Anda di halaman 1dari 75

Gambaran Keuangan Daerah

BAB III
GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

Analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan untuk melihat


kapasitas keuangan daerah dalam mendanai penyelenggaraan pembangunan
daerah. Cakupan analisis pengelolaan keuangan daerah dilakukan terhadap APBD
dan laporan keuangan daerah, yang meliputi pendapatan, belanja dan pembiayaan
serta perkembangan neraca daerah, meliputi aset dan hutang daerah serta ekuitas
dana. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang
pengelolaan keuangan daerah sebagaimana telah dirubah menjadi PP Nomor 12
tahun 2019, menyatakan bahwa pengelolaan keuangan daerah merupakan
keseluruhan kegiatan perencanaan, penganggaran, pelaksanaan, penatausahaan,
pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan keuangan dalam penyelenggaraan
pemerintahan di daerah. Gambaran pengelolaan keuangan daerah diperlukan untuk
bisa merencanakan program dan kebijakan yang akan dilakukan di suatu daerah.

Grafik 3.1
Prinsip Pengelolaan Keuangan Daerah yang baik

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 1
Gambaran Keuangan Daerah

Pengelolaan kemampuan daerah yang baik perlu dilakukan melalui


prinsip efektifitas, efisien, ekonomis, adil, bermanfaat, wajar, tertib, taat
peraturan perundang-undangan, transparan dan dapat dipertanggung-
jawabkan. Pengelolaan Keuangan Daerah merupakan sub-sistem dari sistem
pengelolaan keuangan negara dan juga merupakan elemen pokok dalam
penyelenggaraan Pemerintahan Daerah. Pengelolaan keuangan yang baik adalah
pengelolaan yang bisa mengoptimalkan potensi-potensi pembangunan suatu daerah,
sehingga dapat tercapai target-target dalam peningkatan kualitas pembangunan.
Pengelolaan keuangan daerah dengan kewenangan yang didasarkan pada otonomi
daerah melahirkan tantangan tersendiri dalam pelaksanaan penyelenggaraan
pemerintahan dan pembangunan.
Pelaksanaan pengelolaan keuangan daerah di Kabupaten Sampang
mengacu pada Peraturan Pemerintah Nomor 12 Tahun 2019 tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah. Ketentuan dalam Peraturan Pemerintah ini telah
dijabarkan secara lebih rinci dan teknis dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri
Nomor 90 Tahun 2019 tentang Klasifikasi, Kodefikasi, Dan Nomenklatur
Perencanaan Pembangunan Dan Keuangan Daerah. Dalam upaya mencapai target
prioritas pembangunan pada seluruh kegiatan pada rencana pembangunan lima
tahunan melalui RPJMD, perlu ditetapkan gambaran pengelolaan keuangan daerah
dan kerangka pendanaan. Kedua hal tersebut perlu ditetapkan agar pengelolaan
keuangan daerah dapat digunakan secara efektif dan efesien untuk masyarakat
umum. Arah gambaran pengelolaan keuangan daerah dan kerangka pendanaan
meliputi kinerja keuangan masa lalu, kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu, dan
kerangka pendanaan.

3.1 Kinerja Keuangan Masa Lalu


Analisis terhadap kinerja keuangan masa lalu diperlukan untuk
melihat kinerja realisasi keuangan dalam beberapa tahun terakhir. Dari
analisis tersebut, dapat dijadikan referensi dalam melakukan proyeksi kinerja
kondisi keuangan melalui berbagai macam metode analisa misalnya dengan
melihat rata-rata pertumbuhan, menggunakan asumsi makro ekonomi (PDRB/laju
petumbuhan ekonomi, inflasi dan lain-lain), dan dapat juga dengan dasar

III - 2 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

kebijakan intensifikasi dan ekstensifikasi pendapatan daerah serta dapat melalui


kebijakan bidang keuangan daerah.
Perkembangan kinerja keuangan pemerintah daerah tidak terlepas dari
batasan pengelolaan keuangan daerah. Batasan tersebut diatur dalam; (1)
Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara; (2) Undang-
Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan; (3) Undang-Undang Nomor
23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah; (4) Peraturan Pemerintah Nomor 12
Tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; (5) Peraturan Pemerintah
Nomor 71 Tahun 2010 tentang Sistim Akuntansi; (6) Peraturan Menteri Dalam
Negeri (Permendagri) Nomor 19 Tahun 2019 Tentang Tentang Klasifikasi,
Kodefikasi, Dan Nomenklatur Perencanaan Pembangunan Dan Keuangan Daerah
dan; (7) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 Tentang Pedoman
Teknis Pengelolaan Keuangan Daerah; (8) Peraturan Daerah Kabupaten Sampang
Nomor 29 Tahun 2008 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah.

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD


Pengukuran kinerja pelaksanaan APBD dilaksanakan dengan
mengukur pendapatan daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Sesuai
dengan PP no 12 tahun 2019 tentang pengelolaan keuangan daerah, menyebutkan
bahwa APBD terdiri dari aspek pendapatan, belanja dan pembiayaaan. Aspek
pendapatan daerah terdiri dari pendapatan asli daerah, pendapatan transfer, dan
lain-lain pendapatan daerah yang sah. Belanja daerah terdiri dari belanja operasi,
belanja modal, belanja tidak terduga, dan belanja transfer. Sedangkan pembiayaan
terdiri penerimaan dan pengeluaran pembiayaan.

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 3
Gambaran Keuangan Daerah

Grafik 3.2
Struktur APBD Sesuai Dengan PP no 12 tahun 2019

Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) adalah rencana keuangan


tahunan pemerintahan daerah yang disetujui oleh DPRD. Pendapatan daerah adalah
hak pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Belanja
Daerah adalah kewajiban pemerintah daerah yang diakui sebagai pengurang nilai
kekayaan bersih. Arah pengelolaan pendapatan daerah akan difokuskan pada upaya
pemerintah daerah dalam mencari sumber-sumber pendapatan daerah yang
dimanfaatkan untuk perencanan pembangunan daerah. Kinerja pelaksanaan APBD
harus terealisasi secara efektif dan efisien.

3.1.1.1 Pendapatan Daerah


Pendapatan daerah adalah semua penerimaan yang melalui rekening
kas umum daerah, yang menambah ekuitas dana. Pendapatan daerah adalah hak
pemerintah daerah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih daerah.
Pendapatan Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota dikelompokkan menjadi Pendapatan
Asli Daerah (PAD), pendapatan transfer dan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah.
PAD terdiri dari Pajak Daerah, Retribusi Daerah, Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah
yang Dipisahkan, dan Lain-lain PAD yang Sah. Pendapatan Transfer terdiri dari
Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat dan Pendapatan Transfer Antar Daerah.

III - 4 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Pendapatan Transfer Pemerintah Pusat terdiri dari Dana Perimbangan, Dana Bagi
Hasil (DBH), Dana Alokasi Umum (DAU), Dana Alokasi Khusus (DAK), baik DAK Fisik
maupun DAK Non Fisik, Dana Intensif Daerah (DID), Dana Otonomi Khusus, dan Dana
Desa. Selanjutnya Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah terdiri dari Pendapatan
Hibah dan Lain-lain Pendapatan Sesuai dengan Ketentuan Perundang-Undangan.
Secara keseluruhan rincian perkembangan pendapatan Kabupaten Sampang dapat
dilihat dalam gambar berikut:
1,900,000,000,000 12
9.30 10
1,850,000,000,000

1,800,000,000,000 6.47 8
5.77
6
1,750,000,000,000
4
1,700,000,000,000
2

%
1,650,000,000,000
0
1,600,000,000,000
-2
1,550,000,000,000
-5.27 -4
1,500,000,000,000 -6.50
1,605,112,287,120.
1,697,685,706,523.
1,855,492,183,263.
1,757,707,108,484. -6
1,871,474,797,332.
58 24 02 17 00
1,450,000,000,000 -8
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Pendapatan Nominal Pertumbuhan

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.3
Perkembangan Pendapatan Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021

Pertumbuhan realisasi pendapatan nominal Kabupaten Sampang


sampai dengan tahun 2020 menunjukan tren yang fluktuatif. Pendapatan
daerah nominal Kabupaten Sampang tahun 2017 hingga tahun 2019 mengalami tren
yang meningkat. Namun realisasi pendapatan daerah tahun 2020 menunjukan
penurunan dan pada anggaran 2021 kembali menunjukkan peningkatan. Realisasi
pendapatan pada tahun 2018 menunjukkan peningkatan sebesar 5,77 persen,
dimana pada tahun sebelumnya, nilainya turun sebesar 6,5 persen. Pada tahun 2019,
realisasi pendapatan daerah menunjukkan pertumbuhan sebesar 9,30 persen. Pada
tahun 2020, realisasi pendapatan daerah kembali mengalami penurunan
pertumbuhan sebesar -5,27 persen. Selanjutnya, pada tahun anggaran 2021,

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 5
Gambaran Keuangan Daerah

pertumbuhan pendapatan daerah kembali meningkat 6,47 persen. Selanjutnya


komposisi pendapatan daerah dapat dilihat pada grafik berikut:

Komposisi Pendapatan Daerah


100 1.06 3.91 3.74 4.35 3.98
90

80

70

60
85.89 83.78
88.12 87.16 85.66
50

40

30

20

10
13.05 9.10 9.99 12.23
7.97
0
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Pendapatan Asli Daerah Pendapatan Transfer


Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.4
Komposisi Pendapatan (dalam %) Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021

Pendapatan Transfer merupakan komponen yang memiliki kontribusi


paling besar dalam kurun waktu tahun 2017 hingga tahun 2021. Lebih dari 80
persen alokasi pendapatan daerah digunakan oleh pendapatan transfer. Selanjutnya,
Pendapatan Asli Daerah (PAD) memiliki kontribusi 9-13 persen dalam kurun waktu
tahun 2017-2021. Terakhir Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah memiliki
kontribusi paling kecil dalam kurun waktu lima tahu terakhir dengan persentase
sebesar 1-4 persen. Berikut terdapat grafik pertumbuhan dan kontribusi komponen-
komponen PAD tahun 2017 hingga 2021:

III - 6 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

250,000,000,000 54.32 60

50

200,000,000,000 40
30.44
24.70 30

150,000,000,000 20

3.99 10

%
100,000,000,000 0

-10

50,000,000,000 -20

-35.41 -30
209,545,224,677.58
135,349,867,961.19
168,778,440,667.02
175,518,944,949.09
228,940,273,603.00
0 -40
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

PAD Nominal Pertumbuhan

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.5
Perkembangan PAD Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021
Pertumbuhan PAD tahun anggaran 2021 dianggarkan akan mengalami
peningkatan yang relatif tinggi dibandingkan tahun 2020. Pertumbuhan PAD
tahun 2020 juga mengalami peningkatan meningkat secara nominal dengan
pertumbuhan sebesar 3,99 persen. Pada tahun anggaran 2021, pertumbuhan PAD di
targetkan akan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dari tahun
sebelumnya sebesar 30,44 persen dengan nilai nominal sebesar Rp228,94 Milyar.
Selanjutnya, komposisi PAD dapat dilihat dalam grafik berikut:

Komposisi PAD
120.00

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.6
Komposisi PAD (dalam %) Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 7
Gambaran Keuangan Daerah

Lain-lain PAD yang sah merupakan komponen yang memiliki kontribusi


paling besar dalam kurun waktu tahun 2017 hingga tahun 2021. Lebih dari 50
persen PAD didapat dari komponen lain-lain PAD yang sah. Disusul oleh hasil pajak
daerah dengan rata-rata kontribusi sebesar 14,32 persen. Selanjutnya kotribusi
retribusi daerah yang diperkirakan meningkat hingga 14,04 pada tahun anggaran
2021 dan terakhir hasil pengelolaan kekayaan daerah yang dipisahkan memiliki
kontribusi paling kecil dalam waktu lima tahun terakhir. Selanjutnya, terdapat grafik
pendapatan transfer Kabupaten Sampang tahun 2017-2021:
1,650,000,000,000 8.52 10
8.11

1,600,000,000,000
4.14 5
1,550,000,000,000

1,500,000,000,000
0

1,450,000,000,000

%
-5
1,400,000,000,000 -6.90

1,350,000,000,000
-10
1,300,000,000,000 -12.73

1,378,553,546,011
1,495,975,453,445
1,617,307,882,196
1,505,684,442,521
1,567,974,219,258
1,250,000,000,000 -15
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Pendapatan Transfer Pertumbuhan

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.7
Perkembangan Pendapatan Transfer Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021
Realisasi Pendapatan Transfer tahun 2017 hingga tahun 2019
menunjukan tren yang meningkat. Realisasi tahun 2020 mengalami penurunan
secara nominal sebesar lebih dari 100 Milyar dan pemuruan pertumbuhan hingga
mencapai -6,90 persen. Adanya target peningkatan anggaran pada tahun 2021
meyebabkan peningkatan pertumbuhan pendapatan transfer juga meningkat sebesar
4,14 persen atau sebesar 62 Milyar. Komposisi pendapatan transfer dapat dilihat
pada grafik berikut:

III - 8 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Komposisi Pendapatan Transfer


120.00

100.00 93.30 95.70


92.25 93.00 92.15

80.00

60.00

40.00

20.00
7.75 7.00 7.85 6.70
4.30
0.00
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.8
Komposisi Pendapatan Transfer (dalam %) Kabupaten Sampang Tahun 2017-2021
Komponen Pendapatan Transfer terdiri dari Pendpatan Transfer
Pemerintah Pusat dan Pendapatan Transfer Antar Daerah. Pendapatan Transfer
Pemerntah Pusat memiliki komposisi paling besar dalam pembentukan pendapatan
transfer dengan kontribusi lebih dari 90 persen. Pendapatan Transfer Pemerintah
Pusat yaitu; (1) Dana Perimbangan yang terdiri dari DBH, DAU, DAK (Fisik dan Non
Fisik), (2) DID, (3) Otsus, dan (4) Dana Desa. Kontribusi Pendapatan Transfer Antar
Daerah mengalami penurunan dalam kurun waktu lima tahun terakhir dengan
persentase 4,30 persen pada tahun anggaran 2021. Komponen Pendapatan yang
terakhir adalah Lain-lain pendapatan Daerah yang Sah, berikut grafik
perkembangannya:

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 9
Gambaran Keuangan Daerah

90,000,000,000 1400
1225.94
80,000,000,000 76,503,721,014.08 1200
74,560,304,471.00
69,405,860,400.00
70,000,000,000 66,360,385,117.05
1000

60,000,000,000
800
50,000,000,000
600
40,000,000,000
400
290.05
30,000,000,000

Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah 200


20,000,000,000 17,013,516,432.00
Pendapatan Hibah 4.59 10.23 -2.54
10,000,000,000 0
Lain-lain Pendapatan Sesuai dengan Ketentuan Perundang-Undangan
17,013,516,432.00
66,360,385,117.05
69,405,860,400.00
76,503,721,014.08
0.00 74,560,304,471.00
0 Pertumbuhan Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah -200
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.9
Perkembangan Lain-lain Pendapatan Daerah yang Sah
Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021
Realisasi lain-lain pendapatan daerah yang sah menunjukkan
perkembangan yang semakin meningkat pada tahun 2017 hingga tahun 2020.
Lain-lain pendapatan daerah yang sah terdiri dari pendapatan hibah dan lain-lain
pendapatan sesuai dengan ketentuan perundang-undangan. Selama lima tahun
terakhir Kabupaten Sampang tidak menerima pendapatan hibah. Sehingga komposisi
lain-lain pendapatan yang sah hanya terisi oleh komponen lain-lain pendapatan
sesuai dengan ketentuan perudang-undangan. Berdasarkan proyeksi masing-masing
komponen pendapatan daerah, maka perkembangan Derajat Desentralisasi Fiskal
(DDF) dapat dilihat dalam gambar berikut:

III - 10 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Derajat Desentralisasi Fiskal


14

12

10

13.05
6 12.23
9.99
9.10
4 7.97

0
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.10
Perkembangan Derajat Desentralisasi Fiskal (dalam %)
Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021

Derajat Desentralisasi Fiskal Kabupaten Sampang pada tahun 2018


hingga tahun 2021 mengalami peningkatan. Pada APBD tahun 2021, Derajat
Desentralisasi Fiskal di targetkan meningkat sebesar 12,23 persen. Nilai tersebut
lebih besar dibandingkan dengan tahun sebelumnya, yakni sebesar 9,99 persen.
Kondisi tersebut menunjukkan bahwa peningkatan kemandirian daerah, terutama
dalam kontribusinya terhadap pendapatan daerah. Meskipun menunjukkan
peningkatan, namun kemandirian fiskal masih tergolong rendah. Oleh karena itu
diperlukan strategi peningkatan pendapatan daerah. Realisasi Pendapatan
Kabupaten Sampang Tahun dari 2017 sampai dengan tahun anggaran 2021, adalah
sebagai berikut:

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 11
III - 12 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4

Tabel 3.1
Realisasi dan Proyeksi/Target Pendapatan Kabupaten Sampang Tahun 2017 s.d Tahun 2021 (tambahkan rata2)
JUMLAH
KODE URAIAN RATA-RATA
REALISASI 2017 REALISASI 2018 REALISASI 2019 REALISASI 2020 APBD 2021
PERTUMBUHAN
135.349.867.961,19
Pendapatan Asli Daerah 209.545.224.677,58 168.778.440.667,02 175.518.944.949,09 228.940.273.603,00
4.1. 15,61
4.1.01 Pajak daerah 20.557.363.424,63 21.997.977.280,13 23.721.836.011,19 27.481.457.076,50 36.213.000.000,00 17,27
4.1.02 Retribusi daerah 10.917.030.412,00 12.420.511.362,00 15.735.609.235,00 15.910.210.326,00 32.133.135.800,00 27,98
Hasil pengelolaan kekayaan daerah
6.251.369.919,40 6.378.024.135,02 6.236.679.300,72 6.451.077.700,01 25.375.000.000,00
4.1.03 yang dipisahkan 59,46
Lain-lain pendapatan asli daerah
171.819.460.921,55 94.553.184.300,04 123.084.316.120,11 125.676.199.846,58 135.219.137.803,00
4.1.04 yang sah 12,79
1.505.684.442.521,00
4.2 Pendapatan Transfer 1.378.553.546.011,00 1.495.975.453.445,00 1.617.307.882.196,00 1.567.974.219.258,00
0,23
Pendapatan Transfer Pemerintah
4.02.01 1.271.721.245.147,00 1.391.323.135.870,00 1.490.328.680.729,00 1.404.799.020.707,00 1.500.484.841.453,00
Pusat 1,63
4.02.01.01 Dana Perimbangan 1.104.228.648.147,00 1.212.116.500.870,00 1.257.785.091.729,00 1.126.475.028.707,00 1.243.131.339.453,00 0,63
4.02.01.01.01 DBH 55.059.310.923,00 107.198.211.337,00 95.680.857.846,00 95.219.550.924,00 144.681.900.453,00 21,92
4.02.01.01.02 DAU 818.929.326.000,00 825.443.163.000,00 865.298.361.000,00 784.115.868.000,00 807.701.480.000,00 -0,37
4.02.01.01.03 & 04 DAK (Fisik dan Non Fisik) 230.240.011.224,00 279.475.126.533,00 296.805.872.883,00 247.139.609.783,00 290.747.959.000,00 -0,30
4.02.01.02 DID 0 0 0 47.081.591.000,00 25.464.708.000 -29,18
4.02.01.03 Otsus 0 0 0 0 0 0
4.02.01.05 Dana Desa 167.492.597.000,00 179.206.635.000,00 232.543.589.000,00 231.242.401.000,00 231.888.794.000 12,84
100.885.421.814,00
4.02.02 Pendapatan Transfer Antar Daerah 106.832.300.864,00 104.652.317.575,00 126.979.201.467,00 67.489.377.805,00
-14,72
Lain-lain pendapatan daerah
4.03 17.013.516.432,00 66.360.385.117,05 69.405.860.400,00 76.503.721.014,08 74.560.304.471,00
yang sah 306,52
4.03.01 Pendapatan Hibah 0 0 0 - 0
Lain-lain Pendapatan Sesuai dengan
4.03.03 17.013.516.432,00 66.360.385.117,05 69.405.860.400,00 76.503.721.014,08 74.560.304.471,00
Ketentuan Perundang-Undangan 0,00
1.697.685.706.523,24
  Jumlah Pendapatan 1,605.112.287.120,58 1.855.492.183.263,02 1.757.707.108.484,17 1.871.474.797.332,00 1,95

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021


Gambaran Keuangan Daerah

3.1.1.2 Belanja Daerah


Belanja daerah dipergunakan dalam upaya meningkatkan
pembangunan daerah. Belanja daerah Belanja daerah sebagaimana dimaksud
dalam Peraturan pemerintah no 12 tahun 2019 tentang Pengelolaan Keuangan
Daerah, dan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 77 Tahun 2020 tentang
Pedoman teknis Pengelolaan Keuangan Daerah, menyebutkan bahwa belanja daerah
dipergunakan dalam rangka mendanai pelaksanaan urusan pemerintah yang
menjadi kewenangan provinsi atau kabupaten/kota yang terdiri dari urusan wajib,
urusan pilihan dan urusan yang penanganannya dalam bagian atau bidang tertentu
yang dapat dilaksanakan bersama antara pemerintah dan pemerintah daerah atau
antar pemerintah daerah yang ditetapkan berdasarkan peraturan perundang-
undangan. Belanja Daerah pada dasarnya merupakan bagian dari upaya pencapaian
sasaran yang telah ditetapkan dan didasarkan atas pendekatan prestasi kerja yang
berorientasi pada pencapaian hasil. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan
akuntabilitas perencanaan anggaran serta mempercepat efektivitas dan efisiensi
penggunaan anggaran.
Belanja meliputi belanja operasi; belanja modal; belanja tidak terduga; dan
belanja transfer. Belanja operasi merupakan pengeluaran anggaran untuk Kegiatan
sehari-hari Pemerintah Daerah yang memberi manfaat jangka pendek yang terdiri
dari belanja pegawai; belanja barang dan jasa; belanja bunga; belanja subsidi; belanja
hibah; dan belanja bantuan sosial.
Belanja modal merupakan pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap
dan aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari 1 (satu) periode akuntansi.
Belanja modal digunakan untuk menganggarkan pengeluaran yang dilakukan dalam
rangka pengadaan aset tetap dan aset lainnya. Belanja modal meliputi: belanja tanah,
digunakan untuk menganggarkan tanah yang diperoleh dengan maksud untuk
dipakai dalam kegiatan operasional Pemerintah Daerah dan dalam kondisi siap
dipakai; belanja peralatan dan mesin, digunakan untuk menganggarkan peralatan
dan mesin mencakup mesin dan kendaraan bermotor, alat elektronik, inventaris
kantor, dan peralatan lainnya yang nilainya signifikan dan masa manfaatnya lebih
dari 12 (dua belas) bulan dan dalam kondisi siap pakai; belanja bangunan dan
gedung, digunakan untuk menganggarkan gedung dan bangunan mencakup seluruh

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 13
Gambaran Keuangan Daerah

gedung dan bangunan yang diperoleh dengan maksud untuk dipakai dalam kegiatan
operasional Pemerintah Daerah dan dalam kondisi siap dipakai; belanja jalan, irigasi,
dan jaringan, digunakan untuk menganggarkan jalan, irigasi, dan jaringan mencakup
jalan, irigasi, dan jaringan yang dibangun oleh Pemerintah Daerah serta dimiliki
dan/atau dikuasai oleh Pemerintah Daerah dan dalam kondisi siap dipakai; belanja
aset tetap lainnya, digunakan untuk menganggarkan aset tetap lainnya mencakup
aset tetap yang tidak dapat dikelompokkan ke dalam kelompok aset tetap yang
diperoleh dan dimanfaatkan untuk kegiatan operasional Pemerintah Daerah dan
dalam kondisi siap dipakai; dan belanja aset lainnya, digunakan untuk
menganggarkan aset tetap yang tidak digunakan untuk keperluan operasional
Pemerintah Daerah, tidak memenuhi definisi aset tetap, dan harus disajikan di pos
aset lainnya sesuai dengan nilai tercatatnya.
Belanja tidak terduga merupakan pengeluaran anggaran atas Beban APBD
untuk keperluan darurat termasuk keperluan mendesak yang tidak dapat diprediksi
sebelumnya. Belanja tidak terduga merupakan pengeluaran anggaran atas Beban
APBD untuk keadaan darurat termasuk keperluan mendesak serta pengembalian
atas kelebihan pembayaran atas Penerimaan Daerah tahun-tahun sebelumnya.
Selanjutnya, belanja transfer merupakan pengeluaran uang dari Pemerintah Daerah
kepada Pemerintah Daerah lainnya dan/atau dari Pemerintah Daerah kepada
pemerintah desa. Belanja transfer dirinci atas jenis: belanja bagi hasil; dan belanja
bantuan keuangan.
2,500,000,000,000 25
22.11

20
2,000,000,000,000
15

1,500,000,000,000
10
6.76

5
1,000,000,000,000 1.46

0
-3.98
500,000,000,000
-6.44 -5

1,663,946,531,152
1,688,227,124,511
1,802,318,646,936
1,730,665,330,382
2,113,301,312,020
0 -10
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Total Belanja Daerah Pertumbuhan

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

III - 14 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Grafik 3.11
Perkembangan Pertumbuhan Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021
Secara umum, selama lima tahun terakhir, jumlah belanja Pemerintah
Kabupaten Sampang mengalami peningkatan. Grafik diatas menunjukkan jumlah
nominal dan pertumbuhan total belanja daerah Kabupaten Sampang tahun 2017-
2021. Jumlah nominal belanja daerah pada tahun 2017 mencapai Rp. 1,664 Triliyun
yang kemudian ditargetkan akan meningkat menjadi Rp. 2,113 Triliyun di tahun
anggaran 2021 dengan rata-rata pertumbuhan belanja sebesar 3,9 persen. Secara
proporsi terhadap total belanja daerah, komposisi belanja dilihat pada grafik berikut:

Komposisi Belanja Daerah


100
90 16.63 15.96 18.69 18.64 16.23
0.01 0.00 0.24
80 0.08 2.86
22.53 18.51 20.65
70 20.07 17.07
60
50
40
30 60.83 65.52 61.16 61.43 62.89

20
10
0
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Belanja Operasi Belanja Modal


Belanja Tidak Terduga Belanja Transfer

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.12
Perkembangan Komposisi Belanja Daerah (dalam %) Kabupaten Sampang
Tahun 2017–2021

Sesuai dengan Permendagri 90 tahun 2019, belanja daerah terdiri dari belanja
operasi, belanja modal, belanja tidak terduga, dan belanja transfer. Proyeksi
komposisi belanja pemerintah Kabupaten Sampang Tahun 2021, sebagian besar
masih terdapat pada belanja operasi. Dalam 5 tahun terakhir, belanja operasi masih
mendominasi belanja daerah dengan proporsi sekitar 60 persen. Pada tahun 2021,
persentase belanja operasi ditargetkan sebesar 62,89 persen. Belanja modal menjadi
komponen terbesar kedua dalam belanja daerah disusul belanja transfer. Rata-rata
proporsi belanja modal sebesar 19,77 persen sedangkan belanja transfer memiliki
rata-rata proporsi sebesar 17,23 persen. Selanjutya, kontribusi paling kecil

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 15
Gambaran Keuangan Daerah

ditunjukkan oleh belanja tidak terduga. Belanja tak terduga meningkat pada tahun
2019 sebagai upaya penanganan Covid-19 dengan persentase 2,86 persen.
Perkembangan Belanja Operasi Kabupaten Sampang tahun 2017-2021 dapat dilihat
dalam gambar berikut:

1,400,000,000,000 30
25.01
1,200,000,000,000 25

1,000,000,000,000 20

800,000,000,000 15

%
9.29
600,000,000,000 10

400,000,000,000 5
1.68
-0.34
200,000,000,000 0
-3.55
1,012,116,599,778.70
1,106,150,475,458.17
1,102,356,478,893.25
1,063,199,065,017.74
1,329,117,031,401.00
0 -5
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Belanja Operasi Pertumbuhan

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.13
Perkembangan Belanja Operasi Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021

Selama lima tahun terakhir, jumlah belanja operasi Pemerintah Kabupaten Sampang
mengalami tren fluktuatif. Pada tahun 2020, belanja operasi mengalami penurunan
hingga -3,55 persen dibandingkan tahun 2019. Peningkatan alokasi yang cukup
signifikan terjadi pada tahun anggaran 2021. Peningkatan pertumbuhan pada tahun
anggaran 2021 mencapai 25,01 persen. Dengan demikian, perkembangan komposisi
belanja operasi dapat dilihat pada gambar berikut:

III - 16 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Komposisi Belanja Operasi


120.00

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.14
Perkembangan Komposisi Komponen Belanja Operasi (dalam %)
Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021

Komposisi Belanja operasi dari tahun ke tahun memiliki tren yang relatif
sama. Meskipun secara nominal nilainya berubah dari tahun ke tahun, komposisi
terbesar terdapat pada belanja pegawai. Persentase belanja pegawai pada Tahun
2017-2021 sebesar lebih dari 50 persen. Komponen lainnya yaitu belanja barang dan
jasa yang memiliki kontribusi sebesar 34,56 persen terhadap belanja operasi.
Belanja hibah dan bantuan sosial menunjukkan rata-rata tren yang menurun selama
lima tahun terakhir. Pada tahun anggaran 2021, belanja hibah memiliki proporsi
sebesar 6,46 persen sedangkan belanja bantuan sosial hanya sebesar 0,35 terhadap
belanja operasi. Selanjutnya, perkembangan belanja modal Kabupaten Sampang
tahun 2017 – 2021 adalah sebagai berikut.

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 17
Gambaran Keuangan Daerah

500,000,000,000 60
47.68
450,000,000,000 50

400,000,000,000 40

350,000,000,000 30

300,000,000,000 15.75 20

250,000,000,000 10

%
200,000,000,000 0

150,000,000,000 -16.62 -10


-18.34
100,000,000,000 -20

50,000,000,000 -33.53 -30


374,875,770,149.46
312,562,644,306.00
361,797,246,071.51
295,428,275,565.00
436,300,931,619.00
0 -40
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Belanja Modal Pertumbuhan

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.15
Perkembangan Belanja Modal Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021

Belanja modal mengalami tren fluktuatif dalam lima tahun terakhir. Dampak
pandemi 2020 memberikan tekanan yang dalam terhadap belanja modal sebagai
akibat adanya realokasi dan refokusing anggaran. Tahun 2020, pertumbuhan belanja
modal mengakami kontraksi sebesar -18,34 atau sebesar 66,37 miliar. Pada tahun
aggaran 2021 belanja modal mengalami kenaikan yang signifikan sebesar 47,68
persen atau mengalami penambahan anggaran sebesar 140,82 Milyar. Angka
tersebut merupakan belanja modal tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Komposisi belanja modal dapat dilihat pada gambar berikut.

III - 18 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Komposisi Belanja Modal


120.00

100.00

80.00

60.00

40.00

20.00

0.00
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 A

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.16
Perkembangan Komposisi Komponen Belanja Modal (dalam %)
Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021

Komposisi Belanja Modal terdiri dari Belanja Modal Tanah, Belanja Modal
Peralatan dan Mesin, Belanja Modal Gedung dan Bangunan, Bangunan Modal Jalan,
Irigasi, dan Jaringan, dan Belanja Modal Aset Tetap Lainnya. Dalam kurun waktu lima
tahun terakhir belanja modal jalan, irigasi, dan jaringan menjadi pengeluaran
terbesar dengan persentase 40-60 persen. Besarnya persentase pengeluaran
anggaran dikarenakan pemerintah pusat memprioritaskan percepatan
pembangunan infrastruktur.

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 19
Gambaran Keuangan Daerah

60,000,000,000 4000
3508.40
3500
50,000,000,000
3000
2374.98
40,000,000,000 2500

2000
30,000,000,000

%
1500

20,000,000,000 1000

500
10,000,000,000 -65.58 -75.14 -89.88
0
222,555,000.0055,337,800.00
1,369,597,136.00
49,420,511,511.00
5,000,000,000.00
0 -500
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Belanja Tidak Terduga Pertumbuhan

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.17
Perkembangan Belanja Modal Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021

Terjadi peningkatan yang signifikan belanja tak terduga pada tahun 2020.
Realisasi anggaran tahun 2019 sebesar 1,37 Milyar meningkat menjadi 49,42 Milyar
pada tahun 2020. Peningkatan terjadi karena penyesuaian anggaran akibat adanya
pandemic Covid-19. Pada tahun anggaran 2021 belanja tak terduga di targetkan akan
mengalami penurunan hingga hanya sebesar 5 Milyar dengan penurunan
pertumbuhan mencapai -89,88 persen.
400,000,000,000 30
26.67

350,000,000,000 25

300,000,000,000 20

250,000,000,000 15

200,000,000,000 10
%

6.28
150,000,000,000 5

-1.00
100,000,000,000 -2.63 0
-4.21
50,000,000,000 -5
276,731,606,224.00
269,458,666,947.00
336,795,324,835.00
322,617,478,288.00
342,883,349,000.00
0 -10
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Belanja Transfer Pertumbuhan

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.18
Perkembangan Belanja Transfer Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021

III - 20 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Perkembangan Belanja Transfer tahun 2017 hingga tahun 2019


mengalami peningkatan. Terjadi sedikit penurunan pada tahun 2020 dan kembali
meningkat pada anggaran tahun 2021. Peningkatan sebesar 6,28 persen atau sebesar
20,26 Milyar pada tahun anggaran 2021 merupakan perolehan anggaran terbesar
dan pertumbuhan tertinggi dalam kurun waktu lima tahun terakhir. Komposisi
Belanja Transfer dapat dilhat pada gambar dibawah ini.
Komposisi Belanja Transfer
100.50

100.00 0.00

0.82
99.50 0.98

1.47
1.61
99.00

100.00

98.50
99.18
99.02

98.00 98.53
98.39

97.50
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.19
Perkembangan Komposisi Komponen Belanja Transfer (dalam %)
Kabupaten Sampang Tahun 2017–2021
Komposiis belanja transfer terdiri dari Belanja Bagi Hasil dan Belanja Bantuan
keuangan. Komposisi belanja transfer didominasi oleh belanja bantuan keuangan
dengan rata-rata persentase sebesar 99 persen. Perkembangan belanja bantuan
keuangan menunjukkan tren fluktuatif selama lima tahun terakhir. Sedangkan, pada
tahun 2018 pemerintah Kabupaten Sampang tidak menganggarkan belanja bagi
hasil. Perkembangan dana bagi hasil tahun 2017-2021 sekitar 1-5 Milyar. Realisasi
Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2017 s.d tahun 2020 dan Anggaran 2021
dapat dilihat pada tabel berikut:

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 21
Tabel 3.2
Realisasi dan Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2017 s.d Tahun 2021

JUMLAH
KODE URAIAN
RATA-RATA
REALISASI 2017 REALISASI 2018 REALISASI 2019 REALISASI 2020 APBD 2021
PERTUMBUHAN
1.329.117.031.401,00
Belanja Operasi 1.012.116.599.778,70 1.106.150.475.458,17 1.102.356.478.893,25 1.063.199.065.017,74
5.01 6,42
5.1.01 Belanja Pegawai 604.212.852.216,92 614.981.858.037,00 630.006.584.819,00 621.526.702.459,00 776.457.814.970,00 4,01
5.1.02 Belanja Barang dan Jasa 312.271.538.018,78 342.922.672.688,17 376.220.941.625,25 397.737.129.763,74 459.283.802.862,00 14,86
5.1.03 Belanja Bunga - - - 28.120.000,00 2.855.220.000,00 2010,74
5.1.05 Belanja Hibah 80.586.997.484,00 134.670.026.589,00 88.172.134.488,00 42.091.112.795,00 85.814.473.319,00 14,28
5.1.06 Belanja Bantuan Sosial 15.045.212.059,00 13.575.918.144,00 7.956.817.961,00 1.816.000.000,00 4.705.720.250,00 7,10

5.2 Belanja Modal 374.875.770.149,46 312.562.644.306,00 361.797.246.071,51 295.428.275.565,00 436.300.931.619,00 -1,01

5.2.01 Belanja Modal Tanah 15.160.861.323,00 8.173.142.300,00 40.657.867.699,00 44.201.171.671,00 27.853.570.286,00 72,92

5.2.02 Belanja Modal Peralatan dan Mesin 47.174.707.193,59 38.549.747.778,00 56.568.104.990,25 54.428.031.280,00 56.332.085.474,00 -0,07

5.2.03 Belanja Modal Gedung dan Bangunan 82.815.729.154,03 61.627.469.281,00 84.433.263.662,00 43.307.595.350,00 90.465.977.204,00 9,00
Belanja Modal Jalan, Irigasi dan Jaringan 229.483.575.427,39 195.146.888.208,00 175.115.533.890,00 140.073.763.234,00 257.478.006.708,00
5.2.04 0,00
5.2.05 Belanja Modal Aset Tetap Lainnya 240.897.051,45 9.065.396.739,00 5.022.475.830,26 13.417.714.030,00 4.171.291.947,00 728,18
5.3 Belanja Tidak Terduga 222.555.000,00 55.337.800,00 1.369.597.136,00 49.420.511.511,00 5.000.000.000,00 1130,56

5.3.01 Belanja Tidak Terduga 222.555.000,00 55.337.800,00 1.369.597.136,00 49.420.511.511,00 5.000.000.000,00 1130,56
5.4 Belanja Transfer 276.731.606.224,00 269.458.666.947,00 336.795.324.835,00 322.617.478.288,00 342.883.349.000,00 5,02
5.4.01 Belanja Bagi Hasil 2.275.053.174,00 - 3.286.447.623,00 5.190.577.606,00 5.042.089.000,00 8,23
5.04.0
Belanja Bantuan Keuangan 274.456.553.050,00 269.458.666.947,00 333.508.877.212,00 317.426.900.682,00 337.841.260.000,00
2 9,98
  TOTAL JUMLAH BELANJA 1.663.946.531.152,16 1.688.227.124.511,17 1.802.318.646.935,76 1.730.665.330.381,74 2.113.301.312.020,00 3,98
  SURPLUS/(DEFISIT) -58.834.244.031,58 9.458.582.012,07 53.173.536.327,26 27.041.778.102,43 -239.781.514.688,00 -138,90
Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

III - 22 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

3.1.1.3 Pembiayaan Daerah


Pembiayaan Daerah adalah semua penerimaan yang perlu dibayar
kembali dan/atau pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun
anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun tahun anggaran berikutnya.
Pembiayaan Daerah merupakan transaksi keuangan pemerintah, baik penerimaan
maupun pengeluaran, yang perlu dibayar atau akan diterima kembali, yang dalam
penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk menutup defisit dan/atau
memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain dapat berasal
dari pinjaman, dan hasil divestasi. Sementara, pengeluaran pembiayaan antara lain
digunakan untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada
entitas lain, dan penyertaan modal oleh pemerintah.
Pengeluaran pembiayaan dapat digunakan untuk pembiayaan: 1)
Pembayaran cicilan pokok utang yang jatuh tempo; 2) Penyertaan modal daerah; 3)
Pembentukan dana cadangan; dan/atau; 4) Pengeluaran pembiayaan lainnya sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Dalam hal APBD diperkirakan
defisit, APBD dapat didanai dari penerimaan pembiayaan daerah yang ditetapkan
dalam Perda tentang APBD. Penerimaan pembiayaan daerah bersumber dari: 1)
Penggunaan Sisa lebih perhitungan (SILPA); 2) Pencairan dana cadangan; 3)
Penerimaan Pinjaman Daerah; 4) Penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah.
Beradasarkan nilai pendapatan dan belanja diatas, maka nilai dan perkembangan
pembiayaan daerah Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut:

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 23
Gambaran Keuangan Daerah

300,000,000,000 60
48.50
50
250,000,000,000
40

22.84 30
200,000,000,000
20
8.37
150,000,000,000 10
262,281,514,688.00
0
100,000,000,000 195,191,039,494.93
-16.45 -10
159,276,720,509.10
131,443,260,467.67
121,293,689,024.60 -20
50,000,000,000
-32.42 22,500,000,000.00
14,096,778,860.83 -30
145,179,941,648.27
121,293,689,024.60
0.00
131,443,260,467.67
0.00
195,191,039,494.93
0.00
239,781,514,688.00
0 -40
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

PEMBIAYAAN NETTO Penerimaan Pembiayaan


Pengeluaran Pembiayaan Pertumbuhan Pembiayaan Netto

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.20
Perkembangan Penerimaan Pembiayaan Netto Kabupaten Sampang
Tahun 2017–2021 (Milyar Rupiah)

Dari sisi pembiayaan, penerimaan pada tahun anggaran 2021 di targetkan


mengalami peningkatan lebih dari 50 Milyar dibandingkan tahun sebelumnya.
Peningkatan penerimaan pembiayaan karena adanya rencana Pemerintah Daerah
mengajukan pinjaman daerah kepada Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) dalam
pembiayaan prioritas peningkatan kualitas dan perluasan infrastruktur. Pengeluaran
pembiayaan dianggarkan dalam rangka penyediaan dana cadangan Pemilukada
sesuai dengan Perda Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pembentukan Dana Cadangan
serta Penyertaan Modal Pemerintah Daerah. Pertumbuhan pembiayaan netto pada
tahun 2021 meningkat 22,84 persen yang diakibatkan oleh selisih penerimaan
pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan. Rincian perkembangan nilai penerimaan
dan pengeluaran pembiayaan, serta pembiayaan netto Kabupaten Sampang tahun
2017 sampai dengan anggaran 2021 dapat dilihat dalam grafik berikut:

III - 24 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Penerimaan Pembiayaan
300,000,000,000

250,000,000,000

200,000,000,000

150,000,000,000

100,000,000,000

50,000,000,000
159,276,720,509.1
121,293,689,024.6
131,443,260,467.6
195,191,039,494.9
262,281,514,688.0
0 0 7 3 0
0
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Penerimaan Pembiayaan

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.21
Perkembangan Penerimaan Pembiayaan Kabupaten Sampang Tahun 2017-2021

Penerimaan Pembiayaan Kabupaten Sampang pada tahun 2018 hingga


tahun 2021 mengalami peningkatan. Hingga pada tahun 2021, Penerimaan
pembiayaan mencapai 262,28 Milyar. Nilai tersebut lebih besar dibandingkan
dengan tahun sebelumnya, yakni sebesar 195,19 Milyar. Komponen Penerimaan
Pembiayaan terdiri dari Penggunaan SILPA, Pencairan Dana Cadangan, Penerimaan
Pinjaman Daerah, dan Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah. Rincian
komponen penerimaan pembiayaan dapat dilihat pada grafik berikut:

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 25
Gambaran Keuangan Daerah

Komposisi Penerimaan Pembiayaan


300,000,000,000.00

250,000,000,000.00

200,000,000,000.00

150,000,000,000.00

100,000,000,000.00

50,000,000,000.00

-
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 A

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.22
Perkembangan Penerimaan Pembiayaan Kabupaten Sampang Tahun 2017-2021

Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah tahun 2017 hingga


anggaran 2021 mengalami penurunan. Penerimaan kembali pemberian pinjaman
daerah tahun 2017 mencapai 2 Milyar namun pada tahun 2021 mengalami
penurunan sebesar 781 Juta. Penurunan terbesar terjadi pada tahun 2018 yaitu
sebesar hampir mencapai 1 Milyar. Penerimaan Pinjaman Daerah Pemerintah
Kabupaten Sampang tahun mengalami peningkatan dibandingkan tahun
sebelumnya. Perkembangan penggunaan SILPA tahun 2017 hingga tahun 2021
menunjukkan tren yang fluktuatif. Penggunaan SILPA pada tahun anggaran 2021
menunjukkan nilai yang paling besar selama kurun waktu lima tahun terakhir.
Selanjutnya perkembangan pengeluaran pembiayaan dapat dilihat pada grafik
berikut:

III - 26 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

0.00 0.00 0.00


25,000,000,000 0
-11.90

-20
20,000,000,000

-40
15,000,000,000

-60

10,000,000,000 20,000,000,000.00
-80
14,096,778,860.83
5,000,000,000 -100.00
-100
2,500,000,000.00

14,096,778,860.83
0.00 0.000.000.00 0.000.000.00 0.000.000.00
22,500,000,000.00
0 -120
2017 R 2018 R 2019 R 2020 R 2021 APBD

Pengeluaran Pembiayaan Pembentukan Dana Cadangan


Penyertaan Modal Daerah Pertumbuhan Pengeluaran Pembiayaan

Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Grafik 3.23
Perkembangan Pengeluaran Pembiayaan Kabupaten Sampang Tahun 2017-2021

Komponen pengeluaran pinjaman terdiri dari pembentukan dana cadangan


dan penyertaan modal daerah. Pembentukan dana cadangan tahun 2017 sebesar 14
Milyar mengalami peningkatan sebesar 20 Milyar pada tahun 2021. Nilai penyertaan
modal Kabupaten Sampang tahun 2021 sebesar 2,5 Milyar. Realisasi Pembiayaan
Daerah Tahun 2017 s/d Tahun 2021 dapat dilihat pada tabel berikut:

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 27
III - 28 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4

Tabel 3.3
Realisasi dan Proyeksi/Target Pembiayaan Daerah Tahun 2017 s.d Tahun 2021

JUMLAH
KODE URAIAN RATA-RATA
REALISASI 2017 REALISASI 2018 REALISASI 2019 REALISASI 2020 ANGGARAN 2021
PERTUMBUHAN
159.276.720.509, 121.293.689.024, 131.443.260.467, 195.191.039.494, 262.281.514.688,
Penerimaan Pembiayaan
6.1 10 60 67 93 00
6.1.01 Penggunaan (SILPA) 157.276.720.509,10 86.345.697.616,69 130.752.271.036,67 184.616.796.794,93 186.000.000.000,00 3,40
33.861.820.526,9
Pencairan Dana Cadangan   - - -
6.1.02 1 -20,00
6.1.04 Penerimaan Pinjaman Daerah       10.074.242.700,00 75.500.000.000,00 0,00
Penerimaan Kembali Pemberian
2.000.000.000,00 1.086.170.881,00 690.989.431,00 500.000.000,00 781.514.688,00
6.1.05 Pinjaman Daerah -10,68
6.2 Pengeluaran Pembiayaan 14.096.778.860,83 - - - 22.500.000.000,00 -22,38
14.096.778.860,8 20.000.000.000,0
Pembentukan Dana Cadangan - - -
6.2.01 3 0 -11,81
6.2.02 Penyertaan Modal Daerah - - - - 2.500.000.000,00 -20,00
145.179.941.648, 121.293.689.024, 131.443.260.467, 195.191.039.494, 239.781.514.688,
PEMBIAYAAN NETTO
  27 60 67 93 00 6,17
Sisa Lebih Pembiayaan -
86.345.697.616,69 130.752.271.036,67 184.616.796.794,93 222.232.817.597,36 13,88
6.3 Anggaran (SILPA) 2.045.000.000,00
Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang , 2021
Gambaran Keuangan Daerah

3.1.2 Neraca Daerah


Neraca Daerah menggambarkan posisi keuangan Pemerintah Daerah
yang meliputi aset, kewajiban dan ekuitas dana pada suatu saat tertentu.
Laporan neraca daerah akan memberikan informasi penting kepada manajemen
pemerintahan daerah, pihak legislatif daerah maupun para kreditur/pemberi
pinjaman kepada daerah serta masyarakat luas lainnya tentang posisi atau keadaan
kekayaan atau aset daerah dan kewajibannya serta ekuitas dana pada tanggal
tertentu. Elemen utama neraca Pemerintah Daerah meliputi aset, kewajiban, dan
ekuitas dana serta perhitungan analisis rasio likuiditas, analisis rasio solvabilitas dan
analisis rasio aktivitas. Selama kurun waktu 2014-2018, neraca daerah Kabupaten
Sampang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 29
III - 30 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4

Tabel 3.4
Perkembangan Neraca Daerah Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2017-2020
Rata-Rata
Jumlah (Rp) Pertumbuhan
No Uraian
(%)
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
1 ASET      
11 ASET LANCAR      
11101 Kas di Kas Daerah 66.934.068.129,10 120.189.626.919,30 168.605.862.226,87 203.310.510.274,39 21,86
11102 Kas di Bendahara Pengeluaran SKPD 1.155.000,00 - 0,00 199.162.807,00 -48,88
11103 Kas di Bendahara Penerimaan SKPD 180.502.984,82 38.282.200,00 11.601.031,00 810.000,00 766,49
11104 Kas di BLUD 16.980.043.510,28 7.244.582.680,01 10.958.697.472,83 16.429.742.292,18 25,48
11105 Kas Lainnya 2.431.585.977,31 3.318.061.437,36 5.062.066.095,23 2.327.525.628,54 -4,65
11106 Investasi Jangka Pendek - - - - -
11107 Piutang Dana Bagi Hasil 16.854.619.949,00 19.674.893.526,23 4.847.473.674,00 -35,00
11108 Piutang Pajak -2.942.868.076,86 -4.363.101.485,62 21.785.114.836,93 22.977.819.880,93 -134,15
11109 Penyisihan Piutang Pajak 4.519.155.998,00 5.598.073.053,00 -13.405.919.241,42 -100,79
11110 Piutang Retribusi -3.041.354.175,90 -3.994.431.926,50 6.466.228.625,00 6.578.270.307,00 -50,59
11111 Penyisihan Piutang Retribusi 10.005.216.744,00 26.107.288.478,12 (4.562.605.629,20) 21,90
11112 Piutang Lain-lain PAD -745.724.862,90 -353.571.092,79 27.646.198.394,00 2.458.792.937,00 -65,58
11113 Penyisihan Piutang Lain-lain PAD 16.722.858.592,00 7.907.706.685,00 (316.921.570,53) -65,58
11114 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Perusahaan
- - - - -
Daerah
11115 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah
- - - - -
Pusat
11116 Bagian Lancar Pinjaman Kepada Pemerintah
- - - - -
Daerah Lainnya
11117 Bagian Lancar Tagihan Penjualan Angsuran - - - - -
11118 Penyisihan Bagian Lancar Tagihan Penjualan
- - - - -
Angsuran
11119 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan -
- - - -
Perbendaharaan
11120 Bagian Lancar Tagihan Tuntutan Ganti Rugi - - 45.630.000,00 29.230.000,00 -8,99
11121 Penyisihan Bagian Lancar Tagihan TGR - - - - -
Rata-Rata
Jumlah (Rp) Pertumbuhan
No Uraian
(%)
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
11122 Piutang Lainnya - 704.447.160,13 217.859.360,77 136.630.539,49 -26,59
11123 Penyisihan Piutang Lainnya - - - - -
11124 Belanja Dibayar Dimuka 491.584.903,47 336.162.198,22 558.546.524,43 410.200.443,75 -0,12
11125 Persediaan 27.004.358.633,60 20.904.842.826,96 23.813.354.203,23 34.507.820.124,62 14,12
JUMLAH ASET LANCAR 155.395.203.305,92 203.312.862.659,42 277.575.006.243,15 278.573.971.452,05 9,90
12 INVESTASI JANGKA PANJANG     -
121 Investasi Non Permanen 3.958.131.857,51 3.397.855.879,21 2.870.428.012,01 2.496.825.840,00 -18,06
12101 Pinjaman Kepada Perusahaan Negara 0,00 - - - -
12102 Pinjaman Kepada Perusahaan Daerah 0,00 - - - -
12103 Pinjaman Kepada Pemerintah Daerah Lainnya 0,00 - - - -
12104 Investasi dalam Surat Utang Negara 0,00 - - - -
12105 Investasi Non Permanen Lainnya 8.058.675.000,00 6.972.504.119,00 6.281.514.688,00 5.781.514.688,00 -12,81
12106 Penyisihan Investasi Non Permanen Lainnya Tak -3.284.688.848,00 -7,19
-4.100.543.142,49 -3.574.648.239,79 -3.411.086.675,99
Tertagih
122 Investasi Permanen 60.374.999.298,51 60.742.261.165,83 60.915.907.870,48 58.309.126.138,43 -9,90
12201 Penyertaan Modal Pemerintah Daerah 60.374.999.298,51 60.742.261.165,83 60.915.907.870,48 58.309.126.138,43 -9,90
12202 Investasi Permanen Lainnya - -  - - -
JUMLAH INVESTASI JANGKA PANJANG 64.333.131.156,02 64.140.117.045,04 63.786.335.882,49 60.805.951.978,43 -10,34
13 ASET TETAP     -
13101 Tanah 512.390.257.858,00 692.505.282.237,82 1.156.471.377.151,82 1.051.805.248.592,82 34,30
13201 Peralatan dan Mesin 623.544.122.188,94 661.040.513.603,13 597.943.501.330,19 628.614.155.981,51 7,85
13301 Gedung dan Bangunan 1.151.824.152.583,03 856.686.123.198,51 979.259.289.139,27 1.028.234.117.566,27 -0,55
13401 Jalan. Irigasi dan Jaringan 2.397.750.158.226,74 2.499.812.288.801,04 2.696.805.898.017,51 2.838.795.935.951,51 11,70
13501 Aset Tetap Lainnya 31.654.820.760,41 30.476.107.786,70 31.036.299.793,70 27.438.400.671,98 -3,29
13601 Konstruksi dalam Pengerjaan 33.225.829.650,00 2.409.304.778,47 217.935.000,00 174.076.500,00 -26,00
13701 Akumulasi Penyusutan Aset Tetap -1.856.219.769.978,00 -1.692.024.927.310,56 -1.777.602.193.972,70) -2.001.632.946.703,20 16,12
JUMLAH ASET TETAP 2.894.169.571.289,12 3.050.904.693.095,11 3.684.132.106.459,79 3.573.428.988.560,89 6,89
14 DANA CADANGAN     -
14101 Dana Cadangan 32.096.778.860,83 - - - -5,42

III - 31 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
III - 32 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4

Rata-Rata
Jumlah (Rp) Pertumbuhan
No Uraian
(%)
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
JUMLAH DANA CADANGAN 32.096.778.860,83 - - - -5,42
15 ASET LAINNYA     -
15102 Tagihan Penjualan Angsuran - - - - -
15301 Tuntutan Perbendaharaan - - - - -
15306 Tagihan Tuntutan Ganti Rugi 617.117.947,08 49.151.000,00 - - -49,98
15307 Kemitraan dengan Pihak Ketiga - - - - -
15401 Aset Tak Berwujud - 364.885.800,00 364.885.800,00 1.015.287.814,00 44,56
15402 Aset Lain-Lain 59.202.761.770,93 -364.885.800,00 146.314.208.413,93 100.461.797.093,11 -10105,57
JUMLAH ASET LAINNYA 59.819.879.718,01 59.202.761.770,93 0,00 6.764.793.216,33 -48,16
JUMLAH ASET 3.205.814.564.329,90 3.377.609.585.570,50 4.025.493.448.585,42 3.919.573.705.207,71 1,46
2 KEWAJIBAN     -
21 KEWAJIBAN JANGKA PENDEK     -
21101 Utang Perhitungan Fihak Ketiga (PFK) 1.155.000,00 -  9.829.000,00 5.975.871,00 -34,80
21102 Utang Kepada Pihak Ketiga 4.894.043.571,60 15.636.006.852,91 17.891.316.898,36 6.345.031.394,74 114,40
21103 Utang Bunga - - - - -
21104 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah - -
- - -
Pusat
21105 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Pemerintah - -
- - -
Daerah
21303 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga - -
- - -
Keuangan Bank
21401 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Lembaga - -
- - -
Keuangan Non Bank
21501 Bagian Lancar Utang Dalam Negeri - Obligasi -  - - - 32,61
21601 Utang Jangka Pendek Lainnya 43.976.965,66 90.875.145,00 117.038.564,75 143.249.666,67 137,31
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PENDEK 4.939.175.537,26 15.726.881.997,91 18.018.609.463,11 6.494.256.932,41 110,72
22 KEWAJIBAN JANGKA PANJANG     -
22101 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Pusat - - - 10.074.242.700,00 -
22105 Utang Dalam Negeri - Pemerintah Daerah - -
- - -
Lainnya
Rata-Rata
Jumlah (Rp) Pertumbuhan
No Uraian
(%)
Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020
22106 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Bank - - - - -
22107 Utang Dalam Negeri - Lembaga Keuangan Non - -
- - -
Bank
22108 Utang Dalam Negeri–Obligasi - - - - -
22201 Utang Jangka Panjang Lainnya - 55.354.995,00 12.975.600,00 0,00 -44,14)
JUMLAH KEWAJIBAN JANGKA PANJANG - 55.354.995,00 12.975.600,00 10.074.242.700,00 19345,83
JUMLAH KEWAJIBAN 4.939.175.537,26 15.782.236.992,91 18.031.585.063,11 16.568.499.632,41 735,28
3 EKUITAS DANA     -
JUMLAH EKUITAS DANA 3.200.875.388.792,64 3.361.827.348.577,59 4.007.461.863.522,31 3.903.005.205.575,30 1,37
JUMLAH KEWAJIBAN DAN EKUITAS 3.919.573.705.207,71 1,46
3.205.814.564.329,90 3.377.609.585.570,50 4.025.493.448.585,42

Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 20

III - 33 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Analisa neraca daerah akan dilakukan pada sisi asset, kewajiban,


ekuitas dana serta rasio keuangan. Penjelasan mengenai analisa tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut:
I. Aset
Aset memberikan informasi tentang sumber daya yang dimiliki dan
dikuasai oleh pemerintah daerah yang dapat memberikan manfaat ekonomi
dan sosial bagi pemerintah daerah maupun masyarakat di masa datang
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu, serta dapat diukur dalam satuan
moneter. Aset terdiri dari (i)aset lancar, (ii)investasi jangka panjang, (iii)aset tetap,
(iv) dana cadangan, dan (v)aset lainnya. Aset Lancar adalah kas dan sumber daya
lainnya yang diharapkan dapat dicairkan menjadi kas, dijual atau dipakai habis
dalam 1(satu) periode akuntansi. Investasi jangka panjang dimaksudkan untuk
mendapatkan manfaat ekonomi atau manfaat sosial dalam jangka waktu lebih dari
satu periode akuntansi. Aset Tetap adalah aset berwujud yang mempunyai masa
manfaat lebih dari satu tahun anggaran yang digunakan dalam kegiatan pemerintah
atau dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Aset tetap terdiri dari tanah; peralatan
dan mesin; gedung dan bangunan; jalan, irigasi dan jaringan; aset tetap lainnya dan
konstruksi dalam pengerjaan.
Rata-rata pertumbuhan asset lancar daerah selama empat tahun
terakhir sebesar 9,90. Nilai tersebut disebabkan kecenderungan pertumbuhan yang
fluktuatif empat tahun terakhir. Akan tetapi, secara nominal nilai terbesar dalam
aset lancar adalah kas, dimana pada tahun 2020 nilainya sebesar 203,31 milyar.
Investasi jangka panjang Kabupaten Sampang dalam 5 tahun terakhir
mengalami rata-rata pertumbuhan negative sebesar 10,34 persen. Nilai
tersebut merupakan hasil dari komposisi investasi non permanen dan investasi
permanen. Secara nominal, investasi permanen memiliki nilai yang lebih besar
dengan nilai Rp.60.915.907.870,48 pada tahun 2019. Sedangkan pada tahun 2020,
untuk investasi permanen nilainya menurun sebesar nilai Rp.2.606.781.732.
Investasi Non Permanen adalah investasi dana bergulir kepada kelompok
masyarakat mulai tahun 2001 s/d tahun 2010 yang dikelola/digulirkan sampai
dengan saat ini dan dikembalikan secara bertahap ke kas daerah, sehingga terjadi
penurunan nilai investasi setiap tahunan. Sedangkan investasi permanen adalah

III - 34 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

investasi Pemerintah Kabupaten Sampang kepada BUMD (PDAM, Apotek Trunojoyo,


PT. BPRS BASS dan PT. GSM)
Secara keseluruhan, dalam empat tahun terakhir total nilai aset tetap
Pemerintah Kabupaten Sampang tahun 2017 hingga 2019 mengalami
peningkatan dan menurun pada tahun 2020. Rata–rata pertumbuhan aset tetap
tahun 2017-2020 sebesar 6,89 persen. Pertumbuhan terbesar selama empat tahun
terakhir yaitu aset berupa Jalan, Irigasi dan Jaringan, peralatan dan mesin, dan tanah.

II. Kewajiban
Kewajiban umumnya timbul karena konsekuensi pelaksanaan tugas
atau tanggungjawab untuk bertindak di masa lalu. Kewajiban memberikan
informasi tentang utang pemerintah daerah kepada pihak ketiga atau klaim pihak
ketiga terhadap arus kas pemerintah daerah. Kewajiban dapat diklasifikasikan
menjadi dua yaitu Kewajiban Jangka Pendek dan Kewajiban Jangka Panjang.
Perkembangan rata-rata kewajiban Pemerintah Kabupaten Sampang selama 4 tahun
terakhir sebesar 56,42 persen. Meskipun secara persentase terlihat sangat besar,
akan tetapi nilainya relatif kecil jika dibandingkan dengan jumlah aset daerah.
Persentase yang tinggi tersebut disebabkan peningkatan kewajiban pada tahun 2019
yang cukup signifikan menjadi sebesar Rp.18.031.585.063,11 dimana pada tahun
2017 hanya bernilai Rp. 4.939.175.537,26.

III. Ekuitas Dana


Ekuitas Dana merupakan selisih antara aset dengan kewajiban
pemerintah daerah. Ekuitas Dana meliputi (1) Ekuitas Dana Lancar, (2) Ekuitas
Dana Investasi, dan (3) Ekuitas Dana Cadangan.Ekuitas Dana Lancar adalah selisih
antara aset lancar dan kewajiban jangka pendek. Ekuitas dana investasi merupakan
selisih antara jumlah nilai investasi permanen, aset tetap dan aset lainnya (tidak
termasuk Dana cadangan) dengan jumlah nilai utang jangka panjang. Ekuitas dana
cadangan merupakan kekayaan pemerintah daerah yang diinvestasikan dalam dana
cadangan untuk tujuan tertentu di masa mendatang. Rata-rata pertumbuhan Ekuitas
Dana Pemerintah Kabupaten Sampang sebesar 1,37 persen per tahun. Sedangkan

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 35
Gambaran Keuangan Daerah

pertumbuhan kewajiban dan ekuitas dalam empat tahun terakhir sebesar 1,46
persen.

IV. Rasio Keuangan


Berdasarkan neraca diatas, kemudian dianalisis kemampuan keuangan
pemerintah daerah dapat dilakukan melalui perhitungan tiga rasio yaitu
likuiditas, solvabilitas dan aktivitas. Rasio likuiditas digunakan untuk mengukur
kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Untuk neraca keuangan daerah, rasio likuiditas yang digunakan adalah rasio lancar
(current ratio) dan quick ratio. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengukur
kemampuan Pemerintah Daerah dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka
panjangnya. Untuk neraca keuangan daerah, rasio solvabilitas yang digunakan adalah
rasio kewajiban terhadap aset dan rasio kewajiban terhadap ekuitas. Sedangkan
rasio aktivitas dihitung dari rata-rata umur piutang dan persediaan. Rincian analisis
rasio keuangan Kabupaten Sampang dapat dilihat dalam tabel berikut.

Tabel 3.5
Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Sampang Tahun 2017-2020
Rasio 2017 2018 2019 2020
Rasio Rasio Lancar 17,52 18,25 15,32 42,89
Likuiditas Quick Ratio 25,99 11,59 14,08 37,58
Rasio Rasio Total Hutang terhadap Total Aset 0,0015 0,0047 0,0045 0,0045
Solvabilitas Rasio Hutang terhadap Modal 0,0015 0,0047 0,0045 0,0042
Rata-Rata Umur Piutang 9,15 9,09 9,05 9,02
Rasio Aktivitas
Rata-Rata Umur Persediaan 365,00 367 365 366
Sumber: BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

Rasio Lancar dapat menjadi indikator bagi pemerintah Kabupaten


Sampang untuk melihat kemampuan Pemerintah dalam melunasi hutang
jangka pendeknya. Rasio lancar adalah aset lancar dibagi dengan kewajiban
jangka pendek. Nilai rasio lancar Neraca Keuangan Pemerintah Kabupaten
Sampang cukup tinggi meskipun menunjukkan kecenderungan yang menurun.
Pada tahun 2017, nilai rasio lancar sebesar 17,52 persen meskipun di tahun 2019
menurun sebesar 15,32 persen dan meningkat signifikan pada tahun 2020 sebesar
42,89. Penurunan pada tahun 2019 disebabkan adanya peningkatan kewajiban
jangka pendek yang cukup signifikan, meskipun terdapat peningkatan dalam

III - 36 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

aset/aktiva lancar. Pada tahun 2020, rasio lancer sebesar 42,89. Dengan nilai rasio
yang cukup besar tersebut mengindikasikan bahwa kemampuan pemerintah
Kabupaten Sampang dalam melunasi kewajiban (pembayaran hutang) jangka
pendeknya semakin lancar. Dengan kata lain, Pemerintah dapat dengan mudah
mencairkan aset lancarnya untuk membayar hutang atau kewajiban jangka pendek.
Quick Ratio adalah aset lancar dikurangi persediaan dibagi dengan
kewajiban jangka pendek. Quick Ratio lebih akurat dibandingkan rasio lancar
(currentratio) karena quick ratio telah mempertimbangkan persediaan dalam
perhitungannya. Quick Ratio dikatakan baik, jika tidak kurang dari 1 persen.
Perkembangan quickratio selama 3 tahun terakhir memiliki tren yang sama dengan
current ratio. Pada tahun 2018 dan 2019 quick ration masing-masing sebesar 11,59
persen dan 14,08 persen Pada tahun 2020 meningkat signifikan sebesar 37,58. Nilai
yang cukup besar dalam quick ratio mengindikasikan bahwa kemampuan aset
lancar Pemerintah Kabupaten Sampang setelah dikurangi persediaan, mempunyai
kemampuan yang cukup kuat untuk melunasi kewajiban jangka pendeknya.
Rasio solvabilitas mengindikasikan kemampuan Pemerintah Daerah
dalam memenuhi kewajiban-kewajiban jangka panjangnya. Untuk neraca
keuangan daerah, rasio solvabilitas yang digunakan adalah rasio total hutang
(kewajiban) terhadap aset dan rasio total hutang (kewajiban) terhadap modal
(ekuitas). Rasio solvabilitas menunjukkan trend positif, dimana pengadaan aset yang
dibiayai oleh hutang mengalami penurunan sepanjang tahun. Selain itu rasio hutang
terhadap modal setiap tahun mengalami peningkatan, yang berarti setiap tahun ada
peningkatan kemampuan dari ekuitas atau modal sendiri dari Pemerintah
Kabupaten Sampang untuk membayar kewajiban atau hutang.
Perkembangan rasio total hutang terhadap total asset selama lima
tahun terakhir mengalami nilai yang fluktuatif. Nilai rasio total kewajiban
(hutang) terhadap total aset pada tahun 2017 sebesar 0,0015 persen. Pada tahun
2018, rasio tersebut meningkat menjadi 0,0047. Pada tahun 2018-2020 stagnan
sebesar 0,0045. Rasio hutang terhadap modal juga memiliki nilai yang sama dengan
rasio total kewajiban (hutang) terhadap total aset. Semakin kecil nilai rasio ini, maka
semakin baik rasio kewajiban terhadap aset. Nilai tersebut menunjukkan bahwa

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 37
Gambaran Keuangan Daerah

kemampuan keuangan Pemerintah Kabupaten Sampang selama tahun 2014-2018


cukup kuat untuk membayar kewajiban (jika melakukan pinjaman pada kreditur).
Rasio aktivitas dalam lima tahun terakhir menunjukkan perkembangan
yang baik. Rasio aktivitas menunjukkan bahwa rata-rata umur piutang pada tahun
2020 menunjukkan nilai sebesar 9,09. Hal ini mengindikasikan bahwa piutang
berputar selama 9,02 hari. Sedangkan tingkat efektifitas manajemen dalam
pengelolaan persediaan mengalami peningkatan, hal ini ditunjukkan dengan
menurunnya rata-rata umur persediaan yang berarti semakin kecil umur persediaan
maka semakin besar tingkat penggunaan persediaan, sehingga semakin besar
aktivitas pelayanan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Sampang. Sesuai
data neraca Kabupaten Sampang di atas serta dari hasil perhitungan rasio keuangan
menunjukkan bahwa kemampuan daerah dalam kondisi baik, ditunjukkan oleh rasio
likuiditas, solvabilitas dan rasio aktivitas yang positif.

3.2 Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu (Sampai tahun 2021)


Evaluasi kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu diperlukan untuk
merumuskan kebijakan kedepan. Analisa pengelolaan keuangan tidak hanya
evaluasi kebijakan pongelolaan keuangan masa lalu, namun juga menganalisa
perkembangan proporsi pendapatan dan belanja daerah serta pembiayaan pada
periode sebelumnya. Dari hasil evaluasi tersebut kemudian disusun kebijakan
pengelolaan keuangan di masa yanga akan datang. Pengelolaan pendapatan daerah
diarahkan pada sumber-sumber pendapatan yang selama ini telah menjadi sumber
penghasilan Kas Daerah dengan tetap mengupayakan sumber-sumber pendapatan
yang baru. Pengelolaan belanja daerah dilaksanakan berlandaskan pada
anggaran kinerja (performance budget) yaitu belanja daerah yang berorientasi pada
pencapaian hasil atau kinerja. Kinerja tersebut mencerminkan efisiensi dan
efektifitas pelayanan publik, yang berarti belanja daerah harus berorientasi pada
kepentingan publik. Oleh karena itu arah pengelolaan belanja daerah digunakan
sebesar-besarnya untuk kepentingan publik terutama pada masyarakat miskin dan
kurang beruntung, pertumbuhan ekonomi dan perluasan lapangan kerja.
Kebijakan pengelolaan keuangan Kabupaten Sampang pada periode
RPJMD sebelumnya dapat dikategorikan menjadi tiga kebijakan. Tiga kebijakan

III - 38 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

tersebut adalah kebijakan pendapatan, pembelanjaan dan pembiayaan APBD. Uraian


singkat berbagai kebijakan tersebut adalah sebagai berikut:

A. Kebijakan Pendapatan Daerah


Kebijakan pendapatan daerah yang telah dilakukan oleh pemerintah daerah
Kabupaten Sampang adalah sebagai berikut:
1. Peningkatan target pendapatan daerah secara terencana sesuai dengan kondisi
perekonomian;
2. Peningkatan Penerimaan Asli Daerah (PAD) melalui Perluasan sumber-sumber
pendapatan daerah melalui optimalisasi pengelolaan aset-aset daerah ataupun
kerjasama dengan pihak ketiga;
3. Peningkatan upaya penegakan hukum terhadap wajib pajak dan wajib retribusi
yang melakukan pelanggaran Peraturan Daerah;
4. Menyiapkan sumber daya aparatur yang potensial, berintegritas tinggi dan
profesional serta membangun sistem kelembagaan yang berbasis kompentensi
di bidang Pengelolaan Keuangan Daerah;
5. Peningkatan koordinasi dan sinkronisasi program maupun kegiatan yang
bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), baik DAK Reguler, DAK Penugasan
dan DAK Afirmasi. Sedangkan DAU pemerintah telah menyampaikan bahwa
kebijakan DAU tidak bersifat pasti atau dinamis, sehingga alokasi belanja dari
DAU agar betul-betul pada program yang sangat prioritas;
6. Menerapkan sistem pemungutan Non Tunai dalam pelaksanaan pemungutan
Pajak Daerah dan Retribusi Daerah untuk menekan kebocoran;
7. Meningkatan kinerja Badan Usaha Milik Daerah;
8. Optimalisasi penerimaan Lain-Lain PAD yang sah antara lain dengan
meningkatkan kerjasama dengan instansi terkait;
9. Memanfaatkan Aset/Barang Milik Daerah dengan memperhatikan Peraturan
tentang Pemanfaatan Barang Milik Negara/Daerah dengan pola kerjasama
(public private partnership) untuk menyelenggarakan pelayanan
publik/pembayaran pajak dengan pihak swasta.

B. Kebijakan Belanja Daerah

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 39
Gambaran Keuangan Daerah

Kebijakan Belanja Daerah yang telah dilakukan oleh pemerintah kabupaten


Sampang sampai pelaksanaan RPJMD di tahun 2020 meliputi Belanja Langsung dan
Belanjang Tidak Langsung, yang dijelaskan sebagai berikut:
1. Belanja Langsung
a) Efektivitas dan efisiensi belanja daerah, melalui pemanfaatan sesuai prioritas
daerah (money follow program prioritas);
b) Optimalisasi anggaran untuk percepatan pembangunan infrastruktur publik
yang berkualitas dan penanganan permasalahan utama khususnya bidang
pendidikan dan kesehatan;
c) Belanja daerah memenuhi program dan kegiatan yang diarahkan
penggunaannya berdasarkan sumber dana (Specific Grant) serta untuk
pemenuhan standar pelayanan minimal urusan pemerintahan dan
operasional berdasarkan tugas pokok dan fungsi Perangkat Daerah;
d) Mengalokasikan kebutuhan belanja tetap, belanja rutin, dan belanja variabel
secara terukur dan terarah;
e) Pemenuhan kebijakan belanja untuk bidang pendidikan, kesehatan dan
infrastruktur, yaitu 20 persen untuk fungsi pendidikan, 10 persen untuk
urusan kesehatan serta 25 persen untuk belanja infrastruktur.
f) Penggunaan belanja diarahkan dalam mendukung sasaran dan prioritas
pembangunan daerah serta diselaraskan dengan prioritas Pemerintah
Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Pusat.
2. Belanja Tidak Langsung
a) Alokasi Belanja Pegawai dianggarakan dengan mempertimbangkan rencana
Pemerintah;
b) Kebijakan belanja hibah diarahkan kepada hibah kepada: (i) Belanja Hibah
Kepada Pemerintah Pusat (untuk pengamanan wilayah rawan konflik,
Pilkades serentak, dan tim saber pungli); (ii) Belanja Hibah Kepada
Badan/Lembaga/Ormas Berbadan Hukum Indonesia (bidang pendidikan,
kesehatan, kepemudaan, dan pemerintahan); serta Belanja Hibah Kepada
Ormas Berbadan Hukum Indonesia yang difokuskan untuk saranan
pendidikan;

III - 40 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

c) Alokasi Belanja Bantuan Sosial digunakan untuk bantuan kepada: (i)


organisasi sosial kemasyarakatan (bantuan sosial kepada individu/keluarga
dan bantuan sosial kepada individu/keluarga yang tidak direncanakan) yang
bertujuan untuk peningkatan kesejahteraan masyarakat yang kurang mampu
dengan tetap memperhatikan peraturan yang berlaku; (ii) Belanja Bantuan
Sosial Kepada Lembaga Non Pemerintah (lembaga perekonomian dan
lembaga sosial);
d) Belanja bagi hasil kepada pemerintah provinsi/kabupaten/kota dan
pemerintahan desa dialokasikan dalam rangka penguatan keuangan desa
terhadap pendapatan pajak dan retribusi daerah sesuai dengan proporsi desa
penghasil;
e) Belanja bantuan keuangan kepada pemerintah desa diarahkan untuk
memperkuat keuangan pemerintahan desa sebagaimana diamanatkan dalam
Undang Undang No.6 tahun 2014 tentang Desa. Alokasi belanja tersebut
dipergunakan untuk: (i) bantuan keuangan kepada desa berupa Dana Desa
(DD) Pusat dan Alokasi Dana Desa (ADD) Daerah; (ii) Bantuan Keuangan
kepada pemerintah desa dalam rangka pembiayaan Pilkades serentak tahun
2019; serta (iii) Bantuan Keuangan kepada Partai Politik;
f) Belanja Tidak Terduga merupakan belanja untuk kegiatan yang sifatnya tidak
biasa/tanggap darurat yang tidak diperkirakan sebelumnya serta
pengembalian sisa lebih atas dana hibah Pemerintah Pusat dan pembayaran
kekurangan atas klaim JKM kepada PT. Taspen.

C. Kebijakan Pembiayaan
Kebijakan pembiayaan yang telah dilakukan sampai dengan tahun kedua
(2020) pelaksanaan RPJMD 2019 – 2020 adalah sebagai berikut
1. Mengoptimalkan penerimaan pembiayaan daerah yang diperkirakan
diperoleh dari Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya
(SiLPA) yang bersumber dari pelampauan penerimaan pendapatan
daerah maupun sisa penghematan belanja;
2. Peningkatan Manajemen Pembiayaan Daerah dalam rangka akurasi,
efisiensi, efektifitas, dan profitabilitas.

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 41
Gambaran Keuangan Daerah

Dalam pengelolaan keuangan daerah yang rasional maka akan


menghasilkan optimalisasi pendapatan daerah yang dapat digunakan dengan
efisien untuk pembelanjaan dan pembiayaan daerah. Penggunaan pendapatan
daerah harus digunakan dengan efektif dan efisien sehingga segala kebijakan
maupun program priotas pembangunan dapat dilaksanakan secara baik melalui
keuangan daerah. Implementasi Kebijakan pengelolaan keuangan masa lalu dapat
dilihat dari proporsi penggunaan anggaran dan analisis pembiayaan.
3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran
Proporsi penggunaan anggaran terhadap realisasi mengindikasikan
tingkat efektivitas perencanaan keuangan daerah. Rata-rata tingkat efektivitas
belanja operasi selama lima tahun terakhir sebesar 62,36 persen. Sedangkan rata-
rata tingkat efektivitas belanja modal dan belanja transfer sebesar 19,77 dan 17,23
persen. Dengan tingkat efektivitas belanja operasi lebih dari 60 persen dapat
disimpulkan bahwa kinerja pengeloaan belanja daerah kurang efektif. Salah satu
faktor penyebab ketidakefektivan yaitu masih rendahnya rasio realisasi komponen
belanja lainnya dimana proporsi rata-rata nya hanya berkisar belasan persen.
Sehingga kedepan diperlukan perencanaan anggaran daerah yang sesuai dan
realistis.

Tabel 3.6
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah Tahun 2017–2021
Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja
Daerah (%) Proporsi
Uraian
APBD Rata-Rata
2017 2018 2019 2020
2021
Belanja Operasi 60,83 65,52 61,16 61,43 62,86 62,36
Belanja Pegawai 59,70 55,60 57,15 58,46 58,51 57,88
Belanja Barang dan Jasa 30,85 31,00 34,13 37,41 34,61 33,60
Belanja Bunga 0,00 0,00 0,00 0,00 0,06 0,01
Belanja Hibah 7,96 12,17 8,00 3,96 6,47 7,71
Belanja Bantuan Sosial 1,49 1,23 0,72 0,17 0,35 0,79
Belanja Modal 22,53 18,51 20,07 17,07 20,67 19,77
Belanja Modal Tanah 4,04 2,61 11,24 14,96 6,38 7,85
Belanja Modal Peralatan
dan Mesin 12,58 12,33 15,64 18,42 12,91 14,38
Belanja Modal Gedung
dan Bangunan 22,09 19,72 23,34 14,66 20,73 20,11
Belanja Modal Jalan,
Irigasi dan Jaringan 61,22 62,43 48,40 47,41 59,01 55,70

III - 42 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja


Daerah (%) Proporsi
Uraian
APBD Rata-Rata
2017 2018 2019 2020
2021
Belanja Modal Aset Tetap
Lainnya 0,06 2,90 1,39 4,54 0,96 1,97
Belanja Tidak Terduga
0,01 0,00 0,08 2,86 0,24 0,64
Belanja Tidak Terduga 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
Belanja Transfer 16,63 15,96 18,69 18,64 16,24 17,23
Belanja Bagi Hasil 0,82 0,00 0,98 1,61 1,47 0,98
Belanja Bantuan
Keuangan 99,18 100,00 99,02 98,39 98,53 99,02
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Perkembangan persentase total belanja kebutuhan aparatur, tahun


2019 sampai dengan pada tahun anggaran 2021 menunjukkan peningkatan.
Peningkatan persentase belanja kebutuhan aparatur juga diiringi dengan peningkata
nilai secara nominal pada tahun 2019 hingga tahun anggaran 2021. Rincian
perkembangan proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur Kabupaten
Sampang adalah sebagai berikut.

Tabel 3.7
Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur
Kabupaten Sampang Tahun 2017-2021
Total Belanja untuk
Total Pengeluaran (Belanja +
No Tahun Pemenuhan Kebutuhan Persentase
Pembiayaan Pengeluaran) (Rp)
Aparatur (Rp)
604.212.852.216,92 36,01
1 2017 1.678.043.310.012,99
614.981.858.037,00 36,43
2 2018
1.688.227.124.511,17
630.006.584.819,00 34,96
3 2019 1.802.318.646.935,76

621.526.702.459,00 35,91
4 2020 1.730.665.330.381,74
776.457.814.970,00 36,35
5 APBD 2021
2.135.801.312.020,00
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Persentase kebutuhan aparatur cukup mendominasi dalam pengeluaran


daerah dengan rata-rata sebesar 35,9 persen. Namun demikian, nilai kebutuhan
belanja aparatur menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat setiap
tahun dengan persentase 36,35 persen dari total belanja + pembiayaan pengeluaran

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 43
Gambaran Keuangan Daerah

pada tahun anggaran 2021. Jumlah tersebut menunjukkan persentase paling besar
dalam kurun waktu lima tahun terakhir.
Beberapa hal tersebut diantaranya adalah adanya penurunan dari belanja
tambahan penghasilan, belanja beasiswa pendidikan pns, belanja
kursus.pelatihan.sosialisasi & bimbingan teknis pns, belanja makanan dan minuman
pegawai, belanja pakaian khusus dan hari tertentu, dan belanja modal (kantor. mobil
dinas. meubelair. peralatan & perlengkapan dan lain-lain). Rincian realisasi belanja
pemenuhan kebutuhan aparatur (pegawai) Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018
dapat dilihat dalam tabel berikut:

III - 44 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Tabel 3.8
Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Sampang Tahun 2014-2018
No Uraian 2014 2015 2016 2017 2018
A. Belanja Tidak Langsung 563.415.596.888,00 599.374.588.853,58 640.578.173.905,00 588.450.299.459,92 597.960.105.324,00
1 Belanja Gaji & Tunjangan 419.138.171.423,00 445.347.771.503,58 471.411.602.493,00 433.819.811.306,92 554.341.737.663,00
2 Belanja Tambahan Penghasilan 140.731.977.080,00 150.664.385.100,00 165.164.833.329,00 149.827.946.390,00 36.457.612.500,00
3 Belanja Penerimaan Anggota & Pimp.DPRD serta oprasional 2.651.160.000,00 2.646.960.000,00 3.461.760.000,00 4.231.180.000,00 5.928.000.000,00
KDH/WKDH
4 Belanja Pemungutan Pajak/Retribusi 894.288.385,00 715.472.250,00 0.539.978.083,00 571.361.763,00 1.232.755.161
B. Belanja Langsung 85.955.909.970,00 142.183.521.663,00 118.025.439.518,00 118.715.036.567,10 91.853.580.485,00
1 Belanja Honorarium PNS 6.433.388.000,00 5.405.565.000,00 8.641.685.000,00 8.521.307.600,00 9.264.916.400,00
2 Belanja Uang Lembur 1.848.996.000,00 1.946.096.050,00 1.837.558.400,00 2.561.332.500,00 2.942.294.875,00
3 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS 102.350.000,00 115.500.000,00 94.500.000,00 60.000.000,00 24.500.000,00
4 Belanja Kursus.Pelatihan.Sosialisasi & Bimbingan Teknis PNS 2.419.617.000,00 2.939.807.000,00 3.813.418.000,00 3.469.415.645,00 3.072.029.500,00
5 Belanja premi asuransi kesehatan 89.750.000,00 - - 4.417.949.908,00 10.741.310.000,00
6 Belanja Makanan & minuman pegawai 15.563.849.539,00 16.702.810.870,00 16.047.000.390,00 21.228.895.382,58 550.000,00
7 Belanja pakaian dinas & atributnya 526.031.000,00 293.707.800,00 3.041.086.350,00 259.558.700,00 666.304.636,00
8 Belanja pakaian khusus & hari tertentu 658.231.000,00 744.090.000,00 612.328.400,00 1.152.755.500,00 857.540.523,00
9 Belanja perjalanan dinas 19.562.312.417,00 23.824.449.105,00 21.214.999.172,00 30.262.994.266,00 35.684.573.517,00
10 Belanja perjalanan pindah tugas - - -    
11 Belanja Pemulangan Pegawai - - -    
12 Belanja Modal (kantor. mobil dinas. meubelair. peralatan & 38.751.385.014,00 90.211.495.838,00 62.722.863.806,00 46.780.827.065,52 28.599.561.034,00
perlengkapan dll)
  TOTAL 649.371.506.858,00 741.558.110.516,58 758.603.613.423,00 707.165.336.027,02 689.813.685.809,00

Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

III - 45 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

3.2.2 Analisis Pembiayaan


Selama lima tahun terakhir, kondisi APBD Pemerintah Kabupaten
Sampang cenderung mengalami surplus. Pada tahun 2018. anggaran kabupaten
Sampang mengalami surplus sebesar 9,45 milyar. Pada tahun sebelumnya
mengalami defisit sebesar 58,83 milyar. Sedangkan di tahun 2019 dan 2020
anggaran kabupaten Sampang kembali mengalami surplus masing-masing sebesar
53,17 milyar dan 27,04 milyar.

Tabel 3.9
Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang tahun 2017-2021
Alokasi
No Uraian
2017 2018 2019 2020 APBD 2021
Realisasi 1.605.112.287.120, 1.697.685.706.523,2 1.855.492.183.263,0 1.757.707.108.484,1 1.871.474.797.332,0
1
Pendapatan Daerah 58 4 2 7 0
Dikurangi
     
realisasi;
2 Belanja Daerah 1.663.946.531.152, 1.688.227.124.511,1 1.802.318.646.935,7 1.730.665.330.381,7 2.113.301.312.020,0
16 7 6 4 0
3 Pengeluaran
14.096.778.860,8
Pembiayaan Daerah - - - 22.500.000.000,00
3
Surplus /(defisit)
A. -58.834.244.031,58 9.458.582.012,07 53.173.536.327,26 27.041.778.102,43 -241.826.514.688,00
Riil
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019

Terdapat beberapa cara untuk menutupi defisit riil pemerintah


Kabupaten Sampang. Dari Tabel perkembangan realisasi pembiayaan dapat
diketahui bahwa untuk menutup defisit rill pemerintah Kabupaten Sampang
menggunakan strategi pemakaian penerimaan pembiayaan. Penggunaan SILPA
tahun sebelumya, pencairan dana cadangan, penerimaan pinjaman daerah dan
penerimaan kembali pemberian pinjaman daerah yang terjadi dalam kurun waktu
2017-2021. Penerimaan pembiayaan bersifat fluktuatif dengan perencanaan
penganggaran yang dilakukan rasional dan detail sehingga pada beberapa tahun
memiliki kemampuan keuangan daerah yang lebih tinggi daripada defisit riil. Adapun
data penutup defisit riil anggaran Kabupaten Sampang pada tahun 2017-2021 secara
rinci ditunjukkan pada Tabel 3.11.

Tabel 3.10
Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang Tahun 2017-2021

III - 46 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Proporsi dari Total Defisit Riil (Rp)


No Uraian
2017 2018 2019 2020 2021
1 Sisa Lebih Perhitungan Anggaran 130.752.271.036, 184.616.796.794, 186.000.000.000,
(SiLPA) Tahun Anggaran 153.055.413.789,12 86.345.390.896,71 67 93 00
Sebelumnya
2 Pencairan Dana Cadangan   33.861.820.526,91 - - -
3 Penerimaan Pinjaman Daerah       10.074.242.700,00 75.500.000.000,00
4 Penerimaan Kembali Pemberian
Pinjaman Daerah 2.000.000.000,00 1.086.170.881,00 690.989.431,00 500.000.000,00 781.514.688,00

Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2021

Dari sisi komposisi penutup defisit riil anggaran Kabupaten Sampang,


Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya
merupakan komposisi terbesar dalam lima tahun terakhir. Secara nominal, nilai
SILPA mengalami peningkatan pada tahun 2019 hingga tahun anggaran 2021.
Peningkatan di tahun 2020 dan tahun anggaran 2021, meningkat lebih dari dua kali
lipat dibandingkan tahun 2018. Sedangkan untuk pencairan dana cadangan hanya
terjadi pada tahun 2018 sebesar 33,86 milyar. Selanjutnya, penerimaan pinjaman
daerah terjadi pada tahun 2020 dan 2021 dengan nilai masing-masing sebesar 10,07
milyar dan 75,50 milyar. Terakhir, untuk Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
Daerah (investasi dana bergulir), secara nominalnya sebesar Rp2.000.000.000,00
pada tahun 2017 mengalami penurunan menjadi Rp 781.514.688,00 pada tahun
anggaran 2021.
Nilai SiLPA Kabupaten Sampang merupakan saldo kas neraca daerah
pada tahun bersangkutan, dimana kewajiban lain yang belum terselesaikan
tidak diperhitungkan. Kewajiban-kewajiban tersebut seperti Kewajiban kepada
pihak ketiga sampai dengan akhir tahun belum terselesaikan; dan Kegiatan
lanjutan/konstruksi dalam pengerjaan. Setelah dikurangi dengan kewajiban
tersebut, maka diperoleh Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran. Nilai dari Sisa Lebih
(riil) Pembiayaan Anggaran pada tahun 2017 sebesar 153,05 milyar kemudian
mengalami penurunan hingga mencapai 86,35 milyar pada tahun 2018. Selanjutnya,
sampai tahun anggaran 2021 nilai dari Sisa Lebih (riil) Pembiayaan Anggaran
mencapai 186 milyar.
Realisasi sisa lebih perhitungan anggaran menunjukan bahwa sisa
penghematan belanja dan pembiayaan pengeluaran memiliki rata-rata
persentase terbesar terhadap SiLPA. Dalam lima terakhir, komponen ini tumbuh

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 47
Gambaran Keuangan Daerah

positif dan secara nominal selalu mengalami peningkatan dalam tiga tahun terakhir.
Komponen selanjutnya adalah Pelampauan penerimaan lain-lain PAD yang sah yang
memiliki rata-rata kontribusi terhadap SiLPA sebesar 8,19 persen. Komponen PAD
hanya melampaui target anggaran pada tahun 2014 dan 2015, sedangkan pada tahun
selanjutnya tidak melampaui target. Komponen yang memiliki rata-rata proporsi
yang negative terhadap SiLPA adalah tidak tercapainya penerimaan dana
perimbangan. Dimana selama lima tahun memiliki rata-rata proporsi terhadap SilPA
sebesar negative 9,75 persen.

III - 48 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Tabel 3.11
Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran dan Persentase dari SiLPA Kabupaten Sampang tahun 2014-2018
Rata-
2016 2017 2018 2019 2020
Uraian rata
Rp % Rp % Rp % Rp % Rp % %
184.616. 1
10 10 10 796.794,93 0
153.055.4 86.345.697 130.752.27 186.000.000.
Jumlah SILPA 0,0 0,0 0,0 0,
13.789,12 .616,69 1.036,67 000,00
0
0
2,
Pelampauan (2.120.277. (1.850.813. (3.067.067.
0,9 2,1 2,3 1
PAD 604,84) 572,42) 072,07)
6
Pelampauan
(tidak -
tercapainya) 58.595.328. 25, (39.055.486 (12.131.216 9,
45, 9,2
penerimaan 638,00 61 .853,00) .115,00) 7
23
dana 5
perimbangan
Pelampauan
8,
penerimaan 8.590.622.7 3,7 2.718.534.9 3,1 (602.814.88
0,4 1
lain-lain PAD 32,45 37,60 2,95)
9
yang sah
Sisa 1
penghematan 14 11 1
86.481.35 37, 124.533.46 146.553.36
belanja dan 4,2 2,0 1,
8.623,51 80 3.104,51 9.106,69
pembiayaan 2
pengeluaran 6
Kewajiban
kepada pihak
0,
ketiga sampai 208.113.4 0,0 0,0 0,0
- - 3
dg akhir tahun 00,00
3
belum
terselesaikan
Kegiatan
0,
lanjutan/Konst 1.300.268. 0,5 0,0 0,0
- - 3
ruksi Dalam 000,00
3
Pengerjaan
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang. 2021

III - 49 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

3.3 Kerangka Pendanaan


Kerangka pendanaan adalah bagian dari dari kerangka
keuangan yang mempunyai keterkaitan dengan kemampuan untuk
membiayai belanja Pemerintah. Penyusunan kerangka pendanaan ini
dimaksudkan untuk mendukung efisiensi dan efektivitas proses penyusunan
rencana kinerja daerah dalam suatu periode, yaitu terdapat sinkronisasi dan
keselarasan antara target pembangunan daerah yang ingin dicapai dan
kemampuan pemerintah untuk membiayai. Analisis kerangka pendanaan
bertujuan untuk menghitung kapasitas riil keuangan daerah yang akan
dialokasikan untuk pendanaan program pembangunan jangka menengah
daerah selama lima tahun ke depan.
Kerangka pendanaan dilakukan melalui analisa proyeksi
pendapatan, belanja dan pembiayaan daerah untuk kurun waktu lima
tahun kedepan. Perhitungan proyeksi tersebut perlu mempertimbangkan
perkembangan APDB selama lima tahun yang lalu, kondisi ekonomi beberapa
tahun yang lalu dan proyksi ekonomi makro kedepan, serta kebijakan –
kebiajkan pemerintah di berbagai level yang telah dan akan dilakukan.

3.3.1 Proyeksi Pendapatan dan Belanja


Dalam memproyeksi pendapatan dan belanja daerah perlu juga
membuat berbagai asumsi baik dari sisi makro maupun mikro. Hal ini
penting dikarenakan pendapatan maupun belanja daerah akan sangat
dipengaruhi oleh perkembangan kondisi ekonomi dimasa yang akan datang.
Asumsi indikator makro selama lima tahun kedepan meliputi pertumbuhan
ekonomi, pendapatan perkapita, tingkat inflasi, dan tingkat kemiskinan.
Sedangkan dari sisi mikro, asumsi yang akan digunakan terkait dengan
kebijakan maupun tren pendapatan, belanja daerah kedepan.

III - 50 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Tabel 3.12
Asumsi Makro Ekonomi Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024

Proyeksi
Indikator
2019 R 2020 R 2021 2022 2023 2024

Pertumbuhan Ekonomi (%) 4,76 -0,11 0,25 3,50 4,00 4,50


PDRB per kapita (juta rupiah) 11,92 11,91 11,94 12,36 12,85 13,41
Inflasi (%) 2-3 2-3 2-3 2-3 2-3 2-3
Angka Kemiskinan (%) 20,71 22,78 22,28 21,78 19,78 19,78
Sumber: Bappelitbangda Sampang, 2021 (hasil proyeksi)

Asumsi makro ekonomi Kabupaten Sampang tahun 2019-2024


bersifat moderat. Pertumbuhan ekonomi tahun 2020 mengalami kontraksi
sebesar 0,11 persen. Diproyeksikan mengalami peningkatan perlahan mulai
dari tahun 2021 dengan persentase 0,25 persen dan pada akhir tahun RPJMD
diprediksi sebesar 4,50 persen. PDRB perkapita diprediksikan meningkat
selama lima tahun kedepan. Sedangkan tingkat inflasi daerah diprediksikan
berkisar 2-3 persen. Adapun angka kemiskinan diprediksikan menurun setiap
tahunnya seiring dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi.
1. Proyeksi Pendapatan daerah

Kebijakan pengalokasian sumber penerimaan pada belanja


daerah di masa yang akan datang perlu memperhatikan lima hal utama.
Lima hal tersebut adalah 1) pajak dan retribusi diarahkan untuk belanja pada
program atau kegiatan yang berhubungan langsung dengan peningkatan
layanan dimana retribusi dan pajak daerah tersebut dipungut; 2) pendapatan
hasil pengelolaan asset daerah yang dipisahkan dialokasikan kembali untuk
upaya-upaya peningkatan kapasitas dimana dana penyertaan dialokasikan.
sehingga akan menghasilkan tingkat pengembalian investasi terbaik bagi kas
daerah; 3) dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum pegawai
dan operasional rutin pemerintahan Kabupaten Sampang; 4) dana alokasi
khusus dialokasikan sesuai dengan tujuan dimana dana tersebut dialokasikan;
dan 5) dana bagi hasi hasil dialokasikan secara memadai untuk perbaikan
layanan atau perbaikan lingkungan sesuai jenis dana bagi hasil diperoleh.

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 51
Gambaran Keuangan Daerah

Proyeksi pendapatan daerah kabupaten Sampang tahun 2019 –


2024 mempertimbangkan beberapa asumsi selain asumsi makro
sebagai berikut
1. Pendapatan daerah akan mengalami peningkatan tiap tahunnya dikarenakan:
1) bertambahnya objek dan wajib pajak dan retribusi; 2) adanya perubahan
perubahan nilai jual objek pajak (NJOP) pada subjek PBB-P2 dan BPHTB; 3)
adanya rencana pendapatan dari bagi hasil kekayaan daerah yang dipisahkan
terutama dari pendapatan PT. GSM yang akan mengelola Partisipasi Interest
(PI) dari KKKSK pengelolaan Wilayah Kerja (WK) di Kabupaten Sampang;
serta peningkatan pendapatan BLUD dengan adanya penambahan fasilitas
dan peningkatan pelayanan.
2. Pendapatan transfer dari DID diasumsikan akan mengalami peningkatan.
3. Sesuai trend lima tahun sebelumnya, lain-lain pendapatan daerah yang sah
akan naik tiap tahun, dengan catatan tidak ada perubahan kebijakan yang
mendasar.
Arah kebijakan pengelolaan pendapatan daerah pemerintah
daerah Kabupaten Sampang difokuskan pada langkah – langkah sebagai
berikut

Tabel 3.13
Kebijakan Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024
Jenis Pendapatan RPJMD P-RPJMD
Pendapatan Asli Peningkatan target pendapatan
Daerah daerah secara terencana sesuai
Pemantapan kelembagaan dan sistem
dengan kondisi perekonomian
pemungutan pendapatan daerah
dalam kerangka pemulihan
termasuk kualitas data dasar.
ekonomi sebagai dampak
Covid19
Optimalisasi sumber-sumber
pendapatan melalui intensifikasi dan Perluasan sumber-sumber
ekstensifikasi baik dalam pengelolaan pendapatan daerah melalui
aset daerah ataupun kerjasama optimalisasi pengelolaan aset-
dengan pihak ketiga serta penguatan aset daerah ataupun kerjasama
regulasi terhadap sumber pendapatan dengan pihak ketiga
baru;
Peningkatan kesadaran masyarakat Melakukan intensifikasi
dalam pembayaran pajak ataupun perpajakan dengan beberapa
retribusi; upaya sebagai berikut:
1. Merintis penggunaan
teknologi informasi di
dalam layanan pajak hotel
dan restoran, atau dengan

III - 52 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Jenis Pendapatan RPJMD P-RPJMD


kata lain penggunaan
sistem online di dalam
pembayaran pajak hotel
dan restoran.
2. Meningkatkan kapasitas
aparatur PD penghasil
dengan berbagai program
pelatihan/diklat formal,
sekaligus peningkatan
sarana dan prasarana
layanan. Selain itu perlu
ditingkatkan sistem
rewards and punishment
untuk meningkatkan
kinerja PD penghasil.
3. Melaksanakan update
database perpajakan secara
berkala, khususnya NJOP di
seluruh wilayah Kabupaten
Sampang.
Optimalisasi BUMD, dalam hal
ini pemerintah Kabupaten
Sampang akan merestrukturisasi
kembali BUMD yang social
Peningkatan kinerja BUMD dalam
oriented dan profit oriented.
upaya peningkatan kontribusinya
Untuk BUMD yang memiliki
terhadap PAD;
profit oriented diharapkan dapat
memberikan kontribusi yang
signifikan terhadap peningkatan
PAD
Pembentukan BUMD baru dalam
rangka pengelolaan pendapatan baik Peningkatan upaya penegakan
dari pengeloaan Migas di wilayah hukum terhadap wajib pajak dan
Kabupaten Sampang (PI) ataupun wajib retribusi yang melakukan
pengelolaan pendapatan yang baru pelanggaran Peraturan Daerah
yang potesial;
optimalisasi pengelolaan aset-aset
daerah ataupun kerjasama dengan
pihak ketiga;
Peningkatan sinergitas dan
koordinasi pendapatan asli daerah
dengan Pemerintah Pusat,
Kabupaten/Kota serta instansi
terkait;
Peningkatan upaya penegakan hukum
terhadap wajib pajak dan wajib
retribusi yang melakukan
pelanggaran Peraturan Daerah.
Pendapatan Transfer Peningkatan koordinasi dan Peningkatan koordinasi dan
sinkronisasi program maupun sinkronisasi program maupun
kegiatan yang bersumber dari Dana kegiatan yang bersumber dari
Alokasi Khusus (DAK), baik DAK Dana Alokasi Khusus (DAK)
Reguler, DAK Penugasan dan DAK
Afirmasi serta dana bagi hasil.
Sedangkan DAU pemerintah telah

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 53
Gambaran Keuangan Daerah

Jenis Pendapatan RPJMD P-RPJMD


menyampaikan bahwa kebijakan DAU
tidak bersifat pasti atau dinamis,
sehingga alokasi belanja dari DAU
agar betul-betul pada program yang
sangat prioritas
DAU khususnya pada saat
pandemic diprioritaskan pada
pada program yang sangat
prioritas dan selaras dengan
kebijakan pemerintah pusat.
peningkatan DID melalui
Rencana aksi yang jelas dan
terukur. Selain itu, pemerintah
Kabupaten Sampang perlu
meningkatkan koordinasi secara
aktif dengan pemerintah
provinsi untuk mendukung
program pembangunan melalui
bantuan keuangan, hibah, dan
bantuan sosial.
Peningkatan koordinasi dan upaya Meningkatkan koordinasi
perolehan alokasi anggaran dari dengan pemerintah provinsi dan
Pemerintah Pusat dan Provinsi Jawa pusat mengenai kepastian dana
Lain – lain
Timur melalui hibah, bagi hasil pajak hibah; dana darurat; dana
Pendapatan Daerah
dari provinsi maupun bantuan penyesuaian dan otonomi
yang Sah
keuangan khusus, dan bantuan keuangan
dari provinsi, yang diperoleh
Kabupaten Sampang

III - 54 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Tabel 3.14
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024

2019 R 2020 R APBD 2021 Proyeksi 2022 Proyeksi 2023 Proyeksi 2024 Rata2
Kode Uraian
(Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P %P

Pendapatan Asli 175.518.944.949 228.940.273.603, 220.934.713.69 262.351.241.49 304.117.769.299, 15,9


168.778.440.667,02
4.1. Daerah 24,70 ,09 3,99 00 30,44 0,35 -3,50 4,85 18,75 35 2 15,05

Pajak daerah 23.721.836.011,19 27.481.457.076,50 36.213.000.000,00 30.570.000.000,00 31.415.000.000,00 33.400.000.000,00


4.1.01 7,84 15,85 31,77 -15,58 2,76 6,32 8,16
4.1.02 Retribusi daerah 15.735.609.235,00 26,69 15.910.210.326,00 1,11 32.133.135.800,00 101,97 37.339.000.000,00 16,20 45.183.500.000,00 21,01 57.186.000.000,00 26,56 32,26
Hasil pengelolaan
kekayaan daerah 6.236.679.300,72 6.451.077.700,01 25.375.000.000,00 10.115.713.690,35 26.222.241.494,85 33.853.769.299,35
4.1.03 yang dipisahkan -2,22 3,44 293,35 -60,14 159,22 29,10 70,46
Lain-lain
pendapatan asli 123.084.316.120,11 125.676.199.846,58 135.219.137.803,00 142.910.000.000,00 159.530.500.000,00 179.678.000.000,00
4.1.04 daerah yang sah 30,17 2,11 7,59 5,69 11,63 12,63 11,64
1.505.684.442.52
Pendapatan 1.617.307.882.196, 1.527.589.620.860, 1.512.928.923.517, 1.500.935.451.613,7
4.2 1,00 1.567.974.219.258,00
Transfer 00 00 80 3
8,11 -6,90 4,14 51,14 29,61 42,97 21,51
Pendapatan
1.404.799.020.707,0
4.02.01 Transfer 1.490.328.680.729,00 1.500.484.841.453,00 1.449.309.620.860,00 1.432.300.523.517,80 1.417.888.199.613,73
0
Pemerintah Pusat 7,12 -5,74 6,81 -3,41 -1,17 -1,01 0,43
1.126.475.028.707,0
4.02.01.01 Dana Perimbangan 1.257.785.091.729,00 1.243.131.339.453,00 1.179.906.513.440,00 1.149.620.522.443,20 1.120.494.037.988,50
3,77 0 -10,44 10,36 -5,09 -2,57 -2,53 -1,08
4.02.01.01.01 DBH 95.680.857.846,00 -10,74 95.219.550.924,00 -0,48 144.681.900.453,00 51,95 84.617.475.670,00 -41,51 87.155.999.940,10 3,00 89.770.679.938,30 3,00 0,87
4.02.01.01.02 DAU 865.298.361.000,00 4,83 784.115.868.000,00 -9,38 807.701.480.000,00 3,01 795.818.640.000,00 -1,47 754.010.012.800,00 -5,25 713.015.213.056,00 -5,44 -2,28
4.02.01.01.03 DAK (Fisik dan Non
296.805.872.883,00 247.139.609.783,00 290.747.959.000,00 299.470.397.770,00 308.454.509.703,10 317.708.144.994,19
& 04 Fisik)
6,20 -16,73 17,65 3,00 3,00 3,00 2,69
4.02.01.02 DID 0 0,00 47.081.591.000,00 0,00 25.464.708.000 -45,91 30.557.649.600,00 20,00 36.669.179.520,00 20,00 44.003.015.424,00 20,00 2,35

4.02.01.03 Otsus 0 0 0      
0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00

4.02.01.05 Dana Desa 232.543.589.000,00 231.242.401.000,00 238.845.457.820,00 246.010.821.554,60 253.391.146.201,24


29,76 -0,56 231.888.794.000 0,28 3,00 3,00 3,00 6,41
Pendapatan 100.885.421.814,
4.02.02 Transfer Antar 126.979.201.467,00 00 67.489.377.805,00 78.280.000.000,00 80.628.400.000,00 83.047.252.000,00
Daerah 21,33 -20,55 -33,10 15,99 3,00 3,00 -1,72
4.03 Lain-lain 69.405.860.400,0 4,59 76.503.721.014,0 10,23 74.560.304.471,00 -2,54 76.503.721.014,0 2,61 78.000.000.000,0 1,96 80.000.000.000,0 2,56 3,23

III - 55 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
III - 56 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4

2019 R 2020 R APBD 2021 Proyeksi 2022 Proyeksi 2023 Proyeksi 2024 Rata2
Kode Uraian
(Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P %P

pendapatan
0 8 8 0 0
daerah yang sah
4.03.01 Pendapatan Hibah 0 0,00 0,00 - -100,00   0,00   0,00   0,00 -16,67
Lain-lain
Pendapatan Sesuai
76.503.721.014,0
4.03.03 dengan Ketentuan 69.405.860.400,00 74.560.304.471,00 76.503.721.014,08 78.000.000.000,00 80.000.000.000,00
8
Perundang-
Undangan 4,59 10,23 -2,54 2,61 1,96 2,56 3,23
1.825.028.055.56 1.853.280.165.01 1.885.053.220.913
Jumlah 1.855.492.183.263,0 1.757.707.108.484,1
  9,30 -5,27 1.871.474.797.332,00 6,47 4,43 -2,48 2,65 1,55 ,08 1,71 1,88
Pendapatan 2 7

Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang, 2019; Ket: %P adalah persentase pertumbuhan .


Gambaran Keuangan Daerah

Gambar 3.1
Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024 (dalam juta)

Pendapatan daerah Kabupaten Sampang diproyeksikan pada tahun


2020 hingga 2024 meningkat tiap tahun. Namun peningkatan pendapatan
tersebut diperkirakan hanya tumbuh di bawah lima persen. Pendapatan Transfer
diprediksikan masih menjadi komponen utama pembentuk pendapatan daerah,
meskipun nilai konstrtibusi yang diproyeksikan semakin menurun hingga sebesar
81,64 persen pada tahun 2024. Kompenen terbesar pendapatan transfer didapat dari
pendapatan transfer pemerintah pusat yang terdiri dari Dana Perimbangan, DID, dan
Dana Desa.
PAD diproyeksikan tumbuh dengan rata-rata pertumbuhan sebesar
15,05 persen selama lima tahun kedepan. Pada tahun 2024, nilai PAD
diprediksikan sebesar 304,11 milyar. Komponen lain-lain PAD yang sah
diprediksikan menjadi komponen terbesar dalam pembentukan PAD diikuti oleh
pajak daerah dan retribusi. Pada tahun anggaran 2021 lain-lain PAD yang sah
nilainya sebesar 135,21 milyar dan akan mengalami peningkatan pada tahun 2024
sebesar 179,68 milyar. Selanjutnya, nilai Pajak dan retribusi daerah, pada tahun
2024 diprediksikan masing-masing sebesar 33,40 milyar; dan 57,18 milyar.

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 57
Gambaran Keuangan Daerah

Kontribusi PAD terhadap pendapatan daerah diprediksikan semakin meningkat


selama lima tahun kedepan.
Lain-lain pendapatan daerah yang sah diproyeksikan meningkat tiap
tahun dengan pertumbuhan rata-rata sebesar 3,23 persen. Sedangkan dari
kontribusinya, lain-lain pendapatan daerah yang sah diproyeksikan relative stabil
pada kisaran angka 21 persen. Dana desa diproyeksikan masih menjadi kontributor
utama pembentuk lain-lain pendapatan yang sah, diikuti oleh dana bagi hasil pajak
dari provinsi dan dana hibah. Besarnya kontribusi dana desa dalam pembentukan
lain-lain pendapatan daerah yang sah perlu senantiasa diarahkan dan ditujukan
untuk pembangunan desa yang mandiri.

2. Proyeksi Belanja daerah


Belanja daerah dapat digunakan sebagai instrumen pencapaian visi
pembanguna daerah selama lima tahun kedepan. Beberapa aspek dalam
pengelolaan belanja seperti aspek efektifitas, efisiensi, transparan dan akuntabel
perlu dijadikan perhatian sejak proses perencanaan, pelaksanaan hingga
pertanggungjawaban. Belanja harus diarahkan untuk mendukung kebijakan yang
telah ditetapkan dengan memperhatikan perbandingan antara masukan dan
keluaran (efisiensi), dimana keluaran dari belanja dimaksud seharusnya dapat
dinikmati oleh masyarakat (hasil). Selanjutnya alokasi anggaran perlu dilaksanakan
secara terbuka berdasarkan skala prioritas dan kebutuhan. Selain itu pengelolaan
belanja harus diadministrasikan sesuai dengan perundang-undangan yang berlaku.
Belanja daerah sebagai komponen keuangan daerah dalam kerangka ekonomi
makro diharapkan dapat memberikan dorongan atau stimulan terhadap
perkembangan ekonomi daerah secara makro ke dalam kerangka pengembangan
yang lebih memberikan efek multiplier yang lebih besar bagi peningkatan
kesejahteraan rakyat yang lebih merata. Oleh karena itu, kebijakan dalam
pengelolaan keuangan daerah perlu disusun dalam kerangka yang sistematis dan
terpola.
Penentuan nilai proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang lima
tahun kedepan, selain mempertimbangkan kondisi ekonomi makro tapi juga
beberapa asumsi sebagai berikut:

III - 58 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

 Kebijakan pemerintah yang mempengaruhi belanja tidak langsung dan


belanja langsung. Dimana Belanja tidak langsung dan belanja langsung
Kabupaten Sampang diperkirakan mengalami peningkatan tiap tahun sejalan
dengan proyeksi peningkatan DAU, pendapatan daerah, penambahan jumlah
ASN dan tingkat inflasi.
 Pertumbuhan pengeluaran wajib dan mengikat serta prioritas utama
diperkirakan mengalami peningkatan siiring dengan pertumbuhan ekonomi
yang meningkat, dan peningkatan pendapatan daerah.
Kebijakan belanja kedepan fokus pada tujuh prinsip utama sebagai berikut:
1. Transparansi dan akuntabel belanja daerah melalui publikasi dan
pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dipublikasikan
berarti pula masyarakat mudah dan tidak mendapatkan hambatan dalam
mengakses informasi belanja. Pertanggungjawaban belanja tidak hanya dari
aspek administrasi keuangan, tetapi menyangkut pula proses, keluaran dan
hasilnya
2. Efektivitas dan efisiensi belanja daerah, melalui pemanfaatan sesuai prioritas
daerah dengan memperhatikan kebutuhan masyarakat (money follow
program prioritas) serta belanja yang besifat mengikat dan prioritas utama;
3. Prioritas, dimana penggunaan anggaran diprioritaskan untuk mendanai
kegiatan-kegiatan di bidang pendidikan, kesehatan, pengembangan wilayah,
peningkatan infrastruktur guna mendukung pertumbuhan ekonomi serta
diarahkan untuk penanggulangan kemiskinan, secara berkelanjutan dengan
menitikberatkan pada Urusan Wajib Pelayanan Dasar. Urusan Wajib Non
Pelayanan Dasar, urusan Pilihan dan Non Urusan sesuai dengan Prioritas
Pembangunan kabupaten Sampang, dengan meningkatkan alokasi anggaran
pada bidang-bidang yang langsung menyentuh kepentingan masyarakat.
Selain itu mengalokasikan belanja daerah pada program yang mendukung dan
berkaitan dengan pencapaian Standar Pelayanan Minimal (SPM);
4. Efisiensi belanja juga dilakukan dengan evaluasi terhadap Struktur Organisasi
Perangkat Daerah yang ada, perubahan SOTK ini diharapkan dapat
mengefisiensikan belanja-belanja rutin pegawai;
5. Mengalokasikan belanja daerah secara terukur dan terarah, berdasarkan
sasaran/target kinerja Pembangunan Daerah pada setiap tahun

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 59
Gambaran Keuangan Daerah

(performance-based budgeting) untuk mendukung capaian target Indikator


Kinerja Utama (IKU);
6. Mendanai program-program prioritas lanjutan (program-program unggulan)
yang belum terlaksana pada RPJMD periode sebelumnya;
7. Mendorong belanja pemerintah untuk menstimulus aktivitas perekonomian
dalam pencapaian kesejahteraan masyarakat dan meningkatkan partisipasi
sektor swasta dan swadaya masyarakat.
Arah kebijakan belanja daerah Pemerintah Kabupaten Sampang tahun
2019–2024 adalah sebagai berikut:

Tabel 3.15
Kebijakan Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024

RPJMD P-RPJMD
Belanja daerah di fokuskan dalam rangka
Efektivitas dan efisiensi belanja
percepatan pemulihan dan penanganan
daerah, melalui pemanfaatan sesuai
dampak atas pandemi COVID-19 pada
prioritas daerah (money follow
semua bidang yang diperkirakan akan
program prioritas);
normal tahun 2023 / 2024.
Peningkatan internalisasi sistem
Optimalisasi anggaran untuk
penganggaran berbasis kinerja yang
percepatan pembangunan
didasari oleh prinsip ekonomis, efisiensi
infrastruktur publik yang berkualitas
dan efektivitas melalui pendayagunaan e-
dan penanganan permasalahan
planning dan e-budgeting serta
utama khususnya bidang pendidikan
implementasi instrumen belanja SSH dan
dan kesehatan;
Analisisis Standar Belanja Daerah;
Belanja daerah difokuskan dapat
Belanja daerah memenuhi program memenuhi mandatory spending atau
dan kegiatan yang diarahkan belanja-belanja yang sudah di-earmark,
penggunaannya berdasarkan sumber seperti pendidikan 20% dan kesehatan
dana (Specific Grant) serta untuk 10%. Selain itu, belanja daerah diarahkan
pemenuhan standar pelayanan untuk menyelenggarakan urusan wajib
minimal urusan pemerintahan dan dan urusan pilihan dengan berpedoman
operasional berdasarkan tugas pokok pada peraturan yang berlaku dan sesuai
dan fungsi Perangkat Daerah; dengan Standar Pelayanan Minimum
(SPM)
Optimalisasi belanja daerah untuk
Mengalokasikan kebutuhan belanja percepatan pembangunan infrastruktur
tetap, belanja rutin, dan belanja publik yang berkualitas dan penanganan
variabel secara terukur dan terarah; permasalahan utama khususnya bidang
pendidikan dan kesehatan;
Pemenuhan kebijakan belanja untuk Penganggaran belanja yang proporsional,
bidang pendidikan, kesehatan dan rasional, efektif dan efisien berbasis
infrastruktur, yaitu 20 persen untuk program prioritas (Maney Follow

III - 60 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

RPJMD P-RPJMD
Programs, Holistik-Tematik, Integratif dan
fungsi pendidikan, 10 persen untuk Spasial) dalam rangka memenuhi janji
urusan kesehatan serta 25 persen politik dan program prioritas kepala
untuk belanja infrastruktur. daerah dan selaras dengan kebijakan
pemerintah provinsi dan pusat
Penggunaan belanja diarahkan dalam
mendukung sasaran dan prioritas Pemenuhan belanja untuk program dan
pembangunan daerah serta kegiatan prioritas perangkat daerah dalam
diselaraskan dengan prioritas rangka pemenuhan target kinerja dan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah
Pemerintah Pusat.
Efektivitas dan efisiensi belanja
Efisiensi Pemenuhan alokasi anggaran
daerah, melalui pemanfaatan sesuai
untuk pelayanan dan operasional
prioritas daerah (money follow
perangkat daerah.
program prioritas);

Berdasarkan asumsi, arah kebijakan, pertumbuhan dan tren perkembangan


anggaran, maka proyeksi nilai belanja daerah Kabupaten Sampang Tahun Anggaran
2019–2024 secara lengkap dapat dilihat dalam tabel berikut:

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 61
III - 62 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4

Tabel 3.16
Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024
Rata
2019R 2020R 2021 2022 2023 2024
2
Kode Uraian
(Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P %P
1.329.117.031.401,00 1.290.286.059.592,2
5.01 Belanja Operasi 1.102.356.478.893,25 -0,34 1.063.199.065.017,74 -3,55 24,82 1.280.941.132.758,45 -3,62 1.225.517.304.482,41 -4,33 5,29 3,04
2
5.1.01 Belanja Pegawai 630.006.584.819,00 2,44 621.526.702.459,00 -1,35 776.457.814.970,00 24,93 803.957.814.970,00 3,54 820.036.971.269,40 2,00 836.437.710.694,79 2,00 5,59

5.1.02 Belanja Barang dan Jasa 376.220.941.625,25 9,71 397.737.129.763,74 5,72 459.283.802.862,00 15,47 402.299.262.011,45 -12,41 330.799.329.936,01 -17,77 344.354.229.078,43 4,10 0,80
2.855.220.000,00 10053, 1724,
5.1.03 Belanja Bunga - 0,00 28.120.000,00 0,00 11.977.445.000,00 319,49 11.974.392.500,00 -0,03 8.973.926.250,00 -25,06
70 68
5.1.05 Belanja Hibah 88.172.134.488,00 -34,53 42.091.112.795,00 -52,26 85.814.473.319,00 103,88 58.000.890.527,00 -32,41 58.000.890.527,00 0,00 95.814.473.319,00 65,19 8,31

5.1.06 Belanja Bantuan Sosial 7.956.817.961,00 -41,39 1.816.000.000,00 -77,18 4.705.720.250,00 159,13 4.705.720.250,00 0,00 4.705.720.250,00 0,00 4.705.720.250,00 0,00 6,76

381.947.482.198,00 404.310.292.144,02
5.2 Belanja Modal 361.797.246.071,51 15,75 295.428.275.565,00 -18,34 436.300.931.619,00 47,68 -12,46 5,85 420.877.391.095,86 4,10 7,10

5.2.01 Belanja Modal Tanah 40.657.867.699,00 397,46 44.201.171.671,00 8,71 27.853.570.286,00 -36,98 23, 15
Belanja Modal Peralatan
5.2.02 56.568.104.990,25 46,74 54.428.031.280,00 -3,78 56.332.085.474,00 3,50 5, 39
dan Mesin
Belanja Modal Gedung
5.2.03 84.433.263.662,00 37,01 43.307.595.350,00 -48,71 90.465.977.204,00 108,89 4, 09
dan Bangunan
Belanja Modal Jalan,
5.2.04 175.115.533.890,00 -10,26 40.073.763.234,00 -20,01 257.478.006.708,00 83,82 2,40
Irigasi dan Jaringan
Belanja Modal Aset 167,1
5.2.05 5.022.475.830,26 -44,60 13.417.714.030,00 4.171.291.947,00 -68,91 8, 81
Tetap Lainnya 5
3508, 965,5
5.3 Belanja Tidak Terduga 1.369.597.136,00 2374,98 49.420.511.511,00 5.000.000.000,00 -89,88 5.000.000.000,00 0,00 5.000.000.000,00 0,00 5.000.000.000,00 0,00
40 8
3508, 965,5
5.3.01 Belanja Tidak Terduga 1.369.597.136,00 2374,98 49.420.511.511,00 5.000.000.000,00 -89,88 5.000.000.000,00 0,00 5.000.000.000,00 0,00 5.000.000.000,00 0,00
40 8

5.4 Belanja Transfer 336.795.324.835,00 -1,00 322.617.478.288,00 -4,21 342.883.349.000,00 6,28 331.439.629.387,00 -3,34 335.076.262.828,61 1,10 1,26 0,02
339.297.175.500,67
5.4.01 Belanja Bagi Hasil 3.286.447.623,00 0,00 5.190.577.606,00 57,94 5.042.089.000,00 -2,86 4.550.560.000,00 -9,75 4.948.840.000,00 8,75 5.627.440.000,00 13,71 11,30
Belanja Bantuan
5.04.02 333.508.877.212,00 23,77 317.426.900.682,00 -4,82 337.841.260.000,00 6,43 326.889.069.387,00 -3,24 330.127.422.828,61 0,99 333.669.735.500,67 1,07 4,03
Keuangan

TOTAL JUMLAH
  1.802.318.646.935,76 6,76 1.730.665.330.381,74 -3,98 2.113.301.312.020,00 21,99 -5,39 1.969.903.859.455,04 -1,47 2.055.460.626.188,7 4,34 3,71
BELANJA 1.999.328.244.343,45
5
  SURPLUS/(DEFISIT) 53.173.536.327,26 27.041.778.102,43 -239.781.514.688,00 -174.300.188.779,02 -116.623.694.442,39 -170.407.405.275,66
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang. 2021; Ket: %P adalah persentase pertumbuhan

III - 63 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Gambar 3.2
Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024

Belanja daerah selama lima tahun kedepan diproyeksikan mengalami


tren yang fluktuatif. Pada proyeksi tahun 2022 hingga 2023 mengalami penurunan
dibandingkan tahun anggaran 2021 kemudian diprediksi kembali meningkat pada
tahun 2024. Rata – rata pertumbuhan belanja daerah tahun 2019–2024
diproyeksikan sebesar 3,71 persen. Pada tahun 2022, belanja daerah diproyeksikan
sebesar 1,999 trilyun dan akan meningkat menjadi 2,055 triltun pada tahun 2024.
Belanja Operasi masih menjadi kontributor utama dalam pembentukan belanja
daerah dengan rata-rata kontrubusi 62,42 persen. Kemudian disusul belanja modal,
belanja transfer, dan belanja tidak terduga. Tingginya pertumbuhan belanja operasi
diharapkan menjadi pengungkit pembangunan ekonomi di Kabupaten Sampang.

3. Proyeksi Pembiayaan Daerah


Penentuan nilai proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sampang
Tahun 2019 sampai dengan 2024 mempertimbangkan beberapa asumsi
sebagai berikut:

III - 64 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

 Kebijakan penyelesaian kewajiban daerah, dimana dalam penyelesaian


kewajiban daerah, jika terjadi defisit anggaran ditutup dengan menggunakan
penerimaan pembiayaan, yang berasal dari SILPA ataupun penerimaan
kembali investasi dana bergulir.
 Kebijakan efisiensi belanja daerah dan peningkatan pendapatan daerah;
 Pengeluaran pembiayaan diprioritaskan pada pengeluaran yang bersifat
wajib antara lain pembayaran utang pokok, dan penyertaan modal pada
BUMD yang berorientasi keuntungan dan bertujuan untuk meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat serta pembentukan dana cadangan dalam
rangka pendanaan kegiatan Pemilihan Kepala Daerah pada akhir pelaksanaan
RPJMD.
 Mempertimbangkan nilai kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir
tahun belum terselesaikan serta kegiatan lanjutan dengan saldo kas neraca
daerah.
Arah kebijakan pembiayaan yang digunakan dalam penyusunan
proyeksi penerimaan dan pengeluaran pembiayaan adalah:

Tabel 3.17
Kebijakan Pembiayaan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024

RPJMD P-RPJMD
Mengoptimalkan penerimaan
pembiayaan daerah yang
Penerimaan pembiayaan daerah
diperkirakan diperoleh dari Sisa
diarahkan untuk pengelolaan SiLPA dan
Lebih Perhitungan Anggaran Tahun
diharapkan SiLPA akan menjadi bagian
Sebelumnya (SiLPA) yang bersumber
dari pendapatan pada periode anggaran
dari pelampauan penerimaan
berikutnya.
pendapatan daerah maupun sisa
penghematan belanja;
Peningkatan Manajemen Pembiayaan Pengeluaran Pembiayaan Daerah
Daerah dalam rangka akurasi, diarahkan untuk pembentukan dana
efisiensi, efektifitas, dan cadangan, investasi dan pemberian
profitabilitas; pinjaman daerah.
Mengembangkan investasi daerah Kemitraan antara Pemerintah Kabupaten
dan penyertaan modal dengan Sampang dengan pemerintah
prinsip kehati-hatian; kabupaten/kota, pemerintah pusat, dan
provinsi perlu terus dikembangkan dalam
rangka mengatasi keterbatasan
pembiayaan pembangunan daerah.

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 65
Gambaran Keuangan Daerah

RPJMD P-RPJMD
Program-program yang in line mulai dari
pusat sampai dengan daerah dapat
dibiayai melalui cost sharing dengan
memperhatikan kapasitas fiskal daerah.
Program-program yang dapat
dikerjasamakan antar tingkat
pemerintahan dapat difokuskan pada
bidang kesehatan, pendidikan,
infrastruktur, perluasan lapangan kerja,
pengentasan kemiskinan, dan
pembangunan UMKM.
Mendorong peningkatan keterlibatan
swasta dalam mendukung program-
program pembangunan di Kabupaten
Sampang. Hal ini dapat dilakukan
kerjasama pemerintah swasta (KPS) atau
Bila diperlukan daerah akan Kerjasama Pemerintah Daerah dan Badan
melakukan pinjaman daerah dalam Usaha (KPDBU). Pemerintah Kabupaten
pendanaan program-program Sampang akan menyediakan daftar
strategis melalui skema Kerjasama bidang-bidang yang dapat menjadi arena
Pemerintah dengan Badan Usaha pilihan swasta untuk menyalurkan dana
(KPBU); PKBL dan CSR-nya, sehingga pelaksanaan
CSR/PKBL akan sangat membantu dalam
pembiayaan program pembangunan
pemerintah daerah. Oleh karena itu, peran
tim fasilitasi CSR/PKBL harus lebih
ditingkatkan.
Peningkatan pembiayaan non-APBD
Pengelolaan pinjaman daerah secara
melalui kerjasama dengan pihak
prudent dan digunakan untuk sector
swasta, melalui Corporate Social
produktif
Responsibility (CSR);
Membentuk dana cadangan yang
akan digunakan untuk kepentingan-
kepentingan yang sifatnya strategis.

III - 66 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Tabel 3.18
Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024
2019R 2020R 2021 2022 2023 2024 Rata2
Kode Uraian
(Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P (Rp) %P %P
Penerimaan 131.443.260.467 195.191.039.49 262.281.514. 184.300.188. 126.623.694.4 170.407.405.27
6.1 Pembiayaan ,67 8,37 4,93 48,50 688,00 34,37 779,02 -29,73 42,39 -31,29 5,66 34,58 10,80
Penggunaan 130.752.271.036, 184.616.796.794, 186.000.000.0 122.450.188. 126.123.694.44 129.907.405.27
6.1.01 (SILPA) 67 51,43 93 41,20 00,00 0,75 779,02 -34,17 2,39 3,00 5,66 3,00 10,87
-
Pencairan Dana 40.000.000.000
- 100,0 - - - -
Cadangan ,00
6.1.02 0 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 -16,67
Penerimaan 10.074.242.700, 75.500.000.00 61.350.000.0
  - -
6.1.04 Pinjaman Daerah 0,00 00 0,00 0,00 0,00 00,00 -18,74 0,00 0,00 -3,12
Penerimaan
Kembali 690.989.431,0 500.000.000,0 781.514.68 500.000.0 500.000.000
500.000.000,00
Pemberian 0 - 0 8,00 00,00 ,00
6.1.05 Pinjaman Daerah 36,38 -27,64 56,30 -36,02 0,00 0,00 -7,29
Pengeluaran 22.500.000.0 10.000.000. 10.000.000.0
- - -
6.2 Pembiayaan 0,00 0,00 00,00 0,00 000,00 -55,56 00,00 0,00 -100,00 -25,93
Pembentukan 20.000.000.00 10.000.000.0 10.000.000.00
- - -
6.2.01 Dana Cadangan 0,00 0,00 0,00 0,00 00,00 -50,00 0,00 0,00 -100,00 -25,00
Penyertaan Modal 2.500.000.00
- - - - -
6.2.02 Daerah 0,00 0,00 0,00 0,00 -100,00 0,00 0,00 -16,67
170.407.405.27
5,66
116.623.694.44
PEMBIAYAAN 195.191.039.494, 239.781.514.6 174.300.188.779,
131.443.260.467,67 2,39
NETTO 93 88,00 02

  8,37 48,50 22,84 -27,31 -33,09 46,12 10,90


Sisa Lebih
184.616.796.794, 222.232.817.597, -
Pembiayaan    
93 36 2.045.000.000,00 -
6.3 Anggaran (SILPA) 41,20 20,38 0,00 -100,00 0,00 0,00 -6,40
Sumber : BPPKAD Kabupaten Sampang. 2019; Ket: %P adalah persentase pertumbuhan

III - 67 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

3.3.2 Penghitungan Kerangka Pendanaan


Dalam menganalisis kerangka pendanaan, langkah awal yang
harus dilakukan adalah mengidentifikasi seluruh penerimaan daerah
sebagaimana telah dihitung pada bagian di atas dan ke pos-pos mana
sumber penerimaan tersebut akan dialokasikan. Suatu kapasitas riil
keuangan daerah adalah total penerimaan daerah setelah dikurangkan
dengan berbagai pos atau belanja dan pengeluaran pembiayaan yang wajib
dan mengikat serta prioritas utama. Sebelum dialokasikan ke berbagai pos
belanja dan pengeluaran. besaran masing-masing sumber penerimaan
memiliki kebijakan pengalokasian yang harus diperhatikan, antara lain:
 Penerimaan retribusi pajak diupayakan alokasi belanjanya pada program atau
kegiatan yang berhubungan langsung dengan peningkatan layanan dimana
retribusi pajak tersebut dipungut.
 Penerimaan dari pendapatan hasil pengelolaan aset daerah yang dipisahkan
dialokasikan kembali untuk upaya-upaya peningkatan kapasitas dimana dana
penyertaan dialokasikan sehingga menghasilkan tingkat pengembalian
investasi terbaik bagi kas daerah.
 Penerimaan dana alokasi umum diprioritaskan bagi belanja umum pegawai
dan operasional rutin pemerintahan daerah.
 Penerimaan dari dana alokasi khusus dialokasikan sesuai dengan tujuan
dimana dana tersebut dialokasikan.
Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah diproyeksikan
mengalami peningkatan tiap tahun selama lima tahun kedepan.
Kapasitas riil kemampuan keuangan daerah tersebut diperoleh dari
akumulasi pendapatan, pencairan dana cadangan. SiLPA dikurangi total
belanja tidak langsung dan pengeluaran pembiayaan, sebagaimana
ditunjukkan Tabel 3,17. Berdasarkan tabel tersebut dapat diketahui bahwa
proyeksi kapasitas riil kemampuan keuangan daerah Kabupaten Sampang
tahun 2019–2024 adalah pada tahun 2019 sebesar 810,85 milyar; 860,75
milyar pada tahun 2020. Selanjutnya pada tahun 2021 sebesar 907,49 milyar;

III - 68 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

tahun 2022 sebesar 973,27 milyar; pada tahun 2023 adalah sebesar 1,031
trilyun; dan pada tahun 2024 sebesar 1,130 trilyun.
Kebijakan alokasi dari kapasitas kemampuan keuangan daerah
terbagi dalam tiga kelompok prioritas. Kelompok Prioritas I mendapatkan
prioritas pertama sebelum Kelompok Prioritas II. Kelompok Prioritas III
mendapatkan alokasi anggaran setelah Kelompok Prioritas I dan II terpenuhi
kebutuhan dananya. Adapun ketentuan prioritas anggaran sebagai berikut:
a) Prioritas I. dialokasikan untuk dialokasikan untuk membiayai belanja
langsung wajib dan mengikat serta pemenuhan penerapan pelayanan dasar,
antara lain kebutuhan urusan Pendidikan, Urusan Kesehatan, Urusan
Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Urusan Perumahan Rakyat dan
Kawasan Permukiman, Urusan Ketertiban Umum dan Perlindungan
Masyarakat serta Urusan Sosial.
b) Prioritas II, dialokasikan untuk pendanaan:
program prioritas dalam rangka pencapaian visi dan misi Bupati dan wakil
bupati Sampang periode 2019-2024, yang merupakan program pembangunan
daerah dengan tema atau program unggulan Kepala daerah sebagaimana
diamanatkan dalam RPJMN dan amanat/ kebijakan nasional yang definitif
harus dilaksanakan oleh daerah pada tahun rencana. Program tersebut harus
berhubungan langsung dengan kepentingan publik, bersifat monumental,
berskala besar, dan memiliki kepentingan dan nilai manfaat yang tinggi,
memberikan dampak luas pada masyarakat dengan daya ungkit yang tinggi
pada capaian visi/misi daerah.
c) Prioritas III, merupakan prioritas yang dimaksudkan untuk alokasi belanja-
belanja pada Urusan Pemerintah Lainnya. Pengalokasiannya Prioritas III
harus memperhatikan (mendahulukan) pemenuhan dana pada prioritas I dan
II terlebih dahulu untuk menunjukkan urutan prioritas yang benar.

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III - 69
III - 70 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4

Tabel 3.19
Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang 2019–2024
Proyeksi
Uraian
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Pendapatan 1.791.086.727.577,00 1.912.396.688.929,00 2.020.661.313.813,44 2.129.817.998.497,75 2.252.089.725.664,23 2.401.669.873.437,17
Pencairan dana cadangan
0,00 - - - - 40.000.000.000,00
(sesuai Perda)
Pengembalian Dana Bergulir 1.000.000.000,00 - - - - -
Sisa Lebih Riil Perhitungan
78.712.828.470,00 74.610.162.900,00 62.720.416.946,00 65.234.543.268,99 68.276.313.544,17 71.159.150.980,21
Anggaran
2.083.381.730.759,4 2.195.052.541.766,7 2.320.366.039.208,4
Total penerimaan 1.870.799.556.047,00 1.987.006.851.829,00 2.512.829.024.417,38
4 4 0
Dikurangi;            
Belanja & Pengeluaran
Pembiayaan yang wajib &
1.060.213.179.900,00 1.108.332.055.888,45 1.170.332.990.729,16 1.215.970.201.483,88 1.284.772.532.725,07 1.376.738.258.234,16
mengikat serta prioritas
utama
Kapasitas riil kemampuan 1.035.593.506.483,3
810.586.376.147,00 878.674.795.940,55 913.048.740.030,28 979.082.340.282,86 1.136.090.766.183,22
keuangan 2
Tabel 3.20
Proyeksi Pengeluaran Periodik. Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024
Tahun
Uraian
2019 2020 2021 2022 2023 2024
Belanja Tidak Langsung 1.033.687.963.356,00 1.079.349.842.839,60 1.138.777.206.875,42 1.181.583.489.744,77 1.247.271.800.312,05 1.335.812.103.079,84

Belanja Gaji & Tunjangan 635.596.239.441,00 676.548.815.735,40 718.955.296.369,73 742.680.821.149,93 788.241.670.418,93 805.471.228.838,56

Belanja Penerimaan Anggota & Pimp.DPRD serta


6.070.000.000,00 6.070.000.000,00 6.070.000.000,00 6.070.000.000,00 6.070.000.000,00 6.070.000.000,00
oprasional KDH/WKDH

Belanja Bunga - - - - - -

Belanja Subsidi - - - - - -
Belanja Hibah 38.446.200.000,00 36.946.200.000,00 36.946.200.000,00 36.946.200.000,00 36.946.200.000,00 86.946.200.000,00
Belanja Bantuan Sosial 13.295.000.000,00 7.959.750.000,00 8.357.737.500,00 8.775.624.375,00 9.214.405.593,75 9.675.125.873,44

Belanja Bagi Hasil 2.068.801.715,00 3.402.174.910,00 4.013.283.465,00 4.411.295.434,75 4.908.354.573,96 5.592.711.610,00

Belanja Bantuan Keuangan 333.568.722.200,00 346.422.902.194,20 361.434.689.540,69 379.699.548.785,09 398.891.169.725,42 419.056.836.757,84

Belanja Tidak Terduga 4.643.000.000,00 2.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00 3.000.000.000,00

Belanja Langsung 26.525.216.544,00 28.982.213.048,85 31.555.783.853,74 34.386.711.739,11 37.500.732.413,02 40.926.155.154,32

Belanja Honorarium PNS khusus Guru/tenaga Medis 3.246.505.000,00 3.246.505.000,00 3.246.505.000,00 3.246.505.000,00 3.246.505.000,00 3.246.505.000,00

Belanja Beasiswa Pendidikan PNS - - - - - -

Belanja Jasa Kantor (khusus tagihan air.listrik.telepon) 23.278.711.544,00 25.735.708.048,85 28.309.278.853,74 31.140.206.739,11 34.254.227.413,02 37.679.650.154,32

Belanja sewa gedung kantor (yg telah ada kontrak jangka


- - - - - -
panjang)

Belanja sewa perlengkapan & peralatan kantor (kontrak


- - - - - -
jangka panjang)

Pembiayaan Pengeluaran - 10.000.000.000,00 20.000.000.000,00 10.000.000.000,00 20.000.000.000,00 -

Pembentukan Dana Cadangan - 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 10.000.000.000,00 -

Pembayaran pokok hutang - - - - - -

Penyertaan Modal - - 10.000.000.000,00 - 10.000.000.000,00

TOTAL BELANJA WAJIB & PENGELUARAN YANG WAJIB


1.060.213.179.900,00 1.108.332.055.888,45 1.170.332.990.729,16 1.215.970.201.483,88 1.284.772.532.725,07 1.376.738.258.234,16
MENGIKAT SERTA PRIORITAS UTAMA

III - 71 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
III - 72 | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4

Tabel 3.21
Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah Utama Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024

Tahun
PROGRAM
2019 2020 2021 2022 2023 2024
KAPASITAS RIIL 810.586.376.147,00 878.674.795.940,55 913.048.740.030,28 979.082.340.282,86 1.035.593.506.483,32 1.136.090.766.183,22
PRIORITAS I :
TOTAL (Rp) 116.052.374.536,00 159.902.440.221,00 169.884.333.662,00 186.803.017.906,50 200.721.669.677,69 208.092.294.135,65
% Terhadap BL 14,32 17,60 18,74 19,22 19,52 18,44
PRIORITAS II :
TOTAL (Rp) 650.085.236.274,00 672.877.126.040,22 676.009.303.515,59 737.009.493.236,16 772.559.231.415,07 833.896.712.000,38
% Terhadap BL 80,20 77,13 74,56 75,82 75,13 73,90
PRIORITAS III:
TOTAL (Rp) 44.448.765.337,00 45.895.229.679,33 67.055.102.852,69 54.892.227.794,60 61.934.117.276,14 93.768.708.546,39
% Terhadap BL 5,48 5,27 6,70 4,97 5,35 7,66
TOTAL BELANJA
PRIORITAS 810.586.376.147,00 878.674.795.940,55 912.948.740.030,28 978.704.738.937,26 1.035.215.018.368,90 1.135.757.714.682,42
Gambaran Keuangan Daerah

Sesuai dengan proyeksi Kapasitas Riil Kemapuan Keuangan Daerah,


penggunaan anggaran akan difokuskan pada beberapa hal yaitu:
1. Kebijakan belanja daerah tahun anggaran 2019-2024 berpedoman pada
prioritas pembangunan yang merujuk kepada permasalahan dan isu strategis
daerah pada tahun sebelumnya. Selain itu, belanja daerah juga
mempertimbangkan kebijakan pemerintah pusat dan provinsi. Hal tersebut
dilakukan karena terdapat beberapa program dan kegiatan daerah, yang
sumber dananya berasal dari pemerintah pusat maupun provinsi. Selain itu,
tujuan lainnnya adalah untuk menciptakan sinkronisasi antara perencanaan
daerah sesuai dengan kebutuhan masyarakat serta mendukung prioritas
Provinsi Jawa Timur dan Nasional.
2. Penyusunan kebijakan belanja daerah diprioritaskan untuk menunjang
efektivitas pelaksanaan tugas dan fungsi Perangkat Daerah. dalam
penyelenggaraan urusan pemerintahan daerah. Oleh karena itu, alokasi
belanja daerah harus memiliki target yang jelas, baik orientasi output maupun
outcomenya. Arah kebijakan belanja daerah Kabupaten Sampang untuk
mendukung tujuan pembangunan daerah maupun tujuan nasional.

BUPATI SAMPANG,

H. SLAMET JUNAIDI

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III -
Gambaran Keuangan Daerah

Contents
BAB III GAMBARAN KEUANGAN DAERAH.............................................................................................. 1

3.1. Kinerja Keuangan Masa Lalu....................................................................................................... 2

3.1.1 Kinerja Pelaksanaan APBD.................................................................................................. 3

3.1.2 Neraca Daerah........................................................................................................................ 19

3.2. Kebijakan Pengelolaan Keuangan Masa Lalu.....................................................................30

3.2.1 Proporsi Penggunaan Anggaran..................................................................................... 33

3.2.2 Analisis Pembiayaan............................................................................................................ 37

3.3. Kerangka Pendanaan................................................................................................................... 41

3.3.1. Proyeksi Pendapatan dan Belanja.................................................................................. 41

3.3.2. Penghitungan Kerangka Pendanaan............................................................................. 55

Gambar 3.1 Struktur Pendapatan Asli Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2014–2018
(%)........................................................................................................................................................................... 6
Gambar 3.2 Struktur Dana Perimbangan Kabupaten Sampang Tahun 2014–2018 (%)
................................................................................................................................................................................... 8
Gambar 3.3 Struktur Lain-lain Pendapatan yang sah Kabupaten Sampang Tahun
2014–2018 (%).................................................................................................................................................. 9
Gambar 3.4 Struktur Belanja daerah kabupaten Sampang tahun 2014-2018 (%)..............11
Gambar 3.5 Struktur Belanja Tidak Langsung Kabupaten Sampang tahun 2014–2018
(%)......................................................................................................................................................................... 12
Gambar 3.6 Struktur Belanja Langsung Kabupaten Sampang tahun 2014–2018 (%).......13
Gambar 3.7 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024
(Dalam juta)....................................................................................................................................................... 46
Gambar 3.8 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024 (Dalam
juta)....................................................................................................................................................................... 51
Y

III - | P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4
Gambaran Keuangan Daerah

Tabel 3.1 Realisasi dan Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Pendapatan Daerah


Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2014-2018..............................................................................5
Tabel 3.2 Realisasi dan Rata-Rata Pertumbuhan Realisasi Belanja Daerah Kabupaten
Sampang Tahun Anggaran 2014-2018................................................................................................... 15
Tabel 3.3 Rasio Realisasi Belanja terhadap Realisasi Pendapatan dalam Tahun
Berjalan Tahun Anggaran 2013-2018.................................................................................................... 16
Tabel 3.4 Perkembangan Realisasi Pembiayaan Daerah APBD Kabupaten Sampang
Tahun Anggaran 2014–2018...................................................................................................................... 18
Tabel 3.5 Perkembangan Neraca Daerah Kabupaten Sampang Tahun Anggaran 2014-
2018...................................................................................................................................................................... 21
Tabel 3.6 Analisis Rasio Keuangan Kabupaten Sampang Tahun 2013-2017.........................27
Tabel 3.7 Proporsi Realisasi Belanja Terhadap Anggaran Belanja Daerah Tahun
2013–2018......................................................................................................................................................... 34
Tabel 3.8 Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur.....................................34
Tabel 3.9 Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kabupaten Sampang
Tahun 2014-2018........................................................................................................................................... 36
Tabel 3.10 Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang tahun 2014-2018................................37
Tabel 3.11 Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Kabupaten Sampang Tahun
2014-2018.......................................................................................................................................................... 37
Tabel 3.12 Realisasi Sisa Lebih Perhitungan Anggaran dan Persentase dari SiLPA
Kabupaten Sampang tahun 2014-2018................................................................................................. 40
Tabel 3.13 Asumsi Makro Ekonomi Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024........................42
Tabel 3.14 Proyeksi Pendapatan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024.............45
Tabel 3.15 Proyeksi Belanja Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024......................50
Tabel 3.16 Proyeksi Pembiayaan Daerah Kabupaten Sampang Tahun 2019-2024.............54
Tabel 3.17 Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah untuk Mendanai
Pembangunan Daerah Kabupaten Sampang 2019–2024...............................................................57
Tabel 3.18 Proyeksi Pengeluaran Periodik. Wajib dan Mengikat serta Prioritas Utama
Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024............................................................................................... 58
Tabel 3.19 Rencana Penggunaan Kapasitas Riil Kemampuan Keuangan Daerah
Utama Kabupaten Sampang Tahun 2019–2024................................................................................. 59

P - R P J M D K a b u p a t e n S a m p a n g T a h u n 2 0 1 9 - 2 0 2 4 | III -

Anda mungkin juga menyukai