PENDAHULUAN
hingga saat ini belum bisa diselesaikan. Selama ini upaya pemerintah dalam
dan kelautan berupa armada dan alat tangkap bagi nelayan, pemberian dana bergulir
mereka sendiri.
pemerintah sejak pemerintahan orde baru yang dimulai dengan Program Inpres Desa
1
Pemberdayaan Masyarakat Mandiri Perdesaan (PNPM-MPd) serta berbagai program
program jangka pendek dan tidak memberikan kegiatan yang bersifat peningkatan
dengan berbagai program pemberdayaan yang sampai dengan saat ini programnya
masih berjalan dengan baik. yang salah satunya program yang dikelola melalui
kementerian sosial yakni Program Keluarga Harapan (PKH) serta beberapa program
dengan mengeluarkan Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang
disahkan pada tanggal 15 januari tahun 2014. Lahirnya Undang – Undang Tentang
Desa ini menggantikan peraturan tentang desa yang tertuang dalam Undang –
2
Undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah dan PP Nomor 72
yang tertuang dalam UU Nomor 6 Tahun 2014 dijelaskan pada pasal 78 ayat (1)
ekonomi lokal, serta pemanfaatan sumber daya alam dan lingkungan secara
berkelanjutan. Kebijakan tata kelola desa yang telah diatur ini dianggap sebagai
dana desa dengan nilai yang cukup besar kepada desa yang dimaksudkan untuk
nilai yang cukup fantastis untuk sebuah program atau kebijakan pemerintah yang
baru. Anggaran yang masuk ke kas desa berasal dari dana pusat dan daerah yang
kemudian terbagi dalam dua mekanisme penyaluran, yang pertama dana yang
ditransfer ke daerah secara bertahap yang dikenal dengan Dana Desa yang bersumber
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan dana transfer yang
disalurkan ke kas desa yang dikenal dengan Alokasi Dana Desa (ADD) yang
bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) yang diatur
3
sebesar 10% dari total APBD setelah dikurangi dengan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Pengalokasian anggaran oleh pemerintah pusat dan daerah ke desa yang diatur
melalui Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa, bersamaan dengan
kewenangan dan kebijakan yang sangat luas untuk mengurus dan mengatur
wilayahnya dibawah kendali oleh seorang Kepala Desa dan atas pertimbangan atau
persetujuan oleh Badan Permusyawaratan Desa (BPD). Kepala Desa sebagai kepala
pemerintahan desa yang juga pemegang kekuasaan pengelolaan keuangan desa dan
pengelolaan sumber pendapatan desa yang berdaya guna dan berhasil guna serta
mewakili pemerintah desa dalam kepemilikan kekayaan desa. Hal ini memungkinkan
dan merupakan peluang bagi desa untuk ikut dalam pelaksanaan pembangunan di
Indonesia. Sehingga di desa banyak hal yang dapat dibangun dengan dana yang
Menurut Zaini dalam (Didik dkk, 2016: 128), “ Ada tiga pilar strategi
pelayanan sosial dasar, khususnya pelayanan pendidikan dan kesehatan. Tujuan untuk
4
meningkatkan produktifitas tenaga dan kualitas hidup keluarga. Pilar kedua,
akses kelompok usaha masyarakat terhadap investasi, pemilikan aset tanah, masukan
pemukiman yang teratur dan fungsional (urbanized)”. Tetapi faktor yang paling
utama dan juga menjadi permasalahan terpenting dalam anggaran dana desa adalah
dengan esensi masalah dan prioritas kebutuhan masyarakat Desa. Hal ini disebutkan
dalam pasal 1 angka 12 Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa.
Pemberdayaan masyarakat tujuan utama yang ingin dicapai dalam suatu Desa.
masyarakat melalui berbagai macam bentuk kegiatan tidak boleh lagi hanya menjadi
sekedar slogan. Pemberdayaan masyarakat dapat dilakukan dengan suatu usaha antara
lain dengan mendanai program Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM),
5
Pendirian Badan Usaha Milik Desa (BUMDes) serta dengan melaksanakan program
Padat Karya Tunai di Desa (PKTD) dalam hal penggunaan Dana Desa untuk kegiatan
Desa (APBDesa).
Dana Desa digunakan untuk pelaksanaan Padat Karya Tunai di Desa (PKTD),
hal ini sesuai dengan yang dimandatkan dalam diktum KESATU angka 6 Dalam
Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 (Empat) Menteri yakni Menteri Dalam Negeri,
Pelaksanaan Undang – Undang Nomor 6 Tahun 2014 Tentang Desa yang ditetapkan
Transmigrasi melakukan:
pengentasan kemiskinan;
sampai dengan lima jenis kegiatan sesuai dengan kebutuhan dan prioritas
6
3. Fasilitasi penggunaan Dana Desa untuk kegiatan pembangunan desa
musim panen.
Penggunaan Dana Desa lebih diprioritaskan pada kegiatan yang dapat menciptakan
lapangan kerja bagi masyarakat desa melalui skema padat karya tunai desa khusus
untuk kegiatan pembangunan fisik atau sarana dan prasarana. Program Padat Karya
masyarakat miskin dan marginal yang masih usia kerja (produktif) dengan
mengutamakan pemanfaatan sumber daya, tenaga kerja dan teknologi lokal untuk
kemiskinan dan sekaligus mendukung penurunan angka stunting. Hal ini adalah
program arahan langsung dari Presiden yang dilaksanakan untuk seluruh desa di
Indonesia. Program Padat Karya Tunai Desa ini sejalan dengan tujuan pengaturan
pembangunan.
7
Berikut adalah Tabel Jenis Kegiatan, Jumlah Anggaran dan Tenaga Kerja
Yang di Danai Melalui Dana Desa Di Dua Desa yaitu Desa Alo dan Desa Bunga
Kecamatan Bone Raya sejak Tahun 2017 sampai dengan Tahun 2020:
2017
Drainase 400 m Rp. 200.616.000,- 42 orang
8
BUNGA
Panggung Kesenian Rp. 50.422.800,- 9 orang
Rp.116.289.450,- 20 orang
Rabat Beton 170 m
(Sumber : Kantor Desa Alo dan Desa Bunga Kecamatan Bone Raya)
Berikut tabel : data penduduk penduduk miskin yang ada Di Desa Alo dan
1 ALO 123 KK
2 BUNGA 83 KK
(Sumber Data : Kantor Desa Alo dan Desa Bunga)
Berdasarkan observasi awal yang peneliti amati di beberapa desa yang ada di
Kecamatan Bone Raya Kabupaten Bone Bolango tempat dimana peneliti melakukan
9
penelitian bahwa, belanja Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa (APBDes)
khususnya penggunaan dana desa pada kegiatan pembanguna infrastruktur desa sejak
diberlakukannya regulasi yang mengatur tentang program Padat Karya Tunai di Desa,
memang lebih banyak dibelanjakan pada kegiatan pembangunan fisik dan baru
beberapa hal persyaratan mengenai ketentuan pelaksanaan padat karya tunai yang
Sehubungan dengan hal tersebut diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih
Bolango.
2. Apa Saja Faktor Pendukung dan Penghambat PKTD (Padat Karya Tunai
10
Berdasarkan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian
ini yaitu:
Bolango.
1. Manfaat Teoritis
Publik
2. Manfaat Praktis
11
Administrasi Publik yang ada dikehidupan masyarakat.
Hasil penelitian ini dapat menjadi gambaran nyata dan menjadi pertimbangan
pada umumnya agar lebih peka terhadap masalah-masalah yang timbul dalam
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
12
Adapun yang menjadi rujukan penelitian terdahulu dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
Nama Metode
No Peneliti/Tahun Judul Tujuan Penelitian Hasil Penelitian
1. Dinda Yanti Pelaksanaan Untuk Jenis Hasil Penelitian
Program Padat Mengetahui Menunjukkan
(2019) Penelitian
Karya Tunai Pelaksanaan Bahwa Pelaksanaan
yang
Berdasarkan Program Padat Program Padat
Surat Keputusan Karya Tunai digunakan Karya Tunai
Bersama Empat Berdasarkan Berdasarkan Surat
PenelitianIn
Menteri Tentang Surat Keputusan Bersama
i adalah
Penyelarasan Keputusan Empat Menteri
dan Penguatan Bersama Metode Tentang
Kebijakan Empat Menteri Penyelarasan dan
Deskriptif
Percepatan Tentang Penguatan
Kualitatif
Pelaksanaan Penyelarasan Kebijakan
Undang Undang dan Penguatan Percepatan
Nomor 6 Tahun Kebijakan Pelaksanaan Undang
2014 Tentang Percepatan Undang Nomor 6
Desa Pelaksanaan Tahun 2014 Tentang
Undang Desa di
Undang Kepenghuluan
Nomor 6 Labuhan Tangga
Tahun 2014 Kecil Kecamatan
Tentang Desa Bangko Kabupaten
di Rokan Hilir sudah
Kepenghuluan berjalan namun
Labuhan tidak sesuai dengan
13
Tangga Kecil prosedur yang telah
Kecamatan ditetapkan . Hal ini
Bangko disebabkan karena
Kabupaten adanya factor
Rokan Hilir. penghambat yaitu,
kurang baiknya
komunikasi antara
pemerintah
kepenghuluan
dengan lembaga –
lembaga terkait,
sumberdaya dan
juga karena tidak
adanya penyuluhan
atau sosialisasi
terkait program
tersebut kepada
pemerintah .
Dahliati Strategi Untuk Jenis Hasil Penelitian
Pengembangan Mengetahui Menunjukkan
(2020) Penelitian
Program Padat Strategi Bahwa Strategi yang
yang
Karya Tunai Pengembangan tepat untuk
Desa (PKTD) Program Padat digunakan melaksanakan
Dengan Karya Tunai program Padat
PenelitianIn
Pendekatan Desa (PKTD), Karya Tunai Desa
i adalah
Analisis Swot Di Untuk (PKTD) di Desa
Desa Stowe Mengetahui Metode Stowe Berang
Brang Hambatan Apa Kecamatan Utan
Deskriptif
Kecamatan Utan Saja Dalam adalah Strategi
Kualitatif
Program Pemanfaatan Dana
14
PKTD dan Desa untuk
Untuk peningkatan
Mengetahui kapasitas
Upaya-Upaya masyarakat agar
Mengatasi memiliki
Hambatan kompetensi, Strategi
Dalam Pemanfaatan Dana
Pelaksanaan Desa dan Tenaga
PKTD Di Desa Pendamping
Stowe Brang Propesional Dalam
Kecamatan memberikan
Utan. sosialisasi kepada
masyarakat, dan
strategi peningkatan
koordinasi atau
kerja sama antara
pemerintah desa,
pelaksana kegiatan
dan masyarakat.
kesamaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti.
Adapun perbedaan dan kesamaan penelitian dapat kita lihat pada tabel 2.2 berikut ini:
15
1. Dinda Yanti Pelaksanaan Program Persamaan -Perbedaan
Padat Karya Tunai Penelitian penelitian terdahulu
(2019)
Berdasarkan Surat terdahulu dengan dan penelitian yang
Keputusan Bersama penelitian yang akan saya lakukan
Empat Menteri akan saya lakukan mengenai Strategi
Tentang Penyelarasan adalah: Objek PKTD (Padat Karya
dan Penguatan kajiannya sama – Tunai Desa) Dalam
Kebijakan Percepatan sama tentang teknik Penanggulangan
Pelaksanaan Undang pengumpulan data Kemiskinan Di
Undang Nomor 6 menggunakan Kecamatan Bone
Tahun 2014 Tentang observasi dan Raya Kabupaten
Desa wawancara. Bone Bolango.
-Persamaan
metode yang
dilakukan peneliti
terdahhulu dan
metode yang akan
saya lakukan
menggunakan
metode kualitatif.
16
Kecamatan Utan sama tentang teknik Penanggulangan
pengumpulan data Kemiskinan Di
menggunakan Kecamatan Bone
observasi dan Raya Kabupaten
wawancara. Bone Bolango.
-Persamaan
metode yang
dilakukan peneliti
terdahhulu dan
metode yang akan
saya lakukan
menggunakan
metode kualitatif.
Strategi berasal dari bahasa yunani yaitu strategos yang berarti kseluruhan
Usaha, termasuk pemahaman atas perencanaan, cara dan tehnik yang digunakan
untuk mencapai tujuan. Strategi dapat dipahami sebagai garais besar panduan untuk
bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan. Strategi juga dapat
dipahami sebagai rencana cermat mengenai kegiatan untuk mencapai sasaran yang
telah ditetapkan.
Strategi yang dalam bahasa inggris disebut strategy ini pada dasarnya adalah
berasal dari bahasa yunani kuno yaitu strategos yang jika diterjemahkan kedalam
bahasa Indonesia menjadi “Seni pemimpin pasukan, komando, jendral”. Oleh karena
17
itu kata strategi secara harfiah berarti “Seni dan Jenderal”. Kata ini mengacu pada apa
mengikat kekuatan eksternal dan internal, perumusan kebijakkan dan strategi tertentu
mencapai sasaran dan memastikan implementasinya secara tepat, sehingga tujuan dan
mencapai tujuan tertentu secara efektif. Strategi yang efektif adalah strategi yang
mampu mencapai tujuan dengan tepat. Strategi pada hakekatnya belum mengarah
pada berbagai hal yang bersifatnya praktis, tetapi masih berupa rencana atau
dalam strategi yang baik terdapat kordinasi tim kerja, memiliki tema mengidentifikasi
rasional, efesiensi dalam pendanaan dan memiliki taktik untuk mencapai tujuan
tindakan yang akan di jalankan untuk mencapai tujuan. Jadi, merumuskan strategi
komunikasi berarti memperhitungkan kondisi dan situasi (ruang dan waktu) yang
dihadapi dan akan mungkin dihadapi di masa depan untuk mencapai efektivitas, (Edi
18
Strategi pada hakikatnya ialah perencanaan (planning) dan manajemen
(management) untuk mencapai suatu tujuan. Namun untuk mencapai tujuan tersebut,
strategi tidak sebagai peta jalan yang hanya menunjuki arah saja, melainkan harus
suatu strategi dan sifat pengelolahan pesan, dan bagaimana pesan digunakan dalam
proses komunikasi itu sendiri. Perencanaan komunikasi sendiri merupakan kajian dari
4) Dapat digunakan sebagai salah satu proses komunikasi dalam berbagai situasi;
penting mengunakan strategi, karena dengan mengunakan strategi dan sifat- sifatnya
semua aktivitas akan berjalan secara sistematis dan efektif. Hal ini dapat memberi
1. Pengertian Kebijakan
19
Secara umum kebijakan atau policy dipergunakan untuk menunjukan perilaku
seseorang aktor misalnya seorang pejabat, suatu kelompok, maupun lembaga tertentu
untuk memecahkan masalah yang sedang dihadapi. Pada dasarnya terdapat banyak
memecahkan problem sosial bagi kepentingan masyarakat atas asas keadilan dan
the law, social justice, dan peluang prestasi dan kreasi individual, (3)diberikan
Pendapat ini juga menunjukan bahwa ide kebijakan melibatkan perilaku yang
memiliki maksud dan tujuan merupakan bagian yang penting dari definisi kebijakan,
dikerjakan daripada apa yang diusulkan dalam beberapa kegiatan pada suatu masalah.
terjadi silang pendapat dan merupakan ajang perdebatan para ahli. Maka untuk
20
memahami istilah kebijakan, Solichin Abdul Wahab (2008: 40-50) memberikan
administrasi;
maupun implisit;
kebijakan adalah tindakan-tindakan atau kegiatan yang sengaja dilakukan atau tidak
terdapat unsur keputusan berupa upaya pemilihan diantara berbagai alternatif yang
2. Kebijakan Publik
21
Pressman dan Widavsky sebagaimana dikutip Budi Winarno (2002: 17)
awal dan akibat-akibat yang bias diramalkan. Kebijakan publik itu harus dibedakan
dengan bentuk-bentuk kebijakan yang lain misalnya kebijakan swasta. Hal ini
beranggapan bahwa definisi tersebut masih terlalu luas untuk dipahami, karena apa
yang dimaksud dengan kebijakan publik dapat mencakup banyak hal. Menurut
Nugroho, ada dua karakteristik dari kebijakan publik, yaitu : 1) kebijakan publik
merupakan sesuatu yang mudah untuk dipahami, karena maknanya adalah hal-hal
sesuatu yang mudah diukur, karena ukurannya jelas yakni sejauh mana kemajuan
( apapaun yang dipilih pemerintah untuk dilakukan atau untuk tidak dilakukan).
22
publik semata. Di samping itu pilihan pemerintah untuk tidak melakukan sesuatu juga
definisi kebijakan publik sebagai “ the autorative allocation of values for the whole
society”. Definisi ini menegaskan bahwa hanya pemilik otoritas dalam sistem politik
(pemerintah) yang secara syah dapat berbuat sesuatu pada masyarakatnya dan pilihan
sistem politik yang terlibat dalam urusan sistem politik sehari-hari dan mempunyai
tanggungjawab dalam suatu maslaha tertentu dimana pada suatu titik mereka diminta
untuk mengambil keputusan di kemudian hari kelak diterima serta mengikat sebagian
kebijakan publik adalah serangkaian tindakan yang dilakukan atau tidak dilakukan
oleh pemerintah yang berorientasi pada tujuan tertentu guna memecahkan masalah-
masalah publik atau demi kepentingan publik. Kebijakan untuk melakukan sesuatu
yang dibuat pemerintah sehingga memiliki sifat yang mengikat dan memaksa.
23
Padat Karya Tunai (Cash For Work) adalah program pemerintah berupa
kerja dan teknologi lokal untuk memberikan tambahan upah atau menambah
langsung dari Bapak Presiden Republik Indonesia. Dengan skema Padat Karya Tuna
menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dengan memberikan upah (honorarium)
langsung tunai kepada tenaga kerja yang terlibat, baik secara harian maupun
2020 : 27)
Pelaksanaan Padat Karya Tunai 2018). Pembangunan desa bertujuan antara lain
ini sesuai dengan amanat Undang – Undang Desa Nomor 6 Tahun 2014 Tentang
Desa.
24
Program ini ditujukan bagi masyarakat yang kurang mampu dengan
mekanisme dalam penentuan upah dan pembagian upah dibangun secara partisipatif
dalam musyawarah desa. Tentu saja sesuai dengan rencana kerja yang disusun sendiri
oleh desa, sesuai dengan kebutuhan lokal. Selanjutnya program ini difokuskan pada
pembangunan prasarana dan sarana perdesaan atau pendayagunaan sumber daya alam
Secara etimologi, kemiskinan berasal dari kata “miskin” yaitu tidak berharta
benda dan serta serba kekurangan. Departemen sosial dan biro statistik,
kemampuan seseorang dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk hidup yang
layak. Menurut Nurhadi, kemiskinan merupakan sebuah kondisi yang berada dibawah
garis nilai standart kebutuhan minimum, baik untuk makanan dan non makanan yang
kemiskinan dapat berupa keadaan melarat dan ketidak beruntungan, suatu keadaan
minus (deprivation), dan bila dimasukkan dalm konteks tertentu kemiskinan berkaitan
dengan minimnya pendapatan dan harta, kelemahan fisik, isolasi, kerapuhan dan
25
ketidak berdayaan. (Chambers, dalam Apinus Janambani 2018 : 12) dan dapat pula
kesehatan, susah mendapatkan air bersih, pendapatan rendah, kondisi perumahan non
permanen.
terjadi di tanah air sepanjang krisis ekonomi, misalnya, menunjukkan bahwa ternyata
ditampilkan oleh rendahnya daya beli masyarakat saja, tetapi juga mempengaruhi
13).
hanya kemampuan individu itu sendiri, tetapi juga dalam konteks keluarga, artinya
meskipun kemiskinan merupakan atribut bagi individu yang bersangkutan tapi pada
kenyataannya keadaan tersebut terkait erat dengan kondisi keluarga. oleh karena itu
26
kemiskinan penduduk dapat juga dikelompokkan menjadi penduduk atau individu
ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan dan
bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah
1. Kemiskinan Relatif
disusun berdasarkan kondisi hidup suatu negara pada waktu tertentu dan perhatian
pendapatan/pengeluaran.
2. Kemiskinan Absolut
perumahan dan pendidikan yang diperlukan untuk bisa hidup dan bekerja.
27
Kebutuhan pokok minimum diterjemahkan sebagai ukuran finansial dalam bentuk
uang. Nilai kebutuhan minimum kebutuhan dasar tersebut dikenal dengan istilah
jika seseorang akan mencoba menilai efek dari kebijakan anti kemiskinan antar
antara satu negara dengan negara lain hanya jika garis kemiskinan absolut yang
finansial (dana) yang ada, juga dalam menganalisis kemajuan dalam memerangi
kemiskinan.
Kerangka pikir ini bertujuan untuk menguraikan aplikasi teori sehingga dapat
mendeskripsikan permasalahan yang terjadi, serta menjadi jawaban dan solusi untuk
Bone Bolango. Sesuai dengan observasi awal, peneliti melihat bahwa pelaksanaan
PKTD (Padat Karya Tunai Desa) di Kecamatan Bone Raya masih belum maksimal.
Dari dimensi pelaksanaan program PKTD (Padat Karya Tunai) yang telah
dijelaskan diatas, maka proses pelaksanaan PKTD (Program Padat Karya Tunai Desa
28
agar dilaksanakan sesuai dengan harapan dengan berpedoman pada regulasi. Dalam
Bagaimana Strategi
PKTD (Padat Karya
Tunai Desa) Dalam
Penanggulangan
STRATEGI PKTD Kemiskinan
(PADAT KARYA
TUNAI DESA) DALAM Peningkatan
PENANGGULANGAN Pendapatan Bagi
KEMISKINAN Masyarakat dan
Kemiskinan Dapat
Di Tanggulangi
Faktor Pendukung dan
Penghambat PKTD
KECAMATAN BONE
(Padat Karya Tunai Desa)
RAYA
Dalam Penanggulangan
Kemiskinan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
29
Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif yaitu penelitian
apa yang diungkapkan oleh narasumber dari data yang dikumpulkan berupa kata-
kata, gambaran dan bukan angka-angka. Sedangkan jenis dari penelitian ini yakni
pengumpulan data dengan menggunakan beberapa cara antara lain sebagai berikut :
1. Data primer
Data primer adalah data langsung dan segera diperoleh dari sumber data
oleh peneliti untuk tujuan khusus, data primer ini diperoleh melalui interview
Dimana data primer disini adalah data yang diperoleh dari hasil wawancara
secara langsung dengan Aparat Desa dan (Tim Pengelola Kegiatan (TPK) di
4. Pendamping Desa
30
5. Masyarakat Desa yang mengawasi jalannya
pemerintahan desa.
2. Data sekunder
Data sekunder yaitu data yang biasanya disusun dalam bentuk dokumen-
beridirinya kantor dan lain-lain. Data sekunder yaitu yang lebih dahulu
dikumpulkan oleh orang lain diluar penyelidikan sendiri, dimana data hasil
digunakan untuk mengumpulkan data. Oleh karena itu instrumen yang digunakan
yaitu :
1. Observasi
akan diteliti. Observasi dilakukan oleh peneliti dengan cara pengamatan dan
2. Wawancara
31
Tunai Desa (PKTD). Sedangkan wawancara mendalam dilakukan kepada
yakni Desa Alo dan Desa Bunga yang masing – masing terdiri dari Unsur
Unsur Aparat Desa (Kepala Desa dan Bendahara Desa) 4 orang serta 1 orang
3. Dokumentasi
Teknik analisis data dalam penelitian ini menurut Miles dan Huberman yang
dikutip oleh (Ahmad Tanzeh dan Suyitno, 2006) mengatakan bahwa analisis data
terdiri dari tiga alur kegiatan yang terjadi secara bersamaan (interaktif), yaitu :
1. Reduksi Data
2. Penyajian Data
3. Penarikan Kesimpulan
32
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif
Maksudnya yaitu penelitian yang dilakukan oleh seorang peneliti dengan berangkat
sudah selesai dilakukan, barulah perlahan hasil penelitian tersebut dikumpulkan, lalu
diubah dalam bentuk tertulis. Sehingga nantinya bisa dimasukkan dalam laporan
penelitian yang nantinya akan dikaji dan dikorelasikan dengan teori-teori yang
Raya yaitu : Desa Alo dan Desa Bunga. Dimana pertimbangan memilih 3 lokasi
tersebut karena ketiga desa ini melaksanakan program Padat Karya Tunai Desa
setelah terbitnya ijin penelitian dari dinas terkait diwilayah/lokasi penelitian yakni
33
Dinas Pelayana Terpadu Satu Pintu (PTSP) Kabupaten Bone Bolango sejak
1 Strategi
tertentu. Di dalam strategi yang baik terdapat kordinasi tim kerja, memiliki
memiliki taktik untuk mencapai tujuan secara efektif. (Fandi Tjiptono, 2000 :
17).
2 Kebijakan
3 Kemiskinan
34
Sejumlah konflik yang terjadi di tanah air sepanjang krisis ekonomi, misalnya,
Padat Karya Tunai (Cash For Work) adalah program pemerintah berupa
tenaga kerja dan teknologi lokal untuk memberikan tambahan upah atau
diharapkan dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar dengan memberikan
upah (honorarium) langsung tunai kepada tenaga kerja yang terlibat, baik secara
35
Daftar Pustaka
36
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, 2006. Dasar-dasar Penelitian, Surabaya: eLKAF.
Budi, Winarno. 2002. Kebijakan Publik: Teori dan Proses. Yogyakarta: Media
Pressindo.
Syafi’i Antonio, 2001. Bank Syariah dari Teori ke Praktek, Cet. 1 Jakarta :
GemaInsani.
Noeng Muhadjir, 2000. Ilmu pendidikan dan Perubahan Sosial. Teori Pendidikan
2013.
Brang Kecamatan Utan Special Issue Jurnal Tambora Vol. 4 No. 2A Juli 2020
37
Teknologi Sumbawa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Teknologi
Sumbawa.Dikutipdari https://www.neliti.com/id/publications/328691/strategi-
pengembangan-program-padat-karya-tunai-desa-pktd-dengan-pendekatan-anal
Yanti Dinda 2019 Skripsi Pelaksanaan Program Padat Karya Tunai Berdasarkan
Peraturan Perundang-Undangan
Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 (Empat) Menteri yakni Menteri Dalam Negeri,
38
Transmigrasi dan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan
39