Bab 2 Yuiiiiii
Bab 2 Yuiiiiii
TINJAUAN PUSTAKA
6
7
a) Respirasi eksternal
Merupakan proses pertukaran gas oksigen dan karbon
dioksida di paru-paru dan kapiler pulmonal dengan lingkungan
luar. Pertukaran gas ini terjadi karena adanya perbedaan tekanan
dan konsentrasi antara udara lingkungan dengan di paru-paru.
Konsenterasi gas di atmosfer terdiri atas nitrogen (78,62 ,
oksigen (20,84 ), karbon dioksida (0,04 ), dan air (0,5 .
Adanya konsentrasi gas menimbulkan tekanan parsial dari
masing-masing gas tersebut. Tekanan parsial gas adalah tekanan
yang di berikan oleh gas dalam suatu gas campuran (hukum gas).
Dengan demikian, perbedaan konsentrasi gas mengakibatkan
perbedaan tekanan parsial gas. Sebagai contoh, kosentrasi oksigen
di alveoli lebih tinggi dari konsentrasi di kapiler pulmonal,
sehingga tekanan parsial gas juga lebih tinggi pula. Keadaan ini
mengakibatkan pergerakan oksigen masuk ke kapiler pulmonal.
Sementara itu, tekanan parsial karbon dioksida di alveoli lebih
rendah dibandingkan di kepiler pulmonal sehingga karbon
dioksida akan bergerak keluar kapiler, respirasi eksternal
melibatkan kegiatan-kegiatan berikut:
1. Pertukaran udara dari luar atau atmosfer dengan udara alveoli
melalui aksi mekanik yang disebut ventilasi.
2. Pertukaran oksigen dan karbondioksida antara alveoli dengan
kapiler pulmonal melalui proses difusi.
3. Pengangkutan oksigen dan karbondioksida oleh darah dari
paru-paru ke seluruh tubuh dan sebaliknya.
4. Pertukaran oksigen dan karbondioksida darah dalam
pembuluh kapiler jaringan dengan sel-sel jaringan melalui
proses difusi.
b) Respirasi internal
Merupakan proses pernafasan oksigen dalam sel yang
terjadi di mitokondria untuk metabolisme dan produksi karbon
13
5) Kecemasaan
d. Faktor lingkungan
1) Tempat kerja
2) Temperatur lingkungan
3) Ketinggian tempat dari permukaan laut.
7. Tipe kekurangan oksigen dalam tubuh
Menurut Tarwoto & Wartonah (2015), masalah keperawatan masalah
kebutuhan oksigen terdiri dari:
a. Hipoksemia merupakan keadaan dimana terjadi penurunan konsentrasi
oksigen dalam darah arteri. Pada keadaan hipoksemia tubuh, akan
melakukan kompensasi dengan cara meningkatkan pernapasan,
meningkatkan stroke volume, vasodilatasi pembuluh darah, dan
peningkatan nadi.
b. Hipoksia merupakan keadaan kekurangan oksigen di jaringan atau
tidak adekuatnya pemenuhan kebutuhan oksigen seluler akibat
defisiensi oksigen yang diinspirasi atau meningkatnya penggunaan
oksigen pada tingkat seluler. Hipoksia dapat terjadi setelah 4-6 menit
ventilasi berhenti spontan. Hipoksia tejadi diakibatkan oleh
menurunnya hemoglobin, berkurangnya konsentrasi oksigen,
ketidakmampuan jaringan mengikat oksigen, menurunnya difusi
oksigen dari alveoli ke dalam darah, menurunnya perfusi jaringan,
kerusakan atau gangguan ventilasi.
c. Perubahan pola nafas
Pada keadaan normal, frekuensi pernapasan pada orang dewasa sekitar
12-20X/menit, dengan irama teratur serta inspirasi lebih panjang dari
ekspirasi. Pernapasan normal disebut eupnea.
21
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Tim Pokja SDKI DPP PPNI, 2017 diagnosis yang muncul
pada kasus stroke hemoragik antara lain:
1. Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan sekresi yang
tertahan
2. Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral berhubungan dengan
hipertensi
3. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis
4. Gangguan persepsi sensori berhubungan dengan hipoksia serebral
5. Risiko jatuh berhubungan dengan penyakit serebrovaskuler
6. Gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan kelemahan otot
7. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan penurunan mobilisasi
8. Defisit nutrisi berhubungan dengan ketidakmampuan menelan makanan