Anda di halaman 1dari 306

EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA


BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PUSAT

Skripsi

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Komputer

Disusun Oleh:
AHMAD FAISHAL IMADUDDIN
11140930000048

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019

i
HALAMAN JUDUL

EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI


BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA PUSAT

Skripsi

Diajukan Sebagai Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Strata Satu


Program Studi Sistem Informasi

Fakultas Sains dan Teknologi


Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Oleh :

AHMAD FAISHAL IMADUDDIN

1140930000048

PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI


BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA BADAN
KEPEGAWAIAN NEGARA PUSAT

Disusun Oleh :

AHMAD FAISHAL IMADUDDIN


NIM. 11140930000048

Menyetujui,

Mengetahui
Ketua Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

iii
LEMBAR PERNYATAAN

DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-BENAR

HASIL KARYA SENDIRI YANG BELUM PERNAH DIAJUKAN SEBAGAI

SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI ATAU

LEMBAGA MANAPUN.

Jakarta, Desember 2019

Ahmad Faishal Imaduddin


11140930000048

iv
PENGESAHAN UJIAN

Skripsi berjudul “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi Berdasarkan

Framework COBIT 5 pada Badan Kepegawaian Negara Pusat” yang ditulis oleh

Ahmad Faishal Imaduddin, NIM 11140930000048 telah diuji dan dinyatakan

LULUS dalam sidang Munaqosyah Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, pada hari Jum’at, 20 Desember

2019. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.

Menyetujui,

Mengetahui,

v
ABSTRAK

Ahmad Faishal Imaduddin – 11140930000048. Evaluasi Tata Kelola Teknologi


Informasi Berdasarkan Framework COBIT 5 pada Badan Kepegawaian Negara
Pusat. Di bawah bimbingan Fitroh dan Elsy Rahajeng.
Dalam menghadapi perkembangan zaman teknologi informasi, BKN memiliki
kesadaran akan pentingnya penggunaan TI dalam mencapai tujuannya. Dibuktikan
dengan dibentuknya Deputi Sistem Informasi Kepegawaian (SINKA) yang
merupakan bidang/unit TI pada struktur organisasinya. Walaupun demikian,
diketahui masih terdapat masalah dalam penerapan TI pada Deputi SINKA yakni,
adanya perbedaan data antar unit BKN yang menyebabkan kurang maksimalnya
dalam melakukan pelayanan kepegawaian, masih banyaknya SDM yang tidak
sesuai dengan penempatan lini kerjanya, adanya ketergantungan beban kerja
terhadap beberapa pegawai, dan kurangnya penyebaran pengetahuan yang dimiliki.
Oleh karena itu diperlukannya evaluasi tata kelola TI yang baik dengan
menggunakan framework berstandar internasional yang dalam hal ini peneliti
menggunakan framework COBIT 5. Penelitian ini berfokus pada domain proses
APO01 (Manage the IT Management Framework), proses APO07 (Manage Human
Resource) dan BAI08 (Manage Knowledge) menggunakan metode Process
Assessment Model (PAM) COBIT 5. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
capability level pada proses APO01 di Deputi SINKA saat ini berada pada level 2
(managed process) dan kondisi yang diharapkan berada pada level 3 (established
process). Kemudian untuk proses APO07 capability level saat ini berada pada level
1 (performed process) dan kondisi yang diharapkan mencapai level 3 (establihed
process). Sedangkan untuk proses BAI08 capability level saat ini berada pada level
1 (performed process) dan kondisi yang diharapkan mencapai level 2 (managed
process). Dengan demikian untuk mencapai level yang diharapkan Deputi SINKA
diharuskan memenuhi sejumlah rekomendasi yang ada pada level 1 dan 2 seperti
membuat prosedur dalam mengintegrasikan data atau informasi yang dimiliki,
membuat kebijakan terkait perencanaan cadangan staf, membuat persyaratan
kepegawaian yang terdokumentasi dengan baik dan membuat kebijakan terkait
penyebaran pengetahuan agar terkelola dengan baik.
Kata Kunci: Tata Kelola Teknologi Informasi, COBIT 5, Process Assessment
Model (PAM), Capability Level, Manage the IT Management Framework, Manage
Human Resource, Manage Knowledge.
V BAB + xv Halaman + 240 Halaman + 24 Gambar + 86 Tabel + Daftar Pustaka +
Lampiran

vi
KATA PENGANTAR

Puja puji syukur ke hadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya kepada kita semua, khususnya bagi Penulis, sehingga Penulis dapat

menyelesaikan penelitian skripsi ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan

kepada junjungan nabi besar Muhammad SAW yang telah membimbing kita semua

dari zaman yang gelap gulita ke zaman yang gemilang ini.

Skripsi ini berjudul “Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi

Berdasarkan Framework COBIT 5 pada Badan Kepegawaian Negara Pusat”

yang disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menyelesaikan program S1

pada program studi Sistem Informasi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Pada kesempatan ini Penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-

pihak yang telah mendukung. Sebagai bentuk penghargaan yang tak terlukiskan,

izinkan Penulis menuangkan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Ibu Prof. Dr. Lily Surayya Eka Putri, M. Env. Stud selaku Dekan Fakultas

Sains dan Teknologi.

2. Bapak A’ang Subiyakto, Ph. D selaku Ketua Program Studi Sistem

Informasi Fakultas Sains dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Ibu Fitroh, M.kom dan Ibu Elsy Rahajeng, MTI selaku dosen pembimbing

yang telah memberikan dukungan dan arahan kepada penulis. Atas

motivasi, dukungan dan nasihat yang telah diberikan membuat penulis

semakin terdorong untuk menyelesaikan penelitian skripsi ini.

vii
4. Bapak Aulia Pradipta, S. Kom, M. Sc selaku Kepala Seksi Penyelesaian

Permasalahan Data Kepegawaian BKN Pusat yang berbaik hati

membukakan Penulis jalan untuk melakukan data riset di Badan

Kepegawaian Negara. Berkat saran, waktu dan arahan dari beliau

memotivasi Penulis untuk menyelesaikan penelitian skripsi ini.

5. Dosen-dosen Program Studi Sistem Informasi, yang tidak dapat disebutkan

satu persatu, yang telah menuangkan ilmunya kepada penulis selama

perkuliahan.

6. Pihak keluarga, khususnya Ibunda Rodiyah Widianingrat dan ayahanda

Nasril Latief, orangtua yang selalu mendoakan, memberi semangat,

motivasi, serta kasih sayang yang membuat Penulis selalu ingin

memberikan yang terbaik untuk mereka.

7. Kepada almarhumah Nurhikmah Noviyanti, seseorang yang selalu menjadi

pengingat dan pendengar yang baik untuk penulis, serta yang selalu

memberikan dukungan, semangat dan motivasi untuk menyelesaikan skripsi

ini, semoga almarhumah bahagia dan diterima segala amal ibadahnya,

aamiin.

8. Sahabat-sahabat Penulis, khususnya Muhammad Yusuf F.E., dan Harry

Kurniawan teman seperjuangan bimbingan yang selalu memberikan

support dan selalu memberikan semangat, motivasi dan dukungan satu sama

lain.

viii
9. Sahabat-sahabat penulis juga Irfan, Kurniawan, Lingga, Pita, Elin, yang

memberikan semangat, dan selalu membantu penulis ketika ada masalah,

semoga kalian selalu diberikan kebahagiaan.

10. Teman-teman mahasiswa/i Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta khususnya Sistem Informasi 2014 B. Ada Choli, Doni, Agra, Helmi,

Agif, Anang, Yusuf, Alif, Zaki, Briam, Tomo, Hasbi, Andi, Alvali, Faikar,

Nurul, Nadil, Ovi, Sabil, Aul, Novi, Anna, Riri, Fadhila yang terus

memberikan doa, semangat, dan motivasi kepada Penulis. Semoga kita

semua dapat memberikan kebanggaan kepada diri sendiri, keluarga, agama

dan tentunya Sistem Informasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

11. Kawan-kawan seperjuangan di Himpunan Mahasiswa Sistem Informasi

periode 2017-2018 khususnya Redno, Anjar, Restri, Aul, Anna dan

semuanya. Semoga kita semua sukses untuk ke depannya.

12. Kawan-kawan Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Sains dan Teknologi

periode 2018-2019. Ada Qori, Fadjri, Nurita, Farah, Erni, Beta dan

semuanya. Semoga kita sukses untuk ke depannya.

13. Kawan-kawan KOFACUP. Ada Fadli, Topik, Rahmat, Rafi, Iki, Miftah,

Faris, Husein, Lingga, Abil, Ihdi, Adit dan Bagas. Semoga selalu diberikan

kelancaran segala urusannya dan sukses untuk ke depannya.

14. Kawan-kawan kelompok KKN Gandum UIN Jakarta yang menjadi rekan

penulis saat melaksanakan pengabdian kepada masyarakat Desa Koleang.

Ada Harar, Bayu, Aina, Syafa, Afifah, Iis, Isty, Maunah, Reza, Melfi, Neni,

Zaid, Said, Penida dan Rizki. Semoga sukses untuk kita ke depannya.

ix
15. Seluruh pihak yang banyak berjasa dalam penelitian skripsi ini yang tidak

dapat Penulis sebutkan satu persatu namun tidak mengurangi sedikit pun

rasa terima kasih dari penulis.

Akhirnya atas segala bantuan dari semua pihak, Penulis berterima kasih dan

berdoa kepada Allah SWT semoga apa yang telah diberikan dijadikan sebagai amal

kebaikan dan bermanfaat serta mendapatkan balasan yang setimpal di akhirat kelak.

Dan semoga skripsi ini bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Ciputat, Desember 2019

Ahmad Faishal Imaduddin

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii


LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................ iii
LEMBAR PERNYATAAN ................................................................................. iv
PENGESAHAN UJIAN ........................................................................................ v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xvi
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................................ 1
1.2 Identifikasi Masalah ............................................................................... 6
1.3 Batasan Masalah ..................................................................................... 7
1.4 Tujuan Penelitian .................................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian .................................................................................. 8
1.6 Metodologi Penelitian ............................................................................ 9
1.6.1 Metode Pengumpulan Data......................................................... 9
1.6.2 Metode Analisis Data ............................................................... 10
1.7 Sistematika Penulisan ........................................................................... 12
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................. 14
2.1 Pengertian Tata Kelola Teknologi Informasi ....................................... 14
2.1.1 Evaluasi..................................................................................... 14
2.1.2 Tata Kelola................................................................................ 14
2.1.3 Teknologi Informasi ................................................................. 15
2.1.4 Tata Kelola Teknologi Informasi.............................................. 15
2.1.5 Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi ............................... 16
2.2 Pentingnya Tata Kelola Teknologi Informasi ...................................... 16
2.3 Kerangka Kerja (Framework) Tata Kelola Teknologi Informasi ......... 17
2.3.1 The International Organization for Standardization (ISO)...... 17

xi
2.3.2 Information Technology Infrastructure Library (ITIL) ............ 18
2.3.3 Committee of Sponsoring Organization of the Treadway
Commission (COSO) ............................................................................ 19
2.3.4 Capability Maturity Model Integration (CMMI) ..................... 20
2.3.5 Control Objective for Information and Related Technology
(COBIT) ............................................................................................... 22
2.4 COBIT 5 ............................................................................................... 22
2.4.1 Sejarah COBIT ......................................................................... 22
2.4.2 Framework COBIT 5 ................................................................ 24
2.4.3 Prinsip COBIT 5 ....................................................................... 27
2.4.4 7 Enabler .................................................................................. 32
2.4.5 Process Reference Model (PRM) ............................................. 34
2.4.6 RACI Chart .............................................................................. 56
2.4.7 Pemetaan IT-Related Goals Terhadap Proses COBIT 5 ........... 63
2.4.8 Process Assesment Model (PAM) ............................................ 65
2.4.9 Skala Peringkat (Rating Scale) ................................................. 68
2.4.10 Process Capability Level .......................................................... 69
2.5 Fokus Area Tata Kelola TI ................................................................... 89
2.5.1 Proses APO01 – Manage the IT Management Framework ...... 89
2.5.2 Proses APO07 – Manage Human Resource ............................. 90
2.5.3 Proses BAI08 – Manage Knowledge ........................................ 90
2.6 Aparatur Sipil Negara (ASN) ............................................................... 91
2.7 Mengelola Sumber Daya Manusia ....................................................... 92
2.8 Mengelola Pengetahuan ........................................................................ 93
2.9 Metode Pengumpulan Data .................................................................. 94
2.9.1 Observasi .................................................................................. 94
2.9.2 Literature Review...................................................................... 94
2.9.3 Wawancara ............................................................................... 95
2.9.4 Kuesioner .................................................................................. 95
2.10 Metode Perhitungan .............................................................................. 95
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 99
3.1 Desain Penelitian .................................................................................. 99
3.2 Initiation ............................................................................................... 99

xii
3.2.1 Observasi .................................................................................. 99
3.2.2 Wawancara ............................................................................. 100
3.2.3 Literature Review.................................................................... 100
3.2.4 Kuesioner ................................................................................ 104
3.3 Planning the Assesment ...................................................................... 104
3.3.1 Kuesioner Capability Level .................................................... 105
3.3.2 Sampling ................................................................................. 105
3.4 Briefing ............................................................................................... 106
3.5 Data Collection .................................................................................. 106
3.6 Data Validation .................................................................................. 106
3.7 Process Attribute Level ....................................................................... 106
3.8 Reporting the Result ........................................................................... 107
3.9 Kerangka Berpikir Penelitian ............................................................. 108
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ......................................................... 109
4.1 Initiation ............................................................................................. 109
4.1.1 Sejarah Badan Kepegawaian Negara Pusat ............................ 109
4.1.2 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Negara Pusat .................. 111
4.1.3 Logo Badan Kepegawaian Negara Pusat ................................ 112
4.1.4 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara Pusat ......... 113
4.1.5 Profil Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian (SINKA)
114
4.1.6 Pemetaan Domain Proses ....................................................... 118
4.2 Planning the Assesment ...................................................................... 123
4.2.1 Pemetaan Struktur Organisasi Terhadap RACI Chart............ 123
4.2.2 Rincian Jawaban Proses APO01 (Manage the IT Management
Framework) ........................................................................................ 127
4.2.3 Rincian Jawaban Proses APO07 (Manage Human Resource) 147
4.2.4 Rincian Jawaban Proses BAI08 (Manage Knowledge) .......... 164
4.3 Briefing ............................................................................................... 174
4.4 Data Collection .................................................................................. 174
4.4.1 Proses APO01 ......................................................................... 175
4.4.2 Proses APO07 ......................................................................... 175
4.4.3 Proses BAI08 .......................................................................... 176

xiii
4.5 Data Validation ................................................................................... 177
4.5.1 Proses APO01 (Manage the IT Management Framework) .... 177
4.5.2 Proses APO07 (Manage Human Resource) ........................... 186
4.5.3 Proses BAI08 (Manage Knowledge) ...................................... 192
4.6 Process Attribute Level ....................................................................... 196
4.6.1 Penentuan Nilai Kapabilitas ................................................... 197
4.6.2 Penentuan Level Kapabilitas .................................................. 207
4.6.3 Pencapaian Proses pada Deputi SINKA ................................. 211
4.7 Reporting and Result .......................................................................... 229
4.7.1 Gaps dan rekomendasi proses APO01 (Manage the IT
Management Framework) .................................................................. 230
4.7.2 Gaps dan rekomendasi proses APO07 (Manage Human
Resource) ............................................................................................ 234
4.7.3 Gaps dan rekomendasi proses BAI08 (Manage Knowledge) . 237
BAB V PENUTUP ............................................................................................. 241
5.1 Kesimpulan ......................................................................................... 241
5.2 Saran ................................................................................................... 243
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 244
LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ xvi

xiv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Evolusi COBIT (ISACA, 2012) ........................................................ 23


Gambar 2.2 Coverage of Other Standards and Frameworks (ISACA, 2012) ...... 24
Gambar 2.3 Lima Prinsip COBIT 5 (ISACA, 2012) ............................................ 27
Gambar 2.4 Value Creation (ISACA, 2012) ......................................................... 29
Gambar 2.5 Enterprise Enablers (ISACA, 2012) ................................................. 30
Gambar 2.6 Governance and Management Keys Area (ISACA, 2012) ............... 31
Gambar 2.7 COBIT 5 Enabler (ISACA, 2012) ..................................................... 32
Gambar 2.8 Process Reference Model (ISACA, 2012) ........................................ 34
Gambar 2.9 RACI Chart APO01 (Manage the IT Management Framework) ..... 57
Gambar 2.10 RACI Chart APO07 (Manage Human Resouce) ............................ 57
Gambar 2.11 RACI Chart BAI08 (Manage Knowledge) ..................................... 58
Gambar 2.12 Pemetaan IT-Related Goals Terhadap Proses COBIT 5 (Manage
Knowledge) ........................................................................................................... 64
Gambar 2.13 Assesment Process Activities (ISACA, 2012) ................................. 66
Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian .......................................................... 108
Gambar 4.1 Logo Badan Kepegawaian Negara .................................................. 112
Gambar 4.2 Struktur Organisasi Badan Kepegawian Negara ............................. 113
Gambar 4.3 Mapping enablers goals terhadap IT-related goals COBIT 5 ........ 119
Gambar 4.4 mapping IT-Related goals terhadap domain proses COBIT 5 ........ 122
Gambar 4.5 Matrik RACI chart proses APO01 .................................................. 124
Gambar 4.6 Matrik RACI Chart Proses APO07 ................................................. 125
Gambar 4.7 Matrik RACI chart proses BAI08 ................................................... 126
Gambar 4.8 Diagram Representasi Capability Level APO01 ............................. 207
Gambar 4.9 Diagram Representasi Capability Level APO07 ............................. 209
Gambar 4.10 Diagram Representasi Capability Level BAI08 ............................ 210

xv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Ratting Level ......................................................................................... 69
Tabel 2.2 Capability Level and Process Attribute ................................................ 70
Tabel 2.3 Process Performance (ISACA, 2012) .................................................. 71
Tabel 2.4 Performance Management (ISACA, 2012) .......................................... 72
Tabel 2.5 Manajemen Hasil Kerja (Work Product Managemen) (Sumber: ISACA,
2012) ..................................................................................................................... 74
Tabel 2.6 Process Definition (ISACA, 2012) ....................................................... 76
Tabel 2.7 Process Deployment (ISACA, 2012) .................................................... 78
Tabel 2.8 Process Measurement (ISACA, 2012).................................................. 81
Tabel 2.9 Process Control (ISACA, 2012) ........................................................... 83
Tabel 2.10 Process Innovation (ISACA, 2012) .................................................... 86
Tabel 2.11 Process Optimisation (ISACA, 2012) ................................................ 88
Tabel 2.12 Ketentuan Nilai Skala Likert ............................................................... 96
Tabel 2.13 Pemetaan jawaban, nilai dan tingkat kapabilitas ................................ 98
Tabel 3.1 Studi Literatur ..................................................................................... 101
Tabel 4.1 Pemetaan RACI chart Proses APO01 ................................................. 124
Tabel 4.2 Pemetaan RACI chart proses APO07 ................................................. 125
Tabel 4.3 Pemetaan RACI Chart proses BAI08 ................................................. 126
Tabel 4.4 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.01 .............................................. 127
Tabel 4.5 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.02 .............................................. 131
Tabel 4.6 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.03 .............................................. 134
Tabel 4.7 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.04 .............................................. 138
Tabel 4.8 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.05 .............................................. 139
Tabel 4.9 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.06 .............................................. 141
Tabel 4.10 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.07 ............................................ 143
Tabel 4.11 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.08 ............................................ 145
Tabel 4.12 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.01 ............................................ 147
Tabel 4.13 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.02 ............................................ 150
Tabel 4.14 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.03 ............................................ 152
Tabel 4.15 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.04 ............................................ 155

xvi
Tabel 4.16 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.05 ............................................ 159
Tabel 4.17 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.06 ............................................ 161
Tabel 4.18 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.01 ............................................. 164
Tabel 4.19 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.02 ............................................. 167
Tabel 4.20 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.03 ............................................. 169
Tabel 4.21 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.04 ............................................. 171
Tabel 4.22 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.05 ............................................. 173
Tabel 4.23 Penjadwalan Kegiatan Briefing ......................................................... 174
Tabel 4.24 Kebutuhan output proses APO01 ...................................................... 175
Tabel 4.25 Kebutuhan output proses APO07 ...................................................... 176
Tabel 4.26 Kebutuhan output proses BAI08 ....................................................... 176
Tabel 4.27 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.01 .................................... 177
Tabel 4.28 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.02 .................................... 179
Tabel 4.29 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.03 .................................... 180
Tabel 4.30 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.04 .................................... 181
Tabel 4.31 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.05 .................................... 182
Tabel 4.32 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.06 .................................... 183
Tabel 4.33 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.07 .................................... 184
Tabel 4.34 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.08 .................................... 185
Tabel 4.35 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.01 .................................... 186
Tabel 4.36 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.02 .................................... 187
Tabel 4.37 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.03 .................................... 188
Tabel 4.38 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.04 .................................... 189
Tabel 4.39 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.05 .................................... 190
Tabel 4.40 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.06 .................................... 191
Tabel 4.41 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.01 ..................................... 192
Tabel 4.42 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.02 ..................................... 193
Tabel 4.43 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.03 ..................................... 194
Tabel 4.44 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.04 ..................................... 195
Tabel 4.45 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.05 ..................................... 196
Tabel 4.46 Capability Level APO01 ................................................................... 207

xvii
Tabel 4.47 Capability Level APO07 ................................................................... 208
Tabel 4.48 Capability Level BAI08 .................................................................... 210
Tabel 4.49 Proses APO01 PA1.1 Process Performance .................................... 212
Tabel 4.50 Proses APO01 PA2.1 Performance Management ............................ 218
Tabel 4.51 Proses APO01 PA2.2 Work Product Management ........................... 219
Tabel 4.52 Proses APO07 PA1.1 Process Performance .................................... 221
Tabel 4.53 Proses BAI08 PA1.1 Process Performance...................................... 227
Tabel 4.54 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.01 ....................................... 230
Tabel 4.55 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.02 ....................................... 231
Tabel 4.56 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.03 ....................................... 231
Tabel 4.57 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.04 ....................................... 232
Tabel 4.58 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.05 ....................................... 232
Tabel 4.59 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.06 ....................................... 233
Tabel 4.60 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.07 ....................................... 233
Tabel 4.61 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.08 ....................................... 234
Tabel 4.62 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.01 ....................................... 235
Tabel 4.63 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.02 ....................................... 235
Tabel 4.64 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.03 ....................................... 236
Tabel 4.65 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.04 ....................................... 236
Tabel 4.66 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.05 ....................................... 237
Tabel 4.67 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.06 ....................................... 237
Tabel 4.68 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.01......................................... 238
Tabel 4.69 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.02......................................... 238
Tabel 4.70 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.03......................................... 239
Tabel 4.71 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.04......................................... 239
Tabel 4.72 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.05......................................... 240

xviii
1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Badan Kepegawaian Negara atau yang selanjutnya disebut BKN merupakan

lembaga pemerintah nonkementerian yang berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada Presiden melalu menteri yang membidangi urusan pemerintahan di bidang

pendayagunaan aparatur negara. BKN berdiri pada 30 Mei tahun 1948 yang

sebelumnya bernama Kantor Urusan Pegawai (KUP). Kegiatan dari BKN yaitu

menjalankan tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian negara sesuai

dengan peraturan perundang-undangan.

Sebuah organisasi harus dapat beradaptasi akan perkembangan zaman yang

terjadi, khususnya zaman teknologi informasi dengan melakukan penggunaan atau

investasi Teknologi Informasi (TI). Penggunaan TI merupakan faktor utama dalam

kesuksesan sebuah organisasi agar menjadi organisasi yang berinovatif, kompetitif

serta meningkatkan praktik tata kelola bisnis (Grembergen, 2018), (Mohseni,

AhmadAliNezhad, & Ghasempoori, 2018),(Gërvalla, Preniqi, & Kopacek, 2018).

Begitu pula dengan BKN yang memiliki kesadaran akan pentingnya penggunaan

atau investasi terhadap TI dalam mencapai tujuannya. Bukti akan kesadaran

tersebut adalah BKN telah memiliki sistem yang bernama Sistem Aplikasi

Pelayanan Kepegawaian (SAPK) yang merupakan sistem informasi utama di BKN

dan berfungsi dalam pelayanan kepegawaian. Tak hanya itu, BKN pun membentuk

salah satu bidang/unit TI dalam struktur organisasinya yaitu Deputi Bidang Sistem

Informasi Kepegawaian (SINKA).

1
BKN memiliki tujuan yang tercantum dalam visinya yaitu menjadi pembina

dan penyelenggaraan manajemen kepegawaian yang profesional dan bermartabat

dalam tahun 2025. Manajemen kepegawaian yang berkualitas merupakan

keberhasilan dari BKN dalam mencapai tujuannya. Dengan demikian salah satu

faktor untuk mencapai tujuan tersebut adalah dengan penggunaan TI. Dalam

penggunaan TI, sebuah organisasi memerlukan tata kelola TI (IT Governance) yang

efektif untuk mengetahui seberapa jauh tingkat dalam penggunaan TI agar

memberikan manfaat bagi sebuah organisasi untuk mencapai tujuannya

(Debreceny, 2013),(Khther & Othman, 2013). Berdasarkan peraturan Menteri

Komunikasi dan Informatika nomor 41/PER/MEN.KOMINFO/11/2007,

dinyatakan bahwa untuk memastikan penggunaan TI benar-benar mendukung

tujuan penyelenggaraan pemerintahan, dengan memperhatikan efisiensi

penggunaan sumber daya dan pengelolaan risiko terkait dengannya, diperlukan

Good Governance terkait dengan TIK atau yang disebut sebagai Tata Kelola TIK.

Berdasarkan hasil wawancara peneliti dengan Kepala Seksi Penyelesaian

Permasalahan Data Kepegawaian didapatkan beberapa permasalahan yang

dihadapi oleh BKN terkait bidang TI.

Pertama, BKN merupakan lembaga yang mengurusi pelayanan/manajemen

kepegawaian, termasuk salah satunya adalah pengelolaan data Aparatur Sipil

Negara (ASN). Kepala Seksi Penyelesaian Permasalahan Data Kepegawaian

menyatakan bahwa banyak keluhan yang didapati oleh BKN dari kementerian lain

mengenai tidak terupdatenya data kepegawaian. Hal ini menyebabkan proses dalam

mutasi, pemberhentian, kenaikan pangkat ASN terkendala dikarenakan data yang

2
diberikan antar unit di BKN berbeda. Selain itu, dapat berdampak juga pada citra

BKN yang akan menjadi buruk diakibatkan dalam melaksanakan tugas dan

fungsinya tidak maksimal.

Kedua, dalam melakukan pelayanan/manajemen kepegawaian, BKN perlu

memiliki kinerja proses yang efektif dan efisien. Namun, menurut Kepala Seksi

Penyelesaian Permasalahan Data Kepegawaian, yang terjadi pada proses kinerja

BKN adalah sebaliknya. Sistem pelayanan yang berjalan dirasa belum optimal. Hal

ini berdampak belum tercapainya salah satu tujuan dari BKN yaitu

mengembangkan dan mengoptimalkan sistem pelayanan kepegawaian. Salah satu

faktor penting untuk keberhasilan sebuah perusahaan adalah kinerja dan kapasitas

Sumber Daya Manusia (SDM) (Jackson, Schuler, & Jiang, 2014), (Paşaoğlu &

Tonus, 2014). Dengan demikian, kualitas dari SDM serta penempatan struktur yang

optimal merupakan suatu hal yang sangat mempengaruhi kinerja perusahaan untuk

mencapai tujuannya.

Ketiga, salah satu faktor penting agar sistem pelayanan BKN dapat dirasa

optimal adalah pengelolaan pengetahuan. Agar pengetahuan itu dapat

diidentifikasi, diperoleh, dibagikan atau digunakan kembali untuk meningkatkan

proses kinerja dari sebuah organisasi maka diperlukan sebuah kegiatan pengelolaan

pengetahuan(Delak, Majewski, & Damij, 2014). Dengan demikian pengelolaan

pengetahuan diperlukan untuk mengembangkan kinerja serta meningkatkan inovasi

dalam mencapai tujuan dari BKN.

Tata kelola teknologi informasi memiliki berbagai kerangka kerja (framework)

3
yang telah dikembangkan untuk membantu organisasi menangani berbagai

komponen tata kelola TI, seperti international standars organization (ISO),

Information Technology Infrastructure Library (ITIL), Project Management Body

of Knowledge (PMBOK), Capability Maturity Model Integration (CMMI), Project

in Controlled Environments (PRINCE), Control Objectives for Information and

Related Technology (COBIT), Certified in the Governance of Enterprise IT

(CGEIT), Lean IT dan lainnya(Selig, 2016), yang di mana semua kerangka kerja

ini mewakili standar, petunjuk dan alat untuk tata kelola teknologi informasi.

COBIT 5 menyediakan semua proses yang diperlukan bagi stakeholder untuk

penciptaan nilai bisnis melalui penggunaan TI. COBIT juga merupakan sebuah

standar best practice yang sejajar dengan standar relevan lainnya dan merupakan

framework tingkat tinggi dan karenanya dapat berfungsi sebagai framework

menyeluruh untuk tata kelola TI (De Haes, Van Grembergen, & Debreceny, 2013).

Dengan demikian, untuk melakukan analisis penerapan tata kelola teknologi

informasi pada penelitian ini penulis menggunakan COBIT 5. Karena banyak

proses dan praktik pada COBIT 5 yang berhubungan atau selaras dengan satu atau

framework yang lain pada seluruh bidang.

Untuk framework COBIT 5, dari permasalahan yang sudah ditemukan dan

menyesuaikan dengan visi dan misi BKN maka penulis melakukan pemetaan

masalah yang ada berdasarkan modul enabling process pada tabel mapping

enterprise goals to IT related goals dan ditemukan permasalahan tersebut

terangkum dalam IT-Related Goals COBIT 5 yaitu Knowledge, expertise and

4
initiatives for business innovation yang merupakan turunan dari product and

business innovation culture pada enterprise goals COBIT 5.

Dalam IT-Related Goals mengenai Knowledge, expertise and initiatives for

business innovation terdapat beberapa proses primary yang menjadi dasar untuk

dilakukan pengelolaan TI. Proses-proses tersebut adalah EDM02 (Ensure Benefits

Delivery), APO01(Manage the IT Management Framework), APO02 (Manage

Strategy), APO04 (Manage Inovation), APO07 (Manage Human Resource),

APO08 (Manage Relationship), BAI05 (Manage Organisational Change

Enablement), BAI08 (Manage Knowledge). Kemudian peneliti memasukkan

proses ini ke dalam kuesioner pra-penelitian sebagai pilihan dalam menentukan

proses apa saja yang dirasa perlu oleh pihak BKN untuk dilakukan penelitian. Dari

kuisioner pra-penelitian tersebut menghasilkan tiga proses yang dipilih oleh pihak

BKN yaitu APO01(Manage the IT Management Framework), APO07 (Manage

Human Resource) dan BAI08 (Manage Knowledge).

Dalam kegunaannya COBIT 5 dan merupakan standar internasional yang

dipakai untuk mengontrol penggunaan teknologi informasi dan untuk menghasilkan

temuan-temuan yang akan berguna untuk mengusulkan tata kelola teknologi

informasi pada BKN. Oleh sebab itu, peneliti melakukan penelitian di BKN dengan

judul “EVALUASI TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI

BERDASARKAN FRAMEWORK COBIT 5 PADA BADAN

KEPEGAWAIAN PUSAT”.

5
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah penulis uraikan maka dapat

diindetifikasi beberapa permasalahan yang terjadi, yaitu :

1. Adanya perbedaan data kepegawaian antar unit BKN yang mengakibatkan

proses mutasi, pemberhentian, kenaikan pangkat ASN pada kementerian

lain terkendala. Hal ini menyebabkan citra BKN menjadi buruk dikarenakan

kurang maksimalnya kinerja BKN sebagai lembaga yang berfungsi dalam

pelayanan/manajemen kepegawaian.

2. Masih banyaknya SDM yang tidak sesuai antara penempatan lini kerjanya

dengan kemampuan atau keahliannya, khususnya pada bidang/unit TI. Hal

ini menyebabkan belum tercapainya salah satu tujuan dari BKN dalam

mengembangkan dan mengoptimalkan sistem pelayanan kepegawaian.

3. Adanya ketergantungan beban kerja yang diberikan terhadap beberapa

pegawai yang ada pada Deputi SINKA. Hal ini menyebabkan tugas pokok

dari pegawai tersebut tidak berjalan maksimal.

4. Pengetahuan yang ada di BKN hanya dimiliki oleh beberapa pegawainya,

sehingga ketika pegawai tersebut pensiun, pengetahuan tersebut akan

terbawa tanpa tersalurkan. Hal ini menyebabkan tidak berkembangnya

inovasi dalam mengoptimalkan sistem pelayanan yang ada di BKN.

Atas landasan identifikasi di atas, dapat diketahui bahwa BKN belum pernah

melakukan evaluasi tentang pengelolaan TI yang ada. Oleh karena itu, perumusan

masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana melakukan evaluasi tata kelola TI

berdasarkan framework Control Objectives for Information and Technology

6
(COBIT 5) yang berfokus pada proses APO01(Manage the IT Management

Framework), APO07 (Manage Human Resource), BAI08 (Manage Knowledge) ?.

1.3 Batasan Masalah

Agar penelitian ini lebih jelas, terarah dan sesuai dengan judul penelitian, maka

peneliti memberikan batasan masalah penelitian ini, yaitu :

1. Penelitian ini dilakukan pada Deputi Sistem Informasi Kepegawaian Badan

Kepegawaian Negara Pusat.

2. Tata kelola teknologi informasi menggunakan framework COBIT versi 5

untuk mengukur tingkat kapabilitas, menganalisa kesenjangan dan

memberikan rekomendasi berdasarkan domain APO01 (Manage the IT

Management Framework), APO07 (Manage Human Resource), BAI08

(Manage Knowledge).

3. Tahapan analisis pada penelitian ini adalah Process Assesment Model

COBIT 5 di antaranya adalah, Initiation, Planning the Assesment, Briefing,

Data Collection, Data Validation, Process Attribute Level, dan Reporting

the Result.

4. Tools kuesioner pengukuran capability level menggunakan skala Likert.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Tujuan umum

Membuat rancangan tata kelola teknologi informasi menggunakan

framework COBIT 5 pada proses APO01 (Manage the IT Management

7
Framework), APO07 (Manage Human Resource), dan BAI08 (Manage

Knowledge) di BKN Pusat.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui tingkat kapabilitas kondisi saat ini (as is) dan kondisi yang

diinginkan (to be) pada proses APO01 (Manage the IT Management

Framework), APO07 (Manage Human Resource), dan BAI08 (Manage

Knowledge) di Deputi Sistem Informasi Kepegawaian BKN Pusat.

b. Menganalisa kesenjangan (gap) pada proses APO01 (Manage the IT

Management Framework), APO07 (Manage Human Resource), dan

BAI08 (Manage Knowledge) di Deputi Sistem Informasi Kepegawaian

(SINKA) BKN Pusat.

c. Memberikan usulan saran atau rekomendasi perbaikan terhadap tata

kelola teknologi informasi pada proses APO01 (Manage the IT

Management Framework), APO07 (Manage Human Resource), dan

BAI08 (Manage Knowledge) di Deputi Sistem Informasi Kepegawaian

(SINKA) BKN Pusat.

1.5 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat. Manfaat tersebut

diantaranya adalah :

1. Memberikan gambaran pada organisasi mengenai tata kelola teknologi

informasi yang baik (good governance).

2. Memberikan pemahaman tentang perlunya pengelolaan TI, SDM TI, dan

pengetahuan yang ada.

8
3. Mengetahui tingkat kapabilitas TI yang sudah diterapkan saat ini.

4. Menjadi referensi bagi penelitian berikutnya dalam bidang tata kelola

teknologi informasi.

1.6 Metodologi Penelitian

1.6.1 Metode Pengumpulan Data

Sebelum melakukan analisis data, penulis terlebih dahulu

mengumpulkan data dengan menggunakan metode observasi, studi pustaka

dan survei.

1. Observasi

Observasi meliputi kegiatan pemuatan perhatian terhadap sesuatu

objek dengan menggunakan seluruh alat indera. Teknik ini dilakukan

dengan cara mengamati dan mencatat secara teliti. Dalam penelitian

ini observasi yang digunakan bersifat kuantitatif yakni dengan

mencatat jumlah peristiwa-peristiwa penting tingkah laku tertentu.

(Arikunto, 2010)

2. Studi Pustaka

Studi pustaka yaitu mempelajari buku-buku referensi dan hasil

penelitian sejenis sebelumnya yang pernah dilakukan orang lain.

Tujuannya adalah untuk mendapatkan landasan teori mengenai

masalah-masalah yang akan diteliti. (Sarwono, 2006).

3. Wawancara

Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari

responden. Wawancara dilakukan untuk menemukan masalah secara

9
lebih terbuka melalui pendapat dan ide yang disampaikan oleh

responden (Sugiyono, 2010).

4. Kuesioner

Kuesioner adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan

cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada

responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010).

1.6.2 Metode Analisis Data

Metode yang digunakan untuk menganalisis data adalah kerangka kerja

COBIT 5 yakni Process Assesment Model. Metode ini digunakan sebagai

acuan dalam melakukan usulan tata kelola teknologi informasi dengan COBIT

5 untuk mengukur tingkat kapabilitas, menganalisa kesenjangan dan

memberikan rekomendasi pada Badan Kepegawaian Negara (BKN) pusat.

Berikut adalah tahapan-tahapan dalam metode analisis data yang digunakan :

1. Initiation = tahap ini menjelaskan tentang penggerak organisasi.

Identifikasi penggerak perubahan saat ini dan kebutuhan

perubahan pada tingkat manajemen eksekutif. Tujuannya adalah

untuk memperoleh pemahaman organisasi saat ini.

2. Planning the Assesment = tahap kedua adalah melakukan rencana

penilaian guna mengetahui hasil evaluasi penilaian capability

level.

3. Briefing = tahap selanjutnya adalah melakukan pengarahan kepada

tim penilai sehingga memahami masukan, proses dan keluaran

dalam unit organisasi yang akan dinilai yakni Deputi Sistem

10
Informasi Kepegawaian dengan cara menentukan jadwal, kendala

yang dihadapi dalam melakukan penilaian, peran dan tanggung

jawab, kebutuhan sumber daya, dan lain-lain.

4. Data Collection = tahap keempat adalah melakukan pengumpulan

data dari hasil temuan yang didapat pada Deputi Sistem Informasi

Kepegawaian dengan tujuan mendapatkan bukti-bukti penilaian

evaluasi pada aktivitas proses yang telah dilakukan.

5. Data Validation = tahap kelima adalah melakukan validasi data yang

bertujuan mengetahui hasil perhitungan kuisioner agar mendapatkan

evaluasi penilaian capability level.

6. Process Atribute Level = tahap keenam adalah melakukan pemberian

level pada atribut yang ada di setiap indikator, yang bertujuan untuk

menunjukkan hasil capability level dari hasil perhitungan kuisioner

pada tahap-tahap sebelumnya dan melakukan analisis gap pada tahap

selanjutnya.

7. Reporting the Result = tahap ketujuh adalah melaporkan hasil

evaluasi yang bertujuan untuk memberikan rekomendasi kepada

Deputi Sistem Informasi Kepegawaian dengan COBIT 5. Dalam

praktik Tata Kelola Teknologi Informasi pada COBIT 5 memiliki

beberapa ketentuan yang harus dipenuhi.

11
1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan skripsi ini diuraikan dalam 5 bab yang garis besar isinya

adalah sebagai berikut :

BAB I : PENDAHULUAN

Bab ini membahas mengenai latar belakang, rumusan

masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,

metode penelitian, metode penerapan tata kelola

teknologi informasi dan sistematika penulisan.

BAB II : LANDASAN TEORI

Bab ini membahas mengenai definisi dan teori-teori

terkait yang digunakan sebagai acuan atau dasar

dalam penelitian.

BAB III : METODOLOGI PENELITIAN

Bab ini membahas mengenai metodologi yang

digunakan dalam penelitian yang mencakup metode

pengumpulan data, metode penerapan tata kelola

teknologi informasi dan kerangka berpikir penelitian.

BAB IV : HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini membahas mengenai pembahasan profil dari

BKN Pusat dan proses perhitungan data kuisioner

yang telah diisi oleh responden serta memberikan

rekomendasi terhadap tata kelola TI pada BKN Pusat.

12
BAB V : PENUTUP

Bab ini membahas mengenai kesimpulan dan saran

dari peneliti untuk pengelolaan teknologi informasi di

BKN Pusat.

13
14
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Tata Kelola Teknologi Informasi

2.1.1 Evaluasi

Evaluasi merupakan sebuah proses menentukan hasil yang telah dicapai

pada beberapa kegiatan yang direncanakan untuk mendukung tercapainya

tujuan (Arikunto, 2010).

Menurut Arifin, evaluasi adalah suatu proses yang sistematis dan

berkelanjutan untuk menentukan kualitas (nilai dan arti) dari sesuatu,

berdasarkan pertimbangan dan kriteria tertentu dalam rangka pembuatan

keputusan (Arifin, 2013).

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa evaluasi

merupakan sebuah proses yang dilakukan pada organisasi untuk menentukan

sejauh mana pencapaian tujuan organisasi tersebut.

2.1.2 Tata Kelola

Tata Kelola adalah serangkaian proses untuk pengendalian, perencanaan,

pengorganisasian, pelaksanaan, pengawasan, dan penilaian yang dilakukan

pada dimensi struktur pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan

terhadap kegiatan yang strategis dalam mengelola sejumlah sumber daya demi

tercapainya tujuan/obyektif tertentu (Indrajit, 2014).

Menurut (Jogiyanto, 2011) tata kelola adalah suatu proses yang

dilakukan oleh lembaga atau organisasi untuk mengatasi suatu permasalahan

14
yang terjadi yang disebabkan oleh ketidakselarasan antara suatu konsep dan

implementasinya.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tata kelola

merupakan serangkaian aktivitas yang dilakukan oleh organisasi untuk

mengatur, mengelola, merencanakan dalam mengatasi permasalahan yang

terjadi demi mencapainya suatu tujuan.

2.1.3 Teknologi Informasi

Teknologi Informasi menurut (Laudon & Laudon, 2015) terdiri dari

semua perangkat keras dan perangkat lunak yang perusahaan perlu

menggunakannya dalam rangka mencapai tujuan usahanya.

Sedangkan Teknologi Informasi menurut (Fauziyah, 2010) adalah

penerapan teknologi komputer (peralatan teknik berupa perangkat keras dan

perangkat lunak) untuk menciptakan, menyimpan, mempertukarkan dan

menggunakan informasi dalam berbagai bentuk.

Dari beberapa definisi di atas, penulis menyimpulkan bahwa teknologi

informasi adalah suatu alat yang terdiri dari perangkat keras dan perangkat

lunak yang mendukung perusahaan dalam menjalankan aktivitas-aktivitasnya

demi mencapai tujuannya.

2.1.4 Tata Kelola Teknologi Informasi

Tata kelola teknologi informasi adalah struktur yang memungkinkan

kompatibilitas antara tujuan strategis perusahaan dan niat yang akan membantu

perusahaan mewujudkan tahap risiko yang memuaskan (Alreemy, Chang,

Walters, & Wills, 2016)

15
Sementara menurut (ITGI, 2013), tata kelola teknologi informasi adalah

tanggung jawab direksi dan manajemen eksekutif, dan merupakan bagian dari

tata kelola perusahaan yang terdiri dari kepemimpinan, struktur organisasi, dan

proses yang memastikan bahwa TI perusahaan mendukung dan memperluas

strategi dan tujuan organisasi.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa tata kelola

teknologi informasi merupakan serangkaian proses yang meliputi perencanaan,

pengelolaan, pengawasan dan pengendalian yang dilakukan suatu organisasi

untuk memastikan bahwa penggunaan teknologi informasi sejalan dengan

tujuan organisasi.

2.1.5 Evaluasi Tata Kelola Teknologi Informasi

Evaluasi tata kelola teknologi informasi merupakan suatu proses

penilaian yang dilakukan oleh organisasi untuk menentukan sejauh mana

pengelolaan teknologi informasi dalam mencapai tujuan organisasi tersebut.

2.2 Pentingnya Tata Kelola Teknologi Informasi

Alasan utama pentingnya tata kelola teknologi informasi adalah agar TI yang

ada pada sebuah perusahaan dapat mendukung dan memungkinkan untuk mencapai

tujuan perusahaan tersebut. Hal ini didukung oleh (ITGI, 2013) yang menyatakan

bahwa pentingnya tata kelola TI agar memenuhi harapan para dewan terhadap

manajemen untuk :

1. Memberikan solusi TI dengan kualitas yang tepat, tepat waktu dan sesuai

anggaran.

2. Memanfaatkan dan menggunakan TI mengembalikan nilai bisnis.

16
3. Memanfaatkan TI untuk meningkatkan efisiensi dan produktivitas sambil

mengelola risiko TI.

Sementara (ITGI, 2013) juga menyatakan bahwa tata kelola TI yang tidak

efektif akan menjadi akar penyebab pengalaman negatif yang dimiliki banyak

dewan terhadap TI, seperti :

1. Kerugian bisnis, rusaknya reputasi atau melemahnya posisi kompetitif.

2. Tenggat waktu tidak terpenuhi, biaya lebih tinggi dari yang diharapkan dan

kualitas lebih rendah dari yang diantisipasi.

3. Efisiensi perusahaan dan proses inti yang terkena dampak kualitas yang

negatif dikarenakan hasil kiriman TI yang buruk.

4. Kegagalan inisiatif TI untuk membawa inovasi atau memenuhi manfaat

yang dijanjikan.

2.3 Kerangka Kerja (Framework) Tata Kelola Teknologi Informasi

2.3.1 The International Organization for Standardization (ISO)

Di dalam buku (Sarno, 2009) menyebutkan bahwa, International

Standard Organization (ISO) mengelompokkan standar keamanan informasi

yang dikenali secara international ke dalam struktur penomoran yang standar

yaitu ISO 17799. Pada awalnya standar tersebut disusun oleh sekelompok

perusahaan besar seperti Board of Certification, British Telecom, Markes &

Spancer, Midland Bank, Nationwide Builiding Society, Shell dan Unilever yang

bekerja sama untuk membuat suatu standar yang dinamakan British Standard

7799 (BS 7799) sekitar awal tahun 1995.

17
BS 7799 terdiri dari dua bagian, yaitu The Code of Practice for

Information Security Management (Part 1) dan The Spesification for

Information Security Management System/ISMS (Part 2). Kemudian sekitar

tahun 2000, ISO dan International Electro Technical Communication (IEC)

mengadopsi BS 7799 part 1 dan menerbitkan sebagai standar ISO/IEC

17799:27000 dan BS 7799 part 2 sebagai standar ISO/IEC 17799:27001 yang

diakui secara internasional sebagai standar sistem manajemen keamanan

informasi. Standar tersebut memiliki fungsi dan peran masing-masing dan

berkembang ke seri lain yang paparan lebih lanjutnya akan dijelaskan

sebagaimana berikut :

a) ISO/IEC 27000: merupakan dokumen yang berisikan definisi-definisi

dalam bidang keamanan informasi yang digunakan sebagai istilah dasar

dalam seri tersebut

b) ISO/IEC 27001: mencakup aspek-aspek pendukung realisasi dan

implementasi sistem manajemen keamanan informasi perusahaan.

c) ISO/ IEC 27002: merupakan panduan praktis pelaksanaan dan

implementasi sistem manajemen keamanan informasi perusahaan

berdasarkan ISO/IEC 27001.

2.3.2 Information Technology Infrastructure Library (ITIL)

Dalam buku Jogiyanto, dijelaskan bahwa Information Technology

Infrastructure Library (ITIL) adalah seperangkat konsep dan praktik untuk

mengelola layanan TI, pengembangan dan operasi TI. ITIL memberi deskripsi

rinci sejumlah praktik penting TI dan menyediakan daftar komprehensif tugas

18
dan prosedur yang di dalamnya setiap organisasi dapat menyesuaikan dengan

kebutuhannya sendiri. ITIL diterbitkan dalam suatu seri buku, masing-masing

mencakup topik manajemen TI. Nama ITIL dan IT Infrastructure Library

adalah merek dagang terdaftar atas miliki United Kingdom’s Office of

Goverment Commerce (OGC). Standar ITIL berfokus kepada pelayanan

pelanggan (Customer) dan tidak penyelarasan strategi perusahaan terhadap

strategi TI yang dikembangkan. (Jogiyanto, 2011).

2.3.3 Committee of Sponsoring Organization of the Treadway Commission

(COSO)

Di dalam bukunya (Gondodiyoto, 2007) definisi COSO (Committee of

Sponsoring Organization of the Treadway Commission) merupakan suatu

proses, yang dipengaruhi oleh dewan komisaris suatu entitas, manajemen, dan

personel lain, dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai

berkaitan dengan pencapaian tujuan dalam beberapa kategori :

a) Efektivitas dan efisiensi keuangan.

b) Keandalan pelaporan keuangan.

c) Ketaatan pada peraturan dan ketentuan yang berlaku.

COSO memperkenalkan 5 (lima) komponen kebijakan dan prosedur

yang dirancang dan diimplementasikan untuk memberikan jaminan bahwa

tujuan pengendalian manajemen akan dapat dicapai. Kelima komponen

pengendalian intern tersebut adalah :

a) Lingkungan Pengendalian (Control Environment)

b) Penilaian Risiko Manajemen (Management Risk Asssesment)

19
c) Sistem Komunikasi dan Informasi (Information and Communication

System)

d) Aktivitas Pengendalian (Control Activities)

e) Monitoring

2.3.4 Capability Maturity Model Integration (CMMI)

Mengenai CMMI, dalam bukunya (Surendro, 2009) menjelaskan konsep

ini adalah sebuah model yang digunakan untuk menilai tingkat kematangan

proses rekayasa perangkat lunak sebuah organisasi untuk meningkatkan

kematangan proses tersebut. model ini dikembangkan lebih lanjut yang

memiliki tujuan menangani integrasi pengembangan perangkat lunak dengan

aktivitas kerekayasaan lain termasuk rekayasa sistem, pengembangan produk

dan proses secara terintegrasi, dan sumber daya supplier. Model CMMI banyak

digunakan sebagai acuan dalam pengembangan model kematangan lain,

termasuk dalam arsitektur enterprise.

Model kematangan CMMI terdiri dari 5 (lima) tingkat kematangan yang

diberi nomor 1 sampai dengan 5 sebagai berikut :

1. Initial: proses dilakukan secara seketika/ad hoc. Organisasi tidak

memiliki lingkungan pengembangan yang stabil. Keberhasilan

organisasi dalam melaksanakan kegiatan tergantung pada tingkat

kompetensi dan semangat personil dalam organisasi, bukan kepada

proses-proses yang terbukti baik.

2. Managed: kegiatan pengembangan oleh organisasi telah dikelola dengan

baik di mana kebutuhan untuk pengembangan telah direncanakan,

20
dilaksanakan, diukur dan dikendalikan tetapi masih ada perbedaan dalam

masing-masing kegiatan yang dilakukan. Hal ini terjadi karena proses

pelaksanaan kegiatan belum distandarisasi dengan baik.

3. Defined: Karakteristik proses telah dipahami dengan baik dan dinyatakan

dalam bentuk standar, prosedur, kakas/tools, dan metode. Standar

digunakan untuk memberi jaminan konsistensi pelaksanaan proses di

seluruh organisasi. Kegiatan yang dilakukan organisasi dijalankan

berdasar standar proses yang telah ada.

4. Quantitatively Managed: Ukuran kuantitatif telah ditetapkan untuk

mengukur kualitas dan kinerja pelaksanaan proses dan untuk menilai

ketercapaian sebuah tujuan. Ukuran kuantitatif didasarkan atas

kebutuhan konsumen, pengguna akhir, organisasi, dan pihak yang

mengimplementasikan proses-proses.

5. Optimising: Kinerja proses diperbaiki secara terus menerus melalui

perbaikan teknologi secara inovatif dan bertahap. Tujuan perbaikan

proses secara kuantitatif telah ditetapkan, secara kontinu diperbaiki

sesuai dengan perubahan tujuan bisnis dan digunakan sebagai kriteria

dalam mengelola perbaikan proses.

Model CMMI memberikan berbagai macam panduan untuk menilai

tingkat kematangan suatu organisasi dan perbaikan yang diperlukan dalam

berbagai proses sehingga dapat meningkat ke arah yang lebih baik dari satu

tingkat ke tingkat selanjutnya.

21
2.3.5 Control Objective for Information and Related Technology (COBIT)

COBIT (Control Objective for Information and Related Technology)

merupakan sekumpulan dokumentasi dan panduan untuk

mengimplementasikan IT Governance, kerangka kerja yang membantu

auditor, manajemen dan pengguna (user) untuk menjembatani pemisah (gap)

antara risiko bisnis, kebutuhan kontrol dan permasalahan-permasalahan teknis.

COBIT dikembangkan oleh IT Governance Institute (ITGI) yang merupakan

bagian dari Information System Audit and Control Association (ISACA.,

2012).

Menurut (Jogiyanto, 2011) COBIT sudah mengalami evolusi yang cukup

panjang untuk semakin baik menjadi kerangka kerja yang bisa digunakan

dalam menerapkan IT Governance Enterprise Goal.

2.4 COBIT 5

2.4.1 Sejarah COBIT

COBIT pertama kali dirilis pada tahun 1996. Misinya adalah “untuk

meneliti, mengembangkan, mempublikasikan dan mempromosikan

kewenangan, pembaruan dan seperangkat pedoman umum yang diterima

secara internasional untuk tujuan pengendalian teknologi informasi dalam

penggunaan sehari-hari oleh para manajer bisnis dan auditor.” Manfaat yang

diperoleh manajer, auditor dan pengguna dari pengembangan COBIT adalah

membantu mereka memahami sistem TI dan memutuskan tingkat keamanan

22
dan kendali yang diperlukan untuk melindungi aset perusahaan mereka melalui

pengembangan model tata kelola TI (Jogiyanto, 2011).

Gambar 2.1 Evolusi COBIT (ISACA, 2012)


Dimulai pada tahun 1996 COBIT versi 1 muncul dengan kerangka kerja

yang berkutat di wilayah audit. Seiring perkembangannya COBIT versi 2 pun

terbit di tahun 1998 dengan framework yang menekankan pada wilayah control

(pengendalian). Kemudian pada tahun 2000 COBIT berkembang lagi dengan

versi 3 dengan pedoman kerja yang mengarah pada area management.

Wilayah IT Governance yang luas cakupannya dalam perusahaan

menjadi pembahasan penting bagi perubahan framework COBIT pada versi

4.0/4.1 yang dirilis pada tahun 2005/7. Namun masukannya age information

sampai hari ini evolusi COBIT menerbitkan versi terakhirnya yaitu versi 5 pada

tahun 2012 yang memiliki scope/cakupan yang lebih luas dari versi

23
sebelumnya dengan membahas Governance dan Enterprise IT yakni Tata

kelola Teknologi Informasi pada perusahaan.

2.4.2 Framework COBIT 5

Menurut ISACA dalam modul framework, COBIT 5 merupakan generasi

terbaru dari panduan ISACA yang membahas mengenai tata kelola dan

manajemen TI. COBIT 5 dibuat berdasarkan pengalaman penggunaan COBIT

selama lebih dari 15 tahun oleh banyak perusahaan dan pengguna dari bidang

bisnis, komunitas TI, risiko, asuransi, dan keamanan (ISACA., 2012)

Gambar 2.2 Coverage of Other Standards and Frameworks (ISACA, 2012)


Pengembangan COBIT 5 adalah untuk mengatasi kebutuhan-

kebutuhan penting seperti :

1. Membantu stakeholder dalam menentukan apa yang mereka harapkan

dari informasi dan teknologi terkait seperti keuntungan apa, pada tingkat

24
risiko berapa, dan pada biaya berapa dan bagaimana prioritas mereka

dalam menjamin bahwa nilai tambah yang diharapkan benar-benar

tersampaikan. Beberapa pihak lebih menyukai keuntungan dalam jangka

pendek sementara pihak lain lebih menyukai keuntungan jangka panjang.

Beberapa pihak siap untuk mengambil risiko tinggi sementara beberapa

pihak tidak. Perbedaan ini dan terkadang konflik mengenai harapan harus

dihadapi secara efektif. Stakeholder tidak hanya terlibat lebih banyak tapi

juga menginginkan transparansi terkait bagaimana ini akan terjadi dan

bagaimana hasil yang akan diperoleh.

2. Membahas peningkatan ketergantungan kesuksesan organisasi pada

organisasi lain dan rekan TI, seperti outsource, pemasok, konsultan,

klien, cloud, dan penyedia layanan lain, serta pada beragam alat internal

dan mekanisme untuk memberikan nilai tambah yang diharapkan.

3. Mengatasi jumlah informasi yang meningkat secara signifikan.

Bagaimana perusahaan memilih informasi yang relevan dan kredibel

yang akan mengarahkan organisasi kepada keputusan bisnis yang efektif

dan efisien. Informasi juga perlu untuk dikelola secara efektif dan model

informasi yang efektif dapat membantu untuk mencapainya.

4. Mengatasi TI yang semakin meresap ke dalam organisasi. TI semakin

menjadi bagian penting dari bisnis. sering kali TI yang terpisah tidak

cukup memuaskan walaupun sudah sejalan dengan bisnis. TI perlu

menjadi bagian penting dari proyek bisnis, struktur organisasi,

manajemen risiko, kebijakan, kemampuan proses dan sebagainya. Tugas

25
dari CIO dan fungsi TI sedang berkembang sehingga semakin banyak

orang dalam organisasi yang memiliki kemampuan TI akan dilibatkan

dalam keputusan dan operasi TI. TI dan bisnis harus diintegrasikan

dengan lebih baik.

5. Menyediakan panduan lebih jauh dalam area inovasi dan teknologi baru.

Hal ini berkaitan dengan kreativitas, penemuan, pengembangan produk

baru, membuat produk saat ini lebih menarik bagi pelanggan, dan meraih

tipe pelanggan baru. Inovasi juga menyiratkan perampingan

pengembangan produk, produksi dan proses supply chain agar dapat

memberikan produk ke pasar dengan tingkat efisiensi, kecepatan, dan

kualitas yang lebih baik.

6. Mendukung perpaduan bisnis dan TI secara menyeluruh, dan mendukung

semua aspek yang mengarah pada tata kelola dan manajemen TI

organisasi yang efektif, seperti struktur organisasi, kebijakan, dan

budaya.

7. Mendapatkan kontrol yang lebih baik berkaitan dengan solusi TI.

8. Memberikan manfaat bagi perusahaan, antara lain :

a. Nilai tambah melalui penggunaan TI yang efektif dan inovatif.

b. Kepuasan pengguna dengan keterlibatan dan layanan TI yang baik.

c. Kesesuaian dengan peraturan, regulasi, persetujuan, dan kebijakan

internal.

d. Peningkatan hubungan antara kebutuhan bisnis dengan tujuan TI.

26
9. Menghubungkan dan bila relevan, menyesuaikan dengan framework dan

standar lain seperti ITIL, TOGAF, PMBOK, PRINCE, COSO dan ISO.

Hal ini akan membantu stakeholder mengerti bagaimana kaitan berbagai

framework, berbagai standar antar satu sama lain, dan bagaimana mereka

bisa digunakan bersama-sama.

10. Mengintegrasikan semua framework dan panduan ISACA dengan fokus

pada COBIT, Val IT dan Risk IT, tetapi juga mempertimbangkan BMIS,

ITAF, dan TGF sehingga COBIT 5 mencakup seluruh organisasi dan

menyediakan dasar untuk integrasi dengan framework dan standar lain

menjadi satu kesatuan framework.

2.4.3 Prinsip COBIT 5

Gambar 2.3 Lima Prinsip COBIT 5 (ISACA, 2012)

27
Menurut ISACA Framework COBIT 5 dibangun dengan 5 prinsip inti

yang bermanfaat untuk keseluruhan perusahaan. Kelima prinsip tersebut adalah

1. Meeting stakeholder needs

Prinsip yang pertama (meeting stakeholder needs) mengartikan bahwa

COBIT 5 menyediakan semua proses yang diperlukan dan pendukung

lainnya untuk mendukung penciptaan nilai bisnis melalui penggunaan TI.

Prinsip ini selaras erat dengan konsep keselarasan strategis yang lama.

Kepercayaan pada komponen inti dari tata kelola teknologi informasi adalah

untuk mencapai keselarasan strategis antara TI dan organisasi yang

merupakan elemen inti dari COBIT. Namun, tantangannya yang terus

berlanjut untuk organisasi adalah bagaimana untuk mencapai keselarasan

tersebut. untuk membantu organisasi meningkatkan keselarasan strategis,

tim pengembangan COBIT 5 melakukan penelitian untuk menyediakan

pedoman dalam memahami bagaimana enterpise goals mendorong IT-

related goals dan sebaliknya (De Haes et al., 2013).

Sedangkan menurut ISACA Governance berbicara tentang perundingan

(negotiating) dan memutuskan (Deciding) antara kepentingan nilai dari

pemangku kepentingan yang berbeda. Sistem pemerintahan harus

mempertimbangkan semua stakeholder ketika membuat keputusan manfaat,

sumber daya, dan penilaian risiko (ISACA., 2012).

28
Gambar 2.4 Value Creation (ISACA, 2012)
2. Covering the Enterprise End-to-End

Prinsip yang kedua (Covering the Enterprise End-to-End) mengartikan

bahwa COBIT 5 mencakup semua fungsi dan proses di dalam perusahaan.

COBIT 5 tidak hanya fokus pada fungsi IT, tetapi memperlakukan informasi

dan teknologi terkait sebagai aset atau kemampuan yang perlu diperiksa

bersama dengan aset yang lain dalam sebuah perusahaan (De Haes et al.,

2013).

Menurut ISACA, usulan yang ditawarkan oleh COBIT 5

mengintegrasikan tata kelola TI dengan tata kelola perusahaan. Mencakup

semua fungsi dan proses dalam perusahaan, COBIT 5 tidak hanya fokus

pada fungsi IT, tapi memperlakukan informasi dan teknologi yang terkait

sebagai aset yang harus ditangani sama seperti aset lainnya (ISACA., 2012).

3. Applying a Single Integrated Framework

Prinsip yang ketiga (Applying a Single Integrated Framework)

menjelaskan bahwa COBIT 5 sejajar dengan standar tingkat tinggi dan

29
relevan dengan kerangka kerja lainnya. Dengan demikian COBIT 5 dapat

berfungsi sebagai kerangka kerja yang menyeluruh untuk tata kelola dan

manajemen TI perusahaan. (De Haes et al., 2013)

COBIT 5 telah mempertimbangkan dan mengadopsi berbagai kerangka

dan konsep best practice seperti ISO-38500, TOGAF, ITIL, ISO-20000,

ISO-27002, PMBOK, CMMI, dan lain sebagainya ke dalam prinsip, model,

dan strukturnya. Sehingga dapat dikatakan bahwa COBIT 5 secara lengkap

dan terpadu mengintegrasikan keseluruhan kerangka best practice tersebut

(Indrajit, 2014).

4. Enabling a Holistic Approach

Gambar 2.5 Enterprise Enablers (ISACA, 2012)


Prinsip keempat (Enabling a Holistic Approach) menjelaskan bahwa

mengefisienkan dan mengefektifkan implementasi tata kelola dan

manajemen perusahaan TI membutuhkan pendekatan holistik. Pendekatan

ini memperhitungkan beberapa komponen yang saling berinteraksi, seperti:

proses, struktur, organisasi dan sumber daya. (De Haes et al., 2013)

30
Begitu pula yang dikatakan (Indrajit, 2014) Tata kelola merupakan suatu

tatanan konsep yang berkaitan dengan sejumlah dimensi, seperti: kebijakan,

proses, sumber daya, fasilitas, teknologi, kultur, orang-orang, kemampuan,

dan lain sebagainya. Masing-masing domain ini mampu menjadi pemicu

(enabler) bagi terselenggarakannya praktek tata kelola yang efektif,

tergantung, dari situasi dan konteks organisasi.

5. Separating Governance From Management

Gambar 2.6 Governance and Management Keys Area (ISACA, 2012)


Prinsip yang kelima (Separating Governance From Management) adalah

tentang perbedaan yang dibuat COBIT 5 antara tata kelola (governance)

dengan manajemen (management). Dalam COBIT 5 proses tata kelola TI

dan manajemen TI mencakup berbagi jenis kegiatan (De Haes et al., 2013).

 Tata kelola (governance) yang memastikan bahwa tujuan perusahaan

dapat dicapai dengan melakukan evaluasi terhadap kebutuhan,

kondisi, dan pilihan stakeholder, menetapkan arah melalui prioritas

dan pengambilan keputusan terhadap arah dan tujuan yang telah

31
disepakati. Pada kebanyakan perusahaan, tata kelola adalah tanggung

jawab dari dewan direksi di bawah kepemimpinan ketua (ISACA.,

2012).

 Manajemen (management) berfungsi sebagai perencana, membangun,

menjalankan dan memonitor aktivitas-aktivitas yang sejalan dengan

arah yang ditetapkan oleh badan tata kelola untuk mencapai tujuan

perusahaan. Pada kebanyakan perusahaan, manajemen menjadi

tanggung jawab eksekutif manajemen di bawah pimpinan CEO

(ISACA., 2012).

2.4.4 7 Enabler

Enablers adalah sekumpulan faktor yang mempengaruhi sesuatu yang

akan dikerjakan oleh organisasi (ISACA., 2012). Dalam hal ini terkait

pengelolaan teknologi informasi di organisasi.

Gambar 2.7 COBIT 5 Enabler (ISACA, 2012)

32
Berikut tujuh kategori enablers yang dijelaskan dalam framework

COBIT 5, yaitu:

1. Prinsip, Kebijakan, dan Kerangka Kerja (Principles, Polices, and

Framework) adalah alat atau pendorong untuk menerjemahkan tingkah

laku ke dalam panduan praktis untuk manajemen sehari-hari.

2. Proses (Processes) menjelaskan tentang sekumpulan kegiatan yang

terorganisir untuk mencapai tujuan tertentu dan menghasilkan

sekumpulan output dalam mendukung pencapaian tujuan TI.

3. Struktur Organisasi (Organizational Structures) adalah entitas dalam

organisasi sebagai kunci dalam membuat keputusan.

4. Budaya, Etika dan Perilaku (Culture, Ethics and Behavior) merupakan

faktor keberhasilan dalam kegiatan tata kelola dan manajamen.

5. Informasi (Information) dalam organisasi terdiri dari informasi yang

dihasilkan dan digunakan. Informasi dibutuhkan agar organisasi dapat

berjalan dengan baik.

6. Layanan, Infrastruktur dan Aplikasi (Service, Infrastructure and

Applications) melibatkan infrastruktur teknologi dan aplikasi yang

menyediakan proses dan layanan teknologi informasi bagi

organisasi/perusahaan.

7. Orang, Kemampuan dan Kompetensi (People, Skills and Competencies)

berhubungan dengan seseorang individu dan kebutuhan untuk memenuhi

semua aktivitas untuk mencapai kesuksesan dan membuat keputusan

yang tepat dengan langkah yang tepat.

33
2.4.5 Process Reference Model (PRM)

Dalam COBIT 5 ini, model referensi proses merupakan penerus dari

model proses COBIT 4.1, dengan mengintegrasikan dengan baik proses model

dari Risk IT dan model proses Val IT (ISACA, 2012a).

Gambar 2.8 Process Reference Model (ISACA, 2012)


ISACA (2012), menjelaskan sebuah proses didefinisikan sebagai kumpulan

praktek atau aktivitas yang dipengaruhi oleh kebijakan dan prosedur

perusahaan. Di mana masukan-masukan itu diambil dari sejumlah sumber

(termasuk proses lainnya), memanipulasi input dan menghasilkan output.

Dalam COBIT 5 deskripsi proses ini juga menggambarkan tentang proses apa

yang dilakukan dan gambaran tingkat tinggi bagaimana proses menyelesaikan

tujuannya. Dalam sistem Tata kelola TI, COBIT 5 membagi menjadi dua

34
bagian (Governance dan Management) dengan 5 domain dan 37 proses yang

akan dijelaskan di bawah ini.

A. Governance

Area ini terdapat pada domain Evaluate, Direct and Monitor (EDM).

Evaluate, Direct and Monitor adalah proses tata kelola yang berhubungan

dengan tata pemangku kepentingan yang terdiri dari pengiriman tujuan,

nilai, optimasi risiko dan sumber daya. Tujuannya adalah untuk

mengevaluasi pilihan strategis, memberikan arahan kepada TI dan

melakukan pemantauan hasil. Domain EDM terdiri dari 5 proses yaitu:

1. EDM01 (Ensure Governance Framework Setting and Maintenance)

Pada proses ini dilakukan analisa terhadap persyaratan untuk tata

kelola TI di perusahaan, prinsip-prinsip, proses dan praktek yang jelas

terhadap tanggung jawab dan wewenang untuk mencapai visi, misi,

tujuan dan objek perusahaan.

a. EDM01.01 Evaluate the governance system

b. EDM01.02 Direct the governance system

c. EDM01.03 Monitor the governance system

2. EDM02 (Ensure Benefits Delivery)

Pada proses ini mengoptimalkan kontribusi nilai bisnis dari proses

bisnis, layanan dan aset TI yang dihasilkan dari investasi yang dilakukan

oleh perusahaan.

a. EDM02.01 Evaluate value optimisation

b. EDM02.02 Direct value optimisation

35
c. EDM02.03 Monitor value optimisation

3. EDM03 (Ensure Risk Optimisation)

Pada proses ini memastikan bahwa risiko yang ada di perusahaan

dipahami, diartikulasikan dan dikomunikasikan dengan baik. Risiko

terhadap nilai perusahaan terkait dengan penggunaan TI yang

diidentifikasi dan dikelola.

a. EDM03.01 Evaluate risk management

b. EDM03.02 Direct risk management

c. EDM03.03 Monitor risk management

4. EDM04 (Ensure Resource Optimisation)

Pada proses ini memastikan bahwa ketersediaan TI yang ada memadai

dan cukup. Ketersediaan sumber daya tersebut terdiri dari orang (people),

proses (process) dan teknologi (technology) untuk mendukung tujuan

perusahaan secara efektif dengan biaya yang optimal.

a. EDM04.01 Evaluate resource management

b. EDM04.02 Direct resource management

c. EDM04.03 Monitor resource management

5. EDM05 (Ensure Stakeholder Transparency)

Pada proses ini memastikan bahwa adanya pengukuran kinerja TI

perusahaan dan adanya pelaporan yang transparan dengan para

pemangku kepentingan. Para pemangku kepentingan menyetujui tujuan

dan tindakan perbaikan yang diperlukan bagi perusahaan.

a. EDM05.01 Evaluate stakeholder reporting requirements

36
b. EDM05.02 Direct stakeholder reporting requirements

c. EDM05.03 Monitor stakeholder reporting requirements

B. Management

Area ini terdapat empat domain yaitu Align, Plan and Organise (APO),

Build, Acquire and Implement (BAI), Deliver, Service and Support (DSS)

dan Monitor, Evaluate and Assess (MEA) yang terdiri dari 32 proses.

a. Align, Plan and Organise (APO)

APO mencakup strategi dan taktik untuk mengidentifikasi cara terbaik

TI dalam berkontribusi pada tujuan organisasi. APO memberikan arah

untuk solusi pengiriman (BAI) dan penyedia layanan dan dukungan.

1. APO01 (Manage the IT Management Framework)

Pada proses ini memperjelas visi, misi perusahaan dan memelihara

tata kelola TI. Menerapkan dan memelihara mekanisme untuk

mengelola informasi dan penggunaan TI di perusahaan dalam

mendukung tujuan pengelolaan yang sejalan dengan prinsip dan

kebijakan yang ada.

a. APO01.01 Define the organisation a structure

b. APO01.02 Establish roles and responsibilities

c. APO01.03 Maintain the enablers of the management system

d. APO01.04 Communicate management objectives and direction

e. APO01.05 Optimise the placement of the IT function

f. APO01.06 Define information (data) and system ownership

g. APO01.07 Manage continual improvement of processes

37
h. APO01.08 Maintain compliance with policies and procedures

2. APO02 (Manage Strategy)

Pada proses ini memberikan pandangan yang menyeluruh dari

bisnis saat ini dan lingkungan TI, arah masa depan dan inisiatif yang

diperlukan untuk lingkungan di masa depan. Blok arsitektur bangunan

perusahaan dan komponen termasuk layanan ekstenal diberikan yang

memungkinkan respon yang handal dan efisien untuk tujuan strategis.

a. APO02.01 Understand enterprise direction

b. APO02.02 Assess the current environment, capabilities and

performance

c. APO02.03 Define the target IT capabilities

d. APO02.04 Conduct a gap analysis

e. APO02.05 Define the strategic plan and road map

f. APO02.06 Communicate the IT strategy and direction

3. APO03 (Manage Enterprise Architecture)

Pada proses ini membangun arsitektur umum yang terdiri dari

proses bisnis, informasi, data, aplikasi dan teknologi untuk

mewujudkan strategi perusahaan dan TI yang efektif dan efisien.

Selain itu juga proses ini menciptakan model kunci dan praktek-

praktek yang menggambarkan batas dan target arsitektur. Menetapkan

persyaratan terkait standar, pedoman, prosedur dan alat-alat untuk

komponen ini. Meningkatkan kualitas informasi dan menghasilkan

38
potensi penghematan biaya melalui inisiatif seperti penggunaan

kembali komponen bangunan blok.

a. APO03.01 Develop the enterprise architecture vision

b. APO03.02 Define reference architecture

c. APO03.03 Select opportunities and solution

d. APO03.04 Define architecture implementation

e. APO03.05 Provide enterprise architecture services

4. APO04 (Manage Innovation)

Pada proses ini menjelaskan tentang kesadaran terhadap teknologi

informasi dan tren layanan terkait, mengidentifikasi peluang, inovasi

dan merencanakan cara memperoleh keuntungan dari inovasi tersebut.

a. APO04.01 Create an environment conductive to innovation

b. APO04.02 Maintain and understanding of the enterprise

environment

c. APO04.03 Monitor and scan the technology environment

d. APO04.04 Assess the potensial of emerging technologies and

innovation ideas

e. APO04.05 Recommend appropriate further initiatives

f. APO04.06 Monitor the implementation and use of innovation

5. APO05 (Manage Portfolio)

Pada proses ini menjelaskan tentang pengaturan strategi untuk

investasi yang sejalan dengan visi, arsitektur dan karakteristik

perusahaan yang diinginkan dari investasi dan jasa terkait portofolio.

39
a. APO05.01 Establish the target investment mix

b. APO05.02 Determine the availability and sources of funds

c. APO05.03 Evaluate and select programmes to fund

d. APO05.04 Monitor, optimize and report on investment

portofolio performance

e. APO05.05 Maintain portfolios

f. APO05.06 Manage benefits achievement

6. APO06 (Manage Budget and Costs)

Pada proses ini menjelaskan tentang pengelolaan kegiatan

keuangan yang berkaitan dengan TI dalam bisnis dan fungsi TI yang

meliputi anggaran, biaya, manfaat manajemen dan prioritas

pengeluaran. Berkaitan dengan hal tersebut maka perlu

dikonsultasikan pula dengan para pemangku kepentingan untuk

mengidentifikasi dan mengendalikan total biaya serta manfaat dalam

konteks rencana strategis dan memulai tindakan korektif jika

diperlukan

a. APO06.01 Manage finance and accounting

b. APO06.02 Prioritise resorce allocation

c. APO06.03 Create and maintain budgets

d. APO06.04 Model and allocate costs

e. APO06.05 Manage costs

40
7. APO07 ( Manage Human Resources)

Pada proses ini menjelaskan tentang melakukan pendekatan

terstruktur untuk memastikan struktur yang optimal, penempatan, hak

keputusan dan keterampilan sumber daya manusia. Selain itu

termasuk juga mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab,

pembelajaran dan rencana pertumbuhan yang didukung dengan orang-

orang yang kompeten dan termotivasi.

a. APO07.01 Maintain adequate and approptiate staffing

b. APO07.02 Identify key IT personnel

c. APO07.03 Maintain the skills and competencies of personnel

d. APO07.04 Evaluate employee job performance

e. APO07.05 Plan and track the usage of IT and Business human

resource

f. APO07.06 Manage contract staff

8. APO08 (Manage Relationships)

Pada proses ini menjelaskan tentang pengelolaan hubungan antara

bisnis dan TI secara formal dan transparan yang fokus pada

pencapaian tujuan bersama. Didasari hubungan saling percaya dan

terbuka

a. APO08.01 Understand business expectations

b. APO08.02 Identify opportunities, risk and constraints for IT to

enhance the business

c. APO08.03 Manage the business relationship

41
d. APO08.04 Co-ordinate and communicate

e. APO08.05 Provide input to the continual improvement of

services

9. APO09 (Manage Service Agreement)

Pada proses ini menjelaskan tentang ketersediaan layanan TI dan

tingkat layanan dengan kebutuhan pada perusahaan termasuk

identifikasi, spesifikasi, desain, penerbitan, persetujuan dan

pemantauan layanan TI, tingkat pelayanan dan indikator kinerja.

a. APO09.01 Identify IT sercives

b. APO09.02 Catalogue IT-enabled services

c. APO09.03 Define and prepare service agreements

d. APO09.04 Monitor and report service levels

e. APO09.05 Review service agreements and contracts

10. APO10 (Manage Suppliers)

Pada proses ini menjelaskan tentang pengelolaan terkait layanan TI

yang diberikan oleh semua jenis pemasok untuk memenuhi kebutuhan

perusahaan. Termasuk di dalamnya pemilihan pemasok, pengelolaan

hubungan, manajemen kontrak dan pemantauan kinerja pemasok

untuk efektivitas dan kepatuhan.

a. APO10.01 Identify and evaluate supplier relationships and

contracts

b. APO10.02 Select Suppliers

c. APO10.03 Manage suppliers relationship and contract

42
d. APO10.04 Manage supplier risk

e. APO10.05 Monitor supplier performance and compliance

11. APO11 (Manage Quality)

Menetapkan dan mengkomunikasikan persyaratan kualitas dalam

semua proses, prosedur dan hasil pada perusahaan termasuk kontrol,

pemantauan dan penggunaan praktek dan standar dalam perbaikan,

efisiensi upaya yang terus menerus.

a. APO11.01 Establish a quality management system (QMS)

b. APO11.02 Define and manage quality standards, practices and

procedures

c. APO11.03 Focus quality management on customers

d. APO11.04 Perform quality monitoring, control and reviews

e. APO11.05 Integrate quality management into solutions for

developments and service delivery

f. APO11.06 Maintain continuous improvement

12. APO12 (Manage Risk)

Mengidentifikasi, menilai dan mengurangi risiko TI dalam tingkat

toleransi yang ditetapkan oleh manajemen eksekutif perusahaan.

a. APO12.01 Collect Data

b. APO12.02 Analyze Risk

c. APO12.03 Maintain a risk profile

d. APO12.04 Articulate risk

e. APO12.05 Define a risk management action portfolio

43
f. APO12.06 Respond to risk

13. APO13 (Manage Security)

Pada proses ini menjelaskan tentang proses penentuan, operasi dan

monitor sistem manajemen keamanan informasi pada perusahaan.

a. APO13.01 Establish and maintain an ISMS

b. APO13.02 Define and manage on information security risk

treatment plan

c. APO13.03 Monitor and review the ISMS

b. Build, Acquire and Implement (BAI)

BAI mengidentifikasi solusi TI yang perlu dikembangkan, diterapkan

dan diintegrasikan ke dalam proses bisnis.

1. BAI01 (Manage Programmes and Projects)

Pada proses ini menjelaskan tentang pengelolaan program dan

proyek dari investasi portfolio yang sejalan dengan strategi

perusahaan yang terkoordinasi. Proses ini terdiri dari perencanaan,

pengendalian, dan pelaksanaan terhadap program dan proyek dan

penerapan.

a. BAI01.01 Maintain a standar approach for programme and

project management

b. BAI01.02 Initiate a programme

c. BAI01.03 Manage stakeholder engagement

d. BAI01.04 Develop and maintain the programme plan

e. BAI01.05 Launch and execute the programme

44
f. BAI01.06 Monitor, control and report on the programme

outcomes

g. BAI01.07 Start up and initiate projects within a programme

h. BAI01.08 Plan projects

i. BAI01.09 Manage programmes and project quality

j. BAI01.10 Manage programme and project risk

k. BAI01.11 Monitor and control projects

l. BAI01.12 Manage project resouces and work packages

m. BAI01.13 Close a project or iteration

n. BAI01.14 Close a programme

2. BAI02 (Manage Requirements Definition)

Mengidentifikasi solusi, menganalisa persyaratan sebelum akuisisi

atau pembuatan untuk memastikan kesesuaian dengan persyaratan

strategis perusahaan yang meliputi proses bisnis, aplikasi,

informasi/data, infrastruktur dan layanan. Berkoordinasi dengan

pemangku kepentingan untuk memilih kelayakan termasuk biaya,

manfaat, analisis risiko, persetujuan persyaratan dan solusi yang

diusulkan.

a. BAI02.01 Define and maintain business functional and

technical requirements

b. BAI02.02 Perform a feasibility studi and formulate alternative

solutions

c. BAI02.03 Manage requirements risk

45
d. BAI02.04 Obtain approval of requirements and solutions

3. BAI03 (Manage Solutions Identification)

Menetapkan dan memelihara solusi yang diidentifikasi sesuai

dengan kebutuhan perusahaan yang meliputi desain, pengembangan,

pengadaan/sumber dan bekerja sama dengan pemasok/vendor.

Mengelola konfigurasi, persiapan ujian, pengujian, persyaratan

manajemen dan pemeliharaan terhadap proses bisnis, aplikasi,

informasi/data, infrastruktur dan layanan.

a. BAI03.01 Design high-level solutions

b. BAI03.02 Design detailed solution components

c. BAI03.03 Develop solution components

d. BAI03.04 Procure solution components

e. BAI03.05 Build solutions

f. BAI03.06 Perform quality assurance

g. BAI03.07 Prepare for solution testing

h. BAI03.08 Execute solution testing

i. BAI03.09 Manage change to requirements

j. BAI03.10 Maintain solutions

k. BAI03.11 Define IT services and maintain the service portfolio

4. BAI04 (Manage Availability and Capacity)

Mengatur ketersediaan kebutuhan saat ini dan masa depan, kinerja

dan kapasitas dengan penyedia layanan yang hemat biaya. Mencakup

pula penilaian kemampuan saat ini, peramalan kebutuhan masa depan

46
berdasarkan kebutuhan bisnis, analisis dampak bisnis, dan penilaian

risiko terhadap pelaksanaan tindakan untuk memenuhi persyaratan

yang telah diidentifikasi.

a. BAI04.01 Assess current availabilty, performance and capacity

and create a baseline

b. BAI04.02 Assess business impact

c. BAI04.03 Plan for new or changed service requirements

d. BAI04.04 Monitor and review availability and capacity

e. BAI04.05 Investigate and address availability, performance

and capacity issues

5. BAI05 (Manage Organisational Change Enablement)

Memaksimalkan kemungkinan keberhasilan dalam penerapan

perubahan pada organisasi yang berkelanjutan dengan cepat dan

mengurangi risiko

a. BAI05.01 Establish the desire to change

b. BAI05.02 Form an effective implementation team

c. BAI05.03 Communicate desired vision

d. BAI05.04 Empower role players and identify short-team wins

e. BAI05.05 Enable operation and use

f. BAI05.06 Embed new approaches

g. BAI05.07 Sustain changes

47
6. BAI06 (Manage Changes)

Mengelola semua perubahan secara terkontrol termasuk standar

perubahan dan prosedur, penilaian dampak, prioritas dan otoritas,

pelacakan, pelaporan, perawatan darurat yang berkaitan dengan

proses bisnis, aplikasi dan infrastruktur, penutupan dan dokumentasi.

a. BAI06.01 Evaluate, prioritise and authorize change request

b. BAI06.02 Manage emergency changes

c. BAI06.03 Track and report change status

d. BAI06.04 Close and document the change

7. BAI07 (Manage Change Acceptance and Transitioning)

Menerima dan membuat solusi operasional yang baru termasuk

perencanaan pelaksanaan, sistem dan konversi data, pengujian

penerimaan, komunikasi, persiapan rilis, promosi untuk produksi

proses bisnis baru dan layanan TI, dukungan produksi awal dan pasca

pelaksanaan.

a. BAI07.01 Establish an implementation plan

b. BAI07.02 Plan business process, system and data conversion

c. BAI07.03 Plan acceptance tests

d. BAI07.04 Establish a test environment

e. BAI07.05 Perform acceptance tests

f. BAI07.06 Promote to production and manage releases

g. BAI07.07 Provide early production support

h. BAI07.08 Perform a post-implementation review

48
8. BAI08 (Manage Knowledge)

Menjaga ketersediaan pengetahuan yang relevan saat ini, divalidasi

dan dapat diandalkan untuk menunjang kegiatan proses dan

memfasilitasi pengambilan keputusan. Proses ini terdiri dari rencana

identifikasi, pengumpulan, pengorganisasian, pemeliharaan dan

penggunaan pengetahuan.

a. BAI08.01 Nurture and facilitate a knowledge-sharing culture

b. BAI08.02 Identify and classify sources of information

c. BAI08.03 Organise and contextualize information into

knowledge

d. BAI08.04 Use and share knowledge

e. BAI08.05 Evaluate and retire information

9. BAI09 (Manage Assets)

Mengelola aset TI melalui siklus hidupnya untuk memastikan

bahwa penggunaannya memberikan nilai pada biaya yang optimal,

sesuai dengan tujuan perusahaan, dipertanggung jawabkan, dilindungi

secara fisik untuk mendukung kemampuan layanan yang tersedia dan

dapat diandalkan. Mengelola lisensi perangkat lunak untuk

memastikan jumlah yang optimal diperoleh, dipertahankan dan

digunakan dalam kaitannya dengan penggunaan bisnis yang

diperlukan. Perangkat lunak yang diinstall sesuai perjanjian lisensi.

a. BAI09.01 Identify and record current assests

b. BAI09.02 Manage critical assets

49
c. BAI09.03 Manage the assets life cycle

d. BAI09.04 Optimise assets costs

e. BAI09.05 Manage licences

10. BAI10 (Manage Configuration)

Mendefinisikan dan memelihara hubungan antara sumber daya dan

kemampuan yang diperlukan untuk memberikan ketersediaan layanan

TI termasuk pengumpulan informasi konfigurasi, menetapkan

baseline, memverifikasi dan memperbaharui repositori konfigurasi.

a. BAI10.01 Establish and maintain a configuration model

b. BAI10.02 Establish and maintain a configuration repository

and baseline

c. BAI10.03 Maintain and control configuration items

d. BAI10.04 Produce status and configuration reports

e. BAI10.05 Verify and review integrity of the configuration

repository

c. Deliver, Service and Support (DSS)

DSS menerima solusi yang akan digunakan oleh pengguna akhir (end

user). Domain ini berkaitan dengan dukungan layanan yang dibutuhkan

meliputi pelayanan, pengelolaan keamanan dan kelangsungan, dukungan

layanan bagi pengguna, manajemen data dan fasilitas operasional.

1. DSS01 (Manage Operations)

Mengkoordinasikan dan melaksanakan kegiatan dan prosedur

operasional yang dibutuhkan untuk memberikan layanan TI bagi

50
internal dan outsourcing. Termasuk juga pelaksanaan prosedur

standar operasi dan kegiatan pemantauan yang dibutuhkan.

a. DSS01.01 Perform operational procedures

b. DSS01.02 Manage outsourced IT service

c. DSS01.03 Monitoring IT infrastructure

d. DSS01.04 Manage the environment

e. DSS01.05 Manage facilities

2. DSS02 (Manage Service Requests and Incidents)

Memberikan respon yang tepat waktu dan efektif untuk permintaan

pengguna dan resolusi semua jenis kejadian. Mengembalikan layanan,

normal, merekam dan memenuhi permintaan pengguna, menyelidiki,

mendiagnosa dan menyelesaikan kejadian/peristiwa yang terjadi

tersebut.

a. DSS02.01 Define incident and service request classification

schemes

b. DSS02.02 Record, classify and prioritise reques and incidents

c. DSS02.03 Verify approve and fulfill service reques

d. DSS02.04 Investigate, diagnose, and allocate incidents

e. DSS02.05 Resolve and recover from incidents

f. DSS02.06 Close service requests and incidents

g. DSS02.07 Track status and produce reports

51
3. DSS03 (Manage Problems)

Mengidentifikasi dan mengklasifikasikan masalah, akar penyebab

masalah dan memberikan solusi yang tepat waktu untuk mencegah

kejadian tersebut berulang, serta memberikan rekomendasi untuk

perbaikan.

a. DSS03.01 Identify and classify problems

b. DSS03.02 Investigate and diagnose problems

c. DSS03.03 Raise known errors

d. DSS03.04 Resolve and close problems

e. DSS03.05 Perform proactive problem management

4. DSS04 (Manage Continuity)

Membangun dan memelihara rencana yang memungkinkan bisnis

dan TI menanggapi kejadian dan gangguan sehingga dapat

melanjutkan proses operasi bisnis penting, menjaga ketersediaan

informasi pada perusahaan.

a. DSS04.01 Define the business continuity policy objectives and

scope

b. DSS04.02 Maintain a continuity strategy

c. DSS04.03 Develop and implement a business continuity

response

d. DSS04.04 Exercise, test and review the BCP

e. DSS04.05 Review, maintain and improve the continuity plan

f. DSS04.06 Conduct continuity plan training

52
g. DSS04.07 Manage backup arrangements

h. DSS04.08 Conduct post-resumption review

5. DSS05 (Manage Security Services)

Melindungi informasi perusahaan untuk mempertahankan tingkat

risiko keamanan informasi yang dapat diterima perusahaan sesuai

dengan kebijakan keamanan. Membangun dan memelihara peran

keamanan informasi, hak akses dan pemantauan keamanan.

a. DSS05.01 Protect against malware

b. DSS05.02 Manage network and connectivity security

c. DSS05.03 Manage endpoint security

d. DSS05.04 Manage user identify and logical access

e. DSS05.05 Manage physiscal access to IT assets

f. DSS05.06 Manage sensitive documents and output devices

g. DSS05.07 Monitor the infrastructure for security-related events

6. DSS06 (Manage Business Process Control)

Mendefinisikan dan mempertahankan kontrol proses bisnis yang

tepat untuk memastikan bahwa informasi memenuhi persyaratan

pengendalian informasi yang relevan.

a. DSS06.01 Align control activities embed in business processes

with enterprise objectives

b. DSS06.02 Control the processing of information

c. DSS06.03 Manage roles, responsibilities, access privilages and

levels of authority

53
d. DSS06.04 Manage errors and exceptions

e. DSS06.05 Ensure traceability of information events and

accountabilities

f. DSS06.06 Secure information assets

d. Monitor, Evaluate and Assess (MEA)

MEA meliputi kegiatan pemantauan pengendalian internal, kepatuhan

terhadap peraturan dan tata kelola. Penilaian terhadap proses TI

dilakukan secara teratur dan mengikuti panduan yang ada

1. MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess Performance and

Conformance)

Mengumpulkan, memvalidasi dan mengevaluasi bisnis TI dan

tujuan. Memantau proses kinerja sesuai dengan tujuan dan

memberikan pelaporan yang sistematis dan tepat waktu.

a. MEA01.01 Establish a monitoring approach

b. MEA01.02 Set Performance and conformance targets

c. MEA01.03 Collect and process performance and conformance

data

d. MEA01.04 Analyze and report performance

e. MEA01.05 Ensure the implementation of corrective actions

2. MEA02 (Monitor, Evaluate and Assess the System of Internal)

Pemantauan secare terus menerus dan evaluasi lingkungan

pengendalian termasuk penilaian diri dan ulasan jaminan independen.

Memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasi kekurangan

54
kontrol dan efisiensi untuk memulai tindakan perbaikan.

Merencanakan, mengatur dan menjaga standar penilaian pengendalian

internal.

a. MEA02.01 Monitor internal controls

b. MEA02.02 Review business process control effectiveness

c. MEA02.03 Perform control self-assessments

d. MEA02.04 Identify and report control deficiencies

e. MEA02.05 Ensure the assurance provider are independent and

qualified

f. MEA02.06 Plan assurance initiatives

g. MEA02.07 Scope assurance initiatives

h. MEA02.08 Execute assurance initiatives

3. MEA03 (Monitor, Evaluate and Assess Compliance With External

Requirement)

Menilai bahwa proses TI dan proses bisnis TI sesuai dengan

undang-undang, peraturan dan persyaratan kontrak. Memperoleh

keyakinan bahwa persyaratan telah diidentifikasi dan dipenuhi.

a. MEA03.01 Identify external compliance requirements

b. MEA03.02 Optimise response to external requirements

c. MEA03.03 Confirm external compliance

d. MEA03.04 Obtain assurance of external compliance

55
2.4.6 RACI Chart

Di dalam COBIT 5 tersedia RACI chart yakni sebuah matrik dari semua

aktivitas atau wewenang dalam pengambilan keputusan yang dilakukan dalam

sebuah organisasi terhadap semua orang atau peran untuk setiap proses. Berikut

penjelasan mengenai RACI chart yang terdapat pada COBIT 5 (ISACA,

2012a) :

a. Responsible (Tanggung Jawab) yaitu menjelaskan tentang siapa yang

mendapatkan tugas yang harus dilakukan. Hal ini merujuk pada peran

utama atau penanggung jawab pada kegiatan operasional, memenuhi

kebutuhan dan menciptakan hasil yang diinginkan dari organisasi.

b. Accountable (Akuntabel) yaitu menjelaskan tentang siapa yang

bertanggung jawab atas keberhasilan tugas. Hal ini merujuk pada

pertanggung jawaban secara keseluruhan atas tugas yang telah

dilakukan.

c. Consulted (Konsultasi) yakni menjelaskan tentang siapa yang

memberikan masukan. Hal ini merujuk pada peran yang bertanggung

jawab untuk memperoleh informasi dari unit lain atau mitra eksternal.

Masukan harus dipertimbangkan dan pengambilan tindakan yang

tepat.

d. Informed (Informasi) yakni menjelaskan tentang siapa yang menerima

informasi. Hal ini merujuk pada peran yang bertanggung jawab untuk

menerima informasi yang tepat untuk mengawasi setiap tugas yang

dilakukan.

56
Berikut ini merupakan diagram RACI berdasarkan framework COBIT 5

untuk APO01 (Manage the IT Management Framework), APO07(Manage

Human Resouce) dan BAI08 (Manage Knowledge) :

Gambar 2.9 RACI Chart APO01 (Manage the IT Management Framework)

Gambar 2.10 RACI Chart APO07 (Manage Human Resouce)

57
Gambar 2.11 RACI Chart BAI08 (Manage Knowledge)
Berikut penjelasan mengenai pihak-pihak yang terlibat dalam struktur

COBIT 5 (ISACA, 2012), yaitu :

1. Board adalah kelompok eksekutif paling senior dan/atau direktur non-

eksekutif dari organisasi yang bertanggung jawab untuk tata kelola

teknologi informasi dan memiliki kontrol keseluruhan sumber daya.

2. Chief Executive Officer (CEO) adalah orang yang memiliki

kedudukan tinggi yang bertanggung jawab dari manajemen

keseluruhan organisasi.

3. Chief Financial Officer (CFO) adalah seseorang yang memiliki

jabatan senior pada organisasi yang bertanggung jawab untuk semua

aspek manajemen keuangan, termasuk risiko dan kontrol keuangan

dan rekening tepercaya dan akurat.

58
4. Chief Operating Officer (COO) adalah seseorang yang memiliki

jabatan senior pada organisasi yang bertanggung jawab untuk operasi

organisasi.

5. Chief Risk Officer (CRO) adalah seseorang yang memiliki jabatan

senior pada organisasi yang bertanggung jawab untuk semua aspek

manajemen risiko di seluruh organisasi. Bertugas mengawasi risiko

yang berhubungan dengan TI.

6. Chief Information Officer (CIO) adalah pejabat senior pada organisasi

yang bertanggung jawab untuk menyelaraskan TI dan strategi bisnis

dan akuntabel untuk perencanaan, sumber daya dan mengelola

pengiriman layanan dan solusi untuk mendukung tujuan TI organisasi.

7. Chief Information Security Officer (CISO) adalah pejabat senior pada

organisasi yang bertanggung jawab untuk keamanan informasi

organisasi dalam segala bentuknya.

8. Business Executive adalah manajemen individu senior yang

bertanggung jawab untuk operasi unit bisnis tertentu atau anak

perusahaan.

9. Business Process Owner adalah seseorang yang bertanggung jawab

pada proses kinerja untuk mewujudkan tujuannya, mendorong

perbaikan proses dan menyetujui perubahan proses.

10. Strategy (IT Executive) Committee adalah sekelompok eksekutif

senior yang ditujukan oleh dewan untuk memastikan bahwa dewan

terlibat dalam pengambilan keputusan yang berkaitan dengan TI.

59
Komite ini bertanggung jawab untuk mengelola portfolio investasi IT-

enabled, layanan TI dan aset TI. Memastikan nilai yang disampaikan

dan risiko dikelola. Komite ini biasanya dipimpin oleh anggota

dewan.

11. (Project and Programme) Steering Committee adalah sekelompok

pemangku kepentingan dan ahli yang bertanggung jawab untuk

bimbingan program dan proyek, termasuk pengelolaan dan

pemantauan rencana, alokasi sumber daya dan manajemen program

dan risiko proyek.

12. Architecture Board adalah sekelompok pemangku kepentingan dan

ahli yang bertanggung jawab pada organisasi terkait arsitektur dan

keputusan untuk menetapkan kebijakan dan standar arsitektur.

13. Enterprise Risk Committee adalah sekelompok eksekutif dari

organisasi yang bertanggung jawab untuk kolaborasi tingkat

organisasi untuk mendukung manajemen risiko organisasi.

14. Head of Human Resource adalah pejabat senior pada organisasi yang

bertanggung jawab untuk perencanaan dan kebijakan terhadap semua

sumber daya manusia di organisasi.

15. Compliance adalah seseorang yang bertanggung jawab untuk

bimbingan pada hukum, peraturan dan kepatuhan terhadap kontrak.

16. Audit adalah seseorang yang bertanggung jawab atas penyediaan audit

internal.

60
17. Head of Architecture adalah seorang individu senior untuk proses

arsitektur enterprise.

18. Head of Development adalah seorang individu senior yang

bertanggung jawab terkait proses TI, proses pengembangan solusi.

19. Head of IT Operations adalah seorang individu senior yang

bertanggung jawab atas lingkungan dan infrastruktur operasional TI.

20. Head of IT Administration adalah seorang individu senior yang

bertanggung jawab terkait TI, catatan dan bertanggung jawab untuk

mendukung TI terkait masalah administratif.

21. Programme and Project Management Office (PMO) adalah seseorang

yang bertanggung jawab untuk mendukung program dan proyek

manajer, mengumpulkan, menilai dan melaporkan informasi tentang

pelaksanaan program dan proyek konstituen.

22. Value Management Office (VMO) adalah seseorang yang bertindak

sebagai sekretariat untuk mengelola portfolio investasi dan layanan,

termasuk menilai dan memberi nasihat tentang peluang investasi,

manajemen control dan menciptakan nilai dai investasi dan jasa.

23. Service Manage adalah seorang individu yang mengelola

pengembangan, implementasi, evaluasi dan pengelolaan

berkelanjutan baru dan yang sudah ada.

24. Information Security Manage adalah seorang individu yang

mengelola, desain, mengawasi dan/atau menilai keamanan informasi

suatu organisasi.

61
25. Business Continuity Manager adalah seorang individu yang

mengelola, merancang, mengawasi dan/atau menilai kemampuan

kelangsungan usaha suatu organisasi, untuk memastikan bahwa fungsi

organisasi tetap beroperasi pada saat kritis.

26. Privacy Officer adalah seorang yang bertanggung jawab untuk

memantau risiko dan dampak bisnis undang-undang privasi dan untuk

membimbing dan koordinasi pelaksanaan kebijakan dan kegiatan

yang akan memastikan bahwa arahan privasi terpenuhi. Privacy

Officer juga disebut sebagai petugas perlindungan data.

62
Evaluate, Direct and
Align, Plan and Organise
Monitor

APO03
APO01
EDM05

Framework

Architecture

APO12 Manage Risk


Maintenance

Transparency
COBIT 5 Process

APO11 Manage Quality

APO13 Manage Security


APO02 Manage Strategy

APO05 Manage Portfolio

APO10 Manage Suppliers


Manage Enterprise
Ensure Governance

APO04 Manage Innovation


Ensure Stakeholder

APO08 Manage Relationships


EDM01 Framework Setting and

EDM02 Ensure Benefits Delivery


EDM03 Ensure Risk Optimisation

APO06 Manage Budget and Costs


APO07 Manage Human Resources
Manage the IT Management
EDM04 Ensure Resource Optimation

APO09 Manage Service Agreements

S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
P
P
P
01
Alignment of IT and business strategy
IT compliance and support for business compliance with

P
P
P

S
S
S
S
S
S
02
external laws and regulations
Commitment of executive management for making IT-

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
03
related decisions

Financial

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
04
Managed IT-related business risk

Realised benefits from IT-enabled investments and

P
P
P
P
P

S
S
S
S
S
S
S
05
services portfolio
terhadap proses yang ada di COBIT 5:

S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
P
Transparency of IT costs, benefits and risk

P
P
P
P
P
P
P
P

S
S
S
S
S
S
S
S
S
06 07
Delivery of IT services in line with business requirements

Adequate use of applications, information and technology

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
08
solutions

Customer

S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
09
IT agility

Security of information, processing infrastructure and

P
P
P

S
S
S
S
S
S
10
Enterprise Goal

applications

S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
11
Optimisation of IT assets, resources and capabilities
Enablement and support of business processes by

S
S
S
S
S
S

P
12
integrating applications and technology into business
processes
2.4.7 Pemetaan IT-Related Goals Terhadap Proses COBIT 5

Delivery of programmes delivering benefits, on time, on

P
P
P
P

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
13

budget, and meeting requirements and quality standards


Internal

Availability of reliable and useful information for decision

P
P

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
14

making

S
S
S
S
S
S
S
S
S

IT compliance with internal policies

S
S
S
S
P S
S
S

P
P P
P
Competent and motivated business and IT personnel
and
Berikut ini adalah gambar mengenai pemetaan IT-Related Goals

63
Knowledge, expertise and initiatives for business

S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
P
15 16 17

Growth
Learning

innovation
Monitor, Evaluate and Assess Deliver, Service and Support Evaluate, Direct and Monitor

BAI07
BAI05
BAI04
BAI03
BAI02
BAI01

DSS06
DSS02

Control
Projects

Controls
Capacity
Definition

Knowledge)
Conformance
and Incidents

Requirements
COBIT 5 Process

BAI09 Manage Assets


BAI06 Manage Changes

and Transitioning
Manage Solutions

DSS03 Manage Problems


DSS04 Manage Continuity
DSS01 Manage Operations
BAI08 Manage Knowledge
Change Enablement

Monitor, Evaluate and

MEA02 the System of Internal


BAI10 Manage Configuration
Manage Requirements

Manage Organisational
Identification and Build
Manage Availability and

MEA01 Assess Performance and


Manage Business Process
DSS05 Manage Security Services
Manage Programmes and

Manage Service Requests

MEA03 Compliance With External


Manage Change Acceptance

Monitor, Evaluate and Assess


Monitor, Evaluate and Assess
S
S
S
S
S
S
P
P
01
Alignment of IT and business strategy
IT compliance and support for business compliance with

S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
02
external laws and regulations
Commitment of executive management for making IT-

S
S
S
S
S
03
related decisions

Financial

S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
04
Managed IT-related business risk
Realised benefits from IT-enabled investments and

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
P
05 services portfolio

S
S
S
S

P
Transparency of IT costs, benefits and risk

S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
06 07

Delivery of IT services in line with business requirements


Adequate use of applications, information and technology

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
08

solutions

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
Customer
09

IT agility
Security of information, processing infrastructure and

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
10

applications
Enterprise Goal

S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
P
11

Optimisation of IT assets, resources and capabilities


Enablement and support of business processes by

P
P

S
S
S
S
S
S
S
12

integrating applications and technology into business


processes
Delivery of programmes delivering benefits, on time, on

S
S
S
S
S
S

P
P
13

Internal

budget, and meeting requirements and quality standards


Availability of reliable and useful information for decision

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
14

making

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
IT compliance with internal policies

Gambar 2.12 Pemetaan IT-Related Goals Terhadap Proses COBIT 5 (Manage


S
S
S
S
S
S

Competent and motivated business and IT personnel


and

Knowledge, expertise and initiatives for business

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P

64
15 16 17

Growth
Learning

innovation
Keterangan :

P = Primary

S = Secondary

Dari gambar tersebut dapat diketahui bahwa terlihat 37 proses COBIT 5

serta hubungan primary dan secondary antara proses-proses COBIT yang ada

dengan panduan IT-Goals secara umum.

2.4.8 Process Assesment Model (PAM)

Process Assesment Model (PAM) merupakan sebuah model yang

compatible untuk tujuan penilaian kemampuan proses, berdasarkan satu atau

lebih dari model referensi (ISACA, 2012). Model ini merupakan dasar untuk

penilaian kemampuan proses TI suatu perusahaan pada COBIT 5 dan program

pelatihan dan sertifikasi bagi para penilai. Proses penilaian ini dibuktikan

dengan mengaktifkan proses penilaian yang dapat diandalkan, konsisten dan

berulang di bidang tata kelola dan manajemen TI.

COBIT 5 PAM yang mendukung kinerja penilaian dengan memberikan

indikator untuk bimbingan pada interpretasi dari tujuan proses perusahaan.

COBIT 5 PAM terdiri dari satu set indikator kinerja proses dan kemampuan

proses. Indikator-indikator yang digunakan sebagai dasar untuk

mengumpulkan bukti objektif yang memungkinkan penilai untuk menetapkan

peringkat (ISACA, 2012).

65
A. Assesment Process Activities

Assesment Process Activities merupakan tahapan-tahapan aktivitas

dalam melakukan proses penilaian capability level untuk perusahaan

(ISACA, 2012):

Gambar 2.13 Assesment Process Activities (ISACA, 2012)


1. Initiation

Initiation merupakan tahapan pertama dalam Assesment

Process Activities yang ada pada Process Assesment Model COBIT

5. Bertujuan untuk menjelaskan hasil identifikasi dari beberapa

informasi yang dapat dikumpulkan.

66
2. Planning the Assesment

Tahapan kedua adalah dilakukan rencana penilaian yang

bertujuan untuk mendapatkan hasil evaluasi penilaian capability

level. Dengan memetakan RACI chart yang ada di COBIT dengan

beberapa staff di Badan Kepegawaian Negara Pusat agar selaras

dengan kebutuhan aktivitas penelitian yang akan dinilai.

3. Briefing

Tahap ketiga adalah melakukan pengarahan kepada tim penilai

sehingga memahami masukan, proses dan keluaran dalam unit

organisasi yang akan dinilai yaitu Badan Kepegawaian Negara

Pusat dengan cara menentukan jadwal, kendala yang dihadapi

dalam melakukan penilaian, peran dan tanggung jawab, kebutuhan

sumber daya, dan lain-lain.

4. Data Collection

Tahap keempat adalah dilakukan pengumpulan data dari hasil

temuan yang terdapat pada Badan Kepegawaian Negara Pusat yang

bertujuan untuk mendapatkan bukti-bukti penilaian evaluasi pada

aktivitas proses yang telah dilakukan.

5. Data Validation

Tahap kelima adalah dilakukan validasi data yang bertujuan

untuk mengetahui hasil perhitungan kuisioner agar mendapatkan

evaluasi penilaian capability level.

67
6. Process Atribute Rating

Tahap keenam adalah dilakukan proses memberi level pada

atribut yang ada di setiap indikator, yang bertujuan untuk

menunjukkan hasil capability level dari hasil perhitungan kuisioner

pada tahap-tahap sebelumnya dan melakukan analisis Gap pada

tahapan berikutnya.

7. Reporting the Result

Tahap ketujuh adalah dilakukan melaporkan hasil evaluasi yang

bertujuan untuk memberikan rekomendasi untuk Badan

Kepegawaian Negara Pusat dengan COBIT 5. Dalam praktik tata

kelola teknologi informasi pada COBIT 5 memiliki beberapa

ketentuan yang harus dipenuhi.

2.4.9 Skala Peringkat (Rating Scale)

Atribut peringkat menggunakan skala peringkat standar yang terdiri dari

(ISACA, 2012) :

1. N (Not achieved/tidak tercapai)

Pada skala peringkat ini tidak ada atau hanya sedikit bukti atas

pencapaian atribut di dalam proses penilaian. Skala peringkat nilai yang

diraih adalah 0-15%.

2. P (Partically achieved/tercapai sebagian)

Pada skala peringkat ini terdapat beberapa bukti mengenai pendekatan

dan beberapa pencapaian atribut di dalam proses penilaian. Skala

peringkat nilai yang diraih adalah 15-50%.

68
3. L (Largely achieved/tercapai sebagian besar)

Pada skala peringkat ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis dan

pencapaian signifikan atas proses tersebut, walaupun masih ada

kelemahan pada atribut ini di dalam proses penilaian. Skala peringkat

nilai yang diraih adalah 50-85%.

4. F (Fully achieved/tercapai penuh)

Pada skala peringkat ini terdapat bukti atas pendekatan sistematis,

lengkap dan adanya pencapaian penuh atas atribut proses tersebut. Tidak

adanya kelemahan pada atribut proses. Skala peringkat nilai yang diraih

adalah 85-100%.

Tabel 2.1 Ratting Level


(ISACA,2012)

Abbreviation Description % Achieved

N Not Achieved 0 to 15% achievement

P Partially Achieved >15% to 50% achievement

L Largely Achieved >50% to 85% achievement

F Fully Achieved >85% to 100% achievement

2.4.10 Process Capability Level

Dimensi kapabilitas/kemampuan menyediakan sebuah pengukuran dari

kapabilitas proses untuk memenuhi tujuan organisasi saat ini. Terdapat enam

tingkat kapabilitas dan sembilan atribut proses berdasarkan pencapaian proses

atribut.

69
Tabel 2.2 Capability Level and Process Attribute
(ISACA, 2012)

Process Attribute Capability Levels and Process Attribute


ID
Level 0 : Incomplete Process

Level 1 : Performed Process

PA 1.1 Process performance

Level 2 : Managed Process

PA 2.1 Performance management

PA 2.2 Work product management

Level 2 : Established Process

PA 3.1 Process definition

Process deploymeny

Level 4 : Predictable process

PA 4.1 Process measurement

PA 4.2 Process control

Level 5 : Optimizing process

PA 5.1 Process innovation

PA 5.2 Process optimization

1. Level 0 – Proses Tidak Lengkap (Incomplete Process)

Pada level ini proses tidak diterapkan atau gagal untuk mencapai

tujuan prosesnya. Pada tingkat ini ada bukti sedikit atau tidak ada dari

setiap pencapaian sistematis tujuan proses.

2. Level 1 – Proses Dilakukan (Performed Process)

Pada level ini proses sudah diterapkan dan mencapai tujuan

prosesnya.

70
a. PA 1.1 Proses Kinerja (Process Performance)

Sebuah pengukuran mengenai pencapaian tujuan dari suatu proses

yang berhasil dicapai dan terdapat bukti yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Tabel 2.3 Process Performance (ISACA, 2012)


PA 1.1 Process Performance

Hasil Atas Pencapaian Praktik Umum (Generic Hasil Kerja Umum


Penuh Atribut Practices/GPs) (Generic Work
Products/GWPs)

Proses meraih tujuan GP 1.1.1 Meraih hasil Hasil kerja telat dibuat
yang sudah ditentukan. proses. Ada bukti bahwa sehingga menyediakan
praktik-praktik dasar bukti atas hasil proses.
dilakukan.

3. Level 2 – Proses Dikelola (Manage Process)

Pada level ini proses sudah diterapkan dan dikelola (direncanakan,

dimonitor dan disesuaikan) secara terhadap tepat produk

pekerjaannya, dikendalikan dan dipelihara.

a. PA 2.1 Manajemen Kinerja (Performance Management)

Sebuah pengukuran mengenai pengelolaan proses kinerja. Pada

manajemen kinerja memiliki indikator, yaitu:

1. Tujuan dari kinerja diidentifikasi.

2. Kinerja dari proses direncanakan, dimonitor dan disesuaikan

untuk memenuhi permintaan atau rencana sebelumnya.

3. Tanggung jawab terhadap proses didefinisikan, ditugaskan dan

dikomunikasikan.

71
4. Sumber daya dan informasi yang dibutuhkan untuk

melaksanakan suatu proses diidentifikasi, disediakan,

dialokasikan dan digunakan dengan benar.

Tabel 2.4 Performance Management (ISACA, 2012)


PA 2.1 Performance Management

Hasil Atas Pencapaian Praktik Umum (Generic Hasil Kerja Umum


Penuh Atribut Practices/GPs) (Generic Work
Products/GWPs)

1. Objektif performa dari GP 2.1.1 Identifikasikan GWP 1.0 Dokumentasi


proses teridentifikasi. objektif performa dari proses harus menguraikan
proses. Objektif performa lingkup proses.
digabungkan dengan asumsi GWP 2.0 Rencana proses
dan batasan, didefinisikan harus menyediakan detil
dan dikomunikasikan. dari objektif performa
proses.

2. Performa dari proses GP 2.12 Merencanakan GWP 2.0 Rencana


direncakan dan dan memonitor performa Proses harus
dimonitor. dari proses untuk memenuhi menggambarkan secara
objektif yang ditentukan. detil objektif performa
Dasar mengukur performa proses.
proses yang berhubungan GWP 9.0 Performa proses
dengan objektif bisnis catatannya harus
ditetapkan dan dimonitor. menggambarkan hasil
Termasuk di dalam dasar yang detil.
tersebut adalah aktivitas Catatan: pada level ini
yang diperlukan, estimasi setiap catatan performa
dan jadwal. dapat berbentuk laporan,
daftar masalah dan catatan
informal.

3. Performa dari proses GP 2.1.3 Menyesuaikan GWP 4.0 Catatan


disesuaikan untuk performa dari proses. kualitas harus
memenuhi perencanaan. Mengambil tindakan ketika menyediakan detil dari
performa yang tindakan yang dilakukan
direncanakan tidak tercapai. ketika performa tidak
Tindakan meliputi mencapai tujuan
identifikasi dari masalah
performa dan penyesuaian

72
rencana dan jadwal lebih
sesuai.
4. Tanggung jawab dan GP 2.1.4 Mendefinisikan GWP 1.0 Dokumentasi
otoritas dari melakukan tanggung jawab dan proses harus
proses didefinisikan, otoritas dalam melakukan menyediakan detil dari
ditugaskan dan proses. Tanggung jawab pemilik proses dan siapa
dikomunikasikan. kunci dari otoritas dalam saja yang terlibat,
menjalankan aktivitas kunci bertanggung jawab,
dari proses didefinisikan, dikonsultasikan dan
ditugaskan, dan diinformasikan.
dikomunikasikan. GWP 2.0 rencana proses
Pengalaman yang harus meliputi detil dari
dibutuhkan, pengetahuan proses rencana
dan keahlian ditetapkan. komunikasi demikian juga
pengalaman dan keahlian
yang dibutuhkan dalam
menjalankan proses.

5. Sumber daya dan GP 2.1.5 Identifikasi dan GWP 2.0 rencana proses
informasi yang penyediaan sumber daya harus menyediakan detil
dibutuhkan untuk untuk melakukan proses dari proses perencanaan
menjalankan proses sesuai dengan rencana. pelatihan dan proses
diidentifikasi, Sumber daya dan informasi perencanaan sumber daya.
disediakan, yang dibutuhkan untuk
dialokasikan dan menjalankan aktivitas kunci
digunakan dari proses diidentifikasi,
disediakan, dialokasikan
dan digunakan.
6. Antarmuka di antara GP 2.1.6 Mengelola GWP 1.0 Dokumentasi
pihak yang terlibat antarmuka antara pihak proses harus
dikelola untuk yang terlibat. Individu dan menyediakan detil dari
memastikan komunikasi grup yang terlibat dengan individu dan grup yang
efektif dan tugas yang proses diidentifikasi, terlibat (RACI).
jelas antara pihak yang tanggung jawab GWP 2.0 Rencana
terlibat. didefinisikan dan proses harus
mekanisme komunikasi menyediakan detil dari
yang efektif diterapkan. proses rencana
komunikasi.

73
b. PA 2.2 Manajemen Hasil Kerja (Work Product Management)

Sebuah pengukuran berkaitan dengan hasil kerja yang dihasilkan

dari proses yang dikelola. Pada manajemen hasil kerja memiliki

indikator, yaitu :

1. Persyaratan dari proses yang digunakan untuk menghasilkan

produk telah didefinisikan.

2. Persyaratan untuk dokumentasi dan kontrol dari hasil kerja telah

didefinisikan.

3. Hasil kerja diidentifikasi, didokumentasikan dan dikontrol

secara tepat.

4. Hasil kerja diulas sesuai dengan perencanaan untuk dapat

memenuhi kebutuhan yang diinginkan.

Tabel 2.5 Manajemen Hasil Kerja (Work Product Management) (Sumber:


ISACA, 2012)
PA 2.2 Work Product Management

Hasil Atas Pencapaian Praktik Umum (Generic Hasil Kerja Umum


Penuh Atribut Practices/GPs) (Generic Work
Products/GWPs)

1. Kebutuhan akan hasil GP 2.2.1 Menetapkan GWP 3.0 Rencana


kerja proses ditetapkan. kebutuhan untuk kerja, kualitas harus
meliputi struktur isi dan menyediakan detil dari
kriteria kualitas. kriteria kualitas dan isi
dari hasil kerja.

2. Kebutuhan untuk GP 2.2.2 Menetapkan GWP 1.0 Dokumentasi


dokumentasi dan kebutuhan dari proses harus
kontrol dari hasil kerja dokumentasi dan kontrol menyediakan detil dari
ditetapkan. dari hasil kerja. Ini harus kontrol (matrix control).
meliputi identifikasi dari GWP 3.0 Rencana
ketergantungan, Kualitas harus
persetujuan dan kemudahan menyediakan detil dari
dalam melacak kebutuhan. hasil kerja, kriteria
74
kualitas, dokumentasi
yang dibutuhkan dan
kontrol perubahan.

3. Hasil kerja GP 2.2.3 Identifikasi, GWP 3.0 Rencana


diidentifikasi dengan dokumentasi dan kontrol Kualitas harus
baik, didokumentasikan hasil kerja. Hasil kerja menyediakan detil dari
dan dikontrol. adalah subjek dari kontrol hasil kerja, kriteria
perubahan, begitu juga kualitas, kebutuhan
dengan perubahan versi dan dokumentasi dan kontrol
manajemen konfigurasi. perubahan.

4. Hasil kerja diulas GP 2.2.4 Ulas kembali dan GWP 4.0 Catatan kualitas
kembali sesuai dengan menyesuaikan hasil kerja harus menyediakan jejak
rencana pengaturan untuk memenuhi kebutuhan audit dari pengulasan
dan disesuaikan dengan yang telah didefinisikan. kembali yang telah
kebutuhan untuk Hasil kerja adalah subyek dilakukan.
mencapai kebutuhan. terdapat pengulasan
kembali terhadap
kebutuhan yang
disesuaikan dengan
pengaturan yang
direncanakan dan isu-isu
lain yang muncul
diselesaikan.

4. Level 3 – Proses Ditetapkan (Established Process)

Pada level ini proses diterapkan dan dikelola dengan mendefinisikan

proses yang mampu mencapai hasil proses tersebut.

a. PA 3.1 Proses Definisi (Process Definition)

Sebuah pengukuran tentang sejauh mana proses standar dikelola

untuk mendukung proses yang telah didefinisikan. Proses definisi

memiliki indikator, yaitu :

1. Standar proses yang terdefinisi dan dilengkapi dengan panduan

untuk modifikasi.

2. Telah menentukan urutan dan interaksi dengan proses lainnya.

75
3. Kebutuhan akan kompetensi dan aturan untuk melaksanakan

suatu proses telah diidentifikasi.

4. Metode monitoring efektivitas telah didefinisikan.

Tabel 2.6 Process Definition (ISACA, 2012)


PA 1.1 Process Definition

Hasil Atas Pencapaian Praktik Umum (Generic Hasil Kerja Umum


Penuh Atribut Practices/GPs) (Generic Work
Products/GWPs)

1. Proses standar meliputi GP 3.1.1 Mendefinisikan GWP 5.0 Kebijakan dan


panduan dasar yang standar dari proses yang standar harus
layak didefinisikan mendukung kerja dari menyediakan detil dari
sehingga proses yang telah objek organisasi untuk
mendeskripsikan didefinisikan. Sebuah proses, standar minimum
elemen fundamental. proses standar didefinisikan dan performa, prosedur
yang mengidentifikasi standar, pelaporan dan
elemen proses fundamental kebutuhan monitoring.
dan menyediakan panduan Bukti yang dibutuhkan
dan prosedur untuk pada level ini tidak hanya
mendukung penerapan. adanya kebijakan dan
standar tapi juga
diterapkannya kebijakan
dan standar tersebut.

2. Urutan dan interaksi GP 3.1.2 Menetapkan GWP 5.0 Kebijakan dan


dari proses standar urutan dan interaksi antar standar harus
dengan proses lainnya proses sehingga dapat menyediakan proses
ditetapkan bekerja sebagai sistem yang pemetaan dengan detil
terintegrasi dalam proses. dari proses standar dengan
Urutan standar proses dan urutan yang diharapkan
interaksi. dan interaksinya.

3. Kompetensi yang GP 3.1.3 Mengidentifikasi GWP 5.0 Kebijakan dan


dibutuhkan dan peran peran dan kompetensi dari standar harus
untuk melakukan proses menjalankan proses standar menyediakan detil dan
diidentifikasi sebagai kompetensi dari proses
bagian dari proses yang dilakukan. Bukti
standar. yang diperlukan pada
level ini bukan hanya pada
kebijakan dan standar tapi
juga dengan

76
diterapkannya kebijakan
dan standar tersebut.

4. Infrastruktur yang GP 3.1.4 Identifikasi GWP 5.0 Kebijakan dan


diperlukan dan infrastruktur yang standar harus
lingkungan kerja yang dibutuhkan dan mengidentifikasi
dibutuhkan untuk lingkungan kerja untuk kebutuhan minimum dari
melakukan proses melakukan proses standar. infrastruktur dan
diidentifikasi sebagai Infrastruktur dan lingkungan kerja untuk
bagian dari proses lingkungan kerja untuk melakukan proses. Bukti
standar. melakukan proses standar yang diperlukan pada
diidentifikasi. level ini tidak hanya pada
adanya kebijakan dan
standar tapi juga dengan
diterapkannya kebijakan
dan standar tersebut.

5. Metode sesuai untuk GP 3.1.5 menetapkan GWP 5.0 Kebijakan dan


monitoring keefektifan metode yang sesuai untuk standar harus
dan kesesuaian dari memonitor keefektifan dan menyediakan detil dari
proses yang ditetapkan kesesuaian dengan proses objek organisasi untuk
standar, meliputi pemastian proses, standar minimum
terhadap kriteria yang layak dan performa, prosedur
dan data yang dibutuhkan standar, pelaporan dan
untuk memonitor kebutuhan monitoring.
keefektifan dan kesesuaian. Bukti yang dibutuhkan
Menetapkan kebutuhan pada level ini tidak hanya
untuk melakukan audit adanya kebijakan dan
internal dan ulas kembali standar tapi juga
manajemen. diterapkannya kebijakan
dan standar tersebut.
GWP 4.0 Catatan kualitas
GWP 9.0 Catatan
performa proses harus
menyediakan bukti dari
ulas kembali yang telah
dilakukan.

77
b. PA 3.2 Proses Penyebaran (Process Deployment)

Sebuah pengukuran mengenai sejauh mana proses standar secara

efektif telah dijalankan sesuai dengan proses yang telah didefinisikan

untuk mencapai hasil proses. Proses deployment memiliki indikator,

yaitu :

1. Proses dikembangkan berdasarkan standar proses yang tepat.

2. Aturan dan tanggung jawab untuk melaksanakan suatu proses

telah dikomunikasikan.

3. Sumber daya manusia yang melaksanakan suatu proses

memiliki kompetensi berdasarkan pendidikan, pengalaman dan

pelatihan.

Tabel 2.7 Process Deployment (ISACA, 2012)


PA 3.2 Process Deployment

Hasil Atas Pencapaian Praktik Umum (Generic Hasil Kerja Umum


Penuh Atribut Practices/GPs) (Generic Work
Products/GWPs)

1. Sebuah proses yang GP 3.2.1 Menjalankan GWP 5.0 Kebijakan dan


telah didefinisikan
sebuah proses yang telah standar harus
dijalankan berdasarkandidefinisikan yang mendefinisikan standar
standar proses yang memuaskan konteks. Ketika yang harus diikuti oleh
telah ditentukan. proses yang sama seluruh implementasi dari
digunakan di area yang proses. Bukti yang
berbeda pada organisasi, diperlukan pada level ini
proses tersebut dilakukan bukan hanya pada adanya
berdasarkan proses standar, kebijakan dan standar tapi
diatur selayak mungkin juga dengan
dengan konfirmasi diterapkannya kebijakan
kebutuhan yang telah dan standar tersebut.
didefinisikan pada proses
yang telah diverifikasi.
2. Peran yang dibutuhkan GP 3.2.2 Menugaskan dan GWP 5.0 Kebijakan dan
tanggung jawab yang mengkomunikasikan standar harus

78
dibutuhkan untuk peran, tanggung jawab menyediakan detil
menjalankan proses dan otoritas untuk tanggung jawab dan
yang telah didefinisikan, menjalankan proses yang otoritas untuk melakukan
ditugaskan dan telah didefinisikan. Ketika aktivitas dari proses. Bukti
dikomunikasikan. proses yang sama yang diperlukan pada
digunakan pada area yang level ini bukan hanya pada
berbeda dalam organisasi, adanya kebijakan dan
otoritas dan peran untuk standar tapi juga dengan
melakukan aktivitas dari diterapkannya kebijakan
proses telah ditugaskan dan dan standar tersebut.
dikomunikasikan.
3. Personil yang GP 3.2.3 Memastikan GWP 1.0 Dokumentasi
melakukan proses yang kompetensi yang proses harus
didefinisikan kompeten dibutuhkan untuk menyediakan detil dan
dalam basis edukasi menjalankan performa dari kompetensi dan
yang sesuai degan proses yang didefinisikan.
pelatihan yang
pelatihan dan Ketika proses yang sama
dibutuhkan.
pengalaman. digunakan dalam area yang
berbeda pada organisasi, GWP 2.0 Rencana
kompetensi yang layak proses harus meliputi
untuk personil yang detil dari proses rencana
ditugaskan didefinisikan komunikasi, rencana
dan pelatihan yang sesuai pelatihan dan rencana
disediakan untuk sumber daya untuk
menjalankan proses yang setiap instansi dari
disediakan, dialokasikan proses.
dan digunakan.

4. Sumber daya dan GP 3.2.4 Menyediakan GP 2.0 Rencana proses


informasi yang sumber daya dan harus meliputi detil dari
dibutuhkan untuk informasi untuk rencana sumber daya
melakukan proses yang mendukung performa untuk setiap instansi
didefinisikan,
dan proses yang dari proses.
disediakan,
didefinisikan. Ketika
dialokasikan dan
digunakan.
proses yang sama
digunakan dalam area
yang berbeda dalam
organisasi, kebutuhan
sumber daya manusia dan
informasi untuk
melakukan proses

79
disediakan, dialokasikan
dan digunakan.

5. Infrastruktur dan GP 3.2.5 Menyediakan GWP 2.0 Rencana


layanan kerja untuk proses infrastruktur proses harus meliputi
melakukan proses yang yang layak untuk detil dari proses
didefinisikan mendukung performa dari infrastruktur dan
disediakan, dikelola,
proses yang lingkungan kerja dari
disediakan dan
didefinisikan. Ketika setiap instansi
dipelihara.
proses sama digunakan pemerintah.
dalam area yang berbeda
dalam organisasi,
dukungan organisasi yang
dibutuhkan, infrastruktur,
dan lingkungan kerja
disediakan, dialokasikan
dan digunakan.
6. Data yang layak GP 3.2.6 Mengumpulkan GWP 4.0 Catatan
dikumpulkan dan dan menganalisis data kualitas
dianalisis sebagai dasar mengenai performa dari GWP 9.0 Catatan
untuk mengerti tingkah proses untuk performa proses harus
laku dari proses untuk
mendemonstrasikan menyediakan bukti dari
menemukan kecocokan,
kecocokan dan alat ulas kembali yang
keefektifan dan evaluasi
perbaikan secara terus
keefektifan. Data yang dilakukan untuk setiap
menerus. dibutuhkan untuk instansi dari proses.
memonitor keefektifan
dan kesesuaian dari
proses di seluruh
organisasi didefinisikan,
dikumpulkan dan
dianalisis sebagai dasar
dari perbaikan terus-
menerus.

5. Level 4 – Proses Dapat Diramalkan (Predictable Process)

Pada level ini proses yang telah ditetapkan sekarang beroperasi di

dalam batasan yang telah ditentukan untuk mencapai hasil prosesnya.

80
a. PA 4.1 Proses Pengukuran (Process Measurement)

Proses pengukuran mengenai seberapa jauh hasil pengukuran

digunakan untuk memastikan performa proses mendukung

pencapaian tujuan proses dan tujuan organisasi. Proses pengukuran

memiliki indikator, yaitu:

1. Informasi yang dibutuhkan untuk mendukung tujuan organisasi

telah ditetapkan.

2. Tujuan pengukuran proses didapatkan dari kebutuhan

informasi.

3. Sasaran kuantitatif untuk kinerja proses telah ditetapkan.

Tabel 2.8 Process Measurement (ISACA, 2012)


PA 1.1 Process Performance

Hasil Atas Pencapaian Praktik Umum (Generic Hasil Kerja Umum


Penuh Atribut Practices/GPs) (Generic Work
Products/GWPs)

1. Informasi yang GP 4.1.1 Identifikasi GWP 6.0 Rencana


dibutuhkan proses kebutuhan informasi, peningkatan proses
untuk mendukung dalam hubungannya harus menyediakan
tujuan bisnis telah dengan tujuan bisnis. tujuan peningkatan
ditetapkan. Tujuan bisnis dan proses dan
informasi yang menyarankan tindakan
dibutuhkan pemegang peningkatan.
kepentingan telah
ditetapkan sebagai dasar
untuk menentukan tujuan
pengukuran performa
proses.
2. Tujuan pengukuran GP 4.1.2 Dapatkan tujuan GWP 7.0 Rencana
proses didapatkan pengukuran proses dari pengukuran proses
dari kebutuhan kebutuhan informasi. harus menyediakan detil
informasi. dari tujuan pengukuran.

81
3. Tujuan kuantitatif GP 4.1.3 Tetapkan GWP 7.0 Rencana
untuk performa tujuan kuantitatif atas pengukuran proses
proses dalam performa dari proses, harus menyediakan detil
mendukung tujuan berdasarkan kesesuaian dari ukuran dan
perusahaan telah proses dengan tujuan indikator pengukuran.
ditetapkan. perusahaan. Tujuan
pengukuran kuantitatif
telah ditetapkan dan
secara eksplisit
menggambarkan tujuan
perusahaan dan telah
dipastikan realistis dan
berguna oleh manajemen
dan pelaku proses.
4. Pengukuran dan GP 4.1.4 Identifikasikan GWP 7.0 Rencana
frekuensinya telah pengukuran produk pengukuran proses
diidentifikasi dan dan proses yang menyediakan detil dari
ditetapkan sejalan mendukung pencapaian ukuran dan indikator
dengan tujuan tujuan kuantitatif atas pengukuran sekaligus
pengukuran proses performa proses. prosedur pengumpulan
dan tujuan kuantitatif Pengukuran mendetil data dan prosedur
atas performa untuk produk dan proses analisa.
prosesnya. telah diidentifikasi,
sekaligus dengan
frekuensi pengumpulan
data dan pengukuran,
juga mekanisme
verifikasi.
5. Hasil pengukuran GP 4.1.5 GWP 7.0 Rencana
dikumpulkan, Mengumpulkan hasil pengukuran proses
dianalisa dan pengukuran produk harus menyediakan detil
dilaporkan untuk dan proses dengan atas prosedur analisa
memantau seberapa melakukan proses yang yang disarankan.
jauh tujuan telah ditentukan. Hasil GWP 9.0 Catatan
kuantitatif proses pengukuran performa proses harus
tercapai. dikumpulkan, dianalisa menyediakan detil atas
dan dilaporkan sesuai pengukuran yang telah
rencana yang telah dikumpulkan dan
ditetapkan. dianalisa.

82
6. Hasil pengukuran GP 4.1.6 Menggunakan GWP 9.0 Catatan
digunakan untuk hasil pengukuran untuk performa proses harus
menggambarkan memantau dan menyediakan detil atas
performa proses. memverifikasi pengukuran yang sudah
pencapaian atas tujuan dikumpulkan dan
performa proses. Hasil dianalisa.
pengukuran dianalisa
untuk memastikan
pencapaian terhadap
tujuan performa proses.
Teknik yang sesuai
digunakan untuk
memahami performa dan
kapabilitas proses dalam
batasan yang sudah
ditentukan.

b. PA 4.2 Proses Kontrol (Process Control)

Sebuah pengukuran mengenai suatu proses secara kuantitatif bisa

menghasilkan proses yang stabil, mampu dan bisa diprediksi dalam

batasan yang telah ditentukan. Proses kontrol memiliki indikator,

yaitu:

1. Teknik analisa dan kontrol diterapkan jika memungkinkan.

2. Data pengukuran dianalisa untuk mengetahui penyebab khusus.

3. Tindakan perbaikan diambil untuk memecahkan masalah.

Tabel 2.9 Process Control (ISACA, 2012)


PA 1.1 Process Performance

Hasil Atas Pencapaian Praktik Umum (Generic Hasil Kerja Umum


Penuh Atribut Practices/GPs) (Generic Work
Products/GWPs)

1. Teknik analisa dan GP 4.2.1 Tentukan GWP 1.0 Dokumentasi


kontrol telah teknik analisa dan proses harus
kontrol yang sesuai menyediakan detil
83
ditentukan dan untuk mengontrol pengontrolan (matriks
diaplikasikan. performa proses metode kontrol)
untuk mengukur GWP 8.0 Rencana
efektivitas kontrol telah pengendalian proses
didefinisikan dan harus ada dan menjelaskan
divalidasi pendekatan pengukuran
untuk setiap proses.

2. Pengontrolan batas GP 4.2.2 Tetapkan GWP 8.0 Rencana


variasi telah parameter yang cocok pengontrolan proses
ditetapkan untuk untuk mengontrol harus ada dan
performa proses performa proses. Definisi menjelaskan batasan
normal. standar atas proses pengontrolan untuk
dimodifikasi untuk performa normal.
memasukan metode
pengendalian proses dan
batasan pengontrolan
telah ditetapkan.
3. Data pengukuran GP 4.2.3 Analisa hasil GWP 9.0 Catatan
dianalisa untuk pengukuran proses dan performa proses harus
mengetahui penyebab produk untuk menyediakan detil atas
khusus atas suatu mengidentifikasi variasi pengukuran yang telah
variasi. dan performa proses. dikumpulkan dan
Hasil pengukuran dianalisa.
pengontrolan proses
dianalisa untuk
menentukan masalah
yang perlu diperhatikan
dan diteruskan untuk
penanggulangan.
4. Tindakan koreksi GP 4.2.4 Identifikasi GWP 9.0 Catatan
diambil untuk dan implementasikan performa proses harus
memecahkan tindakan koreksi untuk menyediakan detil atas
penyebab khusus mengatasi sumber pengukuran yang telah
variasi. masalah. Tindakan dikumpulkan dan
koreksi diambil untuk dianalisa.
mengatasi masalah
pengontrolan proses dan
hasilnya dipantau dan
dievaluasi.

84
5. Batasan kontrol GP 4.2.5 Tetapkan GWP 8.0 Rencana
ditetapkan kembali kembali batasan pengendalian proses
(apabila dibutuhkan) kontrol setelah tindakan harus ada dan
sebagai respon koreksi. Batasan kontrol menjelaskan batasan
terhadap tindakan proses dimodifikasi kontrol untuk performa
koreksi. sesuai kebutuhan setelah normal.
tindakan koreksi
dilakukan.

6. Level 5 – Proses Dioptimalkan (Optimising Process)

Pada level ini proses diprediksi dijelaskan sebelumnya terus

ditingkatkan untuk memenuhi saat ini relevan dan diproyeksikan tujuan

bisnis.

a. PA 5.1 Proses Inovasi (Process Innovation)

Sebuah pengukuran mengenai perubahan proses yang telah

diidentifikasi dari analisis penyebab umum variasi di dalam performa,

dan dari investigasi pendekatan inovatif untuk melaksanakan proses.

Proses inovasi memiliki indikator, yaitu:

1. Sasaran peningkatan proses didefinisikan.

2. Data yang sesuai dianalisa untuk mengidentifikasi penyebab

umum terjadinya variasi dalam peningkatan proses.

3. Data yang sesuai dianalisa untuk mengidentifikasi peluang best

practice dan inovasi.

85
Tabel 2.10 Process Innovation (ISACA, 2012)
PA 1.1 Process Performance

Hasil Atas Pencapaian Praktik Umum (Generic Hasil Kerja Umum


Penuh Atribut Practices/GPs) (Generic Work
Products/GWPs)

1. Tujuan dari GP 5.1.1 GWP 7.0 Rencana


peningkatan masing- Mendefinisikan tujuan peningkatan proses
masing proses peningkatan proses harus menyediakan
diidentifikasi untuk untuk mendukung tujuan tujuan peningkatan
mendukung tujuan bisnis yang relevan. proses dan tindakan
bisnis yang relevan. Arahan untuk inovasi yang dilakukan untuk
proses telah diatur. peningkatan tersebut.
Tujuan peningkatan
proses secara kualitatif
dan kuantitatif didasarkan
pada potensi inovasi
proses seperti visi dan
tujuan yang telah
didefinisikan dan
didokumentasikan.
2. Data yang tepat GP 5.1.2 Analisa GWP 9.0 Catatan
dianalisa agar dapat pengukuran data proses performa proses harus
mengidentifikasi untuk mengidentifikasi menyediakan
penyebab umum dari variasi yang nyata dan penjelasan mengenai
variasi performa berpotensi di dalam kumpulan dan analisa
proses. performa proses. pengukuran.
Data performa proses
dianalisis untuk
mengidentifikasi variasi
di dalam performa proses
bersama dengan akar
penyebab dari masalah
performa proses secara
umum.
3. Data yang tepat GP 5.1.3 Identifikasi GWP 6.0 Rencana
dianalisa agar dapat peluang peningkatan peningkatan proses
mengidentifikasi proses berdasarkan harus menyediakan
peluang untuk inovasi dan praktik penjelasan mengenai
terbaik. Peluang analisis praktik-praktik.
86
pelaksanaan praktik peningkatan proses
terbaik dan inovasi. diidentifikasi berdasarkan
perbandingan dengan
praktik terbaik industri.
4. Peluang peningkatan GP 5.1.4 Didasarkan GWP 6.0 Rencana
yang bermula dari pada peluang peningkatan proses
teknologi baru dan peningkatan dari harus menyediakan
konsep proses baru teknologi dan konsep penjelasan mengenai
diidentifikasikan. proses baru. Peluang analisis peluang
peningkatan proses peningkatan teknologi.
diidentifikasi berdasarkan
review dan analisis
5. Strategi implementasi GP 5.1.5 Definisikan GWP
dibuat untuk strategi implementasi Rencana peningkatan
mencapai tujuan dari berdasarkan visi dan proses harus
meningkatkan proses. tujuan peningkatan menyediakan
jangka panjang. Strategi penjelasan mengenai
peningkatan proses strategi implementasi
didefinisikan dan untuk peningkatan
divalidasi berdasarkan proses.
tujuan dan objektif dari
peningkatan. Komitmen
untuk meningkatkan
didemokan oleh manajer
dan pemilik proses.

b. PA 5.2 Proses Optimisasi (Process Optimisation)

Sebuah pengukuran mengenai perubahan untuk definisi,

manajemen dan performa proses agar memiliki hasil yang efektif

untuk mencapai tujuan dari proses peningkatan. Proses optimisasi

memiliki indikator, yaitu:

1. Dampak dari semua perubahan yang diajukan dinilai terhadap

sasaran dari proses yang didefinisikan sebelumnya.

87
2. Dilakukan pengelolaan terhadap penerapan perubahan yang

telah diusulkan.

3. Evaluasi terhadap perubahan proses.

Tabel 2.11 Process Optimisation (ISACA, 2012)


PA 1.1 Process Performance

Hasil Atas Pencapaian Praktik Umum (Generic Hasil Kerja Umum


Penuh Atribut Practices/GPs) (Generic Work
Products/GWPs)

1. Dampak dari GP 5.2.1 Menilai GWP 6.0 Rencana


perubahan yang telah dampak dari masing- peningkatan proses
dilakukan, dinilai masing perubahan yang harus menyediakan
kesesuaiannya dengan telah dilakukan apakah rincian mengenai
tujuan dari proses telah sesuai dengan pendekatan kualitas
yang telah tujuan dari proses standar proyek peningkatan
didefinisikan dan dan proses yang telah proses.
proses standar. didefinisikan. Dampak .
dari perubahan yang telah
dilakukan dinilai
kesesuaiannya agar dapat
menentukan dampak dari
kualitas produk dan
performa proses apakah
telah sesuai dengan
proses lain yang
berhubungan.
2. Implementasi dari GP 5.2.2 Mengelola GWP 6.0 Rencana
perubahan yang telah implementasi dari peningkatan proses
disetujui dikelola perubahan yang telah harus menyediakan
untuk memastikan disetujui untuk memilih rincian mengenai
bahwa perbedaan- area dari proses standar strategi implementasi
perbedaan performa proses yang telah peningkatan proses dan
proses dimengerti dan didefinisi sesuai dengan perubahan yang terdiri
dilakukan setelahnya. strategi implementasi. dari:
Implementasi dari - GWP 1.0
perubahan yang telah Dokumentasi proses
disetujui dikelola sesuai - GWP 3.0 Rencana
dengan manajemen kualitas
88
perubahan dan proses - GWP 5.0 Kebijakan
pendukung perubahan. dan standar
3. Berdasarkan GP 5.2.3 Berdasarkan GWP 6.0 Rencana
performa saat ini, performa saat ini, peningkatan proses
keefektivitasan evaluasi keefektivitasan harus menyediakan
perubahan proses perubahan proses sesuai rincian mengenai
dievaluasi dengan performa proses, pendekatan kualitas
berdasarkan tujuan kapabilitas, dan proyek peningkatan
persyaratan produk tujuan bisnis. proses.
dan tujuan proses Keefektivitasan
untuk menentukan perubahan membuat
hasil memiliki proses tersebut perlu
penyebab umum atau diukur, dievaluasi dan
khusus. dilaporkan setelah
implementasi.

2.5 Fokus Area Tata Kelola TI

Domain proses tata kelola teknologi informasi ditentukan berdasarkan

kebutuhan organisasi saat ini. Penentuan proses dilakukan dengan cara pemetaan

permasalahan yang dialami Direktorat Pengolahan Data dan Informasi

Kepegawaian dengan IT-Related Goals. Fokus proses tersebut yang dipilih

diantaranya adalah APO01 (Manage the IT Management Framework), AP007

(Manage Human Resource) dan BAI08 (Manage Knowledge)

2.5.1 Proses APO01 – Manage the IT Management Framework

Menurut ISACA, Deskripsi dari proses ini adalah mengklarifikasi dan

memelihara tata kelola pada visi dan misi perusahaan. Menerapkan dan

memelihara mekanisme dan otoritas untuk mengelola informasi dan

penggunaan TI di perusahaan dalam mendukung tujuan tata kelola yang sejalan

dengan prinsip-prinsip dan kebijakan-kebijakan (ISACA., 2012).

89
Tujuan dari proses ini adalah memberikan pendekatan manajemen yang

konsisten untuk memungkinkan terpenuhinya persyaratan tata kelola

perusahaan, yang mencakup proses manajemen, struktur organisasi, peran dan

tanggung jawab, kegiatan yang dapat diandalkan dan berulang serta

keterampilan dan kompetensi.

2.5.2 Proses APO07 – Manage Human Resource

Menurut (ISACA., 2012), deskripsi dari proses ini adalah memberikan

pendekatan terstruktur untuk memastikan penataan yang optimal, penempatan,

hak keputusan dan keterampilan dari sumber daya manusia. Ini termasuk

mengkomunikasikan peran dan tanggung jawab yang ditetapkan, rencana

pembelajaran dan pertumbuhan serta harapan kinerja yang didukung oleh

orang-orang yang kompeten dan termotivasi.

Tujuan dari proses ini adalah mengoptimalkan sumber daya manusia

untuk memenuhi tujuan dari perusahaan.

2.5.3 Proses BAI08 – Manage Knowledge

Menurut (ISACA., 2012), deskripsi dari proses ini adalah

mempertahankan ketersediaan pengetahuan yang relevan, terkini, divalidasi

dan andal untuk mendukung semua kegiatan proses serta untuk memfasilitasi

pengambilan keputusan. Rencana untuk identifikasi, pengumpulan,

pengorganisasian, pemeliharaan, penggunaan, dan pensiunnya pengetahuan.

Tujuan dari proses ini adalah memberikan pengetahuan yang diperlukan

untuk mendukung semua staf dalam aktivitas kerja mereka dan untuk

pengambilan keputusan yang tepat serta peningkatan produktivitas.

90
2.6 Aparatur Sipil Negara (ASN)

Dalam Undang-undang Republik Indonesia nomor 5 tahun 2014, Aparatur

Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai negeri

sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada instansi

pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disebut Pegawai ASN

adalah pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang

diangkat oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan

pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan

perundang-undangan.

Pegawai ASN terdiri atas :

a. Pegawai Negeri Sipil, atau yang disingkat PNS adalah warga negara

Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, diangkat sebagai Pegawai ASN

secara tetap oleh pejabat pembina kepegawaian untuk menduduki jabatan

pemerintahan.

b. Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja, atau yang disingkat PPPK

adalah warga negara Indonesia yang memenuhi syarat tertentu, yang

diangkat berdasarkan perjanjian kerja untuk jangka waktu tertentu dalam

rangka melaksanakan tugas pemerintahan.

Pegawai ASN berfungsi sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik,

perekat dan pemersatu bangsa. Dengan demikian, pegawai ASN bertugas untuk :

a. Melaksanakan kebijakan publik yang dibuat oleh Pejabat Pembina

Kepegawaian sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

b. Memberikan pelayanan publik yang profesional dan berkualitas

91
c. Mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Pegawai ASN berperan sebagai perencana, pelaksana, dan pengawas

penyelenggaraan tugas umum pemerintahan dan pembangunan nasional melalui

pelaksanaan kebijakan dan pelayanan publik yang profesional, bebas dari intervensi

politik, serta bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme.

2.7 Mengelola Sumber Daya Manusia

Menurut (Sedarmayanti, 2007), dalam bukunya yang berjudul “Manajemen

Sumber Daya Manusia”, menjelaskan bahwa manajemen sumber daya manusia

(MSDM) adalah kebijakan dan praktik menentukan aspek “manusia” atau sumber

daya manusia dalam posisi manajemen, termasuk merekrut, menyaring, melatih,

memberikan penghargaan dan penilaian. MSDM merupakan rancangan sistem

formal dalam organisasi dalam memastikan penggunaan bakat manusia secara

efektif dan efisien guna mencapai tujuan organisasi.

Tujuan MSDM secara umum adalah untuk memastikan bahwa organisasi

mampu mencapai keberhasilan melalui orang. Secara khusus, MSDM bertujuan

untuk :

1. Memungkinkan organisasi mendapatkan dan mempertahankan karyawan

cakap, dapat dipercaya dan memiliki motivasi tinggi, seperti yang

diperlukan.

2. Meningkatkan dan memperbaiki kapasitas yang melekat pada manusia,

kontribusi, kemampuan dan kecakapan mereka.

92
3. Membantu organisasi menyeimbangkan dan mengadaptasikan kebutuhan

pihak terkait (pemilik, lembaga atau wakil pemerintah, manajemen,

karyawan, pelanggan, pemasok, dan masyarakat luas)

4. Memastikan bahwa orang dinilai dan dihargai berdasarkan apa yang mereka

lakukan dan mereka capai

5. Mempertahankan dan memperbaiki kesejahteraan fisik dan mental

karyawan.

Menurut (Sedarmayanti, 2007) manfaat manajemen sumber daya manusia

adalah :

1. Mempekerjakan orang agar sesuai dengan pekerjaannya.

2. Mengalami perputaran karyawan yang sesuai dengan kebutuhan.

3. Menemukan orang dalam melakukan yang terbaik.

4. Tidak ada tindakan diskriminasi.

5. Mengimplementasikan undang-undang keselamatan kerja dan kesehatan

kerja.

6. Pemberian kompensasi yang adil dan relatif sama dengan yang lain dalam

organisasi

7. Mengadakan pelatihan untuk menekankan efektivitas dan efisiensi

departemen.

8. Bertanggung jawab atas praktik tenaga kerja yang adil.

2.8 Mengelola Pengetahuan

Menurut (Kardi, 2007), Manajemen Pengetahuan (Knowledge Management)

adalah proses sistematis untuk menemukan, memilih, mengorganisasikan,

93
menyarikan dan menyajikan informasi dengan cara tertentu agar dapat

meningkatkan penguasaan pengetahuan dalam suatu bidang kajian yang spesifik.

Manajemen pengetahuan berfungsi meningkatkan kemampuan organisasi untuk

belajar dari lingkungannya dan menggabungkan pengetahuan ke dalam proses

bisnis (Laudon & Laudon, 2015).

2.9 Metode Pengumpulan Data

2.9.1 Observasi

Observasi adalah suatu proses yang kompleks, tersusun dari berbagai

proses biologis dan psikologis. Observasi dilakukan menggunakan teknik

pengamatan dan ingatan (Sugiyono, 2010). Sedangkan menurut (Subagyo,

2015) observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja, sistematis

mengenai fenomena sosial dengan gejala-gejala psikis untuk kemudian

dilakukan pencatatan.

2.9.2 Literature Review

Menurut (Arikunto, 2013), kegiatan penelitian selalu bertitik tolak dari

pengetahuan yang sudah ada. Hasil penelitian yang sudah berhasil

memperkaya khasanah pengetahuan yang ada biasanya dilaporkan dalam

bentuk jurnal-jurnal penelitian. Kegiatan mendalami, mencermati, menelaah,

dan mengidentifikasi pengetahuan (baik itu dalam bentuk buku, laporan, jurnal,

skripsi, tesis dan semacamnya) itu disebut dengan kaji pustaka atau telah

pustaka (Literature Review)

94
2.9.3 Wawancara

Wawancara adalah komunikasi dua arah untuk mendapatkan data dari

responden. Wawancara dilakukan untuk menemukan masalah secara lebih

terbuka melalui pendapat dan ide yang disampaikan oleh responden (Sugiyono,

2010). Menurut (Subagyo, 2015) wawancara berhadapan langsung antara

interviewer dengan responden dan kegiatannya dilakukan secara lisan.

2.9.4 Kuesioner

Menurut (Sugiyono, 2010) kuisioner adalah teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan

tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Sedangkan menurut (Subagyo,

2015) kuisioner diajukan pada responden dalam bentuk tertulis disampaikan

secara langsung ke alamat responden, kantor atau tempat lain.

2.10Metode Perhitungan

Metode perhitungan yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah Skala

Likert. Menurut (Budiman, 2013) skala likert merupakan skala yang dapat

dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang tentang

suatu gejala atau fenomena tertentu. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan

(Guritno & Rahardja, 2011) bahwa skala likert digunakan untuk mengukur sikap,

pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang kejadian atau

gejala sosial. Skala ini dikembangkan pada tahun 1930 oleh Renis Likert untuk

memberikan ukuran sikap seseorang tingkat ordinal.

Skala likert juga kerap digunakan dalam penelitian survei dengan orang

menyatakan sikap atau tanggapan lain sehubungan dengan kategori tingkat ordinal

95
(misal, setuju, tidak setuju) yang diperingatkan sepanjang kontinu (Neuman, 2011).

Berikut tabel yang memberikan keterangan nilai/skor pada skala likert:

Tabel 2.12 Ketentuan Nilai Skala Likert


Skor
Alternatif
Positif Negatif

Sangat Setuju 5 1

Setuju 4 2

Kurang Setuju 3 3

Tidak Setuju 2 4

Sangat Tidak Setuju 1 5

Hasil dari perhitungan kuesioner dibuat rekapitulasi yang dapat

merepresentasikan persentase dan Capabitily Level. Maka dapat dijabarkan dengan

rumus penilaian sebagai berikut :

1. Menghitung Rekapitulasi Jawaban Kuesioner

𝑯
𝑪= 𝑿 𝟏𝟎𝟎%
𝑱𝑹

Keterangan :

C : Rekapitulasi jawaban kuesioner Capability Level (dalam bentuk)

persentase pada masing-masing pilihan jawaban a, b, c, d, e atau f di

setiap aktivitas.

H : Jumlah jawaban kuesioner Capability Level pada masing-masing

pilihan jawaban a, b, c, d, e atau f di setiap aktivitas.

JR : Jumlah responden/ Narasumber.

96
2. Menghitung Nilai dan Level Kapabilitas

Keterangan :

NK : Nilai Kapabilitas pada proses TI.

LP : Level Percentage (tingkat persentase pada setiap distribusi

jawaban kuesioner capability level).

Nk : Nilai Kapabilitas yang tertera pada tabel pemetaan jawaban,

nilai dan tingkat kapabilitas.

Pada penelitian ini dilakukan pembedaan istilah antara nilai kapabilitas dan

tingkat kapabilitas. Nilai kapabilitas bisa bernilai tidak bulat (bilangan

pecahan), yang mempresentasikan proses pencapaian menuju suatu tingkat

kapabilitas tertentu. Sedangkan tingkat kapabilitas lebih menunjukkan tahapan

atau kelas yang dicapai dalam proses kapabilitas, yang dinyatakan dalam

bilangan bulat (Surendro, 2009)

Untuk lebih memperjelas tingkat kapabilitas secara jelas dapat melihat

pengasumsian setiap sub proses memiliki nilai serta pembobotan terhadap

tingkat kapabilitas yang sama terhadap proses pada tabel berikut :

97
Tabel 2.13 Pemetaan jawaban, nilai dan tingkat kapabilitas
Nilai Tingkat Kapabilitas
Rentang Nilai Jawaban
Kapabilitas
0 – 0,50 a 0,00 0 Non-Existent

0,51 – 1,50 b 1,00 1 Performend Process

1,51 – 2,50 c 2,00 2 Managed Process

2,51 – 3,50 d 3,00 3 Established Process

3,51 – 4,50 e 4,00 4 Predictabled Process

4,51 – 5,00 f 5,00 5 Optimising Process

98
99
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah metode kualitatif,

dengan menggunakan studi kasus (objek), yaitu suatu cara yang sistematis dalam

melihat suatu kejadian, mengumpulkan data, menganalisis informasi dan

melaporkan hasilnya. Dalam studi kasus ini, metode pengumpulan data dilakukan

dengan wawancara yang dipandu berdasarkan pertanyaan-pertanyaan berdasarkan

COBIT 5, selain itu juga dilakukan observasi untuk memperkuat hasil penelitian.

Data yang dikumpulkan untuk penelitian ini terdiri dari data primer

(berdasarkan kuesioner, observasi dan hasil wawancara dengan pihak organisasi

terkait) serta data sekunder yang diperoleh dari berbagai sumber (studi pustaka yang

dilihat dari penelitian-penelitian sebelumnya, internet, serta buku-buku yang

berhubungan dengan penelitian ini)

3.2 Initiation

Pada tahap ini peneliti melakukan pengumpulan data dan informasi yang

diperlukan pada Badan Kepegawaian Negara. Tujuannya adalah untuk menjelaskan

hasil identifikasi dari beberapa informasi yang didapatkan. Pada tahapan ini dibagi

menjadi tiga bagian

3.2.1 Observasi

Observasi merupakan suatu pengamatan langsung mengenai fenomena-

fenomena yang terjadi pada sebuah objek penelitian. Observasi ini dilakukan

pada Bulan November sampai Desember 2018 di Badan Kepegawaian Negara

99
(BKN) Pusat yang bertempat di Jl. Mayjend. Sutoyo No.12 Cililitan Jakarta

Timur. Observasi yang dilakukan yaitu observasi nonpartisipan, peneliti tidak

terlibat dengan kegiatan perusahaan secara langsung akan tetapi hanya sebagai

pengamat independen.

3.2.2 Wawancara

Salah satu metode dalam pengumpulan data dan informasi yaitu

dilakukannya wawancara. Wawancara dilakukan di Deputi Sistem Informasi

Kepegawaian, lantai 11 Gedung 2 BKN Pusat. Wawancara dilakukan terhadap

Bapak Aulia Pradipta selaku kepala Seksi Penyelesaian Permasalahan Data

Kepegawaian. Hasil dari wawancara ini, peneliti mendapatkan data dan

informasi mengenai visi dan misi, struktur organisasi, peraturan atau kebijakan,

tugas pokok dan fungsi, permasalahan yang sedang dihadapi serta harapan

terhadap pengelolaan TI yang sedang berjalan.

3.2.3 Literature Review

Studi Literatur dilakukan dengan mempelajari teori-teori yang

berkaitan dengan tata kelola teknologi informasi, COBIT 5. Teori-teori

tersebut berasal dari buku-buku, e-book, serta jurnal-jurnal dari penelitian

sebelumnya yang mendukung untuk skripsi ini. Berikut penelitian yang

sejenis dengan topik penelitian skripsi ini.

100
Tabel 3.1 Studi Literatur
No. Nama Judul Tahun Framework

Maskur, dkk Implementasi Tata Kelola Teknologi 2017 COBIT 5


Informasi Menggunakan Framework
COBIT 5 di BPMPTSP Bone
Bolango

Dalam penelitian Markus, dkk (2017) ini dilakukan identifikasi terhadap tujuan
dan proses TI di BPMPTSP Bone Bolango, kemudian dipetakan dengan kerangka
tata kelola TI COBIT 5. Hasil dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat
kapabilitas tata kelola TI yang berada pada tingkat 1 (Incomplete Process), yaitu
APO01 (Manage the IT Management Framework) dan BAI10 (Manage

1. Configuration), sementara proses COBIT yang telah mencapai pada tingkat


kapabilitas 2 (Managed Process) yaitu EDM04 (Ensure Resource Optimilisation),
APO03 (Manage Enterprise Architecture), APO04 (Manage Innovation), APO07
(Manage Human Resource), BAI04 (Manage Availability and Capacity), BAI09
(Manage Assets), DSS01(Manage Operations), DSS03(Manage Problems) dan
MEA01 (Monitor, Evaluate and Assess Performance and Conformance). Selain
itu, dari penelitian ini juga dapat diketahui bahwa hasil penilaian dari tingkat
kapabilitas tata kelola TI pada aspek “Optimasi aset TI, sumber data dan
kemampuan” di BPMPTSP Kabupaten Bone Bolango belum mencapai target
yang diinginkan karena masih terdapat kesenjangan antara keadaan saat ini
dengan target yang ditetapkan pada setiap proses.

Bagja Analisis dan Evaluasi Sistem 2017 COBIT 5


Informasi Akademik Menggunakan
COBIT 5 PAM (Process Assesment
Model)

2 Pada penelitian ini, dilakukannya analisa dan evaluasi Sistem Informasi


Akademik pada Universitas Singaperbangsa Karawang yang ingin integrasi dari
PTS ke PTN. Merujuk peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia nomor 49 Tahun 2014 tentang standar nasional perguruan tinggi, oleh
karena itu Universitas Singaperbangsa Karawang harus memenuhi standar yang
telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu : standar kompetensi lulusan, standar isi

101
pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pelajaran, standar
dosen dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran,
standar pengelolaan pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran. Hasil
pemetaan dari IT-Related Goals dengan proses COBIT 5 menghasilkan pemilihan
proses yang dapat disesuaikan dengan tujuan strategis yang dilakukan oleh
Universitas Singaperbangsa Karawang serta mendukung proses integrasi PTS ke
PTN yang disesuaikan menurut undang-undang perguruan tinggi. Hasil pemetaan
proses yang dijadikan fokus sesuai dengan kebutuhan Universitas Singaperbangsa
Karawang diantaranya yaitu : Proses EDM04 (Ensure Resource Optimilisation),
proses APO01 (Manage the IT Management Framework), proses APO07
(Manage Human Resource), dan proses BAI08 (Manage Knowledge). Hasil dari
penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kapabilitas (capability level)
berada pada level 2 (managed process) berkaitan dengan proses EDM04, APO01,
APO07 dan BAI08. Pada level 2 performa proses sudah dikelola mencakup
perencanaan, monitor dan work products-nya dijalankan, dikontrol, dikelola
dengan tepat. Selain itu dapat disimpulkan juga bahwa pengukuran analisis dan
evaluasi COBIT 5 sangatlah penting dilakukan agar strategi dalam kaitannya
integrasi PTS ke PTN yang dilakukan UNSIKA dan dengan diterapkannya
assesment ini dalam pengembangan Sistem Informasi Akademik sebagai
pendukung operasional berjalan searah dengan sasaran strategi di UNSIKA.

Supriyaddin, Evaluasi Tata Kelola Teknologi 2017 COBIT 5


dkk Informasi Menggunakan Metode
COBIT 5 di STKIP Taman Siswa
Bima

Penelitian ini digunakan untuk mengevaluasi tata kelola TI dalam aplikasi


3 menggunakan standar COBIT 5 dan merekomendasikan input untuk membuat
manajemen TI dalam implementasi STKIP SIMAKOM Taman Siswa Bima
menjadi lebih baik. Domain yang dipilih dalam penelitian ini adalah domain dari
Evaluate, Direct and Monitor (EDM) dan Deliver, Service and Support (DSS) 05
dari 37 domain dalam COBIT 5. Hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa
nilai rata-rata capability level pada domain EDM01 berada pada level 1
(Performed Process) di mana kondisi tata kelola TI saat ini menunjukkan bahwa

102
STKIP Taman Siswa Bima telah melaksanakan suatu proses untuk mencapai
tujuan, sedangkan nilai rata-rata capability level pada domain DSS05 berada pada
level 2 (Managed Process) di mana kondisi tata kelola TI saat ini menunjukkan
bahwa STKIP Taman Siswa Bima telah melaksanakan suatu proses perencanaan,
monitoring, dan penyesuaian suatu proses untuk mencapai tujuan.

4 Slindile, dkk COBIT 5 : an evolutionary 2012 COBIT 5


framework and only framework to
address the governance and
management of enterprise IT

Di banyak organisasi, teknologi informasi (IT) telah menjadi bagian penting


dalam mendukung keberlanjutan dan pertumbuhan bisnis. Penggunaan teknologi
yang luas ini telah menciptakan ketergantungan pada IT yang membutuhkan fokus
khusus pada tata kelola TI. Tata kelola TI merupakan bagian integral pada tata
kelola perusahaan yang dilakukan oleh Dewan yang mengawasi definisi dan
implementasi dari sebuah proses, struktur dan hubungan mekanisme dalam suatu
organisasi. Fokus dari penelitian ini adalah pada kerangka kerja COBIT 5
dikarenakan kerangka kerja ini menyangkut tata kelola dan manajemen informasi
perusahaan. Kerangka kerja COBIT 5 telah menjadi standar yang diterima secara
global untuk tata kelola TI. COBIT 5 adalah peningkatan strategis utama untuk
ISACA, karena menyediakan panduan generasi ISACA berikutnya tentang tata
kelola perusahaan TI. COBIT 5 dirancang untuk memenuhi kebutuhan
stakeholder saat ini dan selaras dengan pola pikir terbaru dalam tata kelola
perusahaan dan manajemen TI.

5 Fadel, dkk Evaluasi Sumber Daya Teknologi 2017 COBIT 5


Informasi Perusahaan Menggunakan
COBIT 5 (Studi Kasus : PT Krakatau
Steel (Persero) TBK)

Pada penelitian ini mengambil studi kasus di PT. Krakatau Steel (persero) TBK
yang merupakan perseroan terbatas di bawah komando BUMN yang bergerak
sebagai produsen baja terbesar di Indonesia. Hal yang menjadi fokus pada
penelitian ini terletak pada proses EDM04 (Ensure Resource Optimisation),
APO07 (Manage Human Resource), dan BAI08 (Manage Knowledge) agar
103
diketahui capability level dan GAP saat ini. Hasil dari penelitian ini disimpulkan
bahwa capability level EDM03 berada pada level 3 dan GAP 1, APO07 berada
pada level 2 dan GAP0.7, dan BAI08 berada pada level 2 dan GAP 0.3.
Rekomendasi yang diberikan pada penelitian ini berfokus pada pengendalian
setiap prosedur, menerapkan redundancy dalam regenerasi infrastruktur,
permintaan tenaga kerja, dan pembaharuan serta perbaikan dari hasil analisis pada
website knowledge management, dan peningkatan kompetensi karyawan.

3.2.4 Kuesioner

Tahapan pengumpulan data selanjutnya yaitu dengan memberikan

kuisioner yang ditujukan kepada sejumlah responden yang ada di BKN dengan

tujuan untuk mempelajari persepsi dan sikap dari setiap responden. Peneliti

mengajukan kuisioner penelitian yang berisi tentang pertanyaan/pernyataan

tertulis mengenai aktivitas-aktivitas yang terdapat dalam proses COBIT 5 yaitu

proses APO01 (Manage the IT Management Framework), proses APO07

(Manage Human Resource), proses BAI08 (Manage Knowledge).

3.3 Planning the Assesment

Tahapan selanjutnya yaitu dilakukan pemetaan fungsional-fungsional yang

terdapat dalam struktur organisasi Deputi Sistem Informasi terhadap struktur

organisasi COBIT 5. Kemudian membuat kuisioner penelitian berdasarkan

aktivitas pada proses yang ditujukan ke responden. Agar jawaban dari kuisioner

tersebut dapat sesuai dengan keadaan yang terjadi pada Deputi Sistem Informasi

Kepegawaian.

104
3.3.1 Kuesioner Capability Level

Objek pertanyaan dari kuisioner tingkat kapabilitas dikembangkan dari

deskripsi model tingkat kematangan COBIT 5 pada proses APO01 (Manage

the IT Management Framework), APO07 (Manage Human Resource) dan

BAI08 (Manage Knowledge) berdasarkan Key Management Practice (KMP).

Kuesioner ini menggunakan skala Likert dengan ketentuan jarak 0 sampai 5

berdasarkan framework COBIT 5. Tiap pertanyaan atau kalimat pada kuisioner

ini untuk mengetahui kondisi organisasi saat ini (as is) dan kondisi yang

diinginkan (to be) yang berfokus pada proses APO01, APO07 dan BAI08.

3.3.2 Sampling

Pada teknik sampling untuk proses APO01 (Manage the IT Management

Framework), APO07 (Manage Human Resource) dan BAI08 (Manage

Knowledge) ditentukan dan disesuaikan menggunakan diagram RACI dalam

COBIT 5 pada masing-masing proses. Teknik sampling yang digunakan yaitu

teknik Purposive Sampling, merupakan suatu teknik dalam penentuan sampel

melalui pertimbangan khusus atau tertentu dengan tujuan agar sampel yang

diambil dianggap dapat memenuhi bidang-bidang tertentu sehingga layak

untuk dijadikan sampel. Teknik ini biasanya dilakukan pada penelitian

kualitatif.

Berikut tabel pemetaan RACI chart terhadap struktur organisasi yang ada

pada Deputi Sistem Informasi Kepegawaian BKN Pusat :

105
3.4 Briefing

Pada tahap ini peneliti melakukan pengarahan terhadap responden yang ada

pada Deputi Sistem Informasi Kepegawaian setelah dilakukannya pemetaan

terhadap RACI chart dalam COBIT 5, sehingga memahami input, process dan

output yang dinilai terhadap unit organisasi tersebut dengan cara penentuan jadwal

pengisian kuisioner, pengumpulan dokumen yang dibutuhkan, sampai laporan hasil

rekapitulasi jawaban kuisioner dan hasil penilaian.

3.5 Data Collection

Tahap selanjutnya peneliti mengumpulkan data dari hasil temuan wawancara

dan observasi pada Deputi Sistem Informasi Kepegawaian untuk mendapatkan

bukti-bukti penilaian aktivitas proses yang telah dilakukan yakni proses APO01,

APO07 dan BAI08.

3.6 Data Validation

Pada tahap ini peneliti melakukan validasi terhadap hasil temuan dari jawaban

kuisioner oleh para responden yang sesuai dengan RACI chart. Hasil temuan

tersebut direkapitulasi dengan menggunakan skala likert pada masing-masing

proses yang ada pada proses domain APO01, APO07 dan BAI08.

3.7 Process Attribute Level

Tahap selanjutnya yaitu peneliti melakukan rekapitulasi terhadap seluruh

proses yang ada pada proses domain APO01, APO07 dan BAI08 dengan tujuan

untuk menunjukkan posisi capability level saat ini dan capability level yang

diharapkan. Selanjutnya, peneliti melakukan pengecekan secara bertahap pada

106
proses domain tersebut apakah sudah memenuhi persyaratan-persyaratan yang

harus dipenuhi pada masing-masing level dengan ketentuan kategori dari hasil

penilaian di tiap levelnya.

3.8 Reporting the Result

Tahap terakhir adalah laporan yang dibuat berdasarkan hasil evaluasi terhadap

proses APO01, APO07, dan BAI08. Pengecekan, temuan, pemenuhan data yang

telah dilakukan akan menghasilkan suatu analisis gap dan deskripsi terhadap setiap

proses dari kuisioner capability level yang di dalamnya terdapat dua kondisi yaitu

kondisi saat ini (as is) dan kondisi yang diharapkan (to be). Sehingga penelitian ini

memberikan suatu rekomendasi yang dapat menjadi pertimbangan Deputi Sistem

Informasi dalam mengelola Teknologi Informasi.

107
3.9 Kerangka Berpikir Penelitian

Gambar 3.1 Kerangka Berpikir Penelitian

108
109
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Initiation

Initiation merupakan tahapan awal dalam Assessment Process Activities pada

Process Assessment Model COBIT 5 yang dilakukan untuk memperoleh informasi

terkait organisasi dan kondisi organisasi saat ini serta mengetahui apa yang menjadi

suatu harapan atau ekspektasi dari sebuah organisasi di masa yang mendatang.

Berikut merupakan tahapan-tahapan dalam initiation yang berhasil didapatkan

peneliti.

4.1.1 Sejarah Badan Kepegawaian Negara Pusat

Badan Kepegawaian Negara, atau disingkat BKN, merupakan lembaga

pemerintah non kementerian Indonesia yang bertugas melaksanakan tugas

pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian negara. Kegiatan perusahaan

ini yaitu menjalankan tugas pemerintahan di bidang manajemen kepegawaian

negara sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. BKN berdiri

pada 30 Mei tahun 1948 yang di mana masih bernama Kantor Urusan Pegawai

(KUP).

Saat itu sebagian Pegawai Negeri berada di bawah Pemerintah Republik

Indonesia dan sebagian lagi berada di bawah pemerintah Hindia Belanda.

Keadaan seperti itu menyebabkan pembinaannya pun dilakukan oleh dua

lembaga, yaitu : kantor Urusan Pegawai Negeri yang dibentuk dengan

Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 1948 tanggal 30 Mei 1948,

berkedudukan di ibukota pemerintahan di Yogyakarta dan dipimpin oleh

109
seorang Kepala yaitu Raden Pandji Soeroso. Pada tahun yang sama Pemerintah

juga menetapkan pembentukan perwakilan KUP untuk wilayah Indonesia

bagian Timur yang berkedudukan di Makassar.

Dalam perkembangan selanjutnya, Kantor Urusan Pegawai (KUP) ini

yang menjadi cikal bakal BAKN, sehingga tanggal 30 Mei 1948 ditetapkan

sebagai tanggal lahirnya BAKN. Tugas pokok KUP adalah mengurus segala

sesuatu mengenai kedudukan dan gaji Pegawai Negeri serta mengawasi supaya

peraturan-peraturan itu dijalankan dengan tepat. KUP dipimpin oleh seorang

Kepala yang diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Perdana

Menteri dan langsung berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Perdana

Menteri.

Sesuai dengan perkembangan, di mana peran aparatur pemerintah

semakin dirasakan, pemerintah menganggap perlu menetapkan kembali

kedudukan, fungsi, tugas, dan organisasi KUP. Pandangan ini sebagaimana

diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1960 beserta peraturan

pelaksanaannya yang dimaksud dalam Keputusan Perdana Menteri RI Nomor

30/PM/1951 tanggal 7 April 1951.

Untuk maksud tersebut, maka KUP yang merupakan institusi yang

bertugas melakukan pembinaan kepegawaian diubah menjadi Badan

Administrasi Kepegawaian Negara (BAKN) dengan Peraturan Pemerintah

Nomor 32 Tahun 1972. Penetapan Peraturan Pemerintah ini adalah juga

sebagai pelaksanaan dari Undang-undang Nomor 18 Tahun 1961.

110
Dengan peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 1972, maka kedudukan,

fungsi, tugas, susunan dan tata kerja institusi yang mengelola kepegawaian

semakin dikembangkan.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, BAKN ditetapkan sebagai

sebuah lembaga pemerintah non departemen yang berkedudukan langsung di

bawah dan bertanggung jawab kepada Presiden, mempunyai fungsi untuk

menyempurnakan, memelihara dan mengembangkan administrasi negara di

bidang kepegawaian sehingga tercapai kelancaran jalannya pemerintahan.

4.1.2 Visi dan Misi Badan Kepegawaian Negara Pusat

1. Visi

“Menjadi Pembina dan Penyelenggaraan Manajemen Kepegawaian

yang Profesional dan Bermartabat Tahun 2025”

2. Misi

 Mengembangkan Sistem Manajemen Kepegawaian Negara.

 Mengembangkan Sistem Pelayanan Kepegawaian

 Mengembangkan Manajemen Internal Kepegawaian

3. Misi BKN dalam Renstra 2015-2019 adalah :

 Mengembangkan dan Mengoptimalkan Sistem Pelayanan

Kepegawaian.

 Mengembangkan dan Mengoptimalkan Sistem Pengawasan dan

Pengendalian Kepegawaian.

 Mengembangkan dan Mengoptimalkan Sistem Peraturan

Perundang-undangan, Kinerja dan Kesejahteraan Pegawai.


111
 Mengembangkan dan Mengoptimalkan Sistem Informasi

Manajemen Kepegawaian.

 Mengembangkan dan Mengoptimalkan Sistem Manajemen

Internal BKN.

4.1.3 Logo Badan Kepegawaian Negara Pusat

Berikut adalah gambar logo Badan Kepegawaian Negara Pusat.

Gambar 4.1 Logo Badan Kepegawaian Negara

112
4.1.4 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara Pusat

Berikut merupakan bagan struktur organisasi dari Badan Kepegawaian

Negara Pusat.

Gambar 4.2 Struktur Organisasi Badan Kepegawaian Negara

113
4.1.5 Profil Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian (SINKA)

Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian merupakan unsur

pelaksana sebagian tugas dan fungsi BKN di bidang sistem informasi

kepegawaian, yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada kepala.

A. Tugas dan Fungsi Deputi SINKA

1. Tugas

Berdasarkan Peraturan Kepala (PERKA) BKN Nomor 19 Tahun

2014, Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian mempunyai

tugas melaksanakan penyusunan, penetapan, dan pelaksanaan

kebijakan teknis di bidang sistem informasi kepegawaian.

2. Fungsi

Deputi Bidang Sistem Informasi Kepegawaian

menyelenggarakan fungsi :

a. Penyusunan dan penetapan kebijakan teknis di bidang sistem

informasi kepegawaian;

b. Pelaksanaan kebijakan teknis di bidang sistem informasi

manajemen kepegawaian;

c. Pemberian bimbingan teknis dan fasilitas di bidang sistem

informasi manajemen kepegawaian;

d. Pelaksanaan pemantauan dan evaluasi di bidangnya; dan

e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala.

114
B. Bidang dan Bagian di Deputi SINKA

1. Direktorat Pengolahan Data dan Informasi Kepegawaian

Berdasarkan PERKA BKN Nomor 19 Tahun 2014 Direktorat

Pengolahan Data dan Informasi Kepegawaian mempunyai tugas

melaksanakan pelaksanaan perumusan dan perancangan sistem

informasi berbasis teknologi informasi, pelaksanaan penerapan

standarisasi sistem aplikasi pelayanan kepegawaian nasional

berbasis teknologi informasi, dan pelaksanaan pengolahan data

kepegawaian, serta pelaksanaan diseminasi penerapan office

automation.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pengolahan Data dan

Informasi Kepegawaian menyelenggarakan fungsi:

b. Perekaman dan penyelesaian permasalahan data

kepegawaian;

c. Pengolahan data dan informasi kepegawaian;

d. Pelaksanaan pelayanan, pertukaran data dan informasi

kepegawaian;

e. Pelaksanaan perumusan dan analisis pengolahan data;

f. Penyusunan sistem pengolahan data dan pengelolaan

teknologi informasi;

g. Pelaksanaan rancangan dan analisis pembuatan sistem

informasi kepegawaian dan pengembangan sistem informasi

kepegawaian;

115
h. Pelaksanaan analisis dan perancangan kebutuhan akan sistem

informasi dan kapasitas sumber daya teknologi informasi;

i. Pelaksanaan koordinasi teknis dan perancangan dalam

penyelenggaraan sistem aplikasi kepegawaian;

j. Pelaksanaan koordinasi dan integrasi pembuatan dan

perancangan program aplikasi pengolahan data termasuk

data pendukung;

k. Perancangan strategi pengelolaan basis data tabel referensi;

l. Penyusunan rancangan kebutuhan perlengkapan dan

pelaksanaan pemeliharaan peralatan teknologi informasi

serta perangkat pendukung;

m. Pelaksanaan standarisasi sistem dan program aplikasi

pengolahan data serta memberi dukungan pelaksanaannya;

dan

n. Pelaksanaan pelayanan administrasi Direktorat

2. Direktorat Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian

Direktorat Pengembangan Sistem Informasi Kepegawaian

mempunyai tugas melaksanakan pengembangan dan pemeliharaan

perangkat dan sistem komputer induk, jaringan komputer, serta

sistem informasi.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Pengembangan

Sistem Informasi Kepegawaian menyelenggarakan fungsi :

116
a. Pelaksanaan pengembangan perangkat dan sistem komputer

induk;

b. Pelaksanaan pengembangan dan pemeliharaan jaringan

komputer;

c. Pelaksanaan pengembangan sistem informasi; dan

d. Pelaksanaan pelayanan administrasi Direktorat.

3. Direktorat Arsip Kepegawaian I

Direktorat Arsip Kepegawaian I mempunyai tugas

melaksanakan pengembangan sistem pengelolaan arsip

kepegawaian, melaksanakan perekaman, penyimpanan dan

pemeliharaan serta pelayanan informasi arsip kepegawaian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Arsip Kepegawaian I

menyelenggarakan fungsi :

a. Pelaksanaan pengembangan sistem pengelolaan arsip

kepegawaian;

b. Pelaksanaan perekaman arsip kepegawaian;

c. Pelaksanaan penyimpanan dan pemeliharaan arsip

kepegawaian;

d. Pemberian pelayanan fasilitasi informasi pengelolaan arsip

kepegawaian;

e. Pemberian pelayanan informasi arsip kepegawaian; dan

f. Pelaksanaan pelayanan administrasi Direktorat.

117
4. Direktorat Arsip Kepegawaian II

Direktorat Arsip Kepegawaian II mempunyai tugas

melaksanakan pengembangan sistem pengelolaan arsip

kepegawaian, melaksanakan perekaman, penyimpanan dan

pemeliharaan serta pelayanan informasi arsip kepegawaian.

Dalam melaksanakan tugasnya, Direktorat Arsip Kepegawaian

II menyelenggarakan fungsi:

a. Pelaksanaan pengembangan sistem pengelolaan arsip

kepegawaian;

b. Pelaksanaan perekaman arsip kepegawaian;

c. Pelaksanaan penyimpanan dan pemeliharaan arsip

kepegawaian;

d. Pemberian pelayanan fasilitasi informasi pengelolaan arsip

kepegawaian;

e. Pemberian pelayanan informasi arsip kepegawaian; dan

f. Pelaksanaan pelayanan administrasi Direktorat.

4.1.6 Pemetaan Domain Proses

Pada tahap ini peneliti melakukan pemetaan terkait permasalahan yang

dihadapi oleh BKN berdasarkan Framework COBIT 5 dalam modul Enabling

Process pada tabel mapping goals to IT related goals dan didapatkan salah satu

17 kriteria enablers goals COBIT 5 yaitu product and business innovation

culture. Kemudian dilakukannya pemetaan enablers goals terhadap 17 kriteria

IT-related goals COBIT 5 dengan mempertimbangkan tujuan dari Deputi

118
SINKA sehingga mendapatkan salah satu kriteria dari IT-related goals COBIT

5 yaitu knowledge, expertise and initiatives for business innovation.

Enterprise Goal

Agile responses to a changing business environment


Managed business risk (safeguarding of assets)

Compliance with external laws and regulations

Optimisation of business process functionality


Portfolio of competitive products and services

Information-based strategic decision making


Stakeholder value of business investments

Business service continuity and availability

Product and business innovation culture


Managed business change programmes
Optimisation of business process costs
Optimisation of service delivery costs
Customer-oriented service culture

Operational and staff productivity


Compliance with internal policies
Skilled and motivated people
Financial transparency
01 02 03 04 05 06 07 08 09 10 11 12 13 14 15 16 17
Learning
IT-Related Goal Financial Customer Internal and
Growth
01 Alignment of IT and business strategy P P S P S P P S P S P S S

IT compliance and support for business


02 S P P
compliance with external laws and regulations
Financial

Commitment of executive management for


03 P S S S S S P S S
making IT-related decisions
04 Managed IT-related business risk P S P S P S S S
Realised benefits from IT-enabled
05 P P S S S S P S S
investments and services portfolio
06 Transparency of IT costs, benefits and risk S S P S P P
Delivery of IT services in line with business
Customer

07 P P S S P S P S P S S S S
requirements
Adequate use of applications, information
08 S S S S S S S P S P S S
and technology solutions
09 IT agility S P S S P P S S S P
Security of information, processing
10 P P P P
infrastructure and applications
Optimisation of IT assets, resources and
11 P S S P S P S S S
capabilities
Enablement and support of business
Internal

12 processes by integrating applications and S P S S S S P S S S S


technology into business processes
Delivery of programmes delivering
13 benefits, on time, on budget, and meeting P S S S S S P
requirements and quality standards
Availability of reliable and useful
14 S S S S P P S
information for decision making
15 IT compliance with internal policies S S P
and Growth

Competent and motivated business and


16 S S P S S P P S
Learning

IT personnel
Knowledge, expertise and initiatives for
17 S P S P S S S S PP
business innovation

Gambar 4.3 Mapping enablers goals terhadap IT-related goals COBIT 5

119
Kemudian dilakukannya pemetaan IT-Related goals terhadap sejumlah

primary domain proses COBIT 5, dengan memperhatikan IT-Related goals

terpilih dan permasalahan yang dihadapi oleh Deputi SINKA. Dalam hal ini,

peneliti berfokus pada knowledge, expertise and initiatives for business

innovation dan ditemukannya sejumlah domain proses yang memiliki

kesesuaian dengan permasalahan internal yang dihadapi oleh Deputi SINKA.

Domain proses tersebut diantaranya adalah EDM02 (ensure benefits delivery),

APO01 (manage the IT management framework), APO02 (manage strategy),

APO04 (manage innovation), APO07 (manage human resource), APO08

(manage relationship), BAI05 (manage organisational change enablement),

dan BAI08 (manage knowledge). Selanjutnya domain proses diajukan kembali

ke Deputi SINKA untuk menentukan proses yang sesuai dengan kebutuhan

Deputi SINKA saat ini. Sehingga domain proses yang terpilih adalah APO01

(manage the IT management framework), APO07 (manage human resource)

dan BAI08 (manage knowledge).

120
Evaluate, Direct and
Align, Plan and Organise
Monitor

APO03
APO01
EDM05

Framework

Architecture

APO12 Manage Risk


Maintenance

Transparency
COBIT 5 Process

APO11 Manage Quality

APO13 Manage Security


APO02 Manage Strategy

APO05 Manage Portfolio

APO10 Manage Suppliers


Manage Enterprise
Ensure Governance

APO04 Manage Innovation


Ensure Stakeholder

APO08 Manage Relationships


EDM01 Framework Setting and

EDM02 Ensure Benefits Delivery


EDM03 Ensure Risk Optimisation

APO06 Manage Budget and Costs


APO07 Manage Human Resources
Manage the IT Management
EDM04 Ensure Resource Optimation

APO09 Manage Service Agreements

S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
P
P
P
01
Alignment of IT and business strategy
IT compliance and support for business compliance with

P
P
P

S
S
S
S
S
S
02
external laws and regulations
Commitment of executive management for making IT-

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
03
related decisions

Financial

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
04
Managed IT-related business risk

Realised benefits from IT-enabled investments and

P
P
P
P
P

S
S
S
S
S
S
S
05
services portfolio

S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
P
Transparency of IT costs, benefits and risk

P
P
P
P
P
P
P
P

S
S
S
S
S
S
S
S
S
06 07
Delivery of IT services in line with business requirements

Adequate use of applications, information and technology

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
08
solutions
Customer

S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
09

IT agility

Security of information, processing infrastructure and

P
P
P

S
S
S
S
S
S
10
Enterprise Goal

applications

S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
11

Optimisation of IT assets, resources and capabilities


Enablement and support of business processes by

S
S
S
S
S
S

P
12

integrating applications and technology into business


processes
Delivery of programmes delivering benefits, on time, on

P
P
P
P

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
13

budget, and meeting requirements and quality standards


Internal

Availability of reliable and useful information for decision

P
P

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
14

making

S
S
S
IT compliance with internal policies

S S
S S
S S
S S
P S
S
S S

S P
P P
P

Competent and motivated business and IT personnel


and

Knowledge, expertise and initiatives for business

121
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
P
15 16 17

Growth
Learning

innovation
Monitor, Evaluate and Assess Deliver, Service and Support Evaluate, Direct and Monitor

BAI07
BAI05
BAI04
BAI03
BAI02
BAI01

DSS06
DSS02

Control
Projects

Controls
Capacity
Definition

Conformance
and Incidents

Requirements
COBIT 5 Process

BAI09 Manage Assets


BAI06 Manage Changes

and Transitioning
Manage Solutions

DSS03 Manage Problems


DSS04 Manage Continuity
DSS01 Manage Operations
BAI08 Manage Knowledge
Change Enablement

Monitor, Evaluate and

MEA02 the System of Internal


BAI10 Manage Configuration
Manage Requirements

Manage Organisational
Identification and Build
Manage Availability and

MEA01 Assess Performance and


Manage Business Process
DSS05 Manage Security Services
Manage Programmes and

Manage Service Requests

MEA03 Compliance With External


Manage Change Acceptance

Monitor, Evaluate and Assess


Monitor, Evaluate and Assess
S
S
S
S
S
S
P
P
01
Alignment of IT and business strategy
IT compliance and support for business compliance with

S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
02
external laws and regulations
Commitment of executive management for making IT-

S
S
S
S
S
03
related decisions

Financial

S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
04
Managed IT-related business risk
Realised benefits from IT-enabled investments and

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
P
05
services portfolio

S
S
S
S

P
Transparency of IT costs, benefits and risk

S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
P
P
P
P
P
06 07

Delivery of IT services in line with business requirements


Adequate use of applications, information and technology

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
08

solutions

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
Customer
09

IT agility
Security of information, processing infrastructure and

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
10

applications
Enterprise Goal

S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
P
P
11

Optimisation of IT assets, resources and capabilities


Enablement and support of business processes by

P
P

S
S
S
S
S
S
S
12

integrating applications and technology into business


processes
Delivery of programmes delivering benefits, on time, on

S
S
S
S
S
S

P
P
13

Internal

budget, and meeting requirements and quality standards


Availability of reliable and useful information for decision

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
P
P
14

making

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P

Gambar 4.4 mapping IT-Related goals terhadap domain proses COBIT 5


IT compliance with internal policies

S
S
S
S
S
S

Competent and motivated business and IT personnel

122
and

Knowledge, expertise and initiatives for business

S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S
S

P
P
15 16 17

Growth
Learning

innovation
4.2 Planning the Assesment

Tahap kedua dalam penelitian ini adalah melakukan perhitungan dari

capability level dengan membuat kuesioner dari masing-masing responden yang

sudah ditetapkan oleh RACI chart COBIT 5. Berikut hasil dari tahap penelitian ini

sebagai berikut :

4.2.1 Pemetaan Struktur Organisasi Terhadap RACI Chart

Pemetaan RACI dilakukan untuk menentukan responden yang tepat

dalam pengisian kuesioner yang dibutuhkan dengan cara memetakan struktur

organisasi yang ada pada deputi SINKA BKN serta mempertimbangkan dan

memerhatikan tugas pokok dan fungsi yang tercantum dalam PERKA BKN

Nomor 19 Tahun 2014 terhadap Roles and Organisational Structures dalam

RACI chart COBIT 5. Dalam pemilihan responden juga tidak hanya langsung

memasukan keseluruhan unit struktur organisasi yang ada pada Deputi SINKA,

akan tetapi peneliti mengumpulkan data sebagai acuan dalam pemilihan

responden yang dirasa tepat dan sesuai dengan kondisi organisasi saat ini.

Berikut responden penelitian dari hasil pemetaan ini:

123
1. Proses APO01 (Manage the IT Management Framework)

Gambar 4.5 Matrik RACI chart proses APO01


Berdasarkan Matrik RACI chart pada proses APO01, peneliti

mendapatkan enam responden berdasarkan roles and organisational structure

COBIT 5. Keenam responden tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Pemetaan RACI chart Proses APO01


RACI Chart Struktur Organisasi Deputi SINKA
Head Architect Direktorat Pengembangan Sistem
Informasi Kepegawaian
Head Development Subdirektorat Pengembangan
Teknologi Informasi
Head IT Operation Subdirektorat Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Head IT Administration Subdirektorat Pelayanan Teknologi
Informasi
Information Security Manager Subdirektorat Informasi Kepegawaian
Privacy Officer Subdirektorat Pengolahan Data

124
2. Proses APO07 (Manage Human Resource)

Gambar 4.6 Matrik RACI Chart Proses APO07


Berdasarkan Matrik RACI chart pada proses APO07, peneliti

mendapatkan enam responden berdasarkan roles and organisational structure

COBIT 5. Keenam responden tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.2 Pemetaan RACI chart proses APO07


RACI Chart Struktur Organisasi Deputi SINKA
Head Human Resource Subbagian Tata Usaha
Head Architect Direktorat Pengembangan Sistem
Informasi Kepegawaian
Head Development Subdirektorat Pengembangan
Teknologi Informasi
Head IT Operation Subdirektorat Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Head IT Administration Subdirektorat Pelayanan Teknologi
Informasi
Information Security Manager Subdirektorat Informasi Kepegawaian

125
3. Proses BAI08 (Manage Knowledge)

Gambar 4.7 Matrik RACI chart proses BAI08


Berdasarkan Matrik RACI chart pada proses BAI08, peneliti

mendapatkan enam responden berdasarkan roles and organisational structure

COBIT 5. Keenam responden tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 4.3 Pemetaan RACI Chart proses BAI08


RACI Chart Struktur Organisasi Deputi SINKA
Head Architect Direktorat Pengembangan Sistem
Informasi Kepegawaian
Head Development Subdirektorat Pengembangan
Teknologi Informasi
Head IT Operation Subdirektorat Pemanfaatan Teknologi
Informasi
Head IT Administration Subdirektorat Pelayanan Teknologi
Informasi
Information Security Manager Subdirektorat Informasi Kepegawaian
Privacy Officer Subdirektorat Pengolahan Data

126
4.2.2 Rincian Jawaban Proses APO01 (Manage the IT Management

Framework)

a. Aktivitas Proses APO01.01 (Menetapkan Struktur Organisasi)

Pada Key Management Practice APO01.01, terdapat enam responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses APO01.01

Tabel 4.4 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.01

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO01.01 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : c=3, d=3 dan to be : d=3, e=3, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 3 responden memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat

ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 3

127
responden yang memberikan penilaian level 3 dan 3 responden yang

memberikan penilaian level 4.

Aktivitas 2 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 4 responden memberikan penilaian level

2 dan 1 responden memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as

is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden

yang memberikan penilaian level 2, 4 responden memberikan penilaian

level 3 dan 1 responden memberikan penilaian level 4.

Aktivitas 3 as is : b=1, c=2, d=3 dan to be : c=1, d=2, e=3, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden memberikan penilaian level

2 dan 3 responden memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as

is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden

yang memberikan penilaian level 2, 2 responden memberikan penilaian

level 3 dan 3 responden memberikan penilaian level 4.

Aktivitas 4 as is : b=2, c=2, d=2 dan to be : c=2, d=2, e=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden memberikan penilaian level

2 dan 2 responden memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as

is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 2 responden

yang memberikan penilaian level 2, 2 responden memberikan penilaian

level 3 dan 2 responden memberikan penilaian level 4.

128
Aktivitas 5 as is : c=4, d=2 dan to be : d=4, e=2, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

4 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang

memberikan penilaian level 4.

Aktivitas 6 as is : b=1, c=3, d=2 dan to be : c=1, d=3, e=4, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 7 as is : b=3 c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 pada kondisi saat ini dan 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 8 as is : b=3 c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 pada kondisi saat ini dan 3 responden yang memberikan penilaian

129
level 2 (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 9 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 10 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian 2, 2 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 11 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1 pada kondisi saat ini, 4 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan

130
penilaian level 3 (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be)

terdapat 1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden

yang memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 12 as is : b=1, c=3, d=2 dan to be : c=1, d=3, e=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 2. 3 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 4.

b. Aktivitas Proses APO01.02 (Membentuk Peran dan Tanggung Jawab)

Pada Key Management Practice APO01.02, terdapat 6 responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses APO01.02

Tabel 4.5 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.02

131
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO01.02 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : b=2, c=3, d=1 dan to be : c=2, d=3, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 2 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 3 as is : b=2, c=4 dan to be : c=2, d=4 hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 4 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 4 responden yang

memberikan penilaian level 3.

132
Aktivitas 4 as is : b=2, c=4 dan to be : c=2, d=4 hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 4 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 4 responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 5 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 6 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian 2 dan 3 responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 7 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

133
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian 2 dan 3 responden yang

memberikan penilaian level 3.

c. Aktivitas Proses APO01.03 (Memelihara enabler Sistem Manajemen)

Pada Key Management Practice APO01.03, terdapat 6 responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses APO01.03

Tabel 4.6 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.03

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO01.03 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 yang responden memberikan penilaian

134
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 2 as is : b=1, c=3, d=2 dan to be : c=1, d=3, e=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 3 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 4 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

135
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 5 as is : b=2, c=3, d=1 dan to be : c=2, d=3, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 6 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 7 as is : b=4, c=1, d=1 dan to be : c=4, d=1, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang

memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian

136
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

4 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 8 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 9 as is : b=4, c=1, d=1 dan to be : c=4, d=1, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang

memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

4 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

d. Aktivitas Proses APO01.04 (Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah

Manajemen)

Pada Key Management Practice APO01.04, terdapat 6 responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

137
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses APO01.04

Tabel 4.7 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.04

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO01.04 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3 hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 2 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 3 as is : a=1, b=2, c=3 dan to be : b=1, c=2, d=3, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian

138
level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang

memberikan penilaian level level 2 dan 3 responden yang memberikan

penilaian level 3.

e. Aktivitas Proses APO01.05 (Mengoptimalkan Penempatan Fungsi TI)

Pada Key Management Practice APO01.05, terdapat 6 responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses APO01.05

Tabel 4.8 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.05

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO01.05 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian

level 2, 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat

ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 3

responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang

139
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 2 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian

level 2, 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat

ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 3

responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 3 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

f. Aktivitas Proses APO01.06 (Menentukan Informasi (Data) dan

Kepemilikan Sistem)

Pada Key Management Practice APO01.06, terdapat 6 responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

140
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses APO01.06

Tabel 4.9 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.06

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO01.06 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 2 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

141
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 3 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 4 as is : b=4, c=1, d=1 dan to be : c=4, d=1, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang

memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 4 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

4 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

142
g. Aktivitas Proses APO01.07 (Mengelola Perbaikan Proses yang

Berkelanjutan)

Pada Key Management Practice APO01.07, terdapat 6 responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses APO01.07

Tabel 4.10 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.07

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO01.07 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan responden yang

memberikan penilaian level 3.

143
Aktivitas 2 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 3 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 4 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 5 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

144
4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang

memberikan penilaian level 3.

h. Aktivitas Proses APO01.08 (Menjaga Kepatuhan Terhadap Kebijakan

dan Prosedur)

Pada Key Management Practice APO01.08, terdapat 6 responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses APO01.08

Tabel 4.11 Rincian Jawaban Kuesioner APO01.08

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO01.08 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : b=4, c=1, d=1 dan to be : c=4, d=1, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang

memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

4 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang


145
memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 2 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 3 as is : b=4, c=2 dan to be : c=4, d=2, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

4 responden yang memberikan penilaian level 2 dan responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 4 as is : b=5, c=d dan to be : c=5, e=1, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 5 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

5 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang

memberikan penilaian level 4.

146
Aktivitas 5 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang

memberikan penilaian level 3.

4.2.3 Rincian Jawaban Proses APO07 (Manage Human Resource)

a. Aktivitas Proses APO07.01 (Mempertahankan Staf yang Kompeten

dan Sesuai)

Pada Key Management Practice APO07.01, terdapat 6 responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses APO07.01

Tabel 4.12 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.01

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO07.01 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

147
Aktivitas 1 as is : b=2, c=3, d=1 dan to be : c=2, d=3, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 2 as is : b=2, c=3, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 3 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=3, e=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian pada level 3 pada

kondisi saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be)

terdapat 1 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden

148
yang memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 4 as is : b=4, c=2 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 4 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 5 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=3, e=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 4.

b. Aktivitas Proses APO07.02 (Mengidentifikasi Kunci Personal TI)

Pada Key Management Practice APO07.02, terdapat 6 responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses APO07.02

149
Tabel 4.13 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.02

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO07.02 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : a=1, b=3, c=1, d=1 dan to be : b=1, c=2, d=2, e=1,

hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1, 1 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden

yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).

Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden

yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan

penilaian level 2, 2 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 1

responden yang memberikan penilaian level 4.

Aktivitas 2 as is : a=1, b=4, c=1 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 4 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

150
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 3.

Aktivitas 3 as is : b=3, c=3 dan to be : c=2, d=4, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 4 responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 4 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=2, d=3, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang memberikan

penilaian level 3.

c. Aktivitas Proses APO07.03 (Menjaga Keterampilan dan Kompetensi

Personil)

Pada Key Management Practice APO07.03, terdapat 6 responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

151
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses.

Tabel 4.14 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.03

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO07.03 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : a=1, b=3, c=1, d=1 dan to be : b=1, c=2, d=2, e=1,

hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 , 1 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden

yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).

Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden

yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan

penilaian level 2, 2 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 1

responden yang memberikan penilaian level 4.

Aktivitas 2 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=2, d=3, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian

152
level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 3 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian 1, 2 responden yang memberikan penilaian level

2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat

ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 3

responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 4 as is : a=1, b=2, c=2 d=1 dan to be : b=1, c=2, d=2, e=1,

hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian

level 1, 2 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden

yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).

Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden

yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan

penilaian level 2, 2 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 1

responden yang memberikan penilaian level 4.

153
Aktivitas 5 as is : b=2, c=1, d=3 dan to be : c=2, d=1, e=4, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian

level 2, 3 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat

ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 2

responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 4 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 6 as is : a=1, b=2, c=3 dan to be : b=1, c=1, d=4, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 1, 1 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 4 responden yang memberikan

penilaian level 3.

Aktivitas 7 as is : b=2, c=3, d=1 dan to be : c=2, d=3, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level level 3 pada

kondisi saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be)

terdapat 2 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden

154
yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

d. Aktivitas Proses APO07.04 (Evaluasi Kinerja Karyawan)

Pada Key Management Practice APO07.04, terdapat 6 responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses APO07.04

Tabel 4.15 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.04

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO07.04 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : a=1, b=3, c=1, d=1 dan to be : b=1, c=3, d=1, e=1,

hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 2, 1 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden

155
yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).

Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden

yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan

penilaian level 2, 1 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 1

responden yang memberikan penilaian level 4.

Aktivitas 2 as is : a=1, b=2, c=2, d=1 dan to be : b=1, c=2, d=2, e=1,

hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian

level 1, 2 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden

yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).

Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden

yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan

penilaian level 2, 2 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 1

responden yang memberikan penilaian level 4.

Aktivitas 3 as is : b=2, c=2, d=2 dan to be : c=2, d=1, e=3, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 3 responden yang memberikan

penilaian level 4.

156
Aktivitas 4 as is : b=2, c=3, d=1 dan to be : c=2, d=3, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 5 as is : a=1, b=1, c=3, d=1 dan to be : b=1, c=1, d=2, e=3,

hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 1 responden yang memberikan penilaian

level 1, 3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden

yang memberikan penilaian level 4 pada kondisi saat ini (as is).

Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden

yang memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan

penilaian level 2, 2 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 2

responden yang memberikan penilaian 4.

Aktivitas 6 as is : b=3, c=1, d=2 dan to be : c=3, d=1, e=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang

157
memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 7 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 8 as is : b=3, c=1, d=2 dan to be : c=3, d=1, e=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 4.

e. Aktivitas Proses APO07.05 (Rencana dan Melacak Penggunaan TI

dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia)

Pada Key Management Practice APO07.05, terdapat 6 responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

158
menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses APO07.05

Tabel 4.16 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.05

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO07.05 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : b=2, c=2, d=2 dan to be : c=2, d=2, e=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 2 as is : b=3, c=1, d=2 dan to be : c=3, d=1, e=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 1 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi


159
saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2, 1 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 3 as is : a=1, b=1, c=4 dan to be : b=1, c=1, d=4, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 1 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 4 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 1, 1 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 4 responden yang memberikan

penilaian level 3.

Aktivitas 4 as is : a=1, b=3, c=1, d=1 dan to be : b=1, c=3, d=1, e=1,

hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1, 1 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 1 responden

yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).

Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden

yang memberikan penilaian 1, 3 responden yang memberikan penilaian

level 2, 1 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 1 responden

yang memberikan penilaian level 4.

160
f. Aktivitas Proses APO07.06 (Mengelola Kontrak Staf)

Pada Key Management Practice APO07.06, terdapat 6 responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses APO07.06

Tabel 4.17 Rincian Jawaban Kuesioner APO07.06

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses APO07.06 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang

memberikan penilaian level 3.

161
Aktivitas 2 as is : b=1, c=3, d=2 dan to be : c=1, d=3, e=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 3 as is : b=3, c=2, d=1 dan to be : c=3, d=2, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang

memberikan penilaian level 1, 2 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 4 as is : a=1, b=2, c=3 dan to be : b=1, c=2, d=3, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 2, 2 responden yang

162
memberikan penilaian level 3 dan 3 responden yang memberikan

penilaian level 3.

Aktivitas 5 as is : c=3, d=3 dan to be : d=3, e=3, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 3 responden yang

memberikan penilaian level 4.

Aktivitas 6 as is : b=1, c=4, d=1 dan to be : c=1, d=4, e=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 4 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 2, 4 responden yang

memberikan penilaian level 3 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 6 as is : b=1, c=3, d=2 dan to be : c=1, d=3, e=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 1, 3 responden yang memberikan penilaian

level 2 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 2, 3 responden yang

163
memberikan penilaian level 3 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 4.

Aktivitas 8 as is : a=1, b=1, c=2, d=2 dan to be : b=1, c=1, d=2, e=2,

hal ini menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 1 responden yang memberikan penilaian

level 1, 2 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 2 responden

yang memberikan penilaian level 3 pada kondisi saat ini (as is).

Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat 1 responden

yang memberikan penilaian 1, 1 responden yang memberikan penilaian

level 2, 3 responden yang memberikan penilaian level 3 dan 2 responden

yang memberikan penilaian level 4.

4.2.4 Rincian Jawaban Proses BAI08 (Manage Knowledge)

a. Aktivitas Proses BAI08.01 (Memelihara dan Memfasilitasi Budaya

Berbagi Pengetahuan)

Pada Key Management Practice BAI08.01, terdapat enam responden

yang memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses BAI08.01

Tabel 4.18 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.01

164
Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses BAI08.01 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : a=2, b=3, c=1 dan to be : b=2, c=3, d=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 3.

Aktivitas 2 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 2.

165
Aktivitas 3 as is : a=1, b=4, c=1 dan to be : b=1, c=4, d=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 4 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 1, 4 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 3.

Aktivitas 4 as is : b=3, c=3 dan to be : c=3, d=3, hal ini menunjukkan

bahwa dari 6 responden terdapat 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 3 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

3 responden yang memberikan penilaian level 2 dan 3 responden yang

memberikan penilaian level 3.

Aktivitas 5 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 2.

166
b. Aktivitas Proses BAI08.02 (Identifikasi dan Klasifikasi Sumber

Informasi)

Pada Key Management Practice BAI08.02, terdapat 6 responden yang

memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses BAI08.02

Tabel 4.19 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.02

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses BAI08.02 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : a=2, b=2 c=2 dan to be : b=2, c=2, d=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 3.
167
Aktivitas 2 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 2.

Aktivitas 3 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 2.

Aktivitas 4 as is : a=2, b=2 c=2 dan to be : b=2, c=2, d=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang

168
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 3.

c. Aktivitas Proses BAI08.03 (Mengatur dan Mengkontekstualisasikan

Informasi Menjadi Pengetahuan)

Pada Key Management Practice BAI08.04, terdapat 6 responden yang

memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses BAI08.04

Tabel 4.20 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.03

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses BAI08.04 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang


169
memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 2.

Aktivitas 2 as is : a=2, b=3, c=1 dan to be : b=2, c=3, d=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 3.

Aktivitas 3 as is : a=2, b=3, c=1 dan to be : b=2, c=3, d=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 3.

Aktivitas 4 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

170
1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 2.

d. Aktivitas Proses BAI08.04 (Menggunakan dan Berbagi Pengetahuan)

Pada Key Management Practice BAI08.01, terdapat 6 responden yang

memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses BAI08.01

Tabel 4.21 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.04

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses BAI08.01 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : a=2, b=3, c=1 dan to be : b=2, c=3, d=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 3.

171
Aktivitas 2 as is : a=1, b=3, c=2 dan to be : b=1, c=3, d=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 1 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

1 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 2.

Aktivitas 3 as is : a=2, b=2 c=2 dan to be : b=2, c=2, d=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 3.

e. Aktivitas Proses BAI08.05 (Mengevaluasi dan Memberhentikan

Pengetahuan)

Pada Key Management Practice BAI08.05, terdapat 6 responden yang

memberikan penilaian terhadap seluruh aktivitas pada proses

menetapkan struktur organisasi. Berikut rincian jawaban responden

untuk setiap aktivitas pada proses BAI08.05

172
Tabel 4.22 Rincian Jawaban Kuesioner BAI08.05

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat jawaban dari para responden

pada aktivitas proses BAI08.05 yang dapat dijabarkan sebagai berikut.

Aktivitas 1 as is : a=2, b=2 c=2 dan to be : b=2, c=2, d=2, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 0, 2 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 2 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 1, 2 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 2 responden yang memberikan

penilaian level 3.

Aktivitas 2 as is : a=2, b=3, c=1 dan to be : b=2, c=3, d=1, hal ini

menunjukkan bahwa dari 6 responden terdapat 2 responden yang

memberikan penilaian level 0, 3 responden yang memberikan penilaian

level 1 dan 1 responden yang memberikan penilaian level 2 pada kondisi

saat ini (as is). Sementara pada kondisi yang diharapkan (to be) terdapat

2 responden yang memberikan penilaian level 1, 3 responden yang

memberikan penilaian level 2 dan 1 responden yang memberikan

penilaian level 3.

173
4.3 Briefing

Pada tahap ini dilakukannya pengarahan terhadap responden yang sudah

ditetapkan sebelumnya terhadap RACI chart COBIT 5 pada Deputi SINKA,

sehingga memahami proses input, process dan output yang dinilai pada unit

organisasi tersebut. Proses ini dimulai dengan dijelaskannya jadwal dan cara

pengisian kuesioner terhadap responden yang telah ditentukan, pengumpulan

dokumen yang dibutuhkan, sampai laporan hasil rekapitulasi jawaban kuesioner

dan hasil penilaian.

Tabel 4.23 Penjadwalan Kegiatan Briefing


Maret April Mei Juni Juli Agustus
25 – 29
Initiation Maret
2019
Planning 1 - 19
the April
Assesment 2019
22 April 2019 – 3
Briefing
Mei 2019
6 - 24
Data
Mei
Collection
2019
Data 27 Mei 2019 – 21
Validation Juni 2019
Process
24 Juni – 19 Juli
Attribute
2019
Level
Reporting 22 Juli – 9 Agustus
the Result 2019

4.4 Data Collection

Dalam tahap ini dilakukannya pengumpulan kebutuhan output yang harus

dipenuhi oleh Deputi SINKA pada proses APO01, APO07 dan BAI08. Sehingga,
174
peneliti mendapatkan bukti-bukti penilaian evaluasi aktivitas proses yang telah

dilakukan. Berikut merupakan identifikasi kebutuhan output yang harus dipenuhi

oleh Deputi SINKA.

4.4.1 Proses APO01

Berikut merupakan kebutuhan output pada proses APO01 (Manage the

IT Management Framework).

Tabel 4.24 Kebutuhan output proses APO01


Key Management Practices Outputs
Penetapan struktur organisasi dan fungsi
APO01.01 Menetapkan struktur
Garis pedoman operasi organisasi
organisasi
Aturan komunikasi kerja
Penetapan peraturan terkait TI dan
APO01.02 Membentuk peran dan tanggung jawab
tanggung jawab
Penetapan praktik pengawasan
APO01.03 Memelihara enabler
Kebijakan terkait TI
sistem manajemen
APO01.04 Mengkomunikasikan
Komunikasi sasaran TI
tujuan dan arah manajemen
Evaluasi pilihan untuk organisasi TI
APO01.05 Mengoptimalkan
Penetapan operasi penempatan fungsi
penempatan fungsi
TI
Pedoman kerja klasifikasi data
APO01.06 Menentukan informasi Pedoman kerja kontrol dan keamanan
(data) dan kepemilikan sistem data
Prosedur integritas data
Penilaian kapabilitas proses
APO01.07 Mengelola perbaikan Peluang perbaikan proses
proses yang berkelanjutan Metrik untuk pelacakan peningkatan
proses
Tindakan perbaikan terkait
APO01.08 menjaga kepatuhan
ketidakpatuhan pada kebijakan dan
terhadap kebijakan dan prosedur
prosedur

4.4.2 Proses APO07

Berikut merupakan kebutuhan output pada proses APO07 (Manage

Human Resource).
175
Tabel 4.25 Kebutuhan output proses APO07
Key Management Practices Outputs
Evaluasi persyaratan kepegawaian
APO07.01 Mempertahankan staf Rencana pengembangan kompetensi
yang kompeten dan sesuai dan karier
Rencana perekrutan dan personel
APO07.02 Mengidentifikasi kunci Penyebaran Pengetahuan
personal TI Rencana cadangan staf
Kemampuan dan matriks kompetensi
APO07.03 Menjaga keterampilan
dan kompetensi personil Rencana peningkatan kemampuan
Ulasan pelaporan
Tujuan personil
APO07.04 Evaluasi kinerja
Evaluasi kemampuan
karyawan
Rencana perbaikan
Inventarisasi bisnis dan sumber daya TI
APO07.05 Rencana dan melacak
manusia
penggunaan TI dan pengelolaan
Analisis kekurangan sumber daya
sumber daya manusia
Catatan pemanfaatan sumber daya
Kebijakan tenaga kontrak internal
APO07.06 Mengelola kontrak staf Perjanjian kontrak internal
Ulasan kesepakatan kontrak

4.4.3 Proses BAI08

Berikut merupakan kebutuhan output pada proses BAI08 (Manage

Knowledge).

Tabel 4.26 Kebutuhan output proses BAI08


Key Management Practices Outputs
BAI08.01 Memelihara dan
memfasilitasi budaya berbagi Komunikasi pada nilai pengetahuan
pengetahuan
BAI08.02 Identifikasi dan
Klasifikasi sumber informasi
klasifikasi sumber informasi
BAI08.03 Mengatur dan
mengkontekstualisasikan Diterbitkan repositori pengetahuan
informasi menjadi pengetahuan
Database pengetahuan pengguna
BAI08.04 Menggunakan dan internal
berbagi pengetahuan Kesadaran pengetahuan dan skema
pelatihan
Pengetahuan hasil evaluasi pengguna

176
BAI08.05 Mengevaluasi dan Aturan untuk pengetahuan yang tidak
memberhentikan pengetahuan terpaki

4.5 Data Validation

Tahapan selanjutnya adalah melakukan validasi data dari hasil jawaban

kuesioner, dengan tujuan untuk mendapatkan hasil perhitungan kuesioner dengan

menggunakan skala likert dan mendapatkan hasil evaluasi penilaian capability

level. Pada tahap ini peneliti melakukan rekapitulasi jawaban kuesioner yang telah

didistribusikan kepada para responden berdasarkan RACI chart. Berikut

rekapitulasi jawaban kuesioner proses APO01 (Manage the IT Management

Framework), APO07 (Manage Human Resource) dan BAI08 (Manage

Knowledge):

4.5.1 Proses APO01 (Manage the IT Management Framework)

Tabel 4.27 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.01


No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Penetapan ruang lingkup, As is 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
fungsi, peran internal dan
eksternal To be 00,00 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00
2 Identifikasi kebutuhan As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
terkait hasil pencapaian TI
To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
3 Keterlibatan stakeholder As is 00,00 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00
dalam pengambilan
keputusan To be 00,00 00,00 16,66 33,33 50,00 00,00
4 Penyelarasan TI terkait As is 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00
dengan organisasi model
arsitektur enterprise To be 00,00 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00
5 As is 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00

177
Pembagian fokus, peran To be 00,00 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00
dan tanggung jawab dari
masing-masing unit TI.
6 Pendefinisian struktur As is 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
manajemen untuk
mendukung dan fungsi To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00
dan peran manajemen
7 Pembentukan komite As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
strategi TI untuk
memastikan bahwa tata
kelola TI bagian dari
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
perusahaan.
8 Pembentukan komite As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
pengarah TI untuk
menentukan program To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
investasi TI
9 Penyediaan pedoman As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
untuk struktur manajemen
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
10 Identifikasi kebutuhan As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
komunikasi
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
11 Pengembangan dan As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
pemeliharaan koordinasi,
komunikasi dan struktur To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
penghubung yang optimal
12 Verifikasi kecukupan dan As is 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
efektivitas struktur
organisasi To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00

Kondisi Saat ini (As is) 00,00 26,38 48,61 24,99 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 26,38 48,61 24,99 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam penetapan struktur organisasi berada pada

jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (manage

process) dengan persentase 48,61%, sedangkan kondisi yang diharapkan (to

be) mayoritas responden mengharapkan mengenai penetapan struktur

organisasi berada pada jawaban (d) atau berdasarkan capability level berada

pada tingkat 3 (established process) dengan persentase 48,61%.


178
Tabel 4.28 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.02
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Menetapkan peran dan As is 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
tanggung jawab TI
To be 00,00 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00
2 Pertimbangan kebutuhan As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
dari perusahaan dan
kontinuitas layanan TI To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
3 Pemberian masukan As is 00,00 33,33 66,66 00,00 00,00 00,00
kepada kontinuitas layanan
TI To be 00,00 00,00 33,33 66,66 00,00 00,00
4 Peran dan tanggung jawab As is 00,00 33,33 66,66 00,00 00,00 00,00
tentang kepatuhan terhadap
kebijakan manajemen To be 00,00 00,00 33,33 66,66 00,00 00,00
5 Penerapan praktek- As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
praktek pengawasan yang
memadai To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
6 Penerapan jaminan As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
akuntabilitas
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
7 Peran dan tanggung jawab As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
struktur
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00

Kondisi Saat ini (As is) 00,00 38,09 57,14 4,76 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 38,09 57,14 4,76 00,00

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam membentuk peran dan tanggung jawab

berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat

2 (manage process) dengan persentase 57,14%, sedangkan kondisi yang

diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam membentuk

179
peran dan tanggung jawab berada pada jawaban (d) atau berdasarkan capability

level berada pada tingkat 3 (established process) dengan persentase 57,14%.

Tabel 4.29 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.03


No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Pemahaman tentang visi As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
perusahaan, arah dan
strategi To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
2 Pertimbangan lingkungan As is 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
internal perusahaan
To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00
3 Integrasi prinsip-prinsip TI As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
dengan prinsip-prinsip
bisnis To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
4 Penyelarasan pengendalian As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
TI dengan kebijakan TI
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
5 Penyelarasan standar tata As is 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
kelola nasional dan
internasional saat ini To be 00,00 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00
6 Serangkaian kebijakan As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
untuk mendorong harapan
kontrol TI pada topik To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
kunci yang relevan
7 Evaluasi dan pembaruan As is 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00 00,00
kebijakan
To be 00,00 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00
8 Kebijakan TI kepada As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
semua staf yang relevan
To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
9 Prosedur untuk melacak As is 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00 00,00
kepatuhan terhadap
kebijakan To be 00,00 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00

Kondisi Saat ini (As is) 00,00 46,29 38,88 14,81 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 46,29 38,88 14,81 00,00

180
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam memelihara enabler sistem berjalan

berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat

1 (performed process) dengan persentase 46,29%, sedangkan kondisi yang

diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam memelihara

enabler sistem berjalan berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability

level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan persentase 46,29%.

Tabel 4.30 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.04


No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Komunikasi yang As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
berkelanjutan tentang
tujuan dan arah TI To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
2 Jaminan informasi yang As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
disampaikan mencakup
misi yang diartikulasikan To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
secara jelas
3 Sumber daya yang As is 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00 00,00
memadai dan terampil
To be 00,00 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00

Kondisi Saat ini (As is) 5,55 49,99 44,44 00,00 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 5,55 49,99 44,44 00,00 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengkomunikasikan tujuan dan arah

manajemen berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada

pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 49,99%, sedangkan

kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam

mengkomunikasikan tujuan dan arah manajemen berada pada jawaban (c) atau

181
berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan

persentase 49,99%.

Tabel 4.31 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.05


No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Pemahaman konteks untuk As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
penempatan fungsi TI
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
2 Evaluasi dan prioritas As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
pilihan untuk penempatan,
sumber dan model operasi To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
3 Penentuan penempatan As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
fungsi TI
To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00

Kondisi Saat ini (As is) 00,00 38,87 44,44 16,66 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 38,87 44,44 16,66 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengoptimalkan penempatan fungsi TI

berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat

2 (managed process) dengan persentase 44,44%, sedangkan kondisi yang

diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam mengoptimalkan

penempatan fungsi TI berada pada jawaban (d) atau berdasarkan capability

level berada pada tingkat 3 (established process) dengan persentase 44,44%.

182
Tabel 4.32 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.06

No Aktivitas Status Distribusi Jawaban


a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Kebijakan dan pedoman As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
untuk memastikan
klasifikasi ragam informasi To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
(data) perusahaan
2 Ketentuan pemeliharaan As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
dan penyediaan alat-alat
yang tepat, teknik dan
To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
pedoman untuk keamanan
dan kontrol yang efektif
3 Penciptaan dan As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
pemeliharaan persediaan
informasi. To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
4 Pendefinisian dan As is 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00 00,00
penerapan prosedur untuk
memastikan integritas dan To be 00,00 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00
konsistensi pada informasi
yang tersimpan
Kondisi Saat ini (As is) 00,00 45,83 37,49 16,66 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 45,83 37,49 16,66 00,00

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam menentukan informasi (data) dan

kepemilikan sistem berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level

berada pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 45,83%,

sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden

mengharapkan dalam menentukan informasi (data) dan kepemilikan sistem

berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat

2 (managed process) dengan persentase 45,83%.

183
Tabel 4.33 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.07
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Identifikasi proses bisnis- As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
kritikal
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
2 Kesepakatan dalam As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
perbaikan dan operasi
To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
3 Pertimbangan cara-cara As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
4 Penerapan praktek As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
manajemen mutu
To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
5 Pembaruan terhadap As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
proses yang sudah usang
To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00

Kondisi Saat ini (As is) 00,00 63,33 36,66 00,00 00,00 00,00

Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 63,33 36,66 00,00 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengelola perbaikan proses yang

berkelanjutan berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada

pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 63,33%, sedangkan

kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam

mengelola perbaikan proses yang berkelanjutan berada pada jawaban (c) atau

berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan

persentase 63,33%

184
Tabel 4.34 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO01.08
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Pelacakan kepatuhan As is 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00 00,00
terhadap kebijakan dan
prosedur To be 00,00 00,00 66,66 16,66 16,66 00,00
2 Analisis nonkepatuhan dan As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
mengambil tindakan yang
tepat To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
3 Integrasi kinerja dan As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
kepatuhan dalam tujuan
kinerja To be 00,00 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00
4 Penilaian secara rutin As is 00,00 83,33 00,00 16,66 00,00 00,00
kinerja kerangka kerja
To be 00,00 00,00 83,33 00,00 16,66 00,00
5 Analisis tren dalam As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
kinerja dan kepatuhan
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00

Kondisi Saat ini (As is) 00,00 63,33 26,66 9,99 00,00 00,00

Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 63,33 26,66 9,99 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam menjaga kepatuhan terhadap kebijakan

dan prosedur berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada

pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 63,33%, sedangkan

kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam

menjaga kepatuhan terhadap kebijakan dan prosedur berada pada jawaban (c)

atau berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (managed process)

dengan persentase 63,33%.

185
4.5.2 Proses APO07 (Manage Human Resource)

Tabel 4.35 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.01


No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Mengevaluasi kebutuhan As is 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
staf untuk mendukung
tujuan dan sasaran lembaga To be 00,00 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00
2 Memelihara proses As is 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
perekrutan yang sejalan
dengan kebijakan dan To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
prosedur
3 Menyertakan pemeriksaan As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
latar belakang dalam
proses perekrutan To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00
karyawan
4 Menetapkan pengaturan As is 00,00 66,66 33,33 00,00 00,00 00,00
sumber daya yang fleksibel
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
5 Memastikan adanya As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
pelatihan untuk
mengurangi To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00
ketergantungan pada satu
individu
Kondisi Saat ini (As is) 00,00 33,33 53,33 13,33 00,00 00,00

Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 00,00 26,66 53,33 19,99 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam mempertahankan staf yang kompeten dan

sesuai berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada

tingkat 2 (managed process) dengan persentase 53,33%, sedangkan kondisi

yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam

mempertahankan staf yang kompeten dan sesuai berada pada jawaban (d) atau

berdasarkan capability level berada pada tingkat 3 (established process)

dengan persentase 53,33%.


186
Tabel 4.36 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.02
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Meminimalkan As is 16,66 50,00 16,66 16,66 00,00 00,00
ketergantungan satu
individu dalam melakukan To be 00,00 16,66 33,33 33,33 16,66 00,00
satu fungsi pekerjaan
2 Pemberian waktu As is 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00 00,00
minimum liburan untuk
individu kunci To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
3 Pengambilan tindakan As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
mengenai perubahan
pekerjaan To be 00,00 00,00 33,33 66,66 00,00 00,00
4 Perencanaan dalam As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
pengujian staf cadangan
secara teratur To be 00,00 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00

Kondisi Saat ini (As is) 12,49 54,16 29,16 4,16 00,00 00,00

Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 12,49 37,49 45,83 4,16 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengidentifikasi kunci personal TI berada

pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat 1

(performed process) dengan persentase 54,16%, sedangkan kondisi yang

diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam mengidentifikasi

kunci personal TI berada pada jawaban (d) atau berdasarkan capability level

berada pada tingkat 3 (established process) dengan persentase 45,83%.

187
Tabel 4.37 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.03
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Menetapkan keterampilan, As is 16,66 50,00 16,66 16,66 00,00 00,00
kompetensi sumber daya
internal dan eksternal yang To be 00,00 16,66 33,33 33,33 16,66 00,00
diperlukan saat ini
2 Memberikan perencanaan As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
karier dan pengembangan
profesional To be 00,00 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00
3 Menyediakan akses As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
repository pengetahuan
To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
4 Mengidentifikasi As is 16,66 33,33 33,33 16,66 00,00 00,00
kesenjangan antara yang
dibutuhkan dengan To be 00,00 16,66 33,33 33,33 16,66 00,00
keterampilan yang tersedia
5 Mengembangkan dan As is 00,00 33,33 16,66 50,00 00,00 00,00
memberikan program-
program pelatihan pada To be 00,00 00,00 33,33 16,66 50,00 00,00
perusahaan
6 Melakukan tinjauan As is 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00 00,00
(review) secara berkala
To be 00,00 16,66 16,66 66,66 00,00 00,00
7 Meninjau materi dan As is 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
program pelatihan secara
teratur To be 00,00 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00

Kondisi Saat ini (As is) 7,14 40,47 33,33 19,04 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 7,14 33,33 40,47 19,04 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam menjaga keterampilan dan kompetensi

personil berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada pada

tingkat 1 (performed process) dengan persentase 40,47%, sedangkan kondisi

yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam menjaga

keterampilan dan kompetensi personil berada pada jawaban (d) atau

188
berdasarkan capability level berada pada tingkat 3 (established process)

dengan persentase 40,47%

Tabel 4.38 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.04


No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Mempertimbangkan tujuan As is 16,66 50,00 16,66 16,66 00,00 00,00
lembaga sebagai konteks
untuk menetapkan tujuan To be 00.00 16,66 50,00 16,66 16,66 00,00
individu
2 Menetapkan tujuan As is 16,66 33,33 33,33 16,66 00,00 00,00
individu yang selaras
dengan tujuan TI dan To be 00,00 16,66 33,33 33,33 16,66 00,00
tujuan perusahaan
3 Menyusun evaluasi hasil As is 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00
kinerja karyawan
To be 00,00 00,00 33,33 16,66 50,00 00,00
4 Menerapkan dan As is 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
mengkomunikasikan
tentang proses disiplin To be 00,00 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00
5 Memberikan instruksi As is 16,66 16,66 50,00 16,66 00,00 00,00
khusus untuk penggunaan
dan penyimpan informasi To be 00,00 16,66 16,66 33,33 33,33 00,00
pribadi
6 Memberikan feedback As is 00,00 50,00 16,66 33,33 00,00 00,00
tepat waktu mengenai
kinerja karyawan To be 00,00 00,00 50,00 16,66 33,33 00,00
7 Memberikan penghargaan As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
terhadap pengembangan
kompetensi dan To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
pencapaian keberhasilan
tujuan kinerja
8 Mengembangkan rencana As is 00,00 50,00 16,66 33,33 00,00 00,00
peningkatan kinerja
berdasarkan hasil dari To be 00,00 00,00 50,00 16,66 33,33 00,00
proses evaluasi dan
pelatihan
Kondisi Saat ini (As is) 6,25 39,58 31,25 22,91 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 6,25 39,58 27,08 27,08 00,00

189
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam evaluasi kinerja karyawan berada pada

jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat 1 (performed

process) dengan persentase 39,58%, sedangkan kondisi yang diharapkan (to

be) mayoritas responden mengharapkan dalam evaluasi kinerja karyawan

berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat

2 (managed process) dengan persentase 39,58%.

Tabel 4.39 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.05


No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Membuat dan memelihara As is 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00
inventaris bisnis dan
sumber daya manusia TI To be 00,00 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00
2 Pemahaman dalam As is 00,00 50,00 16,66 33,33 00,00 00,00
memenuhi kebutuhan saat
ini dan masa depan untuk To be 00,00 00,00 50,00 16,66 33,33 00,00
sumber daya manusia
3 Mengidentifikasi As is 16,66 16,66 66,66 00,00 00,00 00,00
kekurangan dan
memberikan To be 00,00 16,66 16,66 66,66 00,00 00,00
masukan/saran ke dalam
rencana pengadaan
4 Memelihara informasi As is 16,66 50,00 16,66 16,66 00,00 00,00
yang memadai mengenai
waktu yang dikerjakan To be 00,00 16,66 50,00 16,66 16,66 00,00

Kondisi Saat ini (As is) 8,33 37,49 33,33 20,83 00,00 00,00

Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 8,33 37,49 33,33 20,83 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam rencana dan melacak penggunaan TI dan

pengelolaan sumber daya manusia berada pada jawaban (b) atau berdasarkan

capability level berada pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase


190
37,49%, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden

mengharapkan dalam rencana dan melacak penggunaan TI dan pengelolaan

sumber daya manusia berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability

level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan persentase 37,49%

Tabel 4.40 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner APO07.06


No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Menerapkan kebijakan dan As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
prosedur dalam melakukan
suatu pekerjaan To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
2 Memperoleh persetujuan As is 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
resmi dari kontraktor pada
saat dimulainya kontrak To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,00 00,00
3 Menyarankan kepada As is 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00 00,00
kontraktor bahwa
manajemen berhak untuk
memantau dan memeriksa To be 00,00 00,00 50,00 33,33 16,66 00,00
penggunaan sumber daya
TI
4 Memberikan definisi yang As is 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00 00,00
jelas antara peran dan
tanggung jawab kontraktor To be 00,00 16,66 33,33 50,00 00,00 00,00
5 Meninjau pekerjaan As is 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
kontraktor dan dasar
persetujuan pembayaran To be 00,00 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00
hasil kerja
6 Menetapkan semua As is 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
pekerjaan yang dilakukan
oleh pihak eksternal To be 00,00 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00
7 Melakukan peninjauan As is 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
berkala untuk memastikan
kontrak telah disepakati To be 00,00 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00
8 Melakukan peninjauan As is 16,66 16,66 33,33 33,33 00,00 00,00
berkala untuk memastikan
bahwa peran dan hak To be 00,00 16,66 16,66 33,33 33,33 00,00
akses kontraktor sesuai

191
Kondisi Saat ini (As is) 4,16 24,99 47,91 22,91 00,00 00,00
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 4,16 24,99 47,91 22,91 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengelola kontrak staf berada pada

jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (managed

process) dengan persentase 47,91%, sedangkan kondisi yang diharapkan (to

be) mayoritas responden mengelola kontrak staf berada pada jawaban (d) atau

berdasarkan capability level berada pada tingkat 3 (established process)

dengan persentase 47,91%.

4.5.3 Proses BAI08 (Manage Knowledge)

Tabel 4.41 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.01


No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Mengkomunikasikan nilai As is 33,33 50.00 16,66 00,00 00,00 00,00
pengetahuan secara
proaktif To be 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
2 Menggiatkan perilaku As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
sharing knowledge dan
transfer pengetahuan To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
3 Menciptakan lingkungan, As is 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00 00,00
alat, dan artifak yang
mendukung sharing dan To be 00,00 16,66 66,66 16,66 00,00 00,00
transfer pengetahuan
4 Mencantumkan praktik As is 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00 00,00
manajemen pengetahuan
To be 00,00 00,00 50,00 50,00 00,00 00,00
5 Menetapkan ekspektasi As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
manajemen dan
menunjukkan sikap yang To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
tepat terkait kegunaan
pengetahuan
Kondisi Saat ini (As is) 16,66 53,33 29,99 00,00 00,00 00,00

192
Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 16,66 53,33 29,99 00,00 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam memelihara dan memfasilitasi budaya

berbagi pengetahuan berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level

berada pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 53,33%,

sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden

mengharapkan dalam memelihara dan memfasilitasi budaya berbagi

pengetahuan berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability level berada

pada tingkat 2 (managed process) dengan persentase 53,33%.

Tabel 4.42 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.02


No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Mengidentifikasi pengguna As is 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00 00,00
pengetahuan potensial
To be 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00
2 Mempertimbangkan jenis As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
konten dan informasi yang
terstruktur dan tidak To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
terstruktur
3 Mengklasifikasikan sumber As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
informasi berdasarkan
skema klasifikasi konten To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
4 Mengumpulkan dan As is 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00 00,00
memvalidasi sumber
informasi berdasarkan To be 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00
kriteria validasi informasi
Kondisi Saat ini (As is) 24,99 41,66 33,33 00,00 00,00 00,00

Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 24,99 41,66 33,33 00,00 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam identifikasi dan klasifikasi sumber

193
informasi berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada

pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 41,66%, sedangkan

kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam

identifikasi dan klasifikasi sumber informasi berada pada jawaban (c) atau

berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan

persentase 41,66%.

Tabel 4.43 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.03


No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Mengidentifikasi atribut As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
yang dibagikan dan
dicocokkan dengan sumber To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
informasi
2 Menciptakan tampilan As is 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00 00,00
untuk set data terkait
To be 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
3 Merancang dan As is 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00 00,00
melaksanakan skema untuk
mengelola pengetahuan To be 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
tidak terstruktur
4 Menerbitkan dan membuat As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
pengetahuan dapat diakses
oleh para stakeholder To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00

Kondisi Saat ini (As is) 24,99 50,00 24,99 00,00 00,00 00,00

Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 24,99 50,00 24,99 00,00 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengatur dan mengkontekstualisasikan

informasi menjadi pengetahuan berada pada jawaban (b) atau berdasarkan

capability level berada pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase

50,00%, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden

194
mengharapkan dalam mengatur dan mengkontekstualisasikan informasi

menjadi pengetahuan berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability

level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan persentase 50,00%.

Tabel 4.44 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.04


No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Mengidentifikasi pengguna As is 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00 00,00
pengetahuan potensial
dengan klasifikasi To be 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00
pengetahuan
2 Mentransfer pengetahuan As is 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00 00,00
ke pengguna berdasarkan
analisis kesenjangan To be 00,00 16,66 50,00 33,33 00,00 00,00
kebutuhan
3 Mendidik dan melatih As is 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00 00,00
pengguna tentang
pengetahuan yang tersedia To be 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00

Kondisi Saat ini (As is) 27,77 44,44 27,77 00,00 00,00 00,00

Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 27,77 44,44 27,77 00,00 00,00
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam menggunakan dan berbagi pengetahuan

berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada pada tingkat

1 (performed process) dengan persentase 44,44%, sedangkan kondisi yang

diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam menggunakan

dan berbagi pengetahuan berada pada jawaban (c) atau berdasarkan capability

level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan persentase 44,44%.

195
Tabel 4.45 Rekapitulasi Jawaban Kuesioner BAI08.05
No Aktivitas Status Distribusi Jawaban
a b c d e f
(%) (%) (%) (%) (%) (%)
1 Mengidentifikasi informasi As is 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00 00,00
yang tidak lagi relevan
To be 00,00 33,33 33,33 33,33 00,00 00,00
2 Menetapkan aturan untuk As is 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00 00,00
memberhentikan
pengetahuan yang sesuai To be 00,00 33,33 50,00 16,66 00,00 00,00

Kondisi Saat ini (As is) 33,33 41,66 24,99 00,00 00,00 00,00

Kondisi yang diharapkan (To be) 00,00 33,33 41,66 24,99 00,00 00,00

Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas responden

menilai kondisi saat ini (as is) dalam mengevaluasi dan memberhentikan

pengetahuan berada pada jawaban (b) atau berdasarkan capability level berada

pada tingkat 1 (performed process) dengan persentase 41,66%, sedangkan

kondisi yang diharapkan (to be) mayoritas responden mengharapkan dalam

mengevaluasi dan memberhentikan pengetahuan berada pada jawaban (c) atau

berdasarkan capability level berada pada tingkat 2 (managed process) dengan

persentase 41,66%.

4.6 Process Attribute Level

Tahap selanjutnya dilakukan proses memberi level pada masing-masing sub

proses yang bertujuan untuk menunjukkan hasil capability level dari hasil

perhitungan kuesioner yang dilakukan pada tahap-tahap sebelumnya, dan

melakukan analisis gap pada tahapan berikutnya. Berikut adalah hasil dari tahapan

ini :

196
4.6.1 Penentuan Nilai Kapabilitas

Berikut ini adalah hasil nilai kapabilitas pada proses APO01 (Manage

the IT Management Framework), APO07 (Manage Human Resource), dan

BAI08 (Manage Knowledge) dengan menggunakan rumus penilaian yang

sudah dijelaskan sebelumnya pada BAB II :

1. Perhitungan Nilai Kapabilitas Proses APO01 (Manage the IT

Management Framework)

a. Nilai Kapabilitas Proses APO01.01 (Menetapkan Struktur

Organisasi)

 As is
(0,00𝑥0) + (26,38𝑥1) + (48,61𝑥2) + (24,99𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,99

 To be
(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (26,38𝑥2) + (48,61𝑥3) + (24,99𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,99

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.01 pada Deputi

SINKA yaitu 1,99 artinya capability level berada pada level 2 Manage

Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,99 artinya

capability level berada pada level 3 Established Process.

b. Nilai Kapabilitas Proses APO01.02 (Membentuk Peran dan

Tanggung Jawab)

 As is
(0,00𝑥0) + (38,09𝑥1) + (57,14𝑥2) + (4,76𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,67
197
 To be
(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (38,09𝑥2) + (57,14𝑥3) + (4,76𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,67

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.02 pada Deputi

SINKA yaitu 1,67 artinya capability level berada pada level 2 Manage

Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,67 artinya

capability level berada pada level 3 Established Process.

c. Nilai Kapabilitas Proses APO01.03 (Memelihara Enabler Sistem

Manajemen)

 As is
(0,00𝑥0) + (46,29𝑥1) + (38,88𝑥2) + (14,81𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,68
 To be
(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (46,29𝑥2) + (38,88𝑥3) + (14,81𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,68

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.03 pada Deputi

SINKA yaitu 1,68 artinya capability level berada pada level 2 Manage

Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,68 artinya

capability level berada pada level 3 Established Process.

d. Nilai Kapabilitas Proses APO01.04 (Mengkomunikasikan Tujuan

dan Arah Manajemen)

 As is
(5,55𝑥0) + (49,99𝑥1) + (44,44𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,39
198
 To be
NK = (0,00𝑥0) + (5,55𝑥1) + (49,99𝑥2) + (44,44𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,39

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.04 pada Deputi

SINKA yaitu 1,39 artinya capability level berada pada level 1

Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu

2,39 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.

e. Nilai Kapabilitas Proses APO01.05 (Mengoptimalkan Penempatan

Fungsi TI)

 As is
(0,00𝑥0) + (38,87𝑥1) + (44,44𝑥2) + (16,66𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,78
 To be
(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (38,87𝑥2) + (44,44𝑥3) + (16,66𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,78

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.05 pada Deputi

SINKA yaitu 1,78 artinya capability level berada pada level 2 Manage

Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,78 artinya

capability level berada pada level 3 Established Process.

f. Nilai Kapabilitas Proses APO01.06 (Menentukan Informasi (Data)

dan Kepemilikan Sistem)

 As is
(0,00𝑥0) + (45,83𝑥1) + (37,49𝑥2) + (16,66𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,71

199
 To be
NK = (0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (45,83𝑥2) + (37,49𝑥3) + (16,66𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 2,71
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.06 pada Deputi

SINKA yaitu 1,71 artinya capability level berada pada level 2 Manage

Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,71 artinya

capability level berada pada level 3 Established Process.

g. Nilai Kapabilitas Proses APO01.07 (Mengelola Perbaikan Proses

yang Berkelanjutan)

 As is
(0,00𝑥0) + (63,33𝑥1) + (36,66𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,37

 To be
(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (63,33𝑥2) + (36,66𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,37

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.07 pada Deputi

SINKA yaitu 1,37 artinya capability level berada pada level 1

Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu

2,37 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.

h. Nilai Kapabilitas Proses APO01.08 (Menjaga Kepatuhan Terhadap

Kebijakan dan Prosedur)

 As is
NK = (0,00𝑥0) + (63,33𝑥1) + (26,66𝑥2) + (9,99𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,47

200
 To be
(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (63,33𝑥2) + (26,66𝑥3) + (9,99𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,47
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO01.08 pada Deputi

SINKA yaitu 1,47 artinya capability level berada pada level 1

Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu

2,47 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.

2. Perhitungan Nilai Kapabilitas Proses APO07 (Manage Human

Resource)

a. Nilai Kapabilitas Proses APO07.01 (Mempertahankan Staf yang

Kompeten dan Sesuai)

 As is
(0,00𝑥0) + (33,33𝑥1) + (53,33𝑥2) + (13,33𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,80

 To be
(0,00𝑥0) + (0,00𝑥1) + (26,66𝑥2) + (53,33𝑥3) + (19,99𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,93

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO07.01 pada Deputi

SINKA yaitu 1,80 artinya capability level berada pada level 2 Manage

Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,93 artinya

capability level berada pada level 3 Established Process.

201
b. Nilai Kapabilitas Proses APO07.02 (Mengidentifikasi Kunci

Personal TI)

 As is
(12,49𝑥0) + (54,16𝑥1) + (29,16𝑥2) + (4,16𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,25

 To be
(0,00𝑥0) + (12,49𝑥1) + (37,49𝑥2) + (45,83𝑥3) + (4,16𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,42

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan

bahwa nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO07.02

pada Deputi SINKA yaitu 1,25 artinya capability level berada pada

level 1 Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to

be) yaitu 2,42 artinya capability level berada pada level 2 Managed

Process.

c. Nilai Kapabilitas Proses APO07.03 (Menjaga Keterampilan dan

Kompetensi Personil

 As is
(7,14𝑥0) + (40,17𝑥1) + (33,33𝑥2) + (19,04𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,64

 To be
(0,00𝑥0) + (7,14𝑥1) + (33,33𝑥2) + (40,47𝑥3) + (19,04𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,71

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO07.03 pada Deputi

SINKA yaitu 1,64 artinya capability level berada pada level 2 Manage

202
Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,71 artinya

capability level berada pada level 3 Established Process.

d. Nilai Kapabilitas Proses APO07.04 (Evaluasi Kinerja Karyawan)

 As is
(6,25𝑥0) + (39,58𝑥1) + (31,25𝑥2) + (22,91𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,71

 To be
(0,00𝑥0) + (6,25𝑥1) + (39,58𝑥2) + (27,08𝑥3) + (27,08𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,75

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO07.04 pada Deputi

SINKA yaitu 1,71 artinya capability level berada pada level 2 Manage

Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,75 artinya

capability level berada pada level 3 Established Process.

e. Nilai Kapabilitas Proses APO07.05 (Rencana dan Melacak

Penggunaan TI dan Pengelolaan Sumber Daya Manusia)

 As is
(8,33𝑥0) + (37,49𝑥1) + (33,33𝑥2) + (20,83𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,67

 To be
(0,00𝑥0) + (8,33𝑥1) + (37,49𝑥2) + (33,33𝑥3) + (20,83𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,67

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO07.05 pada Deputi

SINKA yaitu 1,67 artinya capability level berada pada level 2 Manage

203
Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,67 artinya

capability level berada pada level 3 Established Process.

f. Nilai Kapabilitas Proses APO07.06 (Mengelola Kontrak Staf)

 As is
(4,16𝑥0) + (24,99𝑥1) + (47,91𝑥2) + (22,91𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,89
 To be
(0,00𝑥0) + (4,16𝑥1) + (24,99𝑥2) + (47,91𝑥3) + (22,91𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,89

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses APO07.06 pada Deputi

SINKA yaitu 1,89 artinya capability level berada pada level 2 Manage

Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu 2,89 artinya

capability level berada pada level 3 Established Process.

3. Perhitungan Nilai Kapabilitas Proses BAI08 (Manage Knowledge)

a. Nilai Kapabilitas Proses BAI08.01 (Memelihara dan Memfasilitasi

Budaya Berbagi Pengetahuan)

 As is
NK = (16,66𝑥0) + (53,33𝑥1) + (29,99𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
100
= 1,13

 To be
(0,00𝑥0) + (16,66𝑥1) + (53,33𝑥2) + (29,99𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,13
Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses BAI08.01 pada Deputi

SINKA yaitu 1,13 artinya capability level berada pada level 1

204
Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu

2,13 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.

b. Nilai Kapabilitas Proses BAI08.02 (Identifikasi dan Klasifikasi

Sumber Informasi)

 As is
(24,99𝑥0) + (41,66𝑥1) + (33,33𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,08

 To be
(0,00𝑥0) + (24,99𝑥1) + (41,66𝑥2) + (33,33𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,08

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses BAI08.02 pada Deputi

SINKA yaitu 1,08 artinya capability level berada pada level 1

Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu

2,08 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.

c. Nilai Kapabilitas Proses BAI08.03 (Mengatur dan

Mengkontekstualisasikan Informasi Menjadi Pengetahuan)

 As is
(24,99𝑥0) + (50,00𝑥1) + (24,49𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 0,99

 To be
(0,00𝑥0) + (24,99𝑥1) + (50,00𝑥2) + (24,49𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,99

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses BAI08.03 pada Deputi

205
SINKA yaitu 0,99 artinya capability level berada pada level 1

Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu

1,99 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.

d. Nilai Kapabilitas Proses BAI08.04 (Menggunakan dan Berbagi

Pengetahuan)

 As is
(27,77𝑥0) + (44,44𝑥1) + (27,77𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,00

 To be
(0,00𝑥0) + (27,77𝑥1) + (44,44𝑥2) + (27,77𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 2,00

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses BAI08.04 pada Deputi

SINKA yaitu 1,00 artinya capability level berada pada level 1

Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu

2,00 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.

e. Nilai Kapabilitas Proses BAI08.05 (Mengevaluasi dan

Memberhentikan Pengetahuan)

 As is
(33,33𝑥0) + (41,66𝑥1) + (24,99𝑥2) + (0,00𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 0,92

 To be
(𝑥0) + (33,33𝑥1) + (41,66𝑥2) + (24,99𝑥3) + (0,00𝑥4) + (0,00𝑥5)
NK =
100
= 1,92

Berdasarkan perhitungan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

nila kapabilitas kondisi saat ini (as is) proses BAI08.05 pada Deputi
206
SINKA yaitu 0,92 artinya capability level berada pada level 1

Performed Process, sedangkan kondisi yang diharapkan (to be) yaitu

1,92 artinya capability level berada pada level 2 Managed Process.

4.6.2 Penentuan Level Kapabilitas

1. Penentuan tingkat kapabilitas proses APO01 (Manage the IT

Management Framework)

Tabel 4.46 Capability Level APO01


Nilai Kapabilitas Tingkat Kapabilitas
No Sub Proses
As is To be As is To be
1 APO01.01 1,99 2,99 2 3
2 APO01.02 1,67 2,67 2 3
3 APO01.03 1,68 2,68 2 3
4 APO01.04 1,39 2,39 1 2
5 APO01.05 1,78 2,78 2 3
6 APO01.06 1,71 2,71 2 3
7 APO01.07 1,37 2,37 1 2
8 APO01.08 1,47 2,47 1 2
Rata-rata 1,63 2,63 2 3

Diagram Representasi APO01


APO01.01
5
APO01.08 4 APO01.02
3
2 Max Level
1
APO01.07 0 APO01.03
As is

To be
APO01.06 APO01.04

APO01.05

Gambar 4.8 Diagram Representasi Capability Level APO01


Berdasarkan tabel dan grafik di atas menjelaskan bahwa nilai

kapabilitas kondisi saat ini (as is) pada proses APO01 adalah 1,63,

207
sehingga tingkat kapabilitas pada APO01 berada pada level 2 manage

process. Hal ini menunjukkan bahwa Deputi SINKA telah melakukan

pengelolaan (direncanakan, dimonitor dan disesuaikan) yang baik

terhadap proses APO01 (Manage the IT Management Framework) dan

hasil dari pencapaian proses atau work product telah didefinisikan dan

dikendalikan.

Sementara nilai kapabilitas kondisi yang diharapkan (to be) adalah

2,63, sehingga tingkat kapabilitas yang diharapkan pada proses APO01

berada pada level 3 established process. Hal ini menunjukkan bahwa

Deputi SINKA mengharapkan pada proses APO01 sekarang harus

dilaksanakan dengan proses yang telah didefinisikan ke dalam kebijakan

atau pedoman yang tepat, sehingga menggambarkan unsur-unsur

mendasar yang harus dimasukkan demi mencapai tujuan prosesnya.

2. Penentuan tingkat kapabilitas proses APO07 (Manage Human

Resource)

Tabel 4.47 Capability Level APO07


Nilai Kapabilitas Tingkat Kapabilitas
No Sub Proses
As is To be As is To be
1 APO07.01 1,80 2,93 2 3
2 APO07.02 1,25 2,42 1 2
3 APO07.03 1,64 2,71 2 3
4 APO07.04 1,71 2,75 2 3
5 APO07.05 1,67 2,67 2 3
6 APO07.06 1,89 2,89 2 3
Rata-rata 1,66 2,73 2 3

208
Diagram Representasi APO07
APO07.01
5
4
APO07.06 3 APO07.02
2 Max Level
1
0
As is

APO07.05 APO07.03 To be

APO07.04

Gambar 4.9 Diagram Representasi Capability Level APO07


Berdasarkan tabel dan grafik di atas menjelaskan bahwa nilai

kapabilitas kondisi saat ini (as is) pada proses APO07 adalah 1,66,

sehingga tingkat kapabilitas pada APO07 berada pada level 2 manage

process. Hal ini menunjukkan bahwa Deputi SINKA telah melakukan

pengelolaan (direncanakan, dimonitor dan disesuaikan) yang baik

terhadap proses APO07 (Manage Human Resource) dan hasil dari

pencapaian proses atau work product telah didefinisikan dan

dikendalikan.

Sementara nilai kapabilitas kondisi yang diharapkan (to be) adalah

2,73, sehingga tingkat kapabilitas yang diharapkan pada proses APO07

berada pada level 3 established process. Hal ini menunjukkan bahwa

Deputi SINKA mengharapkan pada proses APO07 sekarang harus

dilaksanakan dengan proses yang telah didefinisikan ke dalam kebijakan

atau pedoman yang tepat, sehingga menggambarkan unsur-unsur

mendasar yang harus dimasukkan demi mencapai tujuan proses tersebut.

209
3. Penentuan tingkat kapabilitas proses BAI08 (Manage Knowledge)

Tabel 4.48 Capability Level BAI08


Nilai Kapabilitas Tingkat Kapabilitas
No Sub Proses
As is To be As is To be
1 BAI08.01 1,13 2,13 1 2
2 BAI08.02 1,08 2,08 1 2
3 BAI08.03 0,99 1,99 1 2
4 BAI08.04 1,00 2,00 1 2
5 BAI08.05 0,92 1,92 1 2
Rata-rata 1,02 2,02 1 2

Diagram Representasi BAI08


BAI08.01
5
4
3
BAI08.05 2 BAI08.02 Max Level
1
0
As is

To be
BAI08.04 BAI08.03

Gambar 4.10 Diagram Representasi Capability Level BAI08

Berdasarkan tabel dan grafik di atas menjelaskan bahwa nilai

kapabilitas kondisi saat ini (as is) pada proses BAI08 adalah 1,02,

sehingga tingkat kapabilitas pada BAI08 berada pada level 1 performed

process. Hal ini menunjukkan bahwa Deputi SINKA telah melaksanakan

proses BAI08 (Manage Knowledge).

Sementara nilai kapabilitas kondisi yang diharapkan (to be) adalah

2,02, sehingga tingkat kapabilitas yang diharapkan pada proses BAI08

berada pada level 2 managed process. Hal ini menunjukkan bahwa

Deputi SINKA mengharapkan pada proses BAI08 sekarang harus


210
dilaksanakan dengan pengelolaan yang baik (direncanakan, dimonitor

dan disesuaikan) dan hasil dari pencapaian proses atau work product

harus didefinisikan dan dikendalikan.

4.6.3 Pencapaian Proses pada Deputi SINKA

Berdasarkan pada subbab-subbab sebelumnya, dapat diketahui hasil

penentuan nilai dan tingkat kapabilitas dari masing-masing proses, yakni pada

proses APO01 saat ini berada pada level 2 (managed process), proses APO07

berada pada level 2 (manage process) dan BAI08 berada pada level 1

(established process). Dalam hal ini perlu dilakukannya pembuktian syarat-

syarat kapabilitas masing-masing proses tersebut dari level 1 sampai 5 yang

harus dipenuhi oleh Deputi SINKA. Oleh karena itu, jika proses APO01 berada

pada level 2 berarti Deputi SINKA harus memenuhi persyaratan capaian dari

level 1 sampai 2. Begitu pula dengan proses APO07 dan BAI08 yang harus

memenuhi persyaratan capaian sesuai dengan masing-masing level yang

dicapainya.

Berdasarkan process capability indicators COBIT 5 pada level 1 terdapat

base practices (BPs) dan work products (WPs) yang harus disediakan oleh

Deputi SINKA untuk membuktikan bahwa proses tersebut sudah dijalankan.

Bukti tersebut didapatkan dari input dan output pada masing-masing proses.

Sementara untuk level 2 sampai dengan 5 terdapat Generic Products (GPs) dan

Generic Work Products (GWPs) untuk membuktikan bahwa proses tersebut

telah dicapai dalam process capability indicators.

211
Berikut adalah tabel pencapaian dari proses APO01, proses APO07 dan

proses BAI08 pada Deputi SINKA terhadap process atribute dalam indikator

kapabilitas proses.

1. Proses APO01

Tabel 4.49 Proses APO01 PA1.1 Process Performance


Base Practices Work Products Exist Evidence
PERKA
Penetapan struktur
 BKN no 19
organisasi dan fungsi
tahun 2014
APO01.01 Menetapkan
Garis pedoman operasi Renstra
struktur organisasi 
organisasi BKN
Struktur
Aturan komunikasi kerja 
Organisasi
PERKA
Penetapan peraturan terkait
 BKN no 19
APO01.02 Membentuk TI dan tanggung jawab
Tahun 2014
peran dan tanggung
PERKA
jawab Penetapan praktik
 BKN no 13
pengawasan
tahun 2018
Road Map
APO01.03 Memelihara
reformasi
enabler sistem Kebijakan terkait TI 
birokrasi
manajemen
BKN
APO01.04 Road Map
Mengkomunikasikan reformasi
Komunikasi sasaran TI 
tujuan dan arah birokrasi
manajemen BKN
Evaluasi pilihan untuk Laporan

APO01.05 organisasi TI
Mengoptimalkan PERKA
Penetapan operasi
penempatan fungsi  BKN no 19
penempatan fungsi TI
Tahun 2014
Peraturan
Pedoman kerja klasifikasi
 BKN No 14
APO01.06 Menentukan data
Tahun 2011
informasi (data) dan
Pedoman kerja kontrol dan Manual
kepemilikan sistem 
keamanan data Book
Prosedur integritas data - -
APO01.07 Mengelola Penilaian kapabilitas proses - -
perbaikan proses yang Road Map
Peluang perbaikan proses 
berkelanjutan reformasi

212
birokrasi
BKN
Road Map
Metrik untuk pelacakan reformasi

peningkatan proses birokrasi
BKN
PERKA
APO01.08 menjaga Tindakan perbaikan terkait
BKN
kepatuhan terhadap ketidakpatuhan pada 
nomor 21
kebijakan dan prosedur kebijakan dan prosedur
tahun 2010
Rata-Rata Skor 87,5 %
Berikut adalah penjelasan mengenai proses performance proses

APO01 dari tabel di atas :

a. APO01.01 (Menetapkan Struktur Organisasi)

 Penetapan struktur organisasi dan fungsi

Deputi SINKA memiliki definisi, struktur organisasi dan

fungsinya yang sudah diatur dalam Peraturan Kepala (PERKA)

BKN no 19 tahun 2014 terdapat pada bab VII mengenai Deputi

Bidang Sistem Informasi Kepegawaian.

 Garis pedoman operasi organisasi

Mengenai pedoman operasi organisasi, deputi SINKA mengacu

kepada Rencana Strategis (Renstra) yang merupakan acuan

dalam suatu organisasi khususnya BKN dalam melaksanakan

kegiatan maupun kinerja dan sekaligus berperan dalam sebagai

alat kendali atas berjalannya suatu pekerjaan.

 Aturan komunikasi kerja

Di dalam struktur organisasi pada deputi SINKA dapat dilihat

garis koordinasi masing-masing unit kerja yang merupakan alur

213
komunikasi baik komunikasi bottom-up, top-down, maupun

horizontal.

b. APO01.02 (Membentuk Peran dan Tanggung Jawab)

 Penetapan peraturan terkait TI dan tanggung jawab

Peran dan tanggung jawab terkai TI dalam hal ini adalah Deputi

SINKA tercantum dalam PERKA BKN no 19 tahun 2014 tertera

pada pasal 243 yakni mempunyai tugas dalam melaksanakan

penyusunan, penetapan, dan pelaksanaan kebijakan teknis di

bidang sistem informasi manajemen kepegawaian.

 Penetapan praktik pengawasan

Praktik pengawasan yang terjadi pada Deputi SINKA mengacu

pada PERKA BKN no 13 tahun 2018 tentang pedoman

pengawasan di lingkungan Badan Kepegawaian Negara yang

bertujuan sebagai pedoman untuk pelaksanaan kegiatan aparat

pengawasan intern pemerintah di lingkungan Badan

Kepegawaian Negara khususnya Deputi SINKA

c. APO01.03 (Memelihara Enabler Sistem Berjalan)

 Kebijakan terkait TI

Kebijakan terkait TI yang ada pada Deputi SINKA tertera pada

road map reformasi BKN tahun 2015-2019 yang merupakan

sebuah upaya untuk terus melakukan pembaharuan terhadap

sistem penyelenggaraan pemerintah agar dapat berjalan secara

efektif dan efisien.

214
d. APO01.04 (Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Manajemen)

 Komunikasi sasaran TI

Komunikasi mengenai sasaran terkait TI biasanya dilakukan

dalam agenda rapat yang diadakan tiap tahun. Sasaran tersebut

tercantum dalam road map reformasi BKN tahun 2015-2019,

yang dalam hal ini dilakukannya melalui quick wins (layanan

unggulan) yang bisa diberikan oleh Deputi SINKA terhadap

BKN. Quick wins yang dimaksud meliputi e-PUPNS, e-kinerja,

Assesment Center Online, Early Warning Systems (EWS),

Talent Pool (Pemetaan JPT) dan e-office (Mail Tracking, e-

Traveling, dan e-monev).

e. APO01.05 (Mengoptimalkan Penempatan Fungsi TI)

 Evaluasi pilihan untuk organisasi TI

Evaluasi pilihan terkait TI baru dilakukan dalam bentuk laporan

secara berkala untuk meninjau evaluasi pilihan apa saja yang

dibutuhkan yang kemudian akan dijadikan prioritas dalam

melaksanakan kegiatan terkait TI.

 Penempatan operasi fungsi TI

Di dalam PERKA BKN no 19 tahun 2014, dapat dilihat Deputi

SINKA merupakan bagian yang sangat penting dalam ruang

lingkup BKN, dengan dibuktikannya penempatan Deputi

SINKA pada eselon 1 pada struktur organisasi BKN. Deputi

SINKA juga selalu dilibatkan dalam pengambilan keputusan

215
mengenai strategi-strategi BKN terkait sistem pelayanan

kepegawaian.

f. APO01.06 (Menentukan Informasi (Data) dan Kepemilikan

Sistem)

 Pedoman kerja klasifikasi data

Dalam melakukan klasifikasi data-data yang ada di BKN,

Deputi SINKA berpedoman terhadap PERKA BKN no 14 tahun

2011 yang di dalamnya terdapat prosedur mengenai penggunaan

SAPK web base, standarisasi database, prosedur peremajaan

data, prosedur perbaikan data, prosedur penyimpanan dan

pemeliharaan data, serta penyajian data dan informasi.

 Pedoman kerja kontrol dan keamanan data

Terdapat manual book yang menjelaskan penggunaan sistem e-

pupns merupakan sistem untuk mendata kepegawaian di

lingkungan instansi Pusat dan Pemerintah Daerah.

 Prosedur integritas data

Belum adanya pedoman atau prosedur dalam integritas data agar

terciptanya data yang akurat dan akuntabel.

g. APO01.07 (Mengelola Perbaikan Proses yang Berkelanjutan)

 Penilaian kapabilitas proses

Belum pernah dilakukannya penilaian suatu proses yang ada

pada Deputi SINKA

216
 Peluang perbaikan proses

Dalam melakukan perbaikan proses, Deputi SINKA mengacu

terhadap road map reformasi BKN 2015-2019 yang merupakan

upaya untuk mencapai tata kelola pemerintahan yang baik (good

governance)

 Metrik untuk pelacakan peningkatan proses

Dalam meningkatkan sebuah proses yang ada pada Deputi

SINKA selalu mengacu terhadap road map reformasi BKN

tahun-tahun sebelumnya, yang di mana selalu diubah dalam

jangka waktu 5 tahun sekali.

h. APO01.08 (Menjaga Kepatuhan Terhadap Kebijakan dan

Prosedur)

 Tindakan perbaikan terkait ketidakpatuhan pada kebijakan dan

prosedur

Dalam melakukan tindakan perbaikan terkait ketidakpatuhan

terhadap kebijakan dan prosedur, Deputi SINKA mengacu pada

PERKA BKN no 21 tahun 2010 salah satunya menjelaskan

tentang aturan punishment terhadap pegawai yang melanggar.

Pada hasil PA 1.1 process performance di atas dapat diketahui bahwa

Deputi SINKA mendapatkan skor sebesar 87,5% yang berarti penilaian

tingkatnya termasuk ke dalam kategori fully achieved. Oleh karena itu,

penilaian pada APO01 dapat dilanjutkan ke level berikutnya yakni level

2 (managed process). Dalam pencapaian penilaian level 2 didasari

217
dengan PA 2.1 performance management dan PA 2.2 work product

management. Berikut adalah tabel pencapaian level 2 pada proses

APO01.

Tabel 4.50 Proses APO01 PA2.1 Performance Management


No Work Products Exist Evidence
Identifikasi ruang lingkup dan tujuan proses Renstra
1 
pengelolaan kerangka manajemen TI
Merencanakan dan memonitoring proses IKU
2 
pengelolaan kerangka manajemen TI
Menyesuaikan kinerja proses pengelolaan Rencana
3 
kerangka manajemen TI Aksi
Mengidentifikasi tanggung jawab proses LAKIP
4 
pengelolaan kerangka manajemen TI
Mengidentifikasi dan menyediakan sumber daya PK
5 
proses pengelolaan kerangka manajemen TI
Mengelola antarmuka proses pengelolaan -
6 -
kerangka manajemen TI
Rata-Rata Skor 83,3%

Berikut adalah penjelasan performance management proses APO01

dari tabel di atas :

a. Dalam mengidentifikasi tujuan, sasaran dan kebijakan dari Deputi

SINKA ditetapkan dalam rencana strategis (renstra). Dalam hal ini,

renstra Deputi SINKA mengacu terhadap rentra Lembaga (BKN)

demi mencapai tujuan dari BKN itu sendiri.

b. Dalam merencanakan dan memonitoring kinerja pada Deputi SINKA

telah ditentukan oleh Indikator Kinerja Utama (IKU) yang bertujuan

untuk menjadi ukuran keberhasilan dalam mencapai tujuan dan

sasaran strategis yang ditetapkan dalam renstra.

218
c. Deputi SINKA melakukan penyesuaian kinerjanya dalam Rencana

Aksi yang merupakan rencana kegiatan yang disusun secara terjadwal

dalam mencapai target kinerja.

d. Dalam mengidentifikasi pertanggungjawaban pada setiap proses yang

ada pada Deputi SINKA telah diatur dalam bentuk dokumen Laporan

Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) yang merupakan

laporan yang disusun untuk mempertanggungjawabkan setiap kinerja

proses untuk mencapai tujuan dan sasaran strategis yang telah

ditetapkan.

e. Dalam mengidentifikasi dan penyediaan sumber daya, Deputi SINKA

memiliki Penetapan Kinerja (PK) yang bertujuan untuk membuat

rumusan-rumusan kegiatan dalam mencapai target kinerja yang

ditetapkan dengan sumber daya yang dimiliki saat ini.

f. Belum adanya pengelolaan terkait antaramuka pada setiap proses

yang ada pada Deputi SINKA.

Tabel 4.51 Proses APO01 PA2.2 Work Product Management


No Work Products Exist Evidence
Kriteria kualitas dan hasil kerja proses
1 - -
pengelolaan kerangka manajemen TI
Menetapkan kebutuhan dari hasil kerja proses
2 - -
pengelolaan kerangka manajemen TI
Dokumentasi hasil kinerja proses pengelolaan
3  Laporan
kerangka manajemen TI
Evaluasi hasil kinerja proses pengelolaan
4  Laporan
kerangka manajemen TI
Rata-Rata Skor 50%

Berikut adalah penjelasan work product management proses APO01

dari tabel di atas :

219
a. Pada Deputi SINKA tidak ditemukannya dokumen terkait kriteria

kualitas dan hasil kerja proses pengelolaan kerangka manajemen TI

b. Pada Deputi SINKA tidak ditemukannya dokumen terkait penetapan

kebutuhan dari hasil kerja proses pengelolaan kerangka kerja

manajemen TI.

c. Setiap pendokumentasian hasil kinerja proses pada Deputi SINKA

dibuat dengan bentuk laporan dalam jangka waktu tertentu.

d. Untuk mengevaluasi setiap hasil kinerja pada Deputi SINKA

didokumentasikan dengan bentuk laporan yang dibuat dalam jangka

waktu tertentu.

Berdasarkan hasil penilaian pada PA 2.1 Performance Management

dan PA 2.2 Work Product Management dapat diketahui skor dari masing-

masing pencapaian tersebut adalah 83,3% dan 50%. Dengan demikian,

pencapaian pada PA 2.1 Performance Management dan PA 2.2 Work

Product Management termasuk dalam tingkat pencapaian L (Largely

Achieved). Dapat diketahui bahwa hasil tingkat pencapaian L

menunjukkan bahwa Deputi SINKA pada proses APO01 (Manage the IT

management Framework) memenuhi persyaratan-persyaratan pada level

2 managed process. Namun, belum bisa melanjutkan penilaian ke level

3 atau level berikutnya, karena persyaratan untuk melanjutkan penilaian

ke level berikutnya dalam pencapaian PA 2.1 Performance Management

dan PA 2.2 Work Product Management harus dalam tingkatan F (Fully

Achieved).

220
2. Proses APO07

Tabel 4.52 Proses APO07 PA1.1 Process Performance


Base Practices Work Products Exist Evidence
Evaluasi persyaratan
 Laporan
kepegawaian
Dokumen
APO07.01 Rencana
Rencana pengembangan
Mempertahankan staf  Kebutuhan
kompetensi dan karier
yang kompeten dan Pengembangan
sesuai Diri
Dokumen
Rencana perekrutran dan
 ABK & Peta
personel
Jabatan
APO07.02 Penyebaran Pengetahuan - -
Mengidentifikasi
Rencana cadangan staf - -
kunci personal TI
Dokumen
Rencana
Kemampuan dan matriks
 Kebutuhan
kompetensi
Pengembangan
Diri
APO07.03 Menjaga Dokumen
keterampilan dan Kebutuhan
kompetensi personil Rencana peningkatan Pengembangan

kemampuan Kapasitas dan
Kapabilitas
PNS
Dokumen DSP
Ulasan pelaporan 
PNS
Tujuan personil  Dokumen SKP
Dokumen Peta
Evaluasi kemampuan 
Potensi PNS
APO07.04 Evaluasi
Dokumen
kinerja karyawan
Rencana
Rencana perbaikan 
Pengembangan
karier PNS
Laporan &
Inventarisasi bisnis dan
 Dokumen
APO07.05 Rencana sumber daya TI manusia
ABK
dan melacak
Dokumen
penggunaan TI dan Analisis kekurangan
 ABK & Peta
pengelolaan sumber sumber daya
Jabatan
daya manusia
Catatan pemanfaatan Laporan

sumber daya

221
Kebijakan tenaga kontrak
- -
internal
Dokumen
Perjanjian kontrak
APO07.06 Mengelola  perjanjian
internal
kontrak staf kerja
Dokumen
Ulasan kesepakatan
 perjanjian
kontrak
kerja
Rata-Rata Skor 82,35%
Berikut adalah penjelasan performance management dari tabel di atas

a. APO07.01 (Mempertahankan staf yang kompeten dan sesuai)

 Evaluasi persyaratan kepegawaian

Evaluasi persyaratan kepegawaian pada Deputi SINKA

dilakukan sebelum diadakannya proses rekrutmen dengan

membuat laporan yang mengacu pada proses rekrutmen pada

tahun sebelumnya dan disandingkan dengan tupoksi unit.

 Rencana pengembangan dan kompetensi karier

Dalam mengembangkan kompetensi karier, Deputi SINKA

menerapkan sejumlah pelatihan terhadap para stafnya seperti

sertifikasi, program pelatihan yang diadakan setiap tahun

dengan mengacu pada pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh

para stafnya dengan membuat dokumen rencana kebutuhan

pengembangan diri.

 Rencana perekrutan personel

Deputi SINKA memiliki dokumen analisa beban kerja (ABK)

dan peta jabatan yang di dalamnya terdapat kondisi jumlah

pegawai saat ini dan beban kerja sehingga dokumen tersebut


222
menjadi acuan dalam melakukan perencanaan perekrutan

personel.

b. APO07.02 (Mengidentifikasi kunci personal TI)

 Penyebaran pengetahuan

Pada Deputi SINKA belum adanya kebijakan atau pedoman

dalam melakukan penyebaran pengetahuan yang berguna

sebagai acuan dalam menyelesaikan sebuah permasalahan atau

pekerjaan agar tidak terjadi ketergantungan pada suatu individu.

 Rencana cadangan staf

Tidak ditemukannya dokumen terkait perencanaan cadangan

staf yang ada pada Deputi SINKA guna untuk meminimalisir

permasalahan kinerja apabila terjadi kekurangan kepegawaian.

c. APO07.03 (Menjaga keterampilan dan kompetensi personil)

 Kemampuan dan matriks kompetensi

Deputi SINKA membuat kebijakan untuk setiap stafnya

membuat dokumen rencana kebutuhan pengembangan diri yang

di dalamnya terdapat kemampuan dan kompetensi yang dimiliki

agar dapat ditinjau kembali secara berkala.

 Rencana peningkatan kemampuan.

Dalam merencanakan peningkatan kemampuan pada masing-

masing stafnya, Deputi SINKA membuat beberapa perencanaan

seperti program latihan yang berkaitan dengan TI, sertifikasi,

223
kursus, seminar dan sebagainya dengan menyusun Dokumen

Kebutuhan Pengembangan Kapasitas dan Kapabilitas PNS.

 Ulasan pelaporan

Deputi SINKA membuat Daftar Susunan Pengembangan PNS

(DSP PNS) berdasarkan data yang diterima dari para stafnya

sebagai pelaporan mengenai list data keahlian dan keterampilan

dari para stafnya serta pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh

mereka.

d. APO07.04 (Evaluasi kinerja karyawan)

 Tujuan personil

Dalam meninjau tujuan dari masing-masing stafnya, Deputi

SINKA memiliki dokumen Sasaran Kinerja Pegawai (SKP)

yang berisikan tentang rancangan setiap kegiatan pelaksanaan

tugas yang ingin dicapai, sesuai dengan tugas pokok, fungsi,

tanggung jawab dan wewenangnya yang sudah diatur dalam

rencana strategis dan tata kerja organisasi BKN.

 Evaluasi kemampuan

Dalam mengevaluasi kemampuan, Deputi SINKA membuat

dokumen Peta Potensi PNS yang bertujuan untuk menilai

kompetensi dan kinerja yang dihasilkan dari para stafnya.

 Rencana perbaikan

Deputi SINKA membuat dokumen Rencana Pengembangan

Karier PNS guna untuk melakukan perbaikan dari hasil evaluasi

224
penilaian kompetensi yang dihasilkan dari para stafnya dengan

membuat rencana pengembangan yang dibutuhkan.

e. APO07.05 (Rencana dan melacak penggunaan TI dan pengelolaan

sumber daya manusia)

 Inventarisasi bisnis dan sumber daya TI manusia

Deputi SINKA membuat laporan pemeliharaan yang dilakukan

secara berkala mengenai kondisi alat-alat inventaris yang

dimiliki, dan juga terdapat dokumen ABK yang berisi tentang

jumlah pegawai yang dimiliki saat ini.

 Analisis kekurangan sumber daya

Dalam menganalisis kekurangan sumber daya, Deputi SINKA

mengacu pada dokumen ABK dan peta jabatan yang telah

dibuatnya. Adapun dokumen tersebut berisi mengenai beban

kerja dan jumlah pegawai yang dibutuhkan, sehingga dapat

dilakukan analisis mengenai kekurangan sumber daya yang

dimiliki saat ini.

 Catatan pemanfaatan sumber daya

Catatan pemanfaatan sumber daya yang dimiliki oleh Deputi

SINKA hanya berupa laporan yang dibuat dalam satu bulan

sekali.

225
f. APO07.06 (Mengelola kontrak staf)

 Kebijakan tenaga kontrak internal

Belum adanya kebijakan tertulis terkait tenaga kontrak internal

pada Deputi SINKA.

 Perjanjian kontrak internal

Deputi SINKA memiliki dokumen perjanjian kontrak internal

yang berisi tentang perjanjian kerja sama atau kontrak kerja

antara pihak Deputi SINKA dengan para pihak kontraktor.

 Ulasan kesepakatan kontrak

Kesepakatan kontrak antara Deputi SINKA dengan para

kontraktor juga diatur dalam perjanjian kontrak kerja.

Pada hasil PA 1.1 process performance di atas dapat diketahui bahwa

Deputi SINKA mendapatkan skor sebesar 82,35% yang berarti penilaian

tingkatnya termasuk ke dalam kategori L (largely achieved). Dengan

demikian penilaian proses APO07 (manage human resource) pada

Deputi SINKA sudah memenuhi persyaratan-persyaratan pada level 1,

akan tetapi belum bisa melanjutkan penilaian pada level selanjutnya.

Karena persyaratan untuk melanjutkan penilaian proses pada level

selanjutnya atau level 2 proses harus berada pada kategori F (fully

achieved).

226
3. Proses BAI08

Tabel 4.53 Proses BAI08 PA1.1 Process Performance


Base Practices Work Products Exist Evidence
BAI08.01 Memelihara Layanan
dan memfasilitasi Komunikasi pada nilai pesan singkat

budaya berbagi pengetahuan dan media
pengetahuan digital
BAI08.02 Identifikasi
Klasifikasi sumber
dan klasifikasi sumber - -
informasi
informasi
BAI08.03 Mengatur dan
mengkontekstualisasikan Diterbitkan repositori
- -
informasi menjadi pengetahuan
pengetahuan
Database pengetahuan
- -
BAI08.04 Menggunakan pengguna internal
dan berbagi pengetahuan Kesadaran pengetahuan
- -
dan skema pelatihan
Pengetahuan hasil
- -
BAI08.05 Mengevaluasi evaluasi pengguna
dan memberhentikan Aturan untuk -
pengetahuan pengetahuan yang tidak -
terpaki
Rata-Rata Skor 14,29%
Berikut adalah penjelasan performance management dari tabel di atas

a. BAI08.01 (Memelihara dan memfasilitasi budaya berbagi

pengetahuan)

 Komunikasi pada nilai pengetahuan

Komunikasi terkait nilai pengetahuan pada Deputi SINKA

dengan berkomunikasi via layanan pesan singkat dan media

digital.

227
b. BAI08.03 (Identifikasi dan klasifikasi sumber informasi)

 Klasifikasi sumber informasi

Pada Deputi SINKA belum adanya kebijakan terkait klasifikasi

sumber informasi yang diperoleh maupun pengidentifikasian

pemilik informasi tersebut.

c. BAI08.03 (Mengatur dan mengkontekstualisasikan informasi

menjadi pengetahuan)

 Diterbitkan repositori pengetahuan

Belum adanya repositori pengetahuan pada Deputi SINKA yang

berguna untuk mengatur dan mengidentifikasi hubungan antar

informasi agar menjadi pengetahuan.

d. BAI08.04 (Menggunakan dan berbagi pengetahuan)

 Database pengetahuan pengguna internal

Belum adanya kebijakan terkait knowledge-base yang berguna

untuk mengatur penggunaan pengetahuan yang dibutuhkan oleh

para stafnya.

 Kesadaran pengetahuan dan skema pelatihan

Pada Deputi SINKA belum adanya kebijakan atau pedoman

yang mengatur pengetahuan agar menjadi skema pelatihan yang

digunakan untuk mengembangkan para stafnya.

228
e. BAI08.05 (Mengevaluasi dan memberhentikan pengetahuan)

 Pengetahuan hasil evaluasi pengguna

Belum adanya pengevaluasian pengguna pengetahuan untuk

memisahkan antara pengetahuan yang baru maupun

pengetahuan yang sudah usang atau tidak terpakai pada Deputi

SINKA.

 Aturan untuk pengetahuan yang tidak terpakai

Pada Deputi SINKA belum adanya kebijakan atau aturan terkait

pengklasifikasian pengetahuan yang tidak terpakai, sehingga

masih adanya penggunaan pengetahuan yang sudah usang.

4.7 Reporting and Result

Tahap selanjutnya adalah laporan yang dibuat berdasarkan hasil dari penilaian

proses APO01 (Manage the IT Management Framework), proses APO07 (Manage

Human Resource) dan proses BAI08 (Manage Knowledge). Temuan, pengecekan

dan pemenuhan data yang telah dilakukan akan menghasilkan suatu analisis gaps

dan rekomendasi yang berguna untuk Deputi SINKA Badan Kepegawaian Negara

untuk mencapai hasil tingkat kapabilitas yang diharapkan. Berikut adalah hasil dari

gaps dan rekomendasi pada proses APO01 (Manage the IT Management

Framework), APO07 (Manage Human Resource) dan BAI08 (Manage

Knowledge).

229
4.7.1 Gaps dan rekomendasi proses APO01 (Manage the IT Management

Framework)

Hasil penilaian pada proses APO01 adalah 1,63 dan mencapai pada

tingkat kapabilitas level 2 (Manage process) untuk kondisi saat ini. Sedangkan

untuk kondisi yang diharapkan adalah mencapai level 3 (Established Process).

Berikut adalah penjelasan mengenai gaps dan rekomendasi yang digunakan

untuk perbaikan pada proses APO01 (Manage the IT Management

Framework).

Tabel 4.54 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.01


APO01.01 (Menetapkan Struktur Organisasi)
Nilai Kapabilitas 1,99 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Penetapan struktur organisasi Deputi SINKA harus
pada Deputi SINKA sudah membuat kebijakan standar
tercantum dalam PERKA pengelolaan TI yang baik
BKN No. 19 tahun 2014. (misal TOGAF, PMBOK,
akan tetapi belum adanya ISO/IEC:3700) agar yang
standar kebijakan yang tercantum dalam PERKA
mengatur pengelolaan tata BKN no. 19 tahun 2014
kelola TI. berjalan dengan baik.
2. Deputi SINKA memiliki garis Deputi SINKA diharuskan
pedoman organisasi dalam membuat kebijakan standar
bentuk SOP yang merupakan lain (misal TOGAF,
acuan dalam menjalankan ISO/IEC:3700) untuk
setiap kegiatan TI. Namun memperjelas garis pedoman
belum adanya standar organisasi yang ada, agar
kebijakan untuk memperjelas pedoman tersebut dapat
garis pedoman organisasi berjalan sesuai dengan apa
tersebut. yang menjadi tujuan dari
BKN.
3. Belum adanya aturan yang Deputi SINKA harus
jelas mengenai komunikasi membuat aturan komunikasi
kerja yang terjadi pada kerja yang jelas, seperti
Deputi SINKA, terutama SOP yang mengatur garis
230
pada garis instruksi atau instruksi atau koordinasi
koordinasi antara kepala yang diperlukan dalam
Deputi SINKA dengan kepala menjalankan setiap kegiatan
bidang dan staf-staf unitnya. kerja agar dapat berjalan
dengan baik.

Tabel 4.55 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.02


APO01.02 (Membentuk Peran dan Tanggung Jawab)
Nilai Kapabilitas 1,67 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Peran dan tanggung jawab Deputi SINKA perlu
pada Deputi SINKA sudah menyesuaikan kembali
tercantum dalam PERKA mengenai peran dan
BKN no. 19 tahun 2014. tanggung jawab agar sesuai
Akan tetapi, dengan fakta dengan peraturan yang
yang ada di lapangan terdapat berlaku. Agar tidak adanya
perbedaan tugas dan fungsi perbedaan tugas dan fungsi
pada beberapa unit Deputi pada masing-masing unit
SINKA (misal Direktorat Deputi SINKA dengan
Pengolahan Data peraturan yang berlaku.
Kepegawaian, Direktorat
Pengembangan Sistem
Informasi Kepegawaian)
yang tidak sesuai dengan
tugas dan fungsi yang sudah
diatur dalam peraturan
tersebut.

Tabel 4.56 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.03


APO01.03 (Memelihara Enabler Sistem Manajemen)
Nilai Kapabilitas 1,68 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Kebijakan terkait TI pada Dalam Deputi SINKA perlu
Deputi SINKA tertera pada adanya kebijakan standar
road map reformasi BKN tata kelola terutama dalam
tahun 2015 – 2019 yang TI agar pembaharuan yang
merupakan upaya untuk terus dilakukan dapat berjalan
melakukan pembaharuan dan selaras dengan tujuan
terhadap sistem yang berjalan dari BKN.
saat ini. Akan tetapi
231
pembaharuan tersebut hanya
mengikuti alur perkembangan
zaman.

Tabel 4.57 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.04


APO01.04 (Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah
Manajemen)
Nilai Kapabilitas 1,39 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. komunikasi terkait sasaran TI Deputi SINKA perlu
belum terkomunikasikan mengkomunikasikan arah
secara penuh, sehingga masih tujuan dan sasaran TI
banyaknya pegawai yang kepada seluruh pegawainya,
belum mengetahui arah agar tujuan dan sasaran
sasaran TI yang diinginkan. yang diinginkan dapat
Dikarenakan tidak adanya berjalan dengan maksimal.
komunikasi yang terbuka
antara atasan (dalam hal ini
pejabat eselon 1 dan 2)
dengan para stafnya.

Tabel 4.58 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.05


APO01.05 (Mengoptimalkan Penempatan Fungsi TI)
Nilai Kapabilitas 1,78 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya kebijakan atau Deputi SINKA perlu
standar terkait evaluasi melakukan evaluasi
penentuan pilihan untuk penentuan pilihan untuk
organisasi TI. Sejauh ini organisasi TI dengan
evaluasi dilakukan hanya mengacu pada standar tata
dalam bentuk laporan yang kelola TI yang berlaku.
dilakukan secara berkala. Setiap bagian atau unit pada
Deputi SINKA harus
terlibat dalam
pengevaluasian ini.

232
Tabel 4.59 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.06
APO01.06 (Menentukan Informasi (Data) dan Kepemilikan
Sistem)
Nilai Kapabilitas 1,71 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya pedoman atau Deputi SINKA perlu untuk
prosedur untuk integrasi data membuat prosedur dalam
atau informasi yang dimiliki mengintegrasikan data atau
pada Deputi SINKA informasi yang dimiliki,
contoh Scientific Data
Management System
(SDMS) untuk data
integrity dan data
management pada lab dan
perusahaan. Agar
terciptanya data yang akurat
dan tidak ada perbedaan
yang dimiliki dari masing-
masing unit Deputi SINKA.

Tabel 4.60 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.07


APO01.07 (Mengelola Perbaikan Proses yang Berkelanjutan)
Nilai Kapabilitas 1,37 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya kebijakan atau Deputi SINKA perlu
standar dalam melakukan membuat kebijakan atau
penilaian kapabilitas proses standar dalam melakukan
yang ada pada Deputi penilaian kapabilitas proses
SINKA. guna untuk memastikan
sejauh mana pencapaian
dalam meraih tujuan
organisasi, serta dapat
mengontrol dan mengelola
setiap kinerja proses yang
ada pada Deputi SINKA.
2. Dalam melakukan perbaikan Dalam hal ini Deputi
proses mengacu terhadap SINKA perlu menganalisis
road map reformasi BKN terkait kurangnya kesadaran
2015-2019. Akan tetapi dalam pengimplementasian
masih kurangnya kesadaran perbaikan proses yang
233
untuk mengimplementasi sudah diatur. Hasil dari
perbaikan proses yang sudah analisis tersebut harus
diatur, sehingga belum ditindak lanjuti demi
tercapainya tata kelola mencapai tata kelola
pemerintahan yang baik pemerintah yang baik (good
(good governance) governance).

Tabel 4.61 Gaps dan Rekomendasi proses APO01.08


APO01.08 (Menjaga Kepatuhan Terhadap Kebijakan dan
Prosedur)
Nilai Kapabilitas 1,47 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Deputi SINKA belum Perlu adanya ketegasan
melakukan pelacakan dalam terkait aturan-aturan
mengawasi ketidakpatuhan kepatuhan yang dimiliki
pegawainya, sehingga aturan pada Deputi SINKA dengan
yang dibuat saat ini dirasa melakukan pelacakan secara
tidak tegas dan terlihat langsung terhadap para
longgar. pegawainya. Contohnya
dalam hal ini dengan cara
monitoring atau evaluasi
yang dilakukan secara
langsung dari atasan
terhadap para pegawainya
untuk memastikan tidak
adanya pelanggaran atau
ketidakpatuhan terhadap
aturan-aturan yang dibuat.

4.7.2 Gaps dan rekomendasi proses APO07 (Manage Human Resource)

Hasil penilaian pada proses APO07 adalah 1,66 dan mencapai pada

tingkat kapabilitas level 2 (Manage process) untuk kondisi saat ini. Sedangkan

untuk kondisi yang diharapkan adalah mencapai level 3 (Established Process).

Berikut adalah penjelasan mengenai gaps dan rekomendasi yang digunakan

untuk perbaikan pada proses APO07 (Manage Human Resource).

234
Tabel 4.62 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.01
APO07.01 (Mempertahankan Staf yang Kompeten dan Sesuai)
Nilai Kapabilitas 1,80 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya kebijakan atau Deputi SINKA perlu
prosedur secara tertulis membuat kebijakan atau
persyaratan perekrutan persyaratan kepegawaian
pegawai. Saat ini evaluasi yang terdokumentasi
persyaratan pegawai pada dengan baik. Agar SDM
Deputi SINKA baru yang didapat sesuai dengan
dilakukan dalam bentuk syarat-syarat yang
laporan sebelum diadakannya dibutuhkan dan dapat
proses recruitment dan menunjang untuk mencapai
mengacu pada proses tujuan dari Deputi SINKA.
recruitment tahun
sebelumnya

Tabel 4.63 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.02


APO07.02 (Mengidentifikasi Kunci Personal TI)
Nilai Kapabilitas 1,25 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Masih adanya ketergantungan Deputi SINKA harus
terhadap salah satu individu membuat kebijakan atau
pada Deputi SINKA, pedoman terkait
dikarenakan kurangnya perencanaan cadangan staf
penyebaran pengetahuan dan yang berguna untuk
perencanaan cadangan staf penyelesaian sebuah
apabila terjadi permasalahan- permasalahan yang terjadi
permasalahan yang serta diperlukan penyebaran
mengakibatkan pengetahuan agar tidak
ketidakefektifan kinerja terjadinya ketergantungan
Deputi SINKA. terhadap satu individu.

235
Tabel 4.64 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.03
APO07.03 (Menjaga Keterampilan dan Kompetensi Personil)
Nilai Kapabilitas 1,64 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum optimalnya antara Deputi SINKA perlu untuk
perencanaan karier dengan membuat kebijakan
peningkatan kemampuan dan terhadap perencanaan karier
pengembangan kompetensi untuk keseluruhan
pegawai Deputi SINKA. pegawainya, agar
Contohnya belum adanya peningkatan kemampuan
pengontrolan perencanaan dan pengembangan
karier yang sesuai dan dalam kompetensi pegawai sesuai
kegiatan pelatihan dengan perencanaan karier
pengembangan kompetensi yang sudah dibuat.
pegawai, hanya didasari pada
permintaan atau kebutuhan
dari sebagian pegawainya
dalam menghadapi kemajuan
teknologi yang ada.

Tabel 4.65 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.04


APO07.04 (Evaluasi Kinerja Karyawan)
Nilai Kapabilitas 1,71 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Deputi SINKA belum Deputi SINKA perlu
melakukan pemberian melakukan pemberian
penghargaan atau reward penghargaan terhadap para
terhadap pegawai yang pegawainya yang berhasil
berhasil mencapai target dari mencapai target dari tujuan
tujuan personilnya seperti personil guna untuk
pemberian tunjangan atau meningkatkan semangat
insentif. dalam kinerjanya.

236
Tabel 4.66 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.05
APO07.05 (Rencana dan melacak Penggunaan TI dan
Pengelolaan Sumber Daya Manusia)
Nilai Kapabilitas 1,67 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Deputi SINKA sudah Deputi SINKA perlu untuk
melakukan pemeliharaan menindaklanjuti hasil dari
terkait inventaris TI dengan pengecekan inventaris yang
laporan yang dilakukan dilakukan dengan cara
sebulan sekali, akan tetapi memproses hasil dari
tidak adanya tindak lanjut pengecekan yang sudah
dari hasil pengecekan dilakukan.
tersebut.

Tabel 4.67 Gaps dan Rekomendasi proses APO07.06


APO07.06 (Mengelola Kontrak Staf)
Nilai Kapabilitas 1,89 (Level 2)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya kebijakan Deputi SINKA perlu
tertulis dalam memastikan membuat kebijakan terkait
pengelolaan antara Deputi pengelolaan kontrak staf
SINKA dengan tenaga agar dapat ditinjau secara
kontrak. Perjanjian kontrak berkala mengenai perjanjian
yang terjadi hanya dilakukan kontrak yang telah
secara langsung oleh para disepakati.
atasan.

4.7.3 Gaps dan rekomendasi proses BAI08 (Manage Knowledge)

Hasil penilaian pada proses BAI08 adalah 1,02 dan mencapai pada

tingkat kapabilitas level 1 (Performed process) untuk kondisi saat ini.

Sedangkan untuk kondisi yang diharapkan adalah mencapai level 2 (Managed

Process). Berikut adalah penjelasan mengenai gaps dan rekomendasi yang

digunakan untuk perbaikan pada proses BAI08 (Manage Knowledge).

237
Tabel 4.68 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.01
BAI08.01 (Memelihara dan Memfasilitasi Budaya Berbagi
Pengetahuan)
Nilai Kapabilitas 1,13 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum optimalnya Deputi SINKA perlu
komunikasi pada nilai membuat kebijakan terkait
pengetahuan yang terjadi penyebaran pengetahuan
pada Deputi SINKA. agar terkelola dengan baik.
Dikarenakan komunikasi Contoh membuat group
penyebaran pengetahuan discussion yang diikuti oleh
yang berjalan saat ini hanya seluruh pegawainya agar
melalui layanan pesan singkat adanya proses tukar pikiran
dan media digital. untuk mendapatkan
kesamaan persepsi dengan
informasi atau pengetahuan
yang diperoleh

Tabel 4.69 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.02


BAI08.02 (Identifikasi dan Klasifikasi Sumber Informasi)
Nilai Kapabilitas 1,08 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya Deputi SINKA harus
pengklasifikasian informasi membuat kebijakan yang
dan pengetahuan yang ada diberlakukan terkait
pada Deputi SINKA seperti pengklasifikasian jenis
pemilahan jenis konten dan konten informasi yang
sumber informasi yang diterima serta melakukan
diperoleh. identifikasi dari mana
sumber informasi tersebut.
Hal ini penting bagi Deputi
SINKA karena dapat
meningkatkan kerahasiaan,
ketersediaan dan keutuhan
informasi yang diperoleh.

238
Tabel 4.70 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.03
BAI08.03 (Mengatur dan Mengkontekstualisasikan Informasi
Menjadi Pengetahuan)
Nilai Kapabilitas 0,99 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya praktik dalam Deputi SINKA harus
menerbitkan repositori membuat kebijakan yang
pengetahuan yang bertujuan diberlakukan untuk
untuk mengatur dan pembuatan repository
mengidentifikasi hubungan pengetahuan yang berguna
antar informasi agar menjadi untuk meningkatkan
pengetahuan. investasi informasi baru
yang diperoleh. Serta dapat
melakukan identifikasi
hubungan antar informasi
agar menjadi pengetahuan
yang baru untuk kebutuhan
para stakeholder.

Tabel 4.71 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.04


BAI08.04 (Menggunakan dan Berbagi Pengetahuan)
Nilai Kapabilitas 1,00 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya database Deputi SINKA harus
pengguna pengetahuan dan membuat kebijakan yang
kesadaran pentingnya diberlakukan mengenai
pengetahuan untuk knowledge user database
diberlakukannya skema atau basis data pengguna
pelatihan di Deputi SINKA pengetahuan yang berguna
untuk mengkategorikan
informasi sesuai dengan
kebutuhan dari para
stakeholder. Misalnya
informasi tersebut berguna
untuk pengambilan
keputusan, pembelajaran
ataupun sebagai problem
solving.

239
Tabel 4.72 Gaps dan Rekomendasi proses BAI08.05
BAI08.5 (Mengevaluasi dan Memberhentikan Pengetahuan)
Nilai Kapabilitas 0,92 (Level 1)
No Gaps Rekomendasi
1. Belum adanya Deputi SINKA perlu
pengevaluasian pengguna membuat kebijakan yang
pengetahuan dan pengaturan diberlakukan untuk
terkait pengklasifikasian pengklasifikasian
antara pengetahuan yang baru pengetahuan yang tidak
dan yang sudah usang. terpakai agar dapat
mengidentifikasi
pengetahuan yang tidak lagi
relevan dengan kebutuhan
organisasi.

240
241
BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uraian yang dibahas pada bab sebelumnya terkait evaluasi

tata kelola teknologi informasi menggunakan framework COBIT 5 di Deputi

Sistem Informasi Kepegawaian BKN Pusat, berikut adalah kesimpulan yang dapat

peneliti berikan pada bab ini.

a. Dapat diketahui bahwa capability level pada proses domain APO01

(Manage the IT Management Framework) di Deputi Sistem Informasi

Kepegawaian BKN Pusat saat ini mencapai level 2 (managed process)

dengan nilai kapabilitas 1,62. Hal ini menunjukkan bahwa Deputi SINKA

telah melakukan pengelolaan (direncanakan, dimonitor dan disesuaikan)

terhadap proses APO01. Sedangkan capability level pada kondisi yang

diharapkan berada di level 3 (established process) dengan nilai kapabilitas

2,63. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat gap sebesar 1,00 untuk mencapai

capability level yang diharapkan. Dengan demikian, untuk mencapai level

yang diharapkan, Deputi SINKA harus memenuhi semua indikator-

indikator persyaratan pada Work Products dan Generic Work Products

(WPs dan GWPs) pada level 1 seperti membuat kebijakan terkait prosedur

integritas data dan penilaian kapabilitas proses. Setelah itu, Deputi SINKA

harus melakukan hal yang sama pada level 2 untuk dapat mencapai level

yang diharapkan yakni level 3.

241
b. Pada proses APO07 (Manage Human Resource), hasil capability level yang

dicapai Deputi SINKA pada kondisi saat ini mencapai level 2 (managed

process) dengan nilai kapabilitas 1,66. Hal ini menunjukkan bahwa Deputi

SINKA telah melakukan pengelolaan (direncanakan, dimonitor dan

disesuaikan) terhadap proses APO07. Sedangkan capability level pada

kondisi yang diharapkan berada di level 3 (established process) dengan nilai

kapabilitas 2,73. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat gap sebesar 1,07

untuk mencapai capability level yang diharapkan. Dengan demikian, Deputi

SINKA harus memenuhi indikator-indikator persyaratan WPs dan GWPs

pada level 1 seperti membuat kebijakan terkait penyebaran pengetahuan dan

rencana cadangan staf agar tidak terjadinya ketergantungan pada satu

individu. Serta perlu membuat kebijakan terkait tenaga kontrak internal agar

dapat terkelola dengan baik. Setelah itu, Deputi SINKA melakukan hal yang

sama pada level 2 untuk mencapai level yang diharapkan.

c. Pada proses BAI08 (manage knowledge), capability level yang dicapai oleh

Deputi SINKA berada pada level 1 dengan nilai kapabilitas 1,02. Hal ini

menunjukkan bahwa terdapat penerapan proses pengelolaan pengetahuan

yang telah dilakukan. Sedangkan capability level yang diharapkan berada

pada level 2 (managed process) dengan nilai kapabilitas 2,02. Hal ini

menunjukkan terdapat gap sebesar 1,00 untuk mencapai level yang

diharapkan. Dengan demikian, Deputi SINKA harus memenuhi indikator-

indikator persyaratan pada WPs dan GWPs pada level 1 seperti membuat

kebijakan terkait klarifikasi sumber informasi, penerbitan repositori

242
pengetahuan, dan aturan untuk pengetahuan yang tidak lagi terpakai.

Setelah itu, Deputi SINKA harus melakukan hal yang sama untuk dapat naik

ke level yang diharapkan.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil analisis dan simpulan yang telah dibahas sebelumnya, maka

diajukan beberapa saran sebagai pertimbangan untuk bahan evaluasi pada Deputi

SINKA Badan Kepegawaian Negara Pusat :

a. Deputi SINKA perlu memberikan perhatian khusus terkait pengelolaan

kerangka manajemen TI terutama pada pengelolaan integritas data agar

tidak terjadinya perbedaan data antar unit BKN yang dapat memicu

permasalahan dalam menjalankan pelayanan/manajemen kepegawaian.

b. Deputi SINKA diharapkan dapat melaksanakan semua rekomendasi yang

diberikan pada proses APO01, proses APO07 dan proses BAI08.

c. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat melanjutkan penilaian ke

level selanjutnya terutama dalam melakukan penilaian pada proses APO01,

APO07 dan BAI08 dan memberikan rekomendasinya.

d. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan dapat menggunakan framework

yang berbeda agar mendapatkan perbandingan hasil penelitian yang telah

dilakukan.

243
DAFTAR PUSTAKA

Alreemy, Z., Chang, V., Walters, R., & Wills, G. (2016). Critical Success Factors
(CSFs) for Information Technology Governance (ITG). International Journal
of Information Management, 36(6), 907–916.
https://doi.org/10.1016/j.ijinfomgt.2016.05.017

Arifin, Z. (2013). Evaluasi Pembelajaran (cetakan ke-5). Bandung: PT. Remaja


Rosdakarya.

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian. Jakarta: rineka cipta.

Arikunto, S. (2013). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta.

Budiman, A. R. (2013). Kapita Selekta Kuesioner. Jakarta Selatan.

De Haes, S., Van Grembergen, W., & Debreceny, R. S. (2013). COBIT 5 and
Enterprise Governance of Information Technology: Building Blocks and
Research Opportunities. Journal of Information Systems, 27, 307–324.
https://doi.org/https://doi.org/10.2308/isys-50422

Debreceny, R. S. (2013). Research on IT Governance, Risk, and Value: Challenges


and Opportunities. Journal of Information Systems, 27(1), 129–135.
https://doi.org/10.2308/isys-10339

Delak, B., Majewski, G. M., & Damij, N. (2014). How to Identify Knowledge and
Evaluate Knowledge Management in Organization – Case Studies Report.
Online Journal of Applied Knowledge Management, 2(2), 162–171.
https://doi.org/10.3726/978-3-653-05249-7

Fauziyah. (2010). Pengantar Teknologi Informasi. Bandung: Muara Indah.

Gërvalla, M., Preniqi, N., & Kopacek, P. (2018). IT Infrastructure Library (ITIL)
Framework Approach to IT Governance. IFAC-PapersOnLine, 51(30), 181–
185. https://doi.org/10.1016/j.ifacol.2018.11.283
244
Gondodiyoto, S. (2007). Audit Sistem Informasi + Pendekatan COBIT. Jakarta:
Mitra Wacana Media.

Grembergen, W. (2018). Introduction to the Minitrack “IT Governance and Its


Mechanisms.” Proceedings of the 51st Hawaii International Conference on
System Sciences (HICSS18), 9, 4877–4879.
https://doi.org/10.24251/HICSS.2018.611

Guritno, S., & Rahardja, U. (2011). Theory and Application of IT Research:


Metodologi Penelitian Teknologi Informasi. Penerbit Andi.

Indrajit, E. R. (2014). Manajemen Organisasi dan Tata Kelola Teknologi Informasi.


Yogyakarta: Graha Ilmu.

ISACA. (2012). COBIT 5: Enabling processes. Isaca.

ISACA. (2012a). COBIT 5: A Business Framework for the Governance and


Management of Enterprise IT. ISACA.

ISACA, C. (2012b). Process Assessment Model. Rolling Meadows: ISACA.

ITGI. (2013). Board Briefing on IT Governance Second Edition (Second Edi). IT


Governance Institute.

Jackson, S. E., Schuler, R. S., & Jiang, K. (2014). An Aspirational Framework for
Strategic Human Resource Management. The Academy of Management
Annals, 8(1), 1–56.

Jogiyanto, H. M. (2011). Sistem Tata Kelola Teknologi Informasi, edisi I. Penerbit


Andi Yogyakarta.

Kardi. (2007). Revitalisasi Peran Pustakawan dalam Implementasi Knowledge


Management. Pusat Jasa Perpustakaan Dan Informasi, Perpusnas RI.

Khther, R. A., & Othman, M. (2013). Cobit Framework as a Guideline of Effective


it Governance in Higher Education: A Review. International Journal of
245
Information Technology Convergence and Services, 3(1), 21–29.
https://doi.org/10.5121/ijitcs.2013.3102

Laudon, K. C., & Laudon, J. P. (2015). Management Information Systems:


Managing the Digital Firm Plus MyMISLab with Pearson eText--Access Card
Package. Prentice Hall Press.

Mohseni, A. R., AhmadAliNezhad, M. P., & Ghasempoori, S. A. (2018). Model of


Requirements Engineering for Information Technology Governance Based on
the COBIT Framework in Public Organizations Using the REGIT Method:
Case Study: Civil Registration Organization. 2017 IEEE 4th International
Conference on Knowledge-Based Engineering and Innovation, KBEI 2017,
2018-Janua, 0999–1005. https://doi.org/10.1109/KBEI.2017.8324944

Neuman, W. L. (2011). Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan


Kuantitatif, diterj. Edina T. Sofia, PT. Index Permata Puri Media, Jakarta.

Paşaoğlu, D., & Tonus, H. Z. (2014). Strategic Importance of Human Resource


Practices on Job Satisfaction in Private Hospitals. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 150(2545), 394–403.
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.09.035

Sarno, R. (2009). Audit Sistem & Teknologi Informasi. Bandung: Itspress.

Sarwono, J. (2006). Metode penelitian kuantitatif dan kualitatif. Graha Ilmu.

Sedarmayanti, P. (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: PT. Bumi


Aksara.

Selig, G. J. (2016). IT Governance-An Integrated Framework and Roadmap: How


to Plan, Deploy and Sustain for Improved Effectiveness. Journal of
International Technology & Information Management, 25(1), 55–76.
https://doi.org/10.23919/PICMET.2018.8481957

Subagyo, P. J. (2015). Metode Penelitian: Dalam Teori dan Praktek. Rineka Cipta.
246
Sugiyono, P. D. (2010). Metode Penelitian Pendidikan. Pendekatan Kuantitatif.

Surendro, K. (2009). Implementasi Tata Kelola Teknologi Informasi. Bandung:


Informatika.

247
LAMPIRAN-LAMPIRAN

xvi
Lampiran 1 Wawancara
WAWANCARA I
DEPUTI SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Nama : Aulia Pradipta, S.Kom, M.Sc


Jabatan : Kepala Seksi Penyelesaian Permasalahan Data Kepegawaian
Tanggal : 11 Februari 2019

Keterangan :
P = Penanya
N = Narasumber

P : Apa Jabatan Bapak dalam Badan Kepegawaian Negara ?


N : Jabatan saya kepala seksi penyelesaian permasalahan data kepegawaian PNS

P : apa visi dan misi dari Badan Kepegawaian Negara ?


N : Visi dan misi BKN dapat dilihat di web bkn.go.id, selain itu juga dijabarkan
secara jelas di Renstra BKN tahun 2015-2019.

P : Terkait dengan jabatan bapak, apa tugas dan fungsi sebagai kepala seksi
penyelesaian permasalahan data kepegawaian ?
N : terkait tugas dan fungsi secara jelas sudah diatur di Peraturan Kepala (PERKA)
BKN nomor 19 tahun 2014. Di BKN terdapat sistem aplikasi yang bernama
SAPK yaitu aplikasi kepegawaian yang diakses oleh seluruh instansi
kepegawaian, pastikan ada kesalahan data di sana seperti salah input NIP dan
sebagainya, itulah yang menjadi tugas saya untuk menyelesaikan permasalahan
data tersebut. Secara tupoksi sudah diatur dalam PERKA, akan tetapi saya juga
diberi tugas seperti pengembangan sistem atau aplikasi yang sudah ada,
walaupun itu bukan merupakan bagian dari tupoksi saya.

P : Terkait struktur organisasi, adakah bagan atau struktur pada seksi bidang
penyelesaian permasalahan data kepegawaian ?
N : untuk struktur organisasi dapat dilihat secara jelas pada PERKA BKN nomor
19 tahun 2014, yang di mana bidang ini merupakan turunan dari Deputi Sistem
Informasi Kepegawaian.

P : Adakah kendala yang dihadapi oleh Deputi SINKA dalam penerapan IT di


lingkungan internal BKN ?
N : BKN itu memiliki aplikasi banyak, akan tetapi jalan sendiri-sendiri. awalnya
setiap BKD memiliki SIMPEG (Sistem Informasi Pegawai) masing-masing,
tujuan diadakannya SAPK adalah agar tiap BKD memasukan data langsung ke
SAPK. Begitu pula di BKN sendiri, tiap unit masih memiliki aplikasi masing-
masing yang tidak saling terintegrasi sehingga dapat memicu terjadinya

xvii
kesalahan data yang mengakibatkan terganggunya dalam melakukan pelayanan
kepegawaian seperti kenaikan pangkat, mutasi, pensiun dan sebagainya. Karena
tidak terintegrasi sebagai contoh dia sudah update data ke unit A tapi di unit B
tidak terupdate padahal satu BKN, akibat tidak terintegrasi antar aplikasi pada
masing-masing unit mengakibatkan perbedaan data. Jika mau naik pangkat harus
mengirim data lagi, seharusnya unit yang mengurusi proses tersebut sudah
mempunyai data tetapi mengapa harus meminta data lagi ? hal ini juga
menyebabkan penambahan biaya/cost seperti maintenance dll.

P : Sampai saat ini, bagaimana penerapan IT dalam BKN ? apakah sudah optimal
untuk mendukung visi dan misi BKN ?
N : Belum optimal masih banyaknya kendala yang terjadi, seperti yang sudah saya
jelaskan tadi masih banyaknya data yang tidak terupdate karena sistem yang
dimiliki tidak saling terintegrasi.

P : Lalu adakah permasalahan lainnya yang dihadapi oleh BKN dalam penerapan
IT ?
N : Tidak ada perencanaan dalam pembuatan aplikasi nasional, sebagai contohnya
aplikasi yang terjadi pada SCCN yang awalnya belum ada perencanaan
perkembangan dan tiba-tiba ada menyebabkan aplikasinya menjadi lambat atau
tidak bisa diakses akibat tidak terdukungnya infrastruktur, padahal jika sudah
ada tata kelola seharusnya dari awal sudah ada perencanaan awal untuk
mengantisipasi itu semua.

P : Apakah di BKN sudah pernah dilakukannya audit TI ?


N : Sudah pernah namun belum ada dokumentasi dari hasil audit tersebut.

P : Terkait dengan Database BKN, apakah sudah aman dari ancaman cybercrime
misalnya ?
N : sudah aman, kalau dari cybercrime dari luar sudah aman, kalau dari internal
kita sudah memberikan lock, kasih password, jadi kalau yang tidak punya lock
tidak bisa mengakses, firewall ada, fortinet ada, semuanya aman.

P : Infrastruktur IT bagaimana pak ?


N : Terkait infrastruktur ada semua, dari database server, domain antipublic,
keamanannya sendiri sudah ada firewall, jaringan sendiri pun sudah ada, dari
jaringan vpn, jaringan intranet ada semua. Yang tidak ada sms gateway akan
tetapi sedang dibuat untuk hal itu.

P : Ekspektasi dari bidang TI sendiri apa harapannya ?

xviii
N : Harapannya ke depannya sudah single sign on, kita kan sudah ada program ICT
sampai tahun 2025 yang seluruh sistem informasi BKN terintegrasi menjadi
satu, tiap unit untuk membuat dan pengembangan aplikasi menggunakan satu
framework, pengembangnya satu, dokumentasinya jelas, database-nya satu dari
sini, semua IT staff di sini, karena keadaannya sekarang staff IT nya menyebar
ke tiap unit sehingga menyebabkan unit IT di sini tidak terlalu terpakai.

xix
WAWANCARA II
DEPUTI SISTEM INFORMASI KEPEGAWAIAN
BADAN KEPEGAWAIAN NEGARA

Nama : Aulia Pradipta, S.Kom, M.Sc


Jabatan : Kepala Seksi Penyelesaian Permasalahan Data Kepegawaian
Tanggal : 26 Februari 2019
Keterangan :
P = Penanya
N = Narasumber

P : Apakah sebelumnya di Deputi SINKA sudah pernah dilakukan tata kelola TI ?


N : dari segi kebijakan belum adanya kebijakan tata kelola walaupun sudah diatur
dalam perkominfo, karena dari dulu belum ada tata kelolanya jadi kerjanya
seperti auto pilot.

P : Apakah ada perencanaan ke depannya untuk divisi TI sendiri pak ?


N : Rencana dari divisi IT untuk ke depannya belum ada dalam mencapai tujuan-
tujuan dari organisasi. Yang ada hanya melihat tahun depan ingin seperti apa
karena menyesuaikan anggaran yang ada tetapi belum ada rancangan untuk
melihat 5 tahun ke depan itu ingin seperti apa atau inovasi seperti apa yang ingin
dicapai untuk mendukung tujuan dari BKN, sebelumnya sudah ada inovasi
mengenai mobile apps tetapi itu rancangan dari tahun kemarin dan sampai
sekarang masih belum terealisasi.

P : terkait dengan SDM yang ada di Deputi SINKA apakah sudah sesuai dengan
kebutuhan pak ?
N : kalau dari segi kuantitas sebenarnya sudah banyak, akan tetapi dari segi
kualitasnya sendiri dirasa masih kurang.

P : Mengapa bapak bisa menilai SDM dari segi kualitasnya kurang ?


N : karena pernah terjadi pimpinan di sini bukan dari bidang IT, jadi si pimpinan
tidak tahu perencanaan yang harus diambil ke depannya seperti apa, dan dari
bawah juga tidak bisa mengambil keputusan perencanaan karena keputusan
sepenuhnya itu ada di tangan pimpinan. Pimpinan masih tidak sesuai dengan
bidangnya, contoh jika di bidang TI yang pimpinannya kosong, maka ada
pemilihan pimpinan tanpa ada aturannya yang mengatur pimpinan yang sesuai
dengan bidangnya. Sehingga tidak mengeluarkan inovasi apa-apa, inovasi hanya
ikut dari bawah.

P : apakah ada kebijakan untuk kualifikasi perekrutan pegawai ?


N : Masalah recruitment aneh, ada serangkaian tes tapi selanjutnya dipilih oleh
pimpinan. Jadi untuk aturannya kualifikasi pegawainya ditentukan oleh

xx
pimpinan masing-masing. Biasanya mereka mengacu pada analisis beban kerja
dan analisis jabatan yang diperlukan. Akan tetapi hal inilah yang menyebabkan
adanya penempatan SDM yang tidak sesuai dengan bidang atau lini kerjanya
Contohnya di divisi IT sendiri, di dalamnya terdapat orang-orang yang bukan
bidang IT sehingga mereka tidak tahu apa yang mesti dikerjakan di divisi
tersebut. Sebaliknya di divisi lain ada beberapa orang yang ahli IT padahal divisi
tersebut tidak membutuhkan orang-orang IT. Hal ini bisa mengakibatkan tidak
tercapainya rencana pertumbuhan atau perkembangan SDM yang ada di BKN.

P : Apakah tidak ada pelatihan terkait TI untuk meningkatkan kualitas SDM


tersebut ?
N : untuk pelatihan sebenarnya sudah ada, jika ada teknologi baru dan kita belum
mengerti maka akan diadakannya pelatihan yang biasanya dilakukan 2 pelatihan
dalam setahun, itu untuk menambahkan kompetensi dari masing-masing SDM.
Akan tetapi rencana pertumbuhan kariernya yang belum ada. Jadi untuk
pengembangan SDM sudah dilakukan tapi belum maksimal, bahkan bisa
dibilang belum dilakukan.

P : lalu dalam melaksanakan tugas dan fungsi dari deputi SINKA itu sendiri
bagaimana pak ?
N : sebenarnya sedikit ada perbedaan dalam melaksanakan tupoksi yang sudah
diatur dengan fakta yang ada di lapangan. misalnya antara direktorat pengelolaan
data dengan pengembangan aplikasi hampir sama dalam melaksanakan tugas. ke
depan ingin merubah semuanya termasuk unit kerja dengan tupoksinya,
perubahan itu terkendala dengan persetujuan kementerian lain, karena kebijakan
dari pemerintah seperti itu. Masih banyak yang tumpah tindih di tupoksinya.
Harapannya ingin bekerja seperti auto pilot tetapi tidak bisa dikarenakan kurang
efisien, masih tumpang tindih, bahkan adanya persaingan juga antar pimpinan.
Menjadi tidak optimalnya dalam sistem pelayanan kepegawaiannya.
P : lalu menurut bapak adakah permasalahan lain terkait kualitas SDM di Deputi
SINKA ?
N : kurangnya pengelolaan pengetahuan yang dimiliki saat ini.
P : Bagaimana maksudnya dengan kurangnya pengelolaan pengetahuan yang
dimiliki pak ?
N : jadi seperti ini mas, BKN itu terkait kepegawaian, ilmu yang terkait mengenai
kepegawaian banyak, sebagai contoh banyak pegawai yang expert di salah satu
bidang, ketika pensiun atau pindah pengetahuannya banyak yang terbawa oleh
dia. Ketika ada yang mengganti pegawai tersebut harus belajar terlebih dahulu.
P : Lalu apakah hal itu dapat menghambat proses kinerja dari Deputi SINKA ?

xxi
N : Proses kinerja dari BKN tetap berjalan seperti biasa hanya saja proses kinerja
menjadi semakin lambat. Bisa jadi mendapat masalah di kemudian hari, contoh
dalam penyelesaian masalah yang sama akan menjadi semakin lama antara
pegawai yang pensiun dengan pegawai yang baru. Akibat tidak terkelolanya
pengetahuan produktivitas pada pegawai atau karyawan menjadi menurun.
Deputi baru ganti dari luar, deputi yang baru ini harus belajar budaya seperti apa,
permasalahan dan penyelesaian yang sebelumnya seperti apa, perencanaan bisa
saja berbeda dengan yang lain, atau perencanaannya sama dengan sebelumnya,
apalagi kalau bukan bidang IT akan menjadi lebih besar lagi.

xxii
Lampiran 2 Kuesioner Penelitian
KUESIONER I
Analisa tingkat kematangan pada proses APO01 (Manage the IT
Management Framework)
Di Deputi Sistem Informasi Kepegawaian
Badan Kepegawaian Negara (BKN) Pusat
Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian mahasiswa Program Studi Sistem
Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang bertujuan untuk memperoleh data dari para staff
Deputi Sistem Informasi Kepegawaian BKN Pusat sebagai pihak terkait
khususnya bagian yang termasuk pada RACI COBIT 5.0 dalam APO01 Manage
the IT Management Framework
Kuesioner ini dikembangkan untuk mengetahui tingkat kematangan pada proses
pengelolaan data baik untuk kondisi yang saat ini (as is), maupun kondisi yang
diharapkan (to be), yang selanjutnya dapat dijadikan dasar yang cukup untuk
identifikasi prioritas peningkatan (improvement) pada proses pengelolaan
konfigurasi.
Untuk mempermudah responden menjawab, kuisioner ini didesain dalam format
pilihan ganda, yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan
dikelompokkan menurut atribut kematangan, dan pada setiap pertanyaan
memiliki 2 (dua) jawaban yang masing-masing mewakili kondisi terkini dan
kondisi yang diharapkan. Masing-masing pertanyaan mempunyai 6 (enam)
pilihan jawaban yang menunjukkan tingkat kematangan terhadap atribut tertentu
pada proses pengelolaan konfigurasi. Pilihan tersebut dari a sampai f secara
berturut-turut mempresentasikan tingkat kematangan yang semakin meningkat
terhadap suatu atribut pada proses Manage the IT Management Framework, di
mana
a. Level 0 (Incomplete Process yaitu, tidak adanya proses);
b. Level 1 (Performed Process yaitu, adanya proses yang mencapai
tujuannya);
c. Level 2 (Manage Process yaitu, proses sebelumnya (Performed Process)
sekarang dilaksanakan secara terkelola (direncanakan, diamati dan
disesuaikan) );
d. Level 3 (Established Process yaitu, proses sebelumnya (Managed
Process) sekarang dilaksanakan menggunakan proses yang telah
didefinisikan);
e. Level 4 (Predictable Process yaitu, proses sebelumnya (Established
Process) sekarang beroperasi dalam batasan yang ditentukan);
f. Level 5 (Optimizing Process yaitu, proses sebelumnya (Predictable
Process) sekarang terus ditingkatkan untuk memenuhi sasaran bisnis saat
ini dan yang diproyeksikan relevan).
Pada kolom “jawaban”, responden dapat memilih satu jawaban yang dianggap
paling bisa mewakili kondisi tingkat kematangan baik kondisi saat ini maupun
kondisi yang diharapkan, terkait dengan atribut kematangan tertentu dalam
proses pengelolaan data dengan memberikan tanda (√) pada tempat yang tersedia.
Dengan mengetahui posisi tingkat kematangan selanjutnya akan dilakukan

xxiii
analisis yang diharapkan dapat menjadi dasar dalam pendefinisian rancangan
solusi untuk perbaikan dalam proses pengelolaan konfigurasi.
Untuk kebutuhan di atas kiranya Bapak/Ibu sebagai responden dapat memberikan
pilihan maupun opininya sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan dalam kuesioner ini untuk kemudian dapat kami olah dalam penelitian
ini.

Nama Responden
Jabatan Responden
Unit/Bidang/Subbid

APO01.01 (Menetapkan Struktur Organisasi)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e F
Proses pendefinisian ruang
lingkup, fungsi , peran
1 internal maupun eksternal,
di BKN
2 Proses identifikasi
keputusan yang diperlukan
terkait hasil pencapaian
lembaga dan strategi TI
3 Membangun keterlibatan
stakeholder dalam
pengambilan keputusan
4 Penyelarasan antara
organisasi TI dengan
model organisasi arsitektur
enterprise
5 Pendefinisian fokus, peran
dan tanggung jawab dari
masing-masing fungsi
dalam struktur organisasi
TI
Pendefinisian struktur
manajemen dan
hubungannya untuk
mendukung fungsi dan
6
peran manajemen dan
pelaksanaan yang sejalan
dengan arahan tata kelola
yang ditetapkan
7 Pembentukan komite
strategi TI (IT Strategy
Committee) (atau yang
setara) di tingkat dewan
untuk memastikan bahwa

xxiv
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e F
tata kelola TI sebagai
bagian dari lembaga.
8 Pembentukan komite
pengarah TI (IT Steering
Committee) (atau yang
setara) yang terdiri dari
eksekutif, bisnis dan
manajemen TI untuk
menentukan program
investasi TI.
9 Penyediaan pedoman untuk
setiap struktur manajemen
(termasuk mandat, tujuan,
peserta pertemuan,
pemilihan waktu,
pelacakan, supervise dan
pengawasan).
10 Menetapkan aturan dasar
untuk kebutuhan
komunikasi seperti
komunikasi bottom-up,
top-down dan horizontal.
Membentuk dan
pemeliharaan struktur
koordinasi, komunikasi
11 dan penghubung yang
optimal antara bisnis dan
fungsi TI dalam lembaga.
12 Secara teratur
memverifikasi kecukupan
dan keefektivitasan
struktur organisasi.

APO01.02 (Membentuk Peran dan Tanggung Jawab)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Menetapkan, menyetujui
dan mengkomunikasikan
peran dan tanggung jawab
yang berkaitan dengan TI
untuk semua personil dalam
lembaga.
2 Mempertimbangkan
persyaratan dari perusahaan
dan kontinuitas layanan TI

xxv
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
ketika mendefinisikan
peran.
3 Memberikan masukan untuk
proses kontinuitas layanan
TI dengan memelihara
informasi kontak yang up-
to-date
dan deskripsi peran dalam
lembaga.
Memasukkan peran dan
tanggung jawab tentang
kepatuhan pada kebijakan
4
manajemen dan prosedur,
kode etik serta praktik
profesional.
5 Penerapan praktek-praktek
pengawasan yang memadai
untuk memastikan bahwa
peran dan tanggung jawab
itu dilakukan dengan benar.
6 Memastikan bahwa
akuntabilitas didefinisikan
melalui peran dan tanggung
jawab.
7 Struktur peran dan tanggung
jawab untuk mengurangi
kemungkinan peran tunggal
saat mengkompromikan
proses yang kritis.

APO01.03 (Memelihara Enabler Sistem Manajemen)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Memperoleh pemahaman
tentang visi lembaga, arah
dan strategi.
2 Mempertimbangkan
lingkungan internal
perusahaan, termasuk
manajemen budaya dan
filosofi, toleransi risiko,
keamanan, kode etik, dan
akuntabilitas.
3 Memperoleh dan
mengintegrasi prinsip-

xxvi
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
prinsip TI dengan prinsip-
prinsip bisnis.
4 Menyelaraskan lingkungan
pengendalian TI dengan
keseluruhan lingkungan
kebijakan TI
5 Menyelaraskan dengan
standar tata kelola dan
manajemen nasional dan
internasional yang berlaku
saat ini.
6 Membuat serangkaian
kebijakan untuk
mengarahkan harapan
kontrol TI pada topik-topik
utama yang relevan seperti
kualitas, keamanan
kerahasiaan dan penggunaan
aset TI.
7 Mengevaluasi dan
memperbarui kebijakan
setidaknya tahunan untuk
mengakomodasi perubahan
operasi atau lingkungan
bisnis.
8 Membangun dan
menegakkan kebijakan TI
kepada semua staf yang
relevan.
9 Memastikan ada prosedur
untuk melacak kepatuhan
terhadap kebijakan dan
menentukan konsekuensi
dari ketidakpatuhan.

APO01.04 (Mengkomunikasikan Tujuan dan Arah Manajemen)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Komunikasi yang
berkelanjutan tentang
tujuan dan arah TI.
2 Memastikan bahwa
informasi yang
dikomunikasikan

xxvii
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
mencakup misi yang secara
jelas diartikulasikan.
3 Menyediakan sumber daya
yang memadai dan terampil
untuk mendukung proses
komunikasi.

APO01.05 (Mengoptimalkan Penempatan Fungsi IT)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Memahami konteks untuk
penempatan fungsi TI,
termasuk penilaian
terhadap strategi
perusahaan dan model
operasi.
2 mengidentifikasi,
mengevaluasi dan
memprioritaskan pilihan
untuk penempatan
organisasi, sumber dan
model operasi.
3 mendefinisikan
penempatan fungsi TI.

APO01.06 (Menentukan Informasi (Data) dan Kepemilikan Sistem)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Memberikan kebijakan dan
pedoman untuk
memastikan klasifikasi
ragam informasi (data)
perusahaan yang sesuai dan
konsisten.
Menetapkan, memelihara
dan menyediakan alat-alat
yang tepat serta teknik dan
pedoman yang sesuai untuk
memberikan keamanan dan
2 kontrol yang efektif atas
informasi dan sistem
informasi yang
berkolaborasi dengan
pemilik.

xxviii
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
3 Membuat dan memelihara
persediaan informasi
(sistem dan data) termasuk
daftar pemilik, petugas
(custodian) dan klasifikasi.
4 menetapkan dan
menerapkan prosedur
untuk memastikan
integritas dan konsistensi
dari semua informasi yang
tersimpan dalam bentuk
elektronik seperti database,
gudang data dan arsip data.

APO01.07 (Mengelola Perbaikan Proses yang Berkelanjutan)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
Mengidentifikasi proses
bisnis-kritikal berdasarkan
1
kinerja dan kesesuaian
driver serta risiko terkait.
2 Menerapkan perbaikan yang
disepakati dan beroperasi
sebagai praktik bisnis yang
normal.
3 Mempertimbangkan cara-
cara untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas.
4 Menerapkan praktek
manajemen mutu (quality
management) untuk
memperbarui proses.
5 Melakukan pembaruan
terhadap proses yang sudah
usang, komponen proses
atau enabler.

APO01.08 (Menjaga Kepatuhan Terhadap Kebijakan dan Prosedur)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Melakukan pelacakan
kepatuhan terhadap
kebijakan dan prosedur.

xxix
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
2 Menganalisis
ketidakpatuhan dan
mengambil tindakan yang
tepat (mencakup perubahan
kebutuhan).
3 mengintegrasi kinerja dan
kepatuhan dalam tujuan
kinerja anggota staff
individu.
4 Melakukan penilaian
secara rutin terhadap
kinerja kerangka kerja dan
mengambil tindakan yang
tepat.
5 menganalisis dalam kinerja
dan kepatuhan dan
mengambil tindakan yang
tepat.

xxx
KUESIONER II
Analisa tingkat kematangan pada proses APO07 (Manage Human Resource)
Di Deputi Sistem Informasi Kepegawaian
Badan Kepegawaian Negara (BKN) Pusat
Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian mahasiswa Program Studi Sistem
Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang bertujuan untuk memperoleh data dari para staff
Deputi Sistem Informasi Kepegawaian BKN Pusat sebagai pihak terkait
khususnya bagian yang termasuk pada RACI COBIT 5.0 dalam APO07 Manage
Human Resource
Kuesioner ini dikembangkan untuk mengetahui tingkat kematangan pada proses
pengelolaan data baik untuk kondisi yang saat ini (as is), maupun kondisi yang
diharapkan (to be), yang selanjutnya dapat dijadikan dasar yang cukup untuk
identifikasi prioritas peningkatan (improvement) pada proses pengelolaan
konfigurasi.
Untuk mempermudah responden menjawab, kuisioner ini didesain dalam format
pilihan ganda, yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan
dikelompokkan menurut atribut kematangan, dan pada setiap pertanyaan
memiliki 2 (dua) jawaban yang masing-masing mewakili kondisi terkini dan
kondisi yang diharapkan. Masing-masing pertanyaan mempunyai 6 (enam)
pilihan jawaban yang menunjukkan tingkat kematangan terhadap atribut tertentu
pada proses pengelolaan konfigurasi. Pilihan tersebut dari a sampai f secara
berturut-turut mempresentasikan tingkat kematangan yang semakin meningkat
terhadap suatu atribut pada proses Manage Human Resource, di mana
a. Level 0 (Incomplete Process yaitu, tidak adanya proses);
b. Level 1 (Performed Process yaitu, adanya proses yang mencapai
tujuannya);
c. Level 2 (Manage Process yaitu, proses sebelumnya (Performed Process)
sekarang dilaksanakan secara terkelola (direncanakan, diamati dan
disesuaikan) );
d. Level 3 (Established Process yaitu, proses sebelumnya (Managed
Process) sekarang dilaksanakan menggunakan proses yang telah
didefinisikan);
e. Level 4 (Predictable Process yaitu, proses sebelumnya (Established
Process) sekarang beroperasi dalam batasan yang ditentukan);
f. Level 5 (Optimizing Process yaitu, proses sebelumnya (Predictable
Process) sekarang terus ditingkatkan untuk memenuhi sasaran bisnis saat
ini dan yang diproyeksikan relevan).
Pada kolom “jawaban”, responden dapat memilih satu jawaban yang dianggap
paling bisa mewakili kondisi tingkat kematangan baik kondisi saat ini maupun
kondisi yang diharapkan, terkait dengan atribut kematangan tertentu dalam
proses pengelolaan data dengan memberikan tanda (√) pada tempat yang tersedia.
Dengan mengetahui posisi tingkat kematangan selanjutnya akan dilakukan
analisis yang diharapkan dapat menjadi dasar dalam pendefinisian rancangan
solusi untuk perbaikan dalam proses pengelolaan konfigurasi.

xxxi
Untuk kebutuhan di atas kiranya Bapak/Ibu sebagai responden dapat memberikan
pilihan maupun opininya sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan dalam kuesioner ini untuk kemudian dapat kami olah dalam penelitian
ini.

Nama Responden
Jabatan Responden
Unit/Bidang/Subbid

APO07.01 (Mempertahankan Staf yang Kompeten dan Sesuai)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mengevaluasi kebutuhan
staf untuk mendukung
tujuan dan sasaran
lembaga.
2 Memelihara proses
perekrutan yang sejalan
dengan kebijakan dan
prosedur perusahaan
secara keseluruhan.
3 Menyertakan
pemeriksaan latar
belakang dalam proses
perekrutan karyawan.
4 Menetapkan pengaturan
sumber daya yang
fleksibel untuk
mendukung perubahan
kebutuhan bisnis.
5 Memastikan adanya
pelatihan untuk
mengurangi
ketergantungan pada satu
orang.

APO07.02 (Mengidentifikasi Kunci Personal TI)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Meminimalkan
ketergantungan satu
individu dalam

xxxii
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
melakukan suatu fungsi
pekerjaan.
2 Pemberian waktu
minimum liburan untuk
individu kunci (key
individuals).
3 Pengambilan tindakan
mengenai perubahan
pekerjaan, terutama
penghentian pekerjaan.
4 perencanaan dalam
pengujian staf cadangan
secara teratur.

APO07.03 (Menjaga Keterampilan dan Kompetensi Personil)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
Menetapkan
keterampilan dan
kompetensi sumber daya
1 internal dan eksternal
yang diperlukan saat ini
untuk mencapai tujuan
perusahaan.
2 Memberikan perencanaan
karier dan pengembangan
profesional untuk
mendorong
pengembangan
kompetensi, peluang
untuk kemajuan pribadi
dan mengurangi
ketergantungan pada
individu-individu kunci.
3 Menyediakan akses
repository pengetahuan
untuk pengembangan
keterampilan dan
kompetensi.
4 Mengidentifikasi
kesenjangan antara yang

xxxiii
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
dibutuhkan dengan
keterampilan yang
tersedia, serta
pengembangan rencana
aksi untuk mengatasinya
secara individual dan
kolektif seperti pelatihan,
perekruktan, pemindahan
dan strategi perubahan
sumber daya.
5 Mengembangkan dan
memberikan program-
program pelatihan pada
perusahaan seperti
pengetahuan perusahaan,
pengendalian internal,
kode etik dan keamanan.
6 Melakukan tinjauan
(review) berkala untuk
menilai perubahan
keterampilan dan
kompetensi sumber daya
internal dan eksternal.
7 Meninjau materi dan
program pelatihan secara
teratur untuk memastikan
perubahan kebutuhan
perusahaan dan
dampaknya pada
pengetahuan,
keterampilan dan
kemampuan yang
diperlukan.

APO07.04 (Evaluasi Kinerja Karyawan)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mempertimbangkan
tujuan lembaga sebagai
konteks untuk menetapkan
tujuan individu.

xxxiv
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
2 Menetapkan tujuan
individu yang selaras
dengan tujuan TI dan
tujuan perusahaan.
3 Menyusun evaluasi hasil
kinerja karyawan.
4 Menerapkan dan
mengkomunikasikan
tentang proses disiplin.
5 Memberikan instruksi
khusus untuk penggunaan
dan penyimpan informasi
pribadi dalam proses
evaluasi.
6 Memberikan feedback
tepat waktu mengenai
kinerja karyawan.
7 Memberikan penghargaan
terhadap pengembangan
kompetensi dan
pencapaian keberhasilan
tujuan kinerja yang
diterapkan secara
konsisten dan sejalan
dengan kebijakan
organisasi.
8 mengembangkan rencana
peningkatan kinerja
berdasarkan hasil dari
proses evaluasi dan
pelatihan.

APO07.05 (Rencana dan Melacak Penggunaan TI dan Pengelolaan Sumber


Daya Manusia)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Membuat dan
memelihara inventaris
bisnis dan sumber daya
manusia TI.

xxxv
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
2 Pemahaman dalam
memenuhi kebutuhan
saat ini dan masa depan
untuk sumber daya
manusia yang
mendukung tercapainya
tujuan TI.
Mengidentifikasi
kekurangan dan
memberikan
masukan/saran ke dalam
3
rencana pengadaan
(sourcing) serta proses
rekrutmen lembaga dan
TI.
4 Memelihara informasi
yang memadai mengenai
waktu yang dikerjakan
untuk berbagai tugas,
layanan atau proyek.

APO07.06 (Mengelola Kontrak Staf)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Menerapkan kebijakan
dan prosedur dalam
melakukan suatu
pekerjaan.
2 Memperoleh persetujuan
resmi dari kontraktor
pada saat dimulainya
kontrak bahwa mereka
diwajibkan untuk
memenuhi kerangka
kontrol TI perusahaan,
seperti kebijakan untuk
izin keamanan, kontrol
akses fisik dan logis,
penggunaan fasilitas, dan
kerahasiaan informasi.
3 Menyarankan kepada
kontraktor bahwa

xxxvi
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
manajemen berhak untuk
memantau dan
memeriksa semua
penggunaan sumber daya
TI, termasuk email,
komunikasi suara, dan
semua program file data.
4 Memberikan definisi
yang jelas antara peran
dan tanggung jawab
kontraktor.
5 Meninjau pekerjaan
kontraktor dan dasar
persetujuan pembayaran
pada hasil kerja.
6 Menetapkan semua
pekerjaan yang
dilakukan oleh pihak
eksternal dalam kontrak
formal.
7 Melakukan peninjauan
berkala untuk
memastikan kontrak
telah disepakati.
8 Melakukan peninjauan
berkala untuk
memastikan bahwa peran
dan hak akses kontraktor
sesuai dan sejalan
dengan perjanjian.

xxxvii
KUESIONER III
Analisa tingkat kematangan pada proses BAI08 (Manage Knowledge)
Di Deputi Sistem Informasi Kepegawaian
Badan Kepegawaian Negara (BKN) Pusat
Kuesioner ini merupakan bagian dari penelitian mahasiswa Program Studi Sistem
Informasi, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, yang bertujuan untuk memperoleh data dari para staff
Deputi Sistem Informasi Kepegawaian BKN Pusat sebagai pihak terkait
khususnya bagian yang termasuk pada RACI COBIT 5.0 dalam BAI08 Manage
Knowledge
Kuesioner ini dikembangkan untuk mengetahui tingkat kematangan pada proses
pengelolaan data baik untuk kondisi yang saat ini (as is), maupun kondisi yang
diharapkan (to be), yang selanjutnya dapat dijadikan dasar yang cukup untuk
identifikasi prioritas peningkatan (improvement) pada proses pengelolaan
konfigurasi.
Untuk mempermudah responden menjawab, kuisioner ini didesain dalam format
pilihan ganda, yang terdiri dari beberapa pertanyaan. Pertanyaan-pertanyaan
dikelompokkan menurut atribut kematangan, dan pada setiap pertanyaan
memiliki 2 (dua) jawaban yang masing-masing mewakili kondisi terkini dan
kondisi yang diharapkan. Masing-masing pertanyaan mempunyai 6 (enam)
pilihan jawaban yang menunjukkan tingkat kematangan terhadap atribut tertentu
pada proses pengelolaan konfigurasi. Pilihan tersebut dari a sampai f secara
berturut-turut mempresentasikan tingkat kematangan yang semakin meningkat
terhadap suatu atribut pada proses Manage Knowledge, di mana.
a. Level 0 (Incomplete Process yaitu, tidak adanya proses);
b. Level 1 (Performed Process yaitu, adanya proses yang mencapai
tujuannya);
c. Level 2 (Manage Process yaitu, proses sebelumnya (Performed Process)
sekarang dilaksanakan secara terkelola (direncanakan, diamati dan
disesuaikan) );
d. Level 3 (Established Process yaitu, proses sebelumnya (Managed
Process) sekarang dilaksanakan menggunakan proses yang telah
didefinisikan);
e. Level 4 (Predictable Process yaitu, proses sebelumnya (Established
Process) sekarang beroperasi dalam batasan yang ditentukan);
f. Level 5 (Optimizing Process yaitu, proses sebelumnya (Predictable
Process) sekarang terus ditingkatkan untuk memenuhi sasaran bisnis saat
ini dan yang diproyeksikan relevan).
Pada kolom “jawaban”, responden dapat memilih satu jawaban yang dianggap
paling bisa mewakili kondisi tingkat kematangan baik kondisi saat ini maupun
kondisi yang diharapkan, terkait dengan atribut kematangan tertentu dalam
proses pengelolaan data dengan memberikan tanda (√) pada tempat yang tersedia.
Dengan mengetahui posisi tingkat kematangan selanjutnya akan dilakukan
analisis yang diharapkan dapat menjadi dasar dalam pendefinisian rancangan
solusi untuk perbaikan dalam proses pengelolaan konfigurasi.

xxxviii
Untuk kebutuhan di atas kiranya Bapak/Ibu sebagai responden dapat memberikan
pilihan maupun opininya sebagai jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang
diberikan dalam kuesioner ini untuk kemudian dapat kami olah dalam penelitian
ini.

Nama Responden
Jabatan Responden
Unit/Bidang/Subbid

BAI8.01 (Memelihara dan Memfasilitasi Budaya Berbagi Pengetahuan)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mengkomunikasikan nilai
pengetahuan secara
proaktif untuk mendorong
penciptaan, penggunaan,
penggunaan kembali (re-
use) dan berbagi (sharing)
pengetahuan.
2 Menggiatkan perilaku
sharing dan transfer
pengetahuan dengan
mengidentifikasi dan
meningkatkan faktor
inovasi.
3 Menciptakan lingkungan,
alat, dan artifak yang
mendukung sharing dan
transfer pengetahuan.
4 Mencantumkan praktik
manajemen pengetahuan
ke dalam proses TI
lainnya.
5 Menetapkan ekspektasi
manajemen dan
menunjukkan sikap yang
tepat terkait kegunaan
pengetahuan dan
kebutuhan untuk berbagi
pengetahuan perusahaan.

xxxix
BAI08.02 (Identifikasi dan Klasifikasi Sumber Informasi)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mengidentifikasi
pengguna pengetahuan
potensial, termasuk
pemilik informasi yang
mungkin perlu
berkontribusi dan
menyetujui pengetahuan.
2 Mempertimbangkan jenis
konten (prosedur, proses,
struktur, konsep,
kebijakan, aturan, fakta,
klasifikasi), artifak
(dokumen, catatan, video,
suara), dan informasi yang
terstruktur dan tidak
terstruktur (ahli, media
sosial, email, pesan suara,
RSS feed).
3 Mengklasifikasikan
sumber informasi
berdasarkan skema
klasifikasi konten.
4 Mengumpulkan, dan
memvalidasi sumber
informasi berdasarkan
kriteria validasi informasi.

BAI08.03 (Mengatur dan Mengkontekstualisasikan Informasi menjadi


Pengetahuan)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mengidentifikasi atribut
yang dibagikan dan
dicocokkan dengan
sumber informasi.
2 Menciptakan tampilan
untuk set data terkait,
dengan
mempertimbangkan

xl
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
persyaratan stakeholder
dan organisasi.
3 Merancang dan
melaksanakan skema
untuk mengelola
pengetahuan tidak
terstruktur yang tidak
tersedia melalui sumber
formal (mis., pengetahuan
pakar).
4 Menerbitkan dan
membuat pengetahuan
dapat diakses oleh para
stakeholder terkait,
berdasarkan peran dan
mekanisme akses.

BAI08.04 (Menggunakan dan Berbagi Pengetahuan)


No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mengidentifikasi
pengguna pengetahuan
potensial dengan
klasifikasi pengetahuan.
2 Mentransfer pengetahuan
ke pengguna berdasarkan
analisis kesenjangan
kebutuhan dan teknik
pembelajaran serta alat
akses yang efektif.
3 Mendidik dan melatih
pengguna tentang
pengetahuan yang
tersedia, akses ke
pengetahuan dan
penggunaan alat akses
pengetahuan.

xli
BAI08.05 (Mengevaluasi dan Memberhentikan Pengetahuan)
No. Aktivitas Proses Saat Ini (As is) Yang diharapkan (To
be)
a b c d e f a b c d e f
1 Mengidentifikasi
informasi terkait yang
tidak lagi relevan dengan
persyaratan pengetahuan
perusahaan.
2 Menetapkan aturan untuk
memberhentikan
pengetahuan yang sesuai

xlii
xliii
Lampiran 3 PERKA BKN nomor 19 Tahun 2014 tentang Lampiran 4 Renstra BKN tahun 2015-2019
Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian Negara

Lampiran 5 Peraturan BKN Nomor 13 tahun 2018 Lampiran 6 PERKA BKN nomor 16 tahun 2016 tentang
tentang Pedoman Pengawasan di Lingkungan Badan Road Map Reformasi Birokrasi BKN 2015-2019
Kepegawaian Negara

xxxvi
Lampiran 7 PERKA BKN nomor 14 tahun 2011 tentang Lampiran 8 Manual Book Sistem Pendataan Ulang PNS
Pedoman Pengembangan Database PNS Elektronik (e-pupns)

Lampiran 9 PERKA BKN nomor 21 tahun 2010 tentang Lampiran 10 Lembar Indikator Kinerja Utama (IKU)
ketentuan pelaksanaan PP nomor 35 tahun 2010 tentang Badan Kepegawaian Negara
disiplin PNS

xxxvii
Lampiran 11 Lembar Rencana Aksi Badan Kepegawaian
Negara

Lampiran 12 Sistematika Laporan Akuntabilitas Kinerja


Instansi Pemerintah (LAKIP) Badan Kepegawaian Negara

xxxviii
Lampiran 13 Dokumen Rencana Tahunan Kebutuhan
Pengembangan Diri Badan Kepegawaian Negara

Lampiran 14 Dokumen Analisis Beban Kerja Badan


Kepegawaian Negara Lampiran 15 Dokumen Peta Jabatan Badan Kepegawaian
Negara

xxxix
Lampiran 16 Dokumen Kebutuhan Pengembangan
Kapasitas dan Kapabilitas PNS Badan Kepegawaian
Negara

Lampiran 17 Dokumen Daftar Susunan Pengembangan


PNS (DSP PNS)

Lampiran 18 Dokumen Sasaran Kerja Pegawai (SKP)


Badan Kepegawaian Negara Lampiran 19 Dokumen Peta Potensi Pegawai Negeri
Sipil (PNS)

xl
Lampiran 20 Dokumen Rencana Pengembangan Karier Pegawai Negeri Sipil

xli
Lampiran 21 Surat Permohonan Data/Riset

xlii
Lampiran 22 Surat Keterangan Bimbingan Skripsi

xliii

Anda mungkin juga menyukai