SIFAT PTK
PRINSIP PTK
TUJUAN PTK
Tri (2014: 11) mendefinisikan kemampuan membaca adalah kesanggupan dan kecakapan
serta kesiapan seseorang untuk memahami gagasan-gagasan dan lambang atau bunyi
bahasa yang ada dalam sebuah teks bacaan yang disesuaikan dengan maksud dan tujuan si
pembaca untuk mendapatkan amanat atau informasi yang diinginkan. Membaca
memerlukan pemahaman yang baik, karena membaca memerlukan kemampuan yang baik
agar dapat memahami teks bacaan dan memknai isi bacaan dengan baik.
A. Membaca Pemahaman
1. Pengertian Membaca
Menurut Tarigan (2015: 7) membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh
pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau
bahasa tulis.
2. Tujuan Membaca
a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh
tokoh, apa-apa yang telah dibuat oleh tokoh, apa yang telah terjadi pada tokoh khusus, atau
memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh tokoh. Membaca seperti ini disebut membaca
untuk memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta.
b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik yang baik dan menarik, masalah
yang terdapat dalam cerita, apa-apa yang dipelajari atau yang dialami tokoh, dan merangkumkan
hal-hal yang dilakukan oleh tokoh untuk mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut
membaca untuk memperoleh ide-ide utama.
c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi pada setiap bagian cerita, apa
yang terjadi mula-mula pertama, kedua, dan ketiga/seterusnya, setiap tahap dibuat untuk
memecahkan suatu masalah, adengan-adengan dan kejadian-kejadian dibuat dramatisasi. Ini
disebut membaca untuk mengetahui urutan atau susunan, organisasi cerita.
d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh merasakan seperti mereka
itu, apa yang hendak diperlihatkan oleh pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh
berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat mereka berhasil atau gagal. Ini
disebut membaca untuk menyimpulkan, membaca inferensi.
e. Membaca untuk menemukan dan mengetahui apa-apa yang tidak biasa, tidak wajar mengenai
seseorang tokoh, apa yang lucu dalam cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini
disebut membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk mengklarifikasi.
f. Membaca untuk menemukan apakah tokoh berhasil atau hidup dengan ukuran-ukuran tertentu,
apakah kita ingin berbuatseperti yang diperbuat oleh tokoh, atau bekerja seperti cara tokoh
bekerja dalam cerita itu. Ini disebut membaca menilai, membaca mengevaluasi.
3. Jenis-jenis Membaca
Menurut Suratno (2014: 15) jenis-jenis membaca dapat dibagi menjadi enam, antara lain sebagai berikut:
a. Membaca permulaan disajikan pada siswa tingkat permulaan sekolah dasar untuk menanamkan
kemampuan mengasosiasikan huruf denganbunyi bahasa yang di wakilinya.
b. Membaca nyaring merupakan lanjutan membaca permulaan meskipun ada yang memandang
sebagai bagian tersendiri, misalnya membaca kutipan.
c. Membaca dalam hati membaca yang membina siswa agar mampu membaca tanpa suara dan
mampu memahami isi penuturan tertulis yang dibacanya.
d. Membaca pemahaman dalam praktik, membaca pemahaman hampir tidak berbeda dengan
membaca dalam hati, karena kedua jenis membaca ini menitik beratkan pada pemahaman ini
dalam waktu relatif yang singkat (jenis membaca ini di gunakan sebagai bahan kajian penelitian).
e. Membaca bahasa merupakan alat yang dimanfaatkan guru untuk membina kemampuan bahasa
siswa.
f. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membaca pemahaman.
6. Aspek-aspek membaca
Sebagai garis besarnya, terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:
a. Keterampilan yang bersifat mekanis yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih rendah.
Aspek ini mencakup:
1. Pengenalan bentuk huruf.
2. Pengelan unsur-unsur linguistik (fonem/grafem, kata, frase, pola klausa, kalimat, dan lain-lain).
3. Pengenalan hubungan/korespondensi pola ejaan dan bunyi.
4. Kecepatan membaca ke taraf lambat.
b. Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dapat dianggap berada pada urutan yang lebih
tinggi. Aspek ini mencakup:
Untuk mencapai tujuan yang terkandung dalam keterampilan mekanis tersebut, aktivitas yang sesuai
adalah membaca nyaring, membaca bersuara, untuk keterampilan pemahaman, yang paling tepat adalah
dengan membaca dalam hati. yang dapat pula dibagi atas:
a. Membaca ekstensif
b. Membaca intensif
1. Membaca survei
2. Membaca sekilas
3. Membaca dangkal
a. Membaca teliti
b. Membaca pemahaman
c. Membaca kritis
d. Membaca ide
a. Guru dapat menolong para pelajar memperkaya kosa kata mereka dengan jalan:
1. Memperkenalkan sinonim kata, antonim kata, parafrase, kata-kata yang berdasar sama.
2. Memperkenalkan imbuhan, yang mencakup awalan, sisipan, dan akhiran.
3. Mengira-ngira atau menerka makna kata dari konteks atau hubungan kalimat.
4. Menjelaskan arti sesuatu kata abstrak dengan mempergunakan bahasa daerah atau bahasa ibu
pelajar.
b. Guru dapat membantu para pelajar untuk memahami makna struktur-struktur kata, kalimat, dan
sebagainya dengan cara-cara yang telah dikemukakan di atas, disertai latihan seperlunya.
c. Guru dapat memberikan serta menjelaskan kawasan atau pengertian kiasan, sindiran, ungkapan,
pepatah, peribahasa, dan lain-lain dalam bahasa daerah atau bahasa ibu para pelajar.
d. Guru dapat menjamin dan memastikan pemahaman para pelajar dengan berbagai cara,
misalnya:
e. Guru dapat meningkatkan kecepatan membaca para pelajar dengan cara sebagi berikut:
1. Kalau para pelajar dusuruh membaca dalam hati, ukurlah waktu membaca tersebut.
2. Haruslah diusahakan agar waktu tersebut bertambah singkat serta efisien secara teratur
sepanjang tahun.
3. Haruslah dihindarkan gerakan-gerakan bibir pada saat membaca dalam hati, hal itu tidak baik
dan tidak perlu dilakukan oleh para pelajar.
4. Haruslah dijelaskan tujuan khusus, tujuan tertentu membaca itu kepada para pelajar.
Membaca pemahaman sering disebut dengan istilahmembaca intensif atau membaca cermat. Menurut
Tarigan (2015: 58) “membaca pemahaman reading for understanding yang dimaksudkandi sini adalah
sejenis membaca yang bertujuan untuk memahami:
Keterampilan yang bersifat pemahaman (comprehension skills) yang dapat dianggap berada pada urutan
yang lebih tinggi (higher order). Mencakup hal-hal sebagai berikut:
Menurut Tarigan (2015: 9) Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh
informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna. Arti (meaning) erat sekali berhubungan
dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca.
Dalam penelitian ini digunakan istilah membaca pemahaman yang merujuk kepada jenis kegiatan
membaca dalam hati yang dilakukan untuk memperoleh pengertian tentang sesuatu atau untuk tujuan
belajar sehingga memperoleh wawasan yang lebih luas tentang sesuatu yang dibaca. Membaca
pemahaman dibutuhkan kecepatan membaca yang bervariasi, tergantung pada bahan bacaan yang yang
kita baca.
a. Prabaca (Prevewing)
Metode Iqra
Iqra menurut bahasa bermakna bacalah, kata Iqra tertera dalam surah Al-„Alaq yakni
surah yang pertama kali diturunkan kepada Rasulullah Saw. yang termasuk dalam
surah makiyyah. (Mahafni, 2008)
Adapun Metode metode Iqra merupakan suatu metode didalam membaca Al-Qur‟an
yang menekankan secara langsung pada latihan membacanya. Iqra terbagi kedalam 6
jilid, yang pada setiap jilidnya memiliki tingkatan masing-masing, dimulai dari
tingkatan mudah sampai pada tingkatan rumit yang sempurna.
Metode ini disusun oleh Ustadz As‟ad Humam di daerah Yogyakarta, berkat
beliaulah kita bisa mempelajari dan mengamalkan Al-Qur‟an dengan sangat mudah
bagi mereka yang ingin mempelajarinya. Metode ini sangat praktis yakni tidak
memerlukan alat yang beragam, karena bacaannya langsung tanpa dieja, dengan
menggunakan CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif) dan lebih bersifat individual.
(Humam, 1994)
3. Penerapan Metode Iqra di SDN 262
a. Pembukaan
Guru menyiapkan kelas terlebih dahulu, agar kelas kondusif, kemudian diawali
salam dan berdoa. Adapun dalam melaksanaakannya dalam tahapan ini, guru
bisa menunjuk salah satu peserta didik untuk memimpinnya.
b. Klasikal I
Guru memberi contoh dan mempraktikan kepada siswa tentang bacaan dan hafalan
surat-surat pendek.
c. Privat
Guru selanjutnya menyampaikan materi pelajaran sesuai dengan tema pelajaran hari
itu.
d. Klasikal II
Guru kelas memimpin dan mengulang bacaan surat-surat pendek yang sudah dihafal
pada Klasikal I.
e. Untuk memperkenalkan menulis huruf al-Qur‟an
Siswa belajar tulisan/huruf-huruf yang sudah dan akan dibaca pada buku Iqra sambil
menunggu giliran membaca. Sebelumnya guru memberi contoh bagaimana menulis
huruf al-Qur‟an.
Jadi dalam pelaksanaannya proses belajar mengajar tetap mengacu dan berpedoman
pada kurikulum di SDN 262 Panyileukan Kota Bandung, adapun untuk penerapan
metode Iqra dilakukan pada saat awal dan akhir pembelajaran, sehingga tidak
mengganggu pelaksanaan proses belajar dan mengajar.
4. Peningkatan kemampuan Membaca Al-Qur‟an