Anda di halaman 1dari 2

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

NAMA : KOMANG NOVI TRI CAHYANTI


NIM : 030733166
NAMA MATA KULIAH : PERPAJAKAN
UPBJJ : 77/DENPASAR
PROGRAM STUDI : 93/AKUNTANSI

1. Jelaskan pengertian Tax Amnesty dan sebutkan contoh Wajib Pajak yang tidak berhak
(dikecualikan) untuk memperoleh Tax Amnesty!
Jawab :
Berdasarkan Undang-Undang ini Pengampunan Pajak adalah penghapusan pajak yang
seharusnya terutang, tidak dikenai sanksi administrasi perpajakan dan sanksi pidana di bidang
perpajakan, dengan cara mengungkap Harta dan membayar Uang Tebusan.
Pengampunan Pajak diberikan kepada Wajib Pajak melalui pengungkapan harta yang
dimilikinya dalam Surat Pernyataan. Pengampunan Pajak meliputi pengampunan atas
kewajiban Pajak Penghasilan dan Pajak Pertambahan Nilai serta Pajak Penjualan atas Barang
Mewah sampai dengan akhir tahun pajak terakhir, yang belum atau belum sepenuhnya
diselesaikan oleh Wajib Pajak.
Setiap Wajib Pajak berhak mendapatkan pengampunan pajak kecuali Wajib Pajak yang
sedang dilakukan penyidikan dan berkas penyidikannya telah dinyatakan lengkap oleh
kejaksaan, dalam proses peradilan atau menjalani hukum pidana atas tindakan pidana di
bidang perpajakan.
2. Dalam proses penyidikanpajak, jelaskantentang:
a) siapa yang melakukan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan?
b) bagaimana mekanisme penghentian penyidikan?
Jawab :
a) Penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan hanya dapat dilakukan oleh pejabat
Pegawai Negeri Sipil tertentu di lingkungan Direktorat Jenderal Pajak yang diberi
wewenang khusus sebagai penyidik tindak pidana di bidang perpajakan.
b) Penghentian Penyidikan
1. Penyidik menghentikan penyidikan dalam hal tidak terdapat cukup bukti, atau
peristiwa tersebut bukan merupakan tindak pidana di bidang perpajakan, atau
penyidikan dihentikan karena peristiwanya telah daluwarsa, atau tersangka meninggal
dunia.
2. Untuk kepentingan penerimaan negara, atas permintaan Menteri Keuangan, Jaksa
Agung dapat menghentikan penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan paling
lama dalam jangka waktu enam bulan sejak tanggal surat permintaan.
3. Penghentian penyidikan tindak pidana di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud
pada poin 2 di atas hanya dilakukan setelah Wajib Pajak melunasi utang pajak yang
tidak atau kurang dibayar atau yang tidak seharusnya dikembalikan dan ditambah
dengan sanksi administrasi berupa denda sebesar empat kali jumlah pajak yang tidak
atau kurang dibayar, atau yang tidak seharusnya dikembalikan.
3. Berdasarkan Perpu Nomor 1 Tahun 2020, jelaskan tentang Kebijakan Perpajakan di Era
Pandemi COVID-19 terkait dengan:penyesuaian tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan
dalam negeri dan bentuk usaha tetap!
Jawab :

Bagian Ketiga
Kebijakan di Bidang Perpajakan
(i) Pasal 4

1. Kebijakan di bidang perpajakan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat (4) meliputi:
a. penyesuaian tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk
usaha tetap;
b. perlakuan perpajakan dalam kegiatan Perdagangan Melalui Sistem Elektronik
(PMSE);
c. perpanjangan waktu pelaksanaan hak dan pemenuhan kewajiban perpajakan; dan
d. pemberian kewenangan kepada Menteri Keuangan untuk memberikan fasilitas
kepabeanan berupa pembebasan atau keringanan bea masuk dalam rangka
penanganan kondisi darurat serta pemulihan dan penguatan ekonomi nasional.
2. Perdagangan Melalui Sistem Elektronik (PMSE) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan perdagangan yang transaksinya dilakukan melalui serangkaian perangkat dan
prosedur elektronik.

(ii) Pasal 5

1. Penyesuaian tarif Pajak Penghasilan Wajib Pajak badan dalam negeri dan bentuk usaha tetap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 4 ayat (1) huruf a berupa penurunan tarif Pasal 17 ayat
(1) huruf b Undang-Undang mengenai Pajak Penghasilan menjadi:
a. sebesar 22% (dua puluh dua persen) yang berlaku pada Tahun Pajak 2020 dan Tahun
Pajak 2021; dan
b. sebesar 20% (dua puluh persen) yang mulai berlaku pada Tahun Pajak 2022.
2. Wajib Pajak dalam negeri:
a. berbentuk Perseroan Terbuka;
b. dengan jumlah keseluruhan saham yang disetor diperdagangkan pada bursa efek di
Indonesia paling sedikit 40% (empat puluh persen); dan
c. memenuhi persyaratan tertentu,

dapat memperoleh tarif sebesar 3% (tiga persen) lebih rendah dari tarif sebagaimana
dimaksud pada ayat (1) huruf a dan huruf b.

3. Ketentuan lebih lanjut mengenai persyaratan tertentu sebagaimana dimaksud pada ayat (2)
huruf c diatur dengan atau berdasarkan Peraturan Pemerintah.

Anda mungkin juga menyukai