Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH EKOLOGI

“Komposisi dan Parameter Struktur Komunitas”

Dosen Pengampu :
Ir. Elfien Herrianto, M. P

Disusun Oleh :
Falah Putra Pratama (1710211028)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JEMBER
2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya haturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan banyak nikmat,
taufik, dan hidayah. Sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“Komposisi dan Parameter Struktur Komunitas” dengan baik tanpa ada halangan.
Penyusunan makalah ini dalam rangka memenuhi Ujian Akhir Semester Mata Kuliah
Ekologi yang diampu oleh Bapak Ir. Elfien Herrianto, M. P.
Dari proses penyusunannya makalah ini tidak terlepas dari bantuan, arahan dan
masukkan dari berbagai pihak. Untuk itu kami ucapkan banyak terima kasih atas segala
partipasinya dalam menyelesaikan makalah ini.
Meski demikian, kami sebagai penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dan
kekeliruan didalam penulisan makalah ini, baik dari tanda baca, tata bahasa maupun isi.
Sehingga penulis secara terbuka menerima segala kritik dan saran positif dari pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk
masyarakat umumnya, dan untuk saya sendiri khususnya.

Jember, 30 Juni 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................
DAFTAR ISI....................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................
1.1 Latar Belakang ......................................................................................................
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................
1.3 Tujuan Penulisan ..................................................................................................
BAB II KAJIAN PUSTAKA..........................................................................................
2.1 Definisi Komunitas ................................................................................................
2.2 Parameter Struktur Komunitas...............................................................................
2.3 Komposisi Komunitas ...........................................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................................
3.1 Kesimpulan.............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................
BAB l
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam suatu
tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon tempat
mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas. Dengan memperhatikan
keanekaragaman dalam komunitas dapatlah diperoleh gambaran tentang kedewasaan
organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan populasi ibarat makhluk dengan sistem
organnya, tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi sehingga memiliki sifat yang
khusus atau kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ maupun organisasi hidup
lainnya (Resosoedarmo, 1990).
Secara genetik, individu-individu adalah anggota dari populasi setempat dan secara
ekologi individu merupakan anggota dari ekosistem. Ekosistem sebagian besar terdiri dari
kumpulan tumbuhan dan hewan yang bersama-sama membentuk masyarakat yang disebut
komunitas. Suatu komunitas terdiri dari banyak jenis dengan berbagai macam fluktuasi
populasi dan interaksi satu dengan lainnya. Ringkasnya komunitas adalah seluruh
populasiyang hidup bersama pada suatu daerahdan organisme yang hidup bersama ini sering
disebut juga sebagai komunitas biotik (Odum, 1971).
Mempelajari komunitas akan lebih baik apabila kita sudah lebih dulu mengenal
karaktermasing-masing komponen penyusunnya. Misalnya apakah tumbuhan termasuk herba,
epifit, merambat atau apakah hewan hidup terrestrial atau aquatik, masing-masing memiliki
karakter yang spesifik. Hewan aquatik misalnya, kita harus mengenal lebih dulu
morfologinya, fisiologi dan sistem reproduksinya, bagaimana kedudukannya dalam rantai
makanan, bersifat planktonik, bentik atau perenang aktif, hidup dan mencari makan di daerah
permukaan, ditengah atau didasar perairan dan lain sebagainya (Odum, 1971).
Komunitas sebagai suatu organisasi kehidupan tersusun dari beberapa komponen yang
masing-masing komponen memiliki dinamikanya masing-masing dan dikenal sebagai
struktur komunitas. Sebelum mempelajari hubungan komunitas dengan lingkungannya salah
satu kajian untuk mempelajari komunitas adalah mengamati struktur komunitas
(Resosoedarmo, 1990).
1.2 Rumusan Masalah
a. Apa definisi komunitas itu?
b. Bagaimana parameter struktur komunitas?
c. Apa saja komposisi komunitas?
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari pembuatan makalah ini untuk memenuhi tugas Ujian Akhir
Semester dan agar dapat mengetahui pengertian dari komunitas, parameter struktur
komunitas dan komposisi komunitas.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

2.1 Definisi Komunitas Menurut Para Ahli


Dunia kehidupan tersusun dari organisasi biologis dari berbagai tingkat. Ini tergelar
dari sistem molekuler dalam struktur sel melalui gen, sel, jaringan, bagian tubuh (organ),
mahluk hidup sampai sistem yang amat besar dan kompleks dari populasi dan masyarakat
(komunitas). Pada setiap tingkat organisasi biologis sistem ini selalu berinteraksi dengan
lingkungannya dan tidak pada satu tingkatpun interaksi ini dapat diabaikan
Komunitas ialah beberapa kelompok makhluk yang hidup bersama-sama dalam
suatu tempat yang bersamaan, misalnya populasi semut, populasi kutu daun, dan pohon
tempat mereka hidup membentuk suatu masyarakat atau suatu komunitas.Dengan
memperhatikan keanekaragaman dalam komunitas, dapatlah diperoleh gambaran tentang
kedewasaan organisasi komunitas tersebut. Komunitas dengan populasinya adalah ibarat
makhluk dengan sistem organnya,tetapi dengan tingkat organisasi yang lebih tinggi
sehingga memiliki sifat khususatau kelebihan yang tidak dimiliki oleh baik sistem organ
maupun organisasi hidup lainnya.

Contoh gambar komunitas tumbuhan di hutan


( Sumber: https://images.app.goo.gl/NeTVtnPWjzBu1kAA8 )
Perubahan komunitas yang sesuai dengan perubahan lingkungan yang terjadi akan
berlangsung terus sampai pada suatu saat terjadi suatu komunitas padat sehingga
timbulnya jenis tumbuhan atau hewan baru akan kecil sekali kemungkinannya. Namun,
perubahan akan selalu terjadi. Oleh karena itu, komunitas padat yang stabil tidak mungkin
dapat dicapai. Perubahan komunitas tidak hanya terjadi oleh timbulnya penghuni baru,
tetapi juga hilangnya penghuni yang pertama.
2.2 Parameter Struktur Komunitas
Soetjipta, 1993 (dalam Ngurah Rai, 1999), menyebutkan ada lima ciri komunitas
yang telah diukur dan dikaji adalah:
1. Keragaman spesies, dapat dipermasalahkan spesies hewan dan tumbuhan yang
manakah yang hidup dalam suatu komunitas tertentu. Deskripsi spesies semacam ini
merupakan ukuran sederhana bagi kekayaan spesies atau keragaman spesies/ diversitas
spesies.
2. Bentuk dan struktur pertumbuhan. Tipe komunitas dapat diberikan dengan
kategori utama bentuk pertumbuhan: pohon, perdu atau lumut selanjutnya ciri ini dapat di
rinci ke dalam kategori bentuk pertumbuhan lebih kecil misalnya pohon yang berdaun
lebar dan pohon berdaun jarum. Bentuk pertumbuhan ini dapat menentukan stratifikasi.
3. Dominansi. Dapat diamati bahwa tidak semua spesies dalam komunitas sama
penting menentukan sifat komunitas. Dari beratus spesies yang mungkin ada di dalam
suatu komunitas, secara nisbi hanya beberapa saja yang berpengaruh mampu
mengendalikan komunitas tersebut. Spesies dominan adalah spesies yang secara ekologik
sangat berhasil dan yang mampu menentukan kondisi yang diperlukan untuk
pertumbuhannya.
4. Kelimpahan nisbi. Proporsi spesies yang berbeda dalam spesies dapat
ditentukan.
5. Struktur tropik. Hubungan makanan spesies dalam komunitas akan
menentukan arus energi dan bahan dari tumbuhan ke herbivora ke karnivora.
2.3 Komposisi Komunitas
Komunitas adalah sistem kehidupan bersama dari sekelompok populasi organisme
yang saling berhubungan karena ada saling pengaruh satu dengan yang lainnya dan
berkaitan pula dengan lingkungan-lingkungan hidupnya. Komposisi komunitas merupakan
jenis dan jumlah individu penyusun komunitas disuatu tempat. Karena ada hubungan yang
khas antara lingkungan dan organisme, maka komunitas di suatu lingkungan bersifat
spesifik. Dengan demikian pola vegetasi di permukaan bumi menunjukkan pola
diskontinyu. Seringkali suatu komunitas bergabung atau tumpang tindih dengan komunitas
lain. Karena tanggapan setiap spesies terhadap kondisi fisik, kimia maupun biotik di suatu
habitat berlainan maka perubahan di suatu habitat cenderung mengakibatkan perubahan
komposisi komunitas. Rentetan komunitas yang memperlihatkan pergantian gradual dalam
suatu komposisi disebut continum (Anonim, 2012).
Terdapat dua pandangan komposisi komunitas menurut para ahli :
a) Pandangan organisme
Pandangan organisme dikembangkan oleh Clements (1916). Menurut
pandangan ini komunitas dianggap sebagai “Organisme super” yang merupakan
stadium tertinggi perkembangan organisasi organisme yang dari sel ke jaringan,
organ, spesies, populasi dan komunitas. Komunitas dianggap organisme super
karena tumbuhan beraturan dan di bawah keadaan tertentu dapat melakukan
reproduksi dan secara fungsional memperlihatkan tingkatan yang lebih tinggi
daripada vegetasi/binatang atau individu yang membentuknya (Resosoedarmo,
1990).
b) Pandangan individualisme
Pandangan individualistik dikembangkan oleh H.A. Gleason (1926) yang
disokong oleh Whittaker (1951, 1952, 1956), Curtis (1958) dan Mc Intosh (1959).
Pandangan ini pendekatannya menekankan bahwa komunitas tidak perlu mencapai
suatu komposisi yang seharusnya atau dalam keadaan stabil. Disini spesies
merupakan bagian unit essensial karena hanya spesies dan bukannya komunitas yang
dipengaruhi dalam antar hubungan dan distribusi. Spesies langsung tanggap terhadap
kondisi lingkungan secara independen, tidak menghadapinya bersama-sama. Dalam
pendekatan ini komposisi komunitas dianggap variabel yang kontinyu
(Resosoedarmo, 1990).
BAB lll
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari penjabaran diatas adalah komunitas adalah
sekelompok manusia yang memiliki rasa peduli satu sama lain lebih dari yang seharusnya.
Dapat diartikan bahwa komunitas adalah kelompok orang yang saling mendukung dan
saling membantu antara satu sama lain. Ada beberapa pola dalam sebaran komunitas
antara lain : 1. Pola stratifikasi (pelapisan tegak), 2. Pola-pola zonasi (pemisahan ke arah
mendatar), 3. Pola-pola kegiatan (periodisitas), 4. Pola jaring-jaring (organisasi jaringan
kerja di dalam rantai pangan), 5. Pola reproduktif (asosiasi-asosiasi orang anak-anak,
klone-klone tanaman dan sebagainya.
DAFTAR PUSTAKA

Odum, Eugene P. 1971. Dasar-Dasar Ekologi Edisi Ke 3. Universitas Gajah Mada:


Yogyakarta.
Resosoedarmo, Soedjiran. 1990. Pengantar Ekologi. Jakarta:PT Remaja Rosdakarya.
Umar, M. Ruslan. 2004. Ekologi Umum Dalam Praktikum. Makassar: Universitas
Hasanuddin.
Anonim.2019. struktur dalam komunitas disebuah sekosistem.
https://www.scribd.com/presentation/376858218/Ekologi-Komunitas-Pola-Dalam-
Komunitas-Komunitas-Ekotone. Diakses pada tanggal 16 Mei 2020 Pukul 22.49 WIB.
Anonim.2018. Komunitas.https://www.slideshare.net/syarifahfalgadri/bab-4-komunitas.
Diakses pada tanggal 16 Mei 2020 Pukul 23. 49 WIB.

Anda mungkin juga menyukai