Anda di halaman 1dari 6

Nama : Chikita Putri Liani

Peserta Pelatihan Dasar CPNS Kemenkumham Gel III Gol III Angkatan LXXV Badiklat Kepri
Tugas Analisis Isu Instansi Bapas Pekanbaru

ANALISIS ISU YANG TERJADI DI BALAI PEMASYARAKATAN KELAS II PEKANBARU

1. Pra Analisis Isu


Balai Pemasyarakatan (BAPAS) merupakan salah satu UPT (Unit Pelaksana Teknis) di
bidang Pemasyarakatan dan merupakan satuan kerja dalam lingkungan Kementerian Hukum
dan HAM Republik Indonesia. Secara lebih jelas, tugas dan fungsi dari BAPAS adalah untuk
melakukan pembimbingan dan penelitian kemasyarakatan serta tugas-tugas lain yang
melekat.

Dalam pelaksanaan tugasnya, Bapas memiliki masalah yang cukup kompleks sehingga
perlu dilakukan analisis dan pemecahan masalahnya guna mewujudkan penegakan hukum
yang lebih baik untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat dalam proses penurunan
gangguan, ancaman, dan pelanggaran dalam bidang pemasyarakatan. Berikut beberapa Isu
Aktual yang terjadi di Lingkungan Balai Pemasyarakatan Kelas II Pekanbaru, yaitu :

• Tidak seimbangnya jumlah SDM yang tersedia dengan wilayah kerja Bapas.
Bapas Pekanbaru yang merupakan salah satu Satuan Kerja (Satker) dibawah
Kementerian Hukum dan HAM saat ini memiliki cakupan wilayah kerja yang cukup luas,
yakni 12 Kabupaten/Kota. Jumlah Klien hingga bulan Juni 2021 tercatat sebanyak 5821
Klien Dewasa dan 80 Klien Anak. Hal ini tidak seimbang dengan jumlah Pembimbing
Kemasyarakatan (PK) dan Asisten Pembimbing Kemasyarakatan (APK) Bapas yang
saat ini hanya berjumlah 34 orang. Pada akhirnya bermunculan masalah-masalah lain
yang saling berhubungan sehingga para PK dan APK dituntut untuk bekerja lebih keras
dalam melaksanakan tugas.

Sumber : Aplikasi Android Simadu Bapas


• Masih kurangnya sarana penunjang kinerja pegawai.
Seperti yang sudah dijelaskan juga pada poin sebelumnya, cakupan wilayah kerja
Bapas cukup luas yakni menangani 12 Kabupaten/Kota. Saat ini kantor Bapas hanya
ada 1, yakni berada di Kota Pekanbaru dengan luas bangunan sekitar 353 m2. Selain
itu terdapat Pos Bapas yang tersebar di 10 Kabupaten lainnya yang ada di Riau. Dengan
luasnya cakupan wilayah kerja tersebut sudah semestinya sarana untuk meningkatkan
kinerja pegawai tersedia. Namun untuk saat ini, sarana penunjang masih belum
maksimal. Misalnya, masih kurangnya kendaraan dinas untuk pegawai, terutama bagi
JFT Pembimbing Kemasyarakatan yang sering harus pergi ke luar daerah Pekanbaru
untuk mengerjakan permintaan Litmas (Penelitian Kemasyarakatan). Karena kurangnya
kendaraan dinas tersebut, para PK yang memiliki kendaraan pribadi berinisiatif untuk
menggunakan kendaraan pribadi mereka. Selain itu, bangunan kantor yang memiliki
luas 353 m2 juga tidak cukup untuk menampung 63 pegawai Bapas. Terlebih lagi
ditengah Pandemi Covid19 ini para pegawai seharusnya melakukan prokes menjaga
jarak, namun karena kurangnya ruang kerja mengharuskan mereka bekerja dalam
ruangan yang tidak cukup luas. Hal ini tentu saja membuat pegawai merasa kurang
nyaman dan akan menghambat kinerja mereka.

• Rendahnya kemampuan pegawai dalam memanfaatkan teknologi.


Saat ini Bapas memiliki fasilitas berbasis teknologi yang dapat membantu kinerja
pegawai Bapas, seperti adanya Sisumaker (Sistem Surat Masuk dan Keluar) maupun
SDP (Sistem Database Pemasyarakatan). Sisumaker merupakan aplikasi yang dibuat
untuk pengelolaan seluruh persuratan di Lingkungan Kementerian Hukum Dan HAM.
Penggunaan Sisumaker diharapkan dapat memudahkan pemantauan terhadap
keberadaan suatu surat untuk kemudian dapat ditindaklanjuti secara efektif dan efisien.
Saat ini di Bapas, untuk pelaksanaan penggunaan aplikasi Sisumaker ini hanya diurusi
oleh satu orang JFU saja. Melihat total distribusi surat melalui aplikasi Sisumaker yang
mencapai angka 2000 surat per Maret 2021, hal ini tentu saja sangat menghambat
kinerja Tata Kelola kantor jika hanya dipegang oleh satu orang karena seharusnya
seluruh pegawai, baik JFT maupun JFU harus memahami aplikasi Sisumaker ini agar
mereka dapat menggunakannya secara optimal.
Sumber : Aplikasi Sisumaker

Hal itu juga yang terjadi dengan Sistem Database Pemasyarakatan. Sistem
Database Pemasyarakatan (SDP) adalah Mekanisme Pelaporan dan Konsolidasi
Pengelolaan Data Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP), yang berfungsi sebagai alat
bantu kerja sesuai kebutuhan Unit Pelaksana Teknis Pemasyarakatan, Divisi
Pemasyarakatan dan Direktorat Jenderal Pemasyarakatan. Dengan adanya SDP
diharapkan kualitas pelayanan kepada masyarakat bisa lebih optimal. Namun
sayangnya untuk SDP di Bapas sendiri juga hanya diurusi oleh beberapa orang saja
yang memahami mengenai penggunaan SDP. Hal ini tentu saja juga menghambat
kinerja pegawai karena juga seharusnya setiap pegawai, terutama JFT Pembimbing
Kemasyarakatan harus memahami penggunaan SDP, misalnya untuk pengecekan SK
Integrasi Klien, Pelaporan jumlah Klien, dan lainnya.

• Keterbatasan anggaran
Anggaran diperlukan dalam pengelolaan sumber daya dengan baik untuk mencapai
kinerja yang diharapkan oleh masyarakat dan untuk menciptakan akuntabilitas
terhadap masyarakat. Lingkup anggaran menjadi relevan dan penting di lingkungan
instansi. Hal ini terkait dengan dampak anggaran terhadap akuntabiltas instansi
sehubungan dengan fungsi instansi dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat. Masalah yang terjadi di Bapas yaitu adanya kesenjangan antara dana
operasioanal yang tidak sebanding dengan jarak dan risiko pelaksanaan tugas dan
fungsi.
2. Tapisan Isu

No. Isu A P K L Jumlah Peringkat


1. Tidak seimbangnya jumlah SDM yang 4 3 4 3 14 III
tersedia dengan wilayah kerja Bapas
2. Masih kurangnya sarana penunjang 4 3 3 3 13 IV
kinerja pegawai
3. Rendahnya kemampuan pegawai dalam 5 4 3 4 16 I
memanfaatkan teknologi
4. Keterbatasan anggaran 3 4 5 3 15 II

No. Isu U S G Jumlah Prioritas


1. Tidak seimbangnya jumlah SDM yang 3 3 4 10 III
tersedia dengan wilayah kerja Bapas
2. Rendahnya kemampuan pegawai dalam 4 4 5 13 I
memanfaatkan teknologi
3. Keterbatasan anggaran 4 3 4 11 II

Keterangan :
1 : Tidak Penting 2 : Sedikit Penting 3 : Cukup Penting 4: Penting 5 : Sangat Penting

Rumusan Isu : Rendahnya Kemampuan Pegawai dalam Memanfaatkan Teknologi


Mengakibatkan Terhambatnya Kinerja Birokrasi dan Menurunnya Kualitas Tata Kelola
3. Analisis Isu

Penyebab Akibat

Surrounding Sistem
Masih banyak pegawai yang Tidak adanya pelaksanaan
tidak peduli dengan kegiatan diklat yang berkaitan
perkembangan digital dengan teknologi yang
dilakukan oleh instansi

Rendahnya Kemampuan
Pegawai Mengakibatkan
Terhambatnya Kinerja
Birokrasi dan
Menurunnya Kualitas
Tata Kelola
Supplier
Skill Kurangnya pegawai yang
Kurangnya kemampuan memiliki kemampuan untuk
adaptasi pegawai terhadap memberikan edukasi mengenai
perkembangan teknologi pemanfaatan teknologi

4. Rekomendasi Alternatif Isu


Isu : Rendahnya Kemampuan Pegawai dalam Memanfaatkan Teknologi
Mengakibatkan Terhambatnya Kinerja Birokrasi dan Menurunnya Kualitas Tata Kelola

ALTERNATIF TAHAPAN SETIAP HASIL YANG PARA


NO
PENYELESAIAN ALTERNATIF DIHARAPKAN PIHAK
1 Meningkatkan a. Melaksanakan a. Seluruh pegawai Seluruh
kemampuan sosialisasi maupun memahami Pegawai
pegawai dalam pelatihan mengenai penggunaan teknologi
memanfaatkan pemanfaatan teknologi b. Tidak menumpuknya
teknologi secara berkala pekerjaan hanya pada
b. Seluruh pegawai satu orang saja
dituntut untuk dapat
menggunakan
teknologi
2 Meningkatkan a. Tersedianya perangkat a. Pegawai dapat Seluruh
sarana dan komputer, jaringan menggunakan aplikasi Pegawai
prasarana internet dan listrik yang berbasis teknologi
pendukung dalam cukup untuk secara maksimal.
pemanfaatan mengoperasikan
teknologi aplikasi berbasis
teknologi

Anda mungkin juga menyukai