Prinsip : Hemoglobin dalam darah diubah menjadi sian metha hemoglobin (hemoglobin sianida)
dalam larutan berisi K3Fe (CN)6 dan KCN (larutan drabkin) senyawa yang terbentuk diukur pada
panjang gelombang 540 nm
Metode : Drabkin
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Mikropipet
4. white + blue tip
5. Spektrofotometer
6. Tissue
7. Balp
8. Pipet volumetri
9. Darah
10. Larutan drabkin
Cara kerja :
Nilai normal :
Prinsip : Memisahkan darah yang sudah diberi antikoagulan dengan proses pemusingan kecepatan
tinggi lalu diukur presentase endapan sel selnya
Metode : Mikrotube
1. Tabung kapiler
2. Cristoseal
3. Skala hematokrit
4. Sentrifuge hematokrit
5. Tissue
6. Darah
Cara kerja :
1. Dimasukan darah kedalam tabung kapiler ¾, bersihkan sisa darah diluar tabung dengan tisu
2. Ditutup salah satu ujung tabung dengan cristoseal
3. Disentrifuge selama 5 menit kecepatan 16.000 rpm
4. Diukur endapan sel selnya
Nilai normal :
Pria : 40-48 %
Wanita : 37-43 %
Bayi : 44-64 %
LAJU ENDAP DARAH (LED)
Prinsip : Mengukur kecepatan mengendap sel sel darah dalam satuan waktu tertentu dengen posisi
darah berdiri tegak lurus dalam suatu tabung selama satu jam
Metode : Westergreen
Cara kerja :
Nilai normal :
Prinsip: Sediaan apus darah yang telah diwarnai kemudian dihitung jenis jenis leukositnya
Metode : Rapid
Alat bahan :
1. Objek glass
2. Bunsen + kolentang
3. Jembatan pewarnaan
4. Pipet tetes
5. Mikroskop
6. Tissue
7. Metanol
8. Eosin
9. Methylene blue
10. Oil imersi
11. Darah
Cara kerja :
Nilai normal :
Basofil : 0-1 %
Eosinofil : 1-3 %
Neutrofil batang : 2-6%
Monosit : 2-8 %
Limposit : 20-40 %
Neutrofil segmen : 50-70 %
Hitung Jumlah Leukosit
Prinsip : Sel darah berinti (leukosit dan sel muda) tetap stabil dalam larutan turk sedangkan eritrosit
dan trombosit mengalami lisis. Kemudian sel dihitung dalam bilik hitung dengan memperhatikan
faktor bilik hitung dan faktor pengenceran. Gentian violet (kandungan turk) berguna untuk mewarnai
inti leukosit.
Metode : Mikrovisual
Alat bahan :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Mikropipet
4. Yellow + blue tip
5. Bilik hitung + coverglass
6. Mikroskop + handcounter
7. Tissue
8. Darah
9. Larutan turk
Cara kerja :
Rumus :
=N X FP X FBH
=N X 20 X 2,5
=N X 50
Hitung Jumlah Eritrosit
Prinsip : Diencerkan darah dengan hayem sehingga eritrosit dapat dihitung dengan improved
neubeauer dalam 5 bidang kecil (5R)
Metode : Mikrovisual
Alat bahan :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Mikropipet
4. Blue + white tip
5. Bilik hitung + coverglass
6. Mikroskop+ handcounter
7. Tissue
8. Darah
9. Larutan hayem
Cara kerja :
Nilai normal :
Rumus :
= N X FP X FBH
= N X 200 X 50
= N X 10.000
Hitung Jumlah Trombosit
Prinsip :
1. Ammonium oxalat : dengan larutan ammonium oxalat sel lain dalam darah tidak jelas kecuali
trombosit. Partikel partikel lain bersifat refraktil sedangkan trombosit tidak refrtaktil.
2. Rees ecker : pada penggunaan rees ecker trombosit tampak hijau mengkilat sedangkan sel
lain seperti eritrosit berwarna kehijauan
Metode : mikrovisual
Alat bahan :
Cara kerja :
1. Dipipet 1990 µl ammonium oxalat atau rees ecker + 10 µl darah, dihomogenkan, inkubasi
1 menit
2. Dimasukan kebilik hitung, inkubasi di cawan petri 10-15 menit
3. Diperiksa dimikroskop pembesaran 40x (dalam 25 kotak R)
Rumus :
= N X FP X FBH
= N X 100 X 10
= NX 1000
HCG
Prinsip : Urin yang mengandung HCG (sebagai antigen) jika direaksikan dengan HCG latex (sebagai
antibodi) akan membentuk aglutinasi
Metode : Latex
Alat bahan :
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
Prinsip : Sel darah merah mengandung antigen yang sesuai dengan jenis antibodi yang ditambahkan
pada reagen akan membentuk aglutinasi
Metode : Slide
Alat bahan :
1. Kertas goldar
2. Pipet tetes
3. Batang pengaduk
4. Tissue
5. Darah
6. Reagen anti A,B,AB,D
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
A B AB RH GOLDAR
+ - + + A/+
- + + + B/+
+ + + + AB/+
- - - + 0/+
WIDAL
Metode : Tabung
Prinsip : Adanya antibodi Salmonella typhi dan Salmonella paratyphim dalam serum sampel akan
bereaksi dengan antigen yang terdapat dalam reagen widal. Reaksi dilihat dengan adanya aglutinasi
Alat bahan :
1. Mikropipet
2. Slide aglutinasi
3. Batang pengaduk
4. Tissu
5. Serum
6. Reagen widal
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
Metode : Slide
Prinsip : reaksi antigen antibodi antara CRP dalam serum dengan latex yang akan menimbulkan
aglutinasi
Alat bahan :
1. Slide hitam
2. Pipet tetes
3. Batang pengaduk
4. Tissu
5. Serum
6. Reagen CRP
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
Prinsip :
Gram (+) peptidoglikan bakteri yang tebal dan lapisan lemak yang tipis pada dinding bakteri
berikatan kuat dengan gentian violet. Lugol memperkuat ikatan tersebut. Lalu diberi akohol untuk
melunturkan lemak karena pada bakteri gram (+) lemaknya tipis
Gram (-) peptidoglikan bakteri yang tipis dan lapisan lemak pada dinding bakteri ketika berikatan
dengan gentian violet ikatan yang terjadi adalah ikatan lemah. Sehingga pada bakteri gram (-)
lemaknya tebal ketika diberi alkohol lemaknya luntur dan warna gentian violet pun luntur.
Alat bahan :
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
Bentuk : coccus/basil
Susunan : staphylococcus/streptococcus
Warna : ungu/merah
Prinsip : Dinding bakteri tahan asam memiliki lapisan lemak dan lilin yang sukar ditembus cat.
Dengan pengaruh fenol dan pemanasan, lapisan lemak dan lilin itu dapat ditembus cat basic fuchsin
Alat bahan :
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
Prinsip : dengan penambahan lugol atau eosin untuk memperjelas unsur unsur yang terdapat dalam
sampel feses
Metode : mikroskopis
Alat bahan :
Cara kerja :
Prinsip : Asam urat diukur kadarnya setelah dilarutkan penguraian dengan enzim urikase indikator
yang digunakan adalah quinoneimen yang terbentuk dari reaksi antara hidrogen peroksida 3-3 dikloro
2 dihidroksi benzena sulfoniane (DEHBS) dan 4 amino phenazon (PAP) yang berlangsung dibawah
enzim peroksidase
Metode : Enzimatik
Alat bahan:
Cara kerja :
1.
Nilai normal :
TOTAL PROTEIN
Metode : Enzimatik kolorimetri
Prinsip : Kupri sulfat bereaksi dengan total protein membentuk senyawa komplek berwarna ungu
yang intensitasnya sebanding dengan kadar total protein dalam serum
Alat bahan :
Cara kerja :
1.
ALBUMIN
Metode : Enzimatik
Prinsip : Dalam suasana asam bromocresol green yang berwarna kuning kehijauan akan diubah
menjadi hijau biru oleh albumin. Warna hijau biru yang terbentuk sebanding dengan kadar albumin
dalam sampel
Alat bahan :
Cara kerja :
1.
BILIRUBIN TOTAL
Metode : Kolorimetri
Mode : Endpoint
Prinsip : Reaksi antara bilirubin dengan diazol sulfat membentuk azhol bilirubin dalam air hanya
bilirubin direk yang larut. Sehingga untuk mendapatkan bilirubin total bilirubin direk harus
dilepaskan ikatannya dengan albumin sehingga larut dalam air biasanya digunakan aselator/solven
Alat bahan :
Cara kerja :
BILIRUBIN DIREK
Metode : Kolorimetri
Mode : Endpoint
Prinsip : Reaksi antara bilirubin dengan diazol sulfat membentuk azhol bilirubin dalam air hanya
bilirubin direk yang larut. Sehingga untuk mendapatkan bilirubin total bilirubin direk harus
dilepaskan ikatannya dengan albumin sehingga larut dalam air biasanya digunakan aselator/solven
Alat bahan :
Cara kerja :
UREUM
Prinsip : Ureum dalam serum bereaksi dengan diacetil monoxime dengan bantuan thiosemicar baside
pada suhu tinggi akan membentuk warna merah muda yang intensitasnya sebanding dengan kadar
ureum darah
Alat bahan :
Cara kerja :
1.
Standar Sampel
Reagen R1 400µl 400µl
Reagen R2 100µl 100µl
Standar 5µl
Serum 5µl
2. Dihomogenkan, diperiksa di spektrofotometer
CREATININ
Metode : Kinetik
Alat bahan :
Cara kerja :
1.
nilai normal :
GLUKOSA DARAH
Metode : GOD-PAP
Alat bahan :
Cara kerja :
1.
nilai normal :
CHOLESTEROL
Alat bahan :
Cara kerja :
1.
SGOT/AST
Metode : Kinetik
Alat bahan :
Cara kerja
1.
Sampel
Reagen R1 800 µl
Reagen R2 200 µl
Serum 100µl
2. Dihomogenkan, dibaca di spektrofotometer
nilai normal :
SGPT/ALT
Metode : Kinetik
Alat bahan :
Cara kerja :
1.
Sampel
Reagen R1 800 µl
Reagen R2 200 µl
Serum 100µl
2. Dihomogenkan, dibaca di spektrofotometer
nilai normal :
TRIGLISERIDA
Alat bahan :
Cara kerja :
1.
HDL PRESIPITASI
Mode : Endpoint
Alat bahan :
Cara kerja :
(supernatant) :
1. Dipipet reagen HDL 200 µl + sampel 200 µl, inkubasi 5 menit
2. Disentrifuge
Pemeriksaan
1. Dipipet reagen cholesterol 500µl +5µl supernatant
2. Diinkubasi 5 menit
3. Dibaca di spektrofotometer
Nilai normal :
HDL DIREK
Metode : direk
Mode : endpoint
Alat bahan :
Cara kerja :
Nilai normal :
Prinsip : Warna dan kejernihan urin di uji pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus.
Metode : Makroskopis
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Pipet tetes
4. Pot urine
5. Tissue
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
Warna :
1. Tidak berwarna
2. Kuning muda
3. Kuning
4. Kuning tua
5. Coklat merah
6. Putih (seperti susu)
Kejernihan :
1. Jernih
2. Agak keruh
3. Keruh
4. Sangat keruh
Nilai normal :
Metode : Urinometer
1. Gelas ukur 50 ml
2. Rak tabung
3. Urinometer
4. Termometer
5. Pipet
6. Pot urin
Cara kerja :
PH URIN
Reagen :
Kertas lakmus
Kertas nitrazin
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Pipet tetes
4. Pot urin
5. Tissue
Cara kerja :
Kertas lakmus :
Lakmus merah – merah = urin asam
Lakmus merah – biru = urin basa
Lakmus biru – biru = urin basa
Lakmus biru – merah = urin asam
Kertas nitrazin : Terjadi perubahan warna perlahan menjadi biru (basa)/merah (asam) lalu
dibandingkan dengan warna standar yang terdapat pada wadah kertas nitrazin
Interpretasi hasil :
PROTEIN URIN
Prinsip : Protein akan membentuk kekeruhan/endapan/gumpalan jika dipanaskan dalam suasana asam
Reagen :
Asam sulfosalisilat 20%
Asam asetat 6%
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Lampu spirtus + Tang penjepit
4. Pipet tetes
5. Tisu
6. Pot urin
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
GLUKOSA URIN
Prinsip : Glukosa dapat mereduksi ion cupri menjadi ion cupro sehingga mengubah warna kuning
menjadi merah bata
Metode :
Reduksi benedict
Reduksi fehling
Reagen :
Larutan benedict
Larutan fehling A
Larutan fehling B
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Pipet tetes
4. Spirtus
5. Tang penjepit
6. Pot urine
7. Balp
8. Pipet volumetri
Cara kerja :
Benedict
1. Dipipet larutan benedict 5 ml, lalu tambahkan 8 tetes urin
2. Dipanasi diatas spirtus
3. Dibaca hasil
Fehling
1. Dibuat campuran fehlingA 1 ml +fehlinB 1 ml (1:1)
2. Dipipet 0.5 ml urin ke dalam tabung berisi campuranfehling
3. Dipanasi lalu dibaca
Interpretasi hasil :
BENDA KETON
Prinsip : Benda keton (asam aseto-asetat dan aseton) dalam suasana alkalis akan bereaksi dengan
nitropusida yang akan membentuk cincin warna ungu
Reagen :
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Pipet tetes
4. Pot urin
5. tissue
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
BILIRUBIN
Prinsip : Bilirubin dan fosfat fosfat dalam urin di presipitatkan menggunakan barium klorida 10%,
bilirubin yang terkumpul dioksidasi menggunakan reagen fouchet menjadi biliverdin warna hijau
Reagen:
Reagen fouchet
BaCl 10%
Alat :
1. Tabung reaksi
2. Rak tabung
3. Pipet tetes
4. Pot urin
5. Kertas saring
6. Corong
7. tissu
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
SEDIMEN URIN
Prinsip : Unsur unsur dalam urin diendapkan dengan cara disentrifuge selama 5 menit kecepatan
1500-2000 rpm kemudian endapan yang terjadi dilihat menggunakan mikroskop
Metode : Mikroskopik
Spesimen : Urin sewaktu
Alat :
1. Tabung sentrifuge
2. Rak tabung
3. Sentrifuge
4. Pipet tetes
5. Objek glass + cover glass
6. Mikroskop
7. Tissue
Cara kerja :
Interpretasi hasil :
LPK/10X
1. Epitel : 1+ (ada) 2+ (banyak) 3+(sangat banyak)
2. Kristal : 1+ (ada) 2+ (banyak) 3+(sangat banyak)
3. jamur : 1+ (ada) 2+ (banyak) 3+(sangat banyak)
LPB/40X
1. Eritrosit : jumlah sel rata-rata dilihat pada 10 LPB
2. Leukosit : jumlah sel rata-rata dilihat pada 10 LPB
3. Silinder : jumlah sel rata-rata dilihat pada 10 LPB
4. Bakteri : Negatif
Nilai normal :