Anda di halaman 1dari 5

p- ISSN : 2407 – 1846

TE - 022 e-ISSN : 2460 – 8416


Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

AMONIA SEBAGAI FLUIDA KERJA PEMBANGKIT LISTRIK


TENAGA PANAS LAUT – ALTERNATIF SOLUSI KELISTRIKAN DI
INDONESIA

Burhanuddin Halimi
Sekolah Teknik Elektro dan Informatika, Institut Teknologi Bandung
Jl. Ganesa 10 Bandung 40132
*
Email : burhan@konversi.ee.itb.ac.id

ABSTRAK
Pada makalah ini diusulkan amonia sebagai fluida kerja Pembangkit Listrik Tenaga Panas Laut Hasil
perhitungan menunjukkan bahwa pembangkit yang diusulkan dapat membangkitkan daya sebesar ~100 kW.
Pembangkit ini dapat dijadikan sebagai satu alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan energi listrik berbasis
energi terbarukan di Indonesia di masa mendatang.

Kata kunci: Amonia, Pembangkit Listrik Tenaga Panas Laut, fluida kerja

ABSTRACT
In this paper, ammonia is proposed as the working fluid of Ocean Thermal Energy Conversion (OTEC). The
result shows that the proposed power generation can generate ~100kW in term of net power. This power
generation can be assigned as one of alternative solutions for providing renewable energy-based electrical
power supplies in Indonesia in the future.

Keywords : Ammonia, OTEC, working fluid

PENDAHULUAN terisolir dimana sangat tidak memungkinkan


Kebutuhan akan energi listrik di untuk menyediakan energi listrik dengan cara
Indonesia dewasa ini terus meningkat sejalan konvensional yaitu dengan menggunakan
dengan meningkatnya perekonomian saluran transmisi yang ada. Untuk daerah
Indonesia. Berdasarkan realisasi kebutuhan perkotaan, dimana jumlah penduduk sangat
energi listrik pada tahun 2015 dan dengan tinggi, Pembangkit Listrik Tenaga Sampah
menggunakan asumsi perumbuhan ekonomi (PLTSa) atau lebih dikenal dengan istilah
Indonesia sebesar 6,2% per tahun, waste to energy dapat dijadikan sebagai salah
pertumbuhan realisasi penjualan tenaga listrik satu alternatif pilihan untuk menambah
diproyeksikan akan mengalami pertumbuhan kapasitas pembangkitan energi listrik yang ada
rata-rata sebesar 8,3% selama 10 tahun (Anggoro, dkk., 2017). Penggunaan sampah
mendatang (PT PLN (Persero), 2017). Dengan sebagai materi bahan bakar sebuah pembangkit
angka pertumbuhan ini serta mengingat ini sekaligus dapat menjadi salah satu solusi
volume energi fosil di dunia yang semakin untuk mengatasi permasalahan sampah yang
menurun, maka diperlukan adanya ada di perkotaan. Sedangkan terkait perbaikan
pemanfaatan energi-energi alternatif terutama siklus konversi energi di pembangkit telah
energi terbarukan untuk mendukung diusulkan oleh beberapa peneliti sebelumnya
penyediaan energi listrik di Indonesia di masa juga (Halimi, Kim, Suh, 2013; Halimi, Suh,
mendatang. 2012).
Beberapa penelitian sebelumnya telah Berdasarkan Peraturan Pemerintah No.
mengusulkan alternatif penyediaan energi 79 Tahun 2014 terkait Kebijakan Energi
listrik berbasis energi terbarukan untuk Nasional, pemanfaatan sumber daya energi
diaplikasikan di Indonesia. Halimi (2017) nasional yang diarahkan untuk
mengusulkan penggunaan fuel cell dan ketenagalistrikan terutama terkait sumber
pembangkit listrik tenaga bayu sebagai salah energi terbarukan antara lain mencakup energi
satu solusi penyediaan energi listrik yang panas bumi, energi gerakan dan perbedaan
ramah lingkungan untuk daerah-daerah yang suhu lapisan laut (panas laut), energi angin,

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 1


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TE - 022 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

energi sinar matahari, biomassa dan sampah relatif tinggi dibandingkan dengan daerah-
(PT PLN (Persero), 2017). Sebagai salah satu daerah sub-tropis.
negara tropis dengan garis pantai terbesar Secara umum skema pembangkit berbasis
kedua di dunia, Indonesia mempunyai potensi OTEC (closed cycle) diperlihatkan pada
sumber daya energi terbarukan, yang belum Gambar 3. Sebagaimana diperlihatkan pada
banyak diketahui oleh masyarakat umum dan Gambar 3, terdapat beberapa komponen-
juga belum dioptimalkan pemanfaatnnya, komponen utama, yaitu:
berupa energi laut atau samudra yang sangat  Pompa, digunakan untuk
besar. Salah satu bentuk pemanfaatan potensi memompakan air permukan laut yang
energi laut adalah potensi energi panas yang hangat ke evaporator, memompkanan
ada di perairan laut Indonesia tersebut. Energi air laut dalam yang dingin ke
panas laut ini merupakan energi yang kondensor, serta memompakan fluida
dibangkitkan oleh adanya perbedaan kerja ke evaporator.
temperatur antara air di permukaan laut dan air
laut di kedalaman tertentu atau lebih sering
disebut dengan istilah Ocean Thermal Energy
Conversion (OTEC). Berdasarkan data,
terdapat 16 lokasi di Indonesia yang berpotensi
untuk dikembangkan OTEC, antara lain lepas
pantai Bali, Jawa, Kalimantan Timur, Sulawesi
Utara, Selat Makasar (BPPT, 2014; Syamsudin
dkk., 2015). Secara teoritis potensi energi
panas laut ini setara dengan 57 GWe (BPPT,
2014; Querapas dkk., 2015). Potensi tersebut
dapat diperlihatkan sebagaimana diilustrasikan
pada gambaran distribusi temperatur air di
beberapa permukaan laut di Indonesia pada Gambar 1. Temperatur air di permuakaan laut
Gambar 1 (Lewis dkk., 2011). Indonesia (Lewis, dkk. 2011)
Namun, sampai saat ini perkembangan
pembangkit listrik berbasis energi kelautan Temperatur [oC]
masih belum begitu berkembang dan masih 0 o
4 o
8o 12 o 16 o 20 o 24 o
0
memerlukan penelitian lebih lanjut. Makalah
ini akan membahas potensi ammonia sebagai
500
fluida kerja untuk sebuah Pembangkit Listrik
Tenaga Panas Laut. Pemilihan amonia Thermocline
1000
didasarkan pada karakteristik yang dimiliki
fluida ini yaitu titik didih lebih rendah dari 1500
Kedalaman [m]

pada air. Hal ini mengingat fluida kerja yang


digunakan pada pembangkit ini harus bekerja 2000
pada rentang perbedaan temperatur yang relatif
kecil. 2500

PRINSIP KERJA PEMBANGKIT 3000


LISTRIK TENAGA PANAS LAUT
Secara prinsip, Pembangkit Listrik 3500

Tenaga Panas Laut bekerja berdasarkan


4000
perbedaan suhu antara air di permukaan laut
dengan air laut di kedalaman tertentu. Air
4500
dipermukaan laut memiliki suhu relatif hangat
dan air di kedalaman sekitar 1000 m di bawah
permukaan laut bisa memiliki suhu sekitar 5oC Gambar 2. Profil temperatur air laut
sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 2. (Mariniebio)
Untuk daerah di sekitar garis katulistiwa,
seperti Indonesia, suhu air di permukaan laut

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 2


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TE - 022 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

Air Laut 1
Permukaan
Fluida Kerja (Uap)
Generator
Pompa
Evaporator Turbin

2
Fluida Kerja Kondensor
4
(Cair) 3

Pompa

Air Laut
Dalam
Pompa
Gambar 3. Skema Pembangkit Listrik Tenaga Panas Laut (OTEC) (Quirapas, 2015)

 Evaporator, pada komponen ini terjadi Pada kurva T-s, sebagimana diperlihatan
transfer panas antara air permukaan pada Gambar 4, tampak bahwa untuk tekanan
laut yang hangat dengan fluida kerja 1 MPa amonia memiliki titk didih pada
yang memiliki titik didih rendah temperatur 24,9oC. Hal ini menunjukkan
sehingga dimungkinkan untuk bahwa dengan mengatur tekanan kerja amonia
dihasilkan uap pada temperatur pada tekanan 1 MPa, perubahan wujud amonia
rendah. dari wujud cair menjadi gas (uap) dapat
 Turbin, fluida kerja dalam bentuk uap dicapai dengan mengatur titik kerja pada
akan menggerakkan turbin sebagai temperatur minimal 24,9oC. Tentu saja hal ini
penggerak mula generator sinkron tidak dapat dicapai jika fluida kerja yang
sehingga dapat dihasilkan energi listrik digunakan adalah air, dimana pada tekanan 1
di sisi keluaran generator. MPa, titik didih air berada pada temperatur
 Kondensor, agar fluida kerja dapat 179,88oC (NIST, 2013).
dipompa kembali ke evaporator, maka
harus dipastikan bahwa fluida kerja
sudah dalam bentuk cair. Tugas inilah
yang dilakukan oleh komponen
kondensor.
Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas
Laut (tipe closed cycle) ini digunakan fluida
kerja yang aman dengan titik didik yang relatif
rendah untuk mengakomodasi potensi
perbedaan temperatur antara air laut
permukaan dan air laut dalam yang bernilai di Gambar 4. Kurva T-s amonia
sekitaran 20oC untuk daerah potensial di
Indonesia. PEMODELAN SISTEM
Untuk menentukan titik kerja sistem,
KARAKTERISTIK AMONIA dilakukan perhitungan termodinamika untuk
Amonia (NH3) merupakan senyawa yang setiap titik kondisi siklus (titik 1, 2, 3, dan 4),
pada umumnya dijumpai pada wujud gas. sebagaimana diperlihatkan pada Gambar 3.
Amonia miliki titik lebur relatif rendah yaitu - Daya termal masukan yang diperlukan untuk
77,73oC. Sedangkan titik kritikal amonia mengubah wujud fluida kerja dari wujud cair
terletak pada kondisi suhu 132,25 oC dan menjadi gas di evaporator dianalisis
tekanan 11,33 MPa (NIST, 2013). Gambar 4 mengunakan persamaan kesetimbangan massa
memperlihatkan kurva T-s amonia pada dan energi (Halimi, Suh, 2012), sebagai
beberapa nilai tekanan. berikut:

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 3


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TE - 022 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

daya keluaran dapat diperoleh dengan


Qe  mws  c p  Twsi  Twso  (1) menggunakan rumus sebagai berikut:

dimana Qe adalah daya termal evaporator dari Wnet  Wt  Wp  Wwsp  Wcsp (3)
air laut permukaan, mws adalah laju masa air
laut permukaan, cp adalah konstanta dimana Wnet adalah daya bersih yang
perpindahan panas dari air laut permukaan ke dihasilkan, Wt adalah keluaran generator, Wp
fluida kerja, Tws-i adalah temperatur air laut adalah daya yang diperlukan pompa fluida
permukaan masukan evaporator, dan Tws-o kerja, Wwsp adalah daya yang diperlukan pompa
adalah temperatur air laut permukaan keluaran air laut permukaan, dan Wcsp adalah daya yang
evaporator. diperlukan pompa air laut dalam.
Berdasarkan Persamaan (1), laju masa
fluida kerja dapat dihitung sebagai berikut: HASIL ANALISIS
Pada desain konseptual Pembangkit
Qe Listrik Tenaga Panas Laut ini, diasumsikan
m (2) suhu permukaan air laut sebesar 30oC. Dengan
h1  h4
asumsi suhu air laut dalam sebagai masukan
kondensor sebesar 7oC, maka diperoleh selisih
dimana m adalah laju masa fluida kerja, hp perbedaan temperatur air permukaan dan air
adalah entalpi di titik kondisi 1, dan h4 adalah dalam sebesar 23oC. Hasil analisis siklus
entalpi di titik kondisi 4, sebagaimana tertutup pembangkit diperlihatkan pada
diperlihatkan pada Gambar 3. Sedangkan total Gambar 5.

T1 =25oC
P1 = 1,00 MPa
Air Laut 1
Permukaan Net power: ~100 kW
Fluida Kerja (Uap)
Generator
Pompa
Evaporator Turbin

2
T3 =11,8oC
T4 =11,92oC P3 = 0,65 MPa Kondensor
4
P4 = 1,00 MPa

3
Pompa

Air Laut Dalam


7oC
Pompa
Gambar 5. Properti titik kondisi fluida kerja

bahan bakar baku pembangkit tersebut.


Untuk mendapatkan energi keluaran Berdasarkan hasil analisis yang telah
sebesar ~100kW, laju fluida kerja adalah 3,13 dilakukan, efisiensi termal siklus Pembangkit
kg/s. Sedangkan laju air laut permukaan dan Listrik Tenaga Panas Laut yang dikaji adalah
air laut dalam masing-masing adalah sebesar 2,62%. Meskipun berdasarkan nilai efisiensi
320 kg/s dan 308 kg/s. relatif sangat kecil, Pembangkit Listrik Tenaga
Catatan penting terkait Pembangkit Panas Laut tetap menjadi salah satu potensi
Listrik Tenaga Panas Laut ini adalah efisiensi alternatif solusi untuk memenuhi kebutuhan
siklus relatif kecil jika dibandingkan dengan listrik dunia atau Indonesia pada khususnya.
pembangkit konvensional seperti PLTU pada Karena pembangkit ini menggunakan energi
umumnya, dimana batubara digunakan sebagai primer yang termasuk dalam katagori energi

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 4


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017
p- ISSN : 2407 – 1846
TE - 022 e-ISSN : 2460 – 8416
Website : jurnal.umj.ac.id/index.php/semnastek

terbarukan, kekuatiran terhadap kendala Indonesia. International Journal of


kontinyuitas keberadaan bahan bakar baku Environmental Science and
pembangkit relatif dapat terjaga dengan baik. Development. Jilid 8, terbitan 3, hlm.
Hal yang berbeda tidak dapat dilakukan pada 159-163
pembangkit yang menggunakan bahan bakar Halimi, B., Kim S.H., Suh, K.Y. 2013.
baku yang berasal dari fosil seperti batubara. Engineering of Combined Valve Flow
Mengingat seiring dengan perjalanan waktu for Power Conversion System. Energy
dan penggunaan bahan bakar fosil, jumlah Conversion and Management. Jilid 65,
bahan bakar fosil semakin menurun dan pada hlm. 448-455.
akhirnya akan habis. Oleh karena itu, Halimi, B., Suh, K.Y. 2012 Computational
penggunaan energi terbarukan harus tetap Analysis of Supercritical CO2 Brayton
didorong terus, sehingga laju penurunan Cycle Power Conversion System for
jumlah bahan bakar fosil dapat ditekan Fusion Reactor. Energy Conversion and
sekaligus dapat mengurangi potensi efek Management. Jilid 63, hlm. 38-43.
rumah kaca yang menjadi salah satu kendala Lewis, A., S. dkk. 2011. Ocean Energy. In
utama pada pembangkit-pembangkit berbahan IPCC Special Report on Renewable
bakar baku dari bahan bakar fosil. Energy Sources and Climate Change
Mitigation [O. Edenhofer, R. Pichs-
SIMPULAN Madruga, Y. Sokona, K. Seyboth, P.
Pada makalah ini telah diusulkan amonia Matschoss, S. Kadner, T. Zwickel, P.
sebagai fluida kerja Pembangkit Listrik Tenaga Eickemeier, G. Hansen, S. Schlömer, C.
Panas Laut. Hasil perhitungan menunjukkan von Stechow (eds)], Cambridge
bahwa pembangkit yang diusulkan dapat University Press, Cambridge, United
membangkitkan energi sebesar ~ 100 kW. Kingdom and New York, NY, USB.
Pembangkit Listrik Tenaga Panas Laut dapat Mariniebio. The Ocean and Temperature.
dijadikan salah satu alternatif untuk memenuhi http://marinebio.org/oceans/temperature.asp
kebutuhan listrik di Indonesia berbasis energi NIST. 2013, NIST Reference Fluid
terbarukan. Thermodynamic and Transport
Properties—REFPROP, User’s Guide.
DAFTAR PUSTAKA PT PLN (Persero). 2017. Rencana Usaha
Anggoro, B., Aprilian, A., Halimi, B.. Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) PT
2017. Potency of Waste to Energy - PLN (Persero) 2017-2026.
Bandung City Case Study. The Quirapas, M. A. J. R., dkk. 2015. Ocean
International Conference on High Renewable Energy in Southeast Asia: A
Voltage Engineering and Power review. Renewable and Sustainable
System (ICHVEPS) 2017. Energy Reviews. Jilid 41, hlm. 799-917.
BPPT. 2014. Outlook Energi Indonesia 2014. Syamsudin, M. L., dkk. 2015. OTEC Potential
Halimi, B. 2017. Hybrid Power Generation as in The Indonesia Seas. Energy
an Environmental Friendly Energy Procedia. Jilid 65, hlm. 215-222.
Supply Solution for Remote Area in

Seminar Nasional Sains dan Teknologi 2017 5


Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta , 1-2 November 2017

Anda mungkin juga menyukai