Kasus yang di angkat: Analisa kasus pengaruh disiplin kerja karyawan pada perusahaan Pelabuhan
Uraian kasus:
Dalam kasus perusahaan, terlihat bahwa dalam prakteknya kompensasi yang
mereka terima mempengaruhi kinerja, sampai saat ini perusahaan telah mampu memberikan kompensasi yang diharapkan dan karyawan telah menunjukkan kinerja yang baik. Keterlibatan karyawan telah dianggap sebagai faktor motivasi terhadap pencapaian tujuan organisasi. Lingkungan yang baik yang ditawarkan kepada pekerja memungkinkan dia untuk menawarkan yang terbaik yang dibutuhkan organisasi untuk pencapaian tujuan dan sasarannya. Studi menunjukkan bahwa tidak ada deskripsi tunggal mengenai keterlibatan seorang karyawan. Tidak ada pendekatan yang diterima secara umum untuk menggambarkan terminologi keterlibatan karyawan. Keterikatan karyawan ditandai dengan kehadiran pekerja di tempat kerja, pemenuhan tanggung jawabnya, hubungan kepemimpinan dengan pekerja dan pertimbangan kepemimpinan pekerja sebagai titik fokus untuk kinerja organisasi. Sumber daya manusia memegang peranan penting dalam menentukan kemajuan suatu perusahaan dan seringkali harus dikelola langsung oleh manajer. Hal ini agar hasil kerja baik secara kualitas maupun kuantitas dapat dilaksanakan oleh pegawai sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara, 2009). Kompensasi merupakan salah satu faktor yang dapat meningkatkan kinerja pegawai (Hasibuan, 2009). Kompensasi mencakup pengeluaran seperti bonus, pembagian keuntungan, lembur dan penghargaan yang mencakup imbalan moneter dan non-moneter. Jumlah indikator digunakan untuk mengukur kinerja karyawan (Robbins dan Judge, 2013), yaitu: (1) Quantity, yaitu jumlah yang dihasilkan yang dinyatakan dalam jumlah unit yang diselesaikan; (2) Kualitas, diukur dengan persepsi karyawan terhadap kualitas pekerjaan yang dihasilkan; (3) Efektivitas, adalah tingkat penggunaan sumber daya organisasi (energi, uang, teknologi, bahan baku) yang dimaksimalkan untuk meningkatkan hasil setiap unit dalam penggunaan sumber daya; (4) Ketepatan waktu, adalah tingkat aktivitas yang diselesaikan pada awal waktu; (5) Kemandirian, adalah tingkat kemampuan seorang pegawai dalam menjalankan fungsi pekerjaannya; dan (6) Komitmen kerja, suatu tingkatan dimana karyawan memiliki komitmen untuk bekerja dengan tanggung jawabnya terhadap perusahaan tempatnya bekerja. Faktor lain yang dapat meningkatkan kinerja karyawan berkaitan dengan lingkungan kerja. Lingkungan kerja yang mendukung bagi karyawan dapat meningkatkan kinerja, sedangkan kondisi sebaliknya dapat merusaknya. Disiplin kerja merupakan faktor lain, yang meliputi kesadaran dan kemauan seseorang untuk mentaati semua peraturan perusahaan dan norma sosial yang berlaku. Peraturan tersebut dilaksanakan oleh seluruh karyawan melalui kesadaran dan kemauannya. Disiplin yang baik, semangat kerja, semangat kerja, efisiensi, dan efektivitas serta peningkatan kinerja karyawan akan mendukung tercapainya tujuan perusahaan. Artikel yang dipilih: 1. Kazimoto, P. 2016. Employee Engagement and Organizational Performance of Retails Enterprises. American Journal of Industrial and Business Management. Vol. 6, No: 4. 2. Rachman Munir, M. 2021. The Impact of Work Stress and the Work Environment in the Organization: How Job Satisfaction Affects Employee Performance?. Journal of Human Resource and Sustainability Studies. Vol. 9, No. 2. 3. Kim Gil, R dan Miao, R. 2010. Perceived Organizational Support, Job Satisfaction and Employee Performance: An Chinese Empirical Study. Journal of Service Science and Management. Vol.3, No.2. 4. Obeidat Yousef, B. 2016. Exploring the Relationship between Corporate Social Responsibility, Employee Engagement, and Organizational Performance: The Case of Jordanian Mobile Telecommunication Companies. International Journal of Communications, Network and System Sciences. Vol.9, No.9. Rangkuman Artikel Journal: 1. Artikel 1, rangkuman: Banyak praktisi manajemen sumber daya manusia kurang memahami pengukuran motivasi karyawan untuk kegiatan dan lebih tepatnya komitmennya. Peneitian ini menganalisis faktor-faktor pada keterlibatan dan kinerja karyawan dari perusahaan bisnis ritel terpilih di Wobulenzi-Luweero City, Uganda. Metode yang digunakan yaitu dengan menggunakan teknik purposive sampling. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan pendekatan statistik deskriptif dan inferensial untuk mempertimbangkan tanggapan dari responden dan mengambil keputusan yang sesuai. Penelitian difokuskan pada pengukuran employee engagement dalam kaitannya dengan kinerja organisasi yang berfokus pada faktor non-keuangan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat keterikatan karyawan ritel dan tingkat kepuasan kerja sangat tinggi pada perusahaan ritel di kota Wabulenzi-Luwero. Hasilnya mengungkapkan bahwa penugasan pekerjaan sangat penting untuk melibatkan karyawan guna memastikan umur panjang dan profitabilitas organisasi. 2. Artikel 2, rangkuman: Varibel yang digunakan dalam jurnal ini yaitu mengenai kepuasan kerja seperti kenyamanan, kecintaan terhadap pekerjaan dan kondisi kerja masih menjadi prioritas yang digunakan dalam meningkatkan hasil kinerja. Hal ini terkait dengan beban kerja yang terlalu banyak. Penelitian ini menggunakan metode eksplanatori dengan menyebarkan kuesioner kepada 43 Pegawai Negeri Sipil di Bidang Pengangkatan dan Pensiunan Pegawai di Kantor BKN Wilayah II Surabaya, dan analisis jalur sebagai teknik analisisnya. Hasil temuan penelitian menunjukkan bahwa stres kerja dan lingkungan kerja mampu meningkatkan kinerja karyawan secara positif dan memberikan kepuasan kerja sebagai peran penting yang dapat diterima karyawan dalam mencapai kinerjanya. Di sisi lain, stres kerja dan kondisi lingkungan kerja secara tidak langsung dapat meningkatkan kinerja dengan memberikan kepuasan kerja. Hal ini dikarenakan kedekatan manajer dengan karyawan, selalu berinteraksi, ada kepedulian, dan hubungan antar anggota di lingkungan kerja dapat membawa kenyamanan sehingga mengurangi stres. Sebaliknya, karyawan merasa menyukai pekerjaan itu sendiri setelah memperoleh kepuasan, dan hasil kinerjanya bisa lebih baik. 3. Artikel 3, rangkuman: Penelitian ini menyelidiki generalisasi dukungan organisasi yang dirasakan dan kepuasan kerja sebagai korelasi positif dari kinerja karyawan di Cina. Dalam studi yang dilakukan, 130 kasus yang cocok dari 130 karyawan dan 34 atasan langsung mereka dari dua perusahaan milik negara (BUMN) skala besar dipilih sebagai peserta. Skala psikologis mapan mengukur dukungan organisasi yang dirasakan (POS), kepuasan kerja, dan empat aspek perilaku kewarganegaraan organisasi (OCB) diberikan. Data dianalisis menggunakan korelasi orde nol dan analisis regresi hierarkis menunjukkan korelasi positif POS dan kepuasan kerja dengan prestasi kerja, dan juga menunjukkan hubungan positif independen dan gabungan antara POS dan kepuasan kerja dengan OCB dan masing-masing dari empat dimensinya. Hasil Penelitian ini menunjukkan tujuh faktor muncul dengan nilai eigen lebih besar dari 1,0, menjelaskan 64,60% varians. 4. Artikel 4, rangkuman: Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu hubungan antara tanggung jawab sosial perusahaan, keterlibatan karyawan, dan kinerja organisasi di perusahaan telekomunikasi seluler Yordania. Sebanyak 350 kuesioner yang berisi 37 item digunakan untuk mengumpulkan informasi dari responden. Analisis regresi berganda dan sederhana dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian. Hasil penelitian ini mengungkapkan bahwa tanggung jawab sosial perusahaan (baik internal maupun eksternal) dan keterlibatan karyawan (kekuatan, penyerapan, dan dedikasi) memiliki hubungan positif yang signifikan dengan kinerja organisasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa employee engagement sepenuhnya memediasi hubungan secara signifikan. Hasil penelitian saat ini memiliki banyak implikasi manajerial bagi perusahaan telekomunikasi seluler. Untuk meningkatkan kinerja organisasi, pengambil keputusan harus bekerja untuk menciptakan dan memelihara agenda tanggung jawab sosial perusahaan yang efisien, yang akan meningkatkan keterlibatan karyawan dalam pekerjaan mereka yang akan mengarah pada peningkatan hasil kinerja. Analisa Kasus dan Saran berdasarkan Literatur: Lingkungan kerja merupakan kondisi eksternal dan internal yang dapat mempengaruhi semangat kerja dan menghasilkan pekerjaan yang segera diselesaikan. Lingkungan kerja yang layak adalah suatu kondisi dimana individu dapat melakukan pekerjaannya secara ideal, aman, sehat, dan nyaman. Dalam lingkungan kerja, indikator yang dapat mempengaruhi terbentuknya kondisi lingkungan kerja dikaitkan dengan kapabilitas pegawai. Dalam setiap organisasi dituntut untuk dapat mengoptimalkan sumber daya manusia dan bagaimana sumber daya manusia tersebut dikelola. Manajemen sumber daya manusia tidak lepas dari faktor bahwa karyawan diharapkan dapat melakukan yang terbaik untuk mencapai tujuan organisasi. Untuk mencapai kinerja yang baik, karyawan perlu memiliki disiplin. Salah satu hal yang mempengaruhi kinerja pegawai adalah disiplin. Disiplin kerja merupakan alat yang digunakan manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka bersedia mengubah perilaku sebagai upaya meningkatkan kesadaran dan kesediaan untuk mematuhi semua peraturan dan norma organisasi. Kinerja yang baik juga dipengaruhi oleh kompetensi pegawai. Kompetensi sebagai seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus dimiliki, diatur oleh profesionalisme dalam melaksanakan tugas tanpa meninggalkan aspek kepribadian dan kemampuan keterampilan sosial dalam melaksanakan tugasnya. Kompetensi memberi organisasi cara untuk mendefinisikan dalam istilah perilaku apa yang perlu dilakukan orang untuk menghasilkan hasil yang diinginkan organisasi. Untuk beberapa perusahaan agar dapat mempertimbangkan pentingnya disiplin dan kompetensi kerja, karena menurut hasil penelitian disiplin kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai namun kompetensi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja pegawai.
Manajemen waktu dalam 4 langkah: Metode, strategi, dan teknik operasional untuk mengatur waktu sesuai keinginan Anda, menyeimbangkan tujuan pribadi dan profesional