Anda di halaman 1dari 43

Managemen Keperawatan

Acute Coronary Syndrome


PURWOKO SUGENG H
IGD RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG
Acute coronary syndrome
(ACS)
 adalah spektrum kondisi yang kompatibel
dengan iskemia miokard akut dan / atau infark
yang biasanya disebabkan oleh penurunan
mendadak dalam aliran darah koroner
(Amsterdam et al, 2014)

 Terminology ACS:
1. UA
2. STEMI-ACS
3. NSTEMI-ACS
Statistik Penyakit
Kardiovaskuler
 Penyakit kardiovaskuler penyebab
utama kematian, dan menyumbang
satu dari tujuh kematian di AS
 Sekitar 790.000 orang di AS
mengalami serangan jantung setiap
tahun. Dari jumlah itu, sekitar 114.000
meninggal
 30% kematian selama 2 jam dari
onset
Statistik Penyakit
Kardiovaskuler
 Kematian sebelum mencapai rumah
sakit terjadi di hampir 25% kasus (BMJ,
2015)
 Penyebab kematian global, terhitung
>17,3 juta kematian per tahun pada
tahun 2013, jumlah yang diperkirakan
akan meningkat menjadi > 23,6 juta
pada tahun 2030 (American Heart
Association [AHA], 2017; Sanchis-
Gomar et al., 2016).
Proses Pembentukan
trombus pada ACS
Faktor risiko

Modifiable Unmodifiable
 Hiperlipidemia dan  Riwayat keluarga
dislipidemia penyakit jantung
 Hipertensi atau
hiperkolesterolemia
 Obesitas
 Usia
 Gaya hidup
 Jenis Kelamin
 Merokok
 Gangguan autoimun
 Diabetes
 Peningkatan indeks
massa tubuh (BMI)
Tanda dan
Gejala ACS
 Dada terasa tertekan, terasa penuh, spt
diremas ,nyeri di tengah dada
 Menjalar ke bahu, leher, lengan atau
dagu
 Menjalar ke punggung atau diantara
kedua skapula
 Disertai pusing, dizzinezz, mau pingsan,
mual, muntah dan berkeringat
 Tidak bisa dijelaskan, mendadak sesak
napas yang terjadi dengan atau tanpa
nyeri dada
Silent’ MI / Atypical Chest Pain

 15% dari semua MI


 Teristimewa pada kaum tua dan
diabetes
 Pada wanita sering mengalami
backpain atau punggung atas,
nyeri leher, sesak napas, hilang
nafsu makan, mual muntah, nyeri
perut, kelemahan dan kelelahan
(Gulati, Shaw, & Bairey Merz, 2012).
Primary Goal Therapy

 Mengurangi jumlah nekrosis miokard


 Mencegah MACE : kematian, MI 
revaskularisasi segera
 Mempertahankan fungsi ventrikel kiri
 Mengobati kondisi yang mengancam
nyawa (seperti VT, VF, dll)

Robert E. O'Connor et al. Circulation. 2010;122:S787-S817


Masalah…….
Keterlambatan dalam
penanganan ACS

 Keterlambatan pasien
 Keterlambatan antara FMC dengan
diagnosa
 Keterlambatan antara FMC dengan
terapi reperfusi
Prehospital Management of
Acute coronary Syndrome

EMS Triage &


Early
Assessment Hospital
Recognition
& Care Destination

Patient &First
Monitoring
Responder
Health care
Treatment
provider
Prehospital
ECG
Fibrinolitic
Cheklist
REPERFUSION GOALS
Pengkajian prahospital,
Perawatan dan
persiapan RS

Monitor & support ABC  Tanda vital &


irama jantung
 Persiapan untuk
Berikan Aspirin, O2, CPR
Nitroglycerin & morphine  Gunakan
defibrilator jika
Lakukan perekaman ECG diperlukan
12 Lead

Lengkapi ceklist fibrinolitik

Beritahu Rumah Sakit


24

Nursing Care at the


Emergency Department
PRIORITAS KEPERAWATAN

 Meringankan/menghilangkan rasa
nyeri dan kecemasan
 Mengurangi beban kerja miokard
 Mencegah / mendeteksi dan
membantu dalam pengobatan
disritmia atau komplikasi yang
mengancam nyawa
 Mendukung kesehatan jantung
dan perawatan diri
Triage di IGD

10 menit pertama di IGD


 Identifikasi keluhan
Chest pain/ atypical
chest pain
 Periksa tanda vital &
Evaluasi saturasi oksigen
 ECG 12 Lead/ 15 lead
 Menyelesaikan checklist
fibrinolitik
 Prioritas pasien
Di Ruang CC di IGD

 Kaji dan pastikan Airway paten, support


Breathing dan jaga keadekuatan Circulation
 Pasang akses intravena
 Ambil pemeriksaan lab darah (cardiac enzim
, elektrolit, DL, profil koagulasi)
 Mencari faktor risiko, riwayat singkat
penyakit jantung, tanda dan gejala gagal
jantung
 Kirim untuk portable x-ray (kurang dari 30
menit)
Tatalaksana umum di IGD

 Beri oksigen 2- 4L/min untuk mempertahankan


saturasi > 90%.
 Berikan Aspirin jika belum diberikan di
prahospital(160 to 325 mg)
 berikan Nitroglycerin, bisa sublingual, spray,
atau IV
 Injeksi Morphine (IV) jika nyeri tidak berkurang
dengan nitroglycerin
 Berikan dukungan emosional dan psikologis
kepada pasien sepanjang waktu
STEMI

 Jika onset ≤ 12 jam, early


Reperfusion
 Door to needle ≤ 30 menit
 Door to ballon ≤ 90 menit
STEMI ≥ 12 Jam
 Menempatkan pasien pada monitor jantung
 Melaporkan tanda vital dan menangani
setiap ketidakstabilan hemodinamik
 Menstabilkan pasien
 Melakukan perekaman EKG serial
 Siap untuk menangani setiap aritmia sesuai
protokol ACLS
 Atur untuk memindahkan pasien ke pusat
jantung intervensi sesegera mungkin
 Dukungan emosional dan psikologis
NON-STEMI
 Nyeri > 15 menit
tidak
berhubungan
dengan aktivitas
 ECG ST depresi
atau T inversi
 Troponin l turun
atau meningkat
NON-STEMI & UA

 Aspirin jika blm diberikan di prahospital


(160 to 325 mg)
 Clopidogrel
 Nitroglycerin, bisa sublingual, spray,
atau IV
 Statin therapy
 Heparin (UFH or LMWH)
NON-STEMI & UA
 Kaji status risiko menggunakan skor risiko
sesuai dengan protokol rumah sakit (TIMI,
GRACE)
 Monitor EKG terus menerus
 Periksa penanda jantung serial, termasuk
troponin.
 Pertimbangkan stress test
NON-STEMI & UA
 Kaji pasien, dan pertimbangkan
revaskularisasi segera jika terdapat
kondisi seperti berikut:
 Refractory nyeri dada iskhemia
 Deviasi ST yang Recurrent atau
persistent
 Ventrikel Takikardi
 Ketidakstabilan Hemodinamik
 Tanda-tanda gagal pompa
Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan


iskhemia miokard
2. Tidak efektifnya perfusi jaringan
berhubungan dengan penurunan
cardiac output
3. Cemas berhubungan dengan
perasaan ancaman kematian, nyeri
4. …………………….
Nyeri akut

 Evaluasi karakteristik nyeri dada


 Monitor efektifitas terapi oksigen
 Berikan obat pereda nyeri
 Rekam ECG 12 Lead selama
episode nyeri terjadi
 Monitor frekuensi dan irama
jantung, tekanan darah dan
parameter hemodinamik
Tidak efektifnya perfusi jaringan

 Monitor perubahan mendadak dari


kesadaran
 Periksa apakah kulit pucat, sianosis,
dingin, dan berkeringat. Perhatikan
kekuatan pulsa perifer.
 Monitor adanya disritmia jantung
 Monitor status respirasi dan tanda-
tanda gagal jantung
 Monitor keseimbangan cairan
 Atur periode latihan dan istirahat
Cemas
 Identifikasi dan kenali persepsi pasien tentang
situasi dan ancaman
 Identifikasi perubahan tingkat kecemasan
 Tenangkan pasien
 Anjurkan pasien untuk menggunakan teknik
relaksasi
 Dorong verbalisasi perasaan, persepsi, dan
ketakutan untuk mengurangi kecemasan
 Berikan informasi faktual mengenai diagnosis,
pengobatan, dan prognosis
Evaluasi
 Nyeri berkurang sampai hilang atau
tanda dan gejala iskemik hilang
 Kerusakan miokard dapat dicegah.
 Tidak adanya disfungsi pernafasan
 Perfusi jaringan yang adekuat dapat
dipertahankan
 Kecemasan berkurang
Kesimpulan
 ACS merupakan kegawatan medis yang
menjadi tantangan bagi perawat
 Pendekatan terstruktur dalam penilaian awal
akan memastikan bahwa masalah yang
mengancam jiwa dapat diidentifikasi secara
cepat
 Perawat harus selalu menganggap pasien ACS
sedang mengalami kondisi yang mengancam
nyawa sampai terbukti sebaliknya
 Pengetahuan tentang faktor risiko, interpretasi
ECG dan protokol lokal akan memungkinkan
perawat dapat mengambil keputusan yang
tepat saat melakukan perawatan pasien
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai