Anda di halaman 1dari 13

EVALUASI KEMAMPUAN MENYIMAK

Disusun Oleh

SUCI MAULIZA
NIM. 19113006

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN


UNIVERSITAS ABULYATAMA
ACEH BESAR
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur pertama penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat dan nikmat-Nya lah penulis di berikan kesempatan untuk dapat
menyelesaikan karya tulis ini dengan baik. Tidak lupa pula sholawat dan salam
penulis curahkan kepada Rasulullah SAW semoga kita selalu dalam lindungan
beliau.
Karya tulis yang berisikan tentang Evaluasi Kemampuan Menyimak ini
disusun untuk melengkapi tugas mata kuliah Menyimak pada Prodi Bahasa dan
Sastra Indonesia Universitas Abulyatama, yang berisikan beberapa kajian
tentang keterampilan berbicara, baik dari pengertian hingga kajian lebih lanjut.
Penulisan karya tulis ini dimungkinkan oleh adanya bantuan dan
bimbingan dari berbagi pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima
kasih atas bantuan dan bimbingan kepada dosen Pengampu Mata Kuliah
Berbicara .
Penulis menulis karya tulis ini sebaik-baiknya, namun penulis juga
menyadari kemungkinan adanya kekurangan atau kesalahan yang tidak
disengaja. Oleh karena itu penulis mohon maaf kepada para pembaca pada
umumnya. Kritik dan saran penulis terima dengan rasa syukur.
Akhir kata semoga karya tulis ini bermanfaat baik bagi penulis maupun para
pembaca.

Aceh Besar, 25 Maret 2020

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI...................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.............................................................................................1
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah............................................................................................2
C. Tujuan Penulisan..............................................................................................2
D. Manfaat Penulisan............................................................................................2
BAB II MASALAH DAN PEMBAHASAN................................................................4
A. Evaluasi Kemampuan Menyimak....................................................................4
B. Penelaahan Butir Soal Alat Ukur Menyimak.................................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................9
A. Kesimpulan........................................................................................................9
B. Saran..................................................................................................................9

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kegiatan berbahasa yang berupa memahami bahasa yang dihasilkan
orang lain melalui sarana lisan (pendengaran) merupakan kegiatan yang paling
pertama dilakukan manusia. Keadaan itu sudah terlihat sejak manusia masih
bernama bayi. Bayi manusia yang belum mampu menghasilkan bahasa. Sudah
akan terlihat dalam kegiatan mendengarkan dan usaha memahami bahasa
orang-orang yang di sekitarnya. Dalam belajar bahasa (asing) pun kegiatan
pertama yang dilakukan pelajar adalah menyimak bunyi-bunyi bahasa yang
dipelajari, baik yang berupa ucapan langsung maupun melalui sarana rekaman.
Secara alami bahasa bersifat lisan dan terwujud dalam kegiatan
berbicara dan memahami pembicaraan itu. Hal itu akan lebih nyata terlihat
pada masyarakat bahasa yang belum mengenal sistem tulisan. Pada
masyarakat bahasa modern pun (baca: yang telah memiliki sistem tulisan)
dalam kehidupan sehari-harinya, kegiatan berbahasa secara lisan akan jauh
lebih banyak daripada berbahasa tulis. Kenyataan itu dapat diartikan bahwa
kemampuan berbahasa secara lisan lebih fungsional dalam kehidupan sehari-
hari daripada kemampuan berbahasa tulis. Oleh karena itu, tes kemampuan
berbahasa secara lisan dalam kaitan ini adalah kemampuan menyimak, perlu
diberi perhatian secara memadai.
Dalam pelaksanaan pengajaran di sekolah khususnya bahasa Indonesia
pengajaran dan tes menyimak kurang dapat perhatian sebagaimana halnya
keterampilan berbahasa yang lain. Belum tentu semua guru bahasa secara
khusus mengajarkan dan sekaligus menguji kemampuan menyimak siswa
dalam satu periode tertentu khususnya pada tingkat SMA, walaupun
sebenarnya kemampuan itu sangat diperlukan untuk mengikuti pelajaran
berbagai mata pelajaran. Hal ini mungkin disebabkan para guru beranggapan
bahwa dengan sendirinya siswa telah baik kemampuannya memahami bahasa
lisan, atau karena menyusun atau mempersiapkan tes kemampuan menyimak

1
memang tidak semudah dan sesederhana seperti halnya tes-tes kemampuan
yang lain. Tegasnya, tes kemampuan menyimak memerlukan persiapan dari
sarana yang telah khusus.
Dengan mendasarkan diri pada berbagai pertimbangan, antara lain
pertimbangan praktisan, tes kemampuan menyimak untuk siswa tingkat SMA ke
bawah tidak perlu dilaksanakan dalam tes sumatif, melainkan tes formatif saja.
Jadi ia dapat dipandang sebagai tes dalam proses, yaitu selama masih
berlangsungnya proses pengajaran.  hal itu akan berbeda masalahnya dengan
mahasiswa jurusan bahasa yang secara khusus menempuh mata kuliah
komprehensif lisan.
Berdasarkan hal tersebut di atas, maka makalah ini akan membahas
mengenai evaluasi kemampuan menyimak sebagai salah satu tes formatif
dalam pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia.

B. Rumusan Masalah
                Rumusan masalah makalah ini adalah:
“Bagaimana evaluasi kemampuan menyimak sabagai tes formatif dalam
pemebelajaran bahasa dan sastra Indonesia?”

C. Tujuan Penulisan
            Tujuan penulisan makalah ini,  diharapkan dapat:
“Menggugah kesadaran guru untuk melaksakan tes
kemampuan  menyimak   
  sebagai tes formatif.”

D. Manfaat Penulisan
            Manfaat penulisan ini adalah:
1. Manfaat Teoritis
a. Sebagai bahan dan acuan tentang teori evaluasi kemampuan
menyimak          

2
b. Menambah pengetahuan tentang pentingnya tes kemampuan
menyimak.

2. Manfaat Praktis
         “Bagi pengajar dapat dijadikan renungan dalam memberdayakan
tes kemampuan menyimak dan  mengevaluasi tes kemampuan
menyimak.”
        

3
BAB II
MASALAH DAN PEMBAHASAN

A. Evaluasi Kemampuan Menyimak


Aspek-aspek yang diukur dalam tes menyimak adalah hal-hal yang
menjadi indikator keberhasilan menyimak adalah faktor keberhasilan berupa:
bunyi-bunyi bahasa, makna kata, pemahaman kalimat. Faktor nonkebahasaan
berupa pemahaman terhadap pesan yang disampaikan oleh pembicara. Di
dalam isi pesan terdapat unsur sosial budaya yang harus dipahami oleh para
penyimak.
Sasaran utama tes kemampuan menyimak adalah kemampuan peserta
tes untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan langsung
oleh pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video. Pemahaman itu dapat
mengacu pada pemahaman secara umum seperti topik yang dibahas atau
sekedar garis besar isinya, atau bagian–bagian yang lebih terinci termasuk
pelaku, lokasi, waktu, dan beberapa aspek yang menonjol. Pemahaman lewat
menyimak dapat pula berkaitan dengan hal–hal yang lebih mendalam sifatnya,
yang tidak terbatas pada hal–hal yang secara tegas dan langsung
terungkapkan. Pemahaman semacam itu hanya dapat diperoleh dengan
menghubung-hubungkan bagian wacana tertentu, atau mengambil kesimpulan
dan implikasi berdasarkan pemahaman terhadap bagian-bagian wacananya.
Semua itu merupakan penjabaran dari apa yang seharusnya dipahami
seseorang ketika menyimak suatu wacana yang dikomunikasikan secara lisan
untuk didengarkan.
1. Persiapan tes kemampuan menyimak
Sesuai dengan namanya tes kemampaun menyimak, bahan tes yang
diajukan  disampaikan  secara  lisan  dan   diterima   siswa   melalui       sar

4
ana pendengaran. Masalah yang segera muncul adalah sarana apa yang
harus dipergunakan, perlukah kita mempergunakan media rekaman atau
langsung disampaikan (dibacakan) secara lisan oleh guru sewaktu tes itu
berlangsung.  
2. Bahan kebahasaan tes kemampuan menyimak
Kemampuan menyimak dapat diartikan sebagai kemampuan menangkap
dan memahami bahasa lain. Oleh karena itu, bahan kebahasaan yang sesuai
tentulah berupa wacana, berhubung sebuah wacana pastilah memuat
informasi. Untuk tes kemampuan menyimak, pemilihan bahasan tes lebih
ditekankan pada keadaan wacana, baik dilihat dari segi tingkat kesulitan, isi
dan cakupan maupun jenis–jenis wacana.
a. Tingkat kesulitan wacana
Tingkat kesulitan wacana terutama ditinjau dari faktor kosa kata
dan struktur yang dipergunakan. Jika kosa kata yang dipergunakan sulit,
bermakna ganda dan abstrak, jarang dipergunakan, ditambah lagi
struktur kalimatnya yang kompleks, wacana tersebut termasuk wacana
yang tinggi tingkat kesulitannya. Wacana yang baik untuk dipergunakan
dalam tes kemampuan menyimak adalah wacana yang tidak terlalu sulit,
atau sebaliknya terlalu mudah.
b. Isi dan cakupan wacana
Isi dan cakupan wacana biasanya juga mempengaruhi tingkat
kesulitan wacana, jika isi wacana itu tidak sesuai dengan minat dan
kebutuhan, atau tidak sesuai pula dengan bidang yang dipelajari siswa,
ia akan menambah tingkat kesulitan wacana yang bersangkutan.
Wacana yang akan diteskan hendaknya yang berisi hal-hal yang
bersifat netral sehingga sangat dimungkinkan adanya kesamaan
pandangan terhadap isi masalah itu. Sebaliknya, hendaklah menghindari
wacana yang berisi suatu pandangan atau keyakinan golongan tertentu
karena akan menimbulkan adanya perbedaan pendapat atau paling tidak
lebih dari satu jawaban yang benar.
c. Jenis-jenis wacana

5
Adapun jenis–jenis dan atau bentuk wacana yang sering
digunakan dalam tes kemampuan menyimak adalah sebagai berikut:
1) Pertanyaan atau pernyataan yang singkat
Contoh:

Rangsang yang diperdengarkan Jawaban dalam lembar tugas


Mengapa Anda datang terlambat 1. (a) Tadi pagi
hari ini?    (b) Tidak ada masalah
(c)  Ibuku datang
(d)  Beberapa jam lagi

2) Dialog,
Contoh:
Rangsang yang diperdengarkan
1. Suara pertama (suara laki-laki)
Tin, saya dengar ibumu sakit. Maaf, ya, saya tidak dapat
menengok. Tapi bagaimana keadaannya sekarang?
2. Suara kedua (suara perempuan)
Sudah baik! Kemarin waktu pulang sekolah, saya cemas, jangan-
jangan ibu  mengigau lagi. Eee, tak tahunya ibu sudah
berhadapan dengan jahitannya lagi.
3. Suara ketiga (perempuan)
Apakah pekerjaan ibu sehari-hari?
(a)   Berdagang
(b)   Memasak
(c)    Menjahit
(d)   Mengasuh adik
(e)   Mengigau
3) Ceramah

6
Rangsangan yang diperdengarkan berupa ceramah selam lima
sampai delapan menit. Selama mendengarkan ceramah siswa
diperbolehkan membuat catatan-catatan yang dianggap penting.
Setelah mendengarkan ceramah, siswa diminta untuk menjawab
pertanyaan-pertanyaan yang disajikan secara tertulis dalam lembar
tugas yang sengaja disediakan.
3. Tingkat tes kemampuan menyimak
Penyusunan tes kemapuan menyimak dicontohkan dalam tingkatan–
tingkatan tes seperti:
a. Tes kemampuan menyimak tingkat ingatan
b. Tes kemampuan menyimak tingkat pemahaman
c. Tes kemampuan menyimak tingkat penerapan, dan
d. Tes kemampuan menyimak tingkat analisis

B. Penelaahan Butir Soal Alat Ukur Menyimak


Format penelaahan soal ditentukan oleh badan Penelitian dan
Pengembangan Sistem Pengujian Pendidikan dan Kebudayaan pada tahun
1988.
Adapun rincian aspek-aspek yang ditelaah sebagai berikut (Suryata: 57)
Penelaahan Soal
No. Aspek yang Ditelaah Ya Tidak
I. Materi:
1. Soal sesuai tujuan
2. Soal sesuai lingkup materi
3. Kunci jawaban tepat
4. Pengeco logis
5. Sesuai dengan jenjang pendidikan

7
II. Konstruksi Soal:
Item
6. Singkat, jelas dan logis
7. Tidak mengarah ke kunci jawaban
8. Bebas ganda negative
Alternatif jawaban homogeny dari:
9. Segi materi
10. Struktur kalimat
III. Bahasa:
11. Baik dan benar
12. Mudah dipahami
13. Bebas pengulangan kata yang sama pada alternative
jawaban

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Aspek-aspek yang diukur dalam tes menyimak adalah hal-hal yang
menjadi indikator keberhasilan menyimak yaitu faktor kebahasaan dan
nonkebahasaan. Sasaran utama tes kemampuan menyimak adalah kemampuan
peserta tes untuk memahami isi wacana yang dikomunikasikan secara lisan
langsung oleh pembicara, atau sekedar rekaman audio atau video.
Dalam melaksanakan evaluasi kemampuan menyimak, guru perlu
mempersiapkan secara khusus alat ukur yang akan digunakan, menyiapkan
bahan kebahasaan tes kemampuan menyimak, dan mengidentifikasi tingkat tes
kemampuan menyimak. Setelah melakukan hal-hal tersebut di atas, guru
menelaah butir soal alat ukur menyimak untuk mengevaluasi ketepatan tes
kemampuan menyimak tersebut.

B. Saran
Makalah yang berisi tentang evaluasi kemampuan menyimak ini,
tentunya memberi suatu informasi bagi guru sebagai bahan pengetahuan
melaksanakan tes kemampuan menyimak siswa untuk meningkatkan
pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di sekolah.

9
10

Anda mungkin juga menyukai