DOSEN PENGAMPU :
Inaratul Rizky Hanifah,S.Farm.,M.Sc.Apt
PENYUSUN :
Teori :5
Anggota : Dwi Dina Marviyanda 24185612A
Komang Rasti Ningsih 24185623A
Nilam Candra Sari 24185625A
Evah Fatihatuzzahro 24185633A
PRODI S1 FARMASI
FAKULTAS FARMASI
2020
KATA PENGANTAR
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah bagian yang bertanggung jawab
terhadap pengelolaan perbekalan farmasi, sedangkan Komite Farmasi dan Terapi
adalah bagian yang bertanggung jawab dalam penetapan formularium. Agar
pengelolaan perbekalan farmasi dan penyusunan formularium di rumah sakit dapat
sesuai dengan aturan yang berlaku, maka diperlukan adanya tenaga yang profesional
di bidang tersebut. Untuk menyiapkan tenaga profesional tersebut diperlukan berbagai
masukan diantaranya adalah tersedianya pedoman yang dapat digunakan dalam
pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana siklus pengelolaan obat di rumah sakit ?
2. Bagaimana alur pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit tipe C ?
3. Bagaimana pelayanan farmasi klinik di Rumah Sakit ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan macam-macam siklus dari pengelolaan obat yang ada di rumah sakit
2. Menjelaskan bagaimana alur pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit tipe C
3. Mengetahui pelayanan farmasi klinik di Rumah Sakit
BAB II
PEMBAHASAN
5. Pendistribusian
Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit
untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat
jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Tujuan nya adalah untuk
menyediakan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan secara tepat waktu, tepat
jenis dan jumlah.
Jenis sistem distribusi memiliki beberapa metode, yaitu :
a. Resep Perorangan, adalah order/resep yang ditulis dokter untuk tiap
pasien. Dalam sistem ini perbekalan farmasi disiapkan dan didistribusikan
oleh IFRS sesuai yang tertulis pada resep.
b. Sistem Distribusi Persediaan Lengkap di Ruang, adalah tatanan kegiatan
pengantaran sediaan perbekalan farmasi sesuai dengan yang ditulis dokter
pada order perbekalan farmasi, yang disiapkan dari persediaan di ruang
oleh perawat dengan mengambil dosis/unit perbekalan farmasi dari wadah
persediaan yang langsung diberikan kepada pasien di ruang tersebut.
c. Sistem Distribusi Dosis Unit (Unit Dose Dispensing), adalah perbekalan
farmasi yang diorder oleh dokter untuk pasien, terdiri atas satu atau
beberapa jenis perbekalan farmasi yang masing-masing dalam kemasan
dosis unit tunggal dalam jumlah persediaan yang cukup untuk suatu waktu
tertentu.
d. Sistem Distribusi Kombinasi, adalah sistem distribusi yang menerapkan
sistem distribusi resep/order individual sentralisasi, juga menerapkan
distribusi persediaan di ruangan yang terbatas.
6. Pengendalian
Pengendalian persedian adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit unit
pelayanan. Tujuannya agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan perbekalan
farmasi di unit-unit pelayanan.
Pengendalian meliputi :
a. Rekaman pemberian obat
b. Pengembalian obat yang tidak digunakan
c. Pengendalian obat dalam ruang bedah dan ruang pemulihan.
7. Penghapusan
Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi
yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar
dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak
terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tujuannya adalah menjamin
perbekalan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat dikelola sesuai dengan
standar yang berlaku. Adanya penghapusan akan mengurangi beban penyimpanan
maupun mengurangi risiko terjadi penggunaan obat yang sub standar.
Apabila perbekalan farmasi mengalami kerusakan, cara menangani nya
adalah:
a. Mencatat manufaktur seperti nama dan nomor batch sediaan perbekalan
farmasi harus tertera pada resep pasien rawat jalan, order/P-3 pasien rawat
tinggal, rekaman pengendalian kemasan dan pada daftar persediaan dan
etiket yang bersangkutan.
b. Menetapkan penerima (pasien dan unit rawat) no batch perbekalan farmasi
yang ditarik.
c. Menyampaikan kepada penerima bahwa mereka mempunyai produk
perbekalan farmasi yang akan ditarik itu.
d. Memeriksa semua catatan pengeluaran, kepada pasien mana perbekalan
farmasi diberikan guna mengetahui keberadaan sediaan farmasi yang
ditarik.
e. Mengkarantina semua produk yang ditarik, diberi tanda “jangan gunakan”
sampai produk perbekalan farmasi tersebut diambil oleh atau dikembalikan
ke pabrik/produsennya.
Pencatatan dan
Monitoring dan
Penghapusan pelaporan
evaluasi
penghapusan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan Perbekalan Farmasi adalah suatu proses yang merupakan siklus
kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, pendistribusian,
pengawasan dan pemeliharaan, penghapusan, administrasi, pelaporan, dan evaluasi
bagi kegiatan pelayanan. Dengan adanya pengelolaan perbekalan ini memudahkan
rumah sakit dalam mengelola baik dari sediaan farmasi maupun alat kesehatannya.
Selain itu, melalui pemberian pelayanan farmasi yang dapat meningkatkan
pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit sehingga dapat ditingkatkan secara
optimum.
DAFTAR PUSTAKA