Anda di halaman 1dari 7

Nama : Satrio Ajie Minarto

NIM : 1502617003

Matkul : Manajemen Risiko

Dosen : Jafar Amiruddin, S.T , M.T

UTS Manajemen Resiko

1. Jelaskan konsep tentang resiko, pengertian tentang manajemen resiko serta


bagaimana strategi manajemen resiko tersebut diterapkan !

a. Konsep Resiko

1. Pendahuluan
Dalam usaha untuk memenuhi kebutuhan hidup, manusia akan selalu
berhubungan satu sama lain, termasuk dengan alam. Pada zaman sekarang ini
interaksi antar manusia dan manusia dengan alam sekitar (lingkungan) sudah
semakin kompleksnya dimana semua hubungan tersebut kita namakan peristiwa.

2. Definisi resiko
Resiko adalah keraguan atau ketidakpastian hasil dalam suatu situasi yang
telah ditetapkan semua

3. Bentuk resiko

 Risiko murni (pure risk)

 Risiko spekulasi (speculative risk)

 Risiko khusus (particular risk)

 Risiko fundamental (fundamental risk)

4. Pengelompokan risiko Digunakan untuk :


 Menentukan apakah risiko tersebut dapat diasuransikan atau tidak

 Apakah dampak dari risiko tersebut ditanggung oleh pemerintah atay


diserahkan seluruhnya kepada perusahaan.
b. Pengertian Manajemen Risiko
Secara sederhana pengertian manajemen risiko adalah pelaksanaan fungsi-
fungsi manajemen dalam penanggulangan risiko, terutama risiko yang dihadapi oleh
organisasi/ perusahaan, keluarga dan masyarakat. Jadi mencakup kegiatan
merencanakan, mengorganisir, menyusun, memimpin/ mengkoordinir dan mengawasi
(termasuk mengevaluasi) program penanggulangan risiko.

c. Strategi Manajemen Resiko Diterapkan


1. Membuat Perencanaan
Format perencanaan tersebut dapat bervariasi, tergantung kepada kebutuhan
perusahaan anda. Sebuah perencanaan manajemen risiko untuk perusahaan yang
besar dan kompleks dapat dijalankan dengan mudah dalam ratusan halaman,
sedangkan sebuah bisnis kecil mungkin hanya memerlukan sebuah spreadsheet
kecil yang berfokus pada item utama.

2. Menentukan Bagaimana Menangani Risiko


Jadi pada poin di seri ini, kita telah mengidentifikasi seluruh risiko utama
dalam bisnis kita, memprioritaskannya berdasarkan kecendrungan dan dampak,
dan menilai efektifitas kendali sekarang ini. Langkah berikutnya adalah
menentukan apa yang harus dilakukan pada tiap risiko, sehingga kita dapat
menanganinya dengan baik. Dalam dunia manajemen risiko, ada empat strategi
utama:
d. Menghindarinya.
e. Menguranginya.
f. Memindahkannya.
g. Menerimanya.

3. Monitor
Melakukan pengukuran tidak cukup; anda juga perlu memeriksa apakah hal
tersebut bekerja, dan memonitor bisnis anda secara reguler untuk
mengidentifikasi dan menangani risiko baru.
Titik awalnya adalah perencanaan yang telah anda tetapkan. Anda sekarang
telah memiliki sebuah daftar seluruh risiko dalam bisnis anda, penilaian terhadap
kecendrungan dan dampaknya, sebuah evaluasi terhadap kendali terkini, dan
rencana tindakan untuk menanganinya. Berikut adalah contoh bagaimana
tampaknya ketika anda meletakkan semuanya bersama - sama (klik pada
tombol Risk management plan and register pada bagian akhir halaman).
Bahayanya dengan dokumen seperti ini adalah anda menghabiskan banyak
waktu untuk menyiapkan pada awalnya, namun tidak pernah kembali dan
mengupdatenya di lain waktu. Sebuah perencanaan manajemen risiko yang baik
haruslah sebuah dokumen yang hidup, yang secara konstan menjadi acuan dan
diupdate untuk mencerminkan situasi terbaru, risiko baru, dan efektifitas tindakan
anda.

2. Jelaskan tantangan masyarakat baru dikaitkan dengan resiko bagi sebuah


organisasi/perusahaan bisnis !
Risiko pasti akan dimiliki oleh setiap perusahaan yang sedang beroperasi.
Untuk meminimalisir risiko yang akan timbul, maka perusahaan harus mampu
mengatur sehingga tidak akan menganggu proses kinerja perusahaan. Pengaturan itu,
dikenal dengan sebutan manajemen risiko.

a. Bidang perdagangan
Munculnya competition risk: mengalirnya barang impor mengancam industry
local dan dapat meningkatkan defesit neraca perdagangan.

b. Bidang investasi
Munculnya exploitation risk: besarnya potensi FDI juga memunculkan risiko
eksploitasi yang berlebihan terutama karena kondisi Indonesia kurangnya regulasi
dan melimpahnya SDA

c. Bidang ketenagakerjaan
Munculnya employment risk: disebabkan oleh rendahnya Pendidikan dan
produktivitas tenaga kerja Indonesia dibandingkan dengan tenaga kerja yang
berasal dari Malaysia, singapura, dan Thailand.
3. Gambar dan jelaskan skema proses manajemen resiko !

a. Penetapan konteks (establishing the context)


Penetapan konteks bertujuan untuk mengidentifikasi dan mengungkapkan
sasaran organisasi, lingkungan dimana sasaran hendak dicapai, stakeholders yang
berkepentingan, dan keberagaman kriteria risiko, dimana hal-hal ini akan membantu
mengungkapkan dan menilai sifat dan kompleksitas dari risiko. Terdapat empat
konteks yang perlu ditentukan dalam penetapan konteks, yaitu konteks internal,
konteks eksternal, konteks manajemen risiko, dan kriteria risiko.
1. Konteks internal memperhatikan sisi internal organisasi yaitu struktur organisasi,
kultur dalam organisasi, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pencapaian
sasaran organisasi.
2. Konteks eksternal mendefinisikan sisi eksternal organisasi yaitu pesaing, otoritas,
perkembangan teknologi, dan hal-hal lain yang dapat mempengaruhi pencapaian
sasaran organisasi.
3. Konteks manajemen risiko memperhatikan bagaimana manajemen risiko
diberlakukan dan bagaimana hal tersebut akan diterapkan di masa yang akan
datang.
4. Terakhir, dalam pembentukan manajemen risiko organisasi perlu
mendefinisikan parameter yang disepakati bersama untuk digunakan sebagai
kriteria risiko.
b. Penilaian risiko (risk assessment) Penilaian risiko terdiri dari:
1. Identifikasi risiko: mengidentifikasi risiko apa saja yang dapat mempengaruhi
pencapaian sasaran organisasi.
2. Analisis risiko: menganalisis kemungkinan dan dampak dari risiko yang telah
diidentifikasi.
3. Evaluasi risiko: membandingkan hasil analisis risiko dengan kriteria risiko untuk
menentukan bagaimana penanganan risiko yang akan diterapkan.

c. Penanganan risiko (risk treatment)


Dalam menghadapi risiko terdapat empant penanganan yang dapat dilakukan
oleh organisasi:
1. Menghindari risiko (risk avoidance);
2. Mitigasi risiko (risk reduction), dapat dilakukan dengan mengurangi
kemungkinan atau dampak;
3. Transfer risiko kepada pihak ketiga (risk sharing);
4. Menerima risiko (risk acceptance).

Ketiga proses besar tersebut didampingi oleh dua proses yaitu:

1. Komunikasi dan konsultasi


Komunikasi dan konsultasi merupakan hal yang penting mengingat prinsip
manajemen risiko yang kesembilan menuntut manajemen risiko yang transparan
dan inklusif, dimana manajemen risiko harus dilakukan oleh seluruh bagian
organisasi dan memperhitungkan kepentingan dari seluruh stakeholders
organisasi. Adanya komunikasi dan konsultasi diharapkan dapat menciptakan
dukungan yang memadai pada kegiatan manajemen risiko dan membuat kegiatan
manajemen risiko menjadi tepat sasaran.

2. Monitoring dan review


Hal ini diperlukan untuk memastikan bahwa implementasi manajemen risiko
telah berjalan sesuai dengan perencanaan yang dilakukan. Hasil monitoring dan
review juga dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk melakukan
perbaikan terhadap proses manajemen risiko.

3. Recording the risk management process


Kegiatan manajemen risiko harus di-trace. Dalam proses manajemen risiko,
catatan memberikan dasar dalam perbaikan metode dan tools, serta dalam proses
keseluruhan.

4. Jelaskan langkah-langkah yang diperlukan dalam pengelolaan resiko K3


a. Risk Identification
Dalam langkah yang pertama ini yang dilakukan adalah mengidentifikasi atau
menyelidiki kemungkinan risiko yang dapat terjadi pada sebuah organisasi atau
perusahaan. Hal ini bertujuan untuk mengetahui keadaan yang akan dihadapi
kedepannya oleh organisasi atau perusahaan tersebut dalam berbagai aspek
seperti sosial, hukum, ekonomi, produk/jasa, pasar, dan teknologi yang ada.
Risiko dari setiap aspek akan dibagi menurut kategorinya masing – masing agar
mempermudah proses yang akan dilakukan selanjutnya.

b. Risk Assessment
Selanjutnya setelah risiko telah diidentifikasi pada perusahaan atau organisasi
tersebut, kemudian akan dinilai potensi keparahan kerugian dan kemungkinan
terjadinya kedepannya. Dalam hal ini, diperlukan kemampuan individu disetiap
bidangnya untuk memberikan penilaian terhadap pelbagai risiko yang telah
diidentifikasi. Tujuannya adalah agar setiap risiko berada pada prioritas yang
tepat dan teratur.

c. Risk Response
Pada langkah ini dilakukan untuk memilih dan menerapkan langkah – langkah
pengelolaan risiko. Kesulitan bagi manajer risiko adalah ketika pada saat
menentukan portofolio yang tepat untuk membentuk sebuah strategi yang
terintegrasi sehingga risiko dapat dihadapi dengan baik. Tanggapan risiko pada
dasarnya terbagi dalam kategori seperti berikut:
 Risk Avoidance, Mengambil tindakan untuk menghentikan kegiatan yang
dapat menyebabkan risiko terjadi
 Risk Reduction, Mengambil tindakan untuk mengurangi kemungkinan atau
dampak atau keduanya, biasanya melalui pengendalian di bagian internal
atau dalam sebuah perusahaan/ organisasi
 Risk Sharing or Transfer, Mengambil tindakan untuk mentransfer beberapa
risiko melalui asuransi, outsourcing atau hedging.
 Risk Acceptence, Memilih untuk tidak mengambil tindakan apapun untuk
menganggulangi risiko, melainkan menerima risiko tersebut terjadi.

d. Create a Risk Management Plan


Menyiapkan penanggulangan risiko yang tepat untuk berbagai kategori risiko.
Mitigasi perlu mendapat persetujuan oleh level manajemen yang sesuai, berikut
adalah contoh tabel manajemen risiko:

e. Implementation
Melaksanakan seluruh metode yang telah dibuat dan direncanakan untuk
mengurangpengaruh dari setiap risiko yang ada.

f. Evaluate and Review


Perencanaan yang telah direncanakan dari awal tersebut tidak akan seluruhnya
dapat berjalan dengan lancar. Perubahan keadaan atau lingkungan yang tidak
dapat diprediksi sebelumnya akan menyebabkan perubahan rencana manajemen
risiko yang telah dibuat dan direncanakan tersebut, oleh karena itu perlu
dilakukan perubahan rencana untuk menanggulangi atau mengurangi risiko yang
akan mungkin terjadi.

Anda mungkin juga menyukai