Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH ULUMUL QUR’AN

JUDUL:

I’JAZ QUR’AN

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 9

NABILA MAYSARA (2020202166)

WAHYU SEPTIANI (2020202152)

ARKAN SAJID (2020202174)

DOSEN PENGAMPU:

DR., SYARNUBI, M.Pd.I

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN FATAH PALEMBANG 2021


KATA PENGANTAR

Bismillahirohmanirohim

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang karena anugrah dari-NYA kami
dapat menyelesaikan makalah Ulumul Qur’an tentang ”I’jaz Qur’an”. Sholawat dan
salam semoga senantiasa tercurahkan kepada junjungan besar kita, Nabi
Muhammad SAW yang menunjukan kepada kita jalan yang lurus berupa ajaran
agama islam yang sempurna dan menjadi anugerah serta rahmat bagi seluruh alam
semesta.

Kami sangat bersyukur karena telah menyelesaikan makalah yang menjadi


tugas Ulumul Qur’an dengan judul “I’jaz Quran”. Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu kami
selama pembuatan makalah ini berlangsung sehingga terselesaikanlah makalah ini.

Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat


bermanfaat dan jangan lupa ajukan kritik dan saran terhadap makalah ini agar
kedepannya bisa diperbaiki.

Palembang, 30 Mei 2021


Hormat kami,

(Kelompok 9)

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

KATA PENGANTAR .................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................ 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Pengertian I’jaz Qur’an ................................................................ 3

B. Klasifikasi I’jaz Qur’an ................................................................ 6

C. Segi-Segi Kemukjizatan Al-qur’an .............................................. 9

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan................................................................................ 16
B. Saran .......................................................................................... 16

REFERENSI ................................................................................................ 17

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Umat manusia diciptkan ke bumi untuk mengerjakan segala perintah yang
Allah tetapkan bagi manusia. Dengan pedoman yang diturunkan membuat
manusia berfikir akan kebenaran yang haqiqi. Al-quran dengan segala
keindahannya, Allah turunkan melalui perantara malaikat jibril, kemudian
disampaikan kepada baginda Muhammad SAW. Dan dari baginda nabi lah
kemudian dismapaikan kepada seluruh umat nabi Muhammad di muka bumi.
Dalam hal nya, dalam memahami, mengamalkan Al-qura’an, membuat kita
berfikir. Apakah keistimewaan Al-qur’an? Bagaimanakah ijazul Al-qur’an? Apa
saja kelebihan Al-qur’an?.
Banyak diantara hanya mengagumi keindahan Al-qur’an tanpa mengetahui
sdan mendalami bagaimana sesungguhnya kelebihan Al-qur’an tersebut. Bahasa
nya yang tidak ada tandingannya. Tidak ada manusia satu pun yang mampu
menduplikat yang serupa dengan Al-qur’an. Al-qura’an sebagi pedoman dalam
kehidupan manusia haruslah di jaga dan diamalkan. Karena Al-qur’an lah yang
akan menemani kita dan menyinari ketika ketika kita di datangkan kepada
kematian.
Al-quran dengan keindahannnya yang haruslah kita jaga dan kita amalkan
di dalam kehidupan kita hingga akhir hayat nanti. Banyak orang yang memilki Al-
quran teteaapi hanya menjadi pajangan saja, meninggalkannya begitu saja.
Padahal apbila melihat dari segala keindahan makna dan berbagai pelajaran
kehidupan menjadikan Al-quran sebagai pedoman hidup yang paling tepat dan
tidak boleh ditinggalkan.

B. Rumusan Masalah
1. Bagamanakah pengertian I’jaz Qur’an?
2. Bagiamanakah Klasifikasi I’jaz Qur’an?
3. Bagaimanakah Segi-Segi kemkjizatan Al-Qur’an?

1
C. Tujuan
1. Untuk mengatahui bagaimana pengertian I’jaz Qur’an
2. Unttuk mengetahui apa saja klasifikasi I’jaz Qur’an
3. Untuk mengetahui bagaimana Segi-Segi kemkjizatan Al-Qur’an

2
BABII

PEMBAHASAN
A. Pengertian I’jaz Al-quran
Kata i'jaz secara bahasa berasal dari kata 'ajzun yang berarti kelemahan atau
ketidak rnarnpuan. Kata i'jaz adalah bentuk nomina verbal dati kata 'ajaza yang
berarti mendahului. Dengan dernikian istilah al-l'jaz al-Tmi (kemukjizatan ilmiah)
Alquran atau al-Hadis misalnya mengandung makna bahwa kedua sumber ajaran
agama itu telah mengabarkan kepada kita tentang fakta-fakta ilmiah yang kelak
diternukan dan dibuktikan oleh eksperiment sains umat manusia, dan terbukti
tidak dapat dicapai atau diketahui dengan sarana kehidupan yang ada pada zaman
Rasulallah saw. Hal itu membuktikan kebenaran yang disampaikan oleh
Rasulallah saw.1
Secara etimologis kata ‫ اعجاز‬i’jaz berasal dari akar kata ‫ عجز‬a’jzun artinya
tidak mampu/kuasa. Kata ‫ عجز‬adalah jenis kata yang tidak memiliki muatan
aktifitas (pasif). Kemudian kata ini dapat berkembang menjadi kata kerja aktif
supaya dengan wazan (af’ala) ‫ يعجز‬-‫( اعجز‬a`jaza-yu’jizu) berarti melemahkan,
dengan demikian, Al-Qur`an sebagai mukjizat bermakna bahwa AI-Qur`an
merupakan sesuatu yang mampu melemahkan tentang menciptakan karya yang
serupa dengannya. 2
Dalam kamus besar bahasa Indonesia, “kata mukjizat” diartikan sebagai
kejadian yang luar biasa yang sukar dijangkau oleh akal pikiran manusia.
Pengertian ini punya muatan yang berbeda dengan pengertian i`jaz dalam
perspektif islam. I`jaz sesungguhnya menetapkan kelemahan ketika mukjizat telah
terbukti, maka yang nampak kemudian adalah kemampuan atau “mu`jiz” (yang
melemahkan), oleh sebab itu i`jaz AI-Qur`an menampakan kebenaran

1
Ahmad Fuad Pasya, Dimensi Sains AI-Qur'an, cet.I, (Solo: PT. TigaSerangkai Pustaka Mandiri,
2004), h. 23
2
H.Muh.quraish syihab dkk. 1999. Sejarah Dan Ulum Al-qur’an (Jakarta: Pustaka Firdaus) hlm.106

3
Muhammad SAW dalam pengakuannya sebagai rosul yang memperlihatkan
kelemahan manusia dalam menandingi mukjizatnya.
Kemukjizatan menurut persepsi ulama harus memenuhi keriteria 5 syarat
sebagai berikut:
1. Mukjizat harus berupa sesuatu yang tidak di sanggupi oleh makhluk
sekalian alam.
2. Tidak sesuai dengan kebiasaan dan tidak berlawanan dengan hukum
islam.
3. Mukjizat harus berupa hal yang dijadikan saksi oleh seorang mengaku
membawa risalah ilahi sebagai bukti atas kebenaran dan kebesarannya.
4. Terjadi bertepatan dengan penagakuan nabi yang mengajak bertanding
menggunakan mukjizat tersebut.
5. Tidak ada seorang pun yang dapat membuktikan dan membandingkan
dalam pertandingan tersebut.
Sedangkan yang di maksud dengan i`jaz secara terminology ilmu AI-Qur`an
sebagaimana yang dikemukakan oleh beberapa ahli sebagai berikut:
1. Menurut Manna’ Khalil Al-Qhatan I`jaz adalah menampakkan kebenaran
nabi SAW dalam pengakuan orang lain sebagai rasul utusan Allah SWT
dengan menampakan kelemahan orang-orang Arab untuk menandinginya
atau menghadapi mukjizat yang abadi. Yaitu AL Qur`an dan kelemahan-
kelemahan generasi sesudah mereka.
2. Menurut Ali Al-Shabuni I`jaz ialah menetapkan kelemahan manusia baik
secara kelompok maupun bersama-sama untuk menandingi hal yang
serupa dengannya, maka mukjizat merupakan buktiyang datangnya dari
Allah SWT yang di berikan kepada hamba-Nya.
Mukjizat adalah perkara yang luar biasa yang disertai dengan tsantangan
yang tidak mungkin dapat ditandingi oleh siapapun dan kapanpun. Muhammad
Bakar ismail menegaskan, mukjizat adalah perkara luar biasa yng di sertahin dan
di ikuti tantangan yng di berikan oleh Allah Swt kepada nabi-nabi sebagai hujjah
dan bukti yang kuat atas misi dan kebenaran terhadap apa yang di embannyah

4
yang bersumber dari Allah swt.3 Dari ketiga definisi di atas dapat di pahami antara
i’jaz dan mukjizat itu dapat di katakan melemakan. Hanya saja pengertian I’jaz di
atas mengesankan Batasan yang lebih spesifik, yaitu Al-Qur’an. Sedangkan
pengertin mukjizat itu dapat, menegaskan Batasan yang lebih luas, yakni bukan
hanya berupa Al-Qur’an, tetapi juga perkaraperkara lain yang tidak mampu di
jangkau manusia secara keseluruhan.
Dengan demikian dalam konteks ini antara pengertian I’jaz dan mukjizat itu
saling melengkapi, sehingga nampak jelas keistimewaan dari ketetapan-ketetapan
Allah yang khusus di berikan kapada Rasul-rasulnya pilihan-nya sebagai salah
satu bukti kebenaran misi kerasulan yang di bawanya Di tampilkan I’jaz atau
mukjizat itu bukanlah semata- semata bertujuan untuk menampakan kelemahan
manusia untuk menandinginya tetapi untuk menyakinkan mereka bahawa Nabi
muhammad SAW adalah benar-benar utusan Allah, Al-Qur’an itu benar-benar
diturunkan di sisi Allah swt kepada Muhammad yang mana AlQur’an itu sama
sekali bukanlah perkataan manusia atau perkataan lainnya.4
Al-Qur’an di gunakan oleh nabi muhamad saw untuk menantang orang-
orang pada masa beliau dan generasi sesudahnya tidak percaya akan kebenaran
Al-Qur’an sebagai firman Allah (bukan ciptaan Muhammad) dan tidak percaya
akan risalah nabi saw dan ajaran yang di bawanya. Terhadap mereka
sesungguhnya mereka memiliki tingkat fashahah dan balaghah sedemikian tinggi
di bidang bahasa Arab. Nabi meminta mereka untuk menadingi Al-Qur’an dalam
tiga tahapan.
Kelahiran ilmu kalam di dalam islam mempunyai implikasi lebih tepat
untuk di katakan sebagai kalam. Di dalam kalam, dimana tokoh-tokoh ilmu kalam
tampak ketika membicarakan kemakhlukan Qur’an maka pendapat dan
pandangan mereka berbeda-beda dan beraneka ragam. Abu Ishaq Ibrahim an-
Nizam dan pengikutnya dari kaum syi’ah berpendapat, kemukjizatan Qur’an
adalah dengan cara sirfah (pemalingan ).

3
Ibid,hlm 107
4
M. Quraish shihab, mukjizat al-qur’an, (bandung: mizan, 1997), hlm.23

5
Arti sirfah dalam pandangan an-Nizam ialah bahwa Allah memalingkan
orang-orang Arab untuk menentang Qur’an, padahal sebenarnya mereka mampu
menghadapinya. Pendapat tentang sirfah ini batil dan di tolak oleh Qur’an sendiri.
Dalam firmannya: “Katakanlah, sesunggunya jika manusia dan jin berkumpul
untuk membuat yang serupa Al-Qur’an ini, niscaya mereka tidak akan dapat
membuat yang serupa denganya sekalipun Sebagian mereka menjadi pembantu
bagi yang Sebagian lagi” ( QS.Al-Isra :88 ) Ayat ini menunjukan bahwa mereka
tidak tidak mampu memenuhi tantangan , padahal kemampuan ada pada diri
mereka. Jika kemampuan itu di rampas dari mereka, niscaya tidak ada faedah dari
perkumpulan mereka itu. Karena kedudukannya akan sama ,dengan perkumpulan
orang-orang mati. Dan ketidak mapuan orang-orang mati bukanlah merupakan
sesuatu yang perlu di besar-besarkan penyebutannya.5 Setelah para ulama’sepakat
bahwasanya kemukjizatan Al-Qur’an itu karena dzatnya, serta tidak seorang pun
yang sanggup mendatangkan sesamanya, maka pandangan ulama berbeda-beda
dalam meninjau segi kemukjizatannya itu seperti di bawah ini :
1. Satu golongan ulama berpendapat Qur’an itui mukjizat dengan balaghah-Nya
yang mencapai tingkat tinggi dan tidak ada bandinganya.
2. Sebagian yang lain berpendapat segi kemukjizatannya Al-Qur’an itu ialah
karena mengandung badi’ yang sangat unik dan berbeda dengan apa yang di
kenal dalam perkataan orang Arab.
3. Golongan yang lain berpendapat bahwa Al-Qur’an itu terletak pada
pemberitaanya tentang hal-hal ghaib yang akan datang yang tidak dapat di
ketahui kecuali dengan wahyu .
4. Satu golongan berpendapat Al- Qur’an itu mukjizat karena ia mengandung
bermacam-macam ilmu hikmah yang sangat dalam.
B. Klasifikasi I’jaz Qur’an

Klasifikasi i’jaz Al-Qur’an secara garis besar, i’jaz dapat dibagi ke dalam
dua bagian pokok, yaitu :

5
Nuralisah,Siti. I’jazul Al-quran. Ilmu Hadits. (Banten: Uin Sultan Maulana Hassanudin). Hal,4

6
Pertama, mukjizat yang bersifat material inderawi lagi tak kekal, dan kedua,
mukjizat immaterial, logis lagi dapat dibuktikan sepanjang masa.6 Untuk lebih jelas
akan dijelaskan dari kedua bagian pokok berikut ini :

1. Mu’jizat material inderawi

Mu’jizat para nabi terdahulu sebelum Nabi Muhammad saw. Semuanya


merupakan jenis “Mu’jizat material inderawi”. Mu’jizat yang dimiliki oleh para
Nabi tersebut, dapat langsung disaksikan oleh mata telanjang atau dapat ditangkap
oleh indera mata, tanpa perlu dianalisa. Namun, peristiwa tersebut hanya ada dan
terbatas pada kaum (masyarakat) dimana seorang Nabi tersebut di utus.

Pada dasarnya, keluarbiasaan yang diberikan Allah kepada para Nabi


terdahulu tersebut merupakan jawaban atas tantangan yang dihadapkan kepada
mereka oleh pihak-pihak lawan, misalnya : perahu Nabi Nuh as. Yang dibuat atas
petunjuk Allah sehingga mampu bertahan dalam situasi dalam ombak dan
gelombang yang sedemikian dahsyat, tidak terbakarnya Nabi Ibrahim as.

Dengan dilemparkan dalam kobaran api yang sangat besar, tongkat Nabi
Musa as. Beralih wujud menjadi ular, penyembuhan yang dilakukan oleh Nabi Isa
as. Terhadap berbagai macam penyakit atas izin Allah dan lain-lainnya7. Semua
mu’jizat tersebut hanya bersifat inderawi siapapun tidak bisa menolak, namun
terbatas bagi masyarakat di tempat para nabi menyampaikan risalahnya, dan
berakhir dengan wafatnya nabi-nabi tersebut.

2. Mu’jizat immaterial logis dan kekal

Adapun mu’jizat yang diberikan kepada Nabi Muhammad SAW, yaitu


mu’jizat yang bersifat immaterial logis dan kekal, yaitu berupa Al-Qur’an. Hal ini
dimaksudkan bahwa Nabi Muhammad diutus kepada seluruh umat manusia hingga
akhir zaman. Al-Qur’an sebagai bukti kebenaran ajarannya, ia harus siap untuk

6
Ibid, hal 43.
7
Ibid, hal 36.

7
disajikan kepada semua orang, kapanpun, tanpa mengenal batas waktu, situasi, dan
kondisi apapun. 8

Hal ini seiring dengan berjalannya waktu setiap manusia mengalami


perkembangan dalam pemikirannya. Sebagaimana yang dikatakan oleh Auguste
Comte sebagaimana yang dikutip oleh Quraish Shihab tentang fase-fase
perkembangan pikiran manusia, yaitu:

a. Fase Keagamaan, karena keterbatasan pengetahuan manusia tentang


menafsirkan tentang semua gejala yang terjadi, dikembalikan kepada
kekuasaan Tuhan atau jiwa yang tercipta dalam pikirannya masing-
masing.
b. Fase Metafisika, semua fenomena atau kejadian dikembalikan pada awal
kejadian, misalnya : manusia pada awal kejadiannya.
c. Fase Ilmiah, manusia dalam menafsirkan fenomena melalui pengamatan
yang teliti dan penelitian sehingga didapat sebuah kesimpulan tentang
hukum alam yang mengatur semua fenomane alam ini. Bila Al-Qur’an
tidak logis dan tidak dapat diteliti kebenarannya melalui metode ilmiah,
maka membuat manusia ragu akannya atau akan ada yang mengatakan
bahwa al-Qur’an tidak berguna lagi tidak bisa dipakai pada saat ini. Hal
ini tidak boleh terjadi pada sebuah mu’jizat yang disipakan untuk sekarang
sampai akhir zaman. 9

Orang yang mengamati al-Qur’an dengan cermat, mereka akan mengatahui


bahwa al-Qur’an merupakan gudang berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan, baik
ilmu-ilmu lama maupun ilmu-ilmu baru. Dalam menjelaskan macam-macam i’jazul
Qur’an ini pun para ulama berbeda pendapat. Hal ini disebabkan karena perbedaan
tinjauan masing-masing dari mereka. Setidaknya ada beberapa poin i’jazul Qur’an,
yaitu :10

8
Shihab, Mu’jizat hal 36.
9
Ibid, hal 37.
10
http:/kangmahfudz.blog.com/2014/10/06/ijazul-quran/ diunduh pada hari selasa jam 19:30
wib

8
a. I’jazul Balaghi, yaitu kemu’jizatan segi sastra balaghahnya. Al-Qur’an
adalah suatu kitab yang sangat piawai dalam ilmu balaghah. Sebab setiap
kalimat yang ada dalam Al-Qur’an dapat mewakili suatu makna dan
maksud dari kalimat tersebut.
b. I’jazul Tasyri’i, yaitu kemu’jizatan segi pensyariatan ajarannya. Ajaran-
ajarannya yang selalu eksis dalam situasi dan kondisi apapun. Cara
pensyariatannya yang simpatik dan menarik tanpa ada pemaksaan.
c. I’jazul Ilmi, yaitu kemukjizatan dalam segi ilmu pengetahuan. Jumlah
ayat-ayat tentang ilmu dalam Al-Qur’an mencapai 750 ayat yang
mencakup berbagai cabang ilmu pengetahuan.
d. I’jaz di bidang pemberitaannya tentang hal-hal yang ghaib. Ghaib disini
ada 4, yaitu :
1) Ghaib berita-berita zaman dahulu yang menceritakan tentang
waktu terdahulu.
2) Ghaib tentang masa datang, ghaib adalah sesuatu yang tidak bisa
dilihat atau diketahui oleh manusia.
3) Ghaib tentang kenyataan-kenyataan ilmiah yang baru diketahui
kebenarannya ribuan tahun setelah Al-Qur’an diturunkan.
4) Ghaib tentang kejadian-kejadian besar yang akan menimpa kaum
muslim sepeninggal Rasulullah SAW.
e. I’jaz dari segala perubahan, segala sesuatu yang ada di dunia ini
mengalami perubahan, harus tunduk pada hukum dunia, mengalami usia
usang, tetapi Al-Qur’an tidak pernah tunduk pada hukum dunia, Al-Qur’an
tidak pernah usang.
f. I’jazul Adadi, yaitu kemukjizatan bilangan-bilangan dalam Al-Qur’an.
I’jaz ini baru ditemukan. Misalnya, sholat wajib ada 5 waktu, ternyata
ketika diteliti kalimat shalawat (jamak dari sholat) yang berkaitan dengan
sholat wajib, dijumpai bilangannya ada 5 kalimat dalam Al-Qur’an.
Kemudian sholat 5 waktu ini ada 17 rakaat.
C. Segi-Segi Kemujizatan Al-Qur’an

Kemujizatan Al-Qur’an bisa dilhat dari berbagai segi antara lain:

9
1. Kemukjizatan Dari Segi Kebahasaan

Setiap nabi yang diutus, senantiasa disesuaikan dengan keahlian


masyarakatnya. Menurut Shihab (1997:111), hal ini karena suatu keistimewaan
baru dapat menjadi bukti bila aspek yang dikemukakan dapat dimengerti oleh
mereka yang ditantang; dan bahwa bukti tersebut, akan semakin membungkamkan
bila aspek tantangandimaksud menyangkut sesuatu yang dinilai sebagai
keunggulan yang ditantang.

Sangat populer kita ketahui bahwa Alquran diturunkan dalam bahasa Arab
karena masyarakat yang kepadanya pertama kaliAlquran menggunakan bahasa
Arab dalam berkomunikasi. Walaupun demikian, Alquran secara tegas menyatakan
bahwa Alquran bukan semata-mata untuk orang-orang Arab, melainkan untuk
seluruh alam.

Alquran pertama kali berinteraksi dengan masyarakat Arab pada masa Nabi
Muhammad. Keahlian mereka adalah bahasa Arab dan sastra Arab. Di mana-mana
terjadi musabakah (perlombaan) dalam menyusun syair atau khutbah, petuah, dan
nasihat. Syair-syair yang dinilai indah, digantung di ka’bah, sebagai penghormatan
kepada penggubahnya sekaligus untuk dinikmati oleh yang melihat atau
membacanya. Penyair mendapat kedudukan yang istimewa dalam masyarakat
Arab. Mereka dinilai sebagai pembela kaumnya. Dengan syair dan gubahan mereka
reputasi suatu kaum atau seseorang dan juga—sebaliknya—dapat menjatuhkannya
(Shihab,1972:111-112).

Karena alasan inilah, Alquran memiliki gaya bahasa yang khas yang tidak
dapat ditiru oleh para sastrawan Arab, karena susunannya yang indah yang
berlainan dengan setiap susunan dalam bahasa Arab.

Mereka menyaksikan Alquran memakai bahasa dan lafal mereka, tetapi


Alquran bukan puisi, prosa atau syair dan mereka tidak mempu membuat yang
seperti itu (meniru Alquran).

10
Termasuk kesulitan seseorang, sebagaimana dikemukakan oleh (Al
Munawwar, 2002:33) ialah menundukkan seluruh kata dalam suatu bahasa, untuk
setiap makna dan imajinasi yang digambarkannya.

Sementara itu, Alquran tidak berbicara dengan sebuah kata kecuali sejalan
dengan makna yang dikehendaki dan pada tingkat kedalaman paling tinggi. Ketika
merenungkan sebuah ayat yang menjelaskan cara menciptakan alam, misalnya
dengan dasar sistem yang teratur dan peraturan yang tidak bertentangan satu dengan
yang lain dan tidak rusak, maka ayat tersebut menjelaskan makna tersebut dengan
fenomena gerak yang dapat dirasakan, yang berputar di depan kedua mata Anda
sendiri, seakan-akan sedang berada di hadapan laboratorium dengan bergerak
sangat cepat pada sistem yang berkelanjutan.11

2. Kemukjizatan Dari Segi Peristiwa Masa Lalu

Tentang Jasad Fir’aun yang DiselamatkanKemukjizatan Alquran tentang


peristiwa masa lalu, dapat ditemukan pada kemampuan Alquran mengungkap
peristiwa masa lalu. Misalnya, peristiwa tenggelamnya Fir’aun. Alquran
menyatakan bahwa tubuh Fir’aun diselamatkan dalam arti tidak hancur karena akan
menjadi pelajaran bagi umat manusia. Allah swt. Berfirman dalam Q.S Yûnus
[10]:90-92 :

ُ ‫اَ ََ ََ ْن‬
ُ ُ ‫يل ْالبَحْ َر فَأ َ ْتبَ َعهُ ْم فِرْ عَوْ نُ َو ُجنُو ُدهُ بَ ْغيًا َو َع ْد ًوا َحتَّى إِ َذا أَ ْد َر َكهُ ْالغ ََر‬
َ ََ ُ َ ِ‫او ْزنَا بِبَنِي إِ ْس َرائ‬
َ ‫ََ َج‬
َ ‫) ََ ْْلَنَ َوََ ْد َع‬09( َ‫يل َوأَنَا َِنَ ْال ُم ْسلِ ِمين‬
َ‫صيْ َُ ََ ْب ُل َو ُك ْن َُ َِن‬ َ ِ‫َ ُ بِ ِه بَنُو إِ ْس َرائ‬ْ ‫أَنَّهُ ََل إِلَهَ إِ ََّل الَّ ِذي ََ ََن‬
)09( َ‫اس ع َْن ََيَاتِنَا لَغَافِلُون‬ َ َ‫ك لِتَ ُكونَ لِ َم ْن َخ ْلف‬
ِ َّ‫ك ََيَةً َوإِ َّن َكثِي ًرا َِنَ الن‬ َ ‫) فَ ْاليَوْ َم نُنَجِّي‬09( َ‫ْال ُم ْف ِس ِدين‬
َ ِ‫ك بِبَ َدن‬
Artinya :
Dan kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut. Mereka pun
diikuti oleh Fir’aun dan tentaranya, karena mereka hendak menganiaya dan
menindas (Bani Israil). Ketika Fir’aun telah hampir tenggelam, berkatalah
dia, “Saya percaya bahwa tidak ada tuhan melainkan Tuhan yang disembah
oleh Bani Israil dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri

11
Moh. Arsyad Ba’asyien, “Beberapa Segi Kemukjizatan Alquran”, Jurnal Hunafa Vol. 5 No. 1,
2008, hlm 120-121.

11
(kepada-Nya).”(Allah menyambut ucapan Fir’aun ini dengan berfirman),
“Apakah sekarang (baru kamu percaya) padahal sesungguhnya kamu telah
durhaka sejak dahulu dan hari ini Kami selamatkan badanmu, supaya kamu
menjadi pelajaran bagi (generasi) yang akan datang sesudahmu dan
sesungguhnya kebanyakan manusia lengah dari tanda-tanda kekuasaan
Kami”.
Farid (1987) menyatakan bahwa sangat menarik perhatian kita hanya
Alquran dari semua kitab keagamaan dan buku-buku sejarah Bahkan terbukti
kebenarannya setelah lewat dari 3000 tahun mayat Fir’aun ditemukan kembali.
Tubuh Fir’aun ditemukan pada tanggal 6Juli 1879 M. dan tersimpan dalam keadaan
terpelihara di Mesium di Kairo.12

3. Kemukjizatan Al-Qur’an Pada Masa yang Akan


a.) Kemenangan Kerajaan Bizantiun terhadap Kerajaan Persia
Di dalam Alquran, terdapat beberapa ayat yang menyatakan sesuatu yang
akan terjadi pada masa yang akan datang. Di antaranya ialah ayat-ayat yang
berbicara tentang kemenangan Kerajaan Bizantiun terhadap Kerajaan Persia,
tentang kemenangan para sahabat Nabi Muhammad dalam perang Badar dan
tentang masuknya nabi dan para pengikutnya ke dalam Masjidil Haram. Semua
prediksi ini terbukti benar.

Tentang kemenangan Kerajaan Bizantiun terhadap Kerajaan Persia, dapat


dilihat dalam Q.S Al-Rûm [30]:1-5:

3( َ‫سيَ ْغلِبُون‬ َ ‫ض َوهُم ِّم ۢن بَ ْع ِد َغلَبِ ِه ْم‬ ِ ‫) فِ ٓى أَ ْدنَى ْٱْلَ ْر‬2( ‫ٱلرو ُم‬ ُّ ِ َ‫) ُغلِب‬1( ‫ا ٓل ٓم‬
‫ت‬
‫شآ ُء‬
َ َ‫ص ُر َمن ي‬ ِ ‫ص ِر ه‬
ُ ‫ٱّلِل يَن‬ ْ َ‫) بِن‬4( َ‫سنِينَ ِ هّلِلِ ْٱْلَ ْم ُر ِمن قَ ْب ُل َو ِم ۢن بَ ْع ُد َويَ ْو َمئِ ٍذ يَ ْف َر ُح ٱ ْل ُمؤْ ِمنُون‬
ِ ‫ض ِع‬
ْ ِ‫فِى ب‬
)5( ُُ ‫َوه َُو ٱ ْل َع ِزي ُز ٱل هر ِحيم‬
Artinya :

Alif Lâm Mîm (1) telah dikalahkan bangsa Romawi (2) dinegeri
yang terdekat; dan mereka setelah dikalahkan itu akan menang (3) dalam
beberapa tahun (antara tiga sampai sembilan tahun ). Bagi Allah ketetapan

12
Ibid., hlm 121-122

12
urusan sebelum dan sesudah (mereka menang), dan di hari (kemenangan )
itu orang-orang Mukmin bergembira (4) karena pertolongan Allah. Allah
menolong siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Dia Mahaperkasa lagi Maha
Penyayang (5).
Tentang peristiwa yang akan datang, dapat dilihat dari kemenangan kembali
Kerajaan Romawi dalam pertempuran melawan KerajaanPersia. Pada tahun 602 M.
Kisra II sebagai Kaisar Kearjaan Persia, tidak lama sebelum Nabi Muhammad
dilantik menjadi rasul, menyerang Kerajaan Romawi di mana laskar Romawi
digilas habis oleh laskar Persia. Namun setelah itu, dunia Kristen bangkit membantu
Romawi dan hanya dalam waktu sembilan tahun dari kekalahannya, Romawi
berhasil kembali menghancurkan Kerajaan Persia, yang mana kemenangan mutlak
Romawi tercapai pada tahun 627 M. Setelah Kisra II dibunuh oleh anak
kandungknya sendiri. Ayat tersebut turun pada tahun 616 M. ketika Rasulullah
berhijrah ke Madinah, yaitu 7 tahun setelah sudah ramalan Alquran (Farid,
1987:768); Al-Munawwar, 2002:38).

b.) Tentang Kemenangan Umat Islam Dalam Perang Badar


Tentang Kemenangan Umat Islam dalam Perang Badar Tentang
kemenangan umat Islam dalam perang Badar, Alquran surah Al-Qamar [54]: 44-46
berikut :

ُ ‫) بَ ِل ٱلسَّا َعةُ ََوْ ِع ُدهُ ْم َوٱلسَّا َعة‬9(‫) َسيُ ْه َز ُم ْٱل َج ْم ُع َويُ َولُّونَ ٱل ُّدب َُر‬9( ‫َص‬
ِ ‫أَ ْم يَقُولُونَ نَحْ نُ َج ِمي ٌع َُّنت‬
)3( ُّ‫أَ ْده َٰى َوأَ ََر‬
Terjemahnya:
Atau Apakah mereka mengatakan: "Kami adalah satu golongan
yang bersatu yang pasti menang." Golongan itu pasti akan dikalahkan
dan mereka akan mundur ke belakang.Sebenarnya hari kiamat Itulah
hari yang dijanjikan kepada mereka dan kiamat itu lebih dahsyat dan
lebih pahit.
Menurut Ibn ‘Abbâs dalam Haytû (1989:16), ayat ini telah diwahyukan
kepada Nabi Muhammad di Mekah tujuh tahun sebelum perang Badar terjadi . Pada
masa turunnya wahyu, jumlah umat Islam sangat sedikit. Mereka diperlakukan

13
secara kejam oleh kaum kafir. Mereka ditekan bukan saja dalam hal perekonomian,
tetapi juga hal perlakuan pisik. Banyak di antara mereka yang dibaikot melakukan
perdagangan; banyak pula yang diperlakukan secara kejam. Bahkan banyak yang
dibunuh secara sadis. Memperhatikan situasi ini, Nabi mengatakan kepada kaum
kafir: “Sungguh-sungguh, saya akan dating untuk membunuh kalian“. Selanjutnya,
Allah mewahyukan kepada Muhammad ayat tersebut di atas, Ibn Abî H�âtim
memberikan informasi kepada kita bahwa ‘Ikrima melaporkan bahwa ketika ayat
tersebut diwahyukan, ‘Umar berkata: “kelompok mana yang akan dikalahkan?”
‘Umar selajutnya ketika perang Badar terjadi, saya melihat nabi mengenakan
terompah sambil membaca ayat tersebut.

c.) Tentang Masuknya Nabi dan Para Sahabat ke Mekah


Adapun tentang masuknya nabi dan para sahabat ke Mekah. Al-quran surah
Al-Fath [48]:27 menyebutkan:

ٰ ٰ ‫ق ۚ لَتَ ْد ُخلُ َّن ْال َم ْس ِج َد ْال َح َرا َم اِ ْن ش َۤا َء‬


‫ّللاُ ٰا َِنِ ْي َۙنَ َُ َحلِّقِ ْينَ ُرءُوْ َس ُك ْم‬ ٰٰ ُ
ِّ ‫ّللاُ َرسُوْ لَهُ الرُّ ءْ يَا بِ ْال َح‬ َ ‫لَقَ ْد‬
َ ‫ص َد‬
)92( ‫ص ِر ْي َۙنَ ََل تَ َخافُوْ نَ ۗفَ َعلِ َم ََا لَ ْم تَ ْعلَ ُموْ ا فَ َج َع َل َِ ْن ُدوْ ِن ٰذلِكَ فَ ْت ًحا ََ ِر ْيبًا‬ ِّ َ‫َو َُق‬
Terjemahnya:
Sesungguhnya Allah akan membuktikan kepada Rasul-Nya,
tentang kebenaran mimpinya dengan sebenarnya (yaitu) bahwa
Sesungguhnya kamu pasti akan memasuki Masjidil haram, insya Allah
dalam Keadaan aman, dengan mencukur rambut kepala dan
mengguntingnya, sedang kamu tidak merasa takut. Maka Allah
mengetahui apa yang tiada kamu ketahui dan Diamemberikan sebelum
itu kemenangan yang dekat.
Ayat ini menginformasikan bahwa sebelum nabi berangkat ke Medina untuk
perjanjian Hudaibiyah pada pada tahun ke-6 Hijriah, ia telah bermimpi bahwa ia
dan para sahabatnya, akan memasuki Mekah dengan aman. Ketika para sahabat
mendengar hal ini, mereka sangat senang, dan percaya bahwa mereka akan
mencapai Mekah pada tahun itu. Akan tetapi, ketika mereka kembali dari
pembicaraan perdamaian Hudaibiyah antara nabi sebagai wakil dari kaum
Muslimin, dan Suhayl ibn ‘Amr sebagai wakil dari kaum Quraisy, pejanjian

14
tersebut menjadikan beberapa orang dari kaum Muslimin tidak senang. Oleh karena
itu, ‘Umar mendatangi Abû Bakr dan yang lainnya untuk menanyakan alasan-
alasan kesepakatan itu yang menurut dia, memuat persyaratan-persyaratan yang
tidak disetujui oleh Islam dan kaum Muslimin (Al-T�abârî, 1977:180-182). Abû
Bakr kemudian berkata kepada: “Apakah nabi memberitahukan kamu bahwa kamu
akan memasuki Mekah tahun ini ? ‘Umar menjawab, “Tidak”. Abû Bakr menjawab,
Sungguh, kamu akan memasuki Mekah dan akan melakukan tawaf di sana
(Hawmad, 1986:500). Sekarang kita mengetahui bahwa bulan Zulkaidah tahun itu,
mimpi nabi masuk ke Mekah akhirnya menjadi kenyataan (Al-Tabârî, 1977:636).
Ketiga contoh kebenaran informasi Alquran tentang peristiwa yang akan terjadi
pada masa yang akan datang, menunjukkan bahwa Alquran adalah wahyu dari
Allah swt.13

Amin Suma menulis bahwa ada beberapa segi-segi kemukjizatan al-Qur’an,


yakni sebagai berikut:

1. Segi kebahasaan dan tata bahasa atau uslub nya.


2. Teknik penyusunanya.
3. Ilmu dan pengetahuan (al-‘ulum wa al-ma’arif ) yang terkandung di
dalamnya;
4. Elastisitas pemenuhan (penyesuaiannya) dengan berbagai kebutuhan
manusia.
5. Kedudukan Al-Qur’an terhadap pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknilogi.
6. Kiat al-Qur’an tentang al-Ishlah (pesesuaian) dalam hal ini kepatutan
ketetapan rangkaian kata dan kalimatnya.
7. Kebenaran berita-berita gaib (amba’ul ghaib) yang ada di dalamnya.
8. Ayat-ayat tentang teguran dan celaan atau al-‘Itab.
9. Penurunan berbagai informasi yang telah lama din anti-nanti.
10. Penampakan kenabian Muhammad SAW. ketika wahyu di turunkan
kepadanya.

13
Ibid., 124-127

15
11. Ayat-ayat mubahalah (keadaan saling mendo’akan supaya di laknat Allah)
ketika silang pendapat. Ketidak mampuan Rasulullah Muhammad SAW dari
kemungkinan mendatangkan ajaran lain sebagai penggani al-Qur’an.
12. Ketidakterlibatan Rasulullah SAW dengan pembuatan al-Qur’an.
13. Dari sisinya manapun, (pengaruh) al-Qur’an tampak Kesuksesannya.14

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Secara bahasa, kata I'jaz berasal dari kata 'ajz yang berari kelemahan atau
ketidak rnarnpuan. Kata I'jaz adalah bentuk nomina verbal dati kata 'ajaza yang
berarti mendahului. Dengan dernikian istilah al-l'jaz al-Tmi (kemukjizatan
ilmiah) Alquran atau al-Hadis misalnya mengandung makna bahwa kedua
sumber ajaran agama itu telah menggambarkan kepada kita tentang fakta-fakta
ilmiah yang kelak diternukan dan dibuktikan oleh eksperiment sains umat
manusia, dan terbukti tidak dapat dicapai atau diketahui dengan sarana
kehidupan yang ada pada zaman Rasulallah saw. Mukjizat Al-Qur’an
diklasifikasikann menjadi dua yang pertama, mukjizat yang bersifat material
inderawi lagi tak kekal, dan kedua, mukjizat immaterial, logis lagi dapat
dibuktikan sepanjang masa. Kemukjizatan dapat dilihat dari segi kebahasaan,
kemukjizatan dari segi peristiwa masa lalu, kemukjizatan dari masa yang akan
datang.
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan. Untuk itu, saran
dan kritik yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak.

14
Muhammad Amin Suma. Ulumul Qur’an, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, hlm 177-178.

16
REFERNSI

Ahmad Fuad Pasya, Dimensi Sains AI-Qur'an, cet.I, (Solo: PT. TigaSerangkai
Pustaka Mandiri, 2004)

H.Muh.quraish syihab dkk. 1999. Sejarah Dan Ulum Al-qur’an (Jakarta: Pustaka
Firdaus)

M. Quraish shihab, mukjizat al-qur’an, (bandung: mizan, 1997)

Nuralisah,Siti. I’jazul Al-quran. Ilmu Hadits. (Banten: Uin Sultan Maulana


Hassanudin)

Kang,Mahfudz, http:/kangmahfudz.blog.com/2014/10/06/ijazul-quran/ diunduh


pada hari selasa jam 19:30 wib

Moh. Arsyad Ba’asyien, “Beberapa Segi Kemukjizatan Alquran”, Jurnal Hunafa


Vol. 5 No. 1, 2008

17

Anda mungkin juga menyukai