I. Tujuan
Bahan :
Alat:
1. Penyaring
2. Erlenmeyer
3. Pemanas atau bias menggunakan kompor
4. Tabung reaksi
5. Spectrofotometri
III. Cara Kerja
Cuci singkong dan Encerkan lagi
Ambil sampel 10 ml aquadest sampai 10
di Marut singkong
ml
Tambahkan NaOG 1
Timang 1 gram
N sebanyak 4 ml Dan Divortex
himhha homogen
Pindahkan
residunya ke
erlenmeyer Lalu 1 sampel
dibagi menjadi 3
ulangan
Tabahkan aquades
20 ml dan HCl 20 ml
Tambahkan nelson
c 1 ml
Panaskan selama
2,5 jam (30 menit) Kemudian
panaskan tabung
reaksi selama
3menit didalam
Diamkan beberapa waterbath
saat, sampai agak
dingin
Keterangan :
X=
Rerata Hasil Spektrometri−b
a
b = 0,063
a = 5,618
Faktor Pengenceran = 2500
V. Perhitungan
1. Sampel 1
0,451−0,063
X= 5,618
=0,069
¿ 0,155%
2. Sampel 2
0,410−0,063
X= 5,618
=0,061
3. Sampel 3
0,427−0,063
X= 5,618
=0,064
4. Pembahasan
Pati merupakan homopolimer glukosa dengan ikatan α-
glikosidik, yang banyak terdapat pada tumbuhan terutama pada biji-
bijian, umbi-umbian. Berbagai macam pati tidak sama sifatnya,
tergantung dari panjang rantai atom karbonnya, serta lurus atau
bercabang (Ii & Pustaka, 2002) Pati dalam jaringan tanaman
mempunyai bentuk granula (butir) yang berbeda-beda. Bila pati
mentah dimasukkan ke dalam air dingin, granula patinya akan
menyerap air dan membengkak. Granula pati dapat dibuat
membengkak luar biasa, tetapi bersifat tidak dapat kembali lagi pada
kondisi semula, perubahan ini diebut gelatinasi. Pati yang telah
mengalami gelatinasi dapat dikeringkan, tetapi molekul-molekul
tersebut tidak dapat kembali lagi ke sifat-sifatnya sebelu gelatinasi.
Suhu gelatinasi tergantung juga pada konsentrasi pati. Bila
dihidrolisis, dengan perlakuan asam atau dengan penggunaan enzim –
enzim menghasilkan dekstrin dari senyawa kompleks yang bermacam
– macam, maltosa dan hsil akhirnya berupa glukosa. Pada hidrolisis
pati, air akan menyerang 1-4 α glukosa pati membentuk dekstrin atau
glukosa tergantung pada derajat pemecahan rantai polisakarida. Reaksi
hidrolisis dapat dinyatakan dengan persamaan:(C6H10O5)n + nH2O
Nn C6H12O6.
Pengujian pada Umbi singkong ntuk mengetahui kadar pati
pada umbi, dilakukan uji pada umbi singkong setelah dilakukanya
pengenceran aquadest sampai 100 ml, lalu disaring untuk diambil
fitratnya, dan diaambil 1 ml reaksi 1,2,3,. Untuk mendapatkan endapan
merah tabung reaksi dipanaskan selama 30 menit. Setelah sampel agak
dingin dimasukan arsenomolibdat sebanyak 1 milili pada masing
masing sampel. Setelah itu tambahkan 7 ml aquades pada masing –
masing sampel sampai volime semua 10 ml dan di gojog hingga
berubah warna menjadi kebiruan dimana berdasarkan hasil
pengamatan menunjukkan perubahan warna menjadi kebiruan biru .
Hal ini bahwa mengindikasikan pati belum terhidrolisis sempurna
asam klorida (HCl) dan dengan bantuan yang berfungsi mempercepat
proseshidrolisis pati dengan asam klorida. Setelah terhidrolisis asam,
kelebihan asam yang adadalam campuran dinetralkan dengan NaOH.
Penetralan ini bertujuan agar kelebihan asam berubah menjadi garam
akibat bereaksi dengan basa yang menyebabkan tidak ada lagi
asamyang tersisa sehingga untuk uji selanjutnya dapat dilangsungkan
dan tidak mengganggu prosesselanjutnya
. Setelah menjadi homogeny analisis dengan spectrofotometri
dengan panjang glombang 540. Hasilnya larutan sampel dan blanko
sama-sama berwarna bening. Pada smpel 1 memiliki 0,155%, pasa
sampel 2 memiliki 0,37%, dan pada sampel 3 mempunyai 0,144 %
kadar pati.
5. Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA
Cerna, T., Pangan, S., & Herawati, H. (2010). Potensi pengembangan produk pati tahan
cerna sebagai pangan fungsional. 024.
( ) (