Pengawasan Tenaga Kerja Asing Di Kota Cilegon
Pengawasan Tenaga Kerja Asing Di Kota Cilegon
KOTA CILEGON
SKRIPSI
Oleh
Abharina Atikah Sari
NIM 6661130278
Skripsi ini penulis persembahkan untuk Kedua Orang tua dan adik-adik
SWT, karena atas berkat ridho, rahmat, karunia dan kasih sayang-Nya yang
salah satu syarat mencapai gelar sarjana pada Program Ilmu Administrasi Negara
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sultan Ageng Tirtayasa Banten
Selesainya skripsi ini tidak terlepas dari dukungan dan bantuan dari
berbagai pihak yang senantiasa mendukung dan membimbing penulis. Maka dari
Tirtayasa.
2. Dr. Agus Sjafari, M.Si, Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Tirtayasa.
i
6. Listyaningsih, S.Sos, M.Si, Ketua Program Ilmu Administrasi Negara
Tirtayasa.
Tirtayasa.
membimbing peneliti dalam menyusun skripsi ini dan sabar dari awal
10. Seluruh dosen dan staf Jurusan Admnistrasi Negara Fakultas Ilmu
11. Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten dan Dinas Tenaga Kerja Kota
mengumpulkan data.
13. Seluruh SKPD terkait yang tergabung dalam TIMPORA yang telah
ii
14. Ibu dan Bapak yang telah memberikan kesempatan untuk menempuh
strata satu. Mohon maaf apabila selama ini belum bisa memberikan
16. Terima kasih untuk Muhlasin, Maya Aulia, Ria Khoirunisa, Ossy
Aida, Mila Octafia, Kinanti Amelia, Sari Indah dan Ety Indra yang
ini, karena keterbatasan penulis, maka dari itu saran dan kritik yang membangun
tetap dinantikan guna perbaikan dimasa yang akan datang. Akhir kata semoga
iii
DAFTAR ISI
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
LEMBAR PENGESAHAN
BAB I PENDAHULUAN
iv
2.1.1. Definisi Manajemen ......................................................17
v
3.6. Informan Penelitian ....................................................................46
vi
4.3.6 Bersifat sebagai petunjuk dan operasional .........................107
5.1 Kesimpulan........................................................................................134
Daftar Pustaka
Lampiran-lampiran
vii
DAFTAR GAMBAR
4.2 Spanduk Peringatan TKI dan TKA Ilegal di Depan Kantor Imigrasi ..... 72
viii
DAFTAR TABEL
1.2. Jumlah Pekerja Asing Berdasarkan Asal Negara Jan-Nov 2016 ........... 4
1.4. Data Deportasi Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon Tahun 2016 ..............8
ix
DAFTAR LAMPIRAN
x
BAB I
PENDAHULUAN
pergaulan Internasional, baik dari aspek geografis maupun potensi sumber daya
alam dan sumber daya manusia mengakibatkan arus lalu lintas orang masuk dan
antar negara yang menyangkut orang di suatu wilayah negara adalah berkaitan
dengan aspek keimigrasian yang berlaku di setiap negara memiliki sifat universal
masuk ke Indonesia.
Untuk mengatur berbagai macam tenaga kerja asing yang keluar dan
selektif. Berdasarkan prinsip ini, hanya orang-orang asing yang dapat memberikan
manfaat bagi kesejahteraan rakyat, bangsa dan Negara Republik Indonesia, yang
kepada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945), yang diizinkan
masuk atau keluar wilayah Indonesia, dan untuk itu perlu ada pengaturan dan
1
2
batasan berupa perizinan yang diberikan kepada orang asing apabila hendak
negara asing pemegang Visa dengan maksud bekerja di wilayah Indonesia. Dalam
hal orang asing yang bermaksud bekerja sebagai tenaga ahli di Indonesia,
tentunya memiliki persyaratan dan ketentuan yang harus dipenuhi mulai dari
Adapun jumlah tenaga kerja asing (TKA) yang berada di Indonesia hingga
November 2016 mencapai 74.183 pekerja meningkat 7,5 persen dari posisi akhir
2015, yaitu 69.025 pekerja. Rata-rata tenaga kerja asing di Indonesia periode
3
pemerintah. Berikut tabel jumlah TKA di Indonesia dari tahun 2011 hingga tahun
2016:
Tabel 1.1
Tahun Pekerja
2011 77,3 ribu
2012 72,4 ribu
2013 69 ribu
2014 68,8 ribu
2015 69 ribu
2016 74,2 ribu
Sumber: http://databoks.katadata.co.id/datapublish/2016/12/20/2016
dan serbuan TKA asal Cina telah memicu banyaknya tenaga asing di Indonesia.
Selain itu, diberlakukannya bebas visa terhadap 160 negara juga turut
Jumlah tenaga kerja asing (TKA) asal Cina yang berada di Indonesia
pekerja asal Cina periode Januari-November 2016 yaitu berjumlah 21.271 pekerja
atau sekitar 28,7 persen. TKA asal Jepang merupakan yang terbesar kedua setelah
Cina yaitu mencapai 12.490 orang atau sekitar 16,8 persen. Dan TKA asal Korea
Selatan menjadi yang terbesar ketiga dengan jumlah 8.424 pekerja atau sekitar
11.4 persen dari total TKA yang terdaftar di Indonesia sebanyak 74.183 pekerja.
4
Berikut tabel data jumlah TKA berdasarkan asal negara periode Januari-
November 2016:
Tabel 1.2
Salah satu wilayah di negara Indonesia yang menjadi tujuan utama Tenaga
Kerja Asing ialah Kota Cilegon yang merupakan Kota Industri yang menjadi
incaran para Tenaga Kerja Asing. Kota Cilegon adalah sebuah kota di Provinsi
Banten, Indonesia. Cilegon berada di ujung barat laut pulau Jawa, di tepi Selat
Sunda. Kota Cilegon dikenal sebagai kota industri. Sebutan lain bagi Kota
Cilegon adalah Kota Baja mengingat kota ini merupakan penghasil baja terbesar
di Asia Tenggara karena sekitar 6 juta ton baja dihasilkan tiap tahunnya di
macam objek vital negara antara lain Pelabuhan Merak, Pelabuhan Cigading
Krakatau Daya Listrik, Krakatau Tirta Industri Water Treatment Plant. Dengan
salah satu Kota Industri yang kian makin banyak memperkerjakan orang asing
khususnya WNA asal Korea, Jepang dan China. Sehingga tidak mengherankan
apabila Indonesia khususnya Kota Cilegon merupakan salah satu titik sentral
Kota Cilegon pada tahun 2014 terdapat 308 Tenaga Kerja Asing (TKA), tahun
2015 terdapat 376 TKA, tahun 2016 terdapat 172 TKA dan pada tahun 2017 pada
bulan Januari sampai dengan Juli sudah tercatat sebanyak 477 TKA yang bekerja
di Kota Cilegon berdasarkan data perpanjangan IMTA dengan lokasi kerja hanya
di Kota Cilegon. Berikut tabel data Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon tahun
2014 sampai dengan tahun 2017 periode Januari sampai dengan Juli:
6
Tabel 1.3
Laporan Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon
Tahun 2014 - 2017 (periode Januari – Juli)
2014 2015 2016 2017 (Jan-Jul)
Negara
Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen Jumlah Persen
Korea Selatan 171 55.52% 185 49.20% 101 58.72% 191 40.04%
Republik Rakyat
42 13.64% 102 27.13% 25 14.53% 123 25.79%
China (RRC)
Jepang 47 15.26% 52 13.83% 33 19.19% 73 15.30%
Perancis 1 0.32% - - - - 13 2.73%
Australia 1 0.32% - - - - 11 2.31%
India 7 2.27% 6 1.60% - - 9 1.89%
Thailand - - 2 0.53% - - 8 1.68%
Malaysia - - 1 0.27% - - 7 1.47%
Inggris 2 0.65% 2 0.53% 1 0.58% 5 1.05%
Philippines 2 0.65% 2 0.53% 3 1.74% 4 0.84%
Amerika Serikat - - - - - - 4 0.84%
Philippina 2 0.65% 1 0.27% - - 4 0.84%
Jerman 2 0.65% 1 0.27% - - 3 0.63%
Italia - - - - - - 3 0.63%
Singapore - - 1 0.27% - - 3 0.63%
Austria - - - - - - 2 0.42%
Chile - - - - - - 1 0.21%
Afrika Selatan - - - - - - 1 0.21%
Selandia Baru - - - - - - 1 0.21%
Taiwan - - - - - - 1 0.21%
China - - - - - - 1 0.21%
Pakistan - - - - - - 1 0.21%
Swiss - - - - - - 1 0.21%
Republik Korea 28 9.09% 18 4.79% 9 5.23% 1 0.21%
Venezuela - - - - - - 1 0.21%
Swedia - - - - - - 1 0.21%
Srilanka - - - - - - 1 0.21%
Vietnam - - - - - - 1 0.21%
Maroko - - - - - - 1 0.21%
Finland - - - - - - 1 0.21%
Turki 2 0.65% 2 0.53% - - - -
France 1 0.32% - - - - - -
Hongkong - - 1 0.27% - - - -
Total 308 376 172 477
Sumber : Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon 2017.
7
Tenaga Kerja Republik Indonesia pada tahun 2015 tercatat sebanyak 1083 TKA
dan pada tahun 2016 tercatat sebanyak 1240 TKA yang berada di Kota Cilegon.
Dari data diatas menunjukan banyaknya orang asing yang berdatangan untuk
dokumen perizinan tenaga kerja asing. Dengan adanya bebas visa kunjungan
dengan negara lain dan untuk meningkatkan perekonomian dan jumlah kunjungan
Ibu Retno selaku Kasi Penempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon
bekerja, banyak Tenaga Kerja Asing (TKA) yang menggunakan visa kunjungan
tetapi dipergunakan untuk bekerja. Cara tersebut dipergunakan agar mereka tidak
bahwa keberadaan TKA illegal ini merugikan pemerintah Kota Cilegon dan juga
masyarakat sebagai tenaga kerja lokal. Visa kunjungan sendiri hanya berlaku
dalam 30 hari dan tidak dapat diperpanjang masa berlakunya atau dialihstatuskan
menjadi izin tinggal lainnya. Jika melebihi batas tinggal maka Tenaga Kerja
8
Asing tersebut disebut illegal dan pihak Kantor Imigrasi pun mengambil tindakan
seperti denda atau deportasi. Berdasarkan data dari Kantor Imigrasi Kelas II
Cilegon dalam tahun 2016 sudah tercatat ada 71 Tenaga Kerja Asing yang di
deportasi. Berikut data Tenaga Kerja Asing yang di deportasi oleh Kantor
Tabel 1.4
Tahun 2016
No Kebangsaan Jumlah
1 China 65
2 Filipina 4
3 India 1
4 Bangladesh 1
Total 71
Sumber: Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon
media elektronik Suara.com dan Portal Berita Cilegon bahwa Polda Banten
mengamankan sebanyak 70 orang Tenaga Kerja Asing yang bekerja di salah satu
perusahaan karena telah bekerja secara ilegal. Tenaga Kerja Asing tersebut
bagian dari 500 pekerja Tiongkok dan masih berpotensi bertambah karena sisanya
masih cuti di negaranya. Dan dari komposisi pekerja lokal dan asing di pabrik
persen dan 70 persen pekerja asing. Diketahui, keberadaan pekerja ilegal asal
9
Indonesia.
pengawasan belum maksimal. Seperti yang dilansir media elektronik Banten Raya
pengawasan terhadap Tenaga Kerja Asing (TKA) illegal yang marak ditemukan
oleh Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kota Cilegon dan sejumlah Lembaga
Cilegon mengatakan saat ini jumlah tenaga kerja di Kantor Imigrasi kurang dari
50 orang. Dalam pengawasan Tenaga Kerja Asing sendiri idealnya harus lebih
dari 50 orang, sementara tenaga kerja di Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon hanya
31 orang, mengingat pada tahun 2016 sekitar 1240 Tenaga Kerja Asing yang
Kelas II Cilegon kalah saing dengan banyaknya Tenaga Kerja Asing yang masuk
ke Kota Cilegon. Menurut Bapak Hendar Setyawan juga terdapat kendala dalam
pengawasan orang asing di Kota Cilegon karena terbentur dengan anggaran yang
belum maksimal.
melakukan unjuk rasa di Kantor Imigrasi Kelas II Kota Cilegon pada Kamis 6
Oktober 2016 karena Kantor Imigrasi Cilegon dinilai tidak tegas dalam
pengawasan Tenaga Kerja Asing (TKA). Ketua Ormas KKPMP Cilegon, Hadi
Ahadi mengatakan TKA yang masih bekerja di wilayah Pulomerak Kota Cilegon
dan Puloampel Kabupaten Serang, saat ini jumlahnya diperkirakan mencapai 700
bisa dilobi dengan pengusaha. Hadi juga menyebut, mayoritas TKA yang bekerja
Tim Pengawasan Orang Asing (TIMPORA) yang diketuai oleh Kantor Imigrasi
Kelas II Cilegon yang bekerjasama dengan beberapa SKPD terkait seperti Dinas
Catatan Sipil, Kodim, Kesbang dan Linmas dan juga Dinas Pariwisata. Hal ini
dilakukan berdasarkan rencana operasi. Dalam hal Tim Pengawasan Orang Asing
kepada badan atau instansi Pemerintah terkait sesuai dengan kewenangan masing-
rapat dengan instansi terkait yang tergabung dalam TIMPORA selama 1 bulan
sekali, dan operasi gabungan dilakukan 3 bulan sekali dalam pengecekan langsung
Cilegon)
Imigrasi Kelas II Cilegon dengan TIMPORA pada bulan November tahun 2016,
dan Catatan Sipil Kota Cilegon mengatakan bahwa pengawasan yang dilakukan
tidak serempak karena Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon tidak melibatkan Dinas
Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon dengan instansi terkait yang tergabung dalam
TIMPORA.
Kota Cilegon yang menyatakan bahwapada tahun 2016 Disdukcapil Kota Cilegon
12
telah meminta data Tenaga Kerja Asing kepada pihak Kantor Imigrasi Kelas II
Kota Cilegon sebanyak 1240 data dan data yang telah dibuat oleh Disdukcapil
yang nantinya akan dibuatkan Surat Keterangan Tempat Tinggal (SKTT) baru 950
data dan masih ada yang belum diterbitkan SKTT-nya. Masalah tersebut
diakibatkan karena banyaknya kasus Tenaga Kerja Asing yang sudah memiliki
KITAS dan yang sudah pindah keluar negeri tetapi agen/perusahaan tidak melapor
sehingga data tidak terupdate di Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Cilegon. Untuk tinggal di Kota Cilegon, setelah membuat Kartu Izin Tinggal
pengawasan yang efektif dari Pemerintah Daerah. Karena jika tidak dilakukannya
atau pelanggaran oleh Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon. Dari uraian diatas
sebagai berikut:
3. Banyaknya Tenaga Kerja Asing yang sudah memiliki KITAS dan yang
mengadakan penelaahan, serta hasil analisis itu sendiri akan lebih nyata, sehingga
peneliti harus membatasi masalah yang akan dianalisis karena dapat membantu
1. Bagi Penulis
3. Bagi Instansi
kinerjanya.
BAB I Pendahuluan
Dalam bab ini dibahas beberapa sub-bab diantaranya Latar Belakang yang
dijelaskan secara deduktif dimana diuraikan dari bahasan yang bersifat umum
menjadi bahasan yang lebih bersifat khusus lagi. Identifikasi masalah mencoba
15
lingkup masalah yang ada agar lebih terfokus pada pembahasan yang akan diteliti
oleh peneliti, dan rumusan masalah adalah pertanyaan inti yang akan diteliti dan
Dalam bab ini berisi mengenai deskripsi teori yang dapat digunakan
dalam penelitian. Metode merupakan suatu cara atau strategi yang secara
menyeluruh dan sistematis guna mencari data dan informasi dalam penelitian.
analisa data, validitas dan reabilitas data serta waktu dan tempat penelitian.
Dalam bab ini memuat hasil dari penelitian yang telah dilakukan.
BAB V Penutup
Dalam bab ini memuat penjelasan mengenai kesimpulan dan saran hasil
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
BAB II
DASAR
bahwa suatu teori akan memperoleh arti penting, bila ia lebih banyak dapat
dan pengawasan upaya anggota organisasi dan menggunakan semua sumber daya
organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, James A.F.
Stoner dalam Agus Sabardi (2001:4). Manajemen merupakan suatu proses untuk
tetapi hanya alat untuk mencapai tujuan yang diinginkan, karena tujuan yang
dicapai itu adalah pelayanan atau laba. Manajemen merupakan ilmu tentang upaya
17
18
adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya dan manusia dan
sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan
dengan tujuan untuk mengkoordinasikan berbagai sumber daya yang dimiliki oleh
perusahaan sehingga akan dihasilkan suatu produk atau jasa secara efisien.”
mendefinisikan “manajemen diartikan sebagai proses yang khas yang terdiri atas
Manajemen menurut Prof. Drs. Oei Liang Lie dalam Agus Sabardi (2001:3)
terutama sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan.”
organisasi maka pekerjaan yang berat dan sulit akan dapat diselesaikan dengan
diperbantukan pada kantor Pusat Lembaga Administrasi Negara dari tahun 1977-
oleh individu satu sama lain untuk mencapai suatu tujuan organisasi dengan
berupaya agar rencana yang sudah ditetapkan dapat tercapai dengan efektif dan
teknik, cara yang mungkin dapat digunakan oleh seorang manajer atau prinsipal
untuk menjamin agar segala aktivitas yang dilakukan oleh dan di dalam organisasi
rencana yang ditetapkan, perintah yang dikeluarkan, dan prinsip yang dianut.Juga
sudah dilaksanakan sesuai tujuan atau penyimpangan dari tujuan yang diinginkan.
perencanaan tidak jauh menyimpang dari hasil yang diperoleh pada saat
pelaksanaan.
tujuan organisasi dan untuk mengetahui kelemahan dan kesalahan agar dapat
sebagai berikut:
b. Mengukur kinerja.
kepada bawahan karena berdasarkan itulah dapat diketahui apakah bawahan sudah
kepada bawahan dapat diawasi pekerjaan seorang bawahan. Setelah kedua prinsip
harus diawasi.
yaitu:
dimulai dari awal kegiatan, proses kegiatan hingga akhir kegiatan guna mencapai
a. Waktu Pengawasan
Macam-macam pengawasan itu dibedakan atas: (a)
pengawasan preventif dan (b) pengawasan repressif. Dengan
pengawasan preventif dimaksudkan pengawasan yang dilakukan
sebelum terjadinya penyelewengan, kesalahan atau deviation.Jadi,
diadakan tindakan pencegahan agar jangan terjadi kesalahan-
kesalahan di kemudian hari. Dengan pengawasan repressif,
dimaksudkan pengawasan setelah rencana sudah dijalankan, dengan
kata lain diukur hasil-hasil yang dicapai dengan alat pengukur
standar yang telah ditentukan terlebih dahulu.
b. Objek Pengawasan
Menurut Beishline, pengawasan berdasarkan objeknya dapat
dibedakan atas (1) kontrol administrative dan (2) kontrol operatif.
Kontrol operatif untuk bagian terbesar berurusan dengan tindakan,
akan tetapi kontrol administrative berurusan dengan tindakan dan
pikiran.
c. Subjek Pengawasan
Pengawasan dibedakan atas dasar penggolongan siapa yang
mengadakan pengawasan, maka pengawasan itu dapat dibedakan
atas (1) pengawasan intern dan (2) pengawasan ekstern.Yang
dimaksud pengawasan intern adalah pengawasan yang dilakukan
oleh atasan dari petugas bersangkutan. Oleh karena itu, pengawasan
semacam ini disebut juga pengawasan vertikal atau formal.Yang
dimaksud dengan pengawasan formal karena yang melakukan
pengawasan adalah orang-orang berwenang. Orang-orang yang
melakukan pengawasan ekstern adalah orang-orang di luar
organisasi bersangkutan. Pengawasan jenis terakhir ini lazim pula
disebut pengawasan sosial (social control) atau pengawasan
informal.
25
dari:
berikut:
pengawasan adalah:
adalah mengevaluasi hasil dari pekerjaan yang dilakukan sesuai dengan target
ditemukan.
berasal dari bahasa latin Immigratio. Kata kerjanya adalah Immigreren, dalam
bahasa Latin imigrare. Kata imigrasi terdiri dari dua suku kata, yaitu “in” yang
artinya “dalam” dan ”migrasi” yang artinya “pindah”, datang, masuk atau
berikut:
negara asing dari orang-orang yang berniat untuk menumpang hidup atau mencari
nafkah dan sedikit atau banyak menjadikan negara itu untuk tempat berdiam atau
“Hal ikhwal lalu lintas orang yang masuk atau keluar wilayah Negara
Republik Indonesia serta pengawasannya dalam rangka menjaga
tegaknya kedaulatan Negara”.
adalah tiap orang bukan warga negara Indonesia yang mampu melakukan
pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa
asing adalah untuk memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan
professional pada bidang tertentu yang belum dapat diduduki oleh tenaga kerja
maupun daerah dengan jalan mempercepat alih ilmu pengetahuan dan teknologi
Indonesia sendiri.
a. instansi pemerintah.
b. badan-badan internasional
31
Menteri. Pengertian Tenaga Kerja Asing juga dipersempit yaitu warga negara
mempekerjakan tenaga kerja asing wajib memiliki izin tertulis dari Menteri atau
pejabat yang ditunjuk. Untuk memberikan kesempatan kerja yang lebih luas
penelitian, maka peneliti menelusuri beberapa jurnal penelitian yang kurang lebih
membahas topik yang relevan dengan peneliti yaitu Pengawasan Tenaga Kerja
Asing di Kota Cilegon. Peneliti terdahulu ini dapat berfungsi sebagai data
Pertama, penelitian thesis tahun 2016 yang dilakukan oleh Tony Mirwanto
Indonesia”
asing dengan menggunakan visa kunjungan wisata kerap kali terjadi, umumnya
digunakan dalam rangka bekerja sebagai Tenaga Kerja Asing (TKA) pada
negeri dan berkurangnya pendapatan Negara dari sisi penggunaan Tenaga Kerja
Asing.
penggunaan Izin Tinggal Tenaga Kerja Asing yang bekerja pada Perusahaan
34
Izin Tinggal Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja pada Perusahaan
yang ada, yaitu 1) Sistem pengaturan penggunaan Izin Tinggal TKA pada
Dimana kedua Undang-Undang ini bekerja sebagai suatu sistem hukum yang
saling melengkapi satu sama lain. 2) Sistem pengawasan Izin Tinggal TKA pada
BVKW (Bebas Visa Kunjungan Wisata), dimana kebijakan ini sangat rawan
rangka melakukan pengawasannya. Terutama bagi warga negara Cina yang kerap
kepadanya seperti menjadi Tenaga Kerja Asing (TKA) illegal dalam kegiatan
orang asing yang akan berkegiatan sebagai TKA di Indonesia. Mengingat masih
tingginya jumlah pelanggaran hukum yang dilakukan oleh sejumlah warga negara
dari negara Cina. 2) Selain mengadakan rapat TIMPORA yang diketuai oleh
pihak Imigrasi agar lebih sering ditindak lanjuti dengan kegiatan yang nyata
ada di wilayah kerjanya masing-masing dan terdapat integrasi data secara online
antara instansi terkait dalam rangka pengawasan orang asing yang melakukan
untuk bekerja namun menggunakan perspektif teori yang berbeda serta penelitian
yang Tony Mirwanto lakukan lebih kepada sistem hukum dari pengawasan
saat ini yaitu dalam metode penelitian yang digunakan oleh peneliti. Penelitian
Kedua, penelitian Skripsi tahun 2017 yang dilakukan oleh Saputri Ratu
“Pelaksanaan Pengawasan Tenaga Kerja Asing oleh Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandar Lampung”
36
Tenaga Kerja Asing oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung, Menurut
tentang tata cara penggunaan tenaga kerja asing dalam Bab VIII pasal 22 Ayat (1)
pengendalian pengunaan tenaga kerja asing dan dalam ayat (2) izin
oleh Direktur atau Gubernur atau Bupati/Walikota, melalui Dinas Tenaga Kerja.
pendekatan empiris. Sumber data dari penelitian ini adalah data primer, data
skunder, dan data tersier. Analis data dilakukan dengan cara deskriptif kualitatif.
pengawasan ketenagakerjaan yang dilakukan oleh dinas tenaga kerja kota bandar
pemberian izin memperkerjakan Tenaga kerja Asing (IMTA) pada Dinas Tenaga
Kerja Kota Bandar Lampung. Faktor –faktor penghgambat dalam pemberian izin
memperkerjakan Tenaga Kerja Asing (IMTA) pada Dinas Tenaga Kerja Kota
Bandar Lampung antara lain: 1) Pihak pengguna TKA lalai, dengan sengaja tidak
Kurangnya kordinasi antara kantor imigrasi yang menerbitkan izin tinggal dengan
37
pengawasan dan pengendalian oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Bandar Lampung
terhadap TKA yang ada di Kota Bandar Lampung, 4) Belum optimalnya program
berbeda lokasi penelitian dan penelitian ini juga menggunakan analisis data yang
Adapun perbedaan dengan penelitian yang sedang dilakukan saat ini yaitu
dalam metode penelitian yang digunakan oleh peneliti. Penelitian yang dilakukan
dengan pendekatan kualitatif. Tetapi analisis data yang digunakan sama yaitu
penting yaitu:
3. Banyaknya Tenaga Kerja Asing yang sudah memiliki KITAS dan yang
Handoko (2011:373) dan teori tujuan penggunaan Tenaga Kerja Asing menurut
Permasalahan Penelitian:
1. Terdapat Tenaga Kerja Asing illegal di Kota Cilegon yang menyalahgunakan dokumen
perizinan kunjungan untuk bekerja.
2. Kurangnya koordinasi dalam pengawasan yang dilakukan oleh Kantor Imigrasi Kelas II
Cilegon dengan TIMPORA.
3. Banyaknya Tenaga Kerja Asing yang sudah memiliki KITAS dan yang sudah pindah keluar
negeri tetapi agen/perusahaan tidak melapor untuk dibuatkan Surat Keterangan Tempat
Tinggal.
Sub-Sub Fokus:
Outcome : Pengawasan Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon dapat berjalan dengan maksimal
40
Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon. Namun berdasarkan observasi awal yang
peneliti lakukan bahwa pengawasan Tenaga Kerja Asing belum terlaksana dengan
baik. Hal ini didasarkan pada masih terdapat beberapa permasalahan yang terjadi
oleh Tenaga Kerja Asing tersebut seperti (i) Terdapat Tenaga Kerja Asing illegal
bekerja. (ii) Kurangnya koordinasi dalam pengawasan yang dilakukan oleh Kantor
Asing yang sudah memiliki KITAS dan yang sudah pindah keluar negeri tetapi
Tinggal. Dari permasalahan tersebut oleh karena itu dibutuhkan pengawasan yang
baik oleh Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten, Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon
dan instansi terkait yang tergabung dalam Tim Pengawasan Orang Asing
METODE PENELITIAN
untuk meneliti pada kondisi obyek yang ilmiah, (sebagai lawannya adalah
pada generalisasi.
adalah pengumpulan data dari suatu latar ilmiah dengan menggunakan metode
ilmiah dan dilakukan oleh orang atau peneliti yang tertarik secara ilmiah.Jelas
41
42
bagaimana Pengawasan Tenaga Kerja Asing yang dilakukan oleh Dinas Tenaga
Kerja, Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon dan SKPD terkait yang tergabung dalam
Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Banten (KP3B) Jl. Syeh Nawawi Al-
Bantani Palima Kota Serang, Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon di Jl. Raya
Cilegon di Jalan Raya Merak Km. 116 RT/RW 001/002 Rawa Arum, Grogol,
tentang konsep dari variabel yang akan diteliti menurut pendapat peneliti
43
1. Pengawasan
Mengacu dari definisi konsep serta teori yang dipakai oleh peneliti,
tersebut adalah:
ada.
dilakukan segera.
paling fatal.
diambil.
kerja yang terampil dan professional pada bidang tertentu yang belum
dapat diduduki oleh tenaga kerja lokal serta sebagai tahapan dalam
wawancara, serta memilih informan yang akan dijadikan sumber informasi dalam
informan kunci (key informan) di dapat dalam situasi yang sesuai dengan fokus
langsung memberi peluang bagi peneliti untuk menentukan sampel dari sekian
(secondary informan) berfungsi sebagai cara alternatif bagi peneliti yang tidak
dapat menentukan partisipasi secara langsung. Dan teknik yang digunakan adalah
sedang diteliti. Maka peneliti menentukan yang akan menjadi informan seperti
tabel berikut:
Tabel 3.1
Daftar Informan
No Informan Keterangan
1. Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten Key Informan
a. Wawancara
pengawasan.
Tabel 3.2
Pedoman Wawancara
b. Observasi
berperan serta (partisipan) dan yang tidak berperan serta (non partisipan).
observasi non partisipan. Karena dalam penelitian ini peneliti tidak terlibat
c. Dokumentasi
2007:126) dokumen adalah setiap bahan tertulis atau film, gambar dan foto-
d. Studi Kepustakaan
diperoleh dari berbagai referensi baik buku ataupun jurnal ilmiah yang
proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
teknik analisis data kualitatif model interaktif dari Miles dan Huberman
Dari gambar 3.1 di atas dapat dilihat bahwa pada prosesnya peneliti
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan
polanya. Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk
itu maka perlu dicatat secara teliti dan rinci. Reduksi data dapat diartikan
terus sampai laporan akhir penelitian tersusun lengkap. Dengan demikian data
yang telah di reduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas, dan
dapat dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori
dan selanjutnya, yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam
bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-bukti yang
apabila kesimpulan yang dikemukakan pada tahap awal didukung oleh bukti-
Data yang valid adalah data yang tidak berbeda antara data yang
dilaporkan oleh peneliti dengan yang sesungguhnya terjadi pada obyek penelitian.
55
Dalam penelitian kualitatif data bersifat majemuk dan dinamis, sehingga tidak ada
data yang bersifat konsisten dan berulang seperti semula. Adapun untuk pengujian
a. Triangulasi Sumber
b. Triangulasi Teknik
yaitu untuk menguji kredibiltas data dilakukan dengan cara mengecek data
c. Member Check
yaitu proses pengecekan data yang kita peroleh kepada pemberi data.
Tujuannya untuk mengetahui seberapa jauh data yang kita peroleh sesuai
dengan apa yang diberikan oleh pemberi data. Jika data yang kita temukan
itu disepakati oleh pemberi data, hingga data tersebut valid sehingga
Waktu Penelitian
No Kegiatan 2016 2017
Oktober November Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
1 Pengajuan Judul
2 Obserfasi Awal
3 Persetujuan Judul Skripsi
4 Pengumpulan Data
5 Penyusunan Laporan Bab 1-3
6 Seminar Ujian Proposal
7 Revisi Proposal
8 ACC Lapangan
9 Proses Pencarian Data di Lapangan
10 Pengolahan Data
11 Penyusunan Data Hasil Penelitian
12 Sidang Skripsi
41
BAB IV
yang meliputi lokasi penelitian yang diteliti dan memberikan gambaran umum
wilayah Kota Cilegon, dan gambaran umum Tim Pengawasan Orang Asing
(TIMPORA).
57
58
berbagai bidang baik bidang Fisik, Sosial maupun Ekonomi. Hal ini tidak
Tb. Rifai Halir sebagai Pejabat Walikota Cilegon dan H. Zidan Rivai
Tahun 2002, dibentuklah 4 (empat) kecamatan baru dan hingga tahun 2017
Cilegon terbagi atas 2 (dua) kelurahan dan 41 (empat puluh satu) desa
kecamatan dan 43 (empat puluh tiga) kelurahan yang tersebar kurang lebih
Gambar 4.1
besar dan sedang, kecil dan industri kerajinan di kawasan Provinsi Banten,
pada perlintasan orang dan barang dari Pulau Jawa ke Pulau Sumatera atau
kota yang efisien, efektif dan ramah lingkungan menjadi visi yang harus
daya dukung sumber daya, baik sumber daya aparatur maupun sumber
daya alam.
Orang Asing yang anggotanya terdiri atas badan atau instansi pemerintah
terkoordinasi.
Keputusan Menteri yang diketuai oleh Menteri atau Pejabat Imigrasi yang
langsung dengan keberadaan dan kegiatan Orang Asing. Selain itu, Tim
kepada pimpinan instansi terkait atau instansi lain yang memerlukan dalam
hasil penelitian. Data ini didapat dari hasil penelitian dengan menggunakan teknik
analisa data kualitatif. Dalam penelitian ini mengenai Pengawasan Tenaga Kerja
63
Asing di Kota Cilegon, mengingat bahwa jenis data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah pendekatan kualitatif, maka data yang diperoleh berbentuk
kata dan kalimat dari hasil wawancara, observasi, serta data atau hasil
dokumentasi lainnya. Dalam penelitian ini kata-kata dan tindakan orang yang di
Data yang diperoleh dari hasil wawancara, observasi lapangan, dan kajian pustaka
Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Banten
6. Kode I3-1 untuk menunjukan daftar informan dari Kasi Penempatan Dalam
Cilegon
10. Kode I6 untuk menunjukan daftar informan dari Kepala Urusan Pembinaan
11. Kode I7 untuk menunjukan daftar informan dari Staff administrasi PT.
13. Kode I9 untuk menunjukan daftar informan dari Kepala Kantor Kecamatan
Ciwandan
14. Kode I10 untuk menunjukan daftar informan dari Tenaga Kerja Asing yang
yang dianggap sesuai dengan permasalahan penelitian dan kerangka teori yang
dapatkan baik dari Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon maupun dari SKPD terkait
dan perusahaan-perusahaan yang menjadi informan peneliti. Selain itu bentuk data
kegiatan dari pengawasan Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon. Alasan peneliti
menggunakan data berupa foto dapat menghasilkan data deskriptif yang cukup
Seperti yang telah dipaparkan dalam bab sebelumnya. Bahwa dalam proses
analisa dalam penelitian ini yaitu dengan menggunakan model interaktif yang
telah dikembangkan oleh Miles and Huberman yaitu dalam penelitian kualitatif
masih berlangsung, dalam mereduksi data ini peneliti dipandu oleh tujuan yang
dicapai, adapun tujuan utama dari penelitian kualitatif ini adalah pada temuan
mengenai tema penelitian yaitu Pengawasan Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon.
66
mendisplaykan data atau penajian data. Penyajian data tersebut data mampu
Dalam penelitian inipenyajian data dilakukan secara teks yang bersifat kualitatif
adalah verifikasi data. Dari awal pengumpulan data, peneliti mulai mencari arti
akan terus berubah selama proses pengumpulan data masih terus berlangsung.
Akan tetapi, apabila kesimpulan tersebut didukung oleh adat yang valid dan
kembali apakah kesimpulan yang dibuat telah selesai. Dalam penelitian ini
penulisan yang dipakai adalah persentase data yang didapat yaitu, penulisan data-
teknik.
aparatur pelaksana pengawasan, pihak imigrasi dan pihak-pihak lain yang terlibat
Aparatur pelaksana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah mereka yang
Asing (TKA) adalah Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten beserta dinas-dinas
terkait yang tergabung dalam TIMPORA seperti Dinas Tenaga Kerja Kota
Sipil Kota Cilegon, Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Cilegon dan
Pada penelitian ini, penentuan informan dibagi menjadi dua yaitu key
informan dan secondary informan. Key informan sebagai informan utama yang
68
Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten, Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon, Kantor
Imigrasi Kelas II Kota Cilegon, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota
Cilegon, Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Cilegon dan Kepolisian Kota
Cilegon, untuk keabsahan data dan untuk menggali secara mendalam mengenai
penelitian ini maka peneliti pun mengambil informan diluar aparat pelaksana.
Informan tersebut diantaranya yaitu PT. Sankyu Indonesia Internasional dan PT.
Adapun informan dalam penelitian ini terdiri dari 2 pegawai Dinas Tenaga
Kerja Provinsi Banten, 2 pegawai Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon, 1 pegawai
Catatan Sipil Kota Cilegon, 1 pegawai Dinas Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
diantaranya:
69
Tabel 4.1
Keterangan Informan
No Kode Nama Keterangan Jabatan/Pekerjaan
Informan
1 I1-1 Ubaidillah Key Informan Kepala Bidang
Pengawasan
Ketenaga kerjaan di
Dinas Tenaga Kerja
Provinsi Banten
2 I1-2 Andika Maulana Secondary Pelaksana
Penempatan Tenaga
Informan
Kerja Dalam dan
Luar Negeri di
Dinas Tenaga Kerja
Provinsi Banten
3 I2 Sahat Pasaribu Key Informan Kepala Kantor
Imigrasi Kelas II
Kota Cilegon
4 I3-1 Wawan Gunawan Secondary Kasi Penempatan
Dalam Negeri di
Informan
Dinas Tenaga Kerja
Kota Cilegon
5 I3-2 Ahmad Taufan Taufani Secondary Staff Fungsional
Pengantar Kerja di
Informan
Dinas Tenaga Kerja
Kota Cilegon
6 I4 Kusmajaya Secondary Kepala Bidang
Pelayanan
Informan
Pendaftaran
Penduduk di Dinas
Kependudukan dan
70
dalam penelitian ini. Adapun data-data lain yang merupakan sebagai informasi-
Deskripsi hasil penelitian ini merupakan suatu data dan fakta yang peneliti
dapatkan langsung dari lapangan serta disesuaikan dengan teori yang peneliti
Handoko (2011:373) dan teori tujuan penggunaan Tenaga Kerja Asing menurut
kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan professional, terpusat pada titik-titik
masalah dalam penelitian ini yaitu, “Bagaimana pengawasan Tenaga Kerja Asing
dari kedua teori tersebut dalam menjalankan aktivitas manajemen tersebut. Dalam
diteliti.
Gambar 4.2
Spanduk Peringatan TKI dan TKA Ilegal di depan Kantor Imigrasi
a. instansi pemerintah
b. badan-badan internasional
c. perwakilan negara asing
d. organisasi internasional
e. kantor perwakilan dagang asing, kantor perwakilan perusahaan asing,
kantor perwakilan berita asing
f. perusahaan swasta asing, badan usaha asing yang terdaftar di instansi
yang berwenang
g. badan hukum yang didirikan berdasarkan hukum Indonesia dalam
bentuk Perseroan Terbatas atau Yayasan
h. lembaga sosial, keagamaan, pendidikan dan kebudayaan, dan
i. usaha jasa impresariat.
Namun menurut pernyataan dari pihak Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon,
Tenaga Kerja Asing (TKA) yang bekerja di Kota Cilegon rata-rata bekerja di
perusahaan swasta asing atau Perseroan Terbatas (PT) yang berbasis industri.
Tahun 2015 bahwa pemberi kerja TKA yang memperkerjakan 1 (satu) orang TKA
74
perusahaan pemberi kerja TKA. Tetapi pada tahun yang sama, peraturan tersebut
Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2015. Hal ini menjadi salah satu
Cilegon karena pasalnya pemberi kerja bebas memasukan TKA dengan jumlah
yang lebih banyak dibandingkan jumlah TKI yang bekerja. Seperti yang
dipaparkan oleh Bapak Ahmad Taufan Taufani selaku Staff Fungsional Pengantar
dihapus, tetapi peraturan mengenai Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Indonesia
atas peraturan menteri ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata Cara
Penggunaan Tenaga Kerja Asing. Dan peneliti juga mewawancarai Tenaga Kerja
Asing yang bekerja di Kota Cilegon terkait dengan syarat bisa berbahasa
Indonesia dengan I10 yaitu Bapak Park Kwang Ho asal Korea Selatan yang bekerja
sebagai Direktur PT. Jaya Alam Sarana yang mengatakan bahwa tidak adanya
75
syarat bisa berbahasa Indonesia bagi Tenaga Kerja Asing yang ingin bekerja di
“Tidak ada. Pertama datang untuk bekerja disini bisa berbahasa English
Tenaga Kerja Asing bisa berbahasa Indonesia karena semua peraturan untuk
Asing yang dilakukan oleh Pemerintah Daerah khususnya yang tergabung dalam
dokumen tempat tinggal bagi Tenaga Kerja Asing yang bertempat tinggal di Kota
yang menyatakan:
oleh aparatur yang tergabung dalam Timpora yaitu Kepolisian, DKCS dan
77
Kota Cilegon bahwa terdapat Tenaga Kerja Asing yang tidak memakai
visa untuk bekerja. Padahal seharusnya untuk bekerja disini Tenaga Kerja
Asing harus memiliki visa dengan maksud bekerja wilayah Indonesia dan
Tenaga Kerja Asing) yang diberikan oleh pusat. Setelah Tenaga Kerja
dari I5:
telah ditetapkan.
yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon khususnya pada
oleh pusat. Berikut yang disampaikan oleh Bapak Ahmad Taufan Taufani
Imigrasi Kelas II Cilegon dan instansi terkait dalam Timpora Kota Cilegon
menyatakan:
81
hanya dilakukan dua kali dalam setahun dan disesuaikan dengan anggaran
yang ada. Senada dengan yang telah disampaikan oleh I2, I5 juga
Cilegon sendiri pada awal tahun 2017 baru saja mengadakan sosialisasi
I9 :
Pengawasan yang dilakukan oleh Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten dan
83
lanjuti pengawasannya.
Cilegon hanya dilakukan dua kali dalam setahun secara gabungan. Untuk
profesional
informasi yang mudah dipahami dan bersifat obyektif serta lengkap. Hal
bersifat obyektif serta lengkap. Dalam hal ini Pemerintah Daerah harus
Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Asing oleh Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon dilakukan dengan dua cara
yaitu:
Terbuka itu yang dilakukan oleh TIMPORA dengan tugas pokok dan
Kota Cilegon dalam mengawasi tenaga kerja asing dilakukan dengan dua
instansi terkait.
sebagai I6:
Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Kota Cilegon dan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Cilegon. Masing-
Orang Asing (Timpora) Kota Cilegon sendiri memiliki dua tim yaitu tim
Cilegon dan tim pengawasan lembaga orang asing yang diketuai oleh
87
yang tidak lengkap terhadap tenaga kerja asing tersebut maka Dinas
terbagi dalam dua tim yaitu tim pengawasan orang asing dari Kantor
88
Imigrasi Kelas II Cilegon dan tim pengawasan lembaga orang asing dari
dan Catatan Sipil (DKCS) Kota Cilegon tergabung dengan dua tim
dan KTP/KK apabila TKA memegang Kartu Izin Tinggal Tetap (KITAP).
Mayarakat (LSM) yang dibentuk oleh Orang Asing yang tinggal di Kota
Cilegon. Tetapi di Kota Cilegon belum ada LSM yang dibentuk oleh orang
89
asing karena sejauh iniorang asing yang tinggal di Kota Cilegon hanya
Politik selaku ketua dari tim pengawasan lembaga orang asing hanya ikut
mengawasi Tenaga Kerja Asing yang dibentuk oleh Kantor Imigrasi Kelas
Catatan Sipil Kota Cilegon dalam mengawasi Tenaga Kerja Asing Kota
dengan tugas pokok dan fungsi dari masing-masing instansi yang berkaitan
bersama oleh Timpora. Dari hasil rapat evaluasi tersebut apabila terdapat
91
strategis.
perusahaan yang diduga terdapat tenaga kerja asing illegal. Hal yang
informasi dari hasil yang didapat kepada setiap instansi yang tergabung
tersebut sebesar Rp. 800.000,-. Hal ini dijelaskan oleh Bapak Sahat
menyatakan:
untuk APBD yang didapatkan dari retribusi yang terkait dengan izin
Asing (IMTA) dikenakan retribusi daerah sebesar $100 per bulan dan
masa berlaku IMTA untuk satu tahun maka dikenakan biaya retribusi
dilakukan di Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon, jika bekerja di dua atau
dilakukan di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten, dan jika bekerja di dua
berikut:
yang sama mengenai retribusi izin tenaga kerja asing yang menyatakan
bahwa:
tempat makan yang disesuaikan dengan Tenaga Kerja Asing yang masuk
peralatan, ruang gedung dan pelatihan untuk tenaga kerja lokal Kota
Cilegon. Seperti yang dikatakan oleh Bapak Ahmad Taufan Taufani selaku
sebagai I9 :
Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon, Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten
tetap melibatan Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon karena sebagian ijin
100
I1-1:
Timpora ada dua yaitu Tim Pengawasan Orang Asing yang diketuai oleh
Asing yang diketuai oleh Kesbangpol Kota Cilegon. Kedua tim tersebut
bersama karena di Kota Cilegon tidak ada Lembaga yang dibuat oleh
Orang Asing jadi Badan Kesbangpol Kota Cilegon tetap ikut berkoordinasi
Asing. Seperti yang dipaparkan oleh Kepala Kantor Imigrasi sebagai I 2-1
tugas pokok dan fungsi masing-masing, melakukan rapat kerja dan rapat
setahun sekali dan bentuk dari pengawasan tersebut lebih kepada interview
Dan perusahaan wajib memberikan laporan data tenaga kerja asing yang
Tenaga Kerja Dalam dan Luar Negeri di Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Catatan Sipil Kota Cilegon. Berikut pernyataan dari Bapak Ahmad Junaedi
“Ada, tahun ini baru aja ada sosialisasi dari DKCS yang
melibatkan RT, RW yang diperkirakan ada orang asing. Dan juga
mengundang perusahaan-perusahaan yang terdapat orang
asingnya.” (17 Mei 2017, pukul 11:00, di Kantor Kecamatan
Ciwandan)
Kerja Asing, dan satu staff pengawasan. Dan untuk jumlah pengawas di
orang. Berikut pemaparan dari Bapak Sahat Pasaribu selaku Kepala Kantor
mengawasi Tenaga Kerja Asing. Seperti yang dijelaskan oleh Bapak Hadi
berikut:
Daerah dalam pengawasan Tenaga Kerja Asing sudah cukup baik karena
pengawas saya rasa masih kurang jika di dalam satu instansi hanya diambil
dua orang pengawas saja karena dalam Tahun 2016 ada 1240 TKA yang
bekerja di Kota Cilegon. Seperti data jumlah Tenaga Kerja Asing yang
Tabel 4.2
Tahun Jumlah
2015 1083
2016 1240
menunjukkan baik deteksi atau deviasi dari standar tindakan koreksi apa
petugas pengawas harus jeli dalam melihat kesempatan atau peluang yang
dilakukan oleh Tenaga Kerja Asing atau perusahaan maupun pada petugas
Hukum Acara Pidana dan untuk Tenaga Kerja Asing atau perusahaan yang
yang sudah menjadi bagian dari tugas pokok atau SOP instansi lain maka
Adapun alur perizinan yang harus diikuti oleh Tenaga Kerja Asing
Hal tersebut sama seperti yang dipaparkan oleh I1-1 dan I1-2. I1-1
Gambar 4.3
kerja. Jika lokasi kerja di Kota Cilegon maka yang memperpanjang IMTA
adalah Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon. Berikut gambar contoh IMTA:
112
Gambar 4.4
dokumen lain seperti Izin Tinggal Terbatas (ITAS), Surat Tanda Melapor
dokumen resmi seperti yang dijelaskan diatas maka akan dikenakan sanksi
knowledge kepada para pekerja lokal. Karena TKA yang berada di sebuah
bahwa TKA yang bekerja di perusahaan tersebut banyak yang dari Jepang
“Dari Jepang. Karena ini PMA dari Jepang jadi karyawan pun
dikirim dari Jepang. Kalau jumlah TKA yang masuk sih tergantung
dikirim dari Jepangnya, kalau minimal jabatan itu untuk supervisor
atau skill.” (8 Mei 2017, pukul 14:30 di PT. Sankyu Indonesia
Internasional)
Dan hal yang senada pun dikatakan oleh I8 yaitu Bapak Ahmad Sobri
menyatakan:
“Jepang. Karena kita PMA dari Jepang.TKA yang dikirim dari sini
adalah karyawan dari mother company kita yang ada di
Jepang.Biasanya yang disini pun manager jabatannya. Kalau
jumlah dan jabatan batasannya dari mother company kita, dulu
pernah ada yang selevel operator, tapi untuk saat ini TKA yang ada
disini selevel dengan manager.” (2 Mei 2017, pukul 13:00, di
PT.Nippon Shokubai Indonesia)
Bidang Penempatan Kerja Dinas Tenaga Kerja di Provinsi Banten
dan Kota Cilegon yang bertugas dalam penempatan tenaga kerja asing juga
mengatakan yang sama bahwa TKA yang masuk untuk bekerja di Kota
Cilegon merupakan bawaan dari perusahaan asing asal negara tertentu. Itu
juga yang menyebabkan di Kota Cilegon lebih banyak TKA asal Korea,
berinvestasi dengan ketiga negara tersebut. Jadi otomatis tenaga kerja yang
mereka bawa sebagai tenaga ahli pun mengutamakan yang berasal dari
memiliki batas jabatan yang boleh diduduki yaitu jabatan untuk direktur
atau komisaris. Tetapi fakta yang saya dapat dari berbagai sumber media
elektronik bahwa banyak pekerja Cina yang bekerja sebagai buruh di Kota
tenaga kerja dari Cina karena teknologi yang dipakai juga dari Cina jadi
yang mengungkapkan:
dan education yang diberikan oleh pihak Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon
Kerja Asing yang datang ke Indonesia harus yang tenaga ahli jadi justru
Tenaga Kerja Asing lah yang memberikan ilmu kepada Tenaga Kerja
Lokal. Hal tersebut seperti yang dipaparkan oleh I1-1 yang menyatakan
bahwa:
117
“TKA itu harus yang sudah tenaga ahli jadi tidak ada lagi pelatihan
dari sini. Kalau bahasa wajib punya walaupun di peraturan sudah
di hapus tetapi setidaknya harus bisa. Atau harus punya TKI
pendamping.” (22 Mei 2017, pukul 14:00 di Disnaker Provinsi
Banten)
Hal yang senada juga diungkapkan oleh I3-2 yaitu Bapak Ahmad
“Tidak ada, kalau pelatihan tidak ada. Jadi tujuan adanya TKA itu
pertama untuk transfer knowledge konsep awal adanya mereka itu
adalah transfer knowledge, ketika TKA ini sudah mentransfer
ilmunya kepada TKI harapannya TKA tidak perlu lama-lama lagi
ada di Indonesia setelah memberikan ilmunya kepada pekerja
lokal.” (12 Mei 2017, pukul 09:25 di Disnaker Kota Cilegon)
Dari hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa tidak adanya
training atau education yang diberikan oleh Dinas Tenaga Kerja Provinsi
Banten maupun Kota Cilegon kepada TKA karena sudah adanya batasan
4.4 Pembahasan
Pembahasan merupakan isi dari hasil analisis data dan fakta yang peneliti
bagian ini, peneliti akan membahas mengenai fokus penelitian yaitu Pengawasan
Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon disesuaikan dengan teori yang peneliti
Handoko (2011:373) dan teori tujuan penggunaan Tenaga Kerja Asing menurut
118
kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan professional, terpusat pada titik-titik
berdasarkan hasil analisis data dan fakta yang peneliti dapatkan di lapangan yaitu
keakuratan data yang diperoleh dari Timpora dan Kominda Kesbangpol Kota
Cilegon, serta pengawasan yang dilakukan sesuai dengan jadwal yang ditetapkan
Disnaker Kota Cilegon bahwa terdapat Tenaga Kerja Asing yang tidak memakai
visa untuk bekerja. Setelah diperiksa oleh Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon
dokumen, padahal seharusnya untuk bekerja disini Tenaga Kerja Asing harus
119
memiliki visa dengan maksud bekerja di Kota Cilegon dan dibuatkan RPTKA
(Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing) yang dibuat oleh pemberi kerja dan
oleh pusat. Setelah Tenaga Kerja Asing (TKA) tersebut mendapatkan izin,
pemberi kerja wajib melapor kepada Disnaker Kota Cilegon. Jika tidak maka
Tenaga Kerja Asing tersebut dinyatakan illegal. Jadi informasi yang diberikan
Cilegon juga diperoleh dari Komunitas Inteligent Daerah atau Kominda yang
berada di semua instansi terkait yang dibawahi oleh Kesbangpol Kota Cilegon,
jadi setiap instansi memiliki Kominda yang bertugas mencari dan memberikan
informasi-informasi atau data mengenai Tenaga Kerja Asing setiap bulannya yang
instansi memiliki data yang berbeda-beda sesuai dengan keberadaan Tenaga Kerja
Asing di Kota Cilegon. Seperti misalnya Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon
yang tercatat berbeda-beda. Dan informasi data Tenaga Kerja Asing yang berada
di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten dengan Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon
pun berbeda meskipun data yang di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten
merupakan data Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon. Hal tersebut karena
120
sesuai dengan lokasi bekerjanya TKA tersebut. Jika hanya bekerja di Kota
lokasi tempat TKA bekerja di dua atau lebih kota/kabupaten Provinsi Banten
apabila terdapat informasi dalam situasi-situasi tertentu. Dalam hal ini Bidang
yang dilakukan secara mendadak apabila terdapat informasi atau temuan terkait
masalah dalam Tenaga Kerja Asing, sedangkan Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon
lapangan apabila ada Tenaga Kerja Asing yang ingin memperpanjang IMTA, jika
ditemukan masalah dokumen perizinan maka Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon
lapangan setiap bulannya apabila ada yang ingin memperpanjang IMTA yang
Timpora yang diketuai oleh Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon hanya dilakukan dua
121
kali dalam setahun dan pengawasan gabungan yang dilakukan oleh Timpora yang
diketuai oleh Kesbangpol Kota Cilegon dilakukan tiga kali dalam setahun. Dan
tugas pokok yang di jalani memiliki jadwal rutin masing-masing yang nantinya
Timpora.
Berdasarkan hasil analisis data dan fakta yang peneliti dapatkan di lapangan,
terdapat rencana kerja yang dibuat oleh masing-masing intansi yang memiliki
tugas dalam pengawasan tenaga kerja asing di Kota Cilegon. Bidang Pengawasan
di Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten memiliki target minimal dapat mengawasi
Tenaga Kerja Asing di dalamnya yang dilakukan dalam satu bulan. Dalam
pengawasan Tenaga Kerja Asing yang sama yaitu dilakukandengan dua cara
sebagai berikut:
yang dilakukan oleh TIMPORA dengan tugas pokok dan fungsinya masing-
Cilegon sendiri.
pengawasan orang asing dari Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon dan tim
pengawasan lembaga orang asing dari Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Cilegon.
Pihak Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil (DKCS) Kota Cilegon tergabung
dengan dua tim tersebut karena DKCS mengawasi Tenaga Kerja Asing yang
TKA tersebut memegang Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS), dan KTP/KK
pengawasan yang dilakukan oleh Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota
oleh Orang Asing yang tinggal di Kota Cilegon. Tetapi di Kota Cilegon belum ada
LSM yang dibentuk oleh orang asing karena sejauh ini orang asing yang tinggal di
Kota Cilegon hanya memiliki keperluan untuk bekerja saja. Jadi Badan Kesatuan
Bangsa dan Politik selaku ketua dari tim pengawasan lembaga orang asing hanya
ikut mengawasi Tenaga Kerja Asing yang dibentuk oleh Kantor Imigrasi Kelas II
Sipil Kota Cilegon dalam mengawasi Tenaga Kerja Asing Kota Cilegon yang
123
Pemerintah Daerah Kota Cilegon yang tergabung dalam Timpora melakukan rapat
evaluasi tersebut apabila terdapat permasalahan dalam tenaga kerja asing lagi
maka akan dilakukan pengawasan lagi. Rapat evaluasi yang dijalankan oleh
Cilegon.
prosedur yang telah ditentukan, maka para pengawas melakukan monitoring atau
mengecek data keadministrasian yang ada di setiap instansi dan dicek langsung
lapangan termasuk menyelidiki tenaga kerja asing yang ada di Kota Cilegon.
memberikan informasi dari hasil yang didapat kepada setiap instansi yang
Kantor Imgrasi Kelas II Cilegon secara khusus memiliki anggaran sendiri dalam
petugas pengawas untuk menyamar agar tidak terlihat sebagai pengawas dari
penyamaran ini dilakukan apabila terdapat Tenaga Kerja Asing yang diketahui
yang di dapat dari retribusi pembuatan Izin Memperkerjakan Tenaga Kerja Asing
dikenakan retribusi daerah sebesar $100 per bulan dan masa berlaku IMTA untuk
satu tahun maka dikenakan biaya retribusi sebesar $1200 dan IMTA bisa
dengan lokasi bekerjanya jika bekerja di satu wilayah kota maka perpanjangan
IMTA dilakukan di Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon, jika bekerja di dua atau
Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten, dan jika bekerja di dua atau lebih wilayah
digunakan untuk meningkatkan keahlian kerja tenaga kerja lokal Kota Cilegon.
dan pelatihan untuk tenaga kerja lokal Kota Cilegon. Seperti yang tercantum
2012 tentang Retribusi Pengendalian Lalu Lintas dan Retribusi Perpanjangan Izin
126
IMTA ditetapkan paling tinggi sebesar tarif penerbitan IMTA yang ditetapkan.
yang tidak dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kota Cilegon seperti tempat
tinggal, penginapan, atau tempat makan yang disesuaikan dengan Tenaga Kerja
Asing yang masuk di Kota Cilegon. Karena faktanya Tenaga Kerja Asing yang
sehingga pendapatan untuk tempat tinggal masuk ke dalam APBD Kota Serang
padahal Tenaga Kerja Asing tersebut bekerja di Kota Cilegon. Contohnya seperti
banyaknya Tenaga Kerja Asing yang bekerja di PT. Krakatau Posco yang
Serang dan banyaknya Tenaga Kerja Asing yang menginap di hotel Horizon yang
terletak di Jalan Lingkar Selatan yang sudah termasuk wilayah bagian Kabupaten
Serang
127
kerja asing di Kota Cilegon. Berdasarkan hasil analisis data dan fakta yang
Kota Cilegon terdapat Tim Pengawasan Orang Asing (Timpora) dari instansi-
instansi pemerintah yang terkait dalam pegawasannya yaitu Dinas Tenaga Kerja,
Kantor Imigrasi, Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, Badan Kesatuan Bangsa
Kerja Asing di Kota Cilegon, Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten secara khusus
pada Januari 2017 termasuk Kota Cilegon. Maka yang menangani pengawasan
Tenaga Kerja Asing di Kota Cilegon adalah Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten.
Cilegon tetap melibatan Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon karena sebagian ijin
Dalam pengawasan tenaga kerja asing di Kota Cilegon memiliki dua tim
yaitu Tim Pengawasan Orang Asing yang diketuai oleh Kantor Imigrasi Kelas II
Cilegon dan Tim Pengawasan Lembaga Orang Asing yang diketuai oleh
128
Kesbangpol Kota Cilegon. Kedua tim tersebut memiliki anggota yang sama
sehingga pengawasan sering dilakukan bersama karena di Kota Cilegon tidak ada
Lembaga yang dibuat oleh Orang Asing jadi Badan Kesbangpol Kota Cilegon
tetap ikut berkoordinasi dengan Tim Pengawasan Orang Asing dengan Kantor
Imigrasi Kelas II Cilegon dan instansi terkait lainnya dalam mengawasi Tenaga
pokok dan fungsi masing-masing, melakukan rapat kerja dan rapat evaluasi, dan
dan bentuk dari pengawasan tersebut lebih kepada interview atau wawancara dan
memberikan laporan data tenaga kerja asing yang bekerja di perusahaannya, baik
juga sering diadakannya sosialisasi yang diberikan, baik pada saat proses
Cilegon. Untuk tahun 2017 ini dilakukan sosialisasi yang diadakan oleh Dinas
berkaitan mengenai retribusi daerah seperti PTSP, Bank Banten, DPPKD, Kantor
129
instansi yang tergabung dalam Timpora, terdapat sosialisasi khusus dari masing-
masing. Seperti misalnya Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon yang melakukan
harus dilakukan dalam memperkerjakan tenaga kerja asing sesuai dengan prosedur
yang ditetapkan oleh Kementerian Ketenagakerjaan. Dan ada juga sosialisasi yang
diberikan oleh Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Cilegon mengenai
Tenaga Kerja Asing yang bertempat tinggal di Kota Cilegon serta dokumen-
Dinas Tenaga Kerja Provinsi Banten dalam mengawasi berjumlah 75 orang dan
dibagi berdasarkan kebutuhan dalam rencana kerja yang sesuai dengan situasi
130
wilayah yang diawasi. Untuk jumlah pengawas dalam Kantor Imigasi Kelas II
Cilegon dalam mengawasi Tenaga Kerja Asing sebanyak empat orang yaitu
apabila terdapat projustitia pada Tenaga Kerja Asing, dan satu staff pengawasan.
Timpora sebanyak dua orang. Untuk pihak kepolisian sendiri tidak mempunyai
petugas khusus dalam pengawasan Tenaga Kerja Asing. Yang bertugas dalam hal
Pemerintah Daerah dalam pengawasan Tenaga Kerja Asing sudah cukup baik
karena adanya Tim Pengawasan Orang Asing. Tetapi untuk jumlah petugas
pengawas saya rasa masih kurang jika di dalam satu instansi hanya diambil dua
orang pengawas saja karena dalam Tahun 2016 ada 1240 TKA yang bekerja di
Berdasarkan hasil analisis data dan fakta yang peneliti dapat bahwa
terdapat sanksi sesuai dengan peraturan pemerintah yang telah di tetapkan apabila
terdapat petugas pengawas atau Tenaga Kerja Asing dan perusahaan yang
pelanggaran yang dilakukan oleh Tenaga Kerja Asing atau perusahaan maupun
pada petugas pengawas dilakukan dengan tugas dan SOP dari masing-masing
131
instansi. Dari pengawasan yang dilakukan bersama-sama jika salah satu instansi
menemukan permasalahan yang sudah menjadi bagian dari tugas pokok atau SOP
untuk di tindak lanjuti. Dan jika terdapat Tenaga Kerja Asing atau perusahaan
maupun pada petugas pengawas yang melakukan tindak pidana maka diberikan
13 tahun 2003.
membuat rencana penggunaan tenaga kerja asing atau RPTKA yang isinya
meliputi: alamat perusahaan, nama perusahaan, jabatan, lokasi kerja, jumlah TKA
Jika lokasi kerja hanya di Kota Cilegon maka yang memperpanjang IMTA adalah
Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon. Apabila lokasi kerja di dua atau lebih
Tenaga Kerja Porvinsi Banten. Dan jika lokasi kerja di dua atau lebih
(ITAS), Surat Tanda Melapor (STM) kepada Kepolisian dan Surat Keterangan
Tempat Tinggal (SKTT) apabila Tenaga Kerja Asing tersebut bertempat tinggal di
Kota Cilegon. Apabila perusahaan atau Tenaga Kerja Asing tidak membuat
prosedur yang sesuai dengan yang ditentukan oleh Pemerintah Daerah karena
analisis data dan fakta yang peneliti dapatkan bahwa terdapat tujuan dari
pekerja lokal. Karena TKA yang berada di sebuah Perusahaan Modal Asing
(PMA) merupakan karyawan yang dikirim langsung oleh induk perusahaan yang
menjelaskan bahwa TKA yang bekerja di perusahaan tersebut banyak yang dari
Jepang karena TKA tersebut sudah dikirim langsung oleh induk perusahaannya di
133
Jepang. Jadi TKA yang masuk untuk bekerja di Kota Cilegon merupakan bawaan
dari perusahaan asing asal negara tertentu. Itu juga yang menyebabkan di Kota
Cilegon lebih banyak TKA asal Korea, Jepang dan Cina karena di Kota Cilegon
banyak perusahaan yang berinvestasi dengan ketiga negara tersebut. Jadi otomatis
tenaga kerja yang mereka bawa sebagai tenaga ahli pun mengutamakan yang
Selain itu Tenaga Kerja Asing yang bekerja di Kota Cilegon pun memiliki
batas jabatan yang boleh diduduki yaitu jabatan untuk direktur atau komisaris.
Tetapi fakta yang saya dapat dari berbagai sumber media elektronik bahwa
banyak pekerja Cina yang bekerja sebagai buruh di Kota Cilegon. Menurut bapak
yang paket/borongan dalam hal tenaga kerja. Dari tenaga ahli sampai tenaga
kasar/buruh sekaligus mengambil tenaga kerja dari Cina karena teknologi yang
dipakai juga dari Cina jadi masih ada perusahaan yang masih memakai sistem
adanya peraturan tentang Tenaga Kerja Asing wajib bisa berbahasa Indonesia,
Dan dalam memperkerjakan Tenaga Kerja Asing tidak ada training dan
education yang diberikan oleh pihak Dinas Tenaga Kerja Kota Cilegon maupun
instansi pemerintah daerah lainnya karena pada dasarnya Tenaga Kerja Asing
yang datang ke Indonesia harus yang tenaga ahli jadi justru Tenaga Kerja Asing
5.1 Kesimpulan
pengawasan orang asing atau Timpora. Pengawasan dilakukan dengan akurat dan
pengawasan yang diperoleh dari APBD dan adanya pendapatan yang diperoleh
dari retribusi izin tenaga kerja asing. Namun dalam pengawasannya masih
sebagai berikut:
pengawas dalam Timpora belum memadai karena di setiap instansi hanya diambil
Cilegon yang harus diawasi tercatat pada tahun 2016 sebanyak 1240 TKA.
hal tenaga kerja. Dari tenaga ahli sampai tenaga kasar/buruh sekaligus mengambil
134
135
tenaga kerja dari Cina karena teknologi yang dipakai juga dari Cina jadi masih ada
juga karena kendala komunikasi. Karena tidak adanya peraturan tentang Tenaga
oleh Timpora. Pengawasan gabungan oleh Timpora yang diketuai oleh Kantor
Imigrasi Kelas II Cilegon hanya dilakukan dua kali dalam setahun dan
pengawasan gabungan oleh Timpora yang diketuai oleh Kesbangpol Kota Cilegon
dilakukan tiga kali dalam setahun. Sehingga pengawasan yang dilakukan kurang
efektif karena masa kerja TKA minimal 3 bulan jadi terdapat TKA yang bekerja
di Kota Cilegon hanya sampai 3 bulan saja dan harus adanya pembaharuan data
pembuatan tempat tinggal, penginapan, atau tempat makan khusus untuk Tenaga
Kerja Asing yang bisa dijadikan untuk menaikan pendapatan asli daerah (PAD)
Kota Cilegon sehingga untuk saat ini masih banyak Tenaga Kerja Asing yang
Asing yang menginap di hotel Horizon yang terletak di Jalan Lingkar Selatan
5.2 Saran
penelitian ini agar dapat membantu proses pengawasan Tenaga Kerja Asing di
yang diambil, mengingat jumlah Tenaga Kerja Asing yang perlu diawasi
3. Pengawasan gabungan harus lebih dari dua atau tiga kali dalam setahun.
Kalau bisa pengawasan dilakukan pertiga bulan sekali agar data mengenai
ekonomi yang ada. Dengan banyaknya Tenaga Kerja Asing yang masuk ke
Dokumen-Dokumen :
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 16 Tahun 2015
tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga Kerja Asing
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik Indonesia Nomor 35 Tahun 2015
tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Republik
Indonesia Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata Cara Penggunaan Tenaga
Kerja Asing
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 31 Tahun 2013 Tentang
Peraturan Pelaksana Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 Tentang
Keimigrasian
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 Tahun 1994 Tentang Visa,
Izin Masuk, dan Izin Keimigrasian Presiden Republik Indonesia
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 21 Tahun 2016 tentang Bebas Visa
Kunjungan
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 72 Tahun 2014 tentang
Penggunaan Tenaga Kerja Asing serta Pelaksanaan Pendidikan dan
Pelatihan Tenaga Kerja Pendamping
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang
Ketenagakerjaan
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2011 Tentang Keimigrasian
Lain-Lain :
http://www.tangeranghits.com/mega-metropolitan/berita/47319/pengawasan-tka-
dinilai-lemah-imigrasi-cilegon-diduga-main-mata-dengan-pengusaha
(Diakses pada hari Kamis, 06 Oktober 2016, 17:41 WIB)
http://titiknol.co.id/peristiwa/imigrasi-cilegon-dituding-main-mata-dalam-
pengawasan-tka/ (Diakses pada hari Kamis, 06 Oktober 2016, 11:48 WIB)
http://www.beritacilegon.co.id/kota-cilegon/kantor-imigrasi-cilegon-didemo-
dituding-tutupi-tka-ilegal (Diakses pada hari Kamis, 06 Oktober 2016)
http://www.suara.com/news/2016/08/02/231857/70-tenaga-kerja-asing-ilegal-
cina-ditangkap-polda-banten#tDh5vA7kJo5Gzoq7.99 (Diakses pada hari
Selasa, 02 Agustus 2016, 23:18 WIB)
Dokumentasi
Contoh Kartu Izin Tinggal Terbatas (KITAS) dari Kantor Imigrasi Kelas II Cilegon
- 28 -
Pasal 65
Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara dan persyaratan
permohonan, jangka waktu, pemberian, perpanjangan,
atau pembatalan Izin Tinggal, dan alih status Izin Tinggal
diatur dengan Peraturan Pemerintah.
BAB VI
PENGAWASAN KEIMIGRASIAN
Bagian Kesatu
Umum
Pasal 66
(1) Menteri melakukan pengawasan Keimigrasian.
(2) Pengawasan Keimigrasian meliputi:
a. pengawasan terhadap warga negara Indonesia
yang memohon dokumen perjalanan, keluar atau
masuk Wilayah Indonesia, dan yang berada di
luar Wilayah Indonesia; dan
b. pengawasan terhadap lalu lintas Orang Asing
yang masuk atau keluar Wilayah Indonesia serta
pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan
Orang Asing di Wilayah Indonesia.
Pasal 67
(1) Pengawasan Keimigrasian terhadap warga negara
Indonesia dilaksanakan pada saat permohonan
Dokumen Perjalanan, keluar atau masuk, atau
berada di luar Wilayah Indonesia dilakukan dengan:
a. pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data
dan informasi;
b. penyusunan . . .
- 29 -
Pasal 68
(1) Pengawasan Keimigrasian terhadap Orang Asing
dilaksanakan pada saat permohonan Visa, masuk
atau keluar, dan pemberian Izin Tinggal dilakukan
dengan:
a. pengumpulan, pengolahan, serta penyajian data
dan informasi;
b. penyusunan daftar nama Orang Asing yang
dikenai Penangkalan atau Pencegahan;
c. pengawasan terhadap keberadaan dan kegiatan
Orang Asing di Wilayah Indonesia;
d. pengambilan foto dan sidik jari; dan
e. kegiatan lain yang dapat dipertanggungjawabkan
secara hukum.
(2) Hasil pengawasan Keimigrasian sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) merupakan data Keimigrasian
yang dapat ditentukan sebagai data yang bersifat
rahasia.
Pasal 69
(1) Untuk melakukan pengawasan Keimigrasian terhadap
kegiatan Orang Asing di Wilayah Indonesia, Menteri
membentuk tim pengawasan Orang Asing yang
anggotanya terdiri atas badan atau instansi
pemerintah terkait, baik di pusat maupun di daerah.
(2) Menteri atau Pejabat Imigrasi yang ditunjuk bertindak
selaku ketua tim pengawasan Orang Asing.
Pasal 70 . . .
- 30 -
Pasal 70
(1) Pejabat Imigrasi atau yang ditunjuk dalam rangka
pengawasan Keimigrasian sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 67 dan Pasal 68 wajib melakukan:
a. pengumpulan data pelayanan Keimigrasian, baik
warga negara Indonesia maupun warga negara
asing;
b. pengumpulan data lalu lintas, baik warga negara
Indonesia maupun warga negara asing yang
masuk atau keluar Wilayah Indonesia;
c. pengumpulan data warga negara asing yang
telah mendapatkan keputusan pendetensian,
baik di Ruang Detensi Imigrasi di Kantor Imigrasi
maupun di Rumah Detensi Imigrasi; dan
d. pengumpulan data warga negara asing yang
dalam proses penindakan Keimigrasian.
(2) Pengumpulan data sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) dilaksanakan dengan memasukkan data pada
Sistem Informasi Manajemen Keimigrasian yang
dibangun dan dikembangkan oleh Direktorat
Jenderal.
Pasal 71
Setiap Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia
wajib:
a. memberikan segala keterangan yang diperlukan
mengenai identitas diri dan/atau keluarganya serta
melaporkan setiap perubahan status sipil,
kewarganegaraan, pekerjaan, Penjamin, atau
perubahan alamatnya kepada Kantor Imigrasi
setempat; atau
b. memperlihatkan dan menyerahkan Dokumen
Perjalanan atau Izin Tinggal yang dimilikinya apabila
diminta oleh Pejabat Imigrasi yang bertugas dalam
rangka pengawasan Keimigrasian.
Pasal 72 . . .
- 31 -
Pasal 72
(1) Pejabat Imigrasi yang bertugas dapat meminta
keterangan dari setiap orang yang memberi
kesempatan menginap kepada Orang Asing mengenai
data Orang Asing yang bersangkutan.
(2) Pemilik atau pengurus tempat penginapan wajib
memberikan data mengenai Orang Asing yang
menginap di tempat penginapannya jika diminta oleh
Pejabat Imigrasi yang bertugas.
Pasal 73
Ketentuan mengenai pengawasan terhadap Orang Asing
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 68 ayat (1) huruf b,
huruf c, huruf d, dan huruf e tidak diberlakukan terhadap
Orang Asing yang berada di Wilayah Indonesia dalam
rangka tugas diplomatik.
Bagian Kedua
Intelijen Keimigrasian
Pasal 74
(1) Pejabat Imigrasi melakukan fungsi Intelijen
Keimigrasian.
(2) Dalam rangka melaksanakan fungsi Intelijen
Keimigrasian, Pejabat Imigrasi melakukan
penyelidikan Keimigrasian dan pengamanan
Keimigrasian serta berwenang:
a. mendapatkan keterangan dari masyarakat atau
instansi pemerintah;
b. mendatangi tempat atau bangunan yang diduga
dapat ditemukan bahan keterangan mengenai
keberadaan dan kegiatan Orang Asing;
c. melakukan operasi Intelijen Keimigrasian; atau
d. melakukan pengamanan terhadap data dan
informasi Keimigrasian serta pengamanan
pelaksanaan tugas Keimigrasian.
BAB VII . . .
Kode Informan
Kode
Pengawasan dilakukan secara tepat-akurat dan tepat waktu
Informan
A yang akurat
A telah ditetapkan
I1-1 Tergantung situasional. Kalau yang regular itu sesuai dengan jadwal
I3-2 Pengawasan ke lapangan kadang kita adakan setiap bulan atau tiap
hari. Jadi jika ada yang ingin memperpanjang IMTA maka kami
verifikasi ke lapangan, jika ada yang lapor ke Kantor Imigrasi karna
jika kita tidak memverifikasi kita tidak tahu ada permasalahan apa.
Ketika ada rapat dengan kementerian dan dengan provinsi kita bisa
ngomong bahwa permasalahan di Cilegon seperti ini. Jika kita tidak
pernah turun ke lapangan jika ada masalah nanti yng disalahkan
Disnaker. Jadi setiap ada perpanjangan IMTA atau IMTA dari pusat
kita langsung turun ke lapangan.
I4 Jadwalnya tergantung masing-masing SKPD, nanti tahun 2018
Imigrasi sesuai dengan jadwal mereka saja dan kita mengikuti. Tiap
I6 Pengawasan itu kita lakukan sesuai dengan keinginan kita, jadi tidak
keinginan kita.
TIMPORA tersebut.
I8 Kalau laporan tahunan sih tiap tahun, kalau kunjungan kesini kadang
I9 Pengawasan dari DKCS dilakukan satu tahun sekali. Tahun ini baru
aja ada sosialisasi dari DKCS yang melibatkan RT, RW yang
diperkirakan ada orang asing. Dan juga mengundang perusahaan-
perusahaan yang terdapat orang asingnya.
I10 Mungkin kalau pengawasan hanya untuk orang asing yang tidak
mempunyai working visa/illegal, lebih banyak itu orang Cina tetapi
langsung di deportasi. Mereka disini tanpa working visa hanya
memakai visa tour jadi ketahuan maka di deportasi. Kalau orang
Korea jarang, mungkin ada juga tapi jarang. Selama 23 tahun saya
tinggal disini hanya ketemu 2 orang yang illegal tetapi yang lain
tidak ada. Mereka semua bayar resmi.
Pengawasan dilakukan secara obyektif dan menyeluruh guna
Kode
memenuhi kebutuhan tenaga kerja yang terampil dan
Informan
profesional
Kerja Asing.
dokumen pun itu perusahaan yang pegang kecuali KITAS dan SKTT
itupun kita hanya memberikan fotokopinya saja kepada masing-
masing TKA.
I8 Kita tiap 3 tahun ada pergantian Jepang dan setiap ada pergantian
I1-1 Rapat evaluasi kalau khusus untuk TKA di Kota Cilegonnya doang
I2 Ada, seperti
Kantor Imigrasi, jadi setelah rapat evaluasi kita bergerak lagi. Jadi
I5 Ada, misalnya pengwasan ini berjalan setahun dua kali dan dari hasil
Kode
Terpusat pada titik-titik pegawasan strategis
Informan
I1-1 Kalau pengawasan kan sesuai dengan rencana kerja yang terjadwal
A cilegon
seratus dolar, biasanya kalau bikin itu kebanyakan untuk satu tahun
jadi seribu dua ratus dolar itu langsung masuk ke kas daerah
A pengawasan
I1-1 Iya ada. Dalam pengawasan itu anggarannya dari APBD. Anggaran
pengawasannya.
Kode
Terkoordinasi dengan aliran kerja organisasi
Informan
Q7
Koordinasi dalam Timpora Kota Cilegon
A
I1-1 Kordinasi tetap ada karena ketenagakerjaan kan dimulai dari
kan ada sebagian dari Kota jadi koordinasi tetap ada. Kalau dengan
ada 2, ada yang diketuai oleh Imigrasi dan ada yang diketuai dengan
Kesbangpol.
perizinan ke perusahaan.
TIMPORA itu harus ada rapat apakah itu rapat evaluasi atau rapat
dengan cara sidak dengan cara tertutup tanpa diberi tahu dulu.
pertama kita minta list atau daftar orang asing yang ada lalu kita
kroscek dengan data yang ada di kita kemudian kita cek secara fisik.
I8 Ada, ada pengawasan langsung dan kita tiap tahunnya ada laporan
laporkan. Kalaupun nanti ada pengecekan yah kita sambut dan kita
perizinan.
I9 Kalau pengawasan disini sih ada dari pihak DKCS saja, karena kalau
dari kantor Imigrasi atau Disnaker itu biasanya langsung ke
perusahaan-perusahaan. Kecuali kalau ada laporan dari masyarakat
tentang orang asing baru ada tindakan. Bentuknya seperti sosialisasi
dan ada bentuk Tim yaitu Timpora. Kalau timpora bentuknya door to
door langsung ke perusahaannya yang dituju. Makanya ada
sosialisasi juga untuk memberikan jalan kemudahan untuk mereka.
Setelah ada sosialisasi barulah kita ke lapangan ke perusahaan mana
yang tidak mengikuti sosialisasi. Kita tanya-tanya dan kita cek
dokumen-dokumennya, jika tidak ada baru kita tanya apakah belum
pernah mendapatkan sosilisasi atau tidak.
Q9 Sosialisasi
A
I1-2 Ada, kita sosialisasi mengundang PTSP, Bank Banten, DPPKD,
Imigrasi dan Kementerian Ketenagakerjaan. Sosialisasinya untuk
mempertemukan lima instansi terkait mengenai retribusi daerah dan
sasarannya untuk perusahaan-perusahaan. Untuk sosialisasi
dilakukan setahun sekali dengan mengundang 50 perusahaan yang
minimal memperpanjang RPTKA/IMTA dan mengundang Disnaker
Kabupaten/Kota.
I3-1 Untuk sekarang belum ada, paling kita melakukan sosialisasi door to
door dengan bentuknya pembinaan. Jadi kita berusaha
mensosialisasikan tupoksi apa supaya kita bisa membantu
perusahaan, jadi untuk TKA kita memberikan syarat-syarat dan
penggunaannya. Sebenernya kalau yang sudah biasa si sudah tau
semua peraturannya, hanya saja ada perusahaan-perusahaan yang
izinnya ke pusat, nah pas izin pertama ke pusat itukan ada
keberadaan mengenai TKAnya kita mendekatkan ke perusahaan
menanyakan lokasi kerja TKA. Karna kalau ingin memperpanjang
IMTA lebih dari 12 bulan dan lokasi kerja di izin pertamanya di dua
lokasi itu perpanjangannya tidak di cilegon tapi di pusat atau di
provinsi.
Paling yang disini PT Krakatau Posco yang perpanjangan IMTAnya
hampir semuanya di Kota Cilegon bukan di pusat, kalau perusahaan
lain masih banyak yang perpanjangan IMTAnya di pusat.
I4 tahun 2017 baru penyuluhannya yaitu penyuluhan dokumen orang
asing maupun orang asingnya, kita mendatangi 8 kecamatan dan
sudah mendatangi 6 kecamatan. Mengundang perusahaan, RT, RW
dan kelurahan dikumpulkan perkecamatan. Soalnya
permasalahannya orang asing tidak hanya dokumen saja tetapi
tinggal di permukiman penduduk.
I6 Kita sering melakukan itu, kemudian pada saat-saat tertentu juga dari
pihak TIMPORA juga mengundang dan kita sebagai pemateri
menyampaikan secara masing-masing. Sosialisasi juga caranya
macam-macam, ada yang diundang di lapangan oleh Timpora dan
ada juga kita sampaikan secara langsung pada saat pengawasan.
I8 Adanya sosialisasi dengan Pemerintah Daerah, perusahaan dan
sekolah-sekolah mengenai Ketenagakerjaan.
I9 Ada, tahun ini baru aja ada sosialisasi dari DKCS yang melibatkan
RT, RW yang diperkirakan ada orang asing. Dan juga mengundang
perusahaan-perusahaan yang terdapat orang asingnya.
Q10 Jumlah pengawas
A
I1-1 Pengawas yang ada di Provinsi Banten ini berjumlah 75 orang, dalam
I6 Secara khusus tidak ada untuk pengawasan orang asing, tetapi untuk
tugas di lapangan, seluruh anggota fungsi inteligen punya kewajiban
untuk melakukan pengawasan.
Kode
Bersifat sebagai petunjuk dan operasional
Informan
A menyelesaikan masalah
Q13 Adanya Training dan Education untuk Tenaga Kerja Asing yang
I1-1 Tidak ada. TKA itu harus yang sudah tenaga ahli jadi tidak ada lagi
sudah di hapus tetapi setidaknya harus bisa. Atau harus punya TKI
pendamping.
I1-2 Kalau dari dinas ga pernah, mungkin kalau dari perusahaan ada.
Misalnya perusahaan beli alat dari luar jadi otomatis teknisinya dari
I3-2 Tidak ada, kalau pelatihan tidak ada. Jadi tujuan adanya TKA itu
pertama untuk transfer knowledge konsep awal adanya mereka itu
adalah transfer knowledge, ketika TKA ini sudah mentransfer
ilmunya kepada TKI harapannya TKA tidak perlu lama-lama lagi ada
di Indonesia setelah memberikan ilmunya kepada pekerja lokal.
I7 Tidak ada. Karena TKA disini semuanya tenaga ahli jadi justru
mereka yang memberikan education kepada TKI. Mungkin education
dari kita hanya mengajari TKA berbahasa Indonesia.
I8 Training dan education dilakukan sebelum mereka dikirim disini ada
sedikit pelatihan dari segi adat istiadat atau sosial yang ada di
Indonesia. Terus juga education pada bahasa yang simple seperti
greeting yang di persiapkan dari sana. Dan pelatihan yang lain juga
lebih kepada teknikal. Seperti misalnya kita ada teknologi baru, dari
Jepangnya deliver ke bawahannya biasanya ada training.
Q14 Tujuan perusahaan dalam memperkerjakan Tenaga Kerja Asing
A
I7 Tujuannya untuk pengawasan kalau ada projek dari Jepang dan
transfer keahlian khusus yang diberikan TKA untuk TKI yang ada
disini.
I8 Tujuannya ya karna kita PMA, jadi mother company kan Jepang jadi
ada beberapa negara selain di Indonesia jadi tiap-tiap cabang itu ada
orang Jepangnya.
Manfaat yang pastinya seperti budaya kerja dari Jepang yang hal-hal
positifnya di terapkan juga di kami. Karena dari 23 TKA itu salah
satu termasuk adalah Presiden Directornya dan managernya.
Q15 Klasifikasi khusus dan batasan dalam jumlah Tenaga Kerja
A Kerja Asing
I1-1 Tidak ada. TKA harus memiliki kompetensi. Dan kompetensi yang
setiap tenaga kerja asing harus di dampingin oleh tenaga kerja lokal
atau TKI pendamping.
dari perusahaan.
I1-2 Biasanya kalau di Cilegon itu banyak perusahaan yang bekerja sama
dengan Korea, Jepang dan Cina jadi TKA tersebut bawaan dari
perusahaan yang bekerja sama dengan negara tersebut. Misalnya
seperti Posco itu mereka pasti membawa TKA dari Korea atau Nipon
dari Jepang pasti membawa TKA dari Jepang.
Kalau jabatan untuk Tenaga Kerja Asing itu paling direktur atau
komisaris, kalau yang teknis-teknis itu jarang. Tetapi kalau jabatan
itu tergantung pemilik perusahaannya. Kalau di bagian teknisnya itu
maksimal 5 tahun masa perpanjangan IMTAnya, untuk yang bagian
tenaga ahlinya wajib mempunyai Tenaga Kerja Indonesia
pendampingnya untuk transfer ilmu. Dan untuk jabatan
direktur/komisaris itu setelah 5 tahun bisa perpanjang di pusat untuk
dibuatkan KITAP. Kalau batasan jumlah sih tidak ada, itu tergantung
perusahaannya. Biasanya TKA itu dibawa oleh perusahaan penanam
modal dari asal negaranya.
I3-2 Ada. Tidak boleh TKA yang kerja di Indonesia itu levelnya operator
atau petukang, level mereka itu harus enginer/teknisi keatas
(misalnya manajer, direktur) dibawah itu tidak boleh.
Pertama karna investasi, investasi terbesar sekarang dari Korea, kalau
Cina tidak terlalu banyak. Karna investasi banyak dari Korea maka
otomatis banyak Tenaga Kerja dan perusahaan-perusahaan dari
Korea karna setiap perusahaan pasti mereka mengutuskan orang-
orang dari mereka terutama paling penting di bagian finance atau
keuangan itu ga bisa kalau orang Indonesia yang pegang kaya
direktur karna itu kepentingan mereka.
I7 Dari Jepang. Karena ini PMA dari Jepang jadi karyawan pun dikirim
dari Jepang. Kalau jumlah TKA yang masuk sih tergantung dikirim
dari Jepangnya, kalau minimal jabatan itu untuk supervisor atau skill.
I8 Jepang. Karena kita PMA dari Jepang. TKA yang dikirim dari sini
adalah karyawan dari mother company kita yang ada di Jepang.
Biasanya yang disini pun manager jabatannya.
Kalau jumlah dan jabatan batasannya dari mother company kita, dulu
pernah ada yang selevel operator, tapi untuk saat ini TKA yang ada
disini selevel dengan manager.
I10 Tidak ada. Untuk pekerjaan di CV pun itu lebih ke sertifikat graduate
dan KK dulu dan interview dulu baru diundang untuk bekerja. Untuk
yang siapa saja yang boleh bekerja disini itu tidak ada.
Jadi kalau PMA (Perusahaan Modal Asing) jadi dapat KITASnya
gampang kalau PMDN itu harus jabatannya direktur kalau
jabatannya direktur kebawah itu susah. Jadi kalo saya pernah direktur
di PMA lalu juga bekerja di PMDN tapi saat itu bukan jabatan
sebagai direktur untuk yang di PMDN jadi tidak dapat KITAS lalu
saya mencabut direktur yang di PMA dan merubah akta untuk
mendapatkan KITAS lalu saya menjadi direktur di PMDN. Itu 2
orang asing 2 jabatan bayar kali 1200 dollar jadi 2400 dollar
pertahun. Jadi saya di PMA dicabut lalu pindah di PMDN karna saya
kerja di BUMN. 2 tahun lalu setelah akta dirubah untuk mendapatkan
KITAS itu agak susah jadi saya keluar negri 3 kali di Malaysia 2 kali
dan Singapore 1 kali baru saya mendapatkan visa. Jadi saya sudah 3
kali memperpanjang visa jadi tidak ada masalah karna sudah dirubah
akta perusahaannya sebagai direkturnya. Karna untuk PMDN orang
asing tidak bisa pemegang saham, hanya bisa untuk jabatan direktur
saja.
Reduksi Data
No Kategori Hasil
1. Data Pribadi
Nama : Abharina Atikah Sari
Tempat, Tanggal Lahir : Serang, 13 Juni 1995
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Link. Pegantungan Baru RT 05 RW 14 No 77,
Kelurahan Jombang Wetan, Kecamatan Jombang,
Kota Cilegon
e-mail : abharinaatikaa@gmail.com
No. Hp : 085313602662
2. Pendidikan Formal
SDN 09 Kota Cilegon (Tahun 2001-2007)
SMP Madinatul Hadid KS Kota Cilegon (Tahun 2007-2010)
SMAN 1 Kramatwatu (Tahun 2010-2013)
Universitas Sultan Ageng Tirtayasa (Tahun 2013-2017)