Anda di halaman 1dari 5

Gondongan (Mumps virus)

DOSEN PENGAMPU : FITARINA, M.Kes

NAMA : NOVITASARI

NIM : 2014471011

KELAS : REGULER 1 TINGKAT 2

POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG

TAHUN AJARAN 2021/2022


Pengertian
Penyakit Gondongan atau mumps dalam dunia kedokteran dikenal sebagai parotitis atau Mumps adalah
suatu penyakit menular dimana sesorang terinfeksi oleh virus (Paramyxovirus) yang menyerang kelenjar
ludah (kelenjar parotis) di antara telinga dan rahang sehingga menyebabkan pembengkakan pada leher
bagian atas atau pipi bagian bawah. Penyakit gondongan tersebar di seluruh dunia dan dapat timbul
secara endemic atau epidemik, Gangguan ini cenderung menyerang anak-anak yang berumur 2-14
tahun.

Penyebab
Penyakit ini disebabkan oleh virus Mumps yaitu virus berjenis RNA virus yang merupakan anggota famii
Paramyxoviridae dan genus Paramyxovirus. Terdapat dua permukaan glikoprotein yang terdiri dari
hemagglutinin-neuraminidase dan fusion protein. Virus Mumps sensitive terhadap panas dan sinar
ultraviolet.

Gejala
Tidak semua orang yang terinfeksi oleh virus Paramyxovirus mengalami keluhan, bahkan sekitar 30-40%
penderita tidak menunjukkan tanda-tanda sakit (subclinical). Namun demikian mereka sama dengan
penderita lainnya yang mengalami keluhan, yaitu dapat menjadi sumber penularan penyakit tersebut.

Masa tunas (masa inkubasi) penyakit gondongan sekitar 12-24 hari dengan rata-rata 17-18 hari. Adapun
tanda dan gejala yang timbul setelah terinfeksi dan berkembangnya masa tunas dapat digambarkan
sdebagai berikut :

1) Pada tahap awal (1-2 hari) penderita Gondong mengalami gejala: demam (suhu badan 38.5 – 40
derajat celcius), sakit kepala, nyeri otot, kehilangan nafsu makan, nyeri rahang bagian belakang saat
mengunyah dan adakalanya disertai kaku rahang (sulit membuka mulut).

2) Selanjutnya terjadi pembengkakan kelenjar di bawah telinga (parotis) yang diawali dengan
pembengkakan salah satu sisi kelenjar kemudian kedua kelenjar mengalami pembengkakan.

3) Pembengkakan biasanya berlangsung sekitar 3 hari kemudian berangsur mengempis.

4) Kadang terjadi pembengkakan pada kelenjar di bawah rahang (submandibula) dan kelenjar di
bawah lidah (sublingual). Pada pria akil balik adalanya terjadi pembengkakan buah zakar (testis) karena
penyebaran melalui aliran darah.

Penularan
Penyakit Gondong (Mumps atau Parotitis) penyebaran virus dapat ditularkan melalui kontak langsung,
percikan ludah, bahan muntah, mungkin dengan urin. Virus dapat ditemukan dalam urin dari hari
pertama sampai hari keempat belas setelah terjadi pembesaran kelenjar.
Penyakit gondongan sangat jarang ditemukan pada anak yang berumur kurang dari 2 tahun, hal tersebut
karena umumnya mereka masih memiliki atau dilindungi oleh anti bodi yang baik.

Klasifikasi Mumps virus


Group : V (-) ssRNA

Ordo : Mononegavirales

Famili : Paramyxoviridae

Genus : Rubulavirus

Spesies : Mumps Virus

Komplikasi yang dapat terjadi adalah:


1) Orkitis : peradangan pada salah satu atau kedua testis dilaporkan terjadi pada 10-20% penerita..
Setelah sembuh, testis yang terkena mungkin akan menciut. Jarang terjadi kerusakan testis yang
permanen sehingga terjadi kemandulan.

2) Ovoritis : peradangan pada salah satu atau kedua indung telus. Timbul nyeri perut yang ringan
dan jarang menyebabkan kemandulan.

3) Ensefalitis atau meningitis : peradangan otak atau selaput otak. Meningitis lebih sering terjadi
daripada ensefalitis. Gejalanya berupa sakit kepala, kaku kuduk, mengantuk, koma atau kejang. 5-10%
penderita mengalami meningitis dan kebanyakan akan sembuh total. Gejala yang dapat terjadi adalah
sakit kepala, demam, mual, muntah, dan meningismus. Ditandai perubahan kesadaran atau gangguan
kesadaran. Pleocytosis yang terjadi pada cairan sumsum tulang. Dalam klinis didiagnosis
meningoencephalitis, yaitu gambaran cairan sumsum tulang mononuclear pleocytosis yang terjadi,
gukosa tidak normal dan hypoglycorrhachia. Virus gondok mungkin terisolasi dari cairan sumsum tulang
pada awal penyakit. Gondok meningoencephalitis membawakan prognosa yang baik dan biasanya
dikaitkan dengan pemulihan yang baik. Tetapi 1 diantara 400-6.000 penderita yang mengalami
enserfalitis cenderung mengalami kerusakan otak atau saraf yang permanen, seperti ketulian atau
kelumpuhan otot wajah.

4) Pankreatitis : peradangan pankreas, bisa terjadi pada akhir minggu pertama. Penderita merasakan
mual dan muntah disertai nyeri perut. Gejala ini akan menghilang dalam waktu 1 minggu dan penderita
akan sembuh total.

5) Nefritis atau Peradangan ginjal bisa menyebabkan penderita mengeluarkan air kemih yang kental
dalam jumlah yang banyak.
6) Peradangan sendi bisa menyebabkan nyeri pada satu atau beberapa sendi:

a. Transient myelitis

b. Polineuritis

c. Infeksi otot jantung atau miokarditis

d. Infeksi kelenjar tiroid

e. Thrombocytopenia purpura

f. Mastitis atau peradangan payudara

g. Pnemonia atau Infeksi paru-paru ini juga pernah dilaporkan sebagai komplikasi pada penderita
penyakit gondong.

h. Gangguan sensorineural telinga dan gangguan pendengaran

Pengobatan
Pengobatan ditujukan untuk mengurangi keluhan (simptomatis) dan istirahat selama penderita panas
dan kelenjar (parotis) membengkak. Dapat digunakan obat pereda panas dan nyeri (antipiretik dan
analgesik) misalnya Parasetamol dan sejenisnya, Aspirin tidak boleh diberikan kepada anak-anak karena
memiliki resiko terjadinya sindroma Reye (bisa karena pengaruh aspirin pada anak-anak).

Pada penderita yang mengalami pembengkakan testis, sebaiknya penderita menjalani istirahat tirah
baring ditempat tidur. Rasa nyeri dapat dikurangi dengan melakukan kompres Es pada area testis yang
membengkak tersebut.

Penderita yang mengalami serangan virus apada organ pancreas (pankreatitis), dimana menimbulkan
gejala mual dan muntah sebaiknya diberikan cairan melalui infus.

Pemberian kortikosteroid selama 2-4 hari dan 20 ml convalescent gammaglobulin diperkirakan dapat
mencegah terjadinya orkitis. Terhadap virus itu sendiri tidak dapat dipengaruhi oleh anti mikroba,
sehingga Pengobatan hanya berorientasi untuk menghilangkan gejala sampai penderita kembali baik
dengan sendirinya.

Penyakit gondongan sebenarnya tergolong dalam “self limiting disease” (penyakit yg sembuh sendiri
tanpa diobati). Penderita penyakit gondongan sebaiknya menghindarkan makanan atau minuman yang
sifatnya asam supaya nyeri tidak bertambah parah, diberikan diet makanan cair dan lunak. Pemberian
imunomodulator belum terdapat laporan penelitian yang menunjukkan efektifitasnya.
Pencegahan
Vaksinasi gondong merupakan bagian dari imunisasi rutin pada masa kanak-kanak. Vaksin gondong
biasanya terdapat dalam bentuk kombinasi dengan measles dan rubella (MMR), yang disuntikkan
melalui otot paha atau lengan atas.

Vaksin MMR diberikan secara kombinasi dan dipisahkan sekurang-kurangnya 28 hari. Dosis pertama
diberikan pada usia antara 12 dan 15 bulan, dosis yang kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Jika dosis
yang kedua ini lupa diberikan pada usia tersebut, dapat diberikan sebelum usia 12 tahun (Wilson, 2001).
Vaksin MMR adalah cara terbaik untuk mencegah gondong. Cara lain yang dapat dilakukan untuk
mencegah gondong adalah mengajarkan pola hidup bersih kepada anak seperti mencuci tangan dengan
baik dan menggunakan sabun serta membersihkan permukaan meja, gagang pintu, mainan yang sering
disentuh secara teratur dengan menggunakan sabun dan air, atau dengan menggunakan tisu pembersih.

Anda mungkin juga menyukai