Anda di halaman 1dari 14

2

LANGKAH MENULIS (FORMAT)

1. Siapkan kertas ukuran A4

2. Margin 4cm kiri, 4cm atas, 3cm kanan, 3cm bawah

3. Ukuran huruf 12

4. Jenis huruf times new roman/arial

5. Spasi 2 (double)

6. Pilih sistem penulisan (lurus/menjorok)*

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pengembangan Batik di Cirebon

Paragraf 1: Batik merupakan budaya asli Indonesia.

Paragraf 2: Salah satu terkenal adalah batik Cirebon.

Paragraf 3: Ada masalah, misalnya produksinya

Paragraf 4: theses statement, Dari hal di atas, makalah ini bertujuan meningkatkan

produksi bati di Cirebon.

Biasanya pendahuluan akan dimulai dengan informasi umum kemudian menuju

spesifik. Latar belakang hendaknya disusun secara deduktif, umum menuju

khusus, atau seperti piramida terbalik.

Isi; gambaran umum lokasi riset, beberapa masalah yang mengemuka di

lokasi, indikasi mengapa riset Anda penting. Latar belakang berisi hal-hal yang

melatarbelakangi munculnya masalah, pentingnya masalah itu dibahas,

pembatasan masalah, dan tujuan yang hendak dicapai.

Latar belakang yang baik minimal terdiri atas empat paragraf.

Paragraf pertama berisi topik, paragraf kedua berisi tema, dan paragraf

ketiga berisi pentingnya masalah itu dibahas, pembatasan masalah, judul

penelitian, dan tujuan yang hendak dicapai. Paragraf keempat dan kelima

1
2

Anda dapat memberikan fenomena atas riset Anda dan pentingnya riset

Anda dilakukan.

1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis ajukan di

antaranya.

1. Bagaimana cara mengembangkan batik Cirebon?

2. Apa kendala dalam peningkatan produksi batik Cirebon?

1.3 Ruang Lingkup Kajian (aspek yang diteliti minimal 7)

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan penulis kaji hal-hal berikut.

1. Objek

2. Pelukis

3. Harga

4. Kualitas

5. Keaslian

6. Warna

7. Media

1.4 Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini adalah

1. Mengetahui bagaimana cara mengembangkan batik Cirebon.

2. Menjabarkan apa saja kendala dalam peningkatan produksi batik Cirebon.

1
2

1.4 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.4.1 Metode (cara menganalisis data)

Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis/historis

komparatif/eksperimen bertujuan mendeskripsikan/membandingkan/melakukan

eksperimen data yang diperoleh baik dari berbagai rujukan maupun dari lapangan

kemudian dianalisis

1.4.2 Teknik pengumpulan data (cara mengumpulkan data)

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah

1. studi kepustakaan

2. wawancara dosen kriya FSRD, Pak Haldani

3. Penyebaran angket

1.5 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah kerangka yang diparagrafkan

Dalam hal ini perlu diperhatikan cara pemaparannya yang dituangkan dalam

bentuk kalimat (tidak perlu menyusun kerangka).

contoh berikut: misalnya judul karangan ilmiah “Peningkatan Produksi Pertanian

di Lembang Jawa Barat.”

1
2

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi atas empat bab. Pembicaraan dimulai

dengan pendahuluan sebagai bab pertama memuat latar belakang dan rumusan

masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penelitian, anggapan dasar, hipotesis,

metode dan teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

Selanjutnya, pada bab dua dijabarkan teori-teori pertanian (studi kepustakaan)

dan keadaan daerah Lembang terutama keadaan masyarakat / petani.

Pada bab III (3) tiga dikemukakan pembuktian-pembuktian hipotesis beserta

pembahasannya dalam hal ini keadaan pertanian di Lembang misalnya jenis

pertanian, cara penggarapan, tingkat produksi yang dicapai, potensi yang ada.

Kemudian, semua keadaan ini dibahas dengan menggunakan teori sebagai alat

ukur untuk mengkaji kemungkinan peningkatan produksi hal ini menyangkut

sumber alam, sarana dan pengetahuan / keterampilan, serta kehidupan sosial para

petani. Bab tiga ini merupakan bab inti.

Bab empat, bab terakhir merupakan simpulan dari pembuktian-pembuktian

hipotesis dan hasil pembahasan. Pada bab ini dikemukakan juga saran-saran

peningkatan produksi pertanian di Lembang yang diperoleh dari hasil pembahasan

yang telah diuraikan pada bab sebelumnya (bab tiga).

1
2

(FTI:

1
2

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Rumusan Masalah

1.1.1 Latar belakang

Latar belakang berisi hal-hal yang melatarbelakangi munculnya masalah,

pentingnya masalah itu dibahas, pembatasan masalah, dan tujuan yang hendak

dicapai

Latar belakang yang baik minimal terdiri atas tiga paragraf. Paragraf

pertama berisi topik, paragraf kedua berisi tema, dan paragraf ketiga berisi

pentingnya masalah itu dibahas, pembatasan masalah, judul penelitian, dan

tujuan yang hendak dicapai.

Latar belakang hendaknya disusun secara deduktif, umum menuju khusus,

atau seperti piramida terbalik.

1.1.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah yang penulis

ajukan adalah bagaimana …. (tulis judul laporan penelitian Anda).

1.2 Ruang Lingkup Kajian

Untuk menjawab rumusan masalah di atas, akan penulis kaji hal hal

berikut.

1
2

1. aspek-aspek yang akan diteliti (lembar kendali)

2. pembahasan (kerangka)

3. gabungan perencanaan (lembar kendali dan kerangka)

1.3 Tujuan Penulisan

Tujuan yang hendak dicapai melalui penulisan laporan penelitian ini

adalah untuk mengetahui …. “bagaimana” rumusan masalah (tuliskan

rumusan masalah)

1.4 Anggapan Dasar

Anggapan dasar berisi teori, hukum, dalil, rumus, atau aksioma

(mengutip)

Menurut Hariyanto (2010: 203) manajemen merupakan alat dalam segala bidang

yang bertujuan untuk membantu mempercepat pencapaian tujuan.

Manajemen merupakan alat dalam segala bidang yang bertujuan untuk membantu

mempercepat pencapaian tujuan (Hariyanto, 2010: 203).

1.5 Hipotesis

Dugaan penulis sehubungan dengan anggapan dasar dan hasil

pengamatan selintas atas penelitian adalah jika PT X menggunakan manajemen

secara maksimal, kualitas dan kuantitas produk akan tercapai lebih cepat

1
2

1.6 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

1.6.1 Metode

Metode yang digunakan adalah deskriptif analitis/histories

komparatif/

eksperimen (percobaan) karena penelitian ini bertujuan mendeskripsikan/

mengomparasikan/membuktikan/ data yang diperoleh baik dari berbagai rujukan

maupun dari lapangan kemudian dianalisis

1.6.2 Teknik pengumpulan data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah

1. studi kepustakaan

2. observasi lapangan

3. wawancara

4. (penyebaran angket)

5. studi kasus

6. kerja praktik

1.7 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan adalah kerangka yang diparagrafkan

Dalam hal ini perlu diperhatikan cara pemaparannya yang dituangkan dalam

bentuk kalimat (tidak perlu menyusun kerangka).

1
2

contoh berikut: misalnya judul karangan ilmiah “Peningkatan Produksi Pertanian

di Lembang Jawa Barat.”

1
2

1.7 Sistematika Penulisan

Penulisan laporan penelitian ini terbagi atas empat bab. Pembicaraan

dimulai dengan pendahuluan sebagai bab pertama memuat latar belakang dan

rumusan masalah, ruang lingkup kajian, tujuan penelitian, anggapan dasar,

hipotesis, metode dan teknik pengumpulan data, serta sistematika penulisan.

Selanjutnya, pada bab dua dijabarkan teori-teori pertanian (studi

kepustakaan) dan keadaan daerah Lembang terutama keadaan masyarakat / petani.

Pada bab tiga dikemukakan pembuktian-pembuktian hipotesis beserta

pembahasannya dalam hal ini keadaan pertanian di Lembang misalnya jenis

pertanian, cara penggarapan, tingkat produksi yang dicapai, potensi yang ada.

Kemudian, semua keadaan ini dibahas dengan menggunakan teori sebagai alat

ukur untuk mengkaji kemungkinan peningkatan produksi hal ini menyangkut

sumber alam, sarana dan pengetahuan / keterampilan, serta kehidupan sosial para

petani. Bab tiga ini merupakan bab inti.

Bab empat, bab terakhir merupakan simpulan dari pembuktian-

pembuktian hipotesis dan hasil pembahasan. Pada bab ini dikemukakan juga

saran-saran peningkatan produksi pertanian di Lembang yang diperoleh dari hasil

pembahasan yang telah diuraikan pada bab sebelumnya (bab tiga).

(FTI; gaby.yaritza@gmail.com

1
2

BAB II

TEORI DASAR ....


In the essay, “E-voting and Electronic Election,” the writer, Ikhsan Darmawan states that
electronic voting could easily manipulate, the election lost its element of secrecy, and the
budget is bigger than using the conventional method. I dissagree with the statement above
because Indonesia has many experts in informatic security, the good educational system about
election party, and we could use e-voting equipments for years.
Ikhsan Darmawan and team think that voters disbelieve to electornic voting because it could
easily manipulate their votes via the system. As we know, we have many experts in informatic
security that could support election voting in Indonesia. About 20.000 students each year
graduate from college have a good skill in computer. It is a big potensial to support our political
system, espescially in electronic voting. I think the experts could control the election as
independence group under KPU (Komisi Pemilihan Umum) and prevent from manipulation. I think
if we can realize this chance, we can change a lot of our political system to higher level. The
government should use the computer expert’s skill, so the voters will believe with electronic
voting.

In the essay, Ikhsan Darmawan and team also state that the older voters could not use the voting
machine, they then asked for help from duty election officials, so the election lost its element of
secrecy. I think we can prevent this problem by giving education to voters about electronic
voting. The government should give the education to every village by its leader, or “Ketua RT”.
Ketua RT should give the education how to operate the machine to all voters in his region. The
education should intensive, especially for older voters. We can sosialize this e-voting 4 months
before the election. We must focus to socialize in marginal area to increase the “smart voters”.
The other way, KPU should make a law to order all party that participate in the election to
sosialize e-voting in their campaign. It is the good way to sosialize e-voting to all around
Indonesia. We can sosialize e-voting by media mass : tv, radio, newspaper, and poster. As we
know, almost all part in our country has one of that media mass. Then, we must design the
equipment for e-voting in simplest box. We use electronic system, but we can operate the
machine like when we operate the conventional system. This simple box has been applied in
United States since 1998. The voters only “click” the picture of candidate that participate in
election. It is very simple, like conventional way. If we do this, the older voters would easily
understand how to operate the machine without election officials assistance. So, there is no
problem with the secrecy of electronic voting because we have so many way to educate the
voters.
Mr. Ikhsan and team also think that the budget for e-voting is bigger than using the conventional
method. I dissagre with the statement above because we could use e-voting equipment for years.
As we know, the sustainability of electronic tools can last for years. We only prevent the machine
from water and high pressure so the machine can last longer. The sustainability of the machine
has a big colleration with the budget of election party. According to BPPS, the using of e-voting

1
2

could reduce the budget until 60% than using conventional method. The cost of the equipment is
about 7 millions rupiah and we can use it until 6 years. Imagine how much budget that we can
press by using election voting. If we realize this election machine, we only need 3 machine each
village, so the budget is about 21 million rupiah. The budget looks so exspensive, but it looks so
cheap when we know that the machine can support 6 years for all election party. If the region
has a small voters, at least about 800 voters, we only need one machine because the machine is
so fast. Then, we can easily transport the machine when we held the local election, it will
reduce the budget. From that arguments, we could say that e-voting is cheaper than
conventional election.
In summary, I think e-voting system is truly efficient because we have so many experts in
computer security, we can sosialize e-voting efficiently by “Ketua RT” and design the machine
that easily to operate, and also the budget is cheaper than using conventional system. Indonesia
is a big democratic country, electronic voting will make a better election system. In the end, I
believe that e-voting is efficient, fast, safe, and cheaper than manual system.

1
2

20

Anda mungkin juga menyukai