Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

MK.METODOLOGI PENELITIAN

PRODI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN


SASTRA INDONESIA

SKOR NILAI:

TEORI DAN HIPOTESIS

NAMA : KESY ARIANI HALOHO


NIM : 2182111018
DOSEN PENGAMPU : Dr. Syamsul Arif, M.Pd.
MATA KULIAH : METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
MEDAN

September, 2020

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat
dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Makalah ini
disusun sebagai salah satu syarat untuk memenuhi tugas Mata kuliah Metodologi Penelitian
yaitu tugas rutin tentang ”Teori dan Hipotesis”. Dan penulis berharap tugas ini dapat diterima
dengan baik oleh pembaca.

Dalam kesempatan ini penulis ucapkan terima kasih kepada Bapak Dr. Syamsul Arief,
M.Pd. yang telah membimbing penulis dalam mengerjakan makalah ini dan juga kepada
semua pihak yang telah membantu dan memberi dorongan sehingga tugas makalah ini dapat
diselesaikan dengan baik dan tepat waktu.

Dengan kerendahan hati, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan makalah ini. Dan penulis berharap makalah ini dapat
bermanfaat untuk kita semua.

Medan , September 2020

Kesy Ariani Haloho

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................. ii

BAB I. PENDAHULUAN....................................................................................... 3

A. Latar Belakang..................................................................................................... 3
B. Rumusan Masalah................................................................................................ 4
C. Tujuan.................................................................................................................. 4

BAB II. PEMBAHASAN......................................................................................... 5

A. Pengertian Teori............................................................................................. 5
B. Fungsi Teori................................................................................................... 5
C. Hipotesis ........................................................................................................ 6
D. Manfaat dan Karakteristik Hipotesis Penelitian.............................................. 7
E. Jenis-jenis Hipotesis....................................................................................... 8

BAB III. PENUTUP................................................................................................. 13


3.1 Kesimpulan..................................................................................................... 13
3.2 Saran............................................................................................................... 13

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................... 14

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang

Sebagai seorang akademisi tentunya kita sudah sangat familiar dengan istilah
penelitian. Penelitian merupakan salah satu unsur terpenting dalam membangun peradaban
umat manusia. Melalui penelitian, seorang peneliti mampu menghasilkan berbagai macam
pengetahuan dan ilmu yang bermanfaat bagi khalayak. Penelitian juga dilakukan untuk
memecahkan masalah dan membuat hal yang rumit menjadi mudah. Begitu besar faedah
yang dapat diambil dari penelitian sehingga muncul berbagai penemuan baru untuk masa
depan yang lebih baik.

Kegiatan penelitian erat kaitannya dengan mengkaji teori dan menyusun hipotesis.
Kedua hal tersebut merupakan komponen penting yang mampu mengkonstruksi sebuah
penelitian yang utuh. Kegiatan penelitian laiknya diawali dengan mengkaji teori. Melalui
kajian teori yang luas dan mendalam, peneliti akan membuat dasar yang kuat dalam
penelitiannya. Teori yang telah dikaji dapat berkembang jika secara kontinu digunakan dalam
penelitian.

Hipotesis dalam sebuah penelitian dapat membangun kepercayaan diri seorang


peneliti. Dugaan jawaban dan hasil dari berbagai kajian literatur tertuang dalam suatu
pernyataan yang disebut dengan hipotesis penelitian. Hipotesis pada dasarnya digunakan
untuk menguji benar atau tidaknya dugaan peneliti atas kajiannya terhadap berbagai teori dan
literatur yang relevan ddengan penelitiannya.

Banyak diantara akademisi yang terhambat oleh ketidaktahuannya akan urgensi


mengkaji teori dan menyusun hipotesis sehingga banyak kesalahan yang diperbuat dalam
melakukan penelitian. Kesalahan penelitian dapat diminimalisir dengan mengkaji teori atau
literatur yang tepat serta menyusun hipotesis penelitian yang sesuai. Berdasarkan pada latar
belakang tersebut, maka makalah ini akan membahas mengenai teori dan hipotesis dalam
penelitian.

3
B.     Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah yang telah dikemukakan sebelumnya,


berikut merupakan rumusan masalah yang akan dibahas dalam makalah ini.

1.      Apa definisi dan fungsi teori dalam penelitian?

2.      Apa definisi dan fungsi hipotesis dalam penelitian?

3.      Apa saja jenis-jenis hipotesis dalam penelitian?

C.     Tujuan

Adapun beberapa tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut.

1.      Menjelaskan definisi dan fungsi teori dalam penelitian.

2.      Menjelaskan definisi dan fungsi hipotesis dalam penelitian.

3.      Mendeskripsikan contoh dari jenis-jenis hipotesis dalam penelitian.

4
BAB II

PEMBAHASAN

A.    Pengertian Teori

Teori adalah seperangkat kontruksi (konsep), definisi dan proposisi yang berfungsi
untuk melihat fenomena secara sistematika melalui spesifikasi hubungan antar variabel,
sehingga dapat berguna untuk menjalankan dan meramalkan fenomena. (Neumen). Atau bisa
juga didefinisikan sebagai seperangkat konstruk (atau variabel) yang saling berhubungan,
yang berasosiasi dengan proposisi atau hipotesis yang memerinci hubungan antar variabel
(biasanya dalam konteks magnitude atau direction). Suatu teori dalam penelitian bisa saja
berfungsi sebagai argumentasi, pembahasan, atau alasan. Teori biasanya membantu
menjelaskan (atau memprediksi) fenomena yang muncul di dunia.

Labovitz and Hagedorn (1971) menambahkan definisi ide teori rasionalitasnya, yang
mana didefinisikan sebagai “usaha mengetahui bagaimana dan mengapa variabel-variabel
dan pernyataan-Pernyataan relasional saling berhubungan satu sama lain”, mengapa variabel
independen, X, bisa mempengaruhi  variabel dependen, Y. Teori dapat memberikan
penjelasan daripada prediksi yang diharapkan tersebut.

B.     Fungsi Teori

Dalam konteks ilmiah, suatu teori yang didasarkan sebagai ide gagasan memiliki
fungsi sebagaimana berikut ini :

1.      Menjelaskan dan mempertajam ruang lingkup variabel dari penelitian yang akan
dilakukan.

2.      Sebagai prediktor, yang memprediksikan untuk menemukan kenyataan fenomena yang


kemudian dipakai untuk merumuskan hipotesis dan untuk menyusun instrumen penelitian.

5
3.      Sebagai kontrol dalam pembahasan hasil penelitian yang dilakukan, yang kemudian
dapat digunakan untuk memberikan saran.

C.     Definisi Hipotesis

Dalam kegiatan penelitian, hipotesis biasanya disusun setelah peneliti mengkaji


beberapa teori terkait dengan variable-variabel yang dikaji. Hasil penelaahan berbagi teori
inilah yang kemudian dapat membantu peneliti merumuskan hipotesis penelitian. Selanjutnya
akan dipaparkan hal-hal yang terkait dengan hipotesis dalam penelitian.

Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah


peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Tetapi perlu diketahui bahwa
tidak setiap penelitian harus merumuskan hipotesis. Penelitian yang bersifat ekploratif dan
deskriptif sering tidak merumuskan hipotesis. Hipotesis menjadi dugaan berdasarkan
keterngan teori yang sementara diterima sebagai kebenaran sambil menunggu pengujian
menggunakan data empiris.

Hipotesis berasal dari kata hypo (di bawah, lemah) dan thesa (kebenaran). Dari kedua


akar katanya dapat disimpulkan bahwa hipotesis adalah kebenaran yang lemah. (Purwanto:
2010:66). Kebenaran hipotesis dikatakan lemah karena kebenarannya baru teruji pada tingkat
teori. Untuk menjadi kebenaran yang kuat, hipotesis masih harus diuji menggunakan data-
data yang dikumpulkan. Kebenaran yang lemah akan meningkat menjadi thesa apabila
berdasarkan hasil uji menggunakan data yang dikumpulkan memberi kesimpulan mendukung
hipotesis. Sebaliknya, bila hipotesis teruji melalui data-data yang dikumpulkan maka
hipotesis tidak dapat lagi diterima sebagai kebenaran.

Hipotesis adalah kesimpulan sementara atas masalah penelitian. Kita mengemukakan


sebelumnya bahwa untuk sampai pada kesimpulan tersebut, harus dijalin pola pemikiran
sehingga kesimpulan tersebut benar-benar logis. Dengan kata, lain hipotesis tersebut
merupakan prediksi hasil penelitian yang akan dilakukan. Ia dirumuskan dalam bentuk
pernyataan yang bersifat sementara, akrena masih perlu diuji dengan data penelitian yang
akan ditemukan nantinya (Sugiyono, 2005: 83).

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian,


dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan.
Dikatakan sementara, karena jawaban yang diberikan baru didasarkan pada teori yang

6
relevan, belum didasarkan pada fakta-fakta empiris yang diperoleh melalui pengumpulan
data. Jadi hipotesis juga dapat dinyatakan sebagai jawaban yang empirik dengan data.
(Sugiyono, 2005: 96).

Suryanbrata memberikan beberapa definisi tentang hipotesis:

1.      Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya


masih harus diuji secara empiris

2.      Hipotesis merupakan rangkuman dari kesimpulan-kesimpulan teoritus yang diperoleh


dari penelaahan kepustakaan

3.      Hipotesis merupakan jawaban terhadap masalah penelitian yang secara teoritis dianggap
paling tinggi kebenarannya

4.      Hipotesis merupakan pernyataan mengenai populasi yang akan diuji kebenarannya


berdasarkan data yang diperoleh dari sempel penelitian atau hipotesis adalah pernyataan
mengenai keadaan parameter yang akan diuji melalui statistik sampel. (Purwanto: 2010:83)

D.    Manfaat dan Karakteristik Hipotesis Penelitian

Hipotesis dalam suatu penelitian sangat penting untuk memandu penelitian.


Manfaatnya dapat dirinci sebagai berikut:

1.      Memberikan tujuan yang tegas bagi peneliti

2.      Membantu dalam menentukan arah yang harus ditempuh, dalam pembatasan ruang
lingkup penelitian dengan memilih fakta-fakta yang relevan.

3.      Menghindarkan sesuatu penelitian yang tidak terarah dan tidak bertujuan dan
pengumpulan data yang mungkin ternyata tidak ada hubungannya dengan masalah yang
diteliti (Yatimin Abdullah, 2006:239)

7
Menurut Sugiyono (2005: 96) dan Harnovinsah (2012:3), hipotesis yang baik
memiliki beberapa karakteristik, diantaranya:

1.      Merupakan dugaan terhadap keadaan variabel mandiri, perbandingan keadaan variabel


pada berbagai sampel, dan merupakan dugaan tentang hubungan antara dua variabel atau
lebih

2.      Dinyatakan dalam kalimat yang jelas, sehingga tidak menimbulkan berbagai penafsiran

3.      Dapat diuji dengan data yang dikumpulkan dengan metode-metode ilmiah.

4.      Dikembangkan dengan teori yang sudah ada atau dari hasil-hasil penelitian sebelumnya
dengan penjelasan yang logis

5.      Hipotesis lebih baik dibanding dengan hipotesis kompetisinya

E.     Jenis-Jenis Hipotesis

Terdapat beberapa jenis hipotesis dalam penelitian. Adapun jenis-jenis penelitian


yang dirangkum dari beberapa pendapat para ahli seperti Creswell (2016), Sugiyono
(2016), dan Rudi (2010) adalah sebagai berikut.

1.      Hipotesis Nol

Hipotesis nol menyatakan tidak ada perbedaan antara dua variabel, atau tidak adanya
pengaruh variabel X terhadap variabel Y. Selisih variabel pertama dengan variabel kedua
adalah nol atau nihil. Hipotesis ini sering juga disebut hipotesis statistik, karena biasa dipakai
dalam penelitian yang bersifat statistik, yaitu diuji dengan perhitungan statistik. Pernyataan
yang sering digunakan dalam hipotesis ini adalah tidak ada hubungan, tidak ada perbedaan,
tidak ada pengaruh, tidak ada interaksi, dan lain sebagainya.

Contoh Hipotesis Nol :

8
Peneliti ingin mengetahui “Apakah terdapat perbedaan kualitas karya tulis ilmiah
antara siswa laki-laki dan siswa perempuan?”

Ho : Tidak ada perbedaan kualitas karya tulis ilmiah antara siswa laki-laki dengan
siswa perempuan.

2.      Hipotesis Alternatif

Hipotesis alternatif merepresentasikan pemikiran peneliti mengenai penelitiannya


yang berlandaskan pada berbagai teori dan literatur yang relevan. Hipotesis alternatif bisa
dikatakan lawan dari hipotesis nol. Hipotesis alternatif juga bisa berisi pernyataan operasional
penelitian.

Contoh Hipotesis Alternatif :

Peneliti ingin mengetahui “Apakah terdapat perbedaan kualitas karya tulis ilmiah
antara siswa laki-laki dan siswa perempuan?”

Ha : Terdapat perbedaan kualitas karya tulis ilmiah yang signifikan antara siswa laki-
laki dengan siswa perempuan  

Dalam pembuktian, hipotesis alternatif (Ha) diubah menjadi Ho, agar peneliti tidak
mempunyai prasangka. Jadi, peneliti diharapkan jujur, tidak terpengaruh pernyataan Ha.
Kemudian dikembangkan lagi ke Ha pada rumusan akhir pengetesan hipotesis.

3.      Hipotesis Direksional

9
Hipotesis direksional mengilustrasikan suatu kemungkinan dengan penyataan lebih
tinggi, lebih banyak berubah, atau lebih signifikan.

Contoh Hipotesis Direksional :

Akan dilakukan suatu penelitian tentang status sekolah (negeri atau swasta) dalam
menghasilkan lulusan dilihat dari nilai UN. Hipotesisnya adalah sekolah negeri akan
menghasilkan lulusan dengan nilai UN yang lebih besar ketimbang sekolah swasta.

4.      Hipotesis Non Direksional

Hipotesis non direksional dijelaskan dengan prediksi yang dibuat tidak secara pasti
terperinci karena peneliti tidak mengetahui apa yang diprediksikan dari literatur sebelumnya.

Contoh Hipotesis Non Direksional :

Penelitian mengenai identitas ras kulit putih dan ras kulit hitam di sekolah tinggi
Amerika. Hipotesisnya adalah identitas mengenai ras kulit putih dan ras kulit hitam di
sekolah tinggi Amerika berkaitan dengan tatanan kehidupan sosial masyarakat yang berbeda-
beda yang turut merefleksikan sistem nilai mereka yang berbeda-beda pula.

5.      Hipotesis Deskriptif

Hipotesis deskriptif menggambarkan karakteristik suatu satuan awal yang menjadi


fokus perhatian penelitian. Hipotesis ini menyatakan jawaban sementara terhadap masalah
deskriptif yang berkenaan dengan variabel mandiri.

10
Contoh Hipotesis Deskriptif :

Suatu bimbingan belajar X menyatakan bahwa siswa yang dibimbing di lembaga


tersebut setidaknya 90% dapat diterima di perguruan tinggi negeri. Rumusan masalahnya
yaitu “Berapa banyak siswa bimbingan belajar X yang diterima di perguruan tinggi negeri?”

Ho = µ ≤ 0,90 (lebih kecil atau sama dengan)

Ha = µ > 0,90 (lebih besar)

Dapat dibaca: hipotesis nol untuk parameter populasi berbentuk proporsi (90% :


proporsi) lebih kecil atau sama dengan 90%, dan hipotesis alternatifnya, untuk populasi yang
berbentuk proporsi lebih besar dari 90%.

6.      Hipotesis Komparatif

Hipotesis komparatif menggambarkan hubungan antara dua atau lebih variabel tetapi
tidak menunjukan variabel mana yang menjadi sebab dan variabel mana yang menjadi akibat
dalam hubungan tersebut. Pada hipotesis ini terdapat pernyataan yang menunjukan dugaan
nilai dalam satu variabel atau lebih pada sampel yang berbeda.

Contoh Hipotesis Komparatif :

Rumusan masalah yang diajukan adalah “Apakah terdapat perbedaan antara siswa


yang menerapkan metode CTL dengan siswa yang menerapkan metode Joyfull
Learning dalam pembelajaran IPS di SD?”

Rumusan Uji Hipotesis Dua Pihak

Ho : m1 = m2

Ha : m1 ¹ m2

11
Rumusan Uji Hipotesis Pihak Kiri

Ho : m1 ³ m2

Ha : m1 < m2

Rumusan Uji Hipotesis Pihak Kanan

Ho : m1 £ m2

Ha : m1 > m2

7.      Hipotesis Asosiatif (Hubungan)

Hipotesis asosiatif menunjukan variabel mana yang menjadi sebab dan variabel mana
yang menjadi akibat. Pernyataan yang menunjukan dugaan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih.

Contoh Hipotesis Asosiatif :

Rumusan masalah yang diajukan adalah “Adakah hubungan antara kewibawaan guru
dengan semangat belajar siswa?”

Ho : r = 0

Ha : r ¹ 0

r merupakan simbol yang menunjukan kuatnya hubungan

12
BAB III

PENUTUP

A.    Kesimpulan

Teori dalam penelitian bisa berfungsi sebagai bentuk dari argumentasi, pembahasan,


atau alasan. Teori membantu menjelaskan (atau memprediksi) berbagai fenomena yang
terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Urgensi teori dalam penelitian adalah sebagai suatu
dasar seorang peneliti dalam merumuskan hipotesis. Hipotesis menjadi dugaan berdasarkan
keterngan teori yang sementara diterima sebagai kebenaran sambil menunggu pengujian
menggunakan data empiris. Terdapat beberapa jenis hipotesis diantaranya adalah hipotesis
nol, hipotesis alternatif, hipotesis direksional, hipotesis non direksional, hipotesis deskriptif,
hipotesis komparatif, dan hipotesis asosiatif. Masing-masing dari jenis penelitian tersebut
digunakan sesuai dengan karakteristik rumusan masalah penelitian.

B.     Saran

13
Sebagai seorang akademisi atau peneliti hendaknya memprioritaskan terlebih dahulu
apa yang menjadi dasar terlaksananya sebuah penelitian. Mengkaji teori dan menyusun
hipotesis merupakan langkah awal yang tidak bisa dilewatkan begitu saja. Mengkaji
mengenai teori dan hipotesis akan sangat berguna untuk penelitian maupun evaluasi.
Memperluas wawasan dan terus meningkatkan kualitas diri merupakan langkah terbaik untuk
menjadi peneliti yang kompeten.

DAFTAR PUSTAKA

Purwanto. (2010). Instrumen Penelitian Sosial dan Pendidikan: Pengembangan dan


Pemanfaatan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

Sugiyono. (2016). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif  dan R & D. Bandung: Alfabeta.

14

Anda mungkin juga menyukai