikan tindakan yang telah dilakukan

SOP Pemberian Obat Secara Intramuskular

Pengertian Pemberian obat intramuscular adalah cara penyuntikan obat yang


dilakukan pada jaringan otot besar seperti deltoid, ventrogluteal atau
vastus lateral serta tidak mengenai daerah subkutan, vena atau arteri.

Tujuan Suntikan/injeksi intramuscular dilakukan untuk memasukkan obat ke


jaringan otot

Prosedur 1. Persiapan klien


1) Pastikan kebutuhan klien akan pemberian obat intramuskular (IM)
2) Sampaikan salam
3) Jelaskan kepada klien tentang tujuan dan prosedur tindakan yang
akan dilakukan
2. Persiapan alat:
a. Baki/meja obat
b. Jarum dan spuit sesuai ukuran yang dibutuhkan yang telah berisi
obat.
c. Kapas alkohol/alkohol swab
d. Bak spuit
e. Buku obat/catatan
f. Bengkok obat
g. Sarung tangan
h. Tempat sampah medis khusus
i. Perlak/pengalas.

3. Persiapan obat:
a. Cek 7 benar pemberian obat
b. Siapkan obat hanya untuk satu kali pemberian pada satu klien.

4. Persiapan lingkungan
 Jaga privacy klien dengan menutup gorden/pintu/memasang
sampiran.

5. Prosedur Tindakan
1) Cuci tangan
2) Dekatkan alat-alat ke klien
3) Beritahu kembali klien akan prosedur tindakan yang akan
dilakukan.
4) Pilih area tempat penyuntikan melalui inspeksi ukuran dan
keutuhan otot. Pertimbangkan area tempat penyuntikan dengan
dosis obat yan diberikan.
5) Atur posisi nyaman sesuai lokasi dan usahakan hanya membuka
area tempat penyuntikan saja.
6) Pada area deltoid maka dapat ditentukan pada lengan atas bagian
luar. Jarang digunakan karena resiko besar tertusuknya pembuluh
darah, tulang, serabut saraf. Penentuan lokasi ini adalah dengan
cara meletakkan dua/tiga jari secara vertical dibawah acromion,
dengan jari yang atas diatas acromion. Lokasi penyuntikan ini
adalah 3 jari dibawah prosesus acromion, kemudian tarik garis
sejajar dengan deltoid.
7) Pada area ventrogluteal maka klien dapat diatur dalam posisi
berbaring terlentang, tengkurap, duduk atau berbaring ke samping.
Jika klien miring ke samping kanan, perawat meletakkan telapak
tangan pada trochanter mayor dengan jari-jari menghadap ke arah
kepala (perhatikan jangan sampai keliru dengan krista iliaka
superior). Jari tengah diletakkan pada spina iliaka anterior
posterior dan direntangkan menjauh membentuk suatu area
berbentuk V. jarum disuntikkan ditengah-tengah area tersebut.
8) Selain itu, pada area ventrogluteal bisa ditentukan pula dengan
cara menarik bayangan dari spina iliaka posterior superior menuju
trochanter mayor. Injeksi dilakukan pada area lateral dan superior
terhadap garis bayangan. Untuk menampakkan area ini, pakaian
yang menutupi bokong harus diangkat, pasien diatur berbaring
menghadap ke bawah dalam posisi pronasi dengan kedua tangan
diatas kedua sisi tempat tidur dan kedua kaki diputar ke dalam.
Selain itu, dapat diatur pula posisi miring ke samping dengan kaki
yang diatas ditekuk pada pangkal paha dan lutut serta diletakkan
didepan kaki bawah yang diatur lurus.
9) Pada area vastus lateralis, terletak antara sisi median anterior dan
sisi midlateral paha. Bila suntikan pada bayi, disarankan
menggunakan area ini. Ukur sepertiga bagian tengah, dengan cara
membagi area antara trochanter mayor sampai dengan atas patella
menjadi tiga bagian, lalu pilih area tengah untuk lokasi
penyuntikkan. Posisi klien miring atau duduk.
10) Pasang sarung tangan
11) Bersihkan area penyuntikkan dengan alkohol swab dengan cara
melingkar dari arah dalam keluar atau satu kali usapan dari titik
suntikan ke arah luar.
12) Ambil spuit dan lepaskan penutup jarum.
13) Tahan spuit dengan ibu jari dan telunjuk dengan tangan yang
dominan seperti anak panah. Pertahankan spuit dengan posisi 90
derajat dari sudut otot yang akan ditusuk.
14) Regangkan kulit dengan tangan yang dominan pada tempat
penyuntikkan.
15) Tusukkan jarum dengan cepat secara tegak lurus pada sudut 90
derajat.
16) Pertahankan pegangan pada tabung spuit dengan menggunakan
tangan yang tidak dominan. Aspirasi secara perlahan dengan
menarik pengokang dengan tangan yang dominan.
17) Jika darah tidak terhisap, suntikan obat dalam spuit secara
perlahan sambil 3 jari lain tetap mempertahankan regangan pada
kulit.
18) Jika darah terhisap angkat kembali jarum, ganti spuit dan buang,
serta siapkan kembali obat yang baru.
19) Bila obat sudah masuk semua, tahan jarum selama 10 detik
sebelum diangkat.
20) Segera cabut spuit, lepaskan tarikan pada kulit, sambil menekan
dengan alcohol swab diatas bekas penusukan.
21) Lakukan pijatan dengan perlahan pada area bekas suntikan.
22) Buang jarum yang telah digunakan dengan teknik one hand.
23) Lepaskan sarung tangan
24) Rapikan alat-alat dan bantu klien dalam posisi nyaman.
25) Evaluasi respon klien setelah pemberian obat intramuskular (IM)
26) Sampaikan salam terminasi
27) Cuci tangan
28) Dokumentasi hasil tindakan pemberian obat IM

Anda mungkin juga menyukai