Anda di halaman 1dari 12

MANAJEMEN FARMASI

“Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah


Sakit”

DOSEN PENGAMPU :
Inaratul Rizky Hanifah,S.Farm.,M.Sc.Apt 

PENYUSUN :

Teori :5
Anggota : Dwi Dina Marviyanda 24185612A
Komang Rasti Ningsih 24185623A
Nilam Candra Sari 24185625A
Evah Fatihatuzzahro 24185633A

PRODI S1 FARMASI

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SETIA BUDI SURAKARTA

2020
KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’alamin kami ucapkan kehadirat Allah SWT atas rahmat dan


karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sebagai tugas mata kuliah
Manajemen Farmasi yang berjudul “Pengelolaan dan Perbekalan Manajemen Farmasi
Rumah Sakit”. Selanjutnya shalawat beserta salam semoga disampaikan Allah kepada nabi
Muhammad SAW yang menjadi tauladan kita dalam setiap sikap dan tindakan sebagai
seorang pemikir muslim. Adapun tujuan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Manajemen Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Setia Budi. Kami ingin mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Inaratul Rizky
Hanifah,S.Farm.,M.Sc.Apt selaku dosen pengampu mata kuliah Manajemen Farmasi yang
telah memberikan waktunya dalam memberi pengarahan, ilmu dan nasihat dalam penyusunan
makalah ini. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh sebab
itu, kami dengan lapang hati menerima kritik dan saran yang membangun dari semua pihak.
Semoga Tuhan Yang Maha Kuasa selalu melimpahkan rahmat, berkah, dan ilmu yang
bermanfaat kepada kita semua. Amin.                                                        

Surakarta, 20 Mei 2020

Penyusun
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Upaya kesehatan adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk memelihara dan


meningkatkan kesehatan dengan tujuan untuk mewujudkan derajat kesehatan yang
optimal bagi masyarkat. Upaya kesehatan dilakukan dengan cara pendekatan,
pemeliharaan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit
dan pemulihan. Rumah sakit merupakan institusi pelayanan kesehatan bagi
masyarakat yang dipengaruhi oleh pengembangan ilmu kesehatan, kemajuan
teknologi dan kehidupan sosial ekonomi masyarakat.

Sistem pengelolaan obat harus dipandang sebagai bagian dari keseluruhan


sistem pelayanan dirumah sakit dengan cara memberikan pelayanan berdasarkan
aspek kemanan, efektif, dan ekonomis dalam penggunaan obat sehingga dapat dicapai
efektifitas dan efisiensi penggunaan obat. Pengelolaan obat di rumah sakit dibentuk
oleh suatu instalasi farmasi rumah sakit (IFRS).

Instalasi Farmasi Rumah Sakit (IFRS) adalah bagian yang bertanggung jawab
terhadap pengelolaan perbekalan farmasi, sedangkan Komite Farmasi dan Terapi
adalah bagian yang bertanggung jawab dalam penetapan formularium. Agar
pengelolaan perbekalan farmasi dan penyusunan formularium di rumah sakit dapat
sesuai dengan aturan yang berlaku, maka diperlukan adanya tenaga yang profesional
di bidang tersebut. Untuk menyiapkan tenaga profesional tersebut diperlukan berbagai
masukan diantaranya adalah tersedianya pedoman yang dapat digunakan dalam
pengelolaan perbekalan farmasi di IFRS.

Biaya yang diresepkan untuk penyediaan obat merupakan komponen terbesar


dari pengeluaran rumah sakit. Di banyak negara berkembang belanja obat di rumah
sakit dapat menyerap sekitar 40-50% biaya keseluruhan rumah sakit. Belanja
perbekalan farmasi yang demikian besar tentunya harus dikelola dengan efektif dan
efisien, hal ini diperlukan mengingat dana kebutuhan obat di rumah sakit tidak selalu
sesuai dengan kebutuhan.

Manajemen obat dimulai dengan suatu tahap perencanaan yang merupakan


dasar dari pengelolaan obat untuk menentukan kebutuhan obat. Untuk itu diperlukan
data-data yang akurat, maka dalam proses pengolahannnya sebaiknya didukung oleh
suatu sistem informasi manajemen rumah sakit. Perencanaan ini disesuaikan dengan
anggaran dan juga harus sesuai formularium yang telah ditetapkan oleh organisasi
yang disebut Panitia Farmasi dan Terapi Rumah Sakit. Untuk mewujudkan
perencanaan tersebut adanya kegiatan pelaksanaan pada tahap ini dilakukan
pengadaan obat untuk memenuhi kebutuhan obat yang telah ditetapkan dalam
perencanaan. Kemudian dilakukan pengawasan untuk mengatur persediaan obat serta
menjamin ketersediaan obat.

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana siklus pengelolaan obat di rumah sakit ?
2. Bagaimana alur pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit tipe C ?
3. Bagaimana pelayanan farmasi klinik di Rumah Sakit ?
C. Tujuan
1. Menjelaskan macam-macam siklus dari pengelolaan obat yang ada di rumah sakit
2. Menjelaskan bagaimana alur pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit tipe C
3. Mengetahui pelayanan farmasi klinik di Rumah Sakit
BAB II

PEMBAHASAN

A. Siklus Pengelolaan Obat di Rumah Sakit


1. Perencanaan
Perencanaan perbekalan farmasi adalah salah satu fungsi yang menentukan
dalam proses pengadaan perbekalan farmasi di rumah sakit. Tujuannya adalah
untuk menetapkan jenis dan jumlah perbekalan farmasi sesuai dengan pola
kebutuhan pelayanan di rumah sakit.
Tahapan dari perencanaan yaitu :
a. Pemilihan, fungsi dari pemilihan adalah untuk menentukan apakah perbekalan
farmasi benar-benar diperlukan sesuai dengan jumlah pasien/kunjungan dan
pola penyakit di rumah sakit.
b. Kompilasi Penggunaan, berfungsi untuk mengetahui penggunaan bulanan
masing-masing jenis perbekalan farmasi di unit pelayanan selama setahun dan
sebagai data pembanding bagi stok optimum.
c. Perhitungan Kebutuhan, berfungsi untuk menentukan kebutuhan perbekalan
farmasi merupakan tantangan yang berat yang harus dihadapi oleh tenaga
farmasi yang bekerja di rumah sakit. Masalah kekosongan atau kelebihan
perbekalan farmasi dapat terjadi, apabila informasi yang digunakan semata-
mata hanya berdasarkan kebutuhan teoritis saja. Dengan koordinasi dan proses
perencanaan untuk pengadaan perbekalan farmasi secara terpadu serta melalui
tahapan seperti di atas, maka diharapkan perbekalan farmasi yang
direncanakan dapat tepat jenis, tepat jumlah, tepat waktu, dan tersedia pada
saat dibutuhkan. Macam-macam metode dari perhitungan kebutuhan :
 Metode Konsumsi
 Metode Morbiditas/ Epidemiologi
d. Evaluasi Perencanaan, berfungsi untuk menghitung kebutuhan perbekalan
farmasi untuk tahun yang akan datang dan biasanya akan diperoleh jumlah
kebutuhan.
2. Pengadaan
Pengadaan adalah kegiatan untuk merealisasikan kebutuhan yang telah
direncanakan dan disetujui, melalui:
a. pembelian
b. produksi/pembuatan sediaan farmasi
c. sumbangan/droping/hibah
Tujuan dari pengadaan adalah untuk mendapatkan perbekalan farmasi dengan
harga yang layak, dengan mutu yang baik, pengiriman barang terjamin dan tepat
waktu, proses berjalan lancar dan tidak memerlukan tenaga serta waktu
berlebihan.
Pada proses pengadaan ada 3 elemen :
a. Pengadaan yang dipilih, bila tidak teliti dapat menjadikan “biaya tinggi”
b. Penyusunan dan persyaratan kontrak kerja (harga kontrak = visible cost +
hidden cost), sangat penting utuk menjaga agar pelaksanaan pengadaan
terjamin mutu (misalnya persyaratan masa kadaluwarsa, sertifikat
analisa/standar mutu, harus mempunyai Material Safety Data Sheet (MSDS),
untuk bahan berbahaya, khusus untuk alat kesehatan harus mempunyai
certificate of origin, waktu dan kelancaran bagi semua pihak, dan lain-lain.
c. Order pemesanan agar barang dapat sesuai macam, waktu, dan tempat.
Macam-macam pengadaan :
 Pembelian, ada 4 metode dalam proses pembelian :
1). Tender Terbuka, berlaku untuk semua rekanan yang terdaftar, dan
sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan. Pada penentuan harga
metode ini lebih menguntungkan.
2). Tender Terbatas/Lelang Tertutup, Harga masih dapat dikendalikan,
tenaga dan beban kerja lebih ringan bila dibandingkan denan lelang
terbuka.
3). Pembelian dengan Tawar Menawar
4). Pembelian Langsung, pembelian dalam jumlah kecil dan harga
relatif mahal.
 Produksi, memiliki berbagai jenis sediaan farmasi yang diproduksi :
1). Produk Steril, contohnya methylen blue, triple dye, paten blue, aqua
steril dan sediaan suntik/intravena.
2). Produk Non-steril, contohnya OBH, Inadryl loco, kloralhidrat,
Salep sulfadiazin, salep AAV dan salep 2-4.
3. Penerimaan
Penerimaan adalah kegiatan untuk menerima perbekalan farmasi yang telah
diadakan sesuai dengan aturan kefarmasian, melalui pembelian langsung, tender,
konsinyasi atau sumbangan. Tujuan nya adalah untuk menjamin perbekalan
farmasi yang diterima sesuai kontrak baik spesifikasi mutu, jumlah maupun
waktu.
4. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan dan memelihara dengan cara
menempatkan perbekalan farmasi yang diterima pada tempat yang dinilai aman
dari pencurian serta gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat.
Tujuannya adalah untuk Memelihara mutu sediaan farmasi, Menghindari
penggunaan yang tidak bertanggung jawab, Menjaga ketersediaan serta
Memudahkan pencarian dan pengawasan.
Faktor-faktor yang perlu dipertimbangkan dalam merancang bangunan gudang
untuk penyimpanan adalah :
 Kemudahan bergerak
 Sirkulasi udara yang baik
 Rak dan pallet
 Kondisi penyimpanan khusus
 Pencegahan kebakaran

5. Pendistribusian
Distribusi adalah kegiatan mendistribusikan perbekalan farmasi di rumah sakit
untuk pelayanan individu dalam proses terapi bagi pasien rawat inap dan rawat
jalan serta untuk menunjang pelayanan medis. Tujuan nya adalah untuk
menyediakan perbekalan farmasi di unit-unit pelayanan secara tepat waktu, tepat
jenis dan jumlah.
Jenis sistem distribusi memiliki beberapa metode, yaitu :
a. Resep Perorangan, adalah order/resep yang ditulis dokter untuk tiap
pasien. Dalam sistem ini perbekalan farmasi disiapkan dan didistribusikan
oleh IFRS sesuai yang tertulis pada resep.
b. Sistem Distribusi Persediaan Lengkap di Ruang, adalah tatanan kegiatan
pengantaran sediaan perbekalan farmasi sesuai dengan yang ditulis dokter
pada order perbekalan farmasi, yang disiapkan dari persediaan di ruang
oleh perawat dengan mengambil dosis/unit perbekalan farmasi dari wadah
persediaan yang langsung diberikan kepada pasien di ruang tersebut.
c. Sistem Distribusi Dosis Unit (Unit Dose Dispensing), adalah perbekalan
farmasi yang diorder oleh dokter untuk pasien, terdiri atas satu atau
beberapa jenis perbekalan farmasi yang masing-masing dalam kemasan
dosis unit tunggal dalam jumlah persediaan yang cukup untuk suatu waktu
tertentu.
d. Sistem Distribusi Kombinasi, adalah sistem distribusi yang menerapkan
sistem distribusi resep/order individual sentralisasi, juga menerapkan
distribusi persediaan di ruangan yang terbatas.
6. Pengendalian
Pengendalian persedian adalah suatu kegiatan untuk memastikan tercapainya
sasaran yang diinginkan sesuai dengan strategi dan program yang telah ditetapkan
sehingga tidak terjadi kelebihan dan kekurangan/kekosongan obat di unit unit
pelayanan. Tujuannya agar tidak terjadi kelebihan dan kekosongan perbekalan
farmasi di unit-unit pelayanan.
Pengendalian meliputi :
a. Rekaman pemberian obat
b. Pengembalian obat yang tidak digunakan
c. Pengendalian obat dalam ruang bedah dan ruang pemulihan.
7. Penghapusan
Penghapusan merupakan kegiatan penyelesaian terhadap perbekalan farmasi
yang tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar
dengan cara membuat usulan penghapusan perbekalan farmasi kepada pihak
terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tujuannya adalah menjamin
perbekalan farmasi yang sudah tidak memenuhi syarat dikelola sesuai dengan
standar yang berlaku. Adanya penghapusan akan mengurangi beban penyimpanan
maupun mengurangi risiko terjadi penggunaan obat yang sub standar.
Apabila perbekalan farmasi mengalami kerusakan, cara menangani nya
adalah:
a. Mencatat manufaktur seperti nama dan nomor batch sediaan perbekalan
farmasi harus tertera pada resep pasien rawat jalan, order/P-3 pasien rawat
tinggal, rekaman pengendalian kemasan dan pada daftar persediaan dan
etiket yang bersangkutan.
b. Menetapkan penerima (pasien dan unit rawat) no batch perbekalan farmasi
yang ditarik.
c. Menyampaikan kepada penerima bahwa mereka mempunyai produk
perbekalan farmasi yang akan ditarik itu.
d. Memeriksa semua catatan pengeluaran, kepada pasien mana perbekalan
farmasi diberikan guna mengetahui keberadaan sediaan farmasi yang
ditarik.
e. Mengkarantina semua produk yang ditarik, diberi tanda “jangan gunakan”
sampai produk perbekalan farmasi tersebut diambil oleh atau dikembalikan
ke pabrik/produsennya.

B. Alur Pengelolaan Perbekalan Farmasi di Rumah Sakit tipe C


Rumah Sakit tipe C adalah Rumah Sakit Umum yang mempunyai fasilitas dan
kemampuan pelayanan medis 4 spesialistik dasar. Adapun alur pengelolaan
perbekalan farmasi di RS tipe C yaitu :

Perencanaan pengadaan Penerimaan

Pengendalian Pendistribusian Penyimpanan

Pencatatan dan
Monitoring dan
Penghapusan pelaporan
evaluasi
penghapusan

C. Pelayanan Farmasi Klinik


Pelayan farmasi klinik adalah pendekatan profesional yang bertangggung
jawab dalam menjamin penggunaan sediaan farmasi dan alat kesehatan sesuai
indikasi, efektif, aman dan terjangkau oleh pasien melalui penerapan pengetahuan,
keahlian, keterampilan dan prilaku tenaga farmasi serta bekerja sama dengan profesi
kesehatan yang lain.
Sistem pelayanan kesehatan pada konteks farmasi klinik, farmasi adalah ahli
pengobatan dalam terapi. Mereka bertugas melakukan evalusi pengobatan dan
memberikan rekomendasi pengobatan, baik kepada pasien maupun tenaga kesehatan
lain. Farmasis merupakan sumber utama informasi ilmiah terkait dengan penggunaan
obat yang aman, tepat dan cost effective.
Kegiatan pelayanan farmasi klinik meliputi:
b) Pengkajian resep, yaitu merupakan kegiatan dalam pelayanan kefarmasian yang
dimulai dari seleksi persyaratan administrasi, persyaratan farmasi dan persyaratan
klinis baik untuk pasien rawat inap maupun rawat jalan,
c) Dispensing, yaitu merupakan kegiatan pelayanan yang dimulai dari tahap
validasi, interprestasi, menyiapkan/meracik obat, memberikan label/tiket, penyerahan
obat dengan memberikan informasi obat yang memadai disertai sistem dokumentasi.
Dispensing dibedakan berdasarkan atas sifat sediaan, yaitu dispensing sediaan farmasi
khusus (nutrisi parental dan pencampuran obat steril) dan dispensing sediaan farmasi
berbahaya (penanganan obat kanker secara aseptis),
d) Pemantauan dan pelaporan efek samping obat, yaitu merupakan pemantauan
setiap respon terhadap obat yang merugikan atau tidak diharapkan yang terjadi pada
dosis normal yang digunakan pada manusia untuk tujuan profilaksis, diagnosis dan
terapi,
e) Pelayanan informasi obat (PIO), yaitu kegiatan pelayanan yang dilakukan oleh
tenaga farmasi untuk memberikan informasi secara akurat, tidak bias dan terkini
kepada perawat, profesi kesehatan lainnya dan pasien.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengelolaan Perbekalan Farmasi adalah suatu proses yang merupakan siklus
kegiatan yang dimulai dari perencanaan, pengadaan, penerimaan, pendistribusian,
pengawasan dan pemeliharaan, penghapusan, administrasi, pelaporan, dan evaluasi
bagi kegiatan pelayanan. Dengan adanya pengelolaan perbekalan ini memudahkan
rumah sakit dalam mengelola baik dari sediaan farmasi maupun alat kesehatannya.
Selain itu, melalui pemberian pelayanan farmasi yang dapat meningkatkan
pengelolaan perbekalan farmasi di rumah sakit sehingga dapat ditingkatkan secara
optimum.
DAFTAR PUSTAKA

Kementrian Kesehatan RI, 2010. Pedoman Pengelolaan Perbekalan Farmasi di


Rumah Sakit, Japan Internasional Cooperation Agency, Direktorat Jendral Binakefarmasian
dan Alat Kesehatan.
Departemen Kesehatan RI, 2008, Pedoman Penyelengaraan Pelayanan Rumah Sakit,
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, Direktorat Jenderal PPM & PLP dan Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik.

Anda mungkin juga menyukai