Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH EKOLOGI

“Komunitas”

Dosen Pengampu :
Ir. Elfien Herrianto, M. P

Disusun Oleh : Kelompok 5


Safira Dwi Agustin (1710211004)
Khoiriyah (1710211008)
Falah Putra Pratama (1710211028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat,
taufik, dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Komunitas” dengan baik tanpa ada halangan. Penyusunan makalah ini dalam rangka
memenuhi tugas Mata Kuliah Ekologi yang diampu oleh Bapak Ir. Elfien Herrianto, M. P.
Dari proses penyusunannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan, arahan dan
masukkan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala
partipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, kami sebagai penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan didalam penulisan makalah ini, baik dari tanda baca, tata bahasa maupun isi.
Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Jember, 11 Mei 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................
2.1 Definisi Komunitas ................................................................................................
2.2 Sebaran Komunitas.................................................................................................
2.3 Struktur Komunitas ................................................................................................
2.4 faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan komunitas.......................................
2.5 parameter struktur komunitas.................................................................................
2.6 Komposisi Komunitas ...........................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
BAB l
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu
tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat
mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas. Dengan memperhatikan
keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan
organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan populasi ibarat makhluk dengan sistem
organnya, tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang
khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun organisasi hidup
lainnya (Resosoedarmo, 1990).
Secara genetik, individu-individu adalah anggota dari populasi setempat dan secara
ekologi individu merupakan anggota dari ekosistem. Ekosistem sebagian besar terdiri dari
kumpulan tumbuhan dan hewan yang bersama-sama membentuk masyarakat yang disebut
komunitas. Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi
populasi dan interaksi satu dengan lainnya. Ringkasnya komunitas adalah seluruh
populasiyang hidup bersama pada suatu daerahdan organisme yang hidup bersama ini sering
disebut juga sebagai komunitas biotik (Odum, 1971).
Mempelajari komunitas akan lebih baik apabila kita sudah lebih dulu mengenal
karaktermasing-masing komponen penyusunnya. Misalnya apakah tumbuhan termasuk herba,
epifit, merambat atau apakah hewan hidup terrestrial atau aquatik, masing-masing memiliki
karakter yang spesifik. Hewan aquatik misalnya, kita harus mengenal lebih dulu
morfologinya, fisiologi dan sistem reproduksinya, bagaimana kedudukannya dalam rantai
makanan, bersifat planktonik, bentik atau perenang aktif, hidup dan mencari makan di daerah
permukaan, ditengah atau didasar perairan dan lain sebagainya (Odum, 1971).
Komunitas sebagai suatu organisasi kehidupan tersusun dari beberapa komponen yang
masing-masing komponen memiliki dinamikanya masing-masing dan dikenal sebagai
struktur komunitas. Sebelum mempelajari hubungan komunitas dengan lingkungannya salah
satu kajian untuk mempelajari komunitas adalah mengamati struktur komunitas
(Resosoedarmo, 1990).
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi komunitas itu?
b. Bagaimana sebaran dalam komunitas?
c. Bagaimana struktur komunitas?
d. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan komunitas?
e. Bagaimana parameter struktur komunitas?
f. Apa saja komposisi komunitas?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini agar dapat mengetahui pengertian dari
komunitas, sebaran dalam komunitas, macam-macam struktur komunitas, faktor-faktor yang
mempengaruhi perubahan komunitas, parameter struktur komunitas dan komposisi
komunitas.
BAB ll
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Komunitas Menurut Para Ahli


Dunia kehidupan tersusun dari organisasi biologis dari berbagai tingkat. Ini tergelar
dari sistem molekuler dalam struktur sel melalui gen, sel, jaringan, bagian tubuh (organ),
mahluk hidup sampai sistem yang amat besar dan kompleks dari populasi dan masyarakat
(komunitas). Pada setiap tingkat organisasi biologis sistem ini selalu berinteraksi dengan
lingkungannya dan tidak pada satu tingkatpun interaksi ini dapat diabaikan
Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu
tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat
mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas.Dengan memperhatikan
keanekaragaman dalam komunitas, dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan
organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan populasinya adalah ibarat makhluk dengan
sistem organnya,tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat
khususatau kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun organisasi hidup
lainnya.

Contoh gambar komunitas tumbuhan di hutan


(Sumber: https://images.app.goo.gl/NeTVtnPWjzBu1kAA8)
Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan
berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga timbulnya
jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya. Namun, perubahan akan
selalu terjadi. Oleh karena itu, komunitas padat yang stabil tidak mungkin dapat dicapai.
Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni baru, tetapi juga hilangnya
penghuni yang pertama.
2.2 Pola Sebaran Komunitas
Pola komunitas adalah struktur yang dibentuk akibat dari penyebaran spesies dalam
komunitas dan intraksi organisme dengan lingkungannya. Pola penataan dan kegiatan dalam
komunitas juga berperan dalam menjaga kemantapan komunitas. Struktur yang diakibatkan
oleh penyebaran organisme di dalam, dan interaksinya dengan lingkungannya dapat disebut
pola (Hutchinson, 1953). Komunitas ialah kumpulan dari berbagai populasi yang hidup pada
suatu waktu dan daerah tertentu yang saling berinteraksi dan mempengaruhi satu sama lain.
Banyak macam pengaturan yang berbeda-beda dalam standing crop dari organisme yang
memberikan sumbangan kepada keanekaragaman pola di dalam komunitas seperti, misalnya :
1. Pola stratifikasi (pelapisan tegak), 2. Pola-pola zonasi (pemisahan ke arah mendatar), 3.
Pola-pola kegiatan (periodisitas), 4. Pola jaring-jaring (organisasi jaringan kerja di dalam
rantai pangan), 5. Pola reproduktif (asosiasi-asosiasi orang anak-anak, klone-klone tanaman
dan sebagainya.
a. Pola stratifikasi atau biasa disebut pola pelapisan tajuk merupakan susunan
tumbuhan secara vertical didalam suatu komunitas tumbuhan atau ekosistem
hutan. Pola stratifikasi terlihat pada komunitas tumbuhan dihutan herba, semak
dan pohon bawah tajuk.

Komuniyas Tumbuhan Dihutan

b. Pola zonasi adalah pola dalam komunitas yang terbentuk karena dipengaruhi oleh
pasang surut air laut. Pola zonasi dapat terlihat pada komunitas spesies yang hidup
dilaut intertidal ( pasang surut), litoral ( permukaan terbuka) dan abysal ( laut
dalam)
c. Pola-pola kegiatan atau priodisitas adalah pola dalm komunitas yang didasarkan
pada kegiatan atau aktivitas oleh organisme tertentu. Misalnya pada komunitas
Zooplankton di danau dan laut. Zooplankton migrasi pada malam hari ke
permukaan air untuk mencari mangsa, kemudian turun ke daerah yang lebih dalam
untuk menghindari panas. Selain itu pada organisme yang bersifat nocturnal
( lebih aktif pada malam hari) dan organisme crepuscula ( aktif pada senja hari).

Hewan nocturnal
d. Pola reproduktif merupakan pola dalam komunitas yang disesaikan dengan cara
organisme dalam bereproduksi. Contohnya komunitas burung bermigrasi mencari
tempat untuk bertelur. Selain itu pada komunitas ikan bermigrasi ke daerah
estuaria untuk memijah.

e. Pola social merupakan pola dalam komunitas yang menggambarkan terjadinya


intraksi social dengan kepentingan yang sama antar organisme. Contohnya
komunitas monyet yang berkelompok untuk mempertahankan daerah teritorialnya.
2.3 Struktur Komunitas
Struktur yang diakibatkan oleh penyebaran organisme di dalam, dan interaksinya
dengan lingkungannya dapat disebut pola. Struktur komunitas dibedakan menjadi struktur
fisik (struktur fisik suatu komunitas tampak apabila komunitas tersebut diamati) dan biologi
(komposisi spesies, kelimpahan individu dalam spesies, perubahan temporal dalam
komunitas, hubungan antara spesies dalam suatu komunitas) (Umar, 2004). Komunitas
merupakan kumpuan populasi yang terdiri dari berbagai spesies yang menempati suatu
daerah tertentu. Menurut Odum (1994), komunitas diklasifikasikan dengan melihat bentuk
atau sifat struktur utamanya seperti spesies yang dominan, bentuk atau indicator, habitat fisik
dari komunitas dan sifat maupun tanda-tanda fungsional. Karakter struktur komunitas yaitu :
1. Kualitatif, seperti komposisi, bentuk hidup, fenologi dan vitalitas. Vitalitas
menggambarkan kapasitas pertumbuhan dan perkembangbiakan organisme.
2. Kuantitatif, seperti frekuensi, densitas dan densitas relatif. Frekuensi kehadiran
merupakan nilai yang menyatakan jumlah kehadiran suatu spesies di dalam suatu
habitat. Densitas (kepadatan) dinyatakan sebagai jumlah atau biomassa per unit
contoh, atau persatuan luas/volume, atau persatuan penangkapan.
3. Sintesis adalah proses perubahan dalam komunitas yang berlangsung menuju ke
satu arah yang berlangsung lambat secara teratur pasti terarah dan dapat
diramalkan. Suksesi-suksesi terjadi sebagai akibat dari modifikasi lingkungan
fisik dalam komunitasnya dan memerlukan waktu. Proses ini berakhir dengan
sebuah komunitas atau ekosistem yang disebut klimaks. Dalam tingkat ini
komunitas sudah mengalami homoestosis. Menurut konsep mutahir suksesi
merupakan pergantian jenis-jenis pioner oleh jenis-jenis yang lebih mantap yang
sangat sesuai dengan lingkungannya
2.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Komunitas
Struktur dalam komunitas dapat berubah dikarenakan sebagian besar dapat diganti
dalam ruang dan waktu tertentu. Meskipun secara fungsi komunitas hampir serupa tetapi
memiliki komposisi jenis yang berbeda. Komposisi komunitas merupakan jenis dan jumlah
individu penyusun komunitas disuatu tempat. Struktur komunitas memiliki karakteristik
tersendiri yang tidak dimiliki oleh setiap jenis komponen penyusunnya. Penyebaran jenis dan
populasi komunitas ditentukan oleh beberapaafaktor seperti sifat fisik, kimia dan biologi
perairan. Sifat fisik perairan seperti kecepatan arus, kekeruhanaatau kecerahan, pasang surut,
kedalaman, substratadasar dan suhu. Sifat kimia seperti kandungan oksigen,
karbondioksidaaterlarut, pH, bahan organik, dan kandungan hara yang dapat mempengaruhi
hewan tersebut. Sifat-sifat fisika dan kimia secara langsung maupun tidak langsung dapat
berpengaruh bagi kehidupan. Perubahan kondisi fisik-kimia suatu perairan kemungkinan
akan berdampak buruk dan merugikan terhadap populasi yang hidup di ekosistem tersebut
(Juwita, 2017).
2.5 Parameter Struktur Komunitas
Soetjipta, 1993 (dalam Ngurah Rai, 1999), menyebutkan ada lima ciri komunitas yang
telah diukur dan dikaji adalah:
1. Keragaman spesies, dapat dipermasalahkan spesies hewan dan tumbuhan yang
manakah yang hidup dalam suatu komunitas tertentu. Deskripsi spesies semacam ini
merupakan ukuran sederhana bagi kekayaan spesies atau keragaman spesies/
diversitas spesies.
2. Bentuk dan struktur pertumbuhan. Tipe komunitas dapat diberikan dengan kategori
utama bentuk pertumbuhan: pohon, perdu atau lumut selanjutnya ciri ini dapat di rinci
ke dalam kategori bentuk pertumbuhan lebih kecil misalnya pohon yang berdaun
lebar dan pohon berdaun jarum. Bentuk pertumbuhan ini dapat menentukan
stratifikasi.
3. Dominansi. Dapat diamati bahwa tidak semua spesies dalam komunitas sama penting
menentukan sifat komunitas. Dari beratus spesies yang mungkin ada di dalam suatu
komunitas, secara nisbi hanya beberapa saja yang berpengaruh mampu
mengendalikan komunitas tersebut. Spesies dominan adalah spesies yang secara
ekologik sangat berhasil dan yang mampu menentukan kondisi yang diperlukan untuk
pertumbuhannya.
4. Kelimpahan nisbi. Proporsi spesies yang berbeda dalam spesies dapat ditentukan.
5. Struktur tropik. Hubungan makanan spesies dalam komunitas akan menentukan arus
energi dan bahan dari tumbuhan ke herbivora ke karnivora.
2.6 Komposisi Komunitas
Komunitas adalah sistem kehidupan bersama dari sekelompok populasi organisme
yang saling berhubungan karena ada saling pengaruh satu dengan yang lainnya dan berkaitan
pula dengan lingkungan-lingkungan hidupnya. Komposisi komunitas merupakan jenis dan
jumlah individu penyusun komunitas disuatu tempat. Karena ada hubungan yang khas antara
lingkungan dan organisme, maka komunitas di suatu lingkungan bersifat spesifik. Dengan
demikian pola vegetasi di permukaan bumi menunjukkan pola diskontinyu. Seringkali suatu
komunitas bergabung atau tumpang tindih dengan komunitas lain. Karena tanggapan setiap
spesies terhadap kondisi fisik, kimia maupun biotik di suatu habitat berlainan maka
perubahan di suatu habitat cenderung mengakibatkan perubahan komposisi komunitas.
Rentetan komunitas yang memperlihatkan pergantian gradual dalam suatu komposisi disebut
continum (Anonim, 2012).
Terdapat dua pandangan komposisi komunitas menurut para ahli :
a) Pandangan organisme
Pandangan organisme dikembangkan oleh Clements (1916). Menurut pandangan
ini komunitas dianggap sebagai “Organisme super” yang merupakan stadium tertinggi
perkembangan organisasi organisme yang dari sel ke jaringan, organ, spesies, populasi
dan komunitas. Komunitas dianggap organisme super karena tumbuhan beraturan dan
di bawah keadaan tertentu dapat melakukan reproduksi dan secara fungsional
memperlihatkan tingkatan yang lebih tinggi daripada vegetasi/binatang atau individu
yang membentuknya (Resosoedarmo, 1990).
b) Pandangan individualisme
Pandangan individualistik dikembangkan oleh H.A. Gleason (1926) yang disokong
oleh Whittaker (1951, 1952, 1956), Curtis (1958) dan Mc Intosh (1959). Pandangan ini
pendekatannya menekankan bahwa komunitas tidak perlu mencapai suatu komposisi
yang seharusnya atau dalam keadaan stabil. Disini spesies merupakan bagian unit
essensial karena hanya spesies dan bukannya komunitas yang dipengaruhi dalam antar
hubungan dan distribusi. Spesies langsung tanggap terhadap kondisi lingkungan secara
independen, tidak menghadapinya bersama-sama. Dalam pendekatan ini komposisi
komunitas dianggap variabel yang kontinyu (Resosoedarmo, 1990).
BAB lll
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjabaran diatas adalah komunitas adalah
sekelompok manusia yang memiliki rasa peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya.
Dapat diartikan bahwa komunitas adalah kelompok orang yang saling mendukung dan saling
membantu antara satu sama lain. Ada beberapa pola dalam sebaran komunitas antara lain : 1.
Pola stratifikasi (pelapisan tegak), 2. Pola-pola zonasi (pemisahan ke arah mendatar), 3. Pola-
pola kegiatan (periodisitas), 4. Pola jaring-jaring (organisasi jaringan kerja di dalam rantai
pangan), 5. Pola reproduktif (asosiasi-asosiasi orang anak-anak, klone-klone tanaman dan
sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Odum, Eugene P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ke 3. Universitas Gajah Mada:


Yogyakarta.
Resosoedarmo, Soedjiran. 1990. Pengantar Ekologi. Jakarta:PT Remaja Rosdakarya.
Umar, M. Ruslan. 2004. Ekologi Umum Dalam Praktikum. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Anonim.2019. struktur dalam komunitas disebuah sekosistem.
https://www.scribd.com/presentation/376858218/Ekologi-Komunitas-Pola-Dalam-
Komunitas-Komunitas-Ekotone. Diakses pada tanggal 16 Mei 2020 Pukul 22.49 WIB.
Anonim.2018. Komunitas.https://www.slideshare.net/syarifahfalgadri/bab-4-komunitas.
Diakses pada tanggal 16 Mei 2020 Pukul 23. 49 WIB.

Anda mungkin juga menyukai