PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
penurunan angka kematian ibu, angka kelahiran kasar, dan kematian bayi
dan anak.(1) Penurunan angka kematian ibu dan bayi menjadi salah satu
tahun 2015.(2) Hal tersebut dikarenakan kesehatan ibu dan bayi merupakan
bayi (0-11 bulan) per 1000 anak dalam waktu satu tahun.(5)(6) AKB dapat
dibagi menjadi angka kematian neonatal (0-28 hari) dan angka kematian
terjadi pada umur 0-6 hari. Kematian neonatal pada minggu pertama
1
2
menunjukkan masih rendahnya status kesehatan ibu dan bayi baru lahir,
rendahnya akses dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak khususnya
tahun 2012 di Jawa Tengah mencapai 10,75 per 1000 KH.(3) Hasil laporan
AKB di Kota Semarang yakni sebesar 9,5 per 1000 KH.(6) Studi
Tugurejo Semarang pada tahun 2013 adalah sebanyak 146 dari 686 bayi.
kematian terbanyak adalah asfiksia, bayi berat lahir rendah dan infeksi.(3)
asfiksia, Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan Intrauteri Fetal Distress
Pada tahun 2010, diperkirakan terdapat 32,4 juta bayi dengan BBLR
kelahiran hidup). 10,6 juta bayi diantaranya lahir cukup bulan dan berat
3
lahir rendah. Prevalensi bayi dengan BBLR yaitu 5,3% dari kelahiran
Utara, dan 41,5% di Asia Selatan, dan 3% di Asia Tenggara. Dua pertiga
bayi yang lahir dengan BBLR terjadi di Asia. Kelahiran bayi dengan
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) ialah bayi baru lahir yang berat
badannya saat lahir ditimbang dalam waktu 1 jam pertama kurang dari
Jawa Tengah sendiri, terjadi peningkatan jumlah bayi dengan BBLR setiap
menjadi 3,73%, dan pada tahun 2012 meningkat lagi menjadi 3,75%.(3)
Sementara Di Kota Semarang, kasus bayi dengan BBLR pada tahun 2013
sebanyak 288 bayi (1,1%) yang terdiri dari 127 bayi laki-laki dan 161 bayi
yang sering terjadi adalah gangguan pada sistem pernapasan, susunan saraf
kesehatan.(2)
tingkatan yang lebih tinggi dibandingkan dengan orang tua dengan anak
normal. Ibu merupakan orang yang paling rentan mengami stres karena
seseorang yang merasa bahwa dia terancam atau berada dalam keadaan
bahaya.(13) Ibu dengan bayi BBLR di rumah sakit akan lebih sering
periode yang menakutkan dan menyedihkan bagi ibu. Ibu hanya bisa
melihat bayi dari luar inkubator dan berusaha untuk menyesuaikan diri
Riset menunjukkan bahwa sumber terbesar stres pada ibu dengan bayi
ruangan perawatan bayi, penampilan bayi yang rapuh dan sakit sehingga
cemas dan takut karena kondisi bayi selama di NICU diberikan perawatan
yang tidak pasti. Ibu juga merasa sedih dengan kondisi bayi yang kurang
sehat dan merasa putus asa karena tidak memiliki biaya untuk perawatan
sehingga ingin memberikan bayinya pada orang lain saja. Respon lainnya
adalah terdapat ibu yang mengalami penurunan produksi Air Susu Ibu
hidup mereka.(15)
manusia dan emosi secara umum. Ibu akan terfokus pada bayi dan merasa
sosial yang adekuat, aset ekonomi yang memadai dan motivasi diri yang
tinggi.(9)
pasrah kepada Tuhan dan tetap berharap pelayanan yang terbaik dari
yang berat lahir bayinya kecil. Pasien hanya bisa berdoa semoga berat
badan bayinya lekas naik dan bersyukur mendapat banyak nasihat dari
keluarga dan sahabat agar tidak berpikir keras tentang apa yang terjadi.
dan tidak bisa tidur. Jika stres berlangsung cukup lama, tubuh akan
dan asma.(9)
pada ibu. Kejadian depresi pada ibu postpartum sangat penting untuk
dan keluarga. Jika tidak diobati, akan berdampak pada kognitif, emosional,
dan sosial anak, serta gangguan ikatan ibu dan bayi. Ibu yang mengalami
juga tidak mampu merawat bayi secara optimal dan tidak bersemangat
adaptasi, serta tindakan apa yang dilakukan ibu dan keluarga. Perawat juga
psikis ibu serta memfasilitasi bonding attachment ibu dengan bayi. (9)
Dua rumah sakit kelas B, yaitu RSUD Tugurejo Semarang dan RSUD
Kota Semarang memiliki tingkat populasi bayi dengan BBLR yang tinggi.
(17)(18)
Pada tahun 2013 di RSUD Tugurejo terdapat bayi dengan BBLR
sebanyak 298, sementara RSUD Kota Semarang yaitu sebanyak 319 bayi.
RSUD Tugurejo dengan visi RS prima, mandiri dan terdepan serta RSUD
ibu dan bayi Tingkat Provinsi Jawa Tengah, diharapkan dapat memberikan
karena itu penelitian mengenai gambaran tingkat stres dan strategi koping
pada ibu dengan bayi BBLR sangat penting dilakukan di kedua rumah
sakit tersebut.
8
B. Rumusan Masalah
tingkatan yang tinggi dibanding orang tua dengan anak normal. Ibu
dengan bayi BBLR di rumah sakit akan terfokus pada bayi dan merasa
beberapa gejala seperti sakit kepala, mudah marah, dan tidak bisa tidur.
Stres dengan waktu yang lama akan menyebabkan depresi mayor pada
dan keluarga. Jika tidak diobati, akan berdampak pada kognitif, emosional,
menurunkan status kesehatan pada ibu dan bayi. Masalah penelitian yang
tingkat stres dan strategi koping pada ibu dengan bayi berat badan lahir
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Peneliti
jiwa.
3. Institusi Pendidikan
Penelitian ini dapat dijadikan bahan referensi bagi pembaca dan adik
strategi koping pada ibu dengan bayi berat badan lahir rendah. Dosen
4. Profesi Keperawatan
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai sumber ilmu yang dapat
yang merawat ibu postpartum dengan bayi berat badan lahir rendah
5. Peneliti lain
penelitian terkait terapi atau intervensi apa yang tepat bagi ibu
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. KONSEP TEORI
1. STRES
a. Definisi
dan direspon.(20)
b. Jenis Stres
penyebabnya(21) :
1) Stres fisik
tinggi atau rendah, suara amat bising, sinar yang terlalu terang,
2) Stres kimiawi
3) Stres mikrobiologik
menimbulkan penyakit
4) Stres fisiologik
normal
stres, menunjukkan bahwa ada dua jenis stres yaitu eustress dan
distress.(22)
1) Eustress
karena jarak antara kondisi kita saat ini dan tujuan yang ingin
2) Distress
insomnia.(22)
c. Tingkat Stres
1) Acute Stress
Stres ini yang kita alami sehari-hari yang berawal dari hal-hal
Kondisi ini lebih parah dari stres akut, tapi tidak sampai
3) Chronic Stress
d. Gejala Stres
1) Keluhan somatik
tidur atau tidur tapi mudah terbangun, nyeri otot, letih, lesu,
2) Keluhan psikis
3) Keluhan psikomotor
16
berubah.(20)
e. Tahapan Stres
tidak terasa segar dan merasa letih, lekas lelah saat menjelang
6) Tahap keenam
banyak keringat.
18
1) Faktor biologis
neurohormonal
2) Faktor psikoedukatif/sosio-kultural
mempengaruhi.
serta lebih kuat, sehingga tekanan darah menjadi naik dan aliran
Respon stres pada Ibu dengan bayi BBLR pada saat keadaan
stres berupa reson fisik dan psikologis. Respon fisik yang terjadi
capek, tidak nafsu makan, dan sulit untuk tidur. Ibu juga
yang dialami ibu berupa cemas, sedih, menyesal, dan putus asa.(9)
Ibu dengan bayi BBLR merasa cemas dan takut terhadap biaya
ibu.(9)
anatara ibu dan bayi. Banyak dari ibu yang membayangkan akan
Pemicu stres lain adalah kondisi bayi yang tidak stabil. Bayi
tersebut.
reaksi emosi depresi berupa rasa sedih saat melihat kondisi bayi
dan menyesal karena telah melahirkan bayi yang kecil. Ibu lain
Respon stress juga dialami oleh ibu dengan bayi preterm. Pada
cemas, khawatir dengan kondisi bayi yang kecil dan rapuh dan
dan depresi adalah reaksi yang mungkin muncul pada orang tua
kemungkinan komplikasi.(27)
menghadapi atau lari ari stres. Tubuh tidak dapat bertahan pada
adaptasi)
k. Pengukuran Stres
Stres dapat diukur dengan berbagai alat ukur. Salah satu alat
merupakan alat uji instrumen yang telah baku dan tidak perlu diuji
DASS adalah skala satu set terdiri dari tiga laporan diri, yang
menjadi subskala dari 2-5 item dengan isi yang serupa. Skala
gejala inti dari ketiga emosi negatif. Harus diakui bahwa gejala
stress karena jumlah pertanyaan yang tidak terlalu panjang dan bisa
2. STRATEGI KOPING
a. Definisi
resolusi damai.(29)
seseorang akan merasa lelah, lumpuh mental, dan secara emosi sia-
2) Pengolahan informasi
3) Pengubahan perilaku
menghilangkan stressor.
4) Resolusi damai
c. Mekanisme Koping
dibesarkan.(25)
28
1) Coping style
2) Coping strategy
dan prestasi.(13)
3) Membaca koran
motivasi diri.(9)
1) Dukungan sosial
dan teman.(16)
30
2) Aset ekonomi
3) Motivasi
f. Pengukuran Koping
oleh Carver berdasarkan teori dari Lazarus & Folkman. Alat ukur
Alat ukur ini merupakan hasil adapatasi dari alat ukur Cope yang
1989.(30)
mdel tingkah laku regulasi diri. COPE terdiri dari 15 skala dan tiap
inventori COPE ini fokus pada teori aspek dari koping. Inventori
Brief Cope yang terdiri dari 14 skala dengan dua item per skala.(31)
a. Definisi
32
bila berat badannya kurang dari 2.500 gram.(32),(33). Berat bayi lahir
rendah adalah bayi yang lahir dengan berat 2500 gram atau kurang
kehamilannya.
b. Klasifikasi
yaitu(33):
1) Prematuritas murni
masa kehamilan.
2) Dismaturitas
kehamilannya.
yaitu(32):
antepartum.
e. Penanganan
satu status gizi/ nutrisi bayi dan erat kaitannya dengan daya
tahan tubuh.
36
B. KERANGKA TEORI
BBLR :
Penanganan:
- Definisi Perawatan Intensif
- Gejala
Akibat :
- Kondisi bayi lemah
Stressor - Keterpisahan Ibu dan Bayi
- Lingkungan yang asing
- Biaya perawatan yang tinggi
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Kerangka Konsep
konsep satu terhadap konsep yang lainnya dari masalah yang ingin
stres dan strategi koping pada ibu dengan bayi BBLR di RSUD Tugurejo
1. Populasi
2. Sampel Penelitian
D. Besar Sampel
penelitian ini yaitu sebanyak jumlah bayi BBLR yang dirawat dalam
rentang waktu satu bulan penelitian. Kriteria sampel yang dalam penelitian
yaitu sebanyak 298 dari 686 bayi yang dirawat di ruang Perinatologi,
40
319 bayi. RSUD Tugurejo dengan visi menjadi RS prima, mandiri dan
sebagai RS sayang ibu dan bayi diharapkan dapat mewakili sampel. Waktu
1. Variabel Penelitian
2. Definisi Operasional
a. Tingkat stres
b. Strategi koping
Pengukuran
keadaan yang
dialami), 20 dan
25 religious
(mendekatkan diri
kepada Tuhan),
11 dan 24 self
blame
(menyalahkan
diri).
Lembar kuesioner
terdapat 4 pilihan
jawaban yaitu:
1. Saya tidak
pernah
2. Saya
terkadang
melakukannya
3. Saya sering
melakukannya
4. Saya sangat
sering
melakukannya
1. Alat penelitian
instrumen penelitian yang berupa kuesioner, alat tulis, kertas dan alat-
a) Kuesioner A
perbulan.
b) Kuesioner B
c. Kuesioner C
2. Uji Kuesioner
a) Uji Validitas
Hasil uji validitas kuesioner The Brief Cope yang dilakukan oleh
tidak valid.(30)
b) Uji Reliabilitas
keperawatan, yaitu:
penelitian.
lahir serta jumlah bayi yang mengalami BBLR selama tahun 2012,
penelitian.
Diklat RS.
tersebut.
sebagai berikut:
penelitian.
penelitian.(35)
computer.
2. Analisis Data
komputer. Data variabel yang ada diolah untuk mencari mean, median,
I. Etika Penelitian
sebagai berikut:
1. Otonomi
keputusan responden.
2. Beneficence
pasien, guna mendapatkan suatu metode dan konsep yang baru untuk
kebaikan pasien.(38)
3. Nonmaleficence
pasien.(38)
4. Confidentiality
tersebut.
5. Veracity
dijelaskan secara jujur tentang manfaat, efek, dan apa yang didapat jika
perawat.
53
DAFTAR PUSTAKA
9. Rahayu E. Koping Ibu terhadap Bayi BBLR (Berat Badan Lahir Rendah)
yang Menjalani Perawatan Intensif di Ruang NICU. Universitas
Diponegoro; 2010.
10. Pangestika D. Strategi Koping pada Ibu dengan Anak Retardasi Mental.
[Semarang]: PSIK FK UNDIP; 2013.
11. Treyvaud K. Parent and Family Outcomes Following Very Preterm or Very
Low Birth Weight Birth: A Review. Semin Fetal Neonatal Med.
2014;19:131–5.
12. Howe, TH et al. Parenting Stress in Families with Very Low Birth Weight
Preterm Infants in Early Infacy. Res Dev Disabil. 2014;35:1748–56.
54
14. Davis L et al. The Impact of Very Premature Birth on the Psychological
Health of Mothers. J Early Hum Dev. 2003;73:61–70.
15. Yu Lee, S & Chin Hsu H. Stress and Health-Related Well-Being Among
Mothers with Low Birth Weight Infant: The Role of Sleep. Soc Sci Med.
2012;74:958–62.
16. Alici E Y& DMS. Postpartum Depression. Psychiatry Update. Drexel Univ
Colege Med Dep Psychiatry. 2003;10(5):210–6.
17. RSUD Tugurejo Semarang [Internet]. [cited 2015 Jan 1]. Available from:
http://www.rstugurejo.com/profil/perkembangan/
18. RSUD Kota Semarang [Internet]. [cited 2015 Jan 1]. Available from:
http://rsud.semarangkota.go.id/v2013/main/page/detail/76
20. Ide P. Yoga untuk Stres. Jakarta: Elex Media Komputindo; 2008.
22. Covey & Stephen R. The 8th Habit: Melampaui Efektivitas, Menggapai
Keagungan [Internet]. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama; 2005. Available
from: http://books.google.co.id.
24. Soh A. Turbo Speed Hipnotis [Internet]. Jakarta: Spasi Media; 2015.
Available from: http://books.google.co.id
25. Kurniawati dkk. Asuhan Keperawatan pada Pasien Terinfeksi HIV/ AIDS
[Internet]. Jakarta: Salemba Medika; 2007. Available from:
http://books.google.co.id
26. Nadesul H. Resep Mudah Tetap Sehat. Jakarta: Kompas Media Nusantara;
2009.
27. Ivones, J & Rofii M. Pengalaman Ibu yang Memiliki Bayi Preterm yang
Dirawat di Inkubator Rumah Sakit. J Keperawatan Anak. 2013;1(1):10–7.
55
30. Putri M. Hubungan antara Coping dan Pssychological Distress pada Istri
yang Mengalami Kekerasan dalam Rumah Tangga. Universitas
Diponegoro; 2012.
31. Paramita F. Hubungan Antara Resiliensi dan Koping pada Remaja Akhir
yang Memiliki Orang Tua Penderita Penyakit Kronis. Universitas
Indonesia; 2012.
38. Wasis. Pedoman Riset Praktis untuk Profesi Perawat. Jakarta: EGC; 2008.