Oleh
Fandi Galang Wicaksana
NIM T402102010
Kelas Akuntansi-Reguler
1) Perencanaan Strategik
Pada tahap perencanaan strategic, manajemen organisasi membuat alternatif-alternatif
program yang dapat mendukung strategi organisasi, yang telah diseleksi dan dipilih program yang
sesuai dengan skala prioritas dan sumber daya yang dimiliki. Peran akuntansi manajemen adalah
memberikan informasi untuk menentukan berapa biaya program (cost of program) dan berapa
biaya suatu aktivitas (cost of activity), sehingga manager dapat menentukan berapa anggaran yang
dibutuhkan berkaitan dengan sumberdaya yang dimiliki.
Untuk memberikan jaminan dialokasikannya sumber daya input secara ekonomis, efisien,
dan efektif, maka perlu informasi akuntansi manajemen yang akurat, relefan, dan handal untuk
menghitung besarnya biaya program, aktivitas, atau proyek. Sistem informasi akuntansi
manajemen yang baik adalah dapat mengurangi peluang terjadinya pemborosan, kebocoran dana,
dan mendeteksi program-program yang tidak layak secara ekonomi. Tiga masalah utama pada
akuntansi manajemen sektor publik adalah efisiensi biaya, kualitas produk, dan pelayanan (cost,
quality and service).
Kualitas pelayan publik yang tinggi dan murah dapat diperoleh jika pemerintah mengadopsi
system informasi akuntansi manajemen yang modern. Meskipun pada dasarnya organisasi public
dapat menerapkan teknik akuntansi manajemen yang diterapkan sector swasta untuk menentukam
biaya produk atau pelayanan, tetapi terdapat sedikit perbedaan antara sector public dengan sector
swasta dalam hal penentuan biaya produk/pelayanan. Hal tersebut dikarenakan sebagian besar
biaya pada sector swasta cenderung merupakan engineered cost yang memiliki hubungan secara
langsung dengan output yang dihasilkan, sementara biaya pada sector public sebagian besar
merupakan discretionary costs yang ditetapkan di awal periode anggaran dan sering tidak memiliki
hubungan langsung antara aktivitas yang dilakukan dengan output yang dihasilkan. Kebanyakan
output yang dihasilkan di sector public merupakan intangible output yang sulit di ukur.
3) Penilaian Investasi
Dalam hal ini akuntansi manajemen berperan untuk menilai kelayakan investasi secara
ekonomi dan finansial, misalkan saja dalam mengidentifikasi biaya, risiko, dan manfaat atau
keuntungan dari suatu investasi. Dalam penilaian suatu investasi, factor yang harus diperhatikan
oleh akuntan manajemen adalah tingkat diskonto, tingkat inflasi, tingkat risiko dan ketidakpastian
dan sumber pendanaan untuk investasi yang akan dilakukan. Penilaian investasi pada sektor public
pada dasarnya lebih rumit dibandingkan dengan di sektor swasta. Teknik-teknik penilaian investasi
pada sektor swasta didesain untuk organisasi yang berorientasi pada laba. Sementara organisasi
publik merupakan organisasi yang tidak berorientasi pada upaya mengejar laba, sehingga
terkadang teknikteknik tersebut tidak dapat diterapkan untuk sektor public
Penilaian investasi dalam organisasi public dilakukan dengan menggunakan analisis biaya
manfaat (cost benefit analysis). Tetapi analisis ini terkadang sulit untuk dilakukan, sehinggan
untuk memudahkan kemudian menggunakan anailis efektifitas biaya (cost-effectiveness analysis).
Analisis efektifitas biaya ini menekankan seberapa besar dampak yang dicapai dari suatu proyek
atau investasi dengan biaya tertentu.
4) Penganggaran
Akuntansi manajemen sangat erat hubungannya dengan penganggaran. Akuntansi
manajemen berperan untuk memfasilitasi terciptanya anggaran public yang efektif. Terkait dengan
tiga fungsi anggaran, yaitu sebagai alat alokasi sumber daya public, alat distribusi, dan stabilisasi,
maka akuntansi manajemen merupakan alat yang vital untuk mengalokasikan dan
mendistribusikan sumber dana public secara ekonomis, efisien, efektif, adail, dan merata. Untuk
mencapai hal tersebut harus didukung dengan manajemen sumber daya manusia yang handal.
5) Penentuan Biaya Pelayanan (Cost of Service) dan Penentuan Tarif Pelayanan (Charging for
Services)
Akuntansi manajemen digunakan untuk menentukan berapa biaya yang dikeluarkan untuk
memberikan pelayanan tertentu dengan tarif yang akan dibebankan kepada pemakai jasa pelayanan
public, termasuk menghitung subsidi yang diberikan. Penentuan biaya pelayanan (cost of service)
dan penentuan tarif pelayanan (charging for service) merupakan satu rangkaian yang keduanya
sama-sama membutuhkan informasi akuntansi. Dengan informasi akuntansi manajemen, sumber-
sumber inefisiensi di organisasi dapat dideteksi dan dihilangkan.
6) Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahui tingkat efisiensi dan efektivitas organisasi
dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Dalam tahap ini, akuntansi manajemen berperan
dalam pembuatan indicator kinerja kunci (key performance indicator) dan satuan ukur untuk
masing-masing aktifitas yang dilakukan.
Mekanisme formal misalnya melalui rapat-rapat dinas, rapat-rapat komisi dan sebagainya.
Pada organisasi sektor publik, saluran informasi lebih banyak bersifat formal, sedangkan
mekanisme informal relatif jarang dilakukan. Hal tersebut karena adanya batasan transparasi dan
akuntabilitas publik yang harus dilakukan oleh lembaga-lembaga publik, sehingga perencanaan
tidak dapat dilakukan secara personal atau hanya melibatkan beberapa orang saja.
Referensi:
Jamaluddin Majid. (2019). Akuntansi Sektor Publik. Sulawesi: Pusaka Almaida
Proses penganggaran merupakan sebuah proses penting yang seringkali menjadi perhatian
tersendiri bagi sebuah organisasi sektor publik terutama pemerintah. Tidak seperti di sektor swasta
yang menempatkan penganggaran sebagai hal yang bersifat optional, proses penganggaran di sektor
publik, khususnya pemerintah, merupakan hal yang mutlak.
Penjelasan konsep anggaran dan teknik-tekniknya pda bab ini akan didahului dengan
penjelasan tentang proses akuntansi manajemen di sektor publik untuk memberikan gambaran yang
lebih utuh tentang proses anggaran tersebut, mengingat proses anggaran merupakan aktivitas yang
tidak terpisahkan dari proses akuntansi manajemen secara keseluruhan. Sementara itu, beberapa
pendektan yang dapat digunakan dalam penyusunan anggaran akaun dibahas pada Bab 5 tentang
Pendekatan Penyusunan Anggaran.
Proses akuntansi manajemen merupakan integrasi yang tidak terpisahkan antara perencanaan
dan pengendalian. Dalam perspektif tersebut, perlu dibedakan antara dua jenis aktivitas perencanaan:
1. Perencanaan strategis untuk tujuan dan sasaran yang bersifat mendasar. Jenis perencanaan ini
amat penting untuk menentukan tujuan organisasi secara keseluruhan.
2. Perencanaan operasional adalah jenis perencanaan yang penting untuk mengimplementasikan
tindakan yang diperlukan untuk mencapai tujuan dan sasaran yang bersifat fundamental
tersebut.
Tahap-tahap penting daru proses perencanaan dan pengendalian ada lima, yaitu:
1. Perencanaan strategis berupa penyusunan tujuan dan sasaran yang bersifat fundamental dan
jangka panjang.
2. Perencanaan operasional
3. Proses penganggaran
4. Pengendalian dan pengukuran
5. Pelaporan, analisis, dan umpan balik.
Tahap 2 sampai 5 membentuk siklus perencanaan dan pengendalian manajemen. Sifat dari
hubungan pada tahap-tahap ini dan hubungannya secara komprenhensig dengan perencanaan strategis
yang bersifat fundamental digambarkan pada figur berikut:
Figur 4.1 Proses perencanaan dan pengendalian manajemen
Dari figur tersebut, kita dapat memahami bahwa titik awal dari proses manajemen adalah
penetapan rencana strategis yang berisi tujuan dan sasaran organisasi secara fundamental dalam
perspektif jangka panjang. Proses penyusunan rencana strategis ini sangat bergantung pada
lingkungan dan karakteristik setiap organisasi.
Jika dibandingkan, sektor publik dan sektor swasta tidak memiliki perbedaan substansial.
Namun, proses di sektor publik biasanya lebih rumit. Sektor swasta bertujuan memaksimalkan
kekayaan pemegang saham, selain beberapa tujuan lain seperti pangsa pasar atau citra perusahaan.
Bertolak dari tujuan dasar tersebut, perencanaan strategis ditentukan langsung oleh manajemen
walaupun pengaruh dari kelompok lain mungkin cukup besar.
Meskipun demikian, tanggung jawab untuk menetapkan perencanaan strategis dari organisasi
sektor publik jauh lebih rumit karena mengakomodasikan banyak faktor, seperti persyaratan yang
ditetapkan dalam undang-undang, intervensi pemeritah, serta berbagai proses politik yang kental.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa walaupun manajemen suatu organisasi sektor publik
mungkin dilibatkan dalam perencanaan strategis, proses tersebut sebenarnya adalah proses politik
dengan tanggung jawab utama yang terletak di luar pihak manajemen. Jadi, perencanaan strategis
pada Figur 3.1 berada di luar siklus perencanaan dan pengendalian manajemen.
Setelah tujuan dan sasaran yang bersifat fundamental tersebut diidentifikasi, proses manajemen
strategis dapat digunakan kemudian untuk menentukan strategi dan tindakan yang diperlukan untuk
implementasinya. Hal ini ditunjukkan pada Figur 4.1 sebagai tahapan perencanaan operasional.
Tujuan rencana operasional adalah menurunkan tujuan dan sasaran dasar ke dalam beberapa target
untuk dicapai dan beberapa aktivitas untuk dilakukan. Perencanaan juga penting untuk memastikan
bahwa semua alternatif untuk mencapai sasaran tersebut telah dipertimbangkan, prioritas dan skala
waktu ditetapkan, serta persyaratan investasi modal dan biaya tahunan yang harus dikeluarkan di
kemudian hari dapat diketahui lebih awal.
Rencana operasional biasanya meliputi periode waktu untuk jangka pendek atau jangka
menengah dan dapat dinyatakan, baik secara finansial maupun non-finansial. Penggunaan indikator
untuk kinerja dan target yang bersifat non-finansial menjadi semakin penting dalam perencanaan
operasional. Setelah aktivitas jangka pendek yang perlu dilakukan telah teridentifikasi, mereka
dinyatakan secara finansial. Tahap ini adalah tahap penganggaran.
Peran penting anggaran dalam organisasi sektor publik berasal dari kegunaannya dalam
menentukan estimasi pendapatan atau jumlah tagihan atas jasa yang diberikan. Namun, peran
anggaran dalam siklus perencanaan dan pengendalian manajemen lebih dari sekedar dua hal tersebut
karena anggaran memiliki keterkaitan antara perencanaan dan pengendalian.
Peranan anggaran dalam perencanaan dicapai dengan menyatakan dalam nilai uang besarannya
input yang diperlukan untuk melaksanakan aktivitas yang direncanakan dalam periode anggaran.
Sementara, peranan anggaran dalam pengendalian dapat dicapai dengan mempersiapkan anggaran
dengan cara yang dapat menunjukkan input dan sumber daya yang telah dialokasikan kepada individu
atau departemen sehingga memungkinkan mereka untuk melakukan tugas yang dibebankan kepada
mereka.
Organisasi sektor publik sering berhadapan dengan kurangnya pengukuran output yang sesuai
sehingga pengukuran efektivitas didasarkan pada input yang digunakan. Padahal, pengeluaran yang
dialokasikan pada anggaran tertentu amat penting sebab tidak hanya alokasi tersebut menunjukkan
jumlah dana maksimum yang dapat dikeluarkan untuk kegiatan ini, melainkan juga alokasi tersebut
memberikan indikasi mengenai level/tingkat dari pemberian jasa. Selanjutnya pengendalian dapat
dilaksanakan dengan membandingkan antara hasil menurut anggaran dengan hasil yang sebenarnya
(actual results) untuk memastikan pengeluaran tidak dilampaui dan tingkat aktivitas yang
direncanakan daapat tercapai. Ini adalah tahapan pengendalian dan pengukuran.
Pengukuran mencakup pencatatan biaya aktual yang telah ditimbulkan. Kalau memungkinkan,
pencatatan atas output yang dicapai, dan pengendalian akan mendeteksi perbedaan dari posisi
anggaran dan mengambil tindakan untuk memperbaiki penyimpangan tersebut. Hal ini berarti
individu atau departemen yang bertanggungjawab atas anggaran harus mengetahui mengenai
penyimpangan tersebut sesegera mungkin dan ini merupakan fungsi umpan balik dari tahapan
pelaporan, analisis, dan pemberian umpan balik.
Referensi:
Deddi Nordiawan & Ayuningtyas Hertianti. (2010). Akuntansi Sektor Publik. Edisi 2. Jakarta:
Salemba Empat
Sinkronisasi Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2021 dan Sustainibility Development Growth
(SDGs) PBB: Bukti Kemajuan Badan Usaha Milik Desa di Indonesia
Pendahuluan